Diisi oleh sekretariat 00 0/0 STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh, PROSEDUR Direktur OPERASIONAL
Diis oleh Sekretariat Dr. Iziddin Fadhil
Pengertian Ambulance merupakan alat transportasi yang diperlukan untuk mengangkut pasien dari suatu tempat ke tempat lain dengan atau tanpa pengawasan medis khusus. Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan pelayanan ambulance di RSIA Cempaka Az-Zahra. 2. Penanggulangan dalam bantuan hidup dasar gawat darurat 3. Pengankut pasien gawat darurat dan tidak gawat darurat ke tempat pelayanan tertentu. Kebijakan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klarifikasi Rumah Sakit. 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentag Registrasi Tenaga Kesehatan. 8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Prosedur 1. Permintaan yang datang dari dalam RSIA Cempaka Az-Zahra
langsung menghubungi petugas jaga KP, sedangkan permintaan dari luar RSIA Cempaka Az-Zahra menghubungi IGD. 2. Petugas IGD yang menerima permintaan dari luar rumah sakit segera menghubungi bagian transportasi terutama dalam hal ketersediaan mobil ambulance dan sopir. 3. Kemudian Petugas IGD menghubungi petugas jaga KP dalam hal pemenuhan kebutuhan tenaga perawat. 4. Petugas (IGD atau ruangan) mengisi formulir permohonan penggunaan ambulance dan menjelaskan tentang biaya sesuai peraturan. 5. Petugas (IGD atau ruangan) memberi surat tugas kepada bagian transportasi. 6. Dalam kondisi pasien gawat darurat dan berada di IGD, petugas IGD segera menghubungi petugas jaga KP yang memiliki wewenang untuk memberangkatkan petugas, baik dari ruang perawatan ataupun petugas IGD sendiri. 7. Jika merujuk atau mengantar pasien ke wilayah yang berada di luar areaKota Banda Aceh, petugas jaga KP berkoordinasi dengan petugas lain (Front Office atau petugas IGD) yang terkait untuk dapat menyediakan sejumlah uang untuk keperluan transportasi (misalkan untuk pengisian bahan bakar, ban bocor, ataupun keperluan lain) sesuai perkiraan yang ditetapkan dengan tujuan untuk selanjutnya dapat dipergunakan dan dipertanggungjawabkan sebagaimana perlunya. 8. Petugas yang merujuk atau mengantar pasien ke wilayah yang berada di luar kota Banda Aceh berhak mendapatkan uang makan sebesar Rp 15.000,00 per kali shift yang bisa diambil di kasir atau Front Office (pada jam 07.00-21.00), sedangkan bila merujuk pasien di atas jam 21.00 WIB dapat diambil di Bagian Keuangan keesokan harinya (dengan catatan sudah mendapatkan persetujuan dari petugas jaga KP yang berupa memo tertulis yang ditujukan pada Bagian Keuangan). 9. Bila ambulance dipakai untuk kepentingan lain di wilayah kota Batu, selain untuk keperluan terkait dengan pelayanan pasien maka harus melalui persetujuan Manajer IGD & Outcare dan/atau yang ditunjuk serta diberi kewenangan. Dimana akan diberlakukan respon time saat ambulance sewaktu-waktu diperlukan. Unit Terkait Manajer Keperawatan Instalasi Gawat Darurat Bagian Humas - Informasi & Transportasi Bagian Administrasi dan Keuangan