MAKASSAR
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PELATIHAN ANCANGAN APLIKASI (AA)
ANGKATAN KE-23
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK JURUSAN KEBIDANAN
STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
PEMBIMBING PESERTA
2
KATA PENGANTAR
3
9. Dr.Ir. Ganding Sitepu, Dipl-Ing sebagai narasumber dalam pelatihan Pekerti dan
Ancangan Aplikasi angkatan ke-20 Tahun 2015
10. Prof.Dr.Ir. Lellah Rahim, M.Sc sebagai narasumber dalam pelatihan Pekerti dan
Ancangan Aplikasi angkatan ke-20 Tahun 2015
11. Munira Hasyim, SS. M.Hum sebagai narasumber dalam pelatihan Pekerti dan
Ancangan Aplikasi angkatan ke-20 Tahun 2015
12. Seluruh dosen dan staf STIKes Mega Rezky Makassar yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama menjadi peserta pelatihan.
13. Teristimewa terima kasih yang tulus dan penghargaan tak terhingga peneliti
ucapkan kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberikan motivasi,
dukungan dan bantuan moril dalam menyelesaikan penelitian ini.
Semoga segala bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan kepada penulis,
senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, akhir kata
peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat. Amin. Wassalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................…………i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................………….
DAFTAR ISI............................................................................................………….
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 69
5
BAGIAN I
KONSEP PROSEDURAL OPERASI STANDAR
(Rancangan prosedur operasi standar praktik klinik)
Ada
Ketemu dengan anggota kelompok dan pembimbing institusi
TL Lulus Lulus TL
6
BAGIAN II
SKENARIO PROSES PEMBELAJARAN
Pokok Bahasan :
Pendokumentasian hasil asuhan pada masa nifas.
Tujuan :
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu melakukan pendokumentasian
asuhan masa nifas, dengan indikator:
Sistematika penulisan.
Kemampuan mendiagnosa.
Ketepatan data
Kemampuan menyelesaikan masalah
Keaktifan .
Metode pembelajaran
Studi kasus
Kasus
Seorang ibu berumur 25 tahun telah melahirkan anak pertama secara pervaginam tgl.
30 Desember 2014 dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3200 gram, panjang
badan 47 cm. Ibu mengeluh nyeri perut. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Bidan
tgl. 31 Desember 2014 dengan hasil sebagai berikut :
KU: Ibu kelihatan cemas
TTV:
TD: 110/70 mmHg N: 82 x/i
S : 36,6 oC P : 22 x/i
7
Pemeriksaan Fisik :
Kepala: kulit kepala tampak bersih
Wajah : tidak tampak pucat dan tidak ada oedema
Mata : Sklera putih dan konjungtiva merah muda
Hidung : Tidak ada sekret dan polip
Mulut : Bibir lembab dan tidak ada caries pada gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
Payudara : simetris kiri dan kanan, tidak ada bentolan, puting susu terbentuk dan ASI
(+)
Abdomen : Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bulat), TFU 2 jari bawah pusat
Genetalia : Tidak ada kerlainan pada vulva, pengeluaran lokhea rubra, tampak luka
jahitan perineum mengering
Tungkai Bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises dan refleks patella positif
Tugas Mahasiswa
Penilaian:
Kemampuan mendiagnosis : 25%
Kemampuan menyelesaikan masalah : 30%
Ketepatan data : 15%
Sistematika penulisan : 15%
Keaktifan : 15%
BAGIAN III
8
INSTRUMEN ASESMEN
( RUBRIK PENILAIAN )
Pedoman Observasi
Model penilaian Tugas makalah mahasiswa
NAMA MAHASISWA :
TANGGAL :
1 9
Kurang : Jika hanya kesimpulan
Jumlah skor
Ket:
Baik =3
Cukup =2
Kurang =1
Makassar,...................2015
Penilai
(....................................)
BAGIAN IV
EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN
TABEL 1
RANCANGAN EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN
No Informasi yangh Indikator
dibutuhkan
1 Persepsi mahasiswa terhadap 1.1. Penguasaan dosen terhadap materi kuliah
kemampuan dosen dalam 1.2. Kemampuan dosen dalam menjelaskan
proses pembelajaran 1.3. Kemampuan dosen dalam bertanya
10
1.4. Kemampuan dosen berdialog dengan mahasiswa
1.5. Kemampuan dosen menerapkan strategi
pembelajaran secara bervariasi
2 Kualitas Clinically Skill Lab 2.1. Tersedianya sarana dan prasarana
2.2. Relevansi sarana dengan materi
2.3. Tersedianya pedoman praktikum (penuntun
belajar dan daftar tilik)
3 Kualitas materi pembelajaran 3.1. Sistematika urutan materi kuliah
3.2. Kualitas penugasan
3.3. Mutu soal-soal ujian
4 Kualitas media pembelajaran 4.1. Bahan bacaan yang terkini
4.2. Penambahan bahan bacaan
4.3. Media pembelajaran online (LMS)
4.4. Media pembelajaran masih baik
11
TABEL 2
RENCANA EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN
No Informasi yang Indikator Metode Responden Waktu
Teknik Instrumen
dibutuhkan
1 Persepsi mahasiswa 1.1. Penguasaan dosen terhadap Observasi Kuesioner Mahasiswa Tengah dan akhir semester III
terahdap kemampuan materi kuliah
dosen dalam proses 1.2. Kemampuan dosen dalam Observasi Kuesioner Mahasiswa
pembelajaran menjelaskan
1.3. Kemampuan dosen dalam Observasi Kuesioner Mahasiswa
bertanya
1.4. Kemampuan dosen berdialog Observasi Kuesioner Mahasiswa
dengan mahasiswa
1.5. Kemampuan dosen
menerapkan strategi Observasi Kuesioner Mahasiswa
pembelajaran secara
bervariasi
2 Kualitas clinically 2.1 Tersedianya sarana dan prasarana Observasi Kuesioner Mahasiswa Tengah dan akhir semester III
skill lab 2.2 Relevansi sarana dengan materi Dosen
Observasi Kuesioner Mahasiswa
Dosen
3 Kualitas materi 3.1 Sistimaka urutan materi Review dokumen Pedoman review Rekan dosen Awal semester
pembelajaran kuliah dokumen
3.2 Kualitas penugasan
Review dokumen Pedoman review Rekan dosen Awal semester
3.3 Mutu soal-soal dan observasi dokumen
TABEL 3
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MENGUMPULKAN DATA
No Informasi yang dibutuhkan Indikator Pertanyaan
1 Persepsi mahasiswa terhadap 1.1. Penguasaan dosen terhadap 1.1. Bagaimana tingkat penguasaan dosen tentang materi
13
kemampuan dosen dalam proses materi kuliah perkuliahan
pembelajaran 1.2. Kemampuan dosen dalam 1 2 3 4 5
menjelaskan Buruk sekali baik sekali
1.3. Kemampuan dosen dalam 1.2. Bagaimana kemampuan dosen dalam menjelaskan materi
bertanya perkuliahan
1.4. Kemampuan dosen berdialog 1 2 3 4 5
dengan mahasiswa Buruk sekali baik sekali
1.5. Kemampuan dosen dalam 1.3. Bagaimanakah kemampuan dosen dalam bertanya
menerapkan strategi 1 2 3 4 5
pembelajaran secara Buruk sekali baik sekali
bervariasi 1.4. Bagaimanakah kemampuan dosen dalam berdialog
1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
1.5. Bagaimanakah kemampuan dosen dalam menerapkan
strategi pembelajaran secara bervariasi
1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
No Informasi yang dibutuhkan Indikator Pertanyaan
2 Kualitas clinically skill lab 2.1. Tersedianya sarana dan 2.1 Apakah sarana dan prasarana tersedia berdasarkan standar
prasarana 1 2 3 4 5
2.2. Relevansi materi dengan Tidak tersedia tersedia
praktikum 2.2 Apakah materi relevan dengan sarana praktikum
14
2.3. Tersedianya pedoman 1 2 3 4 5
praktikum (penuntun belajar Sangat tidak relevan paling relevan
dan daftar tilik) 2.3 Apakah pedoman praktikum tersedia sesuai dengan
kebutuhan
1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
3 Kualitas materi pembelajaran 3.1. Sistimatika urutan materi 3.1. Apakah materi perkuliahan sistimatis dan berurutan
kuliah
1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
15
3.2. Kualitas penugasan 3.2. Apakah penugasan yang diberikan berkualitas
1 2 3 4 5
3.3. Mutu soal-soal Buruk sekali Baik sekali
3.3 Mutu soal-soal
1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
4 Kuantitas sarana media 4.1 Bahan bacaan terkini 4.1. Apakah bahan bacaan berdasarkan referensi terkniki
pembelajaran 1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
4.2 Penambahan bahan bacaan 4.2. Apakah bahan bacaan selalu bertambah setiap tahun
1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
4.3 Media pembelajaran online 4.3. Apakah media pembelajaran online sudah dimiliki
(LMS) 1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
4.4 Media pembelajaran masih 4.4. Apakah media pembelajaran online sudah dimiliki
baik 1 2 3 4 5
Buruk sekali baik sekali
16
REKONSTRUKSI PROSES PEMBELAJARAN
ASUHAN KEBIDANAN III ( NIFAS)
pembelajaran
3.2 Kualitas penugasan sudah
baik
Kualitas clinically skill
lab
3.3 Mutu soal-soal sudah baik
Kualitas media 4.1 Bacaan terkini Sudah banyak
4
pembelajaran 4.2 Bahan bacaan sudah banyak
penambahan alat/media
online
15
16
BAGIAN V
KONTRAK PEMBELAJARAN
Mata kuliah ini memberikan kemampuan pada mahasiswa agar dapat menguasai dasar-dasar
ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian kebidanan sehingga mampu memberikan
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu nifas secara komprehensif dan profesional.
3. SASARAN PEMBELAJARAN
17
9) Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan dalam masa nifas.
4. ORGANISASI MATERI
2. Perubahan fisiologi masa nifas3. Perubahan psikologi masa nifas 4. Manajemen laktasi
5. STRATEGI PEMBELAJARAN
Mata kuliah ini menggunakan metode kuliah interkatif (ceramah dan tanya jawab) tentang
konsep dasar, diskusi kelompok, studi kasus untuk melahih kemampuan analisis kasus,
selanjutnta untuk keterampilan mahasiswa digunakan strategi praktikum, simulasi. Selain itu
terdapat Tugas mandiri, mid tes dan final tes.
18
6. MATERI BAHAN BACAAN
1. Ari Sulistyawati, 2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, ANDI,
Yogyakarta
2. Bobak, 2006, Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta
3. Depkes RI, 2007, Standar Profesi Bidan, PP IBI Jakrta
4. Manuaba dkk, 2007, Pengantar Kuiah Obstetri, EGC, Jakarta
5. Varney dkk, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Vol 1, EGC, Jakrta
6. Saifuddin AB, 2008, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,
YBPSP, Jakarta
7. Saifuddin AB, 2008, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,
YPBSP, Jakarta
8. Saifuddin AB, 2008, Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo, YPBSP, Jakarta
9. Ambarwaty dkk, 2009, Asuhan Kebidanan Nifas, Mitra Cendikia, Jogyakarta
7. TUGAS
1. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti
pembelajaran
2. Tugas kelompok dibuat laporan bentuk makalah.
3. Tugas mandiri dibuat secara individu sesuai format yang ada.
4. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan jadwal
yang ditentukan
8. KRITERIA PENILAIAN
19
Nilai Point Range
A 4 ≥ 80
B 3 70 – 79
C 2 60 -69
D 1 50 – 59
E 0 ≤ 49
9. NORMA AKADEMIK
1. Mahasiswa harus menggunakan seragam rapih dan mengenakan sepatu saat perkuliahan
serta tidak mengganggu jalannya pembelajaran.
2. Mahasiswa yang terlambat tidak diperbolehkan masuk setelah 15 menit pelajaran
dimulai.
3. Selama proses pembelajaran semua Hand Phone harus dinonaktifkan
10. JADWAL PEMBELAJARAN
20
MINGGU Materi Pembelajaran Dosen
21
BAGIAN VI
PANDUAN CLINICALLY SKILL LAB
1. Job sheet.
2. Penuntun Belajar
22
REFERENSI
Ari Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Lusa. 2011. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas. http://www.lusa.web.id/kebutuhan-dasar-ibu-nifas/.
Diakses tanggal 22 Desember 2011.
Saifuddin A.B 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Siti Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
METODE
PENDAHULUAN
1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan keterkaitan materi praktikum yang akan diberikan dengan materi
sebelumnya
3. Menyampaikan objek atau tujuan dari mahasiswa mempelajari mata kuliah ini
4. Menjelaskan metoda yang akan ditempuh mahasiswa dari praktikum yang akan
dilakukan, yaitu dengan memperhatikan peragaan yang ditampilkan dari pembimbing
dan dilakukan secara individual oleh mahasiswa
5. Menjelaskan kepada mahasiswa bahwa keterampilan ini penting dan harus dikuasai
oleh mahasiswa sebagai calon bidan agar dapat memberikan asuhan pada ibu nifas
sesuai dengan standar dan kewenangan.
23
PENYAJIAN
Key point:
Sapa ibu dengan hangat dan ramah
Menerangkan apa kegunaan pemeriksaan fisik pada
ibu nifas
Anamnesa:
Menanyakan apa yang dirasakan ibu
Menanyakan keluhan-keluhan ibu atau pertanyaan
yang ingin diketahui
Menanyakan tentang riwayat persalinan
Key Point:
Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah normal 120/80 mmHg
Pemeriksaan suhu
Suhu Normal 36-37’C
Pemeriksaan nadi
Nadi normal 60-90 kali per menit
Pemeriksaan pernafasan
Nafas normal 16-24 kali permenit
Key point :
Gunakan teknik mencuci tangan 7 langkah dengan
mengunakan lap bersih
Gunakan teknik pencegahan infeksi
24
b. Pembesaran pembuluh limpe
Key Point:
Adanya pembesaran atau tidak
Putting susu menonjol atau tidak
Simetris atau tidak
Hiperpigmentasi atau tidak
Aerola bersih atau tidak
Pengeluaran kolostrum ada atau tidak
6 Melakukan pemeriksaan abdomen
• Abdomen
Key point:
Ada bekas luka operasi atau tidak
Kandung kemih kosong atau tidak
Medeteksi kontraksi uterus
7 Memeriksa kaki :
Key Point :
apakah ada varices, apa ada
warna kemerahan pada betis,
tanda odemá
Key point :
Secara dorsal recumbent
Key point :
Pencengahan infeksi
25
10 Memeriksa perineum
Key point :
Mengkaji keadaan luka jahitan perineum (tanda-
tanda infeksi, proses penyembuhan luka, dan
keadaan benang jahitan)
Perhatikan warna, konsistensi dan bau lokhia
Key point :
Sehingga pasien tahu hasil dari pemeriksaan yang d
lakukan.
Key point :
Rapikan pasien, pasang pembalut dan pakaian
dalam pasien
Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
pasien
Key point :
Gunakan teknik mencuci tangan 7 langkah dengan
mengunakan lap bersih
Gunakan teknik pencegahan infeksi
26
14 Melakukan pendokumentasian
Key point :
Mencatat semua tindakan dan hasil pemeriksaan
yang telah di lakukan
PENERAPAN
Dosen mempraktikan senam nifas dengan langkah-langkah job sheet
Meminta semua mahasiswa untuk mempraktekkan pemeriksaan fisik ibu nifas dibawah
bimbingan dosen
Menunjuk salah satu mahasiswa untuk melakukan pemeriksaan fisik ibu nifas.
Dosen mengevaluasi mahasiswa dalam mempraktikan prosedur pemeriksaan fisik ibu
nifas sambil memberikan bimbingan dan umpan balik.
PENILAIAN
27
BAB VII
MODUL DAN BAHAN AJAR
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Dalam pokok bahasan ini akan dibahas tentang proses laktasi dan menyusui
meliputi : anatomi dan fisiologi payudara, dukungan bidan dalam pemberian ASI,
manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI, tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif,
cara perawatan payudara, cara menyusui yang benar dan masalah dalam pemberian ASI.
B. Manfaat
Pokok bahasan kebutuhan dasar ibu masa nifas merupakan materi yang harus
diketahui agar dapat mengetahui anatomi dan fisiologi payudara, memahami pentingnya
dukungan bidan dalam pemberian ASI, pentingnya manfaat pemberian ASI, pentingnya
komposisi gizi dalam ASI, memahami tanda bayi cukup ASI, pentingnya ASI eksklusif,
memahami cara perawatan payudara, memahami cara menyusui yang benar dan masalah
dalam pemberian ASI.
C. Sasaran Belajar
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang proses
laktasi dan menyusui.
D. Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi payudara
2. Menjelaskan dukungan bidan dalam pemberian ASI
3. Menjelaskan manfaat pemberian ASI
4. Menjelaskan komposisi gizi dalam ASI
5. Menjelaskan tanda bayi cukup ASI
28
6. Menjelaskan ASI eksklusif
7. Menjelaskan cara perawatan payudara
8. Menjelaskan cara menyusui yang benar
9. Menjelaskan masalah dalam pemberian ASI
PENYAJIAN
Struktur mikroskopik
Terdiri dari:
1. Kelenjar susu (lobulus) yang menghasilkan susu
2. Duct atau saluran yang mengangkut susu dari kelenjar susu (lobulus) ke puting
Putting
3. Areola (daerah berpigmen merah muda atau coklat di sekitar puting susu)
4. Jaringan ikat (fibrous) yang mengelilingi lobulus dan duct
5. Lemak
2. Fisiologi payudara
Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI di namakan laktasi. Ketika bayi
mengisap payudara, hormone yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari
29
dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu (sacs)
yang berlokasi di belakang areola, lalu kedalam mulut bayi.
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul.
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
30
Mencegah anemia defisiensi zat besi
Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
Menunda kesuburan
3. Manfaat bagi keluarga
Mudah dalam proses pemberiannya
Mengurangi biaya rumah tangga
Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk
berobat
4. Manfaat bagi Negara
Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan
Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan perlengkapan
menyusui
Mengurangi polusi
Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
31
Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan
sebagai berikut:
1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8 kali
pada 2-3 minggu pertama
2. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih muda
pada hari kelima setelah lahir.
3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
F. ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk kolostrum tanpa tambahan apapun
sejak dari lahir, dengan kata lain pemberian susu formula, air matang, air gula, dan
madu untuk bayi baru lahir tidak di benarkan
Berikut adalah manfaat ASI Ekslusif enam bulan daripada hanya empat bulan.
Untuk Bayi
Bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama
dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan.
ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi
Untuk Ibu
32
Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan
berikutnya
lebih ekonomis
33
(posisi bertumpuk). Lalu digerakkan secara bergantian keatas sambil menyentuh
sedikit payudara dan dilepas perlahan-lahan, lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
- Dilanjutkan dengan arah garukan yang terakhir adalah melintang yaitu
tempatkan kedua telapak tangan dibawah kedua payudara kiri dan kanan,
kemudian secara bersamaan digerak-gerakan keatas sambil menyentuh sedikit
payudara dan dilepas perlahan-lahan, lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
- Pengurutan II
Salah satu tangan menopang payudara sedang tangan yang lainnya mengurut
payudara dari pangkal menuju putting susu dengan tangan dikepalkan.
Lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
- Pengurutan III
Satu payudara dan telapak tangan menopang yang lainnya mengatur payudara
dari pangkal menuju ke putting susu. Lakukanlah secara bergantian pada
payudara kiri dan kanan, lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
- Pengurutan IV
Merangsang payudara dengan mengompreskan air hangat dan air dingin secara
bergantian dengan memakai waslap, dilakukan sebanyak 15-30 kali. Bisa juga
dilakukan oleh ibu pada saat mandi dikamar mandi dengan menggunakan
Waskom kecil berisi air hangat diguyur atau diciprat-cipratkan ke payudara dan
untuk air dinginnya bisa dilakukan saat ibu mandi dengan air dingin.
Selanjutnya dikeringkan dengan handuk dan alat-alat yang dipakai dibereskan
- Pakailah BH khusus untuk menyusui bayi (BH yang menyangga payudara)
Penting ;
Jangan membersihkan putting susu dengan sabun atau alcohol karena dapat
menyebabkan putting susu lecet/sakit.
Perawatan dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi.
34
9. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari serta ibu jari menekan
payudara bagian atas areola
10. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyemtuh pipi bayi
dengan putting susu
11. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan kepayudara ibu
dengan putting serta areola dimasukkan kemulut bayi
12. Melepas isapan bayi
35
c. Minggu pertama atau kedua apabila diperlukan
Bila bayi tidak dapat menghisap secara efektif pada minggu pertama atau
kedua, bantu ibu untuk :
Peras ASI dan berikan dengan cangkir atau langsung kemulut bayi
Biarkan bayi mencari payudara ibu lebih sering
2. Putting lecet
Manajemen puting susu lecet yaitu :
a. Berikan pengobatan yang sesuai
- Bangun rasa percaya diri ibu, jelaskan bahwa lecet/nyeri bersifat
sementara dan menyusui akan segera terasa nyaman, mulai
menyusui pada puting yang tidak sakit dan menyusui bayi sebelum
sangat lapar
- Bantu ibu memperbaiki pelekatan, ibu dapat terus menyusui dan
tidak perlu mengistirahatkan payudaranya.
- Kalau perlu bantu ibu mengurangi engorgement/payudara bengkak,
ibu sebaiknya menyusui sesering mungkin atau merasa ASI
- Pertimbangkan pengobatan candida apabila kulit putting dan areola
terlihat merah, mengkilat atau bersisik dan gatal atau nyeri dan
lecetnya berlanjut.
3. Penyumbatan kelenjar payudara
Cara perawatan penyumbatan kelenjar payudara adalah sebelum
menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
berlahan-lahan bergerak kearah puting susu dan lebih berhati-hatilah
pada area yang mengeras. Menyusui sering mungkin dengan jangka
waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu
kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat
pada awal sesi menyusui sehingga dapat mengeringkannya dengan
efektif. Lanjutkan dengan megeluarkan air susu dari payudara itu sendiri
setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan
isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan handuk halus yang sudah
dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali
dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan
pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan
kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun kearah putting susu.
4. Mastitis
36
Adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi.
Penanganan
- Lanjutkan menyusui dan bebat payudara
- Berikan kompres dingin sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak
dan nyeri
- Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin
- Jika bersifat infeksius, berikaan analgesic non narkotik, antipiretik
(ibuprofen, asetaaminofen, paracetamol) untuk mengurangi demam
dan nyeri
- Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (<
39⁰C) periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi
streptokokal
- Pertimbangkan pemberian antibiotic antistafilokokus kecuali jka
demam dan gejala berkurang
5. Abses payudara
Merupakan komplikasi lanjut dari mastitis yang menyebabkan
meluasnya peradangan pada payudara. Gejalanya tampak lebih parah,
payudara lebih merah dan mengkilap dengan benjolan lunak yang
berisi pus. Perawatannya dengan incici pus dan drain paada abses,
pemberian antibiotic dan analgesic bebat payudara dan kompres dingin
sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Bayi tetap
disusui pada payudara yang sehat sedangkan payudara yang sakit
ASInya diperas dan dibuang, bayi dapat menyusu kembali setelah
sembuh.
6. Menolak menyusu
Sebab-sebab bayi menolak untuk meyusui adalah:
1. Bayi sakit, kesakitan atau tersedak
2. Ada kesulitan dengan teknik menyusui
3. Perubahan yang membuat bayi marah
7. Kandida/Sariawan
37
Merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dana bayi
telah pengobatan antibiotic. Ibu mengeluh nyeri tekan yang berat dan
rasa tidak nyaman, khususnya selama dan segera setelah menyusui. Bayi
dapat menderita ruam popok, dengan pustula yang menonjol, merah,
tampak luka dan/ atau seperti terbakar yang kemerahan. Pada kasus-
kasus yang berat, bintik-bintik atau bercak-bercak putih mungkin terlihat
merasakan nyeri dan menolak untuk mengisap.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot
dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Proses
produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI di namakan laktasi. Ketika bayi mengisap
payudara, hormone yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam
alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu (sacs) yang
berlokasi di belakang areola, lalu kedalam mulut bayi.
2. ASI mempunyai manfaat baik bagi bayi, ibu, keluarga dan negara.
3. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk kolostrum tanpa tambahan apapun
sejak dari lahir, dengan kata lain pemberian susu formula, air matang, air gula, dan
madu untuk bayi baru lahir tidak di benarkan.
4. Masalah dalam pemberian ASI adalah putting susu datar/terbenam, putting susu lecet,
mastitis dan sebagainya.
5. Evaluasi
Menuliskan kembali apa yang diketahui tentang proses laktasi dan menyusui.
SOAL
38
UMPAN BALIK :
1. Bila anda dapat menyelesaikan soal diatas sebanyak 6 nomor maka anda dapat
melanjutkan mempelajari materi berikutnya.
2. Bila anda dapat menyelesaikan kurang dari 6 nomor maka anda harus mengulang kembali
materi.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Hanifa Wiknojosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Lusa. 2011. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas. http://www.lusa.web.id/kebutuhan-dasar-ibu-
nifas/. Diakses tanggal 22 Desember 2011.
Saifuddin A.B 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Jakarta: JNPKRR.
Saifuddin A.B 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Siti Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
39
BAGIAN VIII
BAHAN PRESENTASE KULIAH
( HANDOUT MATERI )
40
41
42
43
44
45
46
47
48
BIODATA PENULIS
A. IDENTITAS
1. Nama : Yulinar
5. Agama : Islam
49
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
50