Anda di halaman 1dari 4

Kaki diabetes

Kaki diabetes adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti.
Angka amputasi akibat diabetes masih tinggi, sedangkan biaya
pengobatan juga sangat tinggi dan sering tidak terjangkau oleh
masyarakat umum. Alasan mengapa orang dengan diabetes lebih tinggi
resikonya mengalami masalah kaki, yaitu:

a. Sirkulasi darah kaki dari tungkai yang menurun (gangguan


pembuluh darah)
b. Berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf)
c. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi

Pada gangguan pembuluh darah, kaki bisa terasa sakit, jika diraba terasa
dingin, jika ada luka sukar sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut
sudah berkurang. Pemeriksaan nadi pada kaki sukar diraba, kulit tampak
pucat atau kebiru-biruan, kemudian pada akhirnya dapat menjadi
gangren/jaringan busuk, kemudian terinfeksi dan kuman tumbuh subur,
hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi bisa menjalar ke
seluruh tubuh (sepsis). Bila terjadi gangguan saraf, disebut neuropati
diabetik dapat timbul gangguan rasa yang akibatnya terjadi baal, kurang
berasa sampai mati rasa. Selain itu gangguan motorik, timbul kelemahan
otot, otot mengecil, kram otot, mudah lelah. Kaki yang tidak berasa akan
berbahaya karena bila menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal
telah timbul luka, ditambah dengan mudahnya terjadi infeksi. Kalau sudah
gangren, kaki harus dipotong di atas bagian yang membusuk tersebut.

senam kaki diabetes

latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur,
dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri
dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki.
Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat,
memutar keluar atau ke dalam dan mencengkeram pada jari-jari kaki.
Latihan senam dapat dilakukan setiap hari secara teratur, sambil santai di
rumah, juga waktu kaki teras dingin.

senam kaki dapat membantu sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot


kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Latihan senam
kaki dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Duduk secara benar di atas kursi dengan meletakan kaki di lantai


b. Dengan meletakan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah sebanyak
10x
c. Dengan meletakan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas.
Kemudian, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkat ke atas. Cara ini diulangi sebanyak 10x
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke atas
dan buat putaran 360° dengan pergerakan pada pergelangan kaki
sebanyak 10x
e. Jari-jari kaki diletakan di lantai. Tumit diangkat dan buat putaran
360° dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10x
f. Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Buat putaran 360°
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10x
g. Lutut diluruskan lalu dibengkokkan kembali ke bawah sebanyak
10x. Ulangi langkah ini untuk kaki yang sebelahnya
h. Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuk koran menjadi bola dengan
kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran
semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya
sekali:
1. Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran
2. Sebagian koran disobek-sobek menjadi kecil dengan kedua
kaku
3. Pindahkan kumpulan sobekan tersebut dengan kaki lalu
letakkan sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh
4. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi, Mengenal


Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustka
Populer Obor

apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh:

a. Periksa kaki setidap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, luka,
pendarahan. Gunakan cermin untuk melihat bagian bawah kaki,
atau minta bantuan orang lain untuk memeriksa.
b. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan
sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lunak atau batu
apung. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut, sela-sela jari
kaki harus kering, terutama sela jari ke-3 dan ke-4 dan ke-4 dan ke-
5.
c. Berikan pelembab/lotion pada daerah kaki yang kering, tetapi tidak
pada sela jari, gunanya untuk menjaga agar kulit tidak retak.
d. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak
terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar
kuku tidak tajam. Hindarkan terjadi luka pada jaringan sekitar kuku.
Bila kuku keras, sulit dipotong, rendam kaki dengan air hangat
selama ±5 menit. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan
berikan cream, pelembab kulit.
e. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
terjadi luka, juga di dalam rumah.
f. Gunakan sepatu atau sandal yang baik sesuai dengan ukuran dan
enak dipakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-
jari. Pakailah kaos kaki yang pas dan bersih terbuat dari bahan
yang mengandung katun.
g. Periksa sepatu sebelum dipakai, apadah ada kerikil/benda tajam
lain. Lepas sepatu tiap 4-6 jam serta gerakan pergelangan dan jari-
jari agar sirkulasi darah tetap baik.
h. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih.
Periksa apakah ada tanda-tanda radang.
i. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka.
j. Periksa kaki ke dokter secara rutin.

Yang tidak boleh dilakukan:

1. Jangan merendam kaki terlalu lama.


2. Jangan gunakan botol panas atau peralatan listrik untuk
memanaskan kaki.
3. Jangan berjalan di atas aspal atau batu panas tanpa alas kaki.
4. Jangan biarkan kaki kering dan pecah-pecah.
5. Jangan gunakan batu/silet untuk mengurangi kapalan (callus).
6. Jangan merokok.
7. Jangan pakai sepatu/kaos kaki yang sempit.
8. Jangan menggunakan sepatu berhak tinggi dan atau ujung sepatu
lancip.
9. Jangan menyilangkan kaki terlalu lama.
10. Jangan menggunakan perhiasan pada kaki.
11. Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan mata ikan.
12. Jangan gunakan sikat atau pisau untuk kaki.
13. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka
tersebut.

Lumenta, nico A. dkk. 2006. Kenali Jenis Penyakit dan Cara


Penyembuhannya: Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai