Teknologi Emulsi (Es Krim)
Teknologi Emulsi (Es Krim)
(ES KRIM)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui teknologi emulsi berbagai jenis produk pangan seperti eskrim.
Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja emulsifier didalam teknologi pangan.
Kerusakan emulsi akibat perubahan stabilitas dapat terjadi melalui proses “creaming”,
“flocculation” dan “coalescence”. Fenomena creaming meliputi floatasi atau sedimentai akibat
gaya gravitasi flokulasi adalah pengelompokkan butiran kecil menjadi butiran yang lebih besar
yang terjadi setelah flokulasi dan bersufat irreversible. Pemecahan emulsi dapat dipicu oleh
adanya pemanasan, penambahan elektrolit, pengadukan mekanis dan sentrifusi kecepatan tinggi.
Pada dasarnya emulsi dibuat dari campuran bahan lipofilik dan bahan hidrofilik. Sebelum
dibuat emulsi, bahan lipofilik umumnya dipanaskan dulu pada suhu yang cukup tinggi (5-10o C
diatas titik air komponen penyusunannya yang mempunyai titik cair teritinggi). Bahan hidrofilik
lebih baik dipanaskan 2-3o C diatas suhu bahan lipofilik untuk mencegah pendinginan dan
kristalisasi. Bila dalam formulasi emulsi emulsi O/W terdapat garam atau asam ada baiknya jika
bahan hidrofilik dibagi dua, dimana bagian yang terakhir sedikit saja untuk melarutkan garam
atau asam dan ditambahkan setelah emulsi primer yang baik mulai terbentuk.
Dalam pembuatan emulsi urutan dan laju penambahan bahan sangat penting diperhatikan
agar didapatkan hasil akhir yang diinginkan. Untuk membuat emulsi tipe O/W, lazim dipakai
teknik inversi dimana bahan lipofilik dicampur hingga homogen dengan emulsifier. Kepadanya
lalu ditambahkan bahan hidrofilik sedikit demi sedikit. Pada proses ini mula-mula viskositas
emulsi akan meningkat hingga suatu titik dimana terjadi pembalikkan tipe emulsi yang disebut
titik inversi, melewati titik ini viskositas akan menurun secara drastis.
Peralatan utama yang umum digunakan untuk emulsifikasi di industri pangan adalah mixer,
homogenizer tekanan, gilingan koloid atau ultrasonik homogenizer. Peralatan tersebut berfungsi
untuk memecah atau mendispersikan fase terdispersi kedalam fase kontinyu. Pemilihan peralatan
emulsifikasi harus mempertimbangkan faktor viskositas emulsi pada berbagai tahap pembuatan,
input energi mekanis yang dibutuhkan dan kebutuhan alat penukar panas.
ES KRIM
Es krim merupakan makanan berupa semi padat yang biasanya terbuat dari susu sapi atau
dapat juga dibuat dengan santan atau pun margarin. Menurut Standar Nasional Indonesia, es
krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung eskrim atau
campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dan dengan atau tanpa bahan makanan lain
yang diizinkan. Eskrim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan sedikit
udara. Sel-sel udara yang ada berperan untuk memberikan tekstur lembut pada eskrim tersebut.
Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak.
Bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak dari susu (termasuk
lactosa) dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier yang biasanya
digunakan lesifin, gliserol monostearater atau lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun
distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan dalam membentuk sifat rasa atau tekstur
halus dan pelelehan yang baik. Untuk stabilizernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi
sebagai penambah viskositas. Sedangkan pewarna dan perasa biasanya bervariasi tergantung
dengan selera pasar.
Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan dan didinginkan
dengan cepat. Setelah emulsi minyak dalam air tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama,
kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup rendah untuk membekukan sebagian
campuran. Pada saat yang sama, udara dimasukkan dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan
dan aerasi ini ialah untuk membentuk buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit maka produk akan
tampak basah, namun jika terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara
pada eskrim harus berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, maka eskrim
akan cepat meleleh, sedangkan jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya akan terlalu stabil
dan akan meninggalkan ‘head’ ketika meleleh.
Eskrim memiliki struktur koloid yang kompleks, karena merupakan buih dan juga emulsi.
Buih padat terjadi karena adanya lemak emulsi dan juga karena adanya kerangka dari kristal-
kristal es yang kecil dan terdispersi didalam larutan makromolekular berair yang telah diberi
gula. Peranan emulsifier (misal: gliserol monostearater komersial) adalah untuk membantu
stabilisasi terkontrol dari emulsi didalam freezer. Molekul emulsifier akan menggantikan
membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangakan ujung satunya akan
melarut di lemak. Perubahan-perubahan polimorfis lemak pada eskrim selama penyimpanan
menyebabkan perubahan bentuk pada globula awalnya, yang berkombinasi dengan film protein
yang sedikit terlepas dan menyebabkan terjadinya penggumpalan pada saat didalam freezer.
Bahan penstabil dalam pembuatan eskrim merupakan kolodi hidrofilik yang dapat
menurunkan konsentrasi air bebas dengan cara menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi
kristalisasi es, memperkecil kristal es dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis
penstabil yang biasa digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori, misalnya
protein yaitu gelatin dan plant exudates, arabik yaitu ghatti, karaya, tragacant ums dan sed gums,
sedangkan locust (carob) yaitu bean dan psyllium, microbial gums, seaweed, pectin dan high
methoxyl.
V. DATA PENGAMATAN
PERLAKUAN PENGAMATAN
Pencampuran adonan Eskrim Adonan berwarna putih, cair dan berbau enak khas
eskrim.
Pemanasan adonan Eskrim Adonan berwana kecoklatan, sedikit kental dan
berbau enak khas eskrim.
Pendinginan adonan Eskrim Bertekstur lembut dengan butiran kristal kecil.
Kasie Laboraturium RBP. 2016. Penuntun Praktikum Rekayasa Bioproses dan Pangan.
Palembang : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
http://indrajid21.blogspot.com/2014/02/laporan-pembuatan-eskrim.html
http://febritoni.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-teknik-emulsi.html
GAMBAR ALAT
Kompor Baskom
Timbangan Mixer