BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PASAMAN
2.1.1 Kemiringan
Di Kabupaten Pasaman, bentuk bentang alamnya cukup beragam. Jenis
kemiringan yang paling dominan membentuk bentang alam ialah kemiringan lebih
dari 40%, yaitu terbentang seluas 267.650,85 Ha atau mencapai 67,80% dari luas
kabupaten. Lereng sangat terjal tersebut berada di Kecamatan Rao Utara, Rao, Rao
Selatan, Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan. Selanjutnya Lereng Datar (0-
8%) seluas 61.105 Ha atau 15,48% berada di Kecamatan Tigo Nagari, Bonjol, Lubuk
Sikaping, Panti, Padang Gelugur, sebagian kecil Rao Selatan dan Kecamatan Dua
Koto. Adapun tingkat kelerengan lainnya yang juga masih dapat diperkenankan
untuk kegiatan budidaya adalah; 8–15% dan 15–25% relatif tidak terlalu luas, yaitu
masing-masing 3,03% dan 4,88% dari luas wilayah.
Tabel II.2.1
Luas Wilayah Kabupaten Pasaman
Menurut Kelerengan Berdasarkan Data
No Kemiringan Lahan Luas
(Ha) (%)
1 Datar (0-8 %) 61.105,43 15,48
2 Bergelombang (8-15 %) 11.972,42 3,03
3 Terjal (15 – 25% 19.273,28 4,88
4 Curam (25-40 %) 34.761,02 8,81
5 Sangat Curam (lebih dari 40 %) 267.650,85 67,80
Jumlah 394.763,00 100,00
2.1.2 Ketinggian
Kabupaten Pasaman berada pada ketinggian 50 – 2.912 m dari permukaan
laut. Dalam penetapan regionalisasi ketinggian digunakan klasifikasi menurut
Wilayah Tanah Usaha sebagai berikut :
Tabel II.2.2
Ketinggian Masing-Masing Kecamatan
di Kabupaten Pasaman
No Kecamatan Ketinggian (Dpl)
1 Bonjol 100 – 1.160
2 Lubuk Sikaping 235 - 2.340
3 Tigo Nagari 50 - 2.912
4 Panti 221 - 1.521
5 Dua Koto 300 - 2.172
6 Rao 250 - 1.220
7 Mapat Tunggul 150 - 2.281
8 Mapat Tunggul Selatan 150 - 2.281
9 Rao Utara 360 - 1.886
10 Rao Selatan 252 - 1.100
11 Padang Gelugur 250 - 1.220
12 Simpang Alahan Mati 100 - 890
JUMLAH 50 – 2.912
Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka, 2010
2.1.7 Klimatologi
Kabupaten Pasaman secara umum mempunyai suhu rata-rata 20oC - 26oC.
Keadaan curah hujan rata-rata bulanan daerah ini berkisar 132 – 400 mm dan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 3
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN
keadaan rata-rata hari hujan berkisar 4 – 20 hari dan rata-rata curah hujan dalam
setahun 300 mm. Jumlah bulan basah 28 sedangkan bulan kering 1 dan bulan
lembab 2.
2.1.8 Hidrologi
Di wilayah Kabupaten Pasaman banyaknya terdapat sungai, baik sungai besar
maupun sungai kecil, yang tersebar di setiap kecamatan. Beberapa sungai besar
yang penting adalah Batang Sumpur, Batang Masang, Batang Pasaman, Batang
Sontang, Batang Asik, Batang Bindalik, Batang Alahan Panjang, Batang Tibawan, dan
Batang Kampar. Kecamatan Tigo Nagari merupakan kecamatan yang paling banyak
sungainya (51 sungai) dan diikuti oleh Kecamatan Bonjol (29 sungai). Sungai-sungai
yang terdapat di Kecamatan Mapat Tunggul merupakan daerah hulu sungai-sungai
besar yang mengalir ke wilayah Provinsi Riau dan Kabupaten 50 Kota.
Tabel II.2.3
Persentase Luas Lahan Menurut Penggunaannya
Luas
No Kemiringan Lahan
(Ha) (%)
1 Perkampungan / Villages 7 206,73 1,83
Luas
No Kemiringan Lahan
(Ha) (%)
7 Perkebunan Besar / Estate 212,00 0,05
2.2 Administratif
Secara administrasi, Kabupaten Pasaman terbagi dalam 12 kecamatan, 32
Nagari dan 209 Jorong. Dalam hal luas wilayah, kecamatan yang paling luas
wilayahnya adalah Kecamatan Mapat Tunggul dengan luas 605,29 Km² atau sebesar
15,33% dari luas wilayah Kabupaten Pasaman, dengan 2 Nagari dan 11 Jorong.
Sedangkan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Simpang Alahan Mati dengan luas
69,56 Km² atau 1,76% dari luas wilayah Kabupaten Pasaman yang terdiri dari 2
Nagari dan 8 Jorong. Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kabupaten Pasaman
adalah sebagai berikut :
Tabel II.2.4
Nama Kecamatan, Luas, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong
di Kabupaten Pasaman Tahun 2010
Ibukota Luas Wilayah Jumlah Jumlah
No Kecamatan
Kecamatan (Km²) (%) Nagari Jorong
Untuk lebih jelasnya mengenai letak geografis dan orientasi Wilayah Kabupaten Pasaman
dapat dilihat pada Gambar II.2.1 Peta Orientasi Kabupaten Pasaman dan Gambar II.2.2.
Peta Administrasi Kabupaten Pasaman sebagai berikut :
2.3 Kependudukan
Penduduk Kabupaten Pasaman pada tahun 2009 sebesar 263.780 jiwa,
terdiri dari 130.730 jiwa laki-laki dan 133.050 jiwa penduduk perempuan yang
tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pasaman. Jumlah penduduk terbesar berada
pada Kecamatan Lubuk Sikaping dengan jumlah 45.726 jiwa, sedangkan sebaran
jumlah penduduk paling kecil berada pada Kecamatan Mapat Tunggul Selatan
dengan jumlah 7.203 jiwa.
Untuk mengetahui lebih jelas jumlah penduduk di Kabupaten Pasaman dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel II.2.5
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Pasaman Tahun 2009
Kepadatan
No Kecamatan Jumlah Penduduk Per Km2
Penduduk
1 Bonjol 25 532 6 383 131
2 Tigo Nagari 23 386 7 795 66
3 Simpang Alahan Mati 9 866 4 933 142
4 Lubuk Sikaping 45 726 7 621 132
5 Dua Koto 28 583 14 292 79
6 Panti 34 014 34 014 160
7 Padang Gelugur 21 961 21 961 137
8 Rao 23 458 11 729 99
9 Mapat Tunggul 8 579 2 860 14
10 Mapat Tunggul Selatan 7 203 3 602 15
11 Rao Selatan 24 056 8 019 71
12 Rao Utara 10 312 3 437 17
Jumlah 263.780 8.243 67
Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka 2010
Tabel II 2.6
Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2004-2009
No Jumlah Penduduk
Kecamatan
2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 Bonjol 24.107 24.685 25.277 25.532 25.776 23.891
2 Tigo Nagari 21.622 22.355 23.113 23.386 23.617 25.991
3 Simpang Alahan Mati 9.786 9.808 9.830 9.866 9.906 10.006
4 Lubuk Sikaping 40.419 42.103 43.858 44.521 45.179 45.726
5 Dua Koto 26.082 26.892 27.727 28.005 28.278 28.583
6 Panti 26.040 26.191 33.175 33.410 33.649 34.014
7 Padang Gelugur 31.197 27.868 21.524 21.637 21.717 21.961
8 Rao 21.399 22.082 22.792 23.013 23.225 23.458
9 Rao Utara 9.903 9.961 10.020 10.089 10.192 10.312
10 Rao Selatan 17.847 22.493 23.362 23.662 23.823 24.056
11 Mapat Tunggul 8.057 8.196 8.336 8.423 8.495 8.579
12 Mapat Tunggul Selatan 6.992 7.018 7.046 7.087 7.130 7.203
Jumlah 243.451 249.652 256.060 258.631 260.987 263.780
Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2005 - 2010
Tabel II 2.8
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman
2.4 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Pasaman masih rendah.
Tingkat kualitas sumber daya manusia di Kabupaten pasaman dari tahun ke tahun
memperlihatkan perkembangan yang sangat menggembirakan, ini terlihat dari
persentase angka melek huruf yang sudah mencapai angka 97,50%, walaupun
masih kurang dari target pencapaian RPJMD Kabupaten Pasaman Tahun 2006 –
2010 tapi ini sudah menandakan bahwa masyarakat di Kabupaten Pasaman
terbebas dari buta huruf.
Taraf pendidikan penduduk di Kabupaten Pasaman telah mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun 2006 jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
melek huruf mencapai 200.688 orang (96,88%) meningkat dibanding tahun
sebelumnya yang berjumlah 149.546 orang (95,8%). Namun hal ini menunjukkan
bahwa masih ada penduduk yang buta huruf sekitar 6.458 orang (3,12%).
Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada tahun untuk usia 7 – 12 tahun sudah
mencapai 99,44%. Namun jika dilihat pada usia pendidikan yang lebih tinggi masih
perlu dilakukan peningkatan kinerja layanan pendidikan. APS untuk usia 13 – 15
tahun hanya sebesar 78,59% dan usia 16 – 18 tahun hanya 45,01%. Dapat
disimpulkan bahwa lebih dari separuh penduduk usia 16 – 18 tahun di Kabupaten
Pasaman tidak lagi melanjutkan pendidikan formal.
Beberapa keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari
Angka Melek Huruf (AMH), Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK),
Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan. AMH
adalah persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis huruf latin.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 10
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN
AMH tahun 2006 sebesar 96,88 %, tahun 2007 sebesar 97,00 %, tahun 2008
sebesar 96,78 %, tahun 2009 sebesar 96,88 %. Angka rata-rata lama sekolah hanya
7,5 tahun
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya,
yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Pada tahun
2009 APK SD/MI mencapai 110,20%, SMP/MTs 83,03%, sedangkan SMA/SMA/MA
mencapai 50,99%.
Tabel II 2.9
Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial
Indikator Pendidikan
Capaian Kinerja
No. Indikator Kinerja Satuan
2006 2007 2008 2009
1. Tingkat Partisipasi Sekolah
1. Angka Partisipasi Kasar (APK)
- SD/MI % 99,40 100,00 109,95 110,20
- SMP/MTS % 78,59 80,00 78,00 83,03
- SMA/SMK/MA % 45,01 50,00 40,60 50,99
2. Angka Partisipasi Murni (APM)
- SD/MI % 86,79 87,00 95,29 95,22
- SMP/MTS % 60,90 65,00 76,86 60,42
- SMA/SMK/MA % 35,45 40,00 31,80 37,25
3. Angka Melek Huruf % 96,88 97,00 96,78 96,88
4. Rata-rata Lama Sekolah Tahun 7,00 7,50 7,50 7,50
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman, 2010
2.5 Kesehatan
Umur harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan. Umur Harapan Hidup ( UHH ) Kabupaten Pasaman berdasarkan
angka estimasi BPS tahun 2008 yaitu 66,8 tahun, angka ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan UHH Propinsi Sumatera Barat pada tahun yang sama, yaitu
68,9 tahun.
Tabel II 2.10
Indikator Kesehatan Masyarakat
2009 2010
No. Indikator
Target Nasional Capaian Target Nasional Capaian
1 Angka Kematian Ibu 150/100.000 KH 198/100.000 KH 150/100.000 KH 4 Kasus
(AKI)
2 Angka Kematian Bayi 40/1000 KH 11,4/1000 KH 40/1000 KH 28 Kasus
(AKB)
3 Angka Kematian 58/1000 KH 0,7/1000 KH 58/1000 KH 6 Kasus
Balita (AKABA)
4 Balita Gizi Kurang
5 Balita Gizi Buruk < 5% 3,3% < 5% 2,4%
ditangani
6 Balita Gizi Baik 80% 80% 80% 83,4%
7 Balita Gizi Lebih
8 Prevalensi BBLR 100 100 100 100
ditangani
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, 2010
Kepemilikan tanah
Berdasarkan sumber dari Badan Pertanahan Kabupaten Pasaman tahun
2010, persentase luas lahan bersertifikat yang tercatat di Kabupaten
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 12
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN
Angka krimininalitas
Ratio tindak kriminal selama lima (5) tahun terakhir menunjukkan
penurunan, tahun 2005 sebesar 0,14 %, tahun 2006 sebesar 0,10 %,
tahun 2007 sebesar 0,08 % dan tahun 2008 dan tahun 2009 sebesar 0,07
%. Penurunan angka rasio kriminal tersebut menunjukkan makin
tingginya rasa aman masyarakat. Kondisi rasa aman di kalangan
masyarakat tersebut harus tetap di pertahankan selama 5 tahun ke
depan melalui upaya-upaya preventif dan tetap memberikan kepastian
hukum kepada masyarakat Berikut gambaran perkembangan ratio
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasaman 13
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN
2.7 Perekonomian
Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Pasaman selama
periode tahun 2005-2010 dapat dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB, laju
inflasi, PDRB per kapita, dan angka kriminalitas yang tertangani. Perkembangan
kinerja pembangunan pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah sebagai
berikut :
a. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasaman selama suatu periode
tertentu tidak dapat terlepas dari perkembangan masing-masing sektor
atau sub sektor yang ikut membentuk nilai tambah perekonomian suatu
wilayah secara keseluruhan.
Secara keseluruhan pada tahun 2009, semua sektor mengalami
pertumbuhan positif walaupun beberapa sektor berada dibawah nilai rata-
rata pertumbuhan Kabupaten Pasaman sebesar 6,12%. Laju pertumbuhan
beberapa sektor yang berada dibawah nilai pertumbuhan kabupaten,
kecuali sektor Pertanian (6,28%), sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (6,84%),
Sektor Bangunan/Konstruksi (6,64%), Sektor Perdagangan (7,11%), Sektor
Angkutan dan Komunikasi (7,29%).
Rata-rata pertumbuhan selama periode tahun 2005 – 2009 dapat dijelaskan
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel II 2.13
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Pasaman Tahun 2005 - 2009
No. Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
1 Pertanian 6,02 5,99 6,26 5,86 6,28
2 Pertambangan dan Penggalian 4,01 4,25 3,95 3,69 3,91
b. Laju inflasi
Sumber keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman tahun 2010
pada prinsipnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya, walaupun setiap
tahunnya selalu dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
c. PDRB Perkapita
Salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah
dapat dilihat dari besarnya PDRB perkapita, oleh karena itu berdasarkan
harga berlaku PDRB perkapita penduduk Kabupaten Pasaman pada tahun
2004 sebesar Rp. 5.430.860,06, pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp
6.507.460,71 atau meningkat 16,54 % di banding tahun 2004, meningkat
lagi tahun tahun 2006 menjadi Rp. 7.670.510,08 atau naik 15,16 % di
banding tahun 2005, pada tahun 2007 naik menjadi Rp. 8.825.563,66 atau
naik 13,08 % di banding tahun 2006, selanjutnya tahun 2008 naik menjadi
Rp. 10.016.337,90 atau naik 11,89 %, ditahun 2009 meningkat lagi menjadi
Rp. 11.044.933,97 atau mengalami kenaikan sebesar 9,31 % dibanding
tahun 2008.
Tabel II 2.14
PDRB Per Kapita Kabupaten Pasaman Tahun 2004 – 2009 (Rp.)
Tahun PDRB Per Kapita
2004 5.430.860,06
2005 6.507.460,71
2006 7.670.510,08
2007 8.825.563,66
2008 10.016.337,90
2009 11.044.933,97
Sumber : PDRB Kabupaten PasamanTahun 2004 - 2009
B. Misi
Misi 1 : Meningkatkan kualitas kehidupan beragama masyarakat
Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
Misi 3 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good
governance and clean government), menegakkan supermasi hukum dan
meningkatkan pelayanan public serta bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi
dan
Nepotisme)
A. Sekretariat Daerah
1. Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman (Es. II/a)
2. Asisten
a. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Es.II/b)
(i) Bagian Adm. Pemerintahan Umum (Es. III/a)
(ii) Bagian Adm. Kesejahteraan Rakyat (Es. III/a)
(iii) Bagian Adm. Kemasyarakatan (Es. III/a)
b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Es. II/b)
(i) Bagian Adm. Pembangunan (Es. III/a)
(ii) Bagian Adm. Sumber Daya Alam (Es. III/a)
E. Pemerintahan Kecamatan
Camat Eselon III/a terdiri atas 12 Kecamatan yang membawahi 32 Nagari dan
209 Jorong.
Sub pusat pengembangan wilayah yaitu Kecamatan Panti, Rao dan Kecamatan
Bonjol yang termasuk ke dalam sistem perkotaan Kabupaten Pasaman. Ketiga
wilayah kecamatan tersebut direncanakan sebagai pembentuk struktur ruang
yang termasuk kedalam Hirarki II dikarenakan mempunyai fungsi sebagai
kegiatan pemasaran bagi daerah perdesaan, terutama bagi daerah belakang
(hinterland) yang menjadi daerah pelayanannya. Kecamatan-kecamatan pada
Hirarki II ini secara keruangan/spasial dapat memungkinkan memberikan
pengaruh lebih luas dari wilayah kecamatannya sendiri. Terkait dengan
penetapan kecamatan-kecamatan tersebut sebagai hirarki II, keberadaannya
dalam sistem pengembangan adalah:
Tabel II 2.15
Rencana Pusat Kegiatan dan Pelayanan di Kabupaten Pasaman
Fungsi yang diemban
Hirarki
No. oleh Pusat Kecamatan
Kecamatan Pelayanan
A B C D E F G H
2. Bonjol Hirarki II X X X X X X X
3. Panti Hirarki II X X X X X X
4. Rao Hirarki II X X X X X X X
Keterangan :
◙ Perkebunan
◙ Permukiman skala sedang dan besar
dengan kepadatan sedang.
◙ Pertambangan
◙ Pariwisata