Masalah kesehatan reproduksi dapat muncul karena para korban biasanya dijual untuk terlibat dalam
prostitusi, yaitu menjadi pekerja seks komersial. Eksploitasi seksual sering kali terjadi sehingga korban
dapat menderita cedera fisik akibat kegiatan seksual atas dasar paksaan, serta hubungan seks yang belum
waktunya bagi korban yang masih anak-anak. Hal-hal tersebut bisa mengakibatkan timbulnya cedera
permanen pada organ reproduksi mereka. Selain itu masalah lain yang bisa timbul adalah mereka bisa
tertular penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, termasuk diantaranya adalah HIV /
AIDS. Disamping itu korban yang diperdagangkan sering tidak memiliki akses ke pelayanan-pelayanan
kesehatan dan pengobatan IMS dikarenakan kurangnya sumber daya keuangan, takut kepada majikannya,
dsb.
Masalah terkait kesehatan mental juga dapat muncul. Mayoritas para korban bisa mengalami stress dan
depresi akibat apa yang mereka alami. Seringkali para korban perdagangan manusia mengasingkan diri
dari kehidupan sosial. Bahkan, apabila sudah sangat parah, mereka juga cenderung untuk mengasingkan
diri dari keluarga. Rasa takut akan sering muncul pada diri korban perdagangan manusia. Ciri lain yang
tampak adalah korban terkadang berfikir untuk bunuh diri, kepercayaan dan harga diri yang kurang, selalu
merasa bersalah, ketakutan karena sering mimpi buruk, kehilangan harga diri. Para korban juga seringkali
kehilangan kesempatan untuk mengalami perkembangan sosial, moral, dan spiritual. Munculnya masalah
mental tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, misal karena hampir sebagian besar korban
diperdagangkan di lokasi yang berbeda bahasa dan budaya, mereka merasa terisolasi dan didominasi.
Selain itu bisa karena mereka dipaksa untuk bekerja terus dan dibatasi pergerakannya sehingga mereka
merasa stress karena tidak bisa memperoleh kebebasan.
https://www.unodc.org/toc/en/crimes/human-trafficking.html