Anda di halaman 1dari 81

globe yang dikitari sembilan bintang ini mencapai tujuan politiknya?

Adakah misi khusus dari ketua PBNU, K.H. Abdurrahman Wahid, yang
diemban Matori?

[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]


Daftar Isi

ISBN & Catatan penerbit

www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir

[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]


H. Matori Abdul Djalil:
Dari NU untuk Kebangkitan Bangsa DAFTAR ISI

Pengantar Penerbit
Selama Orde Baru berkuasa, hak untuk berkumpul, berserikat, dan
Pengantar K.H. Abdurrahman Wahid
mendirikan partai politik sangat dibatasi. Maka begitu katup reformasi
terbuka, euforia politik tak dapat dibendung. Muncul partai baru, banyak
diantaranya secara tegas memaklumkan diri sebagai partai berasaskan agama. BAB 1 - Dari Sekjen ke Ketua Umum
Dikhawatirkan, partai agama terjerumus ke paham sektarian, eksklusif, Mengapa Saya?
sehingga potensial memicu diintegrasi bangsa. Agenda Politik

Nahdlatul Ulama (NU) telah lama menyadari bahaya dan ancaman BAB 2 - Kilas Balik Kebangkitan Kaum Ulama
itu. Karena itu, dalam MUnas Alim Ulama tahun 1983 - kemudian Bagian 1
diperkuat oleh Muktamar NU ke-29 tahun 19984 - NU memutuskan Bagian 2
mengambil prinsip-prinsip kebangsaan, dan bukan Islam, sebagai asas-nya.
Dengan kata lain, NU berasaskan Pancasila, sekaligus menggunakan Islam BAB 3 - Islam dan Demokrasi
dengan paham Ahlussunah wal Jama'ah. Dengan inilah NU, dan kemudian
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), berhasil memecahkan persoalan falsafati Visi Politik
dan mendasar, hubungan antara agama dan negara. Bukan Retorika

Sebagai pemimpin sebuah partai besar, banyak tantangan meng- BAB 4 - Politik Itu Pilihan Hidup
hadang langkah H. Matori Abdul Djalil mewujudkan cita-cita NU dan Kekuasaan dan Suksesi
PKB. Berhasilkah ia menakhodai partai berlambang nusantara dalam Pemimpin dan Kritik

1 2
Kembali ke Partai Y.B. Sudarmanto
A. Ariobimo Nusantara
BAB 5 - Menghadapi Pemilu 1999 R Masri Sareb Putra
Pemilu: Ruang Perubahan
Kekuatan Mahasiswa Sanksi Pelanggaran Pasal 44:
Partai Terbuka Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982
Menghadapi Pemilu 1999 Tentang Hak Cipta Sebagaimana Telah Diubah
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987
BAB 6 - Membangun Persaudaraan Sejati
Pluralitas Agama 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan
Suku dan Golongan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk
Optimis atau Pesimis! itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah).
BAB 7 - Partai, Disitegrasi, dan Kebangsaan 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
Rekonstruksi Nation Building mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud
Foto-foto: dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00
Foto 1 (lima puluh juta rupiah).
Foto 2
Foto 3
Foto 4 Grasindo
GRAMEDIA WIDIASARANA INDONESIA
Lampiran: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1999
Susunan Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa
Tentang Penulis H. Matori Abdul Djalil:
Dari NU untuk Kebangkitan Bangsa
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
oleh: Y.B. Sudarmanto, A. Ariobimo Nusantara, R. Masri Sareb
Putra

GM 602 99.106 O
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ] Penerbit PT Grasindo
Jin. Palmerah Selatan 22-28, Jakarta 10270
Hak cipta dilindungi undang-undang
H. Matori Abdul Djalil: All right reserved
Dari NU untuk Kebangkitan Bangsa Desain sampul oleh Kunta Rahardjo
Oleh

3 4
Pembaca akhir: Effendi Choiri mengatakan, "The most powerful weapon we have is reason"
Sumber foto sampul dan isi: Dokumentasi Kompas, dok. PKB, (senjata kita yang paling ampuh adalah alasan/argumentasi).
Pribadi. Penerbit mengucapkan terima kasih secara tulus. Anehnya, terhadap objek material, atau bahan kajian,
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo manusia para filosof sepakat bahwa manusia adalah
Anggota IKAPI, Jakarta 1999 makhluk multidimensional. Artinya, manusia memiliki
banyak segi.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi Banyak ilmu mencoba menjelaskan siapa sesungguh-
buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. nya manusia itu. Namun, semakin dijelaskan, semakin
manusia tak bisa dipahami. Selalu ada saja sisi-sisi gulita
Sudarmanto, Y.B., 1960 manusia yang tak bisa dijelaskan, atau didekati, oleh ilmu.
H. Matori Abdul Djalil dari NU untuk Untuk manusia biasa saja, ilmu sudah kerepotan men-
Partai Kebangkitan bangsa oleh Y.B. Sudarmanto, A. jelaskannya, apalagi jika manusia itu seorang politikus yang
Ariobimo Nusantara, R. Masri Sareb Putra. Putra, R. sudah malang melintang selama lebih tiga dasawarsa.
216 him.; 21 cm. Sebutlah, sebagai contoh, H. Matori Abdul Djalil yang
ISBN 979-669-569-3 menjadi tema sentral dalam buku ini. Pasti banyak sisi
yang belum diketahui masyarakat luas. Buku ribuan
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta halaman tidak akan sanggup menjelaskan siapa dia, apalagi
Isi di luar tanggung jawab Percetakan buku yang "hanya" 196 halaman sebagaimana tengah Anda
1. Jalil, Matori Abdul, Haji. pegang ini.
politik -- Indonesia. I. Judul. Jujur kami mengakui, dimensi Matori yang diangkat
I. Nusantara, A. Ariobimo. di sini lebih terfokus pada kiprah dan sosoknya di pang-
Masri Sareb. gung politik. Jadi, objek formal, atau sudut pandang, buku
ini melihat sosok Matori sebagai manusia politik (home
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir politicus). Dengan begitu, pembaca otomatis tidak
menemukan dimensi lain.

Bagaimana pandangan dan sikap politik Matori?


Sebagai orang pertama dalam PKB, dan sekaligus insan
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
NU, setiap nafas Matori menghembuskan ruh dan semangat
NU. Dalam Munas Alim Ulama tahun 1983, dan kemudian
PENGANTAR PENERBIT dipertegas oleh Muktamar NU ke-29 tahun 1984, NU
memutuskan untuk mengambil prinsip-prinsip kebangsaan
Di kalangan para filosof, berbeda pandangan merupakan sebagai asasnya. Dengan begitu, NU berhasil memecahkan
hal yang biasa, asalkan disertai argumentasi yang kuat. persoalan mendasar dan falsafati, yakni hubungan (atau
Agaknya, para filosof telah lama menyadari kebenaran konflik) antara agama dan negara, sebuah persoalan akbar
makna motto Aleksandr Lebed, seorang jendral Rusia yang yang tengah dihadapi negara dan umat Muslim di dunia.

5 6
Karena dibangun atas asas kebangsaan, PKB adalah pembaca menemukannya sendiri. Namun, satu hal ingin
partai yang inklusif. Di satu sisi ia tidak meninggalkan kami garisbawahi. Sebagai pemimpin sebuah partai besar
Islam dengan paham Ahl-u 'l-sunnah wa 'l-Jama'ah, seperti Partai Kebangkitan Bangsa --yang menurut
sedangkan di sisi lain -karena universal- ia terbuka untuk pengamat politik William Liddle disebut sebagai salah
semua kaum tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, partai terbesar saat ini-- ada loncatan besar dari Matori
dan golongan. dan PKB. Jika akhir-akhir ini banyak pihak mencemaskan
Apa tujuan politik PKB? Jika hakikat politik adalah keutuhan bangsa Indonesia akan tercabik-cabik karena
kebaikan bersama (public good), maka satu-satunya tujuan bermunculan bagai jamur di musim hujan partai-partai
politik yang pantas ialah keadilan (justice). Jika negara agama yang potensial mengancam integrasi dan rawan
yang dibangun berlandaskan keadilan, dapat diandaikan memicu konflik SARA, PKB memaklumkan diri sebagai
bahwa semua warga akan bekerja dan dapat melaksanakan partai yang terbuka untuk semua golongan.
fungsinya masing-masing dengan balk. PKB, sesuai manifesto politiknya, berjanji membawa
Tentu panjang jalan dilalui PKB untuk sampai pada bangsa menuju Indonesia yang serba baru. Yakni Indo-
misi dan tujuan politiknya. Pasti ada landasan kuat, atau nesia yang tidak lagi tersekat-sekat dan terkotak-kotak
setidaknya terdapat alasan tertentu, yang melatar- ke dalam suku, agama, ras, dan antargolongan. Yang
belakangi keputusan itu. Minimal kondisi faktual sosial, unik dari PKB adalah pandangannya yang melihat bahwa
politik,budaya, kemasyarakatan, serta moral bangsa In- pada galibnya manusia --di mana saja di belahan bumi
donesia tatkala PKB akan dideklarasikan menentukan ini-- sama dan sederajat. Dengan cara pandang terhadap
tujuan dan cara partai mencapai tujuan politiknya. manusia yang universal seperti itu, PKB membongkar
Bagi PKB, dan khususnya Matori Abdul Djalil, politik sekat-sekat yang selama ini menjadi penghalang
yang sehat harus dibangun berdasarkan moral. Setuju persatuan dan kesatuan.
dengan pandangan filosof Socrates (469-399 sebelum Karena itu, PKB berjanji membangun persaudaraan
Masehi), Matori menganjurkan kepada setiap warga- sejati. Persaudaraan yang, menurut istilah NU, memiliki
negara, terutama politikus, untuk selalu bertindak sesuai empat dimensi. Pertama, persaudaraan antarumat Islam
dengan apa yang dibisikkan hati nuraninya (daimanion). (ukhuwah Islamiah), persaudaraan antarbangsa (ukhuwah
Sebab, pada galibnya semua orang dapat diajarkan dan wathoniah), persaudaraan antarmanusia (ukhuwah
dituntun berbuat balk. Segala perbuatan yang jahat semata- insaniah), dan persaudaraan antaragama (ukhuwah
mata timbul dari cara berpikir yang salah. Seorang politikus diniyah) .
wajib mengarahkan dan mendidik setiap warga negaa Melihat garis perjuangan PKB yang universal itu, kita
untuk berpikir dan bertindak yang benar. Syarat untuk tidak bisa berkesimpulan lain, kecuali PKB adalah partai
berpikir dan bertindak yang benar ialah kebijaksanaan. yang terbuka. Perjuangan PKB adalah perjuangan semua
Karena itu, seorang politikus haruslah seorang yang kaum.
bijaksana. Dalam upaya memperkenalkan perjuangan PKB yang
Maka sudah barang tentu, pasti banyak hikmah yang universal itu, dan memenuhi janji bahwa kami akan selalu
bisa dipetik dari buku ini. Kami tidak ingin menyebut menambah jumlah buku biografi, kami menerbitkan buku
kismis-kismis manis dan nikmat dari itu semua, silakan ini. Banyak pihak telah berperan di dalam proses

7 8
penerbitannya, antara lain K.H. Abdurrahman Wahid, Drs. pihak ada suatu keinginan untuk menjadikan agama, baik
A. Effendi Choirie dari Departemen Media Massa dan secara langsung maupun tidak, sebagai referensi utama
Pengembangan Opini PKB, Arie Syafruddin, A. Kunta (atau diutamakan) dalam membentuk sebuah negara;
Rahardjo, Munif, Ngatawi Al Sastro, Pusdok Kompas, dan sedangkan di pihak lain, tidak ada keinginan seperti itu.
tentu saja H. Matori Abdul Djalil sendiri yang senantiasa Menurut keinginan kedua ini, agama adalah salah satu di
menyediakan waktu untuk wawancara. Untuk jasa dan antara beberapa referensi dalam membentuk negara,
sumbangsih mereka, kami mengucapkan terima kasih. karena itu agama tidak menjadi dasar negara. Ia sama
Akhirul kalam, kami berharap pembaca dapat memetik fungsinya dengan faktor-faktor lain dalam kehidupan
hikmah buku ini. bernegara. Karena itu, tidak ada agama yang diutamakan
satu atas yang lain dalam kehidupan berbangsa dan
Jakarta, 20 April 1999 bernegara.
Perbedaan ini sangat penting artinya, karena akan
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir menentukan corak dari negara yang akan dibangun:
haruskah bersumber pada ajaran formal agama, ataukah
pada sumber-sumber lain secara rata dan agama menjadi
salah satu di antaranya! Dengan demikian, tidak ada
pengistimewaan atas sebuah agama di atas agama-agama
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
yang lain. Karena itu, tidak ada agama yang dianak-
emaskan dan tidak ada yang dianak-tirikan, semua sama
PENGANTAR ABDURRAHMAN WAHID kedudukannya.
Ini berarti, nantinya sama sekali tidak ada lagi agama
MENCARI SINTESA AGAMA & NEGARA yang diistimewakan, yang berarti negara harus
memberlakukan sama terhadap semua agama. Karena itu,
Sebenarnya, sangat sulit bagi saya untuk membuat kata agama tidak mungkin menjadi asas organisasi dalam
pengantar bagi buku ini. Kesulitan terbesar dalam hal ini kehidupan bernegara. Dengan demikian, satu-satunya hal
adalah adanya pengulangan terhadap apa yang saya yang dapat dijadikan asas adalah kebangsaan, atau prinsip-
nyatakan di dalamnya, karena hal itu dinyatakan juga oleh prinsip yang diambil dari semua agama yang ada. Dan,
tokoh sentral buku ini, H. Matori Abdul Djalil. Tapi memang prinsip-prinsip itu sudah tertuang dalam asas Pancasila.
tidak bisa lain, karena saya harus menyatakan apa yang Dengan demikian, masalahnya menjadi sangat sederhana:
benar-benar menjadi pemikiran saya selama ini. Sebab, haruskah Pancasila menjadi asas kehidupan berorganisasi
jika dengan cara lain, berarti saya berbuat tidak jujur, balk dalam kehidupan atau tidak, keduanya adalah benar.
kepada diri saya maupun kepada pembaca buku ini. Bahwa, dalam arti tidak ada keharusan berasas Pancasila
Masalah sentral yang selalu menjadi pemikiran saya atau apa pun. Banyak negara yang tidak memiliki asas,
dalam waktu beberapa tahun belakangan ini adalah tapi bisa berjalan dengan balk, tanpa menggunakan asas
mengenai hubungan antara agama dan negara. Dalam hal bagi organisasi kemasyarakatannya. Karena, prinsip-prinsip
ini, ada dua pola hubungan yang harus dipilih: di satu yang dianutnya tidak disatukan dalam satu hal yang bersifat

9 10
formal, seperti Pancasila. pada asas itu, karena tidak ada kerugian apa-apa bagi
Akan tetapi sebaliknya, kalau memang dibuat sebuah mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya, bagi
asas dalam kehidupan berorganisasi di negara-negara mereka yang beragama Islam haruslah disediakan tempat
tersebut, sama sekali tidak boleh menggunakan referensi bagi mereka untuk berkiprah menurut ajaran agama
berupa agama tertentu. Kalau ini dilakukan, maka tersebut. Landasan untuk melakukan hal itu, adalah ajaran
organisasi yang bersangkutan akan dipersempit formal agama Islam yang berbentuk aqidah (keyakinan).
lingkungannya hingga mencapai orang-orang dari agama Dengan kata lain, kita berkiprah membangun prinsip
tersebut. bermasyarakat dan bernegara yang direfleksikan dalam
Dalam hal organisasi politik atau kemasyarakatan masih asas yang bersifat umum untuk semua pihak, hingga
harus menggunakan asas, maka keputusan untuk tidak memungkinkan bagi mereka yang tidak beragama Islam
menggunakan agama tertentu akan membuahkan pun akan membantu kiprah tersebut. Dan sebaliknya, bagi
pertanyaan: apakah yang menjadi asas baginya! Jawabnya kaum muslimin yang ingin menggali ajaran formal agama
sederhana saja, yakni bahwa asas itu harus bersifat umum mereka bagi kepentingan seluruh bangsa, tersedia aqidah
dan menyeluruh, jika diinginkan organisasi yang atau keyakinan sebagaimana tersebut di atas.
bersangkutan memiliki daya tarik yang luas yang meliputi Dengan cara inilah, NU berharap dapat menyelesaikan
seluruh jajaran bangsa. Hal itu hanya dapat dilakukan, konflik falsafi di atas, yang terjadi antara asas sebagai
jika yang menjadi asas adalah prinsip-prinsip yang landasan bernegara dan aqidah (keyakinan) dan sebagai
dikehendaki, bukan sesuatu yang formal atau tertuju pada landasan individual maupun kolektif dalam bermasyarakat.
salah satu agama saja. Mengingat keadaan seperti itu, maka NU telah berhasil
Karena itu, dapat dimengerti mengapa Nahdlatul Ulama memecahkan masalah dasar berupa hubungan antara
(NU) dalam Munas Alim Ulama di Situbondo tahun 1983 negara dan agama. Menurut paham ini bisa diambil sebuah
memutuskan mengambil prinsip-prinsip kebangsaan prinsip yang berlaku bagi semua warga negara. Ambil saja
sebagai asasnya, dan bukannya Islam. Keputusan forum contoh berupa demokrasi. Dalam pengertian yang luas,
itu, kemudian diperkuat pada tahun berikutnya oleh demokrasi berarti persamaan peluang dan hak bagi semua
Muktamar NU ke-29 di tempat yang sama, yaitu di Pondok pihak, terlepas dari asal usul warga negara yang ber-
Pesantren milik K.H. R. As'ad Syamsul Arifin, di Situbondo. sangkutan. Bahwa, perbedaan agama, ideologi, ras, jenis
Apakah, dengan demikian, berarti NU lalu akan keluar kelamin, maupun tingkat ekonomi; tidaklah membuat para
dari lingkup agama Islam! Ternyata, tidak demikian. Karena warganegara berbeda pada prinsipnya, melainkan berbeda
Islam tetap hidup dalam organisasi itu dalam bentuk pada penampilan fisiknya atau kepentingannya. Inilah yang
kesusilaan (Al-Akhlaq al-Karimah) dan cara menyebarkan dimaksudkan dengan firman Allah SWT. "Sesungguhnya
terhadap agama (Al-Dakwah). telah Ku-jadikan kalian semua berbangsa-bangsa dan
Dengan demikian, NU berasaskan Pancasila tapi tetap bersuku-suku (yang saling berbeda-beda) agar kalian saling
menggunakan Islam dengan paham Ahl-u 'I-sunnah wa 'I- mengenal (Wa ja'alnaakum syu'uban wa qobaa'ila ii
Jama'ah sebagai salah satu referensi' dasarnya. Dengan ta'arafuu)" Dengan demikian, agama Islam dapat menjadi
demikian, orang-orang yang tidak beragama Islam dapat rahmat bagi seluruh isi alam, termasuk mereka yang tidak
mengikuti kiprah organisasi tersebut dengan berpedoman beragama Islam tanpa harus memeluknya sebagai agama.

11 12
Tepatlah firman Allah SWT. "Tiadalah Ku-utus Engkau seluruh dunia. Bukankah hal itu merupakan sebuah
07Vahai Muhammad), kecuali sebagai pembawa rahmat bagi keberhasilan tersendiri!
seluruh alam (Wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil 'alaamiin)"
Dengan demikian, Islam datang sebagai agama yang Ciganjur, Akhir Dzu al-Hijjah 1419 H/April 1999
dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa harus
memeluknya secara resmi sebagai agama. Bukankah ini www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
berarti bahwa terkadang ajaran formal agama juga harus
mengalami perubahan (modifikasi)? Memang benar, karena
itu terjadi dalam kenyataan hidup. Contohnya, adalah
pengertian tentang murtad (apostacy) dalam figh Islam
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
(Hukum Islam), menurut paham Ahl-u 'I-sunnah wa 'I-Jama'ah.
Menurut pengertian lama, mereka yang berpindah
agama dari Islam memasuki agama lain haruslah dihukum Bab l
mati. Kalau ini diterapkan, maka dengan sendirinya lebih
dari 10 juta orang warga negara Indonesia, harus dihukum DARI SEKJEN KE KETUA UMUM
mati sejak tahun 1965. Hal ini, tentu tidak mungkin akan
terjadi, karenanya pengertian kemurtadan dalam figh Is- Partai Kebangkitan Bangsa yang terlahir dari
lam haruslah diubah. Perubahan itu dimungkinkan oleh garba Nahdlatul Ulama (NU) memang ditujukan
prinsip figh yang berupa "sebab terjadinya hukum agama, seara tulus ikhlas untuk: seluruh bangsa Indonesia tanpa
balk ada maupun tidaknya hukum itu sendiri, ditentukan kecuali.
oleh sebab yang menimbulkannya (Yadullu ma'a illatihi al- (Garis Perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa)
hukm wujuudan wa'adaman). Atau kaidah "Dar'u al-mafasith
muqoddamun 'alajalbi al-mashalih", dalam qawa'id al-fiqh. Sehari sebelum Deklarasi Partai Kebangkiran Bangsa
Jelaslah dengan demikian, berasas Islam atau tidaknya (PKB), dalam Rapat Harian Gabungan Syuriah dan
sebuah organisasi, tidaklah menentukan apakah organisasi Tanfidziyah PBNU tanggal 22 Juli 1998 di Jalan Kramat
itu berasaskan agama atau tidak. Bagaimanapun juga, Raya 164 Jakarta, nama saya belum bulat diterima sebagai
orang akan tetap menganggap NU sebagai organisasi Is- Ketua Umum PKB. Dalam rapat ini topik yang paling seru
lam terlepas dari asasnya Islam atau tidak. dan melalui perdebatan panjang adalah penetapan calon
Oleh karenanya, jika dalam Pemilu 1999 ini pendapat ketua umum partai. Yang menarik, muncul kandidat lebih
tersebut diterima rakyat banyak, berarti kaum muslimin di dari satu. Mereka yang menolak saya, mencalonkan K.H.
Indonesia -khususnya dalam wadah NU- telah berhasil Ma'ruf Amin atau K.H. Mustofa Bisri.
mencari penyelesaian bagi hal yang dihadapi kaum Saya sendiri tidak mempersoalkan kedudukan di partai.
muslimin di seluruh dunia saat ini. Keinginan saya yang utama adanya partai yang memberi
Keseluruhan buku ini memperlihatkan pandangan kesegaran baru, seiring dengan bergulirnya reformasi. Itu
seorang tokoh politik yang berusaha mencari sintesa seperti saja! Seal diri saya, orang pasti sudah tahu kekuatan dan
itu, sebuah keadaan yang dihadapi kaum muslimin di kekurangan saya. Oleh karena itu, saya slap saja men-

13 14
jalankan amanat dari warga NU. Ide partai itu sering saya umum. "Kalau mau bikin pernyataan itu ya mestinya minta
kemukakan dalam berbagai kesempatan di lingkungan izin saya dulu. Tapi saya mau usut siapa yang membuat
saya, warga Nahdliyin dan di masyarakat pada umumnya. ini. Soalnya dia nyuri stempel NU Jateng he...he.. he..,"
Soal jabatan atau kedudukan menjadi nomor kesekian dari kata Kiai Cholil Bisri.
prioritas hidup saya. Bagi saya, semua itu hanya amanah Ali Haidar, pengamat politik yang sekaligus Sekretaris
dan sarana pengabdian bagi masyarakat. Saya memberani- Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI-persatuan pesantren
kan diri dicalonkan sebagai ketua partai karena mendapat dalam NU), pernah mengatakan bahwa format politik NU
dukungan dari K.H. Abdurrahman Wahid dan sejumlah di tingkat lokal bisa sangat berbeda dengan format politik
kiai lainnva, selain dukungan dari generasi muda NU. di tingkat nasional. "Tidak semua senang ketika Gus Dur
Bursa calon ketua pada waktu itu memang ketat, ngotot mencalonkan Matori sebagai Ketua PKB. Sidang
terlebih karena urgensi waktu. Hanya dalam waktu pleno sudah menolaknya," begitu komentarnya.
beberapa bulan partai harus siap mengikuti pemilu. Di Meski demikian, dukungan Gus Dur terhadap pen-
samping itu, dalam kalangan NU sendiri masih terjadi silang calonan saya tetap kukuh, "Saya tidak ingin partai ini
pendapat soal bentuk partai pang akan dideklarasikan. dipimpin oleh orang yang plintat-plintut (dengan menyebut
Siapapun nanti yang memimpin, dia harus dapat merangkul nama seseorang). Tetapi harus dipimpin oleh orang yang
semua kekuatan politik dalam tubuh NU dan memperoleh memiliki karakter kuat, telah merasakan pahit getirnya po-
hasil Pemilu pang menggembirakan. Itu tentu bukan litik dan tahan bantingan. Dan Matori telah teruji untuk itu."
perkara yang enteng. Kiai Ma'ruf Amin sudah diplot sebagai Penjelasan senada juga disampaikan Gus Dur kepada
Ketua Dewan Syura, sedangkan K.H. Mustofa Bisri tidak beberapa orang pang di antara mereka terdapat seseorang
bersedia dicalonkan. "Kalau nama Matori dengan PKB tidak yang duduk dalam jajaran DPP Golkar, "Saya telah menguji
diterima maka akan saya deklarasikan sendiri!" tegas Gus perilaku politik Matori sepuluh tahun lebih. Ternyata dia
Dur. "Nanti akan kita lihat siapa yang benar!" tandasnya. paling cocok. Memang, belum semua kiai NU paham.
"Untuk saat ini, di mana PKB hanya punya waktu sangat Tetapi nanti juga paham sendiri."
sempit untuk menghadapi Pemilu, Matori adalah orang Saya memang dipandang sebagai kader NU yang sudah
yang tepat. Karena dia sudah makan asam garam malang melintang dalam panggung politik sejak zaman
perpolitikan. Dia sudah merasakan bagaimana diinjak- NU sebagai parpol hingga berfusi dalam Partai Persatuan
injak," tambah Gus Dur. Masalah ada yang setuju dan tidak Pembangunan (PPP). Karier, atau lebih tepat dikatakan
setuju dengan figur Matori, menurut Gus Dur, adalah hal kiprah, saya sebagai Sekjen DPP PPP memang tidak di-
yang biasa. "Kalau tidak ada perbedaan pendapat, ya bukan peroleh dengan gampang, melainkan merupakan suatu
NU namanya," katanya. perjalanan panjang. Karier politik dimulai dari daerah saya,
K.H. Cholil Bisri pun mempunyai pandangan yang Salatiga. Mulai sebagai pemimpin PMII dan memimpin PPP
sama. Kiai ini hanya terkekeh-kekeh membaca pernyataan di daerah itu hingga duduk dalam kepengurusan DPW
sikap yang dibuat kelompok yang mengaku mewakili NU PPP Jawa Tengah. Saya pernah menjabat sebagai Wakil
Jawa Tengah. Kelompok itu mengaku figur Matori tidak Ketua DPRD Salatiga, lalu Wakil Ketua DPRD Kabupaten
mencerminkan aspirasi mereka. Pernyataan sikap itu Semarang, ketua Komisi C DPRD Jateng, ketua FPP DPRD
disebarkan ketika Matori sedang dibaiat menjadi ketua Jateng dan sebagai anggota DPR Pusat selama dua periode.

15 16
Sebagai warga NU klotokan, saya sudah aktif dalam kampanye di daerah itu. Saya aktif di partai bukan hanya
kepengurusan NU di Salatiga dan Jawa Tengah. Saya terlibat karena ingin menjadi pengurus atau pimpinan partai. Saya
dalam organisasi sebagai kader dari bawah yang boleh aktif di partai karena saya mencintai partai. Partai saya
dikatakan sudah cukup makan "asam garam" perpolitik- pandang sebagai sarana memperjuangkan kepentingan
an. rakyat atau membangun demokratisasi. Perjuangan itu tidak
Meskipun aktif di PPP, saya tetap loyal kepada induk berhenti karena kalah dalam pemilihan jabatan partai.
organisasi saya. Salah satu contoh yang patut dikemukakan Kegiatan-kegiatan diskusi dan kepengurusan dalam
adalah saat Muktamar PPP tahun 1994 di Jakarta. Dalam beberapa yayasan masih saya lakukan, meskipun saya
muktamar itu saya "menantang" Buya Ismail Hasan sekarang menjadi Ketua Umum PKB. Misi utama PKB
Metareum dalam perebutan kursi ketua umum partai. Saya adalah menegakkan komitmen bangsa yang demokratis.
berada di "Kelompok Rembang" bersama K.H. Cholil Bisri, Sistem yang tidak demokratis dan tertutup terbukti menye-
Imam Churmen dan tokoh-tokoh eksponen Nahdlatul babkan ekonomi ambruk, pemerintahan yang represif serta
Ulama di PPP lainnya. Namun, suatu silent operation terjadi. munculnya penjarahan, berbagai teror lainnya, termasuk
Operasi itu memanfaatkan keretakan di kelompok kekerasan seksual. Misi itu sangat berat, mengingat
Rembang. Pada saat mendekati medan laga, Hamzah Haz keutuhan bangsa saat ini nyaris tercabik-cabik. PKB
dan teman-teman lainnya yang sebenarnya warga nahdliyin, berkewajiban mengembalikan keutuhan bangsa ke arah
keluar dari barisan. Praktis di saat ketika itu pertarungan masyarakat yang damai dan dijiwai semangat persaudaraan.
dimulai, kelompok Rembang sudah "kempes" Saya pun K.H. Abdurrahman Wahid jauh-jauh hari sudah mengajak
harus mengakui kekalahan. Usaha menumbangkan Buya warga NU untuk mencoblos PKB. Warga NU tampaknya
itu bukan untuk mengejar tujuan pribadi saya. Kalau saya tidak mau mengulangi sejarah peran politiknya. PKB
hanya ingin jabatan saya cukup merangkulnya karena angin didirikan PB NU untuk mewadahi, khususnya aspirasi
dukungan pemerintah berada di pihaknya. Justru karena politik warga NU yang selama ini tidak tertampung oleh
partai harus menjaga jarak dengan pemerintahlah maka tiga orsospol yang sudah ada. Termasuk di PPP, sekalipun
saya berusaha untuk mengalahkan dia dalam Muktamar. pada saat partai itu didirikan tahun 1973, NU termasuk
Keinginan saya adalah menuntut hak warga NU dan warga yang berfusi Lersama MI, PSII, dan Perti. Di pentas politik
masyarakat pada umumnya yang semakin dipinggirkan. nonstruktural pun NU berada di pinggiran. Istilah yang
Memang, sesudah saya kalah, orang mengatakan begitu populer adalah "NU seperti tukang dorong mobil
seakan-akan saya hilang seperti ditelan bumi. Anggapan mogok. Setelah mobilnya jalan, ditinggal plung begitu saja.
itu saya kira tidak beralasan. Saya memang sudah tidak Bahkan K.H. Cholil Bisri menambahi, tidak hanya ditinggal
aktif di kepengurusan PPP. Tetapi bukan berarti saya tetapi sempat diidoni (diludahi)."
berhenti menyumbangkan pikiran dan tenaga saya. Terus terang saja, sebagai organisasi massa yang sangat
Meskipun tidak ditunjuk sebagai juru kampanye di tingkat besar, nasib NU selama rezim Soeharto memang kurang
pusat, saya tetap berkampanye di Jawa Tengah. Dalam menggembirakan. Di pentas politik, NU dipreteli secara
kampanye tersebut muncul istilah "Mega-Bintang" yang bertahap. Setelah "dianjurkan" berfusi dalam PPP, unsur
diperkenalkan oleh Ketua DPW PPP Solo, Mudrick M. NU tidak pernah berkesempatan memimpin partai tersebut.
Sangidu. Saya juga mengadaptasi istilah itu dalam Padahal, PPP mengandalkan perolehan suara dari massa NU.

17 18
Itu pula sebabnya, dalam deklarasi pembentukan PKB karena itu, tegasnya, warga NU diharapkan ikut dalam
pada tanggal 23 Juli 1998 yang dibacakan oleh salah Pemilu mendatang dan mencoblos PKB. "Ini bukan
seorang deklarator, K.H. Muchid Muzadi, dikemukakan kampanye, karena belum waktunya. Tapi ini untuk
bahwa dalam kurun tiga dasawarsa terakhir, perjuangan menunjukkan bukti bahwa PBNU mendukung dan
bangsa untuk mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan mendirikan PKB," tegas Gus Dur yang disambut riuh
semakin jauh dari yang diharapkan. Pembangunan warganya.
ekonomi, sosial, politik, dan budaya telah mengabaikan Deklarasi itu merupakan klimaks dari keinginan warga
faktor rakyat scbagai pemegang kedaulatan. Pengingkaran NU untuk mendirikan partai sendiri. Keinginan itu
terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut telah ditanggapi secara hati-hati oleh PBNU. Mengingat, hasil
melahirkan praktek kekuasaan tidak terbatas dan tidak Muktamar NU ke-27 di Situbondo menetapkan bahwa
terkendali yang pada gilirannya mengakibatkan ke- secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik
sengsaraan rakyat. Untuk mewujudkan prinsip-prinsip mana pun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis.
tersebut dan untuk mencegah terjadinya kesalahan serupa Deklarasinya hanya berupa alinea singkat, tetapi sub-
di masa depan, diperlukan tatanan kehidupan bermasya- stansinya membalikkan seluruh sikap politik sebuah
rakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis. Dalam organisasi raksasa, yaitu "Hak berpolitik adalah salah satu
tatanan kehidupan yang demokratis tersebut, warga hak asasi seluruh warga negara, termasuk warga negara
Jam'iyah Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari bangsa In- yang menjadi anggota Nahdlatul Ulama. Tapi Nahdlatul
donesia bertekad untuk bersama komponen bangsa lainnya Ulama bukan merupakan wadah bagi kegiatan politik
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, praktis."
berakhlak mulia, dan bermartabat melalui suatu wadah Deklarasi Situbondo itu selanjutnya dikenal dengan
partai politik. istilah "kembali ke Khitah 1926". Khitah boleh pula
Dalam sambutannya seusai pengumuman pengurus, dianggap sebagai cara NU menyelamatkan kepentingannya.
Gus Dur mengatakan bahwa tugas yang diemban PKB Apa yang dialami jamaah dan jam'iyah NU, dipinggirkan
sangatlah berat. Selain mereka harus bekerja keras untuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentulah
memenangkan Pemilu, PKB juga harus mengim- menjadi salah satu pertimbangannya. Meski demikian, bila
plementasikan visi partainya yang bersifat kejuangan, kemudian NU melahirkan partai, hal ini bukan berarti
demokratis, dan terbuka. "Tidak sedikit dari kita, termasuk Mengkhianati Khitah 1926. Ini merupakan upaya menyerap
warga NU, yang selama ini menganggap warga keturunan suara dan aspirasi kaum nahdliyin yang begitu besar.
Tionghoa bukan sebagai orang Indonesia. Ini salah, karena Mengutip komentar K.H. Said Aqil Siradj, "PRNU tidak
tidak ada yang asli di Indonesia. Nenek moyang saya 500 menyalahi khitah. Sebab PKB adalah partainya warga NU,
tahun yang lalu adalah orang Tionghoa. Oleh karena itu, bukan partai organisasi. Dan, yang menjadi pengurus partai
saya tidak terima kalau di Indonesia ini ada perbedaan harus keluar dari PBNU. Lagi pula, Muktamar Situbondo
ras," katanya. Dalam sambutannya Gus Dur juga menying- memutuskan yang kembali ke khitah itu NU, sedangkan
gung adanya kekhawatiran sejumlah kalangan terhadap warganya silakan berpolitik."
rencana NU mendirikan partai politik dan mengeluarkan Itulah situasinya. Dan, guna memenuhi desakan untuk
pernyataan-pernyataan yang "mengecilkan" NU. Oleh membentuk parpol sendiri, PBNU membentuk Tim Lima

19 20
yang ditugaskan untuk memenuhi aspirasi warga NU. Tim Para Deklarator
Lima diketuai K.H. Ma'ruf Amin, dengan anggota K.H. M. K.H. Ilyas Ruhiyat
Dawam Anwar, K.H. Said Aqil Siradj, Rozy Munir, dan K.H. Munasir Ali
Achmad Bagdja. Untuk mengatasi hambatan, Tim Lima K.H. A. Mustofa Bisri
tidak dibekali surat keputusan PB NU. Kemudian pada K.H. Muchit Muzadi
tanggal 20 Juni 1998 dibentuk Tim Asistensi untuk K.H. Abrurrahman Wahid
membantu Tim Lima antara lain dalam menginventarisasi
dan merangkum usulan warga NU untuk mendirikan partai Dewan Syura
baru. Ketua: K.H. Ma'ruf Amin
Saat rapat gabungan Syuriah dan Tanfidziah PBNU Wakil Ketua: K.H. M. Cholil Bisri
berlangsung, saya berada di rumah saja. Lha wong saya Sekretaris: K.H.M. Dawam Anwar
hanya mengusulkan sama Gus Dur. Ini Iho Gus mbok: bikin Anggota:
partai terbuka yang berwawasan kebangsaan untuk Brigjen TNI (Purn) K.H. Sullam Syamsun
membangun demokrasi. Gus Dur bilang, "Pak Matori, K.H.M. Hasyim Latief
keinginan itu bagus. Hanya harus hati-hati, karena desakan Dr K.H. Nahrawi A Salam
untuk membentuk partai di tubuh NU itu besar sekali." K.H.M. Mukeri Gawith, MA
Saya pun menunggu dengan melakukan kegiatan- K.H. Yusuf Muhammad, MA
kegiatan saya sendiri. PBNU membentuk panitia untuk K.H. Dimyati Rais
menjajagi dan mempertimbangkan pendirian partai sendiri. Hj Sariani Thaha Ma'ruf
Suatu ketika saya bertemu Gus Dur lagi, beliau bilang TGH Turmudzi Badruddin
nanti akan dibentuk partai dan Pak Matori menjadi ketua
umum. Mendengar itu saya ya tenang-tenang saja, karena Dewan Tanfidzi
yang mengatakan Gus Dur sendiri. Ketua Umum : H. Matori Abdul Djalil
Mengapa kemudian habis rapat itu timbul pro dan Ketua
kontra soal saya, karena di NU sendiri banyak orang yang Dr H.Alwi Shihab
mampu untuk itu. Interest dalam politik itu sangat Dra. Hj. Umrah M Tholchah Mansoer
manusiawi dan wajar saja. Di samping itu, tidak semua H. Agus Suflihat Mahmud
kiai mengenal saya. Memang dalam "peristiwa Rembang" H. Amru Mu'tashim, SH
saya dijagokan para kiai Muktamar PPP 1994 dan saya K.H. Imam Buchari AG
dikalahkan oleh Buya Ismail Hasan Metareum. Tentu saja H. Taufiqurrahman Saleh, SH. Msi
sikap pro dan kontra itu saya jadikan cermin untuk berkaca Drs. Yafi Thahir
diri, memperbaiki diri. Tidak ada orang yang sempurna, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa
makanya saya harus terus memperbaiki diri.
Susunan lengkap DPP Partai Kebangkitan Bangsa saya Sekjen: Drs. A. Muhaimin Iskandar
kira perlu dikerahui umum, sebagai herikut. Wakil Sekjen:
Drs. Amin Said Husni

21 22
H. Aris Aahari Siagian
H. Yahya Staquf Cholil Banyak orang ingat peran saya sebagai formatur dalam
Muktamar PPP tahun 1994. Saya bersama K.H. Syamsuri
Bendahara: H. Imam Churmen Badawi merupakan dua formatur yang berasal dari NU,
Wakil Bendahara: sedangkan lima lainnya dari unsur Muslimin Indonesia.
H. Ali Mubarrak Saat sidang formatur, ada dua tawaran yang diajukan, yakni
H. Safrin Romas, MBA kursi NU untuk pengurus harian ditambah satu. Usulan
itu disetujui. Satu lagi, dalam hal pengisian kursi tersebut
Banyak harapan ditujukan pada Partai Kebangkitan menentukan orang-orangnya adalah unsur NU sendiri.
Bangsa setelah kemunduran demi kemunduran politik Tawaran kedua itu ditolak oleh lima formatur MI, satu di
terjadi pada masa Orde Baru. Tumbuhnya aliansi ABRI- antaranya adalah Ismail Hasan Metareum, Ketua Umum
Teknokrat menghasilkan kemenangan mutlak Golkar sejak lama yang kemudian terpilih kembali. Karena permintaan
Pemilu 1971. Golkar di bawah pimpinan Ketua Dewan kedua ditolak, saya tidak mau lagi meneruskan sidang.
Pembinanya bertindak sekaligus sebagai pemain, Percuma saja, kalau kemudian di dalam rapat hanya model
pengawas, dan pembina semua partai. Partai-partai Islam voting karena hal itu sudah sering terjadi selama ini di
digiring dalam satu wadah tunggal, yaitu Partai Persatuan DPP PPP. Saya sudah tahu pada saat yang menentukan
Pembangunan (PPP) pada tahun 1973. Pada kesempatan itu Hamzah Haz dan kawan-kawan sudah keluar dari
deklarasi itu K.H. Ma'ruf Amin menyatakan warga NU terus barisan "Rembang." Ada yang mengatakan bahwa kubu
dipinggirkan dan aspirasinya belum tersalurkan dengan saya yang dijagokan Kelompok Rembang kalah karena
balk dalam orsospol yang ada atau belum ada orsospol kekurangkompakan unsur NU dalam PPP. Tetapi, ada yang
yang mampu menampung aspirasi warga NU. menyebut lebih disebabkan oleh suasana politik waktu
"Sekarang kami sepakat untuk bersatu. Kami tidak mau itu yang memang tidak menguntungkan untuk saya. Sekjen
lagi menjadi kerdil. Mereka sekarang disatukan dalam Partai meminta restu pada Ketua Umum PBNU Gus Dur yang tidak
Kebangkitan Bangsa," Kata Kyai Ma'ruf. Partai ini, disenangi
tambahnya, adalah partai terbuka namun tidak akan pemerintah. Sebagai kader NU yang dikenal dekat dengan
menghilangkan identitas keislaman pada landasan Gus Dur, saya tidak takut mengatakan bahwa saya mendapat
perjuangannya. restu Gus Dur, meskipun kemudian kalah dalam muktamar.
Langkah saya itu menyebabkan saya tidak dimasukkan
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir dalam daftar calon. Bahkan, dalam kampanye saya tidak
dimasukkan sebagai juru kampanye tingkat pusat. Tetapi,
karena kecintaan kepada partai yang sudah digeluti sejak
puluhan tahun, saya tetap berkampanye dan membantu
anggota lain bila diperlukan. Saya mengharapkan bahwa
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ] sikap saya yang ikut serta dalam pemilihan ketua partai
dapat menjadi pelajaran demokrasi yang baik bagi
Mengapa saya? masyarakat. Itulah demokrasi. Meskipun saya tahu tidak

23 24
semua politisi NU berani melakukan hal itu. Mengapa saya berseberangan orang yang berbeda pendapat. Bangsa ini
bersikap respect sekali pada Ali Sadikin dan teman- sudah terbiasa diseragamkan. Di pundak saya bersama
temannya. Karena meskipun tahu kalah ia tetap berani kawan-kawan, titik pijak PKB dipertaruhkan. Mampukah
mengambil jarak, mengkritik, dan mencoba melakukan saya membawa PKB menjadi partai besar, bukan hanya
kontrol atas kekuasaan presiden yang makin hari makin dalam hal jumlah suara tetapi juga dalam peran me-
bertambah besar. Mestinya, fenomena itu dapat menjadi nentukan corak masa depan bangsa dan umat! Menurut
semacam "pencerahan" (enlightenment) pada para politisi saya, apalah artinya memiliki jumlah suara besar, tetapi
di negeri ini. Salah seorang anggota Komnas HAM, mendapat peran pinggiran. Tantangan tidak ringan. Saya
Roekmini Koesoemo Astuti, almarhumah pernah harus bisa menghimpun seluruh massa NU yang jumlahnya
menegaskan perlunya pencerahan di kalangan elite mencapai 40 juta jiwa. Ini tidak mudah karena massa NU
pemerintahan agar kesadaran hukum dan politik mereka terkonsentrasi di pesantren. Seperti dimaklumi, di
semakin meningkat. "Jangan selalu menganggap mereka pesantren, para kiai memiliki otonomi yang sangat kuat.
yang paling benar dan menjadi penafsir tunggal dari semua Di samping itu, massa NU dikenal sebagai pemilih tradi-
persoalan yang terjadi di negeri ini," ujarnya. Tetapi sional PPP selama dua dasawarsa lebih, selain masih
memang harapan berbeda dengan kenyataan. banyak tokoh NU di PPP yang bisa juga mempunyai massa
Meskipun "lepas" dari PPP, saya ini orang politik. Peker- sendiri. Sering ada tuduhan dari orang luar bahwa PKB terlalu
jaan saya, ya politik. Saya ikut kampanye bukan hanya mengandalkan nama besar Gus Dur. Sekjen PPP saat itu
karena saya menjadi pengurus atau pimpinan melainkan Tosari Widjaja, mantan aktivis Ansor berpendapat bahwa
karena kecintaan saya pada partai. Gus Dur juga menyata- figur yang tampil menjadi pimpinan akan sangat
kan bahwa saya kalau memimpin partai bukan sekadar menentukan minat warga NU untuk bergabung atau tidak
ingin menjadi anggota DPR. Kalau saya sekadar ingin dengan PKB. "Kita lihat saja figur pimpinannya, apakah
menjadi anggota DPR saja, tentu saya cukup bekerja sama bisa merekrut warga NU atau tidak. Sebab Gus Dur sendiri
Ismail Hasan Metareum. "Tetapi, dia ingin membawa partai tidak berada di barisan ini, tapi memilih bergabung dengan
ini lebih dari itu. Hal itu berbeda dengan orang-orang NU Megawati", tegas Zarkasih Nur, salah seorang pimpinan
lainnya. Mereka paling-paling sekadar ingin jadi DPR. PPP. Hal itu, menurut Tosari, berbeda kalau NU menjadi
Setelah itu selesai," tegas Gus Dur. partai. PKB tidak didirikan oleh PBNU, sementara PPP
Memimpin partai ini adalah amanah. Untuk itu, beliau ada karena keputusan resmi NU untuk berfusi bersama
saya ditugaskan dengan mengucap "la haula wala quwwata partai Islam lainnya. PKB memang menggunakan ide dan
illa billah" (tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah), gagasan Gus Dur, namun hal itu hendaknya jangan hanya
saya slap. ditafsirkan secara fisik. Bagaimanapun besarnya peran
Tantangan PKB adalah mendorong sipil atau masyara- Ketua Umum PBNU itu, Gus Dur tidak menentukan dirinya
kat madani yang selama ini dipinggirkan sebab sudah tiba sebagai ketua partai. Dia hanya meminta seseorang yang
saatnya tampil ke depan. Politisi sipil bertanggung jawab dianggapnya mampu, supapa mengantar partai ini sampai
mengembalikan hal besar yang penting bagi bangsa ini, pemilihan umum yang akan datang. Ternyata permintaan
Akibat pendidikan politik yang salah selama ini, politisi itu diterima oleh PBNU dengan beberapa pertimbangan
maupun masyarakat biasa menganggap musuh atau dan catatan. Kepuasan semua pihak tidak mungkin

25 26
tercapai 100%. Bagaimanapun pendeklarasian PKB saya
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
kira tidak kalah demokratis dengan deklarasi partai
partai lain. Gus Dur bukan hanya berkali-kali me-
nyampaikan bahwa Islam itu inklusif dan persaudaraan.
Namun, dia juga melakukan action aktif mempersatukan
bangsa. Visi dan usaha itu juga kita usahakan lewat per- [ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
juangan partai.
Memang tidak sedikit yang menolak kehadiran saya Agenda Politik
di pucuk pimpinan PKB. Selain intern PBNU, juga
dilakukan tokoh-tokoh intern PPP. Hal yang sama juga Kritik dan reaksi masyarakat saya pandang sebagai cermin
dilakukan oleh kelompok Yayasan Saifuddin Zuhri yang diri agar terus berada pada jalur yang benar, selalu
diprakarsai oleh adik kandung Gus Dur, Ir. Salahuddin memperbaiki dan menyempurnakan diri. Salah satu kritik
Wahid. "PBNU telah bersikap diskriminatif terhadap partai- itu juga datang dari Dawam Rahardjo, salah seorang Ketua
partai baru di kalangan NU selain PKB," tulis Salahudin di Partai Amanat Nasional (PAN) sebelum lahirnya PKB, NU
sebuah surat kabar Ibu Kota. Sikap senada disampaikan sebenarnya bisa digolongkan organisasi terbesar yang
oleh K.H. Yusuf Hasyim dari Pesantren Tebuireng, memperjuangkan civil society secara murni. Namun, setelah
Jombang. Pak Ud, demikian panggilan akrab kiai itu, tidak lahirnya PKB yang didirikan untuk mewadahi warga NU
mau bergabung dengan PKB karena dipimpin oleh saya. dalam pentas politik, menurut Dawam, ciri khas NU itu
Mantan anggota MPP PPP ini menilai, saya tidak memiliki hilang. "Hal itu bukan berarti saya anti-PKB. Saya hanya
keulamaan dan kematangan politik. Menurut dia, orang mengatakan bahwa PKB itu didirikan untuk mewadahi
yang memenuhi syarat memimpin PKB adalah K.H. Mustofa aspirasi NU," kata Dawam. Artinya, menurut dia, memang
Bisri. Ia memiliki kualitas individu, ulama, pola pikir dan ada suatu desain bahwa orang NU itu memilih PKB. Dasar
moralitas yang tidak diragukan lagi. Sikap serupa juga ketidaksetujuan Dawam adalah pandangan bahwa NU itu
dilontarkan oleh K.H. As'ad Umar dari Peterongan, sebaiknya menjadi organisasi civil society yang memberi
Jombang yang juga menjadi anggota kebebasan warganya untuk memilih partai politik apa saja
Wahab yang dikenal sebagai tokoh KPPNU (Koordinasi sehingga tidak perlu membuat partai yang menampung
Pengurus Pusat NU) pimpinan Abu Hasan. aspirasi NU. Menurut dia, ada perbedaan cukup mendasar
Silang pendapat tentang kedudukan saya dalam partai antara PAN dan PKB. PKB didirikan oleh organisasi,
menjadi cambuk bagi saya untuk melakukan yang terbaik bagi sedangkan PAN itu tidak didirikan oleh organisasi tetapi
kesuksesan tujuan partai. Di samping itu, aneka dirikan oleh individu-individu. Jika organisasi-organisasi
pendapat itu juga mendorong saya berkomunikasi dan turun itu mendirikan PAN, Dawam menolak. Dawam menyatakan
ke bawah menampung aspirasi dan harapan mereka. tidak setuju bila suatu organisasi itu berafilisiasi dengan
Secara pribadi saya tidak merisaukan silang pendapat itu parpol. Ini untuk membebaskan organisasi civil society dari
karena kerlibatan di partai bukan untuk mengejar partai-partai dan mencegah perpecahan. Kalau nanti warga
kepentingan pribadi saya. Partai adalah sarana ibadah. Saya NU menyalurkan suaranya ke PKB dan kebetulan PKB
berjuang dalam partai dengan niat mengabdi kepada Allah. kalah, wah nanti warganya dikuyo-kuyo (disindir-sindir),

27 28
katanya. 1999 adalah PKB, karena PKB adalab partai hesar. Kalau
Tentu saja Dawam boleh berpendapat begitu. Itu Golkar kalah, itu berarti tidak ada orang-orang Soeharto
hak dia. Cuma bagi saya aneh bila demi menegakkan civil dan kroninya, yang saya ibaratkan sisa-sisa laskar Pajang
society warga NU tidak boleh mendirikan partai politik itu melakukan teror dan pembunuhan terhadap ulama-
sendiri. Bukankah sebaliknya, justru adanya partai menjadi ulama NU. Ulama itu tokoh anutan umat. Ulama ibarat
wadah untuk meningkatkan pendidikan, kesadaran, dan lidi. Kalau tali pengikatnya lepas, sapu lidi
partisipasi politik. Partai sebagai sarana artikulasi dan pengikat sapu itu tercerai berai."
agregasi (penampilan masalah secara menyeluruh) PKB bersama PBNU tidak mau terpancing dengan
kepentingan-kepentingan rakyat di dalam lembaga- manuver kekerasan itu. Ketua Umum PBNU pada Perayaan
lembaga politik. Soal kalah atau menang bukankah itu Idul Fitri tahun 1997 pernah menegaskan, apabila hendak
biasa dalam politik? Mengapa kekhawatiran membudayakan dan menegakkan demokrasi jangan sekali-
itu berlebihan? kali menggunakan kekerasan, tetapi hendaknya memakai
Saya juga menyadari ada "kebencian" kepada NU dan cara-cara persuasi, betapapun repotnya. "Kita tidak
PKB. Hal itu tampak dalam serangkaian aksi tindak melakukan sesuatu yang bersandar pada kekerasan. Negeri
kekerasan di Banyuwangi yang menelan banyak korban ini milik bersama, jangan sampai ada kelompok yang
dari warga nahdliyin. Orang mengatakan ada hujatan menamakan diri mayoritas kemudian berteriak meminta-
kenapa NU tidak membagi adil saja anggotanya, seperti minta bagian "kue pembangunan" yang lebih besar dengan
khitah, bebas-bebas saja. Atau ungkapan-ungkapan bahwa menyebut dan membawa-bawa nama Islam. Sikap ini harus
keadaan yang lalu lebih bagus dari sekarang. Indikasi- kita hindarkan. Negeri ini milik bersama, mari kita bangun
indikasi itu ada. Menurut K.H. Hasyim Nuzadi, Ketua bersama-sama," tegasnya.
PWNU Jawa Timur, ada dua kekuatan yang bertarung yang Kalau kita masih mempunyai prinsip mau menang
disebutnya sebagai yang pro status quo dan pro perubahan. sendiri karena merasa mayoritas kita tidak dapat
Di dalam kantong status quo isinya banyak. Yang main di dalam menghindarkan diri dari kekerasan. Untuk itu, setiap
ini muslim harus lebih dahulu mengubah konsep jihadnya.
banyak. Mungkin rezim yang lama, mungkin Sebab, jihad akbar, kata Gus Dur lagi, adalah memerangi
orang yang akan dirugikan dengan pemilu, mungkin juga hawa nafsu dalam diri kita sendiri. Kecenderungan mau
orang yang akan bergeser kekuasaannya, mungkin juga menang sendiri saat ini sudah menggejala. Untuk
kekhawatiran terhadap dwifungsi (ABRI) yang mengecil. menghindarinya mari kita kembali kepada kebersamaan.
Atau mungkin juga orang-orang yang tidak mau terbongkar Agenda bangsa yang paling penting seperti ditegaskan oleh
salahnya. sejarawan Sartono Kartodirdjo, adalah masalah persatuan
Ini semua jadi satu. Satu keranjang dalam istilah dan kesatuan, seperti disebut dalam Manifesto Politik
saya status quo itu. Sementara yang reformis masih dalam Tahun 1925. Tanpa itu, tidak bisa negara terselenggara
tanda petik," tegas Kiai Hasyim. dengan berhasil. Prinsip berbangsa itu unity, liberty, dan
Tentang kasus Banyuwangi ada satu komentar equality. Perlu juga ditambah personality, karena manusia
menarik dari K.H. Maksum Jauhari, salah seorang pengurus harus memiliki kepribadian, harus berbudaya. Tanpa
DPW PKB Jawa Timur, "Yang bakal menang pada Pemilu kebudayaan tidak ada artinya. Prinsip kelima adalah per-

29 30
formance, prestasi. Jadi, aktualisasi nasionalisme: Kita harus Kedua, visi orang-orang PKB untuk Indonesia masa depan.
memelihara kesatuan dan kerukunan beragama. Kedua, Menurutnya, PKB tidak mempunyai visi nasional, tetapi
bila ingin unggul dalam Iptek maka kebudayaan mesu budi hanya memiliki visi lokal dan parokial. Liddle bercerita
(asketisme) di dalam kampus mesti dicangkokkan dan bahwa seorang temannya mengadakan penelitian di Jatim
dipelihara masyarakat. Yang diperlukan model peran (role terhadap para kiai bahwa pemikiran mereka adalah bagai-
model). Jangan hanya konsep atau omongan sebab mana menguasai Departemen Agama dan jabatan-jabatan
masyarakat butuh model peran konkrit, keteladanan nyata. politik lain.
Agenda lain adalah masalah dwifungsi ABRI. Deklarasi Pendapat tentang "kelemahan" dari Liddle itu disanggah
Ciganjur menegaskan bahwa dwifungsi akan dihapuskan oleh K.H. Cholil Bisri bahwa dirinya orang modern hanya
secara bertahap dalam kurun waktu G tahun. Saya ingat pakaiannya saja yang tidak modern. Modern atau tidak itu
kata-kata Marsilam Simanjuntak, idealnya tentara tidak hanya pada pakaian, tetapi pada pikiran dan perilaku.
dibutuhkan untuk negara. Itu akan lebih efektif kalau Dengan pembentukan partai itu berarti pola pikir modern
tentara memusatkan perhatiannya kepada pembinaan sudah ada.
untuk dikerahkan sewaktu-waktu bila dibutuhkan. Tentara Adanya partai lain selain PKB bukan berarti perpecahan,
dipercaya pegang senjata. Kapan dan ke arah mana senjata tetapi hanya perbedaan pendapat. Hal itu ditegaskan oleh
itu ditembakkan, itu bukan dia yang menentukan. Itu harus salah seorang Ketua Pengurus Besar NU yang juga salah
wewenang di luar dirinya. Yang penting, menjadi militer seorang anggota Tim Lima PBNU, Rozy Munir, "Orang-
bukan sesuatu vang otonom. Militer bagian dari orang yang memimpin dan membantu pembentukan PKB
perlengkapan negara, yang sengaja diadakan dan diatur itu tidak ada yang kolot dan tak ada yang antimodern."
untuk itu. Dari permulaan orang yang masuk ke situ harus Rozy Munir juga tidak sependapat terjadinya perpecahan
tahu, ini pengabdian. gara-gara ada tiga tokoh NU: Yusuf Hasyim, Syukron
Sebaliknya, masyarakat juga harus mampu menciptakan Makmun, dan Abu Hasan mendirikan partai sendiri. "Dan
mekanisme meski kini ada tiga partai, namun rapat pleno PB NU setelah
pengambilan politik dan pendeklarasian PKB beberapa waktu yang lalu menyatakan
mekanisme penyelesaian konflik sosial-politik dengan cara hanya mengakui PKB sebagai satu-satunya partai untuk
damai. Kalau tidak ada perpecahan, tidak perlu usaha mengakomodasi warga NU."
pencegahan berupa fungsi sosial-politik ABRI dan Di samping kelemahan, terdapat juga kekuatan PKB,
sebagainya. yaitu basis NU yang terbukti sejak tahun 1955 hingga kini;
Agenda ketiga adalah masalah konsolidasi ke dalam kepemimpinan yang sudah mentradisi lewat dukungan
partai sendiri. William Liddle pada acara Reuni UI di Jakarta, para kiai dan jaringannya; dan modernisasi di lingkungan
18 Agustus 1998 menjelaskan dua kelemahan PKB. pesantren tentang pemahaman akan kedaulatan rakyat,
Pertama, perpecahan di dalam NU. Misalnya, ada tokoh- kepastian hukum, dan penegakan HAM.
tokoh NU yang membentuk partai sendiri, seperti Yusuf Tentang sikap Pak Ud bukan sesuatu yang aneh baik
Hasyim, Abu Hasan, dan Syukron Makmun. Tetapi, bagi saya maupun warga NU. Kedua orang ini, paman
munculnya tokoh NU untuk mendirikan partai dengan dan keponakan, sejak lama berbeda visi, persepsi, taktik,
basis NU itu tidak banyak pengaruhnya terhadap PKB. dan strategi politik. Ketika Gus Dur menolak ICMI, Yusuf

31 32
Hasyim justru mendukung ICMI dan masuk di dalamnya. kawan saya berkomentar, "Wah sekarang spesialis sekjen
Kctika Gus Dur mendukung saya melalui "Gerakan menjadi ketua umum partai!" Di sebuah harian dari Jawa
Rembang" untuk menggulingkan Ismail Hasan Metareum, Tengah menulis berita tentang saya dengan judul "Gagal
Yuusuf Hasyim justru mengundang Metareum ke Pondok di PPP Jadi di PKB!" Saya sebetulnya merasa biasa-biasa
Pesantren Tebuireng dan akhirnya diberi jatah sebagai saja. Kalau dilihat dari segi kedudukan di NU saat itu
anggota MPP PPP, dan masih banyak lagi perbedaan lainnya. barangkali banyak tokoh lain yang memiliki jabatan yang
Kalau saya telusuri sejenak perjalanan politik NU, juga pantas untuk menjadi I<etua Umum PKB.
termasuk keluarga para tokoh NU, memang secara wadah Ketika dimintai komentar seal penolakan sejumlah
tidak pernah utuh. Ketika K.H. Wahab Chasbullah orang tentang pencalonan saya, Gus Dur dengan tegas
menyarakan NU keluar dari Masyumi dan bcrdiri sendiri menjawab, "Mereka itu berpikir ke belakang. Padahal, kita
sebagai partai tahun 1952 dan ikut Pemilu tahun 1955 tidak ini harus berpikir ke depan." Saya diharapkan mampu
semua warganya mendukung partai NU. Ranyak juga yang mengelola perbedaan-perbedaan pendapat itu dengan
masih mcndukung Masyumi. Bukan hanya itu, putra-putra pengalaman dan kemampuan saya melakukan lobbi. "Ben
tokoh NU sendiri sikap politiknya berbeda-beda Keluarga wae. Matori iso! (Biar saja. Matori bisa!). Matori bisa
K.H. Hasyim Asy'ari sebagian mendukung NU, sebagian tetap menyelesaikan masalah itu, sehingga mereka kelak akan
Masyumi. Begitu pula keluarga K.H. Siddiq dari Jember. mendukung juga," kata Gus Dur, tenang.
Dalam musim kampanye, karena mereka menjadi juru kam- Harapan yang ditimpakan ke pundak saya cukup berat
panye, tentu saja di antara mereka saling menyerang. Kalau dalam kepengurusan 1998-1999. Tetapi saya merasa tidak
sekarang juga terjadi pro dan kontra, baik menyangkut sendirian. Saya merasa rakyat Indonesia sedang bangkit
kelahiran PKB maupun pemimimpinnya itu wajar saja. dan bersama-sama mulai menyadari hak dan kedaulatannya
Perbedaan sikap adik-adik kandung Gus Dur, yaitu atas republik ini. Suatu kebangkitan masyarakat sipil (civil
Salahuddin Wahid dan Aisyah Hami Baidlawi berbeda society) telah tumbuh subur di era reformasi ini.
dengan kakaknya sudah menjadi rahasia umum. "Kalau Tentang kebangkitan kaum sipil itu, paling tidak ada
tidak beda bukan NU. NU kan memang selalu begitu," tiga hal yang bisa saya catat. Pertama, gerakan-gerakan
tegas Gus Dur. Bukankah perbedaan itu rahmat! Coba sosial menghasilkan terbentuknya berbagai organisasi.
kalau di dunia ini isinya sama saja. Pastilah menjemukan Dalam pemahaman ini berbagai organisasi lahir dari unsur
dan tidak ada keindahan atau mungkin sekali cepat kiamat. pluralitas yang merupakan representasi keragaman aspirasi
Melihat penolakan itu di dalam hati terpikir, saya ini dan kepentingan dalam masyarakat. Kedua, semua
ibarat ayam yang dimasukkan ke kandang baru, lalu ayam- organisasi berkoalisi dan menyatukan kekuatan bersama
ayam yang sudah merasa lama di kandang mecohi dalam memperjuangkan kepentingan umum atau
(mematuk) saya. Hanya saja, saya sudah cukup lama kepentingan bersama. Ketiga, kepentingan yang
meninggalkan kandang itu. Tetapi, kita sebetulnya sama- diperjuangkan adalah kehidupan negara yang demokratis
sama satu kandang. Perbedaan pendapat khususnya atau dengan kata lain, mengembalikan kedaulatan rakyat
mengenai diri saya itu tidak membuat pendirian Gus Dur ke kedudukannya yang sebenarnya. Antisipasi terhadap
dan para kiai lainnya surut. Tak pelak lagi, akhirnya saya kebangkitan masyarakat itu telah dilakukan dengan
tampil untuk memimpin partai warga nahdliyin. Kawan- deklarasi PKB yang dibidani oleh tokoh-tokoh dan warga

33 34
Sesuatu yang Otonom"
nahdliyin. Saya kira kinilah saatnya kebangkitan bangsa Merdeka, 5 September 1998 "Dawam Lancarkan Kritik ke
itu akan terjadi. PKB"
Merdeka, 17 November 1998 "Penjelasan Salahudhin Wahid"
Tindak tanduk saya baik di luar rumah maupun di (Surat Pembaca)
dalam rumah, saya coba tidak berbeda. Jika misalnya saya Republika, 23 Juli 1998
Suara Merdeka, 26 Juli 1998
sering menyerukan menjunjung tinggi demokrasi di luar, Tempo edisi 12-18 Januari 1999
"Nahdliyin (Masih) Menunggu Restu Kiai
seruan itu juga saya terapkan di dalam rumah. Anak saya "Khitah Tembus Jalan Buntu"
yang kuliah di IKJ misalnya, karena praktek kerja sering
pulangnya sampai malam. Sebagai orang tua, saya sering www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
menasihati, "Bapak memberi kebebasan kepada kamu
supaya kamu selamat. Makanya, kamu harus bertanggung
jawab pertama-tama terhadap dirimu sendiri."
Saya berkata begitu, karena anak perempuan "sekali
salah" dia akan salah terus. Artinya, kesalahan itu akan dia [ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
bawa terus seumur hidup. Alhamdzllillah dia mengerti.
Anak perempuan saya bergaul dengan banyak orang, maka Bab 2
saya tidak khawatir. Selain, saya percaya Gusti Allah juga
karena yang berbahaya itu kalau ia hanya bergaul dengan KILAS BALIK KEBANGKITAN KAUM ULAMA
satu orang saja. Dengan bergaul dengan banyak orang,
balk laki-laki maupun perempuan, dia sudah melatih diri Ada hal yang tidak mungkin dihindari, yakni
untuk memiliki ketahanan diri menjaga martabat dan pertumbuhan bangsa kita secara demokratis dan
kehormatan. Tetapi kalau hanya satu orang, apalagi laki- sosiologis sebetulnya sangat positif: ini ditinjau dari
laki, itu malah berbahaya, bisa-bisa "kecelakaan" nanti. berbagai segi, termasuk: dari segi perkembangan
Islam (Nurcholis Madjid)
Sumber Bacaan
Barangkali ada yang bertanya: mcngapa saya menjadi
Detak: No. 017 Thn I 3 -9 November 1998: orang NU? Tentu saja demikian, sebab lingkungan dari
K.H. Hasyim Muzadi - Ketua PU NU Jatim mana saya berasal adalah NU. Usia saya baru enam tahun,
K.H. Maksum Jauhari: "Dalangnya Sisa-sisa Laskar
Pajang"- pengurus DPW PKB Jatim ketika ayah saya Abdul Djalil meninggal dunia. Saya
Kompas, 23 April 1996
Kompas, 8 Maret 1997 "Halal Bihalal Budayakan Demokrasi kemudian diasuh oleh kakek saya, Haji Elias. Sebagai
Fitrah Harus Menang" seorang warga nahdliyin tentu kebiasaan-kebiasaan ke-
Kompas, 24 Mel 1998
Kompas, 22 Juli 1998 "Matori-Muhaimin-Imam Churmen NU-an membentuk saya, di samping sekolah saya di
Pimpin Partai Kebangkitan Bangsa Madrasah Ma'arif yang juga dikelola NU.
Kompas, 23 Juli 1998 "Pengaruh PKB pada PPP Masih Belum
Dapat Diukur" Untuk ukuran zaman itu, menurut saya, kakek
Kompas, 24 Juli 1998
"Partai Kebangkitan Bangsa Berdiri" termasuk orang modern. Ia misalnya, berlangganan majalah
"Partai Kebangkitan Bangsa, Kerinduan Warga NU" dan saya membaca majalah-majalah yang dibeli kakek.
Kompas, 27 Juli 1998 "Matori Abdul Djalil Saatnya
Mendorong Kaum Pinggiran" Boleh dikatakan, kakek saya seorang NU yang bersikap
Kontan, No. 2 Tahun III, 5 Oktober 1998 " Militer Bukan

35 36
modern. Dia menganjurkan anak dan cucunya untuk Ghazali. Dari teologi Asy'ari itu biasa dipelajari oleh kaum
menimba ilmu dan untuk sekolah di mana pun. Saya juga santri (khususnya) rumusannya tentang dua puluh sifat
diizinkan bergaul dengan banyak orang, sehingga Tuhan yang terkenal itu. Santri menghafalkan itu di luar
membentuk sikap terbuka dalam diri saya. Saya kuliah di kepada, dan mereka percaya bahwa hal itu akan menjadi
Universitas Kristen Satya Wacana, termasuk saudara sepupu salah satu pertanyaan di alam kubur. Konsep Ahl-u 'l
saya, M.M. Billah. Sepupu saya itu dikenal sebagai aktivis sunnah wa 'l-Jama'ah h itu akan terasa dalam hal figh. Kaum
LSM dan pimpinan LSM. Kalau ada orang meninggal, kami santri dalam hal figh mengikuti dan mewajibkan mengikuti
bersembahyang kubur, mendoakannya di hari ketiga, salah satu dari sekurang-kurangnya empat imam madzhab
ketujuh, keempat puluh, dan seterusnya, sebagaimana fiqh, yaitu Maliki, Syafi'i, Hanafi, dan Hanbali. Di Indone-
layaknya kebiasaan orang Jawa. sia sendiri yang umum dianut adalah imam Syafi'i.
Secara teologis, kenapa jadi orang NU, pemahaman Pembelakaan mereka kepada penganut madzhab itu
saya begini: Dalam Islam, saya melihat ada tiga paham. sejalan dengan paham tentang taqlid yang berposisi
Pertama, Mu'tazilah yang mengagungkan kebebasan menjadi lawan dari ijtihad. Dalam hal ijtihad ini
manusia untuk berbuat ini dan itu. Sukses dan keberhasilan diperjuangkan oleh organisasi reformasi di Indonesia,
seolah-olah seratus persen bergantung dari ikhtiarnya. yaitu (terutama) oleh Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan
Pandangan ini tentu saja berat sebelah, sebab meletakkan Persis. Kalangan pesantren yang menamakan diri Ahl-u
manusia sebagai makhluk yang bebas seratus persen, tidak 'l-sunnah wa 'I-Jama'ah membedakan diri dengan golongan
perlu bergantung pada Allah dalam hidupnya. reformasi itu. Dalam kenyataan sehari-hari perbedaan
Kedua, Jabariah yang percaya bahwa segala sesuatu dalam figh itu hanya terbukti dalam hal-hal yang amat
dalam hidup manusia itu sudah ditentukan oleh Allah SWT. sederhana, seperti persoalan niat sebelum wudlu
Jadi, manusia tanpa menerima takdir. Pandangan yang (nawaytu), jumlah azan sebelum sembahyang Jum'at satu
merupakan antitesis yang pertama ini berat sebelah, karena atau dua kali, salat tarawih pada malam bulan Puasa 11
bisa menyeret manusia banya pasrah pada keadaan. Ia rakaat atau 23 rakaat, dan tentang halal tidaknya
hanya pasif menunggu takdir. beberapa binatang untuk dimakan, seperti katak, ular,
Ketiga, Sunni atau lengkapnya Ahl-u 'I-sunnah wa 'l- dan musang. Selain itu perlu diketahui bahwa dalam hal
jama'ah yang meyakini bahwa manusia memiliki ruang figh sikap-sikap kaum santri (terutama yang pesantrennya
gerak untuk berikhtiar, berusaha, di samping Tuhan yang di desa-desa) banyak dipengaruhi oleh kitab Safinat-u 'I-
menentukan demi kebaikan manusia. Najah, sedangkan dalam hal keagamaan sikap mereka
Paham ketiga itu saya rasa cocok sekali, sebab merupa- umumnya dibentuk oleh kitab Sullam-u 'I-Tawfiq.
kan sintesis dari pandangan pertama dan kedua. Tentang Persoalan lain yang membedakan kaum Ahbu 'I-
Ahl-u 'l-sunnah wa 'l-Jama'ah, cendekiawan Nurcholis sunnah wa 'l-Jama ah dari lainnya menyangkut masalah
Madjid menjelaskan bahwa kalangan pesantren mengacu adat, khususnya adat Jawa. Kaum santri menolak banyak
pada golongan Sunni. Dalam hal kalam atau ilmu sekali unsur-unsur adat Jawa, tetapi mempertahankan
ketuhanan, pesantren mengikuti madzhab sunni, sebagian lain yang kemudian diberi warna Islam. Adat
sebagaimana dirumuskan oleh Abu Hassan al-Asy'ar, dan Jawa yang masih menjadi perdebatan dengan kaum
kemudian tersebar antara lain melalui karya Imam formis adalah adalah sekitar selamatan. Selamatan dalam

37 38
hal ini adalah acara makan-makan untuk mendoakan Ramli (almarhum), tokoh pesantren Rejoso yang sampai
orang mati, baik pada saat meninggalnya maupun kini dianggap paling besar dan merupakan guru mursyid
sesudahnya, seperti selamatan tiga hari, tujuh hari, empat gerakan tarekat Qadiriyah-Naqsyabdiyah yang terbesar di
puluh hari hingga setahun (pendek) dan seribu hari setelah Jawa Timur, dipandang sebagai wali kaum santri di sana.
meninggal. Selain selamatan-selamatan itu pada saat Sebagaimana lazimnya orang NU, saya pun tidak bisa
yang dirasa perlu keluarga orang yang meninggal dapat lepas dari tradisi para kiai dan pesantrennya. Meskipun
menyelenggarakan haul. Dalam selamat itu biasanya saya tidak pernah belajar di pondok pesantren melainkan
dibacakan tahlil, suatu ritus dengan bahasa Arab yang di madrasah saja, saya sangat mengagumi model
intinya berdoa untuk kebahagiaan yang meninggal, atau pendidikan dan cara hidup para kiai. Hasil didikan mereka
"mengirim pahala wirid" kepada arwah yang meninggal. lewat kehadiran rekan, sahabat, maupun saudara-saudara
Unsur kejawaan kaum Ahl-u 'I-sunnah wa 'l-Jama'ah saya ikut memperkaya dan membentuk diri saya hingga
tidak hanya terbatas pada soal tahlil. Kebiasaan datang saat ini. Nadhlatul Ulama bukan hanya saya pandang
berziarah ke makam-makam tertentu yang umum sekali sebagai "kehidupan organisatoris," tetapi juga hidup
dalam kalangan ini. Hanya saja dalam hal ini menjadi keseharian saya sebagai manusia. Sebagai seorang anak,
tidak jelas apakah kebiasaan ini lebih berakar dalam saya tidak hanya diajar untuk menaati perintah agama
konsep-konsep sufisme atau jawanisme. Sebab sebelum oleh orang tua, tetapi juga dilatih untuk belajar prihatin
Islam datang, agama yang ada adalah agama Hindu yang dengan berpuasa pada hari Senin dan hari Kamis (Pasa
tidak mengenal kubur atau makam. Makam yang banyak Senin-Kemis).
dikunjungi untuk ziarah umumnya makam orang-orang Prihatin itu bukan hanya untuk diri sendiri supaya
yang dinamakan wali atau orang suci yang keramat, tetap hati-hati dan arif, (eling lan waspada), tetapi juga
sehingga meskipun sudah meninggal akan mampu memprihatinkan orang lain yang menderita kekurangan
menolong memberi kesehatan, keselamatan, atau sukses atau sedang susah. Katakanlah semacam semangat
dalam usaha. Di Jombang, makam yang paling terkenal solidaritas. Saya lihat di lingkungan sekitar saya di Jawa.
adalah yang di Betek, Mojoagung, kurang lebih 10 Km Tidak hanya yang beragama Islam, tetapi juga keluarga
sebelah timur Jombang menuju Surabaya. Makam lain di yang Kristen, Katolik, atau Hindu dan Buddha juga mela-
Jawa Timur yang banyak diziarahi adalah di Girl (makam tih anggota keluarganya dengan puasa "Senin-Kemis" itu.
Sunan Girl, salah seorang wali sanga dan di Batuampar, Kehidupan pesantren dengan para kiainya sangat
Madura. Di samping kepercayaan kepada orang keramat menarik bagi saya. Hal itu berkat pengalaman saya
yang telah meninggal, kepercayaan kepada adanya wali bergaul dengan para ulama selama saya berkiprah dalam
yang masih hidup jug umum di kalangan santri. Pada organisasi dan partai. Pernah saya baca dalam mahakarya
tahun 1970-1980-an di daerah Jombang, sekurang- sejarawan Dennys Lombard tentang kehidupan di Pulau
kurangnya ada seorang yang dianggap wali dan masih Jawa bahwa pesantren sudah ada sejak abad ke-16.
hidup, yaitu yang terkenal dengan sebutan Gus 'Ud dari Bahkan, sesungguhnya yang telah terjadi adalah
Mojoagung. Cerita tentang kekeramatan dan kekuatan penerusan dalam bentuk baru lembaga pra-Islam yang
gaibnya sangat umum di masyarakat. Kiai Hamid di lebih tua lagi. Jadi, pesantren bukan sebuah struktur yang
Pasuruan juga dipercaya sebagai wail. Demikian pula Kiai diimpor dari luar. Pada masa Jawa Kuno, katakanlah pada

39 40
zaman kerajaan Hindu dan Buddha, terutama dalam dikemukakan dalam Hikayat Hasanuddin yang mengisah-
masyarakat bagian timur pulau lawa, terdapat jenis kan bagaimana tokoh utamanya setelah mendarat di
pertapaan para resi yang menjauh dari dunia ramai dan Banten, mengajak delapan ratus ajar dari Gunung
menjalankan latihan rohani sambil menggarap lahan Pulasari, masuk agama Islam. Hasanuddin mula-mula
pertanian. Dalam teks-teks Zaman Majapahit, lembaga- menetap agak jauh dari laut (di Banten Girang) di dalam
lembaga itu dikenal dengan nama dharma, mandala atau sebuah pondok. Di tempat itu ia membuat gula Jawa
pertapaan (dari dasar kata tapa yang dalam bahasa dengan bantuan para pelayan yang membantunya atas
Sansekerta berarti "kehangatan" bersemedi. Dharma pada perintah ayahnya Sunan Gunung Jati. Selama tujuh tahun
masa itu selalu mengambil jarak terhadap kekuasaan raja ia hidup bertapa, dan menyepi di atas gunung-gunung di
di Kotaraja. Jarak itu tidak hanya dalam arti fisik, letak Pasundan Barat, sampai di Pulau Panaitan (di ujung barat,
geografis yang jauh dari kerajaan, tetapi juga dalam arti di Selat Sunda). Sunan Gunung Jati kemudian dari Cirebon
spiritual. Dharma bersikap kritis terhadap lembaga telahmenjemputnya untuk menunaikan ibadah haji. Ketika
kerajaan. Perubahan pertapaan-pertapaan itu menjadi Hasanuddin berperang melawan Raja Pakuan yang
pesantren berjalan secara alamiah seturut kemajuan syiar bersikeras mempertahankan kekafirannya, ia tidak lupa
agama Islam di Jawa. Tampaknya, agama Islam cepat memanggil ajar-ajar yang setia dan mereka yang
sekali mengakar di masyarakat pertanian tersebut. membantu memenangkan agama yang benar.
Tentang hubungan orang-orang muslim pertama Antara struktur dharma Jawa Kuno dan struktur
dengan pertapaan-pertapaan itu terdapat beberapa Pesantren terdapat persamaan yang cukup besar untuk
tradisi. Diceritakan bahwa Sunan Kalijaga, seorang Wali memperkuat teori bahwa telah terjadi peralihan dari
yang sangat berpengaruh dan yang membangun Mesjid struktur yang satu ke yang lain. Persamaan pertama
Demak, sering pergi bersemedi di pertapaan Mantingan adalah keadaan jauh dari dunia ramai, di daerah yang
yang tidak terlalu jauh letaknya. Kita juga dapat melihat kosong jauh dari ibu kota kerajaan, maupun kota-kota
bagaimana Ki Gede Pandan Arang mengumpulkan mu- besar yang modern. Pertapa maupun santri memerlukan
rid-muridnya di atas bukit Tembayat dan dengan demikian ketenangan dan keheningan untuk menyepi dan
ia membuka pesantren pertama di daerah itu. Perlu bersemadi dengan tenang, untuk merenungi alam dan
diperhatikan bahwa situasi purbakala yang sama menyelami batinnya sendiri. Ia juga merasa perlu
tampaknya memiliki undang-undang lama dan para menjauhi daerah-daerah hunian untuk menemukan tanah
arkeolog mempertanyakan apakah situs itu merupakan yang masih bebas dan cocok untuk digarap. Kini, hal itu
tempat ibadah pra-Islam, seperti misalnya Candi Sukuh. tidak berlaku tetapi beberapa dasawarsa yang lalu pendiri
Di Leles, daerah Pasundan pada tahun pesantren --seperti halnya rohaniwan abad ke-14- masih
ditemukan bongkah-bongkah batu dari sebuah dapat bertindak sebagai "perintis" yang membuka hutan
Hindu yang hampir lengkap yang digunakan sebagai dasar di perbatasan dunia yang sudah dihuni, mengislamkan
sebuah makam keramat. para warga daerah sekeliling, mengelola tempat baru,
Para sejarawan memastikan kelak pasti ditemukan menciptakan "republik" kecil, suatu tempat perlindungan
contoh-contoh lain dari "tumpang-tindih" satu agama penuh damai yang berswadaya. Dari kecenderungan lama
dengan agama lain. Tradisi yang paling jelas adalah seperti ini, pesantren kadang-kadang masih menyimpan tradisi

41 42
silat --yang dahulu sangat berguna di daerah-daerah menghidupkan kembali kebiasaan lama itu.
terpencil dan kurang aman, di mana polisi kerajaan tidak Bagaimanapun asal mulanya, dapat ditekankan babwa
berani menginjakkan kakinya-- maupun suatu perhatian pesantren telah mempunyai peran penting dalam
yang tinggi terhadap teknik-teknik pertanian. pengislaman yang mendalam di daerah Jawa dan Sunda.
Seorang kiai yang ternama biasanya juga ahli dalam Lembaga itu telah menyesuaikan diri dan mempribumikan
bidang pertanian. Banyak pesantren kini menjadi agama dengan sangat balk. Sebagai lembaga mandiri dari
semacam usaha pertanian teladan, yang menjalankan sudut ekonomi dan hukum dan agaknya terletak di
budi daya pertanian terpadu, budidaya ikan, sambil "pinggiran" seolah-olah merupakan tcmpat suaka atau
mengajarkan kepada murid laki-laki dan perempuan dasar- katup pengaman sosial. Pesantren-pesantren akhirnya
dasar kesehatan, agronomi, dan ekonomi. Kemiripan membentuk jaringan luas yang terentang dari ujung pulau
kedua, ikatan antara guru dan sisya (murid), santri dengan ke pulau lain, bahkan sampai di luar pulau-di seluruh
kiai. Seorang kiai sangat diandalkan dalam memberi Indonesia. Pada waktu Perang Diponegoro (1825-1830)
nasihat, bimbingan, dan pertolongan untuk memberi sudah terdapat beberapa haji yang berjuang melawan
dukungan serta bertindak sebagai pemimpin rohaniah. Belanda. Mereka dipimpin oleh tokoh legendaris Kiai Maja
Santri mematuhi nasihat dan bimbingan gurunya dengan bersama santri-santrinya yang melawan pasukan Kompeni
tetap mempunyai hubungan khusus dengannya sekalipun di lereng-lereng Gunung Merapi.
studinya sudah tamat serta sudah kembali ke dunia ramai. Ada juga haji-haji lain terutama di Jawa Barat yang
Kemiripan ketiga adalah kontak antardharma seperti juga terlibat dalam pemberontakan-pemberontakan melawan
antarpesantren. Di lingkungan santri atau murid dharma penjajah Belanda. Perlawanan itu mcngguncangkan
terdapat kebiasaan untuk berkelana menimba ilmu dan pedesaan Banten antara awal tahun 20-an hingga tahun
kemajuan dalam olah rohani dari pesantren atau dharma 1888, ketika meletus pemberontakan petani. Untuk
yang satu dengan pesantren atau dharma yang lain. jaringan agraris untuk pembentukan parat administrasinya,
Dalam Kitab Nagarakertagama diceritakan bahwa pemerintah Ratavia berusaha merangkul mereka. Pada
Hayam Wuruk singgah dari pertapaan yang satu ke tahun 1882 didirikan apa yang dinamakan priesterraden
pertapaan lainnya bersama rombongan pengikutnya. Raja atau "pengadilan pendeta" yang beranggotakan penghulu
dijamu dengan ramah oleh kaum rohaniwan dan pada dan pembantupembantunya diangkat oleh residen.
malam hari membicarakan pokok-pokok filsafat dengan Keputusan itu sangat dikritik oleh Snouck Hurgronje.
guru-gurunya. Pengalaman itu tidak terbatas pada raja, Keputusan itu mencabut pengadilan agama dari
tetapi banyak murid dan pasti juga orang biasa berkeliling pengawasan kaum priyayi, karena tugas mengambil keputusan
Jawa dengan cara demikian. Semua orang yang telah dalam
memperoleh ijazah (ijin pengajar) dapat pergi ke tempat hal perkawinan, warisan, dan terutama perceraian diserahkan
lain untuk membuka "cabang." Mereka kembali ke kepada
pesantren induk pada perayaan tahunan tertentu (haul) penghulu sendiri. Hal itu sama dengan memberi kepada
untuk menikmati kegembiraan berkumpul kembali dan kalangan santri hak-hak istimewa dalam hal hukum sipil
bertukar berita. Kebiasaan untuk mengadakan lokakarya dan agraria. Untuk dapat mengawasi jaringan-jaringan
atau seminar pada masa kini sesungguhnya tidak lain dari itulah pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1905

43 44
mengungumkan Goeroe-Ordanantie atau "peraturan kawasan itu, Syarif Husin. Sebagai penganut aliran
tentang guru sekolah." Peraturan itu mewajibkan Wahabi, Ibnu Saud dikhawatirkan oleh pendukung komite
penanggung jawab semua pondok dan pesantren untuk akan menyapu habis tradisi Islam yang berdasarkan
mendaftarkan diri dan meminta izin sebelumnya. mazhab di wilayahnya. Tradisi itu, antara lain mengenai
Peraturan itu mendapat tantangan dari masyarakat, kesufian, wirid, menghormati makam Nabi, dan para
sehingga pemerintah kolonial terpaksa melunakkan syuhada Islam yang pertama.
syarat-syarat mereka pada tahun 1925.
Jaringan-jaringan muslim di pedesaan tersentuh oleh www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
Goerae-Ordonantie itu. Mereka ingin membela posisi dan
peran mereka terhadap rongrongan pemerintah kolonial
dan kecenderungan sekuler yang ada di tengah masyarakat
ketika itu. Mereka juga tergugah oleh contoh kaum "kelas
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
menengah" muslim yang melancarkan Sarekat Islam
maupun Muhammadiyah pada tahun 1911-1912.
Sebagai reaksi terhadap kuatnya gerakan pembaruan Dalam kedudukan sebagai raja baru, Ibnu Saud
dalam Partai Sarekat Islam (PSI), para ulama dari pesantren mengundang utusan umat Islam dari seluruh dunia untuk
membentuk Naddlatoel Oelama pada tanggal 16 Rajab 1344 menghadiri Kongres Islam Sedunia (Muktamar al-Alam
H (31 Januari 1926). Prosesnya agak rumit karena al-Islami) di Mekkah yang akan diadakan pada 1 Juni 1926.
menyangkut beberapa perbedaan pandangan dan mungkin Selain penataan Mekkah dan Madinah untuk keperluan
kepentingan para tokoh Islam. ibadah haji, kongres juga diharapkan membicarakan
Semula para ulama pesantren membentuk suatu panitia masalah kekhalifahan (khilafah). Masalah kekhalifahan ini
yang bernama Comite Meremboek Hidjaz yang didirikan sudah ramai dibicarakan setelah pada tahun 1922
pada bulan Januari 1926. Komite itu semula dipimpin oleh kesultanan Turki runtuh dan berubah menjadi republik.
Hassan Gipo sebagai ketua, Saleh Sjamil sebagai Wakil Pada tahun 1924 parlemen Turki menghapuskan lembaga
Ketua, Moehammad Shadig Setijo sekretaris, Abdoel Halim kekhalifahan. Suatu muktamar khilafah diadakan di Kairo
Sebagai wakil sekretaris. Mereka didampingi oleh tiga orang dan Indonesia membentuk Comite Khilafah sendiri untuk
penasihat, yakni K.H. Wahab Hasboellah, K.H. Masjhoreri keperluan itu.
dan K.H. Cholil. Mereka pang bertanggung jawab akan Undangan Ibnu Saud dibahas dalam kongres ke-4 Pan
melaksanakan pertemuan komite pada tanggal 31 Januari Islam (Al-Islam) di Yogyakarta pada 21- 27 Agustus 1925.
1926 di Surabaya. Komite itu dibentuk untuk mem- Para ulama pesantren mengusulkan delegasi ke muktamar
perjuangkan kebebasan beribadat di Hidjaz (Arab Saudi itu membawa permintaan agar Ibnu Saud menjamin
sekarang) berdasarkan paham Ahl-u 'I-sunnah ,va 'I- kebebasan beribadah berdasarkan tradisi mazhab.
lamci'ah dan perbaikan tata-laksana ibadah haji di Mekkah Ternyata, rapat pemimpin Islam aliran pembaru (non-
dan Madinah. Masalahnya, pada tahun 1924 semenanjung pesantren) di Cianjur pada tanggal 8 - 10 Januari 1926
Arabia yang dikenal sebagai negeri Hidjaz dikuasai oleh memutuskan bahwa wakil umat Islam Indonesia ke
Ibnu Saud setelah mengalahkan penguasa lama di kongres Mekkah adalah HOS Tjokroaminoto (PSI) dan
Mas Mansur (Muhammadiyah). Hal itu agak menyimpang
45 46
dari kebiasaan mengirim utusan Islam Indonesia keluar untuk orang pribumi (HIS) di Surabaya sebelum menetap
negeri sejak Comite Khilafah dibentuk pada tanggal 4 di Tebuireng Salah satu pembaruan itu adalah pemakai-
Oktober 1924. Komite itu dipimpin oleh Wondosoedirdjo an huruf Latin untuk metnbuka kesempatan yang lebih
(kelak dikenal sebagai Wondoamiseno) dari SI sebagai luas kepada para santri menimba ilmu pengetahuan. Usaha
ketua, dan K.H. Abdoel Wahab sebagai wakil ketua, itu mendapat perlawanan dari warga NU yang masih
sedangkan utusan terdiri dari Soerjopranoto (SI), tradisional. Pembaruan itu didukung oleh K.H. Hasyim
Fachruddin (Muhammadiyah), dan K.H. Abdoel Wahab Asy'ari. Pembaruan juga dilakukan dalam pendekatan
(pesantren). pedagogik dengan mempelajari metode pendidikan yang
Secara resmi utusan dan usul yang akan dibawa ke telah diterapkan di sekolah lain, seperti Taman Siswa,
muktamar di Mekkah baru akan diputuskan dalam Kongres Muhammadiyah, Aligargh maupu" Santineketen. Presiden
Al-Islam ke-7 di Bandung, G Februari 1926. Namun, melihat Soekarno pada tahun 1964 memperoleh gclar Doktor
gelagat aliran pembaru sejak pertemuan Cianjur K.H. Kehormatan Doctor Honoris Causa dari IAIN Syarif
Abdoel Wahab menyatakan mundur dari Comite Khilafah. Hidayatullah Jakarta. Pada pidato pengukuhannya Bung
Atas prakarsa sejumlah kiai diadakan pertemuan ulama Karno menyatakan dukungannya atas usaha modernisasi
pesantren di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Pada itu, "Bebaskan pikiran kalian dari rangka pesantren yang
pertemuan itu dinyatakan pembentukan organisasi sempit dan membumbunglah setinggi-tingginya di udara,
Nahdlatul Ulama atau "Kebangkitan Kaum Ulama" (NU) seperti elang-elang raja. Pandanglah seantero dunia
dengan para tokoh ulama pesantren di Jawa Timur. Di Bukan hanya Arab Saudi, Mekkah dan Medinah, tetapi juga
antara pendiri tersebut terdapat K.H. Abdul Wahab Kairo dan Spanyol, pandanglah sejarah, seluruh sejarah.."
Hasbullah, kelahiran Jombang (dekat Mojokerto), bersama Pada tahun itu juga K.H. Imam Zarkasji bersama dua
Syekh untuk perjalanan haji, ahli hukum, dan guru agama: saudaranya mendirikan pondok modern di Gontor. Usaha
K.H. Hasjim Asj'ari, mahaguru dari pondok pesantren modernisasi terus dilakukan dengan mendirikan pondok
Tebuireng (yang didirikan pada tahun 1899 di dekat modern "perintis" di Pabelan, dekat Magelang pada bulan
Jombang); K.H. Bisri, seorang kiai kelahiran Pati dari Agustus 1965. Beberapa kongres diadakan di Surakarta
keluarga pedagang yang telah "keliling Jawa" dari pondok tahun 1970, di Tugu tahun 1971, guna mendorong dan
yang satu ke pondok yang lain; K.H. Ridhwan, kelahiran merangsang para kiai untuk menyesuaikan pengejaran
Surabaya dan putera pedagang batik pang naik haji pada mereka pada tuntutan-tuntutan baru pembangunan bangsa.
tahun 1901 setelah melewatkan sebelas tahun di pelbagai Secara ringkas pembaruan terletak pada tiga tataran
pesantren Jawa Timur dan Madura. pokok. Mula-mula pada tataran fisik. Sang guru dan mu-
Hampir bersamaan dengan pendirian NU, pondak rid tidak lagi duduk di lantai atau di atas tikar, tetapi di
pesantren Tebuireng banyak menjadi buah bibir karena ruang kelas dengan papan tulis hitam, dan bangku-bangku
pembaruan-pembaruan yang diadakan berkat dorongan murid. Bersamaan dengan itu untuk para santri diterapkan
Kiai Ilyas yang masih muda. Kiai Ilyas, salah seorang sistem asrama dan kantin dari bahan permanen. Hal itu
keponakan Nafiqah, isteri K.H. Hasyim Asy'ari yang telah berbeda dengan masa sebelumnya berupa pondok kayu
diangkat anak oleh pendiri NU itu. Kiai muda itu yang mereka tinggali secara berkelompok. Sudah barang
sebelumnya telah mengikuti pendidikan dasar khusus tentu ada perubahan dalam mata pelajaran. Di samping

47 48
teks-teks Arab yang tetap diterjemahkan dan dibahas, kharismanya Jepang melepaskannya. Pada bulan Novem-
dimasukkan pelajaran matematika dan ilmu hitung, geografi ber 1943 K.H. Hasjim Asj'ari terpilih sebagai ketua
dan bahasa Inggris. pergerakan baru Masjoemi. Sebagai media komunikasi
Di Gontor misalnya, pemakaian bahasa Indonesia diterbitkan Asjoe'lah, sebuah majalah berkala untuk
dilarang pada jam-jam tertentu, dan para murid harus wadah komunikasi antara pemerintah dan pemimpin
berbicara dalam bahasa Arab atau bahasa Inggris. Pelajaran muslim di daerab. Dua tahun kemudian ia diangkat menjadi
teknik dipertahankan dan dikembangkan, terutama di direktur Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama,
Pondok-pondok yang mengkhususkan diri dalam hal ini, menggantikan Prof Hoesein Djajadiningrat yang dipandang
seperti di Pabelan. Meski demikian, pelajaran olahraga tidak bertanggung jawab atas pemberontakan Kiai Zainal Mustafa
diabaikan. Setiap pesantren berusaha mempunyai lapangan di Singapama, Tasikmalaya yang telah bergabung dengan
Olahraga dan regu kepanduannya sendiri. Modernisasi juga NU sejak 1933. Pada waktu Hoesein diangkat (September
terjadi pada struktur pesantren sendiri. Timbul hasrat untuk 1943) secara umum situasi masih cukup balk bagi pihak
melakukan efisiensi, suatu hal yang tidak pernah dilakukan Jepang untuk berpegang pada cara berpikirnya sendiri.
pertapaan kuno dulu. Fokus perhatian juga dipusatkan Tetapi ketika situasi perang semakin tidak menguntungkan
pada mutu pelajaran, seleksi para santri, persaingan bagi pihak Jepang ditambah dengan situasi sosial-ekonomi
kualitas, dan kadang-kadang suatu ujian masuk yang ketat. di Jawa yang makin memburuk, kebutuhan untuk
Sering juga diusahakan untuk memperluas wawasan menggalang kerja sama dengan kaum muslim menjadi
pesantren dengan menrrintegrasikannya. dalam dunia seke- sesuatu hal yang sangat mendesak. Dengan kata lain,
lilingnya. Misalnya, dengan mengikutkan para santri dalam ketergantungan Jepang kepada para pemimpin Islam untuk
kegiatan desa tetangga atau sekolah-sekolah umum di luar. menjalankan kebijakan yang menguntungkan perang Asia
Meskipun letak pesantren terpencil, jalan ke tempat itu menjadi sangat besar. Pengangkatan K.H. Hasyim Asy'ari
diaspal sehingga mempermudah orang menjangkau dan sebagai Shumubucho merupakan konsesi Jepang kepada
berkomunikasi dengan dunia luar. Dulu pesantren sangat kekuatan-kekuatan muslim, dan pengangkatan itu tidak
tergantung pada kharisma para kiai pendirinva, tetapi dapat dipandang sebagai akibat simpati Jepang kepada
sekarang ada kecenderungan untuk menenkankan peran kaum muslim.
"tim" dalam pengelolaan pendidikan itu. Untuk meng- Pengangkatan Hasyim Asy'ari itu disambut dengan
hindari masalah "suksesi" dibentuk yayasan resmi yang bersemangat oleh masyarakat. Akan tetapi, ia tetap tinggal
mendukung kelangsungan lembaga pendidikan itu. di Jombang sekalipun sudah diangkat dan jarang muncul
Dalam bidang sosial sebetulnya sejak Masa di kantor Shumubu. Dengan usia yang telah lanjut (69
Pcndudukan Jepang, NU telah mulai melepaskan sikap tahun) dan dengan tanggung jawab besar sebagai
tradisional mereka berupa perlawanan pasif dan pemimpin besar pesantren besar, tentu saja sulit baginya
selanjutnya mengarahkan diri ke dunia ramai, bahkan di untuk meninggalkan Jombang. Sekalipun ada keterbatas-
bidang politik. Saat lepang menduduki Jombang pada an seperti itu, pemerintahan Jepang menganggapnya
tahun 1942, Kiai Hasyim dicurigai dan ditangkap. Namun, sebagai orang yang sangat diperlukan dan mengira dapat
atas usaha putranya Abdul Wahid yang kemudian terkenal mengambil keuntungan dari pengaruh besar dan gengsi
dengan nama Wahid Hasvim dan karena kebesaran tinggi ulama itu. Putranya, K.H. Wahid Hasyim diangkat

49 50
dalam jabatan Sanyo yang setingkat dengan jabatan wakil "kompromi" politik dengan kaum nasionalis yang
Shumubucho bersama dengan kiai lain, seperti K.H. Abdoel menghendaki Pancasila dan bukan agama Islam sebagai
Kahar Moezakir, seorang pimpinan Muhammadiyah dari ideologi negara dengan pendirian Departemen Agama.
Yogyakarta. Meskipun Wahid Hasyim masih muda, ia telah Khususnya pada masa pemerintahan Soekarno,
aktif sebagai pemimpin NU daerah, sejak 1932. Selama departemen itu menjadi ajang kriprah kaum santri
masa pendudukan Jepang kiai muda itu menduduki meningkatkan kualitas kehidupan beragama. Dari sisi
berbagai jabatan penting, seperti anggota Chuo Sangiin pendidikan mulai tahun 1960 telah didirikan Institut
(Dewan Pertimbangan Pusat) dan Wakil Ketua Masjoemi. Agama Islam Negeri (IAIN) yang benar-benar merupakan
Keberhasilan dan pengalaman pada jabatan-jabatan universitas Islam yang dibiayai negara. Institut itu memiliki
penting sewaktu pendudukan Jepang itu, mengantarkan- empat fakultas: Usuluddin (Teologia), Syari'a (Hukum),
nya sebagai kandidat Menteri Agama dalam kabinet Tarbiya (Pedagogi), dan Adab (Sastra). Dewasa ini empat
pertama Rcpublik Indonesia, dalam usianya yang baru 32 belas IAIN telah didirikan, kebanyakan berlokasi di Jawa.
tahun. Kantor itu kelak kemudian hari berkembang pesat Lewat pendidikan itu diharapkan dihasilkan pengajaran
sesudah kemerdekaan menjadi Departemen Agama. tinggi yang bermutu kepada para murid-murid keluaran
Meskipun demikian, tidak berarti kiai pendiri NU: ini tidak pesantren dan umat Islam pada umumnya.
kritis terhadap tentara pendudukan Jepang. Ia pernah Pada tingkat pendidikan dasar pemegang peranan
berselisih paham tentang cara-cara membcri penghormatan pokok masih pesantren-pesantren yang sejak awal tetap
kepada Kaisar Jepang. Pada bulan Februari 1944 pusat- merupakan lembaga swasta. Menurut catatan dewasa ini
pusat latihan permanen bagi guru-guru pesantren dan hampir 40.000 di seluruh Indonesia, dengan jumlah murid
madrasah daerah didirikan di Jakarta. Atas persetujuan kurang lebih delapan juta orang. Sejumlah pesantren
tentara pendudukan didirikan sejenis milisi Muslim terkenal yang bisa saya sebut di sini adalah di pulau Jawa:
Hizbullah atau "Pengawal Tuhan" yang dimaksudkan untuk Kaliwungu, dekat Demak; Al Hidapat di Lasem; Kebarong-
memberi pendidikan militer kepada kaum santri. Pasukan an dekat Banyumas; Tegalrejo, Pabelan, dan Payaman di
itu kemudian bergabung dengan Tentara Nasional Indo- daerah Magelang; Krapyak di Yogyakarta; Jamsaren di
nesia (TNT) beserta semangat dan nilai-nilai yang mereka Solo; Tegalsari dekat Madiun; Takeran dekat Magetan;
yakini. Dukungan kepada perjuangan kemerdekaan In- Gontor dekat Ponorogo; Termas dekat Pacitan;
donesia diwujudkan dengan pidato-pidatonya yang Tembakberas dekat Jombang; Tebuireng dekat lombang;
memberi semangat kepada rakyat pada awal revolusi Lirhopo dekat Kediri; Dukun dekat Gresik; Blok Agung
kemerdekaan. Pendiri NU itu wafat pada 25 Juli 1947 akibat dekat Banyuwangi; dan Bangkalan dekat hladura;
serangan jantung, di tengah-tengah perjuangan kemerdeka- Langitan dekat Tuban. Pesantren di daerah Pasundan bisa
an, saat utusan-utusan Jenderal Sudirman dan Bung Tome disebut Citangkil di Banten; babakan dan Ciwaringin dekat
datang meminta nasibat dan sarannpa. Ia dimakamkan Cirebon; Darul Falah dan Al Falah dekat Bogor;
dekat mesjid di pondoknya. Ia diangkat menjadi "Pahlawan Darussalam di Ciamis, Suralaya di Tasikmalaya; Santi
Nasional" pada bulan November 1964. Asromo di Majalengka; Gunung Puyuh di Sukabumi.
Keterlibatan para ulama NU terus berlanjut pada masa Lingkungan NU yang terus melakukan modernisasi
kemerdekaan. Sejak tahun 1946 saat ulama melakukan itu saya rasakan lewat kehadiran rekan dan keluarga di

51 52
sekeliling saya. Hal itu membuat saya at home sebagai kita bahwa langkah pertama yang harus ditempuh guna
warga nahdliyin. Sebagai penganut Islam paham Ahl-sl mewujudkan atribut "khaira ummah" haruslah ber-iqamatu
'I-sunnah wa 'l-Jama'ah atau suni, konsep kalamnya adalah al ma'ruf, yang memiliki arti sangat luas. Termasuk di
tidak mungkin terlaksana tatanan masyarakat muslim dalamnya perbaikan dalam bidang sosial, ekonomi,
tanpa melembagakan kekuasaan. Perubahan dan budaya, politik, teknologi, ilmu pengetahuan maupun
tuntutan zaman ternyata membimbing NU memunculkan aspek kehidupan lainnya yang akan mengangkat
visi baru. Visi baru itu antara lain diformulasikan oleh kemaslahatan bersama. Setelah langkah pertama sukses
K.H. Abdurrahman Wahid dan kiai-kiai lain yang menurut terus meningkat langkah kedua, iqmatu nahiy al-munkar.
saya sangat modernis. Islam dalam pandangan ini akan Kemungkaran di sini termasuk kemiskinan, kebodohan,
lebih praktis untuk berjuang dalam jalur demokratisasi, kemalasan dalam perbuatan baik maupun al-akhlaq al-
penjaminan pelaksanaan HAM, dan penegakan hukum. madzumah lainnya. Setelah langkah pertama dan kedua
Sebab dalam Islam (dan agama-agama lain) sudah ada tergarap barulah langkah ketiga, tu'minuna billah. Artinya,
postulat-postulat itu. Semua pemerintahan despot, tiran, jangan mengharapkan "beriman kepada Allah" akan
diktator yang dikutuk oleh hak asasi manusia dan berhasil kalau tidak iqamatu al-ma'ruf dan nahyan al
demokrasi juga ditolak oleh hukum Islam. Agama bukan munkar. Artinya pembangunan atau kemajuan boleh jalan
hanya label atau ornamen, tetapi penghayatan konkrit terus tetapi keimanan harus tertanam dalam kalbu. Saya
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat kira, khitah asli--meski tidak dirumuskan secara tertulis--
Saya menyadari visi itu belum merata diterima oleh telah merumuskan empat bidang kegiatan, yaitu
kalangan muslim pada umumnya. Dalam tataran gagasan, pendidikan (ma'arif), kesejahteraan sosial (mabarat),
hal itu sudah terjadi khususnya di lingkungan generasi penyebaran
muda NU. Tetapi yang lebih penting adalah mewujudkan agama (da'wah) dan perekonomian.
visi dalam tataran aplikasinya. Bagaimana hal itu diwujud- Dalam perjuangan itu pula peranan Partai
kan dalam kehidupan sosial maupun politik. Dalam Kebangkitan Bangsa menjadi penting,
konteks ini perjuangan modernisasi warga nahdliyin masih khususnya dalam menghadapi Pemilu 1999. Bagi NU
panjang. Dalam kerangka itu mungkin perlu pemantapan sendiri, Pemilu 1999 selain menjadi ajang pembuktian,
kembali "Teologi Perjuangan" bagi seluruh warga NU. juga akan menjadi momen yang tepat untuk merumuskan
Teologi merupakan pokok keyakinan yang menjadi dasar peran politik yang ingin dimainkannya.
seluruh ajaran. Ibaratnya ia seperti ruh dalam setiap
Sumber Bacaan:
langkah dan usaha manusia. Umat Islam dalam kasab- Aula, September 1998. "Kesiapan Pesantren Dalam Proses
nya dijiwai oleh pesan Allah dalam ayat ke-llO Surat Ali Industrialisasi"
Aiko Kurasawa. 1992. Mobilisasi dan Kontrol, Studi tentang
Imran, "Kuntum Khaira ummatin ukhrijat li al-naasi perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945. Jakarta:
ta'muruuna bi al-ma'rufi wa tan hauna'anil munkari wa Grasindo dan Yayasan Karti Sarana.
Deliar Noer. 1973/1978. The Modernist Muslim Movement
tu'minuunabillah ..." Artinya, "kamu adalah umat yang in Indonesia 1900-1942. Kualalumpur: Oxford Univer-
sity Press.
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada Dennys Lombard. 1996. Nusa Jawa Silang Budaya 2.
yang ma'ruf, dan mencegah yang mungkar dan beriman Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kompas, 30 Desember 1998
kepada Allah..". Ayat tersebut mengisyaratkan kepada M. Ali Haidar. 1994. Nahdatul Ulama dan Islam di Indone-
sia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

53 54
Media Indonesia, 13 November 1998 "Hindari Negara
Berasumsi Agama"
Akan tetapi, saya melihat Subchan ini tidak memiliki akar
Dr. Nurcholish Madjid. 1997 Bilik-Bilik: Pesantren Sebuah yang kokoh dalam tubuh NU. Yang punya akar kuat, siapa
Potret Perjalanan Jakarta: Penerbit Paramadina
Tempo, edisi 12-18 Januari 1998 lagi kalau bukan Gus Dur karena mbah-mbah-nya semua
"Nahdliyin (Masih) Menunggu Restu Kiai" kiai ternama dan pendiri NU. Sebut saja dari pihak ayah
"Khitah Tembus Jalan Buntu"
ada K.H. Hasyim Asy'ari dan dari pihak ibu K.H. Bisri
Syamsuri.
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
Oleh karena itu, secara intelektual dan wawasan, saya
merasa cocok dan dekat dengan Gus Dur, meskipun tidak
secara fisik dalam arti saya sering sowan atau menghadap.
Maka sah-sah saja, bila ada orang mengatakan saya itu
sangat dekat dengan Gus Dur. Komunikasi kan bisa saja
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ] lewat telepon dan bertatap muka bila perlu. Saya itu kalau
diberi tugas yang penting adalah melaksanakannya. Kalau
Bab 3 sudah membuahkan hasil, baru saya melaporkannya. Tidak
sedikit-sedikit lapor, sedikit-sedikit minta pertimbangan
ISLAM DAN DEMOKRASI seperti tidak merasa mampu. Malu kalau saya begitu.
Gus Dur yakin, saya bisa membawa PKB menjadi
Dengan demikian, bukankah lebih praktis sebuah partai yang besar. Artinya, PKB bisa menjadi
memperjuangkan Islam melalui hak-hak: asasi mayoritas. Minimal kepentingan dan gagasan-gagasannya
manusia dan persamaan kedudukan seluruh warga bisa mempengaruhi keputusan politik yang menyangkut
negara daripada menjelaskan sebaliknya? persoalan: ke mana bangsa ini akan dibawa? PKB ingin,
(K.H. Abdurrahman Wahid) yang mayoritas itu tidak menjadi momok bagi saudara-
saudaranya yang minoritas. Justru yang mayoritas harus
Secara pribadi, saya bertemu Gus Dur akhir tahun 1970- bisa menjadi pengayom dan nyantuni. Inilah dasar filosofis
an. Akan tetapi, sebelumnya, Gus Dur itu kan penulis di PKB yang berusaha dibangun. Dasar itu menjadi penting,
media massa yang sangat produktif, balk di majalah Prisma, sebab jika landasannya sendiri tidak pas, maka tidak pas
Tempo, maupun di koran-koran. Saya terus mengikuti pulalah cita-cita hidup berbangsa dan bernegara yang
pikiran-pikirannya. Saya ketemu beliau dalam rangka hendak kita bangun. Singkat kata, PKB bersedia
koordinasi organisasi NU di daerah-daerah. Membaca ide membangun negara dan bangsa Indonesia dalam semangat
dan pikirannya, saya merasa cocok. Saya berpikir seperti persaudaraan sejati.
itulah. Masalah kehidupan beragama, masalah nasionalisme, Sebagai seorang muslim, saya selalu merenungkan
atau masalah pembangunan saya merasa pas saja dengan kembali peran agama saya dalam memajukan kehidupan
beliau. masyarakat Indonesia. Sejauh mana peran agama Islam
Sebelumnya, karena termasuk Angkatan '66 saya dalam memajukan demokratisasi bangsa? Apa yang saya
sempat terkesan oleh H. Subchan Z.E., aktivis muda NU. lakukan sekarang tentu tidak bisa dilepaskan dari
Ia seorang politikus demokrat, pelaku bisnis yang sukses. kerterkaitan dengan sejarah perkembangan pada masa

55 56
lampau. Gus Dur pernah mensitir pandangan Dr. Taufik sebagai pemimpin agama, apa pun tingkah laku mereka
Abdullah dalam salah satu tulisannya. Menurut tulisan itu, dalam kehidupan sehari-hari.
sejarah panjang agama Islam terdapat empat model yang Keempat, model Tanah Jawa yang berawal dari kerajaan
hingga kini masih terasa pengaruhnya. Mataram. Keraton, di samping sebagai pusat kerajaan, juga
Pertama, model Aceh, masyarakat Islami berkembang menjadi pusat kekuasaan agama, entah seluruh warganya
dari daerah perkampungan muslim. Kampung-kampung mempraktekkan ajaran agama atau tidak. Sultan bergelar
muslim itu makin lama makin bertambah banyak pen- Sayyidin Panotogomo Kalifatullah Ing Tanah Jawi. Namun,
duduknya hingga membentuk suatu kerajaan. Karena dalam kenyataan adat pra-Islamlah yang berlaku di keraton,
bermula dari kampung muslim maka keraaan itu memiliki seperti terlihat pada pemakaian kemben yang berada di
wajah Islam yang menyeluruh. Wajah itu tetap diper- uar adat Islam. Juga, kepergian Sultan ke Masjid Keraton
tahankan hingga zaman modern ini. Hal itu menimbulkan yang hanya dua kali setahun serta keikutsertaannya dalam
sebuah pemeo "Aceh adalah serambi Mekkah." upacara Sekaten untuk menghormati Nabi Muhammad
Kedua, model ranah Minang, seribu kilometer lebih SAW. Meskipun negara tidak mempraktekkan hukum
dari Aceh. Di daerah itu tidak ada kerajaan yang kuat agama, penghormatan terhadap hukum itu dalam bentuk
sehingga tidak ada pemerintahan pusat yang ditakuti Masjid Keraton di dalam kompleks keraton dan pem-
orang. Hukum adat berkembang subur selama berabad- bangunan kantor penghulu adalah lambang kekuasa-
abad dan kemudian hadir hukum Syari'ah mendampingi- an agama (meskipun kekuasaan itu tidak ada realisasi-
nya. Kedua hukum itu menimbulkan sedikit masalah nya).
karena dua kekuasaan yang berkembang, yaitu yang Menurut Gus Dur, hal yang sama dapat dilihat dalam
disebut "Kaum Adat" dan "Kaum Ulama". Akibat perbedaan posisi Departeman Agama sekarang atau posisi Masjid
yang demikian tajam, tanpa kehadiran kekuasaan pusat Istiqlal negara saat ini. Bila memungkinkan hal itu telah
yang sanggup menghentikan sengketa itu terjadilah Perang dijadikan contoh oleh provinsi lain, terutama Jawa Tengah
Paderi (1822-1836). Perang itu tidak mungkin diselesaikan dan Jawa Timur. Struktur sepcrri itu, tentu tidak me- j
secara militer, tetapi hanya mungkin diselesaikan secara nyenangkan dan sudah dicoba untuk diubah oleh gerakan-
politis. Hal itu terjadi ketika kekuasaan kolonial Belanda gerakan Islam. Namun, perubahan itu belum sampai ke
menghentikan perang tersebut dengan memisahkan kedua perubahan struktural. Hal itu tampak dalam kenyataan
golongan itu, seperti tampak dalam pemeo terkenal: "Adat sejarah sekarang ini. Orang tidak berani memberikan
bersendikan syara dan syara bersendikan Kitabullah." tempat terlalu besar kepada Departemen Agama dan juga
Pemisahan itu sebetulnya bukan pemecahan, tetapi tidak berani menghilangkannya. Yurisdiksinya juga hanya
sanggup menghentikan peperangan. dibatasi pada hal-hal keagamaan, seperti pendidikan,
Ketiga, model Gowa. Model ini terwujud lewat pembangunan sarana ibadah, atau penerangan agama.
perjalanan sejarah yang panjang. Kekuasaan raja dipandang Demikian pula dengan Musyabaqoh Tilawatil Qur'an, event
sebagai perwakilan kekuasaan agama, walaupun dalam bercakupan nasional dan negeri-negeri lain yang diundang.
kenyataan hal itu tidak terjadi--minimal formalitasnya saja Begitu banyak ayat Al-Qur'an tentang demokrasi dan hak-
yang terjadi. Hal itu tampak dalam kekuasaan sultan di hak asasi manusia, tetapi belum banyak memperbaiki
semenanjung Malaya. Sultan di kawasan itu dipandang kondisi demokrasi dan HAM di Indonesia. Oleh karena

57 58
itu, penghayatan agama masih dilihat sebagai sebuah orang. Dari sudut agama, pendirian ifu pasti dapat dibenar-
seremonial belaka dan belum melihat agama yang kan karena saya kira semua agama memandang manusia
fungsional dalam kehidupan. Gerakan-gerakan Islam baru sebagai sama-sama hamba Allah. Karena sama kedudukan-
menyentuh pada aspek-aspek ornamental, seperti nya di hadapan Allah maka setiap orang wajib diperlakukan
pencantuman agama sebagai ideologi atau perjuangan secara adil. Orang yang menjunjung tinggi keadilan pastilah
menetapkan syariah sebagai hukum negara dari dia demokrat.
pelaksanaan agama. Islam sebagai salah satu agama di bumi juga tidak
Adalah tanggung jawab umat untuk mengejawantah- lepas dari misi penegakan keadilan. Kata "adil" berasal
kan nilai-nilai agama itu menjadi tatanan masyarakat. dari bahasa Arab adala-ya'dilu-'adlan yang berarti moder-
Tatanan itu mesti fungsional, bukan sekadar ornemen atau nisasi, tengah-tengah atau egalitarian, persamaan. Seseorang
hiasan. Seturut pandangan itu, prinsip saya dalam berpolitik dipandang adil apabila mampu memberikan keputusan
sederhana. Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan "moderat" , tidak kiri atau kanan kepada pihak pencari
merdeka. Dia bebas menentukan jalan hidup, memilih mata keadilan. Demikian juga orang baru disebut adil kalau
pencaharian, pasangan hidup, atau sikap politiknya. Karena memandang semua orang secara sama harkatnya tanpa
manusia pada dasarnya bebas maka dia harus diperlakukan embel-embel jabatan atau kedudukan. Kebalikan adil
sama antara satu dengan yang lain. Dengan kata lain, dia adalah Zalim (lalim) artinya kesewenang-wenang,
harus diperlukan adil. Di sinilah letak problemnya, penindasan, serta penganiyaan. Semua agama didatangkan
keadilan. Dalai Lama dalam Konferensi Forum 2000 di untuk menyuarakan keadilan dan memerangi keaaliman.
Praha pada tanggal 3 - 7 September 1997 pernah Keadilan adalah simbol tegaknya khalifah di bumi,
mengemukakan, "Tidak ada sistem pemerintahan yang sedangkan kezaliman menjadi agen ifsad wa isfakuddima,
sempurna, tetapi demokrasi adalah yang terdekat dengan kerusakan, dan pertumpahan darah.
hakekat sifat kita sebagai manusia, dan hanya demokrasi Upaya penegakan itu mula-mula tampak pada misi
yang merupakan fondasi stabil di mana di atasnya dapat tauhid (monoteisme) dalam Islam, dalam penegakan
dibangun struktur politik dunia yang adil dan bebas. Oleh kalimat laa ilaahaillallah, tiada Tuhan selain Allah.
karena itu, menjadi kepentingan kita semua yang bersedia Pernyataan itu meskipun ringkas substansinya, mampu
menikmati demokrasi untuk secara aktif mendukung agar mengguncangkan kemapanan masyarakat jahiliah saat itu.
setiap orang diperlakukan sama. Kita semua ingin hidup Inti kalimat tersebut merupakan peneguhan sikap bahwa
dalam kehidupan yang balk. Ini semua belum cukup. Kita seluruh realitas: raja, majikan, harta benda, dunia sebenar-
membutuhkan motivasi yang balk. Kasih sayang, tanpa nya hanyalah semu, yang ada secara hakiki hanyalah Tuhan
dogmatisme, tanpa filosofi yang rumit, sekadar tahu bahwa (Allah). Oleh karena itu, semua usaha yang tidak
orang lain adalah saudara laki-laki dan saudara perempuan disandarkan dan diatasnamakan Tuhan haruslah ditolak.
kita dan menghormati hak-hak mereka dan harkat mereka Perjalanan Islam kemudian ditandai dengan pesan-
sebagai manusia. Dengan demikian, kita umat manusia pesan moral Tuhan yang mencapai puncaknya dalam misi
dapat saling tolong-menolong dan itulah kapasitas kita rahmatan lil-'alamin, menciptakan rahmat, kedamaian, dan
yang unik sebagai umat manusia." keadilan dunia. Misi ini terakumulasi dalam lima prinsip
Demokrasi sebagai sistem merupakan dambaan semua universal (kulliyatul khams), yaitu (a) menjamin kebebasan

59 60
beragama (hifdz al-din); (b) memelihara nyawa (hifdz al- negara dan persaudaraan umat manusia pada umumnya.
nafs); (c) menjaga keturunan dan profesi (hifdz al-nasl wal- Dalam bahasa kerennya tercipta fraternity. Dalam
'irld); (d) menjamin kebebasan berekspresi dan berserikat persaudaraan itu harapan Dalai Lama tenvujud, masyarakat
(hifdz al-'aql); dan (e) memelihara harta benda (hifdz al- yang penuh kasih sayang, tanpa dogmatisme, tanpa filosofi
maal. Kelima prinsip ini dewasa ini relevan dengan prinsip- yang rumit, sekadar tahu bahwa orang lain adalah saudara-
prinsip HAM yang menjadi pilar demokrasi. saudara kita yang harus dihormati hak-hak dan harkat
Dampak pesan-pesan Tuhan itu tercermin pada mereka sebagai manusia. Sarana untuk mewujudkan
bangunan komunitas masyarakat Madinah (Yatsrib) yang masyarakat itu adalah demokratisasi, penegakan hukum,
dipimpin Nabi Muhammad SAW. Pranata sosial yang dan penjaminan HAM yang diperjuangkan semua umat
dibangun Nabi saat itu sungguh pun mayoritas muslim, beragama, termasuk saya. Hal itu saya lakukan karena
justru memakai perjanjian bersama di bawah payung penghayatan agama saya bukan hanya ornamen. Peng-
"Piagam Madinah". Dalam piagam yang memuat 47 pasal hayatan itu juga saya suarakan bukan hanya kepada in-
itu, sekali-kali tidak pernah disinggung kata Islam dan Al- tern lingkungan kaum muslimin saja, tetapi bagi seluruh
Qur'an. Piagam itu hanya memuat kesepakatan antara masyarakat Indonesia. Bagi saya, menjadi suatu keharusan
etnis migran (muhajirin), etnis Madinah (pribumi) membangun kembali kerangka beragama yang lebih
meliputi Aus Khazaraj, Qainuqa, Nadlir dan Quraidlah, mengedepankan nilai dan esensi agama.
dengan back-ground keyakinan Yahudi, Nasrani, Islam,
dan Musyrik.
Kemudian di penghujung misi Rasullah SAW, ditutup www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
dengan peristiwa "Haji Wada". Pada kesempatan itu, Nabi
Muhammad SAW menyampaikan pesan-pesan akhir
melalui mimbar khutbah haji Wada di padang Arafah.
Dalam khotbah itu lagi-lagi beliau menandaskan bahwa
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
ada tiga hak yang harus dijunjung tinggi agar menjadi muslim
yang sempurna, yaitu hak hidup yang jauh dari pertumpah-
an darah dan kekerasan (aGdima), hak properti dan Visi Politik
memiliki harta benda (al-amwal) serta hak untuk terjaga
kehormatan, martabat, harkat dan profesinya (al-a'rad). Dengan menyimak perjalanan sejarah, hubungan agama
Singkatnya, melalui pesan tersebut, ke-Islam-an dan negara dalam wacana Islam selama ini terdeferensiasi
seseorang belumlah sempurna jika belum menegakkan dalam tiga gagasan besar.
demokrasi dan HAM. Semua agama memiliki semacam Pertama, paham integralistik yang menyatakan bahwa
platform untuk mewujudkan keadilan di muka bumi. Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Islam bukan
Hilangnya keadilan berarti misi agama kurang berhasil. semata-mata mengatur hubungan manusia dengan Tuhan,
Kalau keadilan sudah diperjuangkan dan setahap demi tetapi juga mengatur semua aspek kehidupan termasuk di
setahap diwujudkan maka umat manusia maju selangkah dalamnya masalah politik. Perspektif ini menghasilkan
lagi. Keadilan akan mewujudkan persaudaraan antarwarga suatu pemahaman bahwa Islam adalah agama sekaligus

61 62
negara (al-Islam) diinun wa al-daulah), maka kewajiban yang bersifat inklusif dan terbuka, berasas kebangsaan tidak
berpolitik juga merupakan satu kewajiban agama. Agama ideologis-primordialistik. I<elompok ini tidak menginginkan
menjadi alat formal untuk membentuk masyarakat baru. tampilan-tampilan simbolis atas agama, tetapi yang lebih
Kedua, paham sekularistik. Islam dipandang sebagai signifikan adalah proses pribumisasi Islam sebagai ajaran
agama yang hanya mengurus hal-hal yang bersifat vertikal, dan tata nilai dalam kehidupan politiknya. Maka, partai-
tidak ada hubungan dengan masalah kenegaraan maupun yang dideklarasikan lebih bersifat terbuka dan inklusif
politik. Nabi Muhammad SAW diutus dengan tugas tunggal dengan menggunakan simbol-simbol kebangsaan sebagai
mengajak manusia kembali pada kehidupan yang mulia. sebuah perjuangan politiknya.
Tugas agama tidak dimaksudkan untuk mendirikan dan Perbedaan pemahaman dan artikulasi politik dari
mengepalai suatu negara. Agama tidak ada sangkut- kalangan Islam tersebut disebabkan adanya pendapat yang
pautnya dengan demokrasi. berbeda-beda tentang konsep negara Islam dan akar
Ketiga, paham simbiosis. Paham ini tidak sepenuhnya sejarahnya, serta adanya tuntutan politis dan sosio-kultural
setuju dengan pendapat pertama dan kedua, tetapi dalam kondisi sejarah tertentu. Perjalanan sejarah Islam
beranggapan bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem menunjukkan bahwa tantangan yang berbeda telah
kenegaraan atau sistem politik yang baku, tetapi Islam menghasilkan respons ideologis yang berbeda pula.
menyediakan seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan Dengan demikian, ekspresi ideologis umat Islam tidak akan
bernegara dan berpolitik. Islam memiliki postulat-postulat tetap sama jika mereka dihadapkan pada kondisi sosial-
demokrasi, penegakan hukum, pelaksanaan HAM sejak politik yang berbeda. Di Indonesia dan negara-negara di
didirikan. kawasan Asia Tenggara para pemimpin Islam dari berbagai
Ketiga pemahaman di atas dalam artikulasi politik gerakan telah dipaksa oleh keadaan untuk menentukan
selanjutnya mengambil bentuknya yang berbeda. Pertama, garis perjuangan mereka. Mereka tidak lagi bercita-cita
menghendaki adanya kaitan formal antara ideologi Islam menjadikan hukum Islam sebagai landasan perjuangan
dengan negara-politik (the proformal link: between Islamic menegakkan hukum. Dengan kata lain, mereka menerima
ideology and the state camp). Fenomena yang terlihat supremasi hukum kontemporer yang dibuat manusia. Hal
sekarang ini adalah adanya partai-partai yang mem- itu terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-
bawa simbol-simbol Islam (balk berasas Islam atau men- negara Asia Tenggara lainnya. Khusus di Indonesia, hal
deklarasikan diri sebagai partai Islam). Melihat landasan ini terjadi berkat adanya kesadaran bahwa kehidupan
ideologis dan pemahaman keagamaan di atas serta mereka tidak memungkinkan syari'ah menjadi hukum
kekuatan massa yang mayoritas Islam, maka optimisme negara. Di negeri-negeri lain yang mayoritas penduduknya
kalangan yang menginginkan berdirinya partai yang nonmuslim juga membuat hal itu tidak mungkin tercapai.
berdasarkan agama mendapatkan peluang dan rasional. Artinya, penegakan hukum non-syari'ah memang menjadi
Kedua, mereka yang tidak menghendaki adanya kebutuhan di kawasan ini.
simbolisasi ataupun institusionalisasi agama maka artikulasi Menjadi jelas bahwa di kawasan Asia Tenggara, Islam
politik selanjutnya lebih mementingkan pada konvergensi mengalami penafsiran ulang atas segala ajaran-ajarannya.
ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Hal ini dibuktikan dengan Juga jelas bahwa mau tidak mau harus ada penafsiran
dibentuknya partai-partai dari kalangan umat beragama ulang tentang tempat syari'ah dalam perkembangan hukum

63 64
negara di kawasan ini. Dan, ini memberi tempat tersendiri mal dan penafsiran kembali terjadi di luar gerakan Islam.
bagi perjuangan keagamaan yang berbeda dengan kawasan Ini dapat dilihat dalam kiprah Benazir Bhutto, Begum
lain. Di Indonesia, keinginan untuk meninggalkan ideologi Rahman, dan Begum Khaleda Zia di Bangladesh dan
Islam justru datang dari gerakan Islam seperti NU. Ini Srilanka. Hanya bedanya di kawasan Asia Tenggara
membuat perkembangan Islam di Asia Tenggara memerlu- penafsiran ulang itu terjadi di dalam gerakan Islam. Adapun
kan perhatian tersendiri. Kita lihat di Thailand, orang- di Timur Tengah apa yang pada mulanya tampak sebagai
orang dari gerakan Islam seperti Menteri Luar Negeri Surin, pelaksanaan hukum Islam, pada dasarnya adalah
ikut serta dalam pemerintahan yang sama sekali tidak penerusan tradisi Arab dan Persia sebelum Islam lahir
memiliki pretensi agama. Hal yang sama juga terjadi di sehingga tidak ada penafsiran ulang di dalamnya.
Indonesia dan Myanmar. Di Filipina, pada masa lampau Partai politik yang masih terkungkung dalam
Moro National Liberation Front (MNLF) berangkat dari primordialisme sempit dan eksklusivisme tidak akan
asumsi Timur Tengah, yaitu keinginan Saudi Arabia dan kapabel terhadap kebutuhan masa depan karena partai
Libya. Keduanya menginginkan agar MNLF menjadi politik yang berorientasi ideologis dengan tawaran-tawaran
gerakan Islam yang kuat dan mampu menciptakan negara "keselamatan akhirat" sebagai sentuhan dan eksploitasi
syari'ah. Dua puluh tahun telah ditempuh, berbagai identitas tunggal (singtrlar identity) berupa ideologi agama,
penderitaan telah dijalani dan pertempuran telah dimasuki. sudah tidak relevan. Sejarah telah mengajar bagaimana
Banyak korban berjatuhan dan antara agama Katolik dan partai yang berangkat dari aspirasi agama orientasinya akan
Islam di Filipina Selatan tampak begitu berbeda. kembali pada tujuan agama yang eksklusif dan pada
Pada akhir pertentangan yang berkepanjangan itu akhirnya akan terjebak dalam sektarianisme. Kekhawatiran
datanglah kesadaran pada kedua belah pihak. Presiden politik itu muncul ketika lahir banyak parpol baru yang
Ramos (yang memerintah waktu itu) menyadari bahwa berlandaskan aspek primordialisme. Jangan sampai muncul
haruslah diberikan konsesi cukup pada kaum muslimin kembali kekhawatiran politik bahwa dengan sistem
untuk tetap hidup sebagai gerakan. Ketua MNLF, Nur Mis- multipartai yang pernah terjadi tahun 1950-an terjadi
ouari, menyadari pada akhirnya perjuangan organisasinya fragmentasi politik yang sangat tajam. Fragmentasi itu dapat
haruslah tidak bersifat ideologis, jika ingin berhasil. Dengan membahayakan integrasi bangsa.
demikian, berubahlah seluruh watak perjuangan orang Parpol-parpol baru memang harus menghindarkan diri
Moro itu. Mereka yang menginginkan perjuangan dengan dari primordialisme karena sebagai partai ia memiliki fungsi
pola lama, yaitu garis ideologis gerakan Islam harus mencari dan sah untuk merebut kekuasaan (the allocation authority
pemimpin baru. Mereka mendapatkan ini pada diri Hasyim of value). Bila demikian, maka kekuasaan yang dipegang-
Salamat. Tetapi kita tahu perjuangan itu akan gagal karena nya (dalam pemerintahan) sekurang-kurangnya terselu-
kaum muslimin yang berpandangan demikian hanya bung-bersifat dan berorientasi pada primordialisme. Pada
minoritas di antara seluruh kaum muslim Filipina. Dan, gilirannya, hal itu akan mengakibatkan fragmentasi politik
jumlah total kaum muslimin secara keseluruhan hanya 5% yang tajam dan dapat membahayakan integrasi bangsa.
dari penduduk seluruh negeri. Meskipun demikian, hal Hal itu tidak mudah. Tampaknya strategi berbasis ikatan
itu cukup membuat repot Missouari dan kawan-kawannya. primordial lebih pragmatis dan lebih menjamin dalam
Di kawasan anak benua India, Islam menjadi terlalu for- jangka pendek. Akan tetapi, strategi pragmatis itu untuk

65 66
jangka panjang tidak akan menguntungkan. Agar arah yang Siapa yang tidak menerima berarti di luar sistem. "Fraksi
membahayakan itu tidak terjadi maka harus ada bicara habis perkara," demikian ungkapan yang saya kira
kesepakatan awal para penggagas parpol barn. Arab cocok. Fraksi partai dalam lembaga perwakilan merupakan
reformasi menyeluruh dimaksudkan nntuk tetap minoritas di tengab fraksi lain yang lebih besar. Fraksi
mempertahankan negara kesatuan RI dengan berbasis pada PDI dan PPP (kalanpun bersatu) masih baru berhadapan
UUD 1945 dan ideologi Pancasila. Oleh karena itn, asas dengan Fraksi Utusan Daerab, Fraksi-ABRI, dan Fraksi-
dasar parpol barn barns tetap mengacu pada ideologi Karya Pembangunan. Tentu saja tidak efektif. Kedaulatan
kebangsaan -- Pancasila -- yang sudah teruji sebagai asas rakyat diaktualisasikan dalam Pemilu. Tetapi, setelab
kebangsaan dan kesepakatan bersama common platform. Pemilu berakbir sepertinya tidak ada kedaulatan lagi.
Sebab, dengan dibentuknya parpol baru yang tidak Bahkan, anggota DPR yang berani berbeda dengan fraksi
berbasis primordial berarti mendukung adanya pengakuan atau partainya dia barns slap di-recall. Sangat kentara
plnralisme Indonesia sehingga yang muncul bnkanlah adanya mata rantai yang putns antara rakyat atau
parpol yang eksklusif, tetapi parpol yang terbuka bagi masyarakat yang berdaulat dan lembaga yang mewakilinya.
warga masyarakat tanpa membedakan suku, ras, dan Dalam era reformasi, partai-partai politik harus
agama. diperbarui. Pluralitas masyarakat terbentuk karena suku,
Usaha-nsaha ke arab itu sudah dilakukan pada Masa ras, agama dan kepercayaan, ideologi merupakan suatu
Orde Baru dengan usaha meminimalkan konflik-konflik kenyataan yang tidak bisa ditolak. Partai berorientasi pada
politik dan konflik ideologis dengan menjadikan Pancasila program yang menyentuh secara langsung pada kebutuhan
sebagai basis wacana politik. Dengan demikian, "Politik riil masyarakat, bersifat terbuka, menembus batas ideologi,
Aliran" yang dianggap lama mendominasi konfigurasi agama, dan ras. Eksploitasi terhadap agama akan membawa
politik Indonesia sudab dianggap selesai. Kemajemukan antagonisme serta radikalisme keagamaan terbukti selalu
ideologi dicoba disatukan menjadi kelompok-kelompok berumur pendek karena kekurangan visi dan misi politik
politik yang ada. Mereka diikat untuk berkompetisi satu serta program sosial politik yang masuk akal sehingga sulit
sama lain atas dasar program-program politik mereka yang meraih dukungan massa. Orientasi pada program harus
riil dan bukan atas dasar retorika politik dan sentimen menjadi mainstream perjuangan partai-partai baru yang
ideologis. akan berdiri tidak melenceng dari eksistensi dan nilai-nilai
Sayang, akses partai politik dalam penentuan kebijakan substansial yang melekat pada suatu partai.
politik baik lewat kabinet maupun lembaga perwakilan Dengan demikian, partai menjadi sarana komunikasi
ternyata tidak memuaskan. Saya masih ingat silang politik dalam rangka artikulasi dan agregasi politik dengan
pendapat oleh sejumlab pimpinan DPR tentang keberadaan jalan menghubungkan tuntutan-tuntutan rakyat dan
anggota DPR. Anggota DPR itu wakil rakyat atau wakil rekomendasi-rekomendasi kebijakan antara suprastruktur
partai atau malahan wakil fraksi? Pertanyaan itu bagi saya dan infrastruktur politik secara efektif. Partai juga harus
aneh. Bukankab adanya partai merupakan representasi menjadi mediator sosialisasi politik, sebagai sebuah proses
suara dan kepentingan rakyat? Bukan sebaliknya! Tetapi sosial yang menjadikan warga bangsa ini memiliki budaya
kenyataan yang aneh itulah yang terjadi. Begitu fraksi politik yang demokratis yang selama ini terpasung. Dengan
memutuskan ini atau itu, semua barns diam dan menerima. sosialisasi politik yang dilakukan oleh parpol akan

67 68
berimplikasi pada perubahan budaya yang selama ini berperan. Agama memberi dasar tatanan moral dan menjadi
berjalan bahkan akan tercipta budaya politik baru. Parpol "energi hidup" (elan vital) yang terus menerus bisa ditimba
juga harus menjadi wahana sosialisasi kebijakan pemerintah oleh manusia untuk berbuat, untuk hidup. Sebagai se-
pada rakyat. Partai harus mampu berfungsi sebagai wahana perangkat struktur nilai khusus agama memiliki ke-
rekrutmen politik, di mana terjadi sebuah proses seleksi mampuan menjelaskan dan merekonstruksi kenyataan
berdasar pada kriteria kemampuan alami dan prestasi juga sosial di dalam waktu dan tempat yang berbeda. Agama
terbuka, budaya rekrutmen seperti itu akan mampu masih harus dipertahankan sebagai faktor penting untuk
melahirkan kepemimpinan politik yang andal. Partai juga memahami proses politik di Indonesia pada masa men-
harus berfungsi sebagai management of conflict, balk secara datang. Agama yang mengakui I<eesaan dan Kemaha-
internal maupun eksternal, sehingga tercipta tertib politik. kuasaan Allah dan menegaskan fitrah manusia sebagai
Partai politik berfungsi sebagai wahana artikulasi dan hamba Allah akan menjadi negasi terhadap segala
agregasi kepentingan rakyat. Partai akan menjadi tempat kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, pemerkosaan,
di mana rakyat menyatakan kepentingan dan keinginannya dan ketidakadilan yang terjadi dalam sejarah. Kemaha-
agar disalurkan dan diperjuangkan. kuasaan Allah menjadikan segala kuasa dunia ini relatif
Parpol baru yang terbentuk ini harus dapat me- dan mendudukkan manusia sebagai sesama yang sederajat
ngemban fungsi politik yang ada. Bila tidak, bisa dipastikan dan bersama-sama hidup sebagai hamba Allah. Dengan
implikasi fungsi politik yang muncul akan tidak meng- itu, agama memberi dasar bagi ideologi politik yang
untungkan baik bagi kepentingan pendewasaan politik menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu pada
masyarakat maupun kepentingan bangsa secara keseluruh- gilirannya akan mempengaruhi "budaya" politik dan
an. Artinya, menjaga keutuhan dan integrasi nationstate tindakan di dalam masyarakat, seperti penegakan hukum,
Indonesia dan kelestarian konvergensi nasional, baik pelaksanaan HAM, pelaksanaan sistem demokrasi. Pada
konvergensi budaya antara santri dan abangan ataupun saat kritis agama juga mampu menjadi modalitas agar
konvergensi aliran agama antara tradisionalis dan modernis, tuntutan-tuntutan sosial politik dapat disuarakan dan juga
serta antara ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an, dilaksanakan sehingga tercipta keadaan masyarakat yang
Dalam rangka membangun politik dan ideologi harus lebih baik.
dihindarkan konflik politik dan ideologi dari artikulasi
melalui wacana keagamaan atau paling tidak berkonotasi
agama. Konflik seperti itu akan membawa konsekuensi- www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
konsekuensi negatif berupa fanatisme di antara dan di
dalam komunitas-komunitas agama. Agama tidak menegas-
kan dirinya kembali sebagai suatu ideologi politik yang
formal. Meski demikian, tidak berarti bahwa agama tidak
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
lagi berfungsi sebagai medium untuk melakukan perbaikan
atas kenyataan.
Dapat dipahami bahwa meskipun terjadi kemerosotan Bukan Retorika
yang drastis dari pengaruh politiknya, agama tetap

69 70
tidak terang-terangan mengasosiasikan agama dan masih
Berbagai macam partai yang muncul sesudah keruntuhan menyatakan berasaskan Pancasila. Partai-partai agama atau
Orde Baru membuat banyak orang terkejut bahkan ngeri. bernuansa agama yang dapat dicatat, antara lain Partai
Masyarakat sudah terbiasa selama dua dasawarsa ini Masyumi Baru, Partai Umat Islam, Partai Islam Persatuan
dengan sedikit partai. Menurut saya, sistem multipartai Indonesia, Partai Karya Ulama Indonesia, Partai Bulan
sebetulnya tidak jelek. Puncak praktek kehidupan sistem Bintang, Partai Kesatuan Umat Islam, Partai Syarikat Islam
multipartai adalah pemilu 1955. Satu-satunya pemilu yang Indonesia, Partai Insan Muttaqin, Partai Reformasi
tidak membawa korban jiwa manusia meskipun diikuti Cintakasih Kristus Indonesia, Partai Demokrasi Kasih
oleh lebih dari 50 tanda gambar. Bila saya bandingkan Bangsa. Partai-partai itu memperlihatkan "politik aliran"
dengan pelaksanaan enam kali pemilu pada zaman selama 32 tahun rezim Orde Baru berkuasa disalah gunakan
pemerintahan Soeharto, banyak korban yang tewas dan dan tidak pernah dapat dimatikan. Di luar partai agama
terakhir berbuntut penculikan para aktivis. Kiranya perlu cukup banyak dijumpai partai-partai aliran antara lain Partai
menimbang dengan adil praktek kehidupan kepartaian Nasional Indonesia, Partai Rakyat Marhaen, Partai Murba,
tahun 1955. Tidak perlu dibantah bahwa terjadi kompetisi Partai Tionghoa Indonesia.
ideologi yang bermuara pada kemacetan Sidang Saya memandang kenyataan itu merupakan bagian
Konstituante tahun 1959, namun pengalaman dengan dari proses perkembangan bangsa. Orde Baru mengingin-
sistem multipartai tidak sepenuhnya negatif. Kehadiran kan agar politik yang memimpikan politik aliran dan partai
banyak partai itu saya pandang sebagai gladi politik (po- agama dikubur untuk selamanya. Langkah penguburan
litical exercise) bagi masyarakat yang pada akhirnya menjadi itu dipandang sebagai usaha modernisasi politik. Tetapi,
gladi berdemokrasi. Partai bukan hanya wadah retorika kenyataannya usaha itu tidak dapat menabrak realita yang
politik atau semangat nasionalisme semu yang di zaman hidup di dalam masyarakat. Pengalaman traumatik dengan
Bung Karno disebut "nasionalisme gagah-gagahan." Partai propaganda partai program dan partai berorientasi ala Orde
adalah wadah artikulasi aspirasi dan kepentingan Baru pada ujungnya menyebabkan rakyat hidup menderita.
masyarakat. Lewat interaksi antara partai yang satu dengan Akibat pengalaman buruk itu dengan sendirinya meng-
partai lain akan terumuskan kebersamaan kita sebagai antarkan kembali rakyat kepada romantika kehidupan
bangsa, entah itu yang namanya format, sistem politik, politik masa lalu. Ketika pembangunan gagal memberikan
atau kepentingan nasional. Rupanya, kekuatan sosial politik kesejahteraan rakyat tentu saja dapat dimengerti kalau
yang ada pada waktu itu (Angkatan Darat, Bung Karno, kemudian masyarakat kembali merangkul ideologi.
partai-partai politik) tidak sabar dengan situasi yang ada. Pragmatisme dan sekularisasi politik yang dilaksanakan Orde
Idiom dalam politik bahwa "lawan bicara adalah teman Baru menghasilkan pemasungan, pembungkaman,
berpikir" tidak masuk alam pikiran pada waktu itu sehingga belenggu, dan penjara atas nama kemerdekaan dan kebebas-
berakibat dikeluarkannya Dekret 5 Juli 1959. an politik rakyat. Betapapun indahnya kampanye
Apakah dengan demikian masalah ideologi selesai? pragmatisme dan sekularisasi politik sekarang, toh itu tidak
Ternyata belum. Hal itu kentara dengan partai-partai baru akan berhasil menghalau mimpi buruk rakyat atas kekejaman
yang muncul. Banyak parpol baru mengidentifikasikan rezim Orde Baru yang juga mengkapanyekan hal-hal serupa.
dirinya sebagai "partai agama" atau parpol yang namanya Pendulum politik bergerak secara ekstrem dari satu

71 72
kutub ke kutub lain. Kehadiran partai yang bernuansa meski saya memandang komunikasi itu baik. Saya sendiri
agama memang tidak dapat dicegah karena hal itu hak terus-menerus membangun komunikasi dengan partai-
setiap warga negara. Saya memandangnya sebagai bagian partai yang ada. Dalam berbagai kesempatan saya
dari proses pendewasaan dan perkembangan politik. Di menegaskan, "Tidak masalah untuk berkoalisi dengan
tengah kemajemukan bangsa seperti ini untuk jangka partai lain asal visi dan misinya sejalan." Komunikasi dan
panjang menjadi terlalu rentan untuk membangun pendekatan informal sering lebih kena daripada
demokrasi dengan bertolak dari politik golongan atau pendekatan formal. Dukungan atas misi PKB itu tidak
aliran. Tetapi, mengingat kepentingan taktis menghadapi hanya datang dari warga nahdliyin, tetapi juga rekan-rekan
pemilu beberapa bulan mendatang, tindakan itu dapat agama lain atau mereka menamakan dirinya nasionalis.
dimengerti. Namun yang perlu dikuatkan adalah basis Dukungan itu tentu saja saya harapkan nantinya
kebersamaan (common platform) di antara parpol-parpol pada pemilu juga. Hasil Pemilu nanti akan menentukan
tersebut. Biarkanlah mereka hidup berinteraksi dan strategi kita selanjutnya, khususnya dalam soal berkoalisi.
berkembang sehingga bangsa Indonesia nanti secara Koalisi itu sebetulnya apa? Dalam bayangan saya nanti
bersama-sama menemukan model kehidupan politik yang bila tidak ada mayoritas tunggal partai-partai tentu harus
pas. Di antara parpol-parpol itu juga muncul kesadaran berkoalisi. Syukur-syukur tampil sebagai partai
untuk berjuang bersama-sama meskipun dalam wadah mayoritas. PKB dapat saja berkoalisi. Mengapa tidak?
yang berbeda-beda. Saya sebagai orang PKB juga Kanjeng Nabi Muhammad SAW saja pernah berkoalisi
melakukan komunikasi dengan partai-partai lain, baik itu dengan bani Nadhir dan Qurnidhah!
PDI Perjuangan maupun partai-partai baru. Pernah hanya Meskipun nanti terjadi koalisi, partai-partai itu tetap
beberapa hari setelah deklarasi PKB ada 11 parpol membangun sendiri-sendiri, Fraksinya juga sendiri-sendiri. Hanya dalam
kebersamaan dalam wadah Forum menghadapi sesuatu atau beberapa masalah tertentu
Komunikasi Partai-partai "Proreformasi Total." Kesebelas bersatu sikap yang pada pokoknya ada dua, yaitu "sikap
partai tersebut adalah Partai Masyumi Baru dan Partai Umat mendukung" atau "beroposisi" terhadap pemerintah. Koalisi
Islam (Islam); PNI, Partai Rakyat Marhaen, Partai Rakyat partai-partai juga tidak mengubah identitas masing-masing.
Jelata, Partai Nasional Demokrat (Nasionalis); PUDI, Partai Koalisi sebetulnya urusan permainan politik, tidak ada
Aliansi Demokrat Indonesia (Demokrasi); Partai Pekerja hubungan dengan identitas apalagi aqidah partai. Untung
Indonesia pimpinan Wilhelmus Bocca; Partai Ekonomi dan rugi dalam koalisi merupakan pertimbangan taktis
Rakyat Indonesia (Profesi); dan Partai Murba (Sosialis). politik. Tentu saja koalisi hanya dapat dilakukan oleh partai-
Mereka mengikat dirinya dalam komitmen dasar, yaitu (1) partai yang memiliki "kesamaan" sikap menghadapi suatu
Menegakkan Negara kesatuan RI yang berdasarkan masalah politik yang cukup prinsipiil dan berlangsung
Pancasila dan UUD 1945; (2) melindungi hak-hak sipil cukup lama. Artinya, tidak bisa asal ada masalah lalu
dan politik rakyat Indonesia; (3) Menegakkan prinsip- membentuk koalisi. Dalam pemilihan presiden, misalnya,
prinsip Trias Politica dalam praktek kehidupan kenegaraan; yang tentunya dilakukan oleh MPR, partai-partai
dan (4) Menempatkan fungsi Angkatan Perang sesuai menentukan sikapnya sendiri. Mereka yang berkoalisi akan
dengan isi dan jiwa UUD 1945. saling berkonsultasi dengan meminta koalisinya untuk
Saya tidak ikut serta dalam "forum komunikasi" itu, "mempersatukan calon" atau mungkin "memunculkan

73 74
calon alternatif' tergantung situasinya. Koalisi bukan fusi 1945. Tetapi, yang disebut secara utuh dalam Pembukaan
(peleburan) seperti pernah dikehendaki oleh Orde Baru UUD 1945 adalah isi "Pancasila" itu. Dengan disebut secara
saat parpol hanya ada dua PPP dan PDI. Sebetulnya "fusi" lengkap terasa betapa luhur isinya, tidak terasa dangkal
itu bukan fusi, bukan pula penggabungan dan juga bukan atau tidak terasa "terlalu politis". Artinya, hanya disebut
koalisi. Sebetulnya hanya ada "fusi fungsi" politik saja. Kalau untuk membenarkan pendapat atau perbuatan sendiri yang
suatu pihak melepaskan fungsi politiknya, seperti NU pada tidak benar atau menyalahkan orang lain. Ingatlah kita
tahun 1984, maka hilang pula fungsi politik NU yang pada akan jargon-jargon "Demokrasi Pancasila", "Budaya Politik
tahun 1973 difusikan ke dalam PPP. Jadi, NU kembali Pancasila", "Ekonomi Pancasila" yang hanya diberi makna
bebas. Koalisi juga bukan berarti federasi (penggabungan sepihak untuk memperkuat diri sendiri dan memukul pihak
organisasi secara permanen) tetapi hanyalah kerja sama lain. Paling tidak, bila kita mendengar kata Pancasila atau
dalam sikap dan langkah politik. membacanya, ingatlah akan isinya secara lengkap. Di
Sekarang ini menurut saya masih terlalu dini untuk samping itu, prinsip perjuangannya adalah: pengabdian
menentukan koalisi dengan siapa saja. Di samping masih kepada Allah SWT (berjuang dalam partai dengan niat
"terlalu pagi" untuk mengikatkan diri pada partai lain tetapi mengabdi kepada Allah atau beribadah); menjunjung tinggi
juga alasan taktis. Main saja belum kenapa sudah kecut kebenaran dan kejujuran; menegakkan keadilan; menjaga
atau merasa takut akan kalah! Orang Jawa bilang, "Aja persatuan; menumbuhkan persaudaraan dan kebersamaan
nggege mangsa!" Artinya, jangan terburu-buru, musimnya sesuai dengan nilai-nilai Islam Ahlussunnah Waljamaah
belum datang. Di samping itu, seal koalisi ini jangan (Pasal 4 AD). Prinsip perjuangan itu digariskan untuk
menjadi "batu sandungan" bagi internal partai. Bukan mencapai tujuan partai, yaitu mewujudkan cita-cita ke-
rahasia lagi setiap koalisi dengan "pihak sana" atau "pihak merdekaan RI sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan
sini" akan menimbulkan silang pendapat. Silang pendapat UUD 1945; mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
itu sendiri sebetulnya tidak masalah, namanya juga lahir batin, material dan spiritual; mewujudkan tatanan
demokrasi. Tetapi kalau itu terjadi menjelang pemilu yang politik nasional yang demokratis, terbuka dan berakhlakul
dekat ini bisa mengganggu menciptakan suasana kondusif karimah (budi pekerti mulia) (Pasal 7 AD).
di kalangan anggota. Partai ini merupakan wadah berhimpun setiap warga
Di tengah perkembangan partai yang menjamur itu Indonesia dengan tanpa membedakan asal-usul, keturunan,
PKB menegaskan dirinya sebagai partai terbuka. Dia tidak suku, golongan, agama, dan profesi. Sebagai wadah
hanya untuk warga nahdliyin, tetapi terbuka juga untuk berhimpun, PKB bersifat kebangsaan, demokratis, dan
warga non-muslim. Harus diakui, ini merupakan pe- terbuka. Arti kebangsaan dalam hal ini bukan kesukuan,
nyodoran konsep PKB yang cukup berani. Reaksi dari keturunan, keprofesian, juga tidak bersifat keagamaan. Atau
beberapa kiai tentu saja ada. Namun, saya selalu lebih tegas lagi, PKB tidak berjuang untuk suku, keturunan,
menyerukan: "Mari kita bangun bangsa ini bersama-sama!" profesi, atau pemeluk agama tertentu, tetapi untuk seluruh
Hal itu sejalan dengan yang ditegaskan dalam asas PKB, bangsa Indonesia. Bahkan, berjuang untuk kemanusiaan
yaitu Pancasila yang disebut secara utuh. Pancasila sengaja tanpa menempatkan diri di bawah pengaruh atau kuasa
disebut lengkap dan tidak hanya disebut "Pancasila" saja, bangsa lain. "Kami tidak pernah ingin mendirikan negara
karena kata "Pancasila" memang tidak terdapat dari UUD Islam, karena bagi NU maupun PKB, bentuk negara Indo-

75 76
nesia sudah final," demikian penegasan yang berkali-kali diatasi secara konsepsional dan mendasar maka negara
diulang oleh Katib Aam Syuriah PBNU, K.H. Said Aqil Siradj. dan bangsa ini akan makin terpuruk dan terbelah. Itu tugas
Tentu ada pertanyaan seal pengurus ini, misalnya dari dan tantangan PKB terbesar!
anggota yang di luar lingkungan NU. Menurut saya
Sumber Bacaan
perkembangan ke depan ini akan menggariskan sendiri Aula, September 1998 "Apa dan Bagaimana Partai
bagaimana pola keanggotaan pengurus yang paling balk Kebangkitan Bangsa itu"
Bina Darma, No. 60 Tahun ke-16, 1998 "Keadilan Islam
bagi partai. Sekarang ini yang paling penting adalah Multidimensi"
semangat pembaruan partai yang kita dengungkan. PKB, H. Matori Abdul Djalil: "Reformasi yang sedang berlangsung
telah mengalami inflasi (kemerosotan nilai)"
meskipun lahir dari lingkungan NU, tetapi berbasis Media Indonesia, 19 Oktober 1998"Islam di Asia Tenggara"
Media Zndonesia, 13 November 1998 "Hindari Negara
kebangsaan dan nasionalisme. PKB berkewajiban untuk Berasumsi Agama"
mewujudkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang adil Ridwan Saidi, "Apa Khabar Partai Islam?"
Tempo, edisi 12-18 Januari 1998
dan makmur, merdeka dan berdaulat, terjamin hak asasinya "Nahdliyin (Masih) Menunggu Restu Kiai"
yang berkaitan dengan segala bentuk penganiayaan, "Mendatangkan Tuhan ke Dalam Politik"

kebebasan dari pemaksaan agama, pemusnahan etnis serta


kebebasan mencari nafkah secara sah.
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
Cita-cita saya tentu saja semoga PKB menjadi harapan
baru bagi warga NU. Salah seorang rekan saya yang
anggota FPP DPR, Khofifah Indar Parawansa, secara tegas
memilih menjadi pengurus PKB. Dalam kepengurusan PKB
periode 1998-1999 sedikitnya ada empat orang warga NU [ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
di PPP yang "pulang ke rumah", yaitu H. Taufiqurrahman
Saleh, Khofifah Indar Parawansa, Imam Churmen, dan
Amru Mu'tashim. Khofifah memilih meninggalkan PPP Bab 4
karena dalam pandangannya, reformasi telah memberikan
suatu nuansa baru pada tatanan format politik ke depan. POLITIK ITU PILIHAN HIDUP
Globalisasi mengharuskan semua tatanan lebih inklusif.
"Visi keagamaan NU yang dikembangkan selama ini adalah (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
membawa visi tersebut. Saya merasa at home dengan visi menyuruh beriman kepada Allah)
yang dikembangkan NU selama ini," katanya. Menurut (Surat Ali Imran ayat 110)
Khofifah dibandingkan dengan PPP, PKB lebih dahulu
menawarkan format baru sebagai partai dengan visi yang Kota Salatiga, Jawa Tengah Tengah adalah satu dari sekian
membawa nuansa demokratis, keterbukaan dan pluralitas. kota
Senior PPP yang juga nadhliyin, Imam Churmen menyata- sejuk yang dimiliki negeri ini. Di kota itulah pada 11 Juli
kan bahwa PKB merupakan partai akomodatif untuk meng- 1942 saya dilahirkan. Lahir dari keluarga NU, nahdliyin
antisipasi situasi saat ini yang dipenuhi dengan luapan- tulen, saya memulai pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
luapan emosi tanpa norma hukum. Jika situasi ini tidak LP. Ma'arif (setingkat SD) dan selesai tahun 1956. Pada
saat bersamaan, saya juga lulus Sekolah Rakyat Negeri.
77 78
Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Salatiga, lulus tahun Konsekuensi seorang mahasiswa aktif di organisasi,
1959 dan SMA Negeri Salatiga Jurusan Ilmu Pasti Alam kuliahnya terbengkalai. Risiko itu memang saya terima
pada tahun 1963. Saya sempat mengenyam pendidikan di dengan sedikit penyesalan. Sebab saya bukanlah orang yang
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana terlalu bodoh, kalau hanya untuk menyelesaikan kuliah saja.
Salatiga, sampai tingkat III (1968). Sering orang bertanya Tetapi kenyataannya! Saya tak sampai diwisuda sarjana.
kenapa saya yang orang NU atau orang tahlil, kaum Alasannya, saya terlampau sibuk di organisasi. Ketika masih
istighosah, salawat badar, kok kuliah di universitas Kristen? mahasiswa tingkat III, saya sudah menjadi wakil ketua
Waktu itu yang penting belajar. Belajar di mana bukan DPRD Kodya Salatiga. Karena kesibukan politik itu saya
persoalan. Mungkin, saat itu supaya saya tidak perlu in de merasa wegah (malas) untuk turun ke bangku kuliah lagi.
kost atau mondok luar kota sehingga menghemat biaya, Kalau boleh menyesali, itulah salah satu sisi kehidupan
maka kuliah di Salatiga saja! yang agak saya sesali. Makanya, saya ngopyak-opyak
Saya juga tidak tahu di kemudian hari Satya Wacana (mendorong) anak-anak muda di PKB untuk tetap
menjadi universitas yang dipandang paling demokratis atau menyelesaikan kuliah. Ilmu yang dipelajari itu nanti pasti
paling memiliki kebebasan akademik. Mungkin karena berguna. Saya menambah ilmu dengan belajar sendiri lewat
pluralitas warga universitas di situ dan tokoh-tokoh buku bacaan.
penghuninya, seperti Arief Budiman, Th. Sumartana, atau Politik adalah pilihan hidup saya. Politik itu pekerjaan
Liek Wilardjo. Tetapi suasana kebebasan pada masa kuliah utama saya. Sejak aktif dalam partai di Jawa Tengah saya
di sana saya rasakan ada. Saya dengan bebas dapat aktif tidak ikut-ikutan berbisnis atau mengikuti proyek ini dan
sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu. Seluruh waktu saya habis untuk berpolitik.
(PMII) Cabang Salatiga. Keaktifan di organisasi itu boleh Alhamdulilah saya merasa tidak kekurangan atau istilahnya
dikatakan saya mulai sejak kecil. Sebagai anak keluarga kapiran. Anak-anak ternyata juga bisa sekolah meskipun
NU, sejak kecil saya sudah aktif di lingkup organisasi NU. saya bukan orang kaya. Saya bersama istri berusaha melatih
Pada tahun 1955-1957 menjadi anggota Pandu Ansor. anak-anak untuk bertanggung jawab atas tindakan atau
Semasa di SMA, saya menjadi Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul pilihan hidupnya, termasuk pilihan untuk kuliah di sini
Ulama (IPNU) Cabang Salatiga. Kemudian kiprah organisasi atau di sana. Anak yang mau masuk IKJ saja saya tanya,
saya teruskan di PMII. apakah sudah mempertimbangkan konsekuensinya
Padatnya aktivitas saya di organisasi akhirnya me- menjadi seorang seniman. Seorang seniman itu kalau
nyebabkan kuliah saya tinggalkan. Asal tahu saja, sejak mempunyai duit semua orang yang ditemui akan ditraktir.
tahun 1966 saya aktif sebagai Ketua Presidium Kesatuan Tetapi, kalau lagi bokek, ya baju saja dijual.
Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Komisariat Salatiga. Sebagai politisi, seseorang harus berani hidup miskin
Lewat kesatuan itu saya ikut berjuang menumpas apa yang seperti saya ini. Karena pekerjaannya, seorang politisi tidak
saya yakini sebagai pemberontakan G-30-S/PKI untuk sempat lagi memikirkan mencari uang. Sampai saat ini
menegakkan Orde Baru. Kuliah saya tinggalkan tahun 1968 belum ada salah satu anak saya yang terjun ke dunia politik,
bertepatan saat saya menjadi Wakil Ketua I Partai Nahdlatul meskipun Fahmi anak pertama kami pernah aktif di PMII,
Ulama Cabang Kabupaten Semarang/Kotamadya Salatiga. dia lebih memilih menekuni dunia usaha. Demikian pula
Hal itu merupakan konsekuensi dari perjuangan saya. adik-adiknya, juga aktif di PMII. Setiap pilihan hidup

79 80
membawa konsekuensinya sendiri-sendiri. Saya dapat yang datang. Teman itu butuh didengarkan. Justru dengan
mengambil contoh keluarga Wanandi. Sofyan Wanandi itu saya merasakan hidup ini berguna bagi diri saya sendiri,
itu pengusaha yang dapat dikatakan berhasil. Beda dengan sahabat, keluarga, atau orang di sekitar saya. Di samping
Yusuf yang menjadi ilmuwan. Dia sukses karena karya- itu, berada di antara kawan-kawan saya merasakan
karya ilmiahnya dalam hubungan internasional bukan keikhlasan mereka. Dengan aktif dalam politik saya merasa
karena mempunyai banyak uang. Sofyan berbeda dengan diberi kesempatan untuk bergaul dengan begitu banyak
Yusuf beda pula dengan Markus yang menjadi imam orang. Tidak hanya terbatas pada lingkungan nahdhliyin,
Katolik. Sebagai pastor, tentu tidak mempunyai duit. Tetapi tetapi lebih luas. Melihat perkembangan negara akhir-akhir
mereka bertiga saling menghormati status masing-masing. ini saya juga merasa ngeri, tetapi dengan penuh harapan
Pengusaha tentu mempunyai banyak uang. Memang dia akan Indonesia esok yang lebih baik. Saya seperti diberi
berusaha supaya mendapat laba. Tidak ada pengusaha kesempatan untuk menatap masa depan bangsa Indone-
yang ingin rugi terus. Itu tidak ada. Keuntungan yang sia yang demikian kaya dan majemuk ini. Insyaallah
dinikmati pengusaha sepadan dengan kemungkinan menatap masa depan yang lebih balk, lebih demokratis,
kerugian yang mungkin saja dideritanya. Make, keuntungan dan lebih manusiawi. Saya percaya pada akhirnya ke-
itu wajar. benaran yang akan ditegakkan bukan keburukan atau
Lha yang lucu, pegawai negeri zaman seperti ini kok kebatilan.
ingin menjadi orang kaya. Setiap pilihan hidup memiliki Dalam aktivitas berpolitik, saya ini sering dikatakan
konsekuensinya sendiri-sendiri. Meskipun saya bukan orang galak. Artinya, kalau perlu mengkritik ya saya kritik. Kalau
kaya, tetapi alhamdulillah "tidak kurang". Ini bukan berbicara terbuka, blak-blakan. Bila saya merasa yakin
kesombongan atau ingin menonjolkan diri. Buktinya, anak- benar akan saya katakan benar bila salah akan saya katakan
anak saya semuanya bisa sekolah. Saya percaya Gusti salah. Tentu saja dengan mengindahkan perasaan yang
Allah menyelenggarakan hidup setiap orang. Hidup itu saya kritik. Supaya saya bebas mengkritik maka saya tidak
beres bukan hanya karena duit. Lihat itu orang-orang kaya. cluthak atau rakus dalam harta atau kedudukan dengan
Duitnya berlimpah tetapi anak-anaknya tidak selesai memanfaatkan situasi dan posisi. Sejak menjadi pengurus
sekolah. Sementara orang yang hidupnya sederhana, anak- partai di daerah, saya tidak pernah memanfaatkan ke-
anaknya malah selesai kuliahnya. Mereka kaya, tetapi dudukan untuk bisnis. Kalau saya sudah mendapat suatu
hidupnya tidak cukup karena hidup tidak hanya dicukupi konsesi bisnis maka saya tidak bisa berharap bersikap
dengan uang. Hidup itu lebih kaya daripada sekadar harta objektif. Sebagai fungsionaris PPP saya sering memegang
benda, apalagi sekadar mencari uang. jabatan ketua. Kalau saat itu mau kolusi tentu saja bisa.
Hidup itu saya pandang sebagai amanah bagi sesama. Tetapi, saya tidak mau karena tidak suka kolusi. Istilah
Karena amanah saya merasa berarti, berguna bagi orang saya, galak tapi cluthak ya disorak. Kalau orang itu vokal
lain. Untuk itu, saya sepertinya tidak sempat memikirkan tapi hidupnya tidak benar tentu saja akan menjadi bahan
diri sendiri. Setiap hari banyak tamu yang harus saya tertawaan orang lain. Paling tidak, menjadi bahan tertawaan
tanggapi atau saya layani. Mungkin saja bila saya pergi ke dan teguran hati nuraninya. Sebelum seorang polisi datang
tempat lain saya dapat uang atau mendapat order ini dan untuk menangkap orang yang mencuri, pastilah hati nurani-
itu. Tetapi, tidak saya lakukan karena ada seorang teman nya sudah menegurnya. Dia tidak bisa lari dari dirinya

81 82
sendiri, dari hati nuraninya. Walaupun polisi tidak me- untuk memerintah negara itu tidak ada. Jadi, jangan mem-
nangkap karena perkara korupsi, kolusi yang bisa di- perlakukan orang atau lebih tepat mengkultusindividukan
sembunyikan tetapi sudah ditangkap oleh suara hati orang sebagai seorang Philospher King yang mungkin pada
nuraninya. Seorang mantan pejabat tinggi selama 32 tahun masa Yunani Kuno, zaman Socrates dulu relevan di sebuah
sudah jelas mempunyai duit kok mengaku "tidak punya Polis (negara kota) tetapi sekarang sudah tidak mungkin
sesen pun". Itu namanya ngapusi Gusti Allah. Gusti Allah lagi. Lihatlah pengalaman pada masa Soeharto. Betapa
kok diapusi. Dia itu Mahatahu. seorang presiden dijunjung setinggi langit dengan gelar
Politik dengan hati nurani itu saya pegang teguh sampai "Bapak Pembangunan", "Ketua Dewan Pembina Golkar",
saat ini. Insyaalah, sampai saat ini saya tidak pernah di- "Pembina Politik", dan terakhir menjuluki dirinya sebagai
teror atau diancam dengan kekerasan, karena lewat hati (raja) yang mau lengser keprabon madeg pandito. Seorang
nurani kita dididik untuk memperlakukan orang dengan pejabat bisa saja digoyang dengan dalil korupsi, tetapi tidak
manusiawi. Mentaati hati nurani itu membuat manusia ada yang berani mengarahkan telunjuknya ke presiden.
terbuka dan ber-akhlakul karimah. Akhlak bukan sekadar Kompleksitas pemasalahan zaman ini sudah tidak
sopan santun, basa basi, tatakrama saja, melainkan sikap memungkinkan seorang individu, betapa hebatnya dia,
mental yang mendorong tumbuhnya perbuatan dengan untuk mampu menghandle urusan negara seorang diri
mudah. Sebab hal itu sudah menjadi watak dan kebiasaan dengan kekuasaan mutlaknya. Bukan kepemimpinan in-
tanpa perlu dipikir-pikir lagi atau dihitung untung ruginya. dividual lagi, tetapi sebuah teamwork, kepemimpin
Jadi, pendorongnya baik dan perbuatannya baik sehingga kelompok yang lebih menjamin. Di samping itu, ke-
bisa disebut akhlak karimah atau budi pekerti mulia. pemimpinan itu mesti diamankan dengan adanya sistem
Memang manusia bisa salah, tetapi karena dia manusia kontrol, sehingga kekuasaan dapat digunakan dengan
maka harus kita hargai dan hormati juga. Lewat hati nurani benar. Kecenderungan menjadi seorang individu sebagai
kita bisa membedakan antara urusan organisasi dan urusan Philospher King itulah yang terjadi pada masa Orde Lama
pribadi. Dengan Buya Ismail Hasan Metareum saya bersaing dan Orde Baru. Setelah terlepas dari "Pemimpin Besar
dan berbeda pendapat bahkan berseberangan, tetapi Revolusi dan Presiden Seumur Hidup" bangsa ini jatuh ke
sebagai sesama manusia tali silaturahmi tetap saya lakukan. tangan "Bapak Pembangunan" yang bukan diangkat se-
Pada saat perpisahan anggota Fraksi Persatuan Pem- umur hidup, tetapi terus-menerus dipilih selama tiga dasa-
bangunan DPR periode 1992-1997 saya khusus menyanyi- warsa dengan segala eksesnya yang kurang balk. Perjuang-
kan sebuah lagu untuk Buya. Demikian pula waktu saya an politik saya terletak pada bagaimana menjadikan
mantu, saingan saya dalam muktamar itu juga saya undang kekuasaan itu sebagai sistem yang dapat dikontrol secara
dan dia hadir. efektif. Itulah seninya berpolitik sekarang ini. Di situlah
Politik yang saya geluti bertahun-tahun memberi perjuangan setiap orang Indonesia, bagaimana mewujud-
pelajaran bagi saya bahwa sekarang ini yang namanya kan sistem kontrol kekuasaan yang efektif dan menjamin
Philosopher King (Raja Pendeta) itu sudah tidak ada lagi. pelaksanaan kedaulatan rakyat. Bangsa Indonesia menurut
Maksud saya, seorang tokoh yang pintar, demokratis, saya masih dalam proses belajar.
menjadi anutan, tanpa cela secara moral, jujur, diterima Dulu orang begitu percaya pada kepemimpinan
masyarakat sehingga rakyat dapat memberi "cek kosong" Soeharto dan ABRI sebagai penegak Orde Baru. Entah

83 84
apa sebabnya. Barangkali karena orang sudah capai akan orang Indonesia. Hal itu tentu patut disayangkan. Sebetul-
"ideologi revolusi" yang belum selesai. "Revolution at all nya, Orde Baru dan Orde Lama memiliki kesamaan, yaitu
cost!", kata Bung Karno. Katakanlah pendulum politik masih bertumpu pada tokoh dan bukan pada sistem yang
nasional berubah dari politik ideologi menjadi politik demokratis.
pragmatis. Orde Baru di bawah kepemimpinan Jenderal Saya merasa tidak fair kalau orang hanya menyalahkan
Soeharto dipandang orang sebagai antitesis terhadap masa lalu, masa Orde Baru. Pada awalnya, ide Orde Baru
kekuatan Orde Lama yang kian lama kian melelahkan dan itu bagus sekali. Hal itu paling tidak tampak dalam pidato
menyengsarakan rakyat. Di samping itu, tentu saja pe- kenegaraan Soeharto sebagai pejabat presiden pada tanggal
nyingkiran Bung Karno merupakan salah satu ekses 16 Agustus 1967 di depan Sidang Paripurna DPR-GR:
pertentangan Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat "...Orde Baru lahir dan tumbuh sebagai reaksi total atas
dengan kekuatan modalnya sudah tidak tahan lagi segala bentuk penyelewengan yang dilakukan pada masa
menghadapi seorang pemimpin seperti Bung Karno yang orde yang berkuasa waktu itu, yaitu yang sekarang disebut
dengan enteng mengatakan: Go to hell with your aids, atau Orde Lama. ... Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
kritiknya tentang kapitalisme dalam pidato di depan Sidang ditinggalkan; hak-hak asazi manusia hampir-hampir lenyap,
Umum PBB yang berjudul "To Build the World a New" sebab semua ditentukan kemauan penguasa. Jaminan dan
Betapa hebatnya presiden pertama itu karena kekuatannya perlindungan hukum hampir tidak ada.... Sila kedaulatan
bertumpu hanya pada individu, yaitu dirinya, namun rakyat menjadi kabur; yang ada adalah "kedaulatan
akhirnya toh tergelincir juga. pemimpin". Sila keadilan sosial makin jauh; sebab kekayaan
Setelah lebih dari tiga dasawarsa Orde Baru saya merasa negara dipakai untuk proyek-proyek mercusuar yang
semangat dan cita-cita pada awal Orde Baru sangat jauh merusak ekonomi rakyat dan negara. Sistem "ekonomi-
dari kenyataan. Bahkan, menurut saya, bertolak belakang. pemimpin" dalam praktek menjadi "sistem lisensi" yang
Tetapi semua orang diam. Tidak ada yang berani. Kondisi- hanya menguntungkan segelintir orang yang dekat dengan
nya malah lebih buruk dari orde sebelumnya. Pernah saya penguasa. Penyelewengan serius terhadap UUD 1945
bacadalam surat pembaca di surat kabar seseorang terjadi dengan memusatnya kekuasaan secara mutlak dan
bercerita, dulu orang bangga menjadi warga Indonesia. satu tangan yaitu kepada kepala negara. Asas dan sistem
Ceritanya, sehabis menunaikan ibadah haji kapalnya konstitusi, dalam praktek berubah sehingga bersifat
mengalami kerusakan sehingga harus merapat di suatu absolutisme. Kekuasaan negara yang tertinggi bukan lagi
negara Afrika yang tidak memiliki hubungan diplomatik di tangan MPR (S), melainkan di tangan pemimpin besar
dengan Indonesia. Para penumpang tidak bisa turun dari revolusi. Presiden bukannya tunduk kepada MPRS; bahkan
kapal untuk mendarat sekadar berjalan-jalan tanpa mem- sebaliknya MPRS yang ditundukkan di bawah presiden.
bawa paspor di negeri itu. Untunglah seorang petugas Sungguh suatu tragedi bagi rakyat bangsa Indonesia...."
pelabuhan mengetahui "Indonesia" itu Presidennya Pada masa awal Orde Baru ditegaskan bahwa prioritas
Soekarno maka para penumpang diizinkan melihat-lihat "Pembangunan Ekonomi" ditopang oleh berlakunya
kota diantar dengan mobil. Pada masa kini kesan orang doktrin pembangunan yang dilaksanakan di mana-mana
terhadap Indonesia tidak baik. Indonesia berkonotasi ke- waktu itu. Agar pembangunan ekonomi berjalan, diperlu-
kerasan atau kerusuhan. Sejumlah negara tidak menerima kan stabilitas. Maka, dibangunlah pemerintahan yang kuat

85 86
dan efektif. Tetapi orang banyak yang lupa bahwa prioritas swasta nasional saya pernah ditanya, "Apakah Bapak ngeri
itu disertai dengan kualifikasi sekaligus sebagai melihat perkembangan yang terjadi!" Tentu saja saya
pemerintahan yang bersih. Jadi, pemerintahan harus bersih menjawab, "Saya ngeri." Dengan spontan sang penyiar
dan berwibawa, sebuah strong and clean government. menyahut, "Bapak saja yang punya pengikut (baca: punya
Dengan perspektif pertumbuhan serta pembangunan rombongan) ngeri apalagi saya!" Akibat kondisi itu bisa
infrastuktur serta berbagai institusi ekonomi maju, prioritas berlipat ganda. Di antaranya mempengaruhi rasa kepastian,
pembangunan ekonomi sebetulnya membawa hasil. mempengaruhi minat usaha, membuat arus modal dari
Sayangnya, hasil itu memakan biaya tinggi yaitu represi luar terganggu, dan membuat industri pariwisata terpuruk.
politik serta ketidakdilan sosial-ekonorni. Oleh karena itu, Gejolak tanpa kesudahan itu tanpa disadari sudah
akhirnya pemerintahan kuat menjadi pemerintahan otoriter membangkitkan kecemasan meluas dan mendalam
tanpa kontrol yang efektif. Anasir bangsa yang hendak sehingga menyebabkan gerakan reformasi berhenti di
melakukan pelurusan semangat asli pembentukan Orde tempat. Dalam masalah krisis multidimensi dan pada
Baru tidak ada yang mampu melawan kuatnya pemerintah- agenda pemilu, para pemimpin pemerintahan dan para
an, kuatnya eksekutif di bawah Presiden Soeharto. Akibat- pemimpin bangsa lebih memberi kesan berjalan sendiri-
nya, buyarlah komitmen untuk menyelenggarakan sendiri, saling berprasangka dan saling curiga daripada
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. duduk bersama. Lihat itu ide "Dialog Nasional" Gus Dur.
Represi sosial politik dan ketidakadilan sosial ekonomi Begitu banyak orang bingung dan curiga. Bagi siapa pun
sangat menekan rakyat dengan menggunakan birokrasi, dan dari pihak mana pun terlalu berat persoalan dan
aparat ketertiban-keamanan, orsospol andalan dan tantangan yang sedang dihadapi ini sendirian. Siapa pun
perusahaan-perusahaan monopoli. Kondisi itu membuat memerlukan kebersamaan.
rakyat menyimpan perasaan. Perasaan itulah yang meletup Menengok ke masa lalu, saya masih ingat dalam Pidato
dan meledak ketika katup represi sosial politik dan sosial Kenegaraan di depan DPR pada tanggal 15 Agustus 1974,
ekonomi dibuka oleh Gerakan Reformasi dan pemerintah- Presiden Soeharto mengatakan, "Kemampuan untuk
an baru. Letupan rakyat dimanfaatkan oleh pejabat menilai hasil penyelenggaraan kepemimpinan dan
keamanan dengan menyebutnya sebagai "banyak pemain" pemerintahan negara oleh seorang Presiden akhirnya akan
Sampai akhir 1998 gejolak vertikal dan horisontal itu masih ditentukan oleh Sidang Umum MPR lima tahun berikutnya,
berlanjut. Acapkali disertai ekses Yang mencemaskan di mana Presiden wajib mempertanggungjawabkan
karena seakan-akan ingin membuat tidak berfungsinya pelaksanaan tugasnya seperti yang ditetapkan dalam Garis-
birokrasi dan aparat ketertiban-keamanan. Akan terjadi garis Besar Haluan Negara."
kekacauan lebih besar dan radikalisasi yang tidak jelas Waktu penilaian itu bahkan dapat dimulai pada waktu
jika birokrasi pemerintahan dan aparat ketertiban dan kampanye pemilu untuk wakil-wakil rakyat di DPR dan
keamanan, termasuk ABRI, berhasil dibuat disfungsional. MPR yang akan datang. Dalam kampanye itu, calon presiden
Pada fase sekarang pun gejolak vertikal dan horisontal itu atau golongan peserta pemilu yang mendukungnya dapat
sudah membangkitkan kecemasan meluas dan mendalam menjelaskan konsepsinya yang mungkin lebih balk
sehingga menggangu keamanan dan rasa aman masyarakat. daripada kebijakan dan program presiden yang sedang
Dalam sebuah wawancara di sebuah stasiun radio menjabat dalam melaksanakan GBHN ataupun kebijak-

87 88
sanaan lainnya. Mereka yang menemukan konsepsi pro- persetujuan DPR, dan menetapkan peraturan pemerintah
gram yang dinilai lebih balk oleh rakyat, karena lebih sesuai untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
dengan keinginannya dan lebih memperhatikan Tugas dan kewenangan eksekutif saja sudah sangat luas,
kepentingannya, tentu akan memperoleh suara yang lebih masih ditambah dengan bidang legislatif.
banyak dalam pemilu, yang selanjutnya akan menentukan Kedua, selain sebagai kepala pemerintahan (eksekutif)
pemilihan presiden yang akan datang. Masih menurut Pak presiden juga memangku jabatan kepala negara. Karena
Harto ketika itu, "Dengan melaksanakan ketentuan UUD UUD 1945 menganut sistem presidensial, maka kedua
1945, maka tumbuh stabilitas yang dinamis pada puncak- jabatan ini dipegang oleh presiden. Sebagai kepala negara,
puncak Pemerintahan Negara. Karena berdasarkan UUD presiden memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan
1945 di satu pihak ada jaminan yang cukup bagi Presiden AU; menyatakan perang membuat perdamaian dan
untuk melaksanakan tugasnya, dan di lain pihak tetap perjanjian dengan negara lain (dengan persetujuan DPR);
tersedia sarana-sarana untuk mengawasi, mengoreksi, menyatakan keadaan bahaya dan akibatnya yang
bahkan mengganti sang presiden (Sekneg, 1974)." ditetapkan dalam undang-undang; mengangkat duta dan
Jadi, sebetulnya Presiden Soeharto pernah mengusul- konsul; memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi;
kan mekanisme suksesi yang tidak hanya secara formal di memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan.
MPR, tetapi terutama mencakup mekanisme pencalonan Jabatan kepala negara pada lazimnya lebih bersifat simbolis
diri partai kepada rakyat. Namun, usul itu tidak pernah daripada substansial, tetapi dalam praktek justru bersifat
dilaksanakan oleh pencetusnya sendiri. Sayang sekali! substansial. Kalau menurut UUD 1945 penggunaan ke-
Kiprah saya sebagai aktivis partai tidak dapat dilepas- wenangan ini memerlukan persetujuan DPR atau diatur
kan dari perjuangan mengartikulasikan apa yang saya dengan undang-undang, tetapi dalam praktek dilakukan
yakini sebagai kehendak rakyat. Tetapi, balk di Partai NU sendiri.
dulu, dan lebih-lebih pada waktu di PPP, saya mengalami Ketiga, berbagai sebutan yang melekat pada jabatan
benturan dengan personalized of power dalam diri Presiden. presiden dalam kenyataannya selama ini telah dijadikan
Kembalinya NU ke Khitah 1926 dan peminggiran diri sebagai sumber kekuasaan baru bagi presiden di luar yang
saya dari tampuk pimpinan PPP membuat saya mawas disebutkan dalam UUD 1945. Jenis kekuasaan baru ini
diri. Salah satu hal yang saya gagas kembali adalah soal ialah presiden sebagai mandataris MPR telah berubah arti
lembaga kepresidenan. Di samping tentu saja kondisi menjadi presiden sebagai pengganti MPR; hak prerogatif
masyarakat Indonesia yang masih patrimonial, kurang presiden yang tidak disebutkan sama sekali dalam UUD
terdidik dalam berdemokrasi. Kekuasaan lembaga 1945 berubah arti menjadi pihak lain tidak boleh mem-
kepresidenan selama Orde Baru sangat dominan karena pengaruhi, dan presiden sebagai Pangti ABRT berubah arti
enam faktor berikut. menjadi ABRI sebagai alat presiden mempertahankan ke-
Pertama, UUD 1945 sendiri menyatakan secara eksplisit kuasaannya.
tugas dan kewenangan presiden mencakup tidak hanya Keempat, balk secara institusional maupun pribadi,
bidang eksekutif, tetapi juga legislatif. Presiden pemegang presiden menguasai sumber keuangan yang cukup besar
kekuasaan pemerintahan (eksekutif), memegang sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan
kekuasaan membentuk undang-undang (legislatif) dengan kekuasaannya. Sekurang-kurangnya terdapat empat

89 90
sumber keuangan yang dikuasai presiden selama Orde kan presiden sebagai pemegang kekuasaan kunci tanpa
Baru. Sumber dana pertama berasal dari anggaran kontrol dan pengawasan yang berarti dari lembaga
penerimaan dan pengeluaran Belanja Negara (APBN) dan tertinggi, lembaga tinggi negara, dan kekuatan politik
BUMN karena kata akhir penentuan tarif, peruntukan dan lainnya. Sebagaimana dikemukakan di atas, UUD 1945
penggunaan anggaran berada di tangan presiden. Sumber sebenarnya menerapkan pembagian kekuasaan, seperti
kedua berasal dari sejumlah yayasan yang langsung DPR memiliki kekuasaan anggaran yang lebih menentukan
dipimpin oleh presiden, seperti Yayasan Dharmais, Yayasan daripada presiden, DPR mengawasi pelaksanaan
Amal Bakti Muslim Pancasila, Yayasan Supersemar, Yayasan pemerintahan oleh presiden, dan kekuasaan peradilan yang
Dana Kemanusiaan dan Gotong Royong, Yayasan Dana lebih independen oleh Mahkamah Agung.
Karya Abadi (DAKAB), dan Yayasan Dana Sejahtera Pola kepartaian yang oligarki tetapi dibina oleh
Mandiri. Dana yayasan itu dihimpun melalui Keppres, SK, penguasa, penyelenggaraan pemilu oleh pemerintah yang
Menkeu, dan SK penjabat pemerintah lainnya. Bisnis bertindak sebagai pemain, wasit, dan pengawas sekaligus,
anggota keluarga merupakan sumber keempat. sistem pemilihan umum yang menjadikan anggota MPR/
Kelima, Pancasila lebih digunakan sebagai alat DPR lebih sebagai wakil partai daripada wakil rakyat, ke-
melakukan hegemoni terhadap rakyat daripada sebagai anggotaan MPR yang belum seluruhnya dipilih dan ke-
pedoman dan tolok ukur dalam penyelenggaraan negara dudukannya yang lemah dan tata tertib DPR yang memberi
dan pemerintahan. Melalui berbagai sarana dan cara, ruang gerak lebih kepada fraksi dan komisi daripada
Pancasila digunakan sebagai alat mendapatkan kepatuhan kepada wakil rakyat, maka anggota DPR sudah terpasung
dari rakyat. Rakyatlah yang disuruh melaksanakan Pancasila sejak awal untuk melaksanakan kewenangan konstitu-
sesuai dengan tafsiran penguasa, sedangkan presiden dan sionalnya, seperti kekuasaan penyusunan anggaran, pem-
pembantunya bertindak sebagai penafsir dan karena itu buatan undang-undang, dan kontrol (penyelidikan).
sumber utama kebenaran. Mereka yang berpandangan lain Lembaga peradilan terbelenggu oleh UU Mahkamah Agung
dari penguasa cenderung disingkirkan. Yang salah bukan dan UU Peradilan lainnya yang menempatkan lembaga
Pancasilanya tetapi penggunaannya. Seharusnya, Pancasila peradilan secara administratif (perutnya) di bawah presiden
difungsikan sebagai pedoman dan tolok ukur penyeleng- (Departemen Kehakiman, Hankam, dan Agama), yaitu
garaan negara. semua hakim adalah pegawai negeri sipil, tetapi secara
Keenam, format politik yang dipraktekkan oleh rezim fungsional di bawah Mahkamah Agung, dan mekanisme
Orde Baru dilukiskan oleh para ilmuwan secara berbeda- penetapan anggota dan pimpinan Mahkamah Agung lebih
beda, misalnya birokratis otoriter, negara penjabat, memberi kewenangan kepada presiden daripada kepada
neopatrimonial, diktator pembangunan, tetapi semuanya DPR. Demikian pula dengan sumber daya (anggaran dan
sepakat bahwa Orde Baru sama sekali tidak demokratis sarana), personel, dan otoritas Badan Pemeriksa Keuangan
karena presiden mempunyai kekuasaan yang sangat mutlak secara sistematis juga dibatasi dengan alasan keterbatasan
sehingga tidak tepat disebut "demokrasi", apalagi ditambah keuangan negara sehingga BPK hanya mampu melakukan
dengan keterangan tambahan Pancasila. pemeriksaan sebatas 10% dari seluruh tugas yang harus
Sistem politik yang nyata berlaku sejak akhir 1960-an diperiksanya. Namun, BPKP yang berada di bawah kendali
sampai Soeharto turun dari jabatannya memang menempat- presiden justru memiliki anggaran, personel, dan otoritas

91 92
yang luas untuk melakukan pemeriksaan. Di samping itu, kepentingan publik malah dikesampingkan. Keadaan itulah
terdapat sejumlah kegiatan negara, seperti Bank Indone- yang menyebabkan fenomena KKN pada masa Orde Baru.
sia yang tidak boleh diperiksa oleh BPK dengan alasan Ketiga, kecenderungan kekuasaan itu berkembang-
rahasia bank. Pembatasan seperti itu merupakan salah satu biak. Bila seseorang memegang suatu jabatan terlalu lama,
penyebab kebocoran anggaran negara. tanpa batas waktu dan tanpa kontrol dari rakyat secara
Mengapa hal itu bisa terjadi? Jabatan dapat dikatakan politik dan hukum dari lembaga peradilan, maka ke-
bersifat relatif tetap, sedangkan orang yang memegang wenangan formal itu akan digunakan untuk mendapatkan
jabatan itu bersifat tidak tetap. Dalam keadaan normal, sarana kekuasaan lainnya, seperti sarana ekonomi yang
umur jabatan suatu institusi biaaanya lebih lama daripada pada gilirannya akan digunakan untuk mempertahankan
umur manusia. Sifat sementara dari masa jabatan seorang kewenangan formal. Makin lama seseorang bertahan dalam
penjabat tidak hanya disebabkan oleh umur manusia yang jabatannya, makin besar kemungkinan bagi yang ber-
memang terbatas, tetapi juga karena kemampuan dan sangkutan untuk mengembangbiakkan kekuasaannya, dan
kearifan manusia terbatas juga. Oleh karena itu, sekurang- semakin tinggi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
kurangnya terdapat tiga faktor keterbatasan manusia yang kekuasaan yang sangat merugikan tidak saja warga
menyebabkan peralihan kekuasaan (suksesi) harus masyarakat, tetapi juga merusak tatanan negara sebagimana
dilakukan secara periodik dan tertib. Pertama kemampuan ditetapkan dalam konstitusi.
dan kearifan manusia yang terbatas karena adanya Oleh karena itu, peralihan kewenangan dari seseorang
kecenderungan manusia untuk terjebak rutinitas bila telah kepada orang lain pada periode waktu yang ditentukan
memegang suatu jabatan dalam jangka waktu yang lama merupakan keharusan. Perihal berapa lama seharusnya
maupun karena kecenderungan manusia untuk cepat suatu jabatan dipegang oleh seseorang agaknya bervariasi
bosan melaksanakan suatu jenis pekerjaan yang sama sesuai dengan jenis jabatan dan sistem politik yang
dalam waktu yang lama. Akibatnya, yang bersangkutan diterapkan. Amerika Serikat yang menganut sistem kabinet
tidak hanya semakin tidak memiliki prakarsa dan kreativitas presidensial membatasi masa jabatan seorang presiden
karena miskin tantangan, tetapi juga semakin tidak sabar selama empat tahun, dan hanya dapat dipilih kembali satu
melihat bawahan dalam melaksanakan fungsinya sehingga masa jabatan lagi. Lain halnya dengan Inggris, yang
cenderung mengambil alih tugas dan kewenangan H. MATORI ABDUL DJALIL: DARI NU UNTUK
bawahannya. KEBANGKITAN BANGSA
Kedua, semakin lama seseorang memegang suatu menganut sistem kabinet parlementer, di mana seorang
jabatan semakin dia menganggap dan memperlakukan perdana menteri setiap saat dapat diganti bila terdapat
jabatan itu sebagai milik pribadinya Karena jabatan itu mosi tidak percaya dari mayoritas anggota parlemen.
dianggap sebagai milik pribadi, maka setiap kritik terhadap Tetapi, seorang perdana menteri dapat memegang jabatan
jabatan dianggap sebagai kritik terhadap pribadinya, itu tanpa batas sepanjang yang bersangkutan masih
sedangkan kritik terhadap pribadinya dianggap sebagai dipercaya partainya dan terpilih dalam pemilu yang
kritik terhadap jabatan. Konsekuensi lanjutan dari situasi kompetitif secara jujur dan adil. UUD 1945 dan Tap MPR
seperti itu adalah penyalahgunaan jabatan itu demi memang membatasi masa jabatan seorang presiden tetapi
kepentingan pribadi dan keluarganya, sedangkan tidak membatasi secara definitif berapa periode seseorang

93 94
dapat menjadi presiden karena hanya menyatakan "... bagi pemimpin baru dengan ide dan gagasan baru yang
sesudahnya dapat dipilih kembali." Usul berbagai pihak pasti lebih menyegarkan kehidupan masyarakat. Salah satu
agar membatasi berapa periode seseorang dapat menjadi faktor yang menyebabkan pergantian kekuasaan
presiden ditolak oleh Realm Soeharto dengan alasan pasal cenderung menjadi persoalan di negara-negara yang belum
8 UUD 1945 tidak membatasi berapa periode dan "biar demokratis adalah implikasi politis sebuah suksesi. Suksesi
MPR-lah yang menentukan apakah presiden sebelumnya bukan sekadar mengganti kepala pemerintahan, tetapi juga
dipilih kembali atau tidak pada masa jabatan berikutnya." mengganti pihak yang ikut memerintah. Mengganti kepala
Bagaimana Indonesia dalam praktek selama lebih dari pemerintahan tidak hanya berarti mengganti pihak yang
30 tahun? Seandainya anggota MPR dipilih seluruhnya ikut memerintah, seperti para menteri, para pejabat
melalui pemilu yang kompetitif dan adil, ada pola pemerintah yang diangkat oleh kepala pemerintahan,
kepartaian yang mencerminkan dan menjamin pluralisme kepala berbagai instansi, seluruh jajaran birokrasi tetapi
politik, dan mempunyai kekuasaan seperti yang ditentukan juga mengganti kelompok-kelompok masyarakat yang
dalam UUD 1945, maka pandangan yang dikemukakan diuntungkan secara ekonomi, keagamaan, ideologis, dan
itu akan mengandung kebenaran. Tetapi, karena format kultural oleh kekuasaan itu. Mereka menghambat
politik (sistem kepartaian, sistem penvakilan rakyat, sistem kemungkinan berlangsungnya suksesi secara sukarela
perwakilan kepentingan, sistem pemda, sistem pemilu, karena kepentingan ekonomi-politik dan sosio-kulturalnya
sistem pembagian kekuasaan lembaga tinggi negara, tergantung dari pemegang kekuasaan yang ada.
stabilitas politik, dan hegemoni politik) yang berlaku Pergantian kepala pemerintahan juga bukan sekadar
selama Orde Baru pada dasarnya menerapkan asas mengganti golongan yang memerintah, melainkan juga
maka MPR tidak lebih dari reproduksi kekuasaan presiden mengganti penafsiran tentang ide negara. Suksesi tidak
sebagai pemegang kedaulatan. hanya berarti pergantian kondisi-kondisi sosio-politik yang
harus dipenuhi agar seseorang atau suatu kelompok dapat
diterima sebagai bagian dari pihak yang memerintah, tetapi
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir juga pergantian orientasi dan kriteria program apa yang
dapat diterima sebagai bagian dan kebijakan publik dan
keputusan politik pada umumnya. Suksesi sebagai
pergantian rezim bukan berarti pergantian konstitusi
beserta dasar keberadaan dan tujuan negara, melainkan
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
hanya berupa perubahan interpretasi tentang ide negara
dalam bentuk strategi dan program pembangunan beserta
Kekuasaan dan Suksesi penjabarannya sesuai dengan konteks ruang dan waktu.
Kelompok-kelompok masyarakat yang diuntungkan oleh
Agar kekuasaan tidak terakumulasi pada seorang pemimpin interpretasi ide negara berupa program pertumbuhan
maka perlu mekanisme suksesi atau pergantian kepe- secara liberal melalui mekanisme pasar. Interpretasi ide
mimpinan secara periodik. Di samping untuk mengeliminir negara berupa program pemberdayaan (empowerment)
penumpukan kekuasaan, suksesi juga membuka peluang rakyat akan menguntungkan masyarakat secara lebih luas

95 96
daripada interpretasi negara berupa pengembangan beberapa kali yang berarti telah mengalami kegoncangan
sumberdaya manusia (SDM) karena yang terakhir ini politik, tetapi mampu mengatasinya dengan mekanisme
melihat menusia hanya sebagai alat produksi. suksesi yang disepakati bersama, maka sistem politik yang
Pergantian golongan yang memerintah berupa koalisi bersangkutan telah memenuhi salah satu tolok ukur
yang mendukungnya dan pergantian interpretasi tentang penting sistem politik yang demokratis.
ide negara dapat saja dilakukan tanpa mengganti kepala
pemerintahan sebagaimana selama ini diterapkan di In-
donesia. Akan tetapi, pergantian seperti itu hanya bersifat www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
tambal sulam. Gaya dan arab kepemimpinan seseorang
selalu dikaitkan dengan watak orang itu dan karakteristik
serta tingkat perkembangan masyarakat yang dipimpin.
Oleh karena itu, perubahan masyarakat beserta aspirasi
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
dan permasalahan yang ditimbulkannya memang memerlu-
kan pemimpin baru dengan gaya dan arab kepemimpinan
yang baru pula. Suksesi sebagai pergantian rezim memang Pemimpin dan Kritik
akan menimbulkan goncangan politik, tetapi juga
menimbulkan harapan baru. Banyak orang dalam waktu Sering orang membanggakan nilai-nilai kebudayaan In-
yang relatif sama akan mengalami kekecewaan karena donesia. Seal berbudi luhur, lemah lembut, atau soal
harus menyerahkan jabatan kepada orang lain, tetapi pada bangsa yang ramah. Pegawai negeri sipil disebut sebagai
kurun waktu yang sama banyak orang yang dengan penuh "abdi negara" atau ABRI sebagai "bahyangkari negara."
harapan menerima jabatan baru. Banyak orang dalam Pemuda disebut "generasi penerus" atau "bunga bangsa"
waktu relatif bersamaan akan kehilangan proyek dan Tetapi, rakyat disebut secara salah dengan istilah "massa
bantuan pembangunan, tetapi pada kurun waktu yang mengambang" (floating mass) yang berdaulat (dalam
sama banyak pula yang akan memiliki harapan baru karena pemilu lima tahun sekali)! Rakyat di anggap mudah
memiliki program yang sesuai dengan prioritas pemerintah direkayasa, mudah digerakkan oleh pihak-pihak yang tidak
yang baru. Setidak-tidaknya dapat dikatakan bahwa yang bertanggung jawab. Siapa pihak yang tak bertanggung
mendukung rezim baru kurang lebih sama jumlahnya jawab itu? Acap kali saya dan masyarakat luas tidak puas
dengan mereka yang "sakit hati." dengan penjelasan resmi tentang "siapa"-nya tetapi yang
Untuk mencegah agar goncangan-goncangan politik jelas pasti Lukan pemerintah yang sah itu. Paling-paling
itu tidak menimbulkan ketidakstabilan, setiap sistem politik hanya oknum atau provokator.
memang harus melembagakan mekanisme suksesi yang Mengenai konflik horisontal ini juga masalah. Sekarang
telah disepakati bersama. Melembagakan mekanisme kita lihat, di satu sisi Habibie bertahan untuk memerintah
suksesi secara formal maupun material tidak bisa tidak yang seakan-akan selalu mengatakan dengan pendekatan
harus dengan melakukan suksesi secara teratur untuk formalitas, yaitu mampu menyerap dan melaksanakan
kemudian belajar dari setiap pengalaman suksesi. Apabila aspirasi masyarakat. Misalnya, tuntutan-tuntutan mahasiswa
suksesi sebagai pergantian rezim itu telah berlangsung tentang pengusutan Soeharto. Mungkin secara formalitas

97 98
boleh, tapi orang mempertanyakan apa dan bagaimana cenderung meningkat, bahkan telah merasuki kehidupan
kelanjutan dari Keppresnya itu? politik. Seharusnya, saya kan mendapat hadiah, tapi kok
Contoh lain dalam mengusut kasus penculikan melalui malah disalahkan. Ini bukti bahwa di negara ini memang
Mahkamah Militer. Tujuannya mencari akar permasalahan ada masalah. Hal itu saya tegaskan kepada kawan-kawan
atau sekadar menunjukkan bahwa pengadilan itu ada. Lha, wartawan setelah bertemu dengan Ketua F-PP DPR
kesan selama ini pengusutan memang ada, pemanggilan Hamsah Haz di Jakarta. Menurut Hamzah, persoalan bukan
ada. Tetapi tidak bermaksud untuk lebih jauh menyelesai- pada materi pernyataan tersebut, tetapi sebagai anggota
kan masalah yang dituntut itu. DPR mempunyai saluran konstitusional untuk menyatakan
Sayang sekali, hingga kini belum dibangun suatu sistem pernyataan politiknya, yaitu DPR. Jadi, bukan soal esensi
sebagai sarana untuk melakukan aktuliasasi nilai-nilai luhur. materi pernyataan itu. Ini aneh! Dalam pertemuan itu Ketua
Sementara nilai-nilai yang harus diaktualisasikan itu tidak F-PP menerangkan bahwa peringatan terhadap diri saya
dilindungi dan difasilitasi dalam undang-undang. Nilai-nilai hanyalah pernyataan kepada pihak pemerintah bahwa
itu hanya "hiasan bibir" (lips service) saja. Mau menyampai- F-PP tidak tahu menahu dengan sikap politik saya. Kegiatan
kan pendapat harus "bebas dan bertanggung jawab." saya di luar fraksi adalah sikap pribadi saya. Malah Hamzah
Aspirasi harus disampaikan ke saluran resmi di DPR dengan menjelaskan bahwa laporan itu harus diberikan agar F-PP
mekanisme fraksi dan komisi. Masalah suksesi pimpinan tidak dicap mbalelo oleh pemerintah. Penjelasan itu
nasional merupakan mekanisme di MPR. Orang harus semakin membuat saya prihatin karena tindakan itu akan
mengikuti keputusan majelis yang anggotanya banyak memperkuat citra bahwa fraksi di DPR adalah alat
diangkat oleh presiden. Akibatnya, komponen-komponen Pemerintah, bukan alat perjuangan rakyat. Hamzah me-
demokrasi dalam struktur menjadi mandul dan lebih nangkis tindakannya dilakukan karena tekanan
berfungsi sebagai sarana state control dan social engineer- pemerintah, tetapi murni inisiatif pimpinan fraksi. Lha,
ing. Saluran-saluran yang seharusnya menjadi saluran saya tidak nanya begitu kok dia pasang kuda-kuda. Benarlah
aspirasi rakyat, mampat. Organisasi yang seharusnya yang dikatakan Arief Budiman, kekuasaan bukan hanya
menjadi sarana perjuangan rakyat tidak lagi berorientasi dari luar (dari pemerintah yang berkuasa) tetapi juga dari
populis tetapi berorientasi ke atas lewat instruksi, petunjuk dalam. Ini semakin membuktikan bahwa kedaulatan rakyat
pelaksanaan, atau restu yang diberikan. Organisasi seperti memang sudah scmakin jauh dari cita-cita demokrasi
itu akan ditinggalkan rakyat. Rakyat sebagai pihak yang Pancasila.
kalah atau menjadi korban kekuasaan menjadi makin lemah Soal kritik terhadap pemerintah patutlah diberi catatan.
karena tidak ada yang menyuarakan. Mengapa para pemimpin kita enggan dikritik? Kritik yang
Salah satu contoh yang paling jelas adalah soal disampaikan bisa-bisa dicap makar. Masyarakat belum biasa
"Pernyataan Keprihatinan 1 Juli 1996". Saya bersama memilahmilah peran para pemimpinnya. Kcpemimpinan
beberapa tokoh menyerahkan pernyataan itu kepada Ketua bisa dilihat dalam substansinya, misalnya Ieyasu Tokugawa
DPR/MPR pada waktu itu Wahono. Isi pernyataan itu dipandang hebat karena substansi kepemimpinannya atau
tentang keprihatinan terhadap situasi bangsa akhir-akhir capaian-capaiannya berupa modernisasi Jepang. Selain
ini. Persatuan bangsa, kedaulatan rakyat, dan keadilan substansi juga bisa dilihat gayanya. Karena perbedaan
sosial semakin menjauh dari cita-cita bangsa. Kekerasan dalam pola kepemimpinan tidak berarti perbedaan dalam

99 100
substansinya, melainkan dalam gapanya. Hal itu merupakan negara atau UUD-nya. Kemampuan membedakan seperti
hal yang biasa terjadi tidak hanya di Jndonesia, tetapi juga itulah yang belum dimiliki oleh sistem pemerintahan di
di Asia. Pola kepemimpinan Mao Ze Dong dipandang lebih Indonesia. Salah satu sebab pokoknya adalah Indonesia
baik dalam teknik pemerintahan daripada kepemimpinan belum pernah memiliki birokrasi yang terlepas dari urusan
sebelumnya Meskipun begitu, dalam substansinya landasan tersebut. Selama ini seluruh birokrasi
mempunyai persamaan yang besar dengan pemerintahan pemerintahan menganggap dirinya paling setia pada
Chiang Kai Sek yang kepemimpinannya dibuat secara landasan negara. Karena itu pula, ia menjadi "pembina"
personal leader (kepemimpinan pribadi) Akibatnya, politik yang melebihi golongan lain, seperti parpol atau
kepemimpinannya identik dengan kekuasaan. Menjadi ormas lainnya.
pemimpin berarti berkuasa, dan menentang pimpinan Sebetulnya, birokrasi tidak perlu terlalu mementingkan
idcntik dengan menentang pemerintah yang dipilih rakyat. masalah ideologi. Katakanlah dalam suatu pertandingan
Menurut sudut pandang ini, kekuasaan justru merupakan perlu ada wasit yang netral. Kalau semuanya mau bermain
sesuatu yang formal dengan sang pemimpin sebagai bisa kacau nantinya. Urusan ideologi menjadi urusan partai-
simbolnya. Dengan demikian, menentang sang pemimpin partai politik. Selama satu masalah masih bisa dihubungkan
sama halnya dengan menentang negara dan menentang dengan sebuah undang-undang yang objektif, selama itu
rakyat. pula birokrasi pemerintah tidak membawa atau meng-
Pandangan itu masih berlaku hingga kini. Dalam hubung-hubungkan hal itu dengan Undang-Undang Dasar.
rangka pemikiran itu, pemerintah menindak mahasiswa Dengan kata lain, tidak setiap hal harus dikaitkan dengan
dan beberapa sesepuh dalam kelompok Barisan Nasional Undang-Undang Dasar. Selama birokrasi dianggap identik
(Barnas) sebagai bertindak makar. Kelompok seperti Barnas dengan seal politik karena menganggap diri paling loyal
menolak adanya DPR dan MPR yang diartikan sebagai terhadap landasan negara atau karena keterkaitannya
menolak kewenangan pemerintah. Terlepas dari mudah dengan partai yang memerintah maka selama itu pula
atau sulitnya membuktikan status tersebut, sikap verbalistik birokrasi tersebut tidak dapat berdiri sendiri secara objektif.
itu justru menunjukkan watak otoriter pemerintah. Meng- Birokrasi itu berfungsi servis pada rakyat, masyarakat, pada
kritik seorang pejabat dianggap sama dengan mengkritik bangsa. Ia berdiri di atas semua golongan, suku, agama,
pemerintah secara keseluruhan, dan mengkritik pemerintah atau golongan. Pemerintahan boleh berganti sekian kali,
secara keseluruhan dianggap makar karena dipandang tetapi birokrasi tetap mandiri untuk terus memberi layanan
menentang pemerintah secara keseluruhan pula. kepada rakyat. Sayangnya, birokrasi terkooptasi oleh
Sebetulnya, perbedaan dalam dua macam kritikan itu kekuatan politik pemerintah. Birokrasi dan pemerintah
harus dilihat secara analitis dan diperlakukan secara benar. menjadi identik. Sayangnya, partai-partai politik juga tidak
Mengritik .pemerintah secara keseluruhan dalam arti pernah benar-benar independen dari birokrasi
lembaga negara yang dianggap makar tidak berarti sama pemerintahan. Akibatnya, masyarakat pun tidak inde-
dengan keinginan menggantikan landasan negara. Jika penden tetapi bergelantungan di "tangan-tangan" birokrasi
yang dikritik sistem pemerintahan bukan landasannya dengan budaya "sowan", mohon petunjuk, dan mohon
haruslah dipahami sebab-sebabnya. Artinya, aparat dan restu. Rakyat diposisikan sekadar "pengikut" partai untuk
cara memerintah harus diperbaiki bukannya landasan diperebutkan yang kerapkali dengan kemelut oleh partai

101 102
politik. Di Amerika Serikat atau Jepang, anggota masyarakat
dengan gampang memilih partai yang satu dalam pemilu Setelah tidak menjadi-pengurus PPP, saya tidak tinggal
kemarin dan memilih partai lain dalam pemilu sekarang. glanggang colong playu. Artinya, saya tidak meninggalkan
Sementara, di Indonesia perbuatan seseorang seperti itu gelanggang perjuangan politik. Dengan kata lain, saya tidak
akan dianggap sebagai perbuatan seorang pengkhianat akan kapok berpolitik. Tentu saja karena kesibukan di
atau paling tidak seorang "kutu loncat" yang tidak partai berkurang, saya lebih mempunyai waktu untuk
konsisten. Akibatnya, pemilu tidak mendorong perubahan merenung dan merefleksikan perjalanan bangsa. Sering
tetapi hanya penegasan seal "pengikut," berapa jumlah saya ngeri juga melihat perkembangan-perkembangan
pengikut Golkar, PPP, atau PDI. Tetapi substansi apa yang yang terjadi di negeri ini. Bagaimana di tengah per-
akan dibawakan dan siapa Bang dipercava memikul kembangan zaman ke arah globalisasi atau the borderless
tanggung jawab, rakyat yang berdaulat itu tidak tahu. world, Indonesia mempersiapkan diri? Kenichi Ohmae
Selama Orde Baru, hal itu menjadi "hak prerogatif Presiden" merumuskan empat indikator keruntuhan tapal batas
yang tidak boleh dicampuri oleh MPR pun. negara. Ia menyebutnya sebagai 4 "I"
Dalam kerangka itu, saya paling tidak setuju pegawai Pertama, Investasi. Modal investasi sebagian besar
negeri berpolitik dengan menjadi anggota partai ini atau berada di negara maju. Dengan terbukanya investasi maka
itu. Tetapi FKP di DPR tetap ngotot pegawai negeri atau perkembangan transfer akan melampaui batas negara.
"Korpri" boleh berpolitik karena itu hak asasi manusia. Dalam mekanisme transfer itu pemerintah suatu negara
Langkah itu kian tendensius sekali, orang penggede-peng- tidak lagi berhak untuk terlibat banyak dalam aktivitas
gede Golkar itu di birokrasi. Nanti, anak buahnya akan ekonomi terutama investasi itu. Pihak swasta akan
mudah digiring ke Golkar lagi. Bagaimana pemilu mau menguasai perputaran arus uang. Aktivitas pihak swasta
jurdil kalau birokrasi yang seharusnya berdiri di atas semua akan berpindah-pindah melewati batas-batas negara.
golongan pagi-pagi sudah berpihak. PKB dan juga PAN Aktivitas investasi sangat dipengaruhi oleh peluang wilayah
sudah sepakat akan mengerahkan massa unfuk menentang yang lebih baik dan tidak terikat lagi pada letak geografis.
usaha memperbolehkan pegawai negeri berpolitik. Bahkan, Kedua, industri. Perusahaan-perusahaan mutinasional
FPP pun mengancam akan mundur dalam pembahasan tidak dibangun atas alasan-alasan kenegaraan, melainkan
Lima Paket UU Politik. Jadi, tampaknya tidak akan gampang menurut keinginan dan kebutuhan untuk melayani pasar-
bagi FKP untuk tidak memperhatikan aspirasi rakyat itu. pasar potensial. Bagi perusahaan itu yang paling penting
adalah di mana saja mereka dapat hidup dan dapat
menemukan sumberdaya yang aman bagi usaha mereka.
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir Banyak perusahaan dari Barat berminat memasuki bagian
Cina dan India karena mereka melihat kawasan itu masa
depan mereka.
Ketiga, informasi atau lebih tepat dikatakan teknologi
informasi. Penguasaan teknologi ini memungkinkan
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
perusahaan bekerja di berbagai bagian dunia ini tanpa
terlebih dahulu membangun sistem bisnis pada setiap
Kembali ke Partai
103 104
negara yang akan dimasukinya. Dengan demikian, Tetapi, akhirnya harus saya akui langkah-langkah itu tidak
halangan-halangan akibat partisipasi lintas batas (cross bor- efektif. Untuk itulah saya berusaha mengambil jarak.
der participation) dan aliansi strategis sudah tidak ada. Istilahnya saya mau melakukan oposisi yang kritis. Untuk
Kemampuan operasi kerja hanya terletak pada penguasaan itu, saya ikut mendirikan Yayasan Kerukunan Persaudaraan
informasi dan jaringan kerja. Hal itu dapat dilakukan di Kebangsaan (YKPK) bersama tokoh-tokoh dari berbagai
mana saja tergantung kebutuhan. Kegiatan-kegitan per- latar belakang agama, profesi, warna kulit, suku, dan
ekonomian semakin didorong lewat arus informasi untuk ekonomi. Pendirian YKPK disemangati oleh rasa per-
ikut serta dalam percaturan ekonomi global. saudaraan sesama manusia, sebangsa, dan warga negara
Keempat, individual consumers (konsumen individual) serta kesamaan untuk menjaga persatuan dalam satu
yang lebih berorientasi global. Dengan kepemilikan akses wawasan kebangsaan. Pada saat itu persatuan dan kesatuan
informasi gaya hidup di seluruh dunia maka kemungkinan dalam satu wawasan kebangsaan seolah terusik oleh
besar mereka kurang ingin membeli produk yang di- semaraknya isu-isu yang bersifat sektarian. melalui YKPK
dasarkan pada ikatan-ikatan kebangsaan atau kedaerahan. bersama ketua umumnya Letjen TNI (purn) Bambang
Para konsumen kelak akan menginginkan produk yang Triantoro, saya telah lama ikut menggerakkan roda refer-
terbaik dan termurah tanpa mempermasalahkan dari mana masi. Saya menolak dan mengutuk penggulingan ketua
produk itu berasal. umum PDI Megawati Soekarnoputri melalui Kongres
Jika keempat faktor itu secara bersama bergerak, maka Medan. Bahkan bersama kawan-kawan di YKPK kami
diperkirakan negara-negara kebangsaan hanya menjadi mengumpulkan rilsuan tandatangan untuk menolak seluruh
"perantara tradisional" (middleman). Sebagian besar unsur tindakan pemerintah yang semena-mena pada peristiwa
pemerintahan yang besar tidak diperlukan lagi karena pasar Gerakan "oposisi" kepada pemerintah Soeharto yang makin
global akan bekerja untuk mereka sendiri. sentralistis.
Bagaimana rakyat Indonesia menanggapi perkembang- Menjelang SU MPR 1998 saya bersama kawan-kawan
an seperti itu? Akhirnya permasalahan bangsa bukan lagi menemui beberapa fraksi di MPR agar mereka tidak lagi
persoalan ideologi, demokrasi liberal, perekonomian mencalonkan Soeharto, melainkan Try Sutrisno sebagai
sosialis/pasar, atau bahaya komunisme tetapi lebih-lebih presiden. Sayangnya, gerakan itu belum berhasil karena
pembangunan kualitas kehidupan rakyat dalam menyong- begitu kuatnya cengkeraman kekuasaan ke seluruh lem-
song perekonomian global. Itulah PR besar bangsa! baga politik dan kemasyarakatan. Usaha itu harus dilakukan
Dalam rangka pendidikan masyarakat itu saya tidak bukan untuk tujuan sesaat tetapi juga sebagai pendidikan
jemu-jemunya terlibat aktif dalam berbagai forum diskusi, politik masyarakat. Orang sering mengkritik mengapa kritik
debat, maupun pelatihan baik di lingkungan nahdliyin para aktivis "Petisi 50" selalu terarah pada diri Presiden
maupun dalam masyarakat luas. Selain aktivitas itu, saya Soeharto. Hal yang harus dihilangkan adalah Soehartoisme
juga dipercaya sebagai anggota Pokja Komnas HAM. Tentu meskipun di bawah pemerintahan Soeharto. Tetapi, dalam
saja kegiatan saya itu tidak berjalan dengan lurus-lurus praktek mengubah sistem tanpa me-lengser-kan orangnya
saja. Selalu saja ada halangannya. Selama aktif di PPP saya terlebih dahulu amatlah sulit. Sejak para tokoh NU
mencoba melakukan akomodasi terhadap pemerintah yang mengadakan pertemuan di Rembang tahun 1994, praktis
secara formal dianggap konstitusional karena dipilih rakyat. NU melakukan gerakan nonkooperasi terhadap pemerintah

105 106
yang ada. Namun, gerakan itu tidak mudah karena kuatnya hadapan ribuan mahasiswa yang memadati gedung DPR/
lembaga eksekutif. MPR. Dalam gerakan moral itu saya tidak sekadar "membeli
Saya lalu bisa memahami secara lebih jernih aspirasi tiket" reformasi, tetapi saya memang bersama kekuatan
kelompok Petisi 50. Namun, seperti pepatah Jawa becik, rakyat yang ingin perubahan. "Hidup mahasiswa, hidup
ketitik ala ketara (yang baik akan terlihat balk dan yang ABRI, turunkan Soeharto, turunkan Soeharto! Dialah biang
jelek akan kelihatan jelek) akhirnya terbukti. Krisis monoter malapetaka bangsa!"
yang melanda Indonesia membuka semua kedok Hal itu saya ucapkan dengan berapi-api dan disambut
keberhasilan pembangunan yang selama ini didengung- mahasiwa dengan gegap gempita. Presiden Soeharto
dengungkan. Angka pertumbuhan ekonomi yang setiap memang lengser. Tetapi, reformasi belum selesai bahkan
tahun diumumkan 7% ternyata hanyalah keberhasilan semu dapat dikatakan baru mulai karena masih ada "Orde Baru
karena fundamental ekonomi Indonesia ternyata sangat minus Soeharto." Soeharto sudah menyatakan berhenti,
rapuh. Campur tangan IMF lewat kesepakatan Letter of tetapi penggantinya BJ tIabibie yang konstitusionalitasnya
Intent menyingkap seluruh selubung seluruh kelemahan masih diperdebatkan. Habibie dikenal paling dekat dengan
dan kebobrokan pemerintahan Orde Baru selama ini. Krisis Soeharto, mengaku murid kepada mantan presiden itu
kepercayaan terhadap pemerintahan Soeharto pun terjadi. sehingga pemerintahannya masih dianggap
Bagaimana mungkin di kepulauan Nusantara yang katanya kelanjutan rezim Soeharto. Reputasi Habibie
kaya raya ini rakyat kekurangan pangan sehingga harus presiden masih dipertanyakan. Mantan Menristek masa
mengimpor beras? Bagaimana mobil yang jelas-jelas Orde Baru itu dipandang belum memenuhi syarat sebagai
made in Korea dikatakan mobil nasional! Bagaimana kepala negara, seperti sadar dan mengerti permasalahan
menenangkan masyarakat tentang keampuhan sektor pokok bangsa; sadar dan mengerti apa yang harus
perbankan di tengah krisis di bank-bank swasta! Bagaimana dilakukan serta mampu memimpin bangsa ini menjalan-
menjelaskan fenomena budaya bangsa yang halus dan kan apa yang harus dilakukan, dan terakhir dipercaya oleh
murah senyum, tetapi melakukan penjarahan, pembakaran, rakyat. Syarat-syarat tersebut menurut saya belum dipenuhi
dan pemerkosaan pada bulan Mei 1998? oleh Habibie. Saya malah pernah mengusulkan agar
Aksi ketidakpuasan masyarakat ditanggapi dengan Habibie mengundurkan diri dalam Sidang Istimewa MPR
keras hati oleh pemerintah. Peristiwa penembakan maha- bulan November 1998 karena tidak mendapat legitimasi
siswa Trisakti dan kerusuhan di bulan Mei 1998 menjadi masyarakat. Menurut saya, Presiden Habibie tidak dapat
pemicu kebangkitan masyarakat yang makin besar untuk menyelesaikan berbagai masalah seperti krisis sembilan
menuntut pertanggungjawaban pemerintah. Mahasiswa bahan pokok, krisis ekonomi, nilai mata uang, dan tidak
dengan aksi demonstrasinya merupakan representasi mendapat dukungan internasional. Tetapi, kenyataannya
kehendak masyarakat akan perubahan. Semangat saya justru pemerintah bersikeras melangsungkan kekuasaannya
untuk melakukan oposisi serasa disegarkan kembali. Ketika sehingga menimbulkan Tragedi Semanggi
para mahasiswa berdemonstrasi dan menuntut Soeharto menewaskan sejumlah mahasiswa. Masyarakat
mundur serta reformasi total, saya turun ke jalan bersama domba dengan mengaktifkan Pam Swakarsa di sekitar
mahasiswa. gedung DPR/MPR sehingga bentrokan demi bentrokan
Saya sempat menyampaikan pidato atau orasi di terj adi.

107 108
1998 "Anus Horibilis" atau Tahun Reformasi?" (Tajuk)
Dalam situasi seperti itu bagaimana reformasi total Kompas, 5 Januari 1999 "Pemimpin, Kepemimpinan, dan
dapat dijalankan masih menjadi tanda tanya. Sebetulnya, Para Pengikut"
Kompas, 6 Januari 1999
benturan demi benturan dalam dunia politik yang saya Kompas, 7 Januari 1999
rasakan pernah mendorong saya untuk berkiprah di Vokal, No. 03 Th.I Edisi 31 Desember 1998 - G Januari
1999 "Tak Puas, Lama-lama Bisa "Mbledos"
lembaga penelitian dan pendidikan saja. Ibarat seorang
profesional, saya sudah cukup lama aktif praktek di www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
organisasi maka sebaiknya sekarang menjadi "konsultan"
saja. Biarlah orang-orang lain saja yang berpolitik di ketiga
partai yang ada. Saya pikir dalam tataran kelembagaan
politik yang ada (dua parpol dan satu Golkar) beserta
perangkat perundangannya (5 UU Politik) membuat [ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
orang mengalami jalan buntu. Namun, derasnya arus
reformasi yang dipelopori para mahasiswa membuat Bab 5
semangat saya serasa bangkit kembali untuk aktif di partai
politik. Semula saya belum mendapat bayangan partai MENGHADAPI PEMILU 1999
seperti apakah yang harus saya ikuti. Secara pribadi, saya
pernah membicarakan keinginan saya akan sebuah partai Boleh santai sembarang santai
yang terbuka dengan Gus Duu. Pucuk dipinta ulam tiba, Tapi jangan berkaraoke
demikian kata pepatah. Bersamaan hasrat saya itu, dalam Banyak partai sembarang partai
lingkungan saya warga NU ada aspirasi yang cukup besar Tapi PKB paling oke
untuk memiliki wahana perjuangannya sendiri berupa (K.H. Hasan Mutawakkil Alallah)
partai politik. Setelah mengalami, pemhicaraan yang cukup
alot, akhirnya PKB dideklarasikan. Saya yang mendapat Tidak bisa dihindari, kebudayaan Jawa sangat
mandat sebagai Ketua Umum dalam periode kepengurusan berpengaruh pada diri saya. Tradisi Jawa yang sebenarnya
1998/1999 seperti harus memasuki kembali "rumah" yang universal, terutama menyangkut nilai-nilai, saya terapkan
telah saya tinggalkan untuk sementara. Sebuah rumah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Termasuk dalam
politik untuk membangun demokrasi. Lagi-lagi pilihan kehidupan politik.
hidup saya jatuh ke politik. Sebutlah, antara lain falsafah guna, koyo, lan (dan) purun
yang sengaja maupun tidak telah mempengaruhi tindak-
Sumber Bacaan
an saya. Guna itu artinya berguna. Bagaimana kehadiran
A. Ramlan Surbakti. 1998. Reformasi Kekuasaan Presiden. saya ini berguna bagi orang lain di sekeliling saya? Kaya
Jakarta: Grasindo.
Econit. 1998. Pemulihan Ekonomi Indonesia: Perlu Pemimpin artinya sesuatu yang konkret yang bisa saya sumbangkan
Bangsa yang Dipercaya: Grasindo. untuk orang lain. Yang terakhir adalah purun. Arti harfiah-
Kenichi Ohmae. 1996. The End of Nation State The Rise of
Regional Economics. London: Warper Collins. nya adalah "mau", suatu loyalitas kepada masyarakat,
Kompas, 29 September 1998 "PKB Desak Habibie Mundur lingkungan kerja, atau keluarga. Sering sikap ini dianggap
Di SI MPR"
Kompas, 30 September 1998 "Seminar Lemhanas 1998" feodal. Memang ketika itu sikap guna, kaya, lan purun
Kompas, 31 Desember 1998 "Mana Lebih Tepat: Tahun

109 110
ditujukan kepada raja oleh kawulanya. Masalahnya, bukan Studies). Saya menjadi direkturnya. Sekali-kali menjadi
soal feodal atau tidak, tetapi bagaimana sikap itu diterap- direktur tidak apa-apa. Direktur itu kan artinya di-atur-
kan. Kalau sikap itu diterapkan untuk masyarakat luas, atur oleh anak buah atau bahkan ada yang bilang direken
saya kira memiliki nilai yang positif. Ditinjau dari sudut batur (dianggap pembantu).
kemanusiaan, falsafah itu kan universal. Manusia tidak Cita-cita besar ISIS adalah menjadi lembaga yang akan
terbatas pada manusia ini dan itu, berdasarkan suku, ras, mengembangkan demokrasi di Indonesia, balk lewat kajian
agama, dan golongan. Manusia ya manusia. Yang merasa penelitian maupun pendidikan. Mengapa lembaga seperti
kuat, merasa besar, atau katakanlah mayoritas harus itu yang saya dirikan? Karena saya merasa lembaga-lembaga
mengayomi yang lain dengan penerapan sikap pribadi masyarakat yang seharusnya mandiri, nyatanya masih
guna, kaya, lan parun itu. Bila sikap itu mau diterjemahkan gampang terkooptasi oleh kekuatan pemerintah karena
dalam sistem, akan menjadi sistem demokrasi. Dalam sistem masyarakat belum menyadari kedaulatannya. Wajah partai
itu seluruh rakyat dapat berperan dan mendapat tempat dan ormas yang mudah di-obok-obok: pemerintah itu salah
untuk bersama-sama mengusahakan apa yang disebut satu sebabnya ya salehe dewe. Begitu mudahnya orang
orang Jawa sebagai memayu hayuning bawana, meng- dipengaruhi dan ditakut-takuti. Oleh karena itu, pe-
usahakan ketenteraman dan kesejahteraan dunia. nyadaran pada hemat saya perlu dilakukan dengan jalan
Banyak orang percaya-termasuk saya--kalau pada pendidikan politik. Apa sih sebetulnya problematika politik
galibnya pemilu adalah wahana pendidikan politik bangsa. di Indonesia! Pertanyaan itu sangat penting. Sebab, seperti
Hanya, selama ini pendidikan itu dilakukan secara tidak dikatakan Paolo Freire, orang yang dapat merumuskan
tepat. Pemilu bukan pemilu, tetapi hanya "sandiwara" untuk problematika zamannya akan mampu menentukan masa
melanggengkan kekuasaan, Lama saya aktif di PPP saya depannya. Hal itu saya lakukan setelah perjalanan sekian
tahu cara yang ditempuh Golkar untuk menang, yang lama dalam partai yang tidak membuahkan hasil yang
menurut saya tidak benar. Tetapi, apalah daya menghadapi berarti. Partai politik sepertinya hanyalah alat untuk
kekuatan Golkar yang bertindak sekaligus sebagai pemain, melegitimasi kekuasaan seseorang yang makin lama
pengawas, dan penyelenggara serta dapat ditambah satu tampak makin transparan dan kasar. Berkat sedikit
fungsi lagi sebagai "pembina". Sampai kiamat pun kalau kemampuan saya untuk melakukan lobi yang saya rintis
sistem atau aturan mainnya seperti itu tidak ada parpol sejak menjabat Sekjen PPP dan sedikit modal kefasihan
yang akan menang. berbahasa Inggris, saya mendapat dukungan dari lembaga-
Setelah tersingkir dari kepengurusan PPP saya men- lembaga luar negeri. Misalnya, FNS dari Jerman dan Asia
curahkan perhatian ke pelitian dan pendidikan. Waktu Foundation dari Amerika. Kedua lembaga tersebut
itu saya merasa mentok. Tidak ada optimisme untuk mendukung sepenuhnya pelaksanaan program ISIS.
mengubah keadaan. Saya tidlak berputus asa. Lebih baik Terlebih lagi program yang berkaitan dengan pelatihan
di jalur lain, tetapi yang masik berkutat seal politik. Bersama dan pendidikan. Puluhan pimpinan PPP, ratusan aktivis
kawan-kawan dekat, seperti H. Ircham Abdurrahim, Lilis muda NU, dan para santri dari berbagai pondok pesantren
Nurul Husna, Isa Muchsin, dan Abdul Khaliq Ahmad saya telah mengenyam pendidikan gaya ISIS.
mendirikan suatu lembaga pengkajian institusi sosial yang Semua orang tahu hanya pada sistem demokrasi dapat
nama kerennya ISIS (Institute for Social Institutions diletakkan keadilan dan kebebasan. Para pendiri Republik

111 112
ini telah menggariskan dalam UUD 1945: "[..] Maka diaktualisasikan tidak dilindungi dan difasilitasi dalam
disusunlah kemerdekaan seluruh kebangsaan itu dalam undang-undang. Akibatnya, komponen-komponen
suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang demokrasi atau institusi-institusi demokrasi dalam struktur
terbentuk dalam susunan negara Republik yang ber- menjadi mandul dan lebih berfungsi sebagai sarana state
kedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan control dan social engineering. Organisasi-organisasi rakyat
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab. termasuk lembaga-lembaga keagamaan tidak lagi
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh berorientasi kepada aspirasi rakyat. Saluran-saluran yang
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, seharusnya menjadi saluran aspirasi rakyat mampat.
serta dengan mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh Organisasi yang seharusnya menjadi sarana perjuangan
rakyat Indonesia." rakyat tidak lagi berorientasi populis, sehingga ditinggalkan
Demokrasi memiliki komponen, memiliki bangun rakyat. Rakyat menjadi makin lemah. Mengapa institusi
(struktur), dan keterkaitan antara komponen yang satu keagamaan juga menjadi ikut melemah! Agama setelah
dengan yang lain dalam suatu mekanisme pang teratur. menjadi institusi dia berkepentingan untuk memper-
Dilihat dari komponen-komponen demokrasi, sistem di tahankan dan mengembangkan eksistensinya. Dalam cor-
Indonesia adalah demokratik. Akan tetapi, mengapa porative state, lembaga-lembaga keagamaan tidak luput dari
kekuasaan dapat berkembang menjadi sentralistik? upaya korporatisme dan pemimpin-pemimpin keagamaan
Kemandulan proses demokrasi di Indonesia tidak dapat tidak dapat luput dari upaya kooptasi. Akibatnya, lembaga-
dilepaskan dari konteks perubahan struktural yang di- lembaga sebagai simbol institusi rakyat yang berdaulat tidak
hasilkan oleh proses-proses pembangunan dan modernisasi dapat berperan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
yang dijalankan oleh Orde Baru semenjak awal 1970-an. kebebasan, persamaan, persaudaraan, tanggung jawab
Paradigma developmentalisme yang dianut oleh negara- sosial, accountability, kejujuran, transparansi, dan keadilan.
negara berkembang di luar blok komunis pada dekade Demokrasi tidak cukup dengan adanya lembaga-lembaga
60-an dan 70-an, yaitu memprioritaskan pertumbuhan demokrasi balk di tingkat suprastruktur maupun infra-
ekonomi dan akselerasi industrialisasi yang ditopang oleh struktur, namun bagaimana lembaga-lembaga tersebut
stabilitas politik yang kokoh. Akibatnya, penyusunan menghormati HAM dan rule of law yang melindungi dan
perundang-undangan hanya menekankan fungsi hukum memfasilitasi nilai-nilai demokrasi.
sebagai state control dan state engineering. Di pihak lain, Tantangan yang dihadapi pada abad XXI adalah mar-
fungsi protektif dan fasilitatif dari UU sengaja ditinggalkan ket socialist economy. Tuntutan dihormatinya HAM dan rule
atau paling tidak kurang mendapat perhatian. Tidak of law semakin deras. Tegaknya aturan hukum dan HAM
mengherankan bila 5 UU Politik dalam hal adalah UU menjadi faktor kunci demokrasi. Derasnya tuntutan itu
Kekuatan Sospol, UU Pemilu, UUD Susduk DPR/MPR, UU menunjukkan bahwa sistem demokrasi menjadi arus dunia.
Pokok Pemerintahan Daerah, serta berbagai UU lain yang Sementara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mengikutinya tidak menunjukkan fungsi protektif dan komunikasi serta informasi telah membuat dunia semakin
fasilitatif terhadap nilai demokrasi dan HAM. kecil dan negara-negara nyaris tanpa batas. Akibatnya,
Idealnya, sistem sebagai sarana untuk melakukan negara-negara harus mendemokrasikan dirinya agar tetap
aktualiasasi nilai-nilai. Sementara nilai-nilai yang harus survive dan mampu berkompetisi. Demokrasi menjadi

113 114
conditio sine gua non. Pertanyaannya kemudian dari mana memprediksi wajah politik Indonesia di tahun mendatang
harus dimulai. akan sulit memperoleh gambaran yang jelas. Namun,
berdasarkan rentetan peristiwa yang terjadi pada tahun
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir 1998, umumnya semua pesimis dan khawatir kekerasan
akan semakin dahsyat. Terakumulasi suasana ketidak-
puasan yang mengarah pada situasi chaos dan anarkis ini
tidak bisa dilepaskan dari semakin kuatnya rasa tidak
percaya masyarakat terhadap pemerintah dan ABRI.
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
Merebaknya peristiwa-peristiwa kekerasan di sepanjang
tahun 1998 dan tidak tuntasnya pengusutan berbagai kasus
Pemilu: Ruang Perubahan pelanggaran HAM yang melibatkan aparat keamanan
semakin memperkuat asumsi bahwa ABRI seakan bingung
Salah satu agenda nasional yang besar adalah melakukan dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai penegak
reformasi lima paket UU Politik, yaitu UU tentang Pemilu, keamanan dan pelindung rakyat
Parpol/Golkar, DPR/MPR, UU lembaga kepresidenan. Berbagai kebijakan "potong kompas" yang dikeluarkan
Bagaimana melangsungkan pemilu yang benar, jujur, dan pemerintah untuk mengatasi situasi krisis di bidang
adil? Itu masalah besar. Lihat saja situasi menjelang Pemilu keamanan mengingatkan banyak pihak tentang cara-cara
1997, di mana kekuatan negara begitu aktif mengeluarkan serupa yang dipakai rezim Orde Baru. Sulit untuk
peraturan, misalnya Keputusan Presiden No. 99/1996 mengabaikan pemikiran bahwa kemunculan Pam Swakarsa
tentang Penyelenggaraan Kampanye Pemilu; Keputusan adalah untuk "dihadapkan" dengan demonstrasi
Menteri Dalam Negeri/Ketua LPU No. 7/1997 tentang mahasiswa, meskipun pemerintah berkali-kali menegaskan
Petunjuk Pelaksanaan Pemilu 1997; Surat Keputusan bahwa kehadiran mereka demi pengamanan Sidang
Menteri Penerangan No. 012/Kep/Menpen/1997 tentang Istimewa MPR.
Penggunaan Siaran Radio dan siaran Televisi dalam Dibentuknya Dewan Penegakan Keamanan dan Sistem
kegiatan kampanye; serta Petunjuk Lapangan Kapolri No. Hukum (DPKSH) juga sulit dilepaskan keterkaitannya
01/I/1997 tentang Pemberian Surat Keterangan Penyeleng- dengan keberadaan Bakorstanas (Badan Koordinasi
garaan Kampanye Pemilu 1997. Melihat deretan aturan itu Stabilitas Nasional) di zaman Orde Baru. Bahkan gagasan
saja orang sudah melihat kampanye itu sebetulnya hanya untuk menciptakan "Rakyat Terlatih" (Ratih) dikhawatirkan
permainan, semacam katarsis-lah atau pelepasan emosi hanya akan mendorong potensi terjadinya perang saudara.
masyarakat. Lewat kegiatan itu akan timbul kesan bahwa Semuanya itu menimbulkan pertanyaan tentang
memang ada persaingan politik. Saya yang pada waktu kesanggupan pemerintah dalam memanajemen konflik dan
itu ikut berkampanye di Jawa Tengah juga merasakan krisis. Pengamat politik Soedjati Djiwandono dalam sebuah
tekanan itu. Tetapi, di lawa Tengah ada fenomena Mega- seminar mensinyalir bahwa penanganan konflik saat ini
Bintang sebagai ungkapan kejengkelan orang terhadap cenderung dilakukan dengan menumbuhkan konflik baru.
dominasi pemerintah. Akibatnya, terjadilah konflik horisontal yang makin hebat,
Bagaimana Pemilu 1999? Siapa pun yang mencoba dan menimbulkan korban yang lebih besar.

115 116
Keprihatinan saya sekarang adalah terjadinya degradasi pendidikan politik itu tidak segera dilaksanakan maka hal
etika yang terjadi di tengah masyarakat. Setelah mengalami itu akan berbahaya bagi pemerintahan baru mendatang.
ingar-bingar euforia politik, interpretasi masyarakat ter- Apa jadinya bila partai-partai politik peserta pemilu tidak
hadap kebebasan mulai mengarah pada situasi yang bisa menerima kekalahannya dan tidak setuju terhadap
mengabaikan hukum. Penjarahan, pembakaran, peng- presiden terpilih'
royokan, pembunuhan, pembegalan, dan tindakan main Seharusnya, momentum pembahasan rancangan
hakim sendiri, berlangsung di sejumlah tempat. Masya- undang-undang bidang politik dapat dijadikan "tonggak
rakat menyiksa sampai mati, misalnya, seorang pencuri sejarah" menuju masa reformasi sekaligus mengurangi
sepeda motor yang tertangkap basah. Bahkan, di Malang ketegangan akibat kegoncangan politik. Dengan rasa
sambil bersorak sorai masyarakat memenggal kepala hormat kepada para anggota DPR yang saat ini masih
orang yang diduga ninja pembantai dukun santet dan bekerja keras, kesepakatan-kesepakatan sementara yang
mengaraknya keliling kota. sudah dicapai ternyata menunjukkan betapa senjangnya
Hal sepele juga bisa menyebabkan amuk massa dan apa yang menjadi pergulatan di Gedung DPR dengan
melebar menjadi kerusuhan yang bernuansa suku, agama, realitas politik yang bergolak di luar gedung. Sikap Fraksi
ras, dan antargolongan (SARA). Sulit untuk menjelaskan, Karya Pembangunan yang bersikeras bahkan beberapa
balk secara sosiologis maupun psikologis mengapa anggotanya mengancam akan melakukan voting agar
masyarakat Indonesia yang dikenal ramah dan toleran itu pegawai negeri sipil (PNS) bisa menjadi anggota maupun
bisa menjadi demikian beringas dan tidak beradab. Salah pengurus partai politik, menunjukkan bahwa angin per-
satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa masyarakat ubahan itu memang belum sampai di tataran sikap, apalagi
tidak pernah mengalami pendidikan politik dalam arti dalam bentuk kemauan politik. Juga kesepakatan tentang
berpolitik secara ksatria. Selama tujuh kali pemilu pada diperbolehkannya pengerahan massa selama kampanye
zaman Orde Baru, rakyat disuguhi dan diajari hal-hal yang adalah sangat mengherankan mengingat hal itu telah
paradoksal. Mereka dipaksa untuk menghayati nilai-nilai menjadi keprihatinan masyarakat yang sejak lama terteror
luhur Pancasila, namun di sisi lain mereka diajari untuk aksi-aksi massa. Tidak berlebihan bila banyak orang mem-
menghalalkan segala cara, termasuk menipu, menyogok, pertanyakan wakil rakyat itu memiliki sense of crisis atau
dan mengancam-untuk memenangkan salah satu tidak?
kontestan pemilu. Rakyat dijejali slogan tentang demokrasi Dengan kondisi yang serba rentan tadi--mulai dari
dan keadilan, tetapi mengkritik presiden saja pada masa tingkat pengambil kebijakan sampai masyarakat di tingkat
itu dapat masuk penjara. Akibatnya, rakyat ingin menang- bawah, termasuk perangkat perundang-undangannya-
nya sendiri. Mereka tidak pernah belajar untuk menerima siapkah Indonesia menghadapi Pemilu 1999? Persoalaannya,
kekalahan secara ksatria. Mereka juga tidak pernah memang bukan sekadar siap atau tidak. Ketua Umum
menghormati perbedaan pendapat. Cendekiawan PBNU Abdurahman Wahid menegaskan, sebopeng apa
Nurcholish Madjid bahkan pernah mengusulkan bahwa pun bentuknya, pemilu nanti tetap harus berlangsung.
sudah saatnya bangsa Indonesia dididik untuk berani kalah Karena hanya melalui pemilu terbuka, demokratis, jujur,
dan menghormati yang menang. Pandangan Cak Nur yang dan adil, Indonesia akan menjadi sebuah negara dengan
jauh ke depan sudah memberi peringatan bahwa bila pemerintahan yang bisa diterima rakyat.

117 118
Hal pelik yang harus diantisipasi adalah meminimalisir akademika UI mengumumkan pembentukan Komite
kemungkinan terjadinya tindak kekerasan sebelum dan Pemantau Pemilu Jaringan Universitas (KPPJ). Gagasan
sesudah pemilu. Kekhawatiran itu beralasan karena serupa juga muncul dengan kehadiran Pemantau
bentrokan-bentrokan yang terjadi akhir-akhir ini. Sebut Independen Pemilu Indonesia (PIPI) yang anggotanya
saja di Desa Kecamatan Banjar, Buleleng, Ball 10-12 terdiri dari para alumni perguruan tinggi swasta dan negeri
Desember 1998 antara pendukung Golkar dan PDI Per- yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Ikatan Alumni
juangan yang menyebabkan enam orang tewas dan Perguruan Tinggi se-Indonesia (BKS-Ikaptisi). Meskipun
puluhan luka-luka. Bentrokan juga terjadi pada pekan yang semua tampak tergesa-gesa, semangat untuk ikut serta demi
sama di Brebes, Yogyakarta, dan Ponorogo dengan masa depan yang lebih balk patut disyukuri.
puluhan orang luka-luka, sejumlah kendaraan dan bangun-
an rusak. Sampai saat ini Kepolisian RI memang belum
memiliki format yang jelas mengenai sistem pengamanan www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
pelaksanan kampanye karena pihak Polri masih menunggu
RUU Politik yang mengatur tentang peserta pemilu
mendatang, khusunya mengenai jumlah partai yang ikut
pemilu dan bentuk kampanye yang dipakai. Sejumlah
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
pemimpin partai politik jauh-jauh hari sudah menganjurkan
agar kampanye pemilu tidak dilaksanakan dengan
pengerahan massa. Kekuatan Mahasiswa
Dalam dialog antarpartai tentang pemilu awal
Desember 1998 di UGM Yogyakarta hampir sebagian besar Berkaitan dengan pelaksanaan pemilu, tidak dapat tidak
parpol mengusulkan agar kampanye tidak dilaksanakan mesti disinggung "kekuatan mahasiswa". Aksi mahasiswa
dengan rapat umum, pengerahan massa, dan pawai sepanjang tahun 1998 yang tidak kunjung henti dan
kendaraan bermotor. Mereka lebih memilih kampanye diperkirakan akan terus berlanjut membuat pemerintah
lewat media massa dan atau cara-cara yang tidak me- tidak saja semakin gerah, tetapi juga sebagian masyarakat
nimbulkan kerawanan. Sekarang ini terpulang pada di Jakarta mulai jengkel. Sampai menjelang bulan
anggota DPR yang sedang membahas RUU Politik apakah Ramadhan di Jakarta hampir tiada hari tanpa demonstrasi,
mereka cukup peka terhadap aspirasi ini. yang selalu meninggalkan kemacetan panjang. Muncul
Masalah krusial lain adalah penyelengaraan pemilu kesan seakan-akan orang lupa bahwa berkat aksi maha-
yang fair. Salah satu elemen yang dibutuhkan adalah badan siswa Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun secara
pengawas pemilu yang independen dan kredibel. Namun, otoriter dan tanpa perlawanan berarti dipaksa mundur.
siapakah yang dapat mengawasi sekitar 300.000 kotak suara Kekuasaan kemudian diserahkan kepada BJ Habibie.
yang tersebar di wilayah Indonesia! Hanya jaringan instansi Namun, kini pemerintah menuduh cara-cara pengerahan
seperti perguruan tinggi yang paling memungkinkan massa seperti itu merupakan cara-cara komunis, memak-
memiliki sumber daya mananusia yang diharapkan. sakan kehendak, anarkis, dan inkonstitusional. "Demokrasi
Pada awal November 1998 sejumlah alumni dan sivitas tidak dapat didikte dari jalanan!" kata Presiden Habibie.

119 120
Bagaimanapun, gerakan mahasiswa sejauh ini lain memang lebih bersikap akomodatif dengan bersikap
merupakan gerakan moral. Justru karena aksi-aksi mereka menunggu. Perjalanan waktu kemudian membuat maha-
merupakan gerakan moral maka sangatlah wajar bila siswa semakin meyakini tentang perlunya pembentukan
mereka sempat tergagap ketika tuntutan agar Soeharto pemerintahan transisi. Mahasiswa yang tergabung dalam
mundur dijawab dengan pengalihan kekuasaan dari Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarata (FKSMJ) dan
Soeharto ke Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. Wajar pula Forum Kota yang memelopori aksi pendudukan Gedung
mereka mempertanyakan apakah kekuasaan yang me- DPR/MPR sama-sama menghendaki pembentukan
rupakan kelanjutan dari rezim sebelumnya itu dapat men- pemerintahan transisi secara demokratis, baik dalam bentuk
jalankan sebuah pemerintahan transisi. Ide pemerintahan presidium maupun Komite Rakyat Indonesia. Menjelang
transisi itu juga saya dukung dan saya lontarkan di berbagai dan sesudah pelaksanaan Sidang Istimewa (SI) MPR 1998
media massa. Secara konseptual, bukankah tidak mungkin kekuatan mahasiswa yang menghendaki pembentukan
kekuasaan lama akan bisa mengantar masyarakat ke dalam pemerintahan transisi semakin nyata karena sebagian
suatu era yang lebih demokratis! Penguasa lama bagaiman- besara kesatuan-kesatuan aksi mahasiswa di Ibu Kota
pun akan cenderung mempertahankan status quo karena menyerukan tuntutan yang sama.
perubahan yang drastis dalam jangka panjang akan Banyak orang mengatakan tuntutan reformasi total
memposisikan mereka sebagai korban. yang disuarakan mahasiswa sulit diterima nalar bila hal
Tuntutan mahasiswa terhadap pembentukan itu diperhitungkan atas dasar kekuatan politik saat ini.
pemerintahan transisi yang demokratis merupakan sebuah Pada saat mereka menuntut pembentukan pemerintahan
tuntutan logis, meskipun secara praktis berdasarkan real transisi untuk menggantikan Habibie, mereka juga me-
politics tuntutan itu semakin hari makin sulit diwujudkan nuntut penghapusan dwifungsi ABRI, menuntut Soeharto
karena pemilu yang dipercepat semakin mendesak dan diadili, bahkan menuntut pengunduran diri Menhankam/
semakin dekat waktunya. Pertanyaannya apakah ada Pangab Jenderal TNI Wiranto. Bagi saya tuntutan itu wajar
jaminan pemilu akan berlangsung secara damai, jujur, dan saja, namanya tuntutan moral. Bagaimana tuntutan itu
adil? Bila tidak bukankah lagi-lagi akan diperlukan diwujudkan dalam praksis politik sekarang ini bisa
kekuatan ekstrakonstitusional untuk menggagalkan hasil dibicarakan. Mahasiswa bisa diajak dialog dan diajak
pemilu yang tidak mencerminkan kehendak rakyat? berkompromi. Namanya juga orang muda.
Pengalihan kekuasaan dari Soeharto ke Habibie sejak awal Berbeda dengan gerakan mahasiswa "angkatan"
menimbulkan kontroversi. Saya masih ingat perdebatan sebelumnya, katakanlah angkatan 66, 78, atau '80-an,
panjang antara dua pakar Yusril Ihza Mahendra yang karakteristik yang unik dalam Gerakan Mahasiswa 1998
sekarang menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) yang umumnya tanpa pemimpin, anti-hero, tanpa
dan Dimyati Hartono (pengurus PDI Perjuangan) perihal organisasi dan jaringan yang solid, telah melahirkan sebuah
apakah pengalihan itu konstitusional atau tidak. Hanya gerakan yang nonkooperatif, dan tanpa kompromi. Wajar
sehari setelah pengalihan kekuasaan itu terjadi, mahasiswa bila banyak tokoh politik maupun tokoh informal sampai
yang masih melakukan aksi pendudukan Gedung DPR/ pada sebuah kesimpulan bahwa mahasiswa sulit diajak
MPR pada tanggal 22 Mei 1998 menyatakan penolakan bicara karena mereka hanya mengenal perlawanan
terhadap pengalihan kekuasaan itu. Sebagian mahasiswa terhadap sistem dan konstruksi, bukan kompromi atau

121 122
tawar-menawar. Dengan gemilang mahasiswa akhirnya bisa Dukungan terhadap agenda resmi reformasi yang
"memaksa" tokoh-tokoh masyarakat, seperti Gus Dur, disiapkan pemerintah justru menguat sejalan dengan makin
Amien Rais, Megawati Soekarnoputri, dan Sultan dekatnya pemilu Dukungan mahasiswa terhadap
Hamengku Buwono X untuk duduk satu meja dalam per- pelaksanaan pemilu nyaris tak terdengar. Tampaknya
temuan di Ciganjur pada tanggal 10 November 1998, tepat mereka justru makin berkeyakinan pemilu yang damai,
ketika SI MPR memasuki hari pertama. jujur, dan adil tidak bakal terlaksana karena kecenderungan
Namun, mahasiswa serta merta menyatakan kekecewa- status quo dalam pembahasan rancangan undang-undang
annya ketika keempat tokoh itu menolak gagasan pem- bidang politik, ditambah lagi dengan pembentukan Dewan
bentukan presidium untuk menjalankan pemerintahan Keamanan dan Pertimbangan Sistem Hukum (DKPSH) dan
transisi dan menuntut pencabutan dwifungsi ABRI saat itu Rakyat Terlatih.
juga. Berbagai kesatuan aksi mahasiswa kemudian bergerak Sebagai proses atas keengganan penguasa untuk men-
mengepung Gedung DPR/MPR yang meminta korban 20 dengar suara mahasiswa kini mereka mulai meneriakkan
nyawa dan ratusan luka-luka, balk di pihak mahasiwa yel-yel revolusi dalam aksi-aksi mereka di jalan. Tokoh-
maupun warga masyarakat. Hasil SI MPR 1998 memang tokoh masyarakat pun kini cenderung menjauhi dan
tidak bisa dikatakan tidak mengakomodasi sama sekali meninggalkan mahasiwa. Di kalangan mahasiswa tidak
tuntutan mahasiswa. Tanpa desakan mahasiwa mungkin ada lagi kepercayaan bahwa tuntutan mereka bakal
MPR tidak akan memberikan perintah secara eksplisit didengar, sehingga mereka justru semakin intensif
kepada Presiden untuk memeriksa harta kekayaan mantan mengadakan aksi turun ke jalan dan mulai membangun
Presiden Soeharto. Yang sangat mengecewakan mahasiswa, basis-basis perlawanan rakyat.
MPR bersikeras untuk mempertahankan kursi ABRI di DPR Tragedi Trisakti telah lama dilupakan. Tragedi
tanpa melalui pemilu. Padahal, desakan terhadap Semanggi tidak pernah lagi dibicarakan di tingkat elite
pencabutan dwifungsi ABRI yang secara gradual dapat politik. Penanganan terhadap aksi-aksi mahasiswa
diterjemahkan dengan penghapusan kursi ABRI di DPR, cenderung semakin represif. Mahasiswa pun mulai ber-
hampir merata disuarakan di kampus-kampus. DPR pun paling untuk melakukan perlawanan dengan kekerasan
agaknya juga tidak mampu menangkap kekecewaan itu. karena merasa selalu menjadi korban kekerasan tanpa ada
Kini mereka bahkan memberikan jatah 38 kursi kepada pembelaan dan tindakan hukum.
ABRI di DPR. Caranya pun cukup "lihai", yakni dengan Pengucilan mahasiswa hanya akan menyemai benih
pembentukan komisi dan subkomisi yang totalnya konflik yang dapat mengorbarkan revolusi yang di
memerlukan 40 kursi dari satu fraksi di DPR. kalangan mahasiswa sejauh ini baru berada dalam tataran
Sulit dibayangkan reformasi berjalan tanpa melibatkan wacana. Mematahkan perlawanan mahasiswa dengan
suara mahasiswa. Dialog nasional pun akan sia-sia tanpa kekerasan selain terkesan primitif, juga tidak bakal me-
menyertakan mahasiswa. Namun justru itu yang terjadi. nyelesaikan masalah, karena rasa takut itu sudah tidak
Hampir-hampir tidak ada pertemuan antara konsep ada lagi. Seperti saya tegaskan, bukankah lebih arif mem-
reformasi total yang dituntut mahasiswa dengan agenda berikan ruang yang lebih besar untuk mengakomodasikan
resmi reformasi yang dipersiapkan pemerintah bersama tuntutan mahasiswa karena tuntutan mereka merupakan
DPR. soal-soal elementer untuk mencegah bangsa ini kembali

123 124
terjebak dalam kesalahan yang berlangsung selama 32 Pilihan praktis memang menjadi satu harapan akan lahirnya
tahun! suatu pemerintahan baru yang lebih responsif dan memiliki
Semestinya, ada keberanian dan kejujuran terhadap keberanian untuk mengungkapkan masa lalu kepada
proses perubahan. Umpamanya, dari pemerintah kita butuh masyarakat secara transparan. Kalau pemilu sukses, maka
satu peran perubah yang sangat akomodatif. Ada ruang- pemerintahan yang terbentuk dapat dikatakan masa transisi
ruang politik yang dibuka. Tetapi kenyataannya, negara yang membuka lembaran yang baru.
cenderung mengontrol proses perubahan itu untuk dirinya Dapat dikatakan, kelahiran PKB berada di tengah
sendiri. Negara yakin ada perubahan, tetapi mau dikontrol situasi pengharapan akan reformasi. Artinya, suasana
sendiri, orang lain tidak bisa. Perubahan seperti itu menjadi perubahan dari satu era ke era lain. Oleh karena itu, acuan
monolitik. Tradisi monolitik Orde Baru dibawa ke dalam PKB tidak bisa dibuat seperti acuan masa lalu. Acuan
logika mengawal proses perubahan juga dengan monolitik. kepartaian harus terarah ke depan, bukan berorientasi masa
Padahal, di negara mana pun tidak ada perubahan melalui lampau. PKB ditopang oleh tiga kekuatan yang terpisah,
tradisi politik yang monolitik. Heterogenitas masyarakat tetapi menjadi satu dalam kombinasi gerakan. Kekuatan
selalu menjadi dinamika pada proses perubahan. Soalnya, pertama terletak pada kelompok kepengurusan. Kekuatan
tidak ada kemauan untuk mengakomodasi politik. Dan, ini terdiri dari para ulama, tokoh masyarakat, generasi
krisis kepercayaan akhirnya menjadi sulit dipecahkan dan muda, tenaga ahli, dan tenaga operasional. Kekuatan kedua
makin rumit bagi negard. Masyarakat makin kecil adalah kelompok fungsional, yaitu petugas partai yang
kemungkinannya untuk menerima. aktif di pelbagai lembaga pemerintahan dan kenegaraan.
Ruang bagi perbaikan itu masih ada. Hanya saja tingkat Kelompok pertama dan kedua harus memiliki orientasi
keseriusan pemerintah untuk mengakomodasikan sampai dalam masalah politik, kejuangan, dan pengetahuan
tingkat yang melegakan masyarakat belum ada. Ambil kenegaraan. Kekuatan ketiga adalah asistensi keahlian.
contoh, pengadilan mantan Presiden Soeharto. Pengadilan Kelompok ini memberi sumbangan pemikiran dan konsep
itu hanyalah simbol. Sekarang yang terjadi adalah tarik- bagi masalah-masalah strategis bangsa. Di samping itu,
menarik. Masyarakat tidak percaya terhadap proses itu. dipersiapkan untuk persediaan jika kelak sewaktu-waktu
Masyarakat bisa kehilangan harapan. Harapan yang hilang diperlukan partai untuk peran kenegaraan.
itu dapat menimbulkan frustrasi politik yang berbahaya. Di samping tiga komponen itu untuk tingkat DPP partai
Pemerintah saja yang katanya Orde Reformasi masih harus ditambah satu lembaga lagi yang bertugas
Pembangunan tidak serius menangani perkara mantan mengadakan pengkajian strategis dalam skala nasional dan
presiden itu yang di mata masyarakat jelas-jelas bersalah. internasional. Kajian itu berupa kajian di bidang politik,
Apalagi, untuk menangani hal-hal yang rumit seperti ekonomi, atau hukum. Bila kombinasi keempat kekuatan
masalah dwifungsi, penjaminan HAM, penegakan itu terjalin dengan balk, insya Allah PKB akan menjadi
hukum. partai besar. Salah satu modal besar bagi PKB adalah
Tampaknya dari hari ke hari harapan makin tipis antusiasme generasi muda NU.
terhadap pemerintahan Habibie. Paska Mei 1998, sebetul- Dalam konteks perkembangan dewasa ini diharapkan
nya harapan itu cukup besar. Bisa saja ruang harapan itu pemilu tahun 1999 bisa menjadi salah satu sarana menuju
terbentuk setelah rezim baru, paska pemilu terbentuk. suatu pergantian kepemimpinan nasional, baik di lembaga

125 126
eksekutif, legislatif, serta yudikatif secara demokratis, tertib, demokratis.
damai tanpa kekerasan. Kita kembali diingatkan pada kata- Harapan saya itu ternyata masih harus diuji oleh
kata Prof Sartono Kartodirdjo bahwa agenda bangsa yang serangkaian tindak kekerasan yang menimpa warga NU.
paling penting adalah masalah persatuan dan kesatuan, Salah satunya adalah "Peristiwa Banyuwangi". Orang
seperti disebut dalam Manifesto Politik Tahun 1925. Tanpa mengatakan ada kebencian kepada PKB. Ada hujatan
itu negara tidak bisa terselenggara dengan balk. Menurut kenapa NU tidak membagi adil saja anggotanya, sesuai
sejarawan itu, prinaip berbangsa itu unity liberty, dan dengan Khitah, bebas-bebas saja. Atau ungkapan-ungkapan
equality. Keempat, personalitir, karena manusia harus bahwa keadaan yang lalu lebih bagus dari sekauang.
memiliki kepribadian, harus berbudaya. Tanpa kebudayaan Indikasi-indikasi itu ada. Tetapi menurut saya, belum
tidak ada artinya. Kelima adalah performance, prestasi lewat merupakan fakta dominan. Menurut K.H. Hasyim Muzadi--
karya-karya nyata. Belum banyak penghargaan inter- Ketua PW NU Jatim--telah terjadi konspirasi. Menurut Kiai
nasional yang diterima bangsa Indonesia berkaitan dengan Hasyim minimal ada dua, yaitu sebut saja pro status quo
pengkajian ilmiah ataupun karya-karya sastra maupun dan perubahan. Di dalam kantong status quo isinya banyak.
jurnalistik. Bidang olahraga dapat dijadikan cermin. Prestasi Yang main di dalam ini banyak. Mungkin rezim yang lama,
olahraga kita belum banyak, meskipun berbagai pembina- mungkin orang yang akan dirugikan dengan pemilu,
an telah dilakukan. Dalam bidang iptek kalau Indonesia mungkin juga orang yang akan bergeser kekuasaannya,
maju berprestasi harus memiliki kebudayaan mesu budi mungkin juga kekhawatiran terhadap dwifungsi (ABRT) yang
(asketisme ilmiah) di dalam kampus mesti dicangkokkan mengecil. Atau mungkin juga orang-orang yang tidak mau
dan dipelihara masyarakat. Para ilmuwan baik muda mau- terbongkar salahnya. Ini semua jadi satu. Satu keranjang
pun tua tidak tergoda untuk memasuki bidang-bidang lain, yang dalam istilah saya status quo itu. Sementara "kekuatan
seperti bidang politik tetapi murni menekuni bidang reformis" masih dalam tanda petik karena masih
ilmunya sehingga menghasilkan prestasi. menghadapi kendala internal maupun eksternal. Kekuatan
Aktualisasi nasionalisme yang paling mendesak adalah reformis mestinya dapat mengkonsolidasikan diri untuk
memelihara kesatuan dan kerukunan beragama. Langkah- menghadapi kekuatan status quo itu. Untuk itu, saya beserta
langkah itu telah dirintis lama oleh lingkungan NU. PKB seluruh jajaran PKB tidak henti-hentinya melakukan
memulai kiprahnya dengan menandai partainya sebagai penyadaran kepada masyarakat serta melobi rekan-rekan
partai terbuka, jauh dari semangat sektarian. Harapan itu di partai lain untuk menyatukan visi dan agenda politik
tentu masih jauh oleh karena itu diperlukan model peran bangsa yang mendesak.
(role model), suatu keteladanan. Jangan hanya konsep atau Dalam kerangka ini menjadi relevan menyinggung
omongan sebab masyarakat butuh model peran konkret, tentang dwifungsi ABRI. Idealnya, keberadaan tentara
keteladanan nyata. Kita menaruh harapan besar pada para disesuaikan dengan kebutuhan negara. Akan lebih efektif,
pemimpin partai politik yang menjamur saat ini. Semoga kalau tentara memusatkan perhatiannya kepada pembinaan
kepemimpinan mereka dapat mengarahkan para anggota untuk dikerahkan sewaktu-waktu bila dibutuhkan. Tentara
partai untuk bersama-sama mewujudkan ketiga tahapan dipercaya memegang senjata. Kapan dan ke arah mana
kebangkitan masyarakat sipil tadi. Kebangkitan itu senjata itu ditembakkan, itu bukan ABRI yang menentukan.
memuncak dalam perjuangan kehidupan negara yang Hal itu harus wewenang di luar dirinya. Yang penting,

127 128
menjadi militer bukan sesuatu yang otonom. Militer bagian yang juga salah seorang anggota Tim Lima PB NU, Rozy
dari perlengkapan negara, yang sengaja diadakan dan Munir: "Orang-orang yang memimpin dan membantu
diatur untuk itu. Oleh karena itu, ABRI disebut sebagai pembentukan PKB itu tidak ada yang kolot dan tak ada
"alat negara". Dari permulaan orang yang masuk ke situ yang antimodern." Jadi kehadiran PKB menunjukkan sisi
harus tahu, ini pengabdian. Sebaliknya, masyarakat juga kemodernan NU. Partai itu bukan hanya eksklusif untuk
harus mampu menciptakan mekanisme pengambilan satu golongan, tetapi terbuka untuk seluruh bangsa Indo-
politik dan mekanisme penyelesaian konflik sosial-politik nesia. Dengan kehadiran PKB mau ditunjukkan bahwa
dengan cara damai. Kalau tidak ada perpecahan, tidak Islam itu inklusif dan dapat menjadi berkat bagi semua
perlu usaha pencegahan berupa fungsi sosial-politik ABRI orang. Soal tudingan ada perpecahan gara-gara kehadiran
dan sebagainya. Deklarasi Ciganjur yang ditandatangani tiga tokoh NU: K.H. Yusuf Hasyim, Abu Hasan, dan
oleh empat tokoh K.H. Abdurrahman Wahid, Megawati Syukron Makmun mendirikan partai sendiri, hal itu
Soekarnoputri, Amien Rais, dan Sri Sultan Hamengku menunjukkan bahwa NU memang bersikap terbuka
Buwono X sudah menegaskan bahwa dwifungsi akan di- terhadap berbagai aspirasi pandangan politik. PKB sejak
hapus secara bertahap dalam kurun waktu enam tahun. awal dideklarasikan sudah ditegaskan merupakan partai
Menimbang realitas politik, memang sebaiknya pentahapan terbuka. Dan meski kini ada tiga partai, rapat pleno PB
itu dilaksanakan, seperti mulai pengurangan anggota ABRI NU setelah pendeklarasian PKB beberapa waktu lalu
di DPR dan mengurangi peran-peran sosial politik ABRI menyatakan hanya mengakui PKB sebagai satu-satunya
lain. partai untuk mengakomodasi warga NU.
Gus Dur malah merencanakan "cuti" dari posisinya
sebagai Ketua Umum PBNU dan berkampanye untuk PKB.
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir Hal ini merupakan konsekuensi logis bagi setiap pengurus
NU yang terjun ke dalam kehidupan politik praktis. Meski
berkampanye bagi PKB, bukan berarti Gus Dur hanya milik
PKB. Dukungan Gus Dur terhadap PKB karena PKB
memang didirikan oleh para pengurus NU. Sebaliknya,
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
PKB ingin menempatkan Gus Dur sebagai milik seluruh
bangsa, seperti yang selama ini terjadi. Pokoknya, jangan
Partai Terbuka ditanggapi macam-macamlah. Bukankah Gus Dur tetap
memiliki hak politik untuk menetapkan pilihannya!
Sering dikeluhkan mengapa di NU masih ada partai selain Demokrasi memang sebuah proses. Membangun
PKB, yaitu SUNI, PKU, dan PNU? Adanya partai lain selain demokrasi bukanlah seperti membalik telapak tangan,
PKB bukan berarti terjadi perpecahan, tetapi hanya tetapi membutuhkan waktu, pengorbanan, ketekunan, dan
perbedaan pendapat. Tentu saja, sangat tidak demokratis keuletan. Pemegang kedaulatan dalam sistem demokrasi
bila PBNU melarang warganya membentuk partai. Soal adalah rakyat. Untuk itu, rakyatlah yang harus disadarkan,
PBNU mendukung PKB itu hak PBNU juga. Hal itu pernah ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk
ditegaskan oleh salah seorang Ketua Pengurus Besar NU membangun sistem demokrasi. Suatu usaha civil society

129 130
empowerment. Masyarakat yang sadar dan mengetahui pen- muslim yang balk otomatis seorang demokrat juga.
tingnya demokrasi dan memiliki kompetensi untuk
memperjuangkannya.
Sebagai upaya penguatan dan pemberdayaan terhadap www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
posisi civil society, strategi yang saya gunakan lewat ISIS
adalah pendidikan demokrasi yang ditujukan kepada
masyarakat santri. Istilah "santri" yang dimaksud adalah
orang yang secara individual maupun kolektif terkait
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
dengan lembaga pendidikan Islam klasik bernama
"pesantren". Keterkaitan ini adakalanya sebagai santri,
sebagai kyai/ustadz maupun sebagai pendukung yang Menghadapi Pemilu 1999
memiliki komitmen terhadap nilai-nilai kesantrian yang
berintikan ketaatan melaksanakan ajaran Islam. Istilah santri Menyambut pemilu, dalam masyarakat timbul diskusi
mengalami perkembangan dan perluasan, yakni ketika hangat soal sistem pemilu yang akan digunakan. Sebuah
terjadi arus perubahan orientasi pendidikan kalangan santri sistem itu dibuat oleh manusia untuk mencapai suatu
(baca: anak-anak santri) dari budaya pesantren menjadi tujuan. Yang namanya buatan manusia tentu saja ada
budaya sekolahan dengan perubahan orientasi pendidikan kelebihan dan kekuranganya. Dalam sistem distrik, satu
tidak mengurangi budaya kesantrian yang sudah built in wilayah kecil (yaitu distrik pemilihan) memilih hanya satu
dalam dirinya dan justru mereka membawa serta nilai- wakil tunggal atas dasar pluralitas (suara terbanyak). Dalam
nilai kesantrian dalam lingkungan mereka yang baru baik sistem proporsional, satu wilayah besar (yaitu daerah
di sekolah maupun tempat kerja. Masyarakat santri pada pemilihan) memilih beberapa suara yang jumlahnya
pendidikan demokrasi dalam hal ini adalah masyarakat ditentukan atas dasar suatu perimbangan. Misalnya, satu
muslim di desa maupun di kota yang telah mengalami wakil untuk 400.000 penduduk. Perbedaan pokok antara
proses "santrinisasi" dengan ketaatan mereka dalam melak- dua sistem itu terletak pada cara menghitung perolehan
sanakan ajaran Islam sebagai dasarnya. Di desa, segmen suara yang nantinya menghasilkan perbedaan dalam
itu dengan mudah ditemukan di lembaga pesantren sendiri komposisi perwakilan di parlemen. Sistem distrik
dan masyarakat yang mendukungnya, sedangkan di kota mempunyai sejumlah keuntungan, seperti wakil rakyat
segmen itu ditemukan di pabrik-pabrik, di perkantoran, yang terpilih memiliki hubungan erat dengan penduduk
di kampus-kampus, maupun di pemukiman baru. yang diwakilinya dan kedudukan terhadap partai lebih
Tantangan yang nyata di depan mata adalah bagaimana independen; mendorong integrasi partai-partai karena
memasyarakatkan pemahaman doktrin ajaran Islam tentang hanya ada satu kursi yang diperebutkan; lebih mudah bagi
gagasan dan praktek bernegara yang masih eksklusif suatu partai untuk mencapai mayoritas. Tetapi, ada kelema-
berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, hannya. Sistem itu kurang representatif karena partai yang
perlu usaha penyadaran (konsientisasi). Demokrasi calonnya kalah dalam suatu distrik akan kehilangan suara-
merupakan aktualisasi nilai agama. Islam bukan lagi suara yang telah mendukungnya. Artinya, sejumlah suara
eksklusif tetapi inklusif dan terbuka. Semestinya, seorang yang tidak diperhitungkan atau "suara hilang" dapat

131 132
mencapai jumlah besar. Soal itu akan dianggap tidak adil dianggap sebagai penjelmaan rakyat. Semangat UU itu
oleh partai yang dirugikan. Di samping itu, partai-partai paling sesuai dengan menerapkan sistem proporsional
kecil atau golongan minoritas tidak akan terwakili, lebih- daripada sistem distrik.
lebih bila mereka terpencar dalam banyak distrik. Sejauh ini persiapan dan konsolidasi PKB secara
Sistem proporsional dianggap lebih demokratis, karena organisasi telah berjalan dengan lancar. Hal itu dimungkin-
one man one vote dilaksanakan secara penuh sehingga tidak kan karena PKB merupakan partai resmi warga NU yang
ada suara yang "hilang". Golongan yang kecil pun tersebar di seluruh Indonesia. Organisasi yang solid harus
mendapat peluang untuk menampilkan wakil di parlemen. didukung dengan konsolidasi wawasan. Tujuannya agar
Tetapi sistem ini mempermudah fragmentasi partai. Jika seluruh jajaran pengurus dari pusat hingga ke tingkat ran-
timbul konflik dalam suatu partai, anggotanya cenderung ting beserta warga dan kadernya memahami benar
memisahkan diri untuk mendirikan partai baru. Dengan wawasan partai, yaitu kedaulatan rakyat, keadilan, mora-
demikian, sistem ini tidak mendorong partai untuk litas, dan persatuan. Untuk itu, program-program pelatihan
berintegrasi atau bekerja sama satu sama lain. Sistem ini sadar pemilu yang jurdil dan demokratis telah dilakukan.
memberikan dukungan yang sangat kuat kepada pemimpin Menjelang pemilu nanti akan dibentuk lembaga khusus
partai melalui sistem daftar calon. Di samping itu, ikatan pemenangan pemilu. Katakanlah ada seorang manajer yang
antara wakil yang terpilih dan masyarakat yang memilihnya memimpin untuk menggodok strategi memenangkan
akan renggang, karena wilayah yang diwakili sangat luas pemilu. Partai juga menerima masukan dan saran dari
dan peranan pemimpin partai sangat menonjol. beberapa pakar universitas dalam dan luar ngeri, meskipun
Bagi saya, kedua sistem itu bukan persoalan yang mereka tidak termasuk dalam struktur organisasi PKB.
pantas diributkan. Hal yang paling penting adalah pemilu Meskipun situasi Pemilu mendatang sulit diprediksi, banyak
harus "jurdil", jujur dan adil. Tetapi, menimbang kenyataan pengamat politik memperkirakan minimal akan terjadi
mayarakat Indonesia lebih balk pemilu dilaksanakan anarki sosial bila tidak revolusi sosial. Tentu saja, perkiraan
dengan sistem proporsional yang disempurnakan. Basis itu dengan mudah dipahami. Mengingat kesulitan ekonomi
yang dipergunakan adalah provinsi, bukan kabupaten. bangsa, seperti peningkatan pengangguran dengan
Untuk mengatasi kelemahan sistem proporsional yang perkiraan angka 25 juta orang dan pada saat yang sama
terjadi selama ini diusulkan agar calon anggota parlemen aparat keamanan kurang berwibawa di mata masyarakat.
adalah mereka yang pernah berdomisili di wilayah yang Di samping itu, kemajemukan bangsa Indonesia yang
diwakilinya, sekurang-kurangnya 3 tahun dalam kurun mungkin paling sempurna dibandingkan dengan bangsa
waktu 5 tahun terakhir. Sistem yang disempurnakan itu majemuk mana pun di seluruh dunia, sangat potensial
saya kira paling fair, mengingat partai-partai baru pada melahirkan gesekan-gesekan kerawanan yang memanas
umumnya masih terbatas di tingkat propinsi. Di samping menuju konflik dan perpecahan. Tetapi, sebagai orang
itu, kenapa sistem proporsional karena semangat itu yang yang beriman kepada Gusti Allah, saya tetap optimis bangsa
kita tangkap dalam UUD 1945. Tengok penjelasan Pasal 2 ini akan keluar dari krisis. George Me Turnan Kahin yang
UUD 1945. Maksudnya ialah supaya seluruh rakyat, seluruh menjadi saksi mata Revolusi Indonesia 1945 menulis dalam
golongan, seluruh daerah akan mempunyai wakil dalam bukunya Nationalism and Revolution in Indonesia (1952):
Majelis, sehingga Majelis itu akan betul-betul dapat "...Apapun yang terjadi apabila bangsa Indonesia dapat

133 134
menunjukkan kualitas serupa dengan yang pernah mereka sekitar 20% sampai semuanya bisa 70%, yang berarti bisa
tunjukkan selama perjuangan politik mencapai kemerdeka- mencapai mayoritas. Yang pasti, PKB akan berkoalisi
an, maka keberhasilan bangsa ini adalah amat besar...." dengan kekuatan politik lain untuk menguasai parlemen.
Kebenaran dan kebaikan yang akan menang dari PKB slap berkoalisi dengan partai mana pun asal visinya
kejahatan dan kebatilan. Bagaimanapun nanti pemilu yang sama, yaitu partai yang bersikap demokrat, tidak rasial,
jurdil tetap diupayakan meskipun lewat perjuangan yang dan mempunyai visi kerakyatan.
tidak gampang. Kalau tidak jurdil 100%, minimal men- Untuk menjawab tantangan pemilu, organisasi harus
dekati. Semua itu adalah proses. Kalau mau bernostalgia, solid dengan konsolidasi wawasan. Tujuannya agar
NU memiliki kenangan manis. Kenangan itu semakin indah segenap jajaran pengurus dari pusat hingga ke tingkat ran-
saja, bila dikenang. Ungkapan itu mungkin dihayati oleh ting beserta warga dan kadernya memahami dan meng-
Partai Kebangkitan Bangsa. Pasalnya, pada pemilu 1955, hayati betul wawasan PKB, yaitu keadilan, kedaulatan
Partai Nahdlatul Ulama meraih 45 kursi di DPR. Posisi itu rakyat, moralitas, dan persatuan. Untuk itu, PKB membuat
menjadikan NU sebagai salah satu dari empat besar selain sebuah program pelatihan sadar pemilu jurdil dan demo-
PNI, Masyumi, dan PKI. Akankah kenangan manis itu akan kratis, bekerja sama dengan beberapa lembaga eksternal.
diraih lagi oleh Partai Kebangkitan Bangsa, sebagai partai Dengan pelatihan itu masyarakat diharapkan menjadi sadar
milik orang-orang tahlil, beristighosah, bersalawat badar? politik dan proaktif terhadap pemilu. Sekarang ini sudah
Tentu saja, sebagai orang NU saya yakin PKB menang. tidak masanya lagi mobilisasi massa. Apalagi, kemungkinan
Pokoknya pemilu harus dilaksanakan dengan jujur-adil besar dalam Pemilu 1999, pemilih tidak akan didaftar.
(jurdil) dan demokratis. Itu prinsip! Pemilih sendiri yang harus berinisiatif datang. Program-
Persiapan dan konsolidasi PKB secara organisasi telah program pelatihan itu juga bertujuan agar masyarakat
berjalan lancar. Maklum, partai ini adalah partai resmi warga memahami benar bahwa ia memilih suatu partai karena
NU yang tersebar di seluruh Indonesia. Konsolidasi menyadari bahwa partai itu merupakan yang terbaik bagi
organisasi penting, karena PKB itu institusi baru, tidak dirinya. Jadi, bukan hanya karena ikatan primordial belaka.
seperti partai yang sudah ada sekarang, begitu kata salah Keyakinan itu juga untuk mengikis anggapan bahwa urusan
satu rekan saya di PKB, Koffifah Indar Parawansa. ekonomi lebih penting daripada urusan politik.
Sementara itu, Prof William Liddle memperkirakan PKB Urusan sembako dan perbaikan ekonomi tanpa
akan memperoleh suara 20% sebagai partai paling besar. pembangunan bidang politik memang bisa berjalan namun
Urutan kedua, lagi-lagi masih kata Liddle, adalah PDI akan menghasilkan pemerintahan yang otoriter lagi.
Perjuangan dan disusul oleh Golkar. Ibarat sebuah per- Sebaliknya, pemerintah yang otoriter akan menghasilkan
tandingan olahraga, saya sudah menang sebelum ber- kebijakan ekonomi yang salah, sehingga menimbulkan
tanding. Atau, menang sebelum pemilu. Saya pribadi malah kelangkaan sembako. Setelah program "penyadaran"
lebih optimis untuk menggaet suara minimal 30%. Mini- masyarakat terjadi, menjelang pemilu nanti akan dibentuk
mal menjadi kekuatan mayoritaslah! Menurut hitungan saya lembaga khusus pemenangan pemilu. Ada seorang manajer
tidak ada partai mayoritas tunggal, seperti kemenangan yang memimpin dan akan mengolah strategi pemangan
Golkar selama Orde Baru. Karena itu, nanti PKB akan pemilu. PKB memperoleh masukan dan saran dari
berkoalisi dengan partai politik lain yang meraih suara beberapa pakar universitas, dalam dan luar negeri, tetapi

135 136
Sesuatu yang Otonom"
mereka tidak masuk dalam struktur organisasi PKB. Kontan. No. 15 Tahun 1II 4 Januari 1999."Munir: Guru Besar
Siapa jago PKB yang akan dicalonkan sebagai Presiden Kekerasan itu Aparat Sendiri"
Kompas, 5 Februari 1997
RI menggantikan Presiden Habibie! Sekarang ini terlalu Kompas, 31 Desember 1998 "Gus Dur Bukan Hanya Milik
dini untuk memunculkan siapa yang dijagokan sebagai PKB"
Kompas, 4 Januari 1999 "Kemungkinan Revolusi Sosial
presiden oleh PKB. Figur memang belum dibahas, tetapi Fokus Pembi-caraan Sekarang"
Kompas, G Januari 1999
kriterianya sudah dibahas. Salah satu kriteria pentingnya Merdeka, 5 September 1998 "Dawam Lancarkan Kritik ke
adalah kredibilitasnya yang tinggi. Secara umum agenda PKB"
program PKB ke depan adalah terwujudnya masyarakat
dan bangsa Indonesia yang adil makmur, merdeka, www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir

berdaulat, dan terjamin hak asasinya. Masyarakat terjamin


hak keselamatannya dari segala bentuk penganiayaan;
bebas dari pemaksaan agama; perusakan keturunan, dan
kebebasan memiliki harta benda secara sah. [ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
Dalam bidang politik, PKB akan terus berjuang untuk
membatasi masa jabatan presiden; serta pemilahan secara
tegas tugas, fungsi, dan wewenang yang dimiliki oleh Bab 6
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Kelak dalam konsep
PKB, tidak ada lagi presiden yang sangat berkuasa dan MEMBANGUN PERSAUDARAAN SEJATI
melumpuhkan lembaga-lembaga lain. PKB juga
mengagendakan agar otonomi daerah diperluas, dan In-
donesia tetap menjadi negara kesatuan. Dalam bidang
hukum; salah satu program PKB adalah pemberdayaan Partai politik: harus menjunjung tinggi etika dan
Mahkamah Agung yang sampai saat ini masih terkooptasi moralitas yang bersumber pada spiritualitas
oleh eksekutif. Bisa saja untuk menghilangkan pengaruh kebangsaan yang otentik: Indonesia
pemerintah (eksekutif), ketua dan anggota MA sebaiknya (Garis Perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa)
dipilih oleh DPR. Dalam bidang ekonomi, daerah dibebas-
kan untuk mendapatkan investor yang mau menanamkan Orang mudah mengucapkan dalam pidato atau
modalnya di daerah; pengaturan pajak yang adil; pem- ceramah, "Saudara-saudara, sebangsa dan se Tanah Air."
berantasan monopoli; mendorong ekonomi kerakyatan; Namun, makna kata-kata itu kurang dihayati. Kata
serta pembangunan industri pertanian. "saudara" seakan-akan hanyalah hiasan bibir saja (lips ser-
Tentu saja, program itu akan dilaksanakan kalau PKB vice). Makna itu tertutup oleh kategori-kategori "politik",
menang. Tetapi kalau kalah, PKB akan menjadi oposisi seperti suku, ras, agama, atau golongan. Padahal,
yang kritis dan berkualitas. persaudaraan itu universal. Dia tidak mengenal perbedaan.
Selama menjadi sesama manusia, seseorang sebetulnya
Sumber Bacaan saudara. Persaudaraan juga menjadi salah satu sokoguru,
Detak No. 017 Tahun ke-l 3 -9 Nov 1998
Kompas, 24 Mei 1998 tiang penyangga berbangsa dan bernegara. Orang Perancis
Kontan, No. 2 Tahun III, 5 Oktober 1998" Militer Bukan
mengatakan, liberte, egalite, fraternite. Maknanya,
137 138
kemerdekaan dan persamaan itu nantinya bermuara pada rakyat atau masyarakat. Di Amerika, misalnya, orang
persaudaraan. Satu sama lain saling mengayomi dan dengan mudah mendukung Partai Demokrat pada pemilu
meyayangi, sehingga semua orang merasa at home. Orang tahun ini, meskipun pada pemilu sebelumnya memilih
menghubungkan keadaan masyarakat Indonesia masih Partai Republik. Di Indonesia, kalau ada orang yang
dikuasai oleh state (lembaga negara) dan belum menjadi berpindah-pindah seperti itu akan mudah dicap plin-plan
suatu civil society (masyarakat sipil). Konsep itu sebetulnya atau tidak punya pendirian. Padahal orang mendukung
digunakan untuk menandai masa transisi dalam masyarakat suatu partai karena ada alasan substansial misalnya program
Barat. Transisi antara "masyarakat alamiah" (natural soci- dan pendirian partai itu dinilai cocok atau relevan untuk
ety) dan "masyarakat politik" (political society). Masyarakat menjawab permasalahan negara saat ini. Partai dalam
alamiah tercipta saat orang belum mengenal hukum, "masyarakat politik" benar-benar menjadi sarana dan
norma, dan tatanan hidup bersama dengan akibat anarki representasi kehendak masyarakat. Partai bukan untuk
dan kesewenang-wenangan mereka yang kuat. Dalam memisahkan masyarakat dari "kaum sana" dan "kaum sini",
masyarakat politik, terjadi interaksi yang dinamis antara tetapi benar-benar menjadi mekanisme artikulasi kehendak
pelaku politik dan lembaga politik. Keduanya bersaing masyarakat.
untuk tampil sebagai pemimpin, menjadi penguasa negara Memang menjelang akhir Orde Baru bentuk-bentuk
dalam seluruh aspek administratif, birokrasi, hukum dan gerakan massa telah meluas namun agaknya masih bersifat
perundangannya. Civil society atau sering disebut sebagai parsial, terkotak-kotak dalam kantong-kantong
"masyarakat beradab" tercipta ketika masyarakat telah kepentingan yang eksklusif. Gerakan massa dalam bentuk
mengenal, menghormati, dan melindungi hak-hak asasi partisipasi politik tidak terkontrol dengan balk, sehingga
manusia, balk hak-hak sipil maupun hak politik belum menghasilkan koalisi yang memiliki kekuatan besar.
masyarakat. Dalam kaitan hubungan antara masyarakat Salah satu aliansi yang pernah terjadi adalah sejumlah LSM
dan negara (state) civil society berkembang sebagai teori yang mendukung perjuangan Megawati Soekarnoputri
anti-dominasi dan anti-hegemoni negara atas masyarakat. dalam kasus 27 Juli 1996. Mereka membentuk MARI (Majelis
Alfred Stephan mendefinisikannya sebagai "arena tempat Rakyat Indonesia) yang menunjukkan kelemahan kekuatan
terdapat banyak sekali gerakan sosial (seperti persatuan aliansi itu untuk menghasilkan perubahan berarti. Beberapa
atas dasar kekerabatan, perhimpunan wanita, kelompok- di antara mereka terancam untuk diadili dan salah seorang
kelompok agama dan organisasi cendekiawan) dan di antaranya adalah Muhtar Pakpahan yang malah dije-
organisasi kemasyarakatan (civic organization) dari berbagai bloskan ke penjara. Gerakan massa yang cukup kuat adalah
golongan dan kelompok profesi (seperti persatuan massa mahasiswa yang mencapai klimaksnya ketika
wartawan, sarjana hukum, serikat pekerja, atau organisasi menduduki gedung MPR/DPR dan berhasil memaksa
pengusaha). Mereka berserikat di dalam suatu tatanan agar Presiden Soeharto menyatakan berhenti dan menyerahkan
dapat menyatukan diri dan memperjuangkan kepentingan- tongkat kepemimpinanya kepada Habibie. Tetapi, setelah
nya. Pada akhirnya, mereka tidak hanya memperjuang- itu agenda reformasi seakan-akan mandeg. Ternyata, Orde
kan kepentingan diri dan kelompoknya, tetapi memper- Baru masih kuat bahkan tampaknya masih dapat
juangkan kehidupan negara yang demokratis atau me- memaksakan kehendaknya lewat pembahasan sejumlah
negaskan bahwa kedaulatan itu benar-benar di tangan UU Politik. Kubu reformis seakan-akan mengalami jalan

139 140
buntu. Ternyata, kohesivitas gerakan reformasi masih reng- tinggi supremasi hukum dan menjamin pelaksanaan hak-
gang. Tampaknya, sejarah perjuangan masa kolonial hak asasi manusia. Tetapi, perjuangan itu tidak mudah.
kembali terulang. Kekuatan perjuangan, dari Tjipto Menurut saya, dalam politik perhitungannya adalah
Mangunkusumo, Tjokroaminoto sampai Soekarno dengan kemungkinan, the art of the possible. Dia harus berusaha
mudah dipatahkan. Para sejarawan menggarisbawahi menentukan arah bilamana tidak ada arah, atau suatu
adanya proliferasi masyarakat Indonesia akibat ke- kalkulasi bahwa tidak ada yang bakal tetap berlangsung
majemukan suku, ras, golongan (isme), dan agama. tanpa perubahan. Perhitungan ekonomi baru bisa dibikin
Pemerintah kolonial dengan, atau tanpa politik "Adu kalau ada kepastian, paling tidak ada kondisi atau prasyarat
Domba", akan dengan gampang mengalahkan gerakan yang memungkinkan. Namun, perhitungan dalam politik
kebangsaan. Dinamika internal kemajemukan bangsa justru harus dibuat atas dasar ketidakpastian. Langkah yang
menjadikan kesatuan masyaraBat menjadi barang yang sulit harus dilakukan untuk menegakkan persaudaraan, adalah
dijangkau. Siapa yang nanti maju sebagai calon presiden membangun kembali platform kebersamaan kita sebagai
mendatang saja sudah dapat menimbulkan perdebatan bangsa. Dalam kaitan dengan masalah itu, bagi NU plat-
yang berkepanjangan, apalagi dapat sepakat tentang form itu telah dirumuskan dalam tiga persaudaraan, yakni
masalah strategis ke depan yang penting. Susahnya lagi, persaudaraan antarumat Islam (Ukhuwah Islamiyah),
masalah strategis itu sangat mendesak. Tetapi, masyarakat persaudaraan antarbangsa (Ukhuwah Wathoniah), dan
tidak boleh menafikan ikhtiar atau usaha yang mungkin persaudaraan antarmanusia (Ukhuwah Insaniah/Basyariah).
harus dilakukan dengan kerja keras. Pertumbuhan bangsa Tetapi, dalam diskursus anak-anak muda NU, selain tiga
Indonesia secara demokratis dan sosiologis tidak dapat ukhuwah tersebut masih ada satu ukhuwah lagi yang
dihindari. Partai-partai yang mengaku Islam pun tanpa mereka sebut sebagai persaudaraan antaragama (Ukhuwah
kecuali, pada waktu dideklarasikan selalu menyempatkan Diniyah) .
diri menyebut bahwa partainya terbuka untuk nonmuslim.
Hal itu tidak mungkin terjadi pada tahun 1950-an. Bisa-
bisa yang berani mengatakan seperti itu dituduh kafir. Segi- www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
segi positif itu harus dilihat juga supaya tidak terlalu pesimis
terhadap perkembangan reformasi.
Dalam rangka menegakkan masyarakat sipil ini, partai
dengan jajaran pimpinannnya menduduki peranan sentral.
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
Dalam perkembangan politik di Tanah Air yang demikian
pesat sepertinya partai-partai harus bekerja keras dan
berpacu dengan waktu. Partai bukan tujuan, tetapi sarana Pluralitas Agama
membangun persaudaraan antarsesama warga. Persaudara-
an itu selalu digairahkan dan dihangatkan lewat kegiatan- Masalah kemajemukan agama di Indonesia merupakan
kegiatan politik. Bukankah politik itu dilakukan untuk masalah peka. Ia sering dipandang sebagai "kendala"
kebaikan masyarakat? Artinya, bagaimana menjadikan persatuan dan kesatuan. Bahkan, dianggap sebagai salah
masyarakat semakin demokratis, semakin adil, menjunjung satu ancaman SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-

141 142
golongan) . maknanya. Perbedaan itu hanyalah perbedaan bentuk dan
Dalam suatu survei tentang "Kemajemukan Masyarakat cara yang bersifat lahiriah, tetapi esensinya bersifat batiniah
Jakarta" oleh Litbang Kompas pernah ditanyakan, "Manakah yang tidak berbeda. Agama pada tataran esensial ini, agama
yang paling membuat Anda tersinggung?" Sekitar 78,8 % sebagai komitmen rohani adalah agama yang benar-benar
responden menjawab, "Jika agama Anda dilecehkan; 6,6 memahami, bahkan bisa saja malah mensyukuri pluralitas
% jika pekerjaan Anda disepelekan; dan 4,4 % yang dengan sesama. Tetapi, bukan berarti dalam tataran rohaniah
tersinggung jika etnis Anda dihina. ini agama tidak mengenal konflik. Agama dapat menjadi
Sebenarnya, sejauh mana hubungan antaragama itu penganjur konflik yang sangat kuat tanpa mengdnal
memiliki potensi konflik yang membahayakan! Untuk kompromi. Hanya konflik yang mesti dipandang bukan
menjawab pertanyaan itu perlu masuk ke dalam jatidiri konflik instrumental antarsesama umat beragam karena
agama itu sendiri. Seorang cendekiawan Masdar Farid perbedaan bahasa dan cara tetapi konflik terhadap kekufuran,
Mas'udi mengajak masyarakat memandang hakikat agama yaitu keserakahan, kedzaliman, dan pengrusakan.
dalam tiga tataran. Dalam terminologi Islam, yang pertama Pada tataran kedua (syari'at), agama merupakan agama
adalah "hakikat", kedua "syari'at", dan yang ketiga formal yang hadir dalam kalam, wahyu, atau dalam wujud
"tharikat". Pada tataran pertama, agama merupakan kesa- konkretnya dalam "sabda-sabda kitab suci" bersama tafsir
daran azali yang bersumber pada bisikan ilahiyah dalam nalar manusia yang mengimaninya. Pada tataran kedua
hati nurani setiap manusia. Pada tataran kedua, agama ini agama hadir kepada manusia melalui perantara, yaitu
sebagai konsep ajaran atau doktrin yang ditimba dari bahasa, bahasa milik masyarakat manusia yang pertama
sumber wahyu kenabian. Ketiga, agama merupakan kali menjadi audiensnya; mantlsia mediator, utusan Allah
aktualisasi dan pelembagaan dari kedua tataran tersebut. yang berbicara kepada masyarakat audiens dengan bahasa
Sebagai kesadaran asali, suara ke-Tuhan-an yang perantara tadi. Berawal dari tataran syari'at yang formal
dibisikkan atau diilhamkan ke lubuk sanubari segenap ini maka agama menjadi berbeda-beda. Agama Yahudi
manusia di dunia, agama merupakan komitmen rohaniah dengan Taurat dan Nabi Musa-nya, Kristen dengan Injil
di satu sisi (ke dalam diri pribadi) untuk selalu berserah dan Nabi Isa; dan agama Islam dengan al-Qur'an dan Nabi
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Besar. Dan Muhammad-nya. Karena perbedaan dalam tataran ini tidak
di sisi lain (ke luar) merupakan komitmen untuk bersifat esensial dan absolut, melainkan perbedaan instru-
menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran dan keindahan yang mental (mediatorial) yang nisbi maka konflik yang terjadi
tak berhingga. Komitmen pertama dapat disebut sebagai antaragama yang disebabkan oleh perbedaan ini
komitmen spiritual, sedangkan yang kedua bisa disebut seharusnya disadari sebagai konflik yang tidak beralasan.
komitmen moral. Kerinduan para sufi untuk meluhur- Semua nabi dan utusan Tuhan agaknya menyadari benar
leburkan kepada Tuhan dan perjuangan para mujahid bahwa mereka adalah teman sejawat dengan misi yang
untuk menggelarkan kasih dan keadilan Allah secara sama.
menyeluruh merupakan fungsi sejati agama dalam tataran Agama dalam tataran ketiga sebagai realitas empirik
pertama ini. Semua agama dalam tataran ini sama, kecuali dan objektif dalam arena kehidupan masyarakat manusia
yang bukan agama. Perbedaan nama, kitab suci, dan nabi yang terpanggil untuk merealisasikannya. Agama sebagai
yang memperkenalkannya di hadapan agama ini tidak banyak tharikat, agama pergumulan, praksis adalah agama yang

143 144
dengan inti kesadaran (hakikat) dan ajaran-ajaran (syari'at) saat para pengikut agama-agama itu mulai terjebak untuk
mewujud dalam bentuk tindakan sosial objektif dari memutlakkan mediator (syari'at atau pembawanya) seolah-
masyarakat manusia yang beriman dalam konteks ruang olah hakekat itu sendiri. Sabda Allah (kitab suci) dan ma-
dan waktu tertentu. Agama dalam tataran ini adalah agama nusia yang bertugas menyampaikannya yang sebenarnya
yang dapat diamati pada tingkah laku manusia perseorangan merupakan instrumen bagi Allah, telah didistorsi oleh para
maupun lembaga-lembaga kehidupan masyarakat, baik pengikut dengan memutlakkannya, sehingga seakan-akan
dalam kehidupan ekonomi, politik, maupun budayanya. dianggap identik dengan Tuhan itu sendiri. Dalam Islam
Apa yang secara empirik dan objektif dilakukan oleh Nabi hal itu terjadi terutama kepada mediator Kitab Suci
Musa, Isa, dan Muhammad Saw dengan menggalang kelompok (syari'at)-nya, dan dalam I<risten hal yang sama terjadi
manusia beriman pada zamannya (dengan institusi normatif terutama pada mediator (nabi/lembaga Gereja) yang
dan sosialnya) adalah bentuk konfigurasi yang terbaik dari membawakannya. Dengan demikian, agama yang pada
agama pada tataran ketiga ini. Dengan dasar kesadaran awalnya adalah komitmen kemanusiaan yang bersifat
rohani yang dipertajam dengan konsep kognitif wahyu substansial-inklusif bergeser menjadi komitmen "per-
yang diterimanya, umat masing-masing utusan Tuhan itu kauman" yang bersifat eksklusif. Agama telah didefiniskan
hadir dalam peta sejarah manusia sezaman sebagai kekiatan dengan kitab sucinya, dengan tokoh pembawanya, bahkan
yang secara kritis mempertanyakan nilai kekufuran beserta dengan sebutan madzhab atau aliran penafsirannya.
kekuatan-kekuatan sosial (politik, ekonomi, maupun Kemudian konsep jihad dari agama-agama juga
budaya) yang menjadi pendukungnya. Dengan demikian, berubah. Apabila pada awalnya jihad agama-agama itu
agama-agama sebenarnya bukan suatu kekuatan yang adalah untuk menegakkan kasih dan keadilan, berubah
hanya menginginkan ketentraman, keheningan, harmoni, untuk menegakkan kebesaran kelompok sendiri dan
dan status quo. Agama adalah kekuatan ilahiyah dan sekaligus kehinaan pesaing-pesaingnya, Lawan mereka
rohaniah yang terpaku pada kesadaran paling dalam pada bukan lagi kekufuran yang didefiniskan sebagai "ke-
diri setiap manusia yang penuh dengan desakan kritik serakahan, kedzaliman, dan kesewang-wenangan", me-
atau bahkan kalau perlu konflik. Akan tetapi, bukan konflik lainkan kekufuran yang didefiniskan dalam wujud "orang-
"ke samping" dengan sesama umat beragama melainkan orang yang secara formal mengikuti kitab suci (syari'at)
konflik ke atas untuk menghadapi kekufuran yang biasanya atau rasul yang berbeda. Atau bahkan "orang-orang yang
melekat pada kelas (ekonomi, politik, maupun budaya). mengikuti nabi/kitab suci (syari'at) yang sama, tetapi
Masalahnya, pada tahap kesejarahannya masing-masing dengan madzhab penafsiran yang berbeda."
sepeninggal nabi pembawanya, agama pada tataran ketiga Tidak mengherankan, bila perjuangan agama, setelah
sebagai fenomena sosial yang empirik telah mengalami terjadi distorsi, adalah bagaimana mempengaruhi orang-
distorsi hebat. Kelembagaan agama yang pada awalnya orang yang berbeda keyakinan, agar secara sadar atau
merupakan sarana untuk mengejawantahkan kesadaran setengah sadar mau bergabung dalam keyakinan sendiri.
rohaniah (kerinduan akan keilahian dan komitmen pada Modus perjuangan agama ini bermacam-macam, sesuai
keadilan dan kerahmatan semesta alam) berubah menjadi dengan kesiapan sumberdaya dan dana yang tersedia pada
wahana untuk mengaktualisasikan dan sekaligus memupuk masing-masing. Kalangan penguasa di Indonesia
sentimen kelompok yang bersifat tertutup. Hal itu terjadi sebenarnya telah meletakkan agama yang terdistorsi ini

145 146
pada tempat yang semestinya, yaitu sebagai kekuatan Kemutlakan serta keabadian kitab suci bukan terletak pada
destruktif dan disintegratif yang sejajar dengan problem huruf dan kosa kata yang dipakainya, melainkan pada
kesukuan, ras, dan golongan. Semestinya, dengan begitu nilai spiritual-moral yang dikandungnya. Lembaga ke-
penganut agama mengetahui benar bahwa ia tidak hidup agamaan yang eksklusif dan tertutup hanyalah lembaga
sendiri tetapi penuh keyakinan bahwa yang lain harus ritual (ibadah mahdlah) yang memang hanya melibatkan
dikalahkan. Pada masa Orde Baru, pemerintah telah orang-orang yang percaya. Lembaga keagamaan sebagai
mengajak (dan mungkin dengan menggertak) masing- wahana yang mengikuti kehidupan soaial-lahiriah untuk
masing agama untuk bersedia hidup berdampingan dengan mengaktualisasikan komitmen moral pada dasarnya adalah
yang lain. Ajakan hidup berdampingan, atau lebih populer lembaga terbuka, seiring dengan terbukanya komitmen
disebut kerukunan antarkelompok agama, yang diprakarsai moral itu sendiri. Dengan pemahaman konsep kelembaga-
pemeuintah memang tampak beuhasil. Sejauh dibanding- an agama itu, maka usaha untuk mengkotak-kotakkan
kan dengan negara lain, seperti India, Inggris, atau Yugo- lembaga kehidupan (mulai negara, partai, ormas, hukum,
slavia, konflik yang mengakibatkan sentimen relatif pendidikan, atau pers) dengan atribut-atribut keagamaan
terkendali. Tetapi, bagaimana keadaan itu dapat terus tertentu pantas diwaspadai. Bahwa umat beriman dan
dipertahankan? Begitu mudahnya orang disulut karena beragama mengemban tugas suci untuk mengagamakan
masalah agama. Hasil jajak pendapat di Harian Kompas lembaga-lembaga kehidupan itu memang benar. Tetapi,
memberikan warning bahwa masyarakat Indonesia bukan dalam arti semata-mata membubuhkan atribut for-
gampang tersinggung bila agama mereka dilecehkan. Jadi, mal, tetapi lebih-lebih dengan cara memberikan ke dalam
masalah kerukunan beragama ini merupakan masalah yang lembaga itu muatan-muatan moral (kasih dan keadilan
sangat sensitif, tetapi harus dibicarakan dalam rangka semesta) yang menjadi keprihatinan seluruh umat manusia.
membangun masyarakat sipil yang kuat. Upaya yang harus Dakwah keagamaan juga harus ditinjau kembali.
dilakukan tidak cukup hanya sekadar upaya politik, tetapi Dakwah keagamaan harus dikembalikan pada maksud
juga upaya teologis. Upaya politik sandarannya pada substansial-kualitatif dan bukan kuantitatif. Dengan kata
kekuasaan atau kekuatan luar, sedangkan upaya teologis lain, dakwah agama bukan diartikan sebagai upaya me-
bersandar pada iman masyarakat itu sendiri; Untuk itu, nambah anggota komunitas kelompok tertentu, melainkan
harus dilakukan pemasyarakatan pemahaman agama dalam upaya penyadaran manusia untuk kembali pada komitmen
tiga tataran tersebut. Dengan pemahaman itu, masyarakat spirtual dan moral. Komitmen itu bersifat rohaniah yang
akan sadar mana yang hakikat, syari'at, dan mana yang secara fitri ada dalam diri setiap manusia. Hanya dengan
"hanya" tarekat. Syari'at merupakan mediator yang me- proses dekonstruksi dan redefinisi seperti itu akan ada
nengahi agama tataran pertama yang bersifat universal- harapan bahwa agama akan kembali pada kodratnya.
abadi (kesadaran rohani, iman) dengan agama pada tataran Agama bukan sebagai kekuatan yang hanya disejajarkan
ketiga yang bersifat partikular dan nisbi (kelembagaan aksi, dengan sentimen kesukuan dan ras (SARA), tetapi yang
amal). Dengan pemahaman seperti itu, semestinya umat lebih pokok lagi merupakan sebuah kekuatan ilahiah yang
beragama secara perlahan-lahan membenahi persepsi mengilhami manusia untuk bekerja sama menegakkan
mereka bahwa doktrin kitab suci (syari'at) bukanlah sesuatu kasih dan keadilan di dunia. Di samping masalah
yang bersifat mutlak dan abadi secara par excellent. konseptual itu, dalam jangka pendek sekarang ini para

147 148
pemuka agama dan penganut agama harus terus-menerus antara kaya dan miskin; desa dan kota, pusat dan daerah.
mempererat tall silaturahmi antarsaudara yang beragama Salah satu contoh yang patut disebut adalah cap yang
lain. Tall silaturahmi itu akan menjadi penangkal terhadap ditimpakan pada golongan Cina yang sering disebut
isu karena informasi yang keliru dan kecenderungan untuk "nonpri" sebagai makhluk ekonomi atau makhluk bisnis
saling mencurigai satu sama lain. Kegiatan sosial bersama (home economicus). Rasanya, kurang adil bila orang Cina
dapat menjadi semacam common platform dengan usaha- disebut memonopoli dunia bisnis. Mereka melakukan itu
usaha nyata memerangi masalah kemiskinan, keamanan, karena kesempatan di sektor lain tidak dibuka. Tentu saja
bencana alam, kenakalan remaja, dan penyakit sehingga ada pengecualian satu dua orang. Sebut saja di lingkungan
dapat lebih mempererat tall persaudaraan. Dengan militer atau politik, orang Cina belum merasa at home di
kegiatan-kegiatan itu akan terbangun solidaritas sosial atas sana. Selama di sektor lain tidak terbuka kemungkinan,
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. tentu saja mereka berkiprah hanya ngumpul di sektor yang
Untuk meneguhkan kerukunan antarumat beragama terbuka untuk mereka. Bila sektor-sektor lain dibuka,
dan untuk mengeliminir friksi-friksi antaragama, PKB niscaya mereka akan tersebar dan pasti dapat memberi
menumbuhkan dan mengembangkan sikap keberagaman kontribusi yang balk bagi bangsa ini.
yang inklusif dan toleran melalui bentuk-bentuk dialog Demikian halnya dalam masalah golongan, sering
antar iman secara otentik. Inklusivisme dan toleransi disebut ada golongan mayoritas dan minoritas. Sebetulnya,
beragama yang dikembangkan oleh partai adalah inklusi- di desa-desa dan di daerah pertanian, kerukunan itu
visme dan toleransi sejati yang sungguh-sungguh hidup sebenarnya sudah ada dan sudah terbina secara alami.
sebagai semangat berdemokrasi dan mempertinggi derajat Masing-masing saling menghargai dan menghormati dalam
kemanusiaan, bukan inklusivisme dan toleransi sebagai kegiatan-kegiatan bersama. Alasan mengapa di beberapa
retorika harmoni sosial. daerah adanya golongan itu menjadi masalah, faktor politik
yang memicunya. Politik dalam hal ini adalah politik yang
tidak memihak kepentingan rakyat, tetapi politik untuk
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir mencari kepentingan sendiri. Dalam masa Orde Baru,
perbedaan golongan, suku, dan agama ini tampak dibesar-
besarkan, sehingga ada alasan untuk menegakkan politik
untuk mempertahankan kekuasaan. Masyarakat tidak
diajari berpolitik secara bersih, secara fair, atau kesatria
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
tetapi politik dengan jalan pintas memobilisasi massa
melalui cara-cara kekerasan. Masyarakat Indonesia harus
Suku dan Golongan belajar lagi untuk berpolitik secara sehat. Politik itu untuk
kepentingan masyarakat, bukan hanya kepentingan
Masalah suku dan golongan sering dianggap masalah peka, golongan atau pribadi. Ada pepatah yang mengatakan,
yang potensial menjadi sumber konflik sosial. Sebetulnya, "Keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi."
bukan terletak masalah suku dan golongan an sich, tetapi Demikian pula pepatah lain mengatakan, Lawan bicara
agaknya masalah yang sebenarnya adalah kesenjangan adalah teman berpikir. Lawan dalam kampanye adalah

149 150
kawan untuk memacu pemikiran baru yang berguna bagi H. MATORI ABDUL DJALIL: DARI NU UNTUK
masyarakat. Semestinya, dalam pemilu menang atau kalah KEBANGKITAN BANGSA
harus diterima dengan lapang dada, karena bukankah
lawan politik kita juga memikirkan dan memperjuangkan ada yang Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida)-nya
kepentingan kita? Rerilah kesempatan kepada mereka murni putra daerah setempat. Bupatinya dapat datang dari
untuk berpikir dan berbuat yang terbaik untuk bangsa Jawa, pimpinan militernya dari Padang dan Kepala
ini, sebab pada akhirnya untuk kita-kita juga. I<ejaksaaan bisa orang Ambon atau Batak. Selama puluhan
tahun, mereka sudah dilatih untuk berpikir dalam kerangka
nasional bukan kedaerahan.
www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir Kedua, bahasa Indonesia teIah menunjukkan keheba-
tannya sebagai alat pemersatu dan alat komunikasi yang
efektif bagi masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia
merupakan rakitan dari berbagai budaya, kira-kira sepertiga
dari bahasa Sansekerta, sepertiga dari bahasa Arab, dan
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
sisanya dari bahasa-bahasa Eropa. Seperti sebuah sepeda,
komponen-komponennya berasal dari banyak macam
Optimis atau Pesimis? pabrik dan merk, tetapi akhirnya menjadi satu entitas ter-
sendiri. Bahasa terbukti telah menjadi kekuatan yang
Melihat perkembangan dan kerusuhan di daerah orang mempersatukan aneka suku dan golongan di Indonesia.
menjadi ngeri. Meski demikian, kita tetap berharap bangsa Ketiga, pembangunan yang dijalankan selama ini
ini tidak mengarah pada perpecahan. Negara ini tidak akan dengan segala positif dan negatifnya telah melatih bangsa
ambyar atau mengalami seperti bekas negara Yugoslavia Indonesia untuk saling bergantung (interdependen) antara
dikerat-kerat menjadi potongan-potongan kecil negara daerah yang satu dengan daerah lain, Kebutuhan orang di
suku atau daerah. Argumentasi yang bisa diajukan untuk Pulau Jawa akan dipenuhi dari pulau atau daerah lain.
itu adalah pengalaman sejarah seperti dirumuskan oleh Pulau Jawa "sendirian" tidak akan dapat menghidupi
Otto Bauer bahwa bangsa (nation) merupakan "persatuan warganya bila tidak dibantu oleh daerah lain.
perangai yang timbul karena persatuan nasib" (..eine aus Ketiga kekuatan itu menjadi modal untuk mem-
schiksalsgemeinschaft erwachsene Charaktergemeinschaft . pertahankan persatuan bangsa. Keunikan golongan, suku,
Persatuan nasib, dalam hal ini adalah penjajahan oleh dan daerah harus dihayati dalam semangat kebhinekaan.
bangsa asing yang menimbulkan penindasan, penderitaan, Artinya, kita tidak perlu melakukan oversimplifikasi,
dan pemiskinan bangsa dapat menjadi lem perekat menggampangkan masalah dengan melupakan berbagai
persatuan dan kesatuan bangsa. Di samping itu, ada perbedaan. Perbedaan-perbedaan itu harus dilihat dari
sejumlah fakta yang mendukung optimisme itu. semangat menjunjung tinggi kebhinnekaan. Bagaimana
Pertama, administrasi pemerintah yang disatukan (ttni- perbedaan-perbedaan itu diselesaikan dalam konteks
fled administration), Tiap daerah seliarang ini sudah tidak MEMBANGUN PERSAUI)ARAAN SEJATI

151 152
kebhinnekaan? Berkaca dari pengalaman masa lampau KEBANGKITAN BANGSA
partai-partai politik nanti dapat menjadi wahana untuk
menyelaraskan perbedaan-perbedaan itu menjadi zlnikzlm percerai-beraian. Jadi, terlalu optimistis bila dikatakan
kebinekaan. Bagi PKB, Negara Kesatuan Republik Indo- bahwa kesulitan yang dihadapi bangsa Indonesia dapat
nesia yang berdasarkan Pancasila adalah bentuk final bagi diselesaikan dengan gampang. Tetapi, terlalu pesimis juga
bangsa Indonesia. PKB, bersama partai-partai lain, secara bila dikatakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi tidak dapat
tegas akan menolak dan menentang segala upaya untuk diselesaikan oleh bangsa Indonesia.
memecah belah persatuan dan persaudaraan kebangsaan Dengan, dan melalui persaudaraan sejati, insya Allah
Indonesia. Dengan peran partai-partai politik akan terbina Pada waktunya nanti bangsa Indonesia dapat keluar dari
persaudaraan baru sebagai bangsa yang bersatu. Paling kesulitan-kesulitan besar yang dihadapi.
tidak, PKB sudah memulai dengan menyatakan diri sebagai
partai terbuka untuk siapa saja, warga bangsa ini. Tiba
waktunya kita bangkit membangun persaudaraan, keadilan, Sumber Bacaan
Kompas. "Cak Nur: Negara Agama tidak Diperlukan" 13
dan penegakkan hukum bagi kesejahteraan dan persatuan Januari 1999.
DPP PKB, Garis Perjtldngan Partai Kebangkitan Bangsa,
bangsa. Hendaknya partai politik mampu menjamin 1998
pelaksanaan kewajiban-kewajiban negara agar etika dan Kartono Mohamad, "Etika Masyarakat Madani", dalam
Kompas, 12 Januari 1999
1 Masdar Farid Mas'udi, "Agama dan Pluralitasnya", dalam
Th Sumartana et al. (ed) Mendidik Manusia Merdeka
(Yogyakarta: Interfidei, 1995)
moral tetap terjaga dalam masyarakat. Kompas, 28 Desember 1998 "Polling Kompas"
I. Haryanto (ed), Melangkah dari Reruntuhan Tragedi
Bagaimana partai-partai dapat menjaga agar ke- Situbondo (Jakarta: Grasindo, 1998)
pemimpinan negara yang bukan hanya individu, tetapi Flip Litaay, "Nasionalisme dan Integrasi Nasional" dalam
Bind Ddrmd, No. 55 Juni 1997
sistem atau institusi dapat menjalankan perannya dengan Samuel S. Lusi, Ekspansi Partisipasi Politik Massa ke Arah
Kebangkitan Civil Society", dalam Bind Darma No. 54
baik? Seperti dikatakan cendekiawan Nurcholis Madjid, Tahun 1997
yang diperlukan bukan pembentukan negara-agama,
melainkan komitmen bangsa untuk selalu memakai
pertimbangan etis di segala bidang persoalan. "Meskipun www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
sebuah negara tidak berdasarkan agama ..., tetapi jika
kukuh memengang komitmennya terhadap etika maka
negara itu akan kuat," tegas Cak Nur.
Masyarakat akan belajar bahwa bangsa yang bersatu
akan lebih kuat daripada bangsa yang terpecah belah. [ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
Bangsa Indonesia akan belajar bahwa persatuan yang
rasional akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan Bab7

H. MATORI ABDUL DJALIL: DARI NU UNTUK PARTAI, DISINTEGRASI, DAN KEBANGSAAN

153 154
Apa pun yang terjadi apabila bangsa Indonesia dapat mengalahkan idealisme sebagai ruh dan semangat ke-
menunjukkan kualitas serupa dengan yang mereka tunjukkan bangsaan.
selama perjuangan politik mencapai kemerdekaan, maka Ada kerisauan bahwa bangsa besar ini akan terancam
keberhasilan bangsa ini adalah amat besar disintegrasi, di mana paham kebangsaan kita terkeping-
(George McTurnan Kahin) keping menjadi paham kesukuan dan keagamaan, yang
semula menjadi unsur dari bangsa yang pluralistik.
Pada masa transisi ini, di mana pemerintahan belum Kekhawatiran ini menjadi semakin mencemaskan, dengan
mendapatkan mandat penuh dari rakyat melalui MPR-RI maraknya pikiran-pikiran primordialistik dan munculnya
dan masih belum mendapatkan legitimasi dan kepercayaan kembali politik aliran.
dari sebagian besar rakyat, menuntut tingkat kepekaan Semua ini terjadi akibat proses nation and character
yang tinggi serta respons yang cepat dalam mengantisipasi building mengalami stagnasi akibat penyelewengan yang
perubahan. dilakukan Orde Baru. Kedaulatan Rakyat dimanipulasi dan
Fenomena kekerasan telah menodai karakter ke- hak-hak politik rakyat kandas sewenang-wenang.
bangsaan kita, tindakan anarkis dan main hakim sendiri, Demokrasi dipasung dalam suatu sistem politik yang
yang menginjak-injak hukum dan menindas hak-hak asasi otoriter, penuh kediktatoran dan tidak efektif. Tidak ayal
manusia. Aksi-aksi kekerasan, teror dan kriminal politik kalau manajemen negara dipenuhi oleh bentuk-bentuk
yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, kekerasan, intimidasi dan teror yang jelas-jelas tidak
makin hari makin cenderung meningkat, baik kuantitas bermakna bagi perwujudan cita-cita nasional Indonesia
maupun kualitasnya. Rentetan kasus-kasus pembunuhan dan semangat kebangsaan kita. Orde Baru yang, meng-
massal di Banyuwangi dan tempat-tempat lain di Jawa, ingkari ideologi pembangunan akan berimbas pada stigma
penyerangan dan perusakan kantor YLBHI, pembunuhan politik "ekstrim kiri" atau "ekstrim kanan"
anggota Tim Relawan Untuk Kemanusiaan dan lain-lain-
nya. Kekerasan sepertinya telah menjadi identitas baru
bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang beringas dan tidak www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir
beradab.
Ada yang menganggap bahwa kekerasan tersebut
sebagai indikasi bahwa semangat kebangsaan kita telah
mendangkal, oleh terjadinya erosi rasa kebangsaan di
[ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
semua lapisan masyarakat. Semua itu disebabkan dan
bersumber dari kekerasan struktural, yang kemudian
berkembang menjadi kekerasan komunal yang bersifat Rekonstruksi Nation Building
kolektif. Sifat mendewakan kekuasaan di mana politik
berpanglimakan kekerasan, menafikan akal budi dan Dalam rangka rekonstruksi paradigma kebangsaan kita dan
mengabaikan etika politik. Primitifisme politik telah meneruskan proses nation building menuju integrasi bangsa
membalik sejarah kebangsaan Indonesia yang sudah kita yang utuh, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan bersama:
bangun puluhan tahun lalu kembali ke titik nol. Ia telah Pertama, nation building diarahkan pada pembentukan

155 156
negara kebangsaan modern (modern nation state), sebagai masih diwarnai persoalan primordialisme, baik kedaerahan
prasarana untuk mewujudkan keadilan, pemerataan, dan maupun keagamaan. Integritas keindonesiaan sebagai
kesejahteraan seluruh warga bangsa dengan demokrasi sebuah karakter kebangsaan masih harus diperjuangkan.
sebagai ciri utamanya. Demokratisasi yang mengaksentuasi Fenomena politik aliran dan munculnya partai-partai politik
rakyat sebagai pemegang kekuasaan perlu didahulukan. yang menggunakan simbol-simbol keagamaan terasa masih
Suatu bangsa yang tidak menempatkan partisipasi rakyat kental.
sebagai kekuasaan tertinggi sulit mewujudkan nilai-nilai Melihat realitas yang demikian maka dalam rangka
demokrasi, karena rakyat memandang negara dan bangsa integrasi nilai-nilai kebangsaan, kita dapat melakukan usaha
ini milik penguasa. Rakyat merasa tidak berkewajiban dekonvensionalisasi terhadap nilai-nilai yang bersifat
dalam proses berbangsa dan bernegara. simbolis primordialistik, --di mana nilai-nilai
Kedua, perlibatan rakyat dalam kerangka proses na- dikembalikan pada formalisme dan slogan,
tion and character building. Kesalahan utama dalam sejarah dikembalikan kepada signifikansi atas realisasi nilai-nilai
kebangsaan kita adalah pembentukan karakter kebangsaan yang disepakati bersama-menjadi nilai-nilai yang integral
kita berdimensi tunggal. Di sisi lain, ada apatisme kolektif dengan karakter keindonesiaan. Pendekatan yang
yang terjadi di tengah rakyat, sehingga menjadi sebuah demikian, sangat strategis dalam rangka merekonstruksi
kebudayaan bisu terhadap kelanjutan kebangsaan kita. kebangsaan kita yang rentan terkoyak seperti saat ini.
Rakyat yang diharapkan mampu memberi kontribusi Partai politik sebagai salah satu instrumen bagi pem-
utama dalam proses pembentukan karakter kebangsaan bentukan nation and character dalam artikulasi politiknya
menjadi gamang, karena peran pemerintah menjadi hendaknya mampu melakukan pendekatan tersebut. Kalau
dominan. Apalagi, tidak adanya kontrol yang dilakukan kita lihat perubahan situasi politik yang terjadi sekarang
oleh rakyat, semakin memberi peluang bagi penguasa ini membawa sebuah kekhawatiran baru, munculnya
untuk selalu menganggap bahwa dirinya adalah yang benar primordialisme yang menguat lewat gerakan-gerakan
dan berkuasa. Proses kebangsaan adalah milik penguasa, politik yang membawa simbol-simbol eksklusif. Indikasi
kebenaran ada di tangan penguasa bahkan negara adalah yang dapat dibaca, munculnya partai-partai politik yang
milik penguasa. membawa simbol-simbol primordialisme sempit dan
Pembentukan sikap kebangsaan yang dilakukan dalam eksklusivisme, yang berorientasi ideologis dengan tawaran-
situasi masyarakat yang depresi (civil depretation) akan tawaran "keselamatan akhirat" sebagai sentuhan dan
menghasilkan sikap kebangsaan yang semu. Kondisi ini eksploitasi identitas tunggal (singular identity) berupa
sangat berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan ideologi agama, aliran maupun yang mengarah pada
bernegara, rakyat akan dengan mudah terkoyak bila sektarianisme.
menghadapi suatu persoalan bangsa. Tidak ada lagi Kekhawatiran politik seperti ini patut dicermati dan
kekuatan emosional yang menjadi tall perekat di antara diperhatikan. Menurut hemat saya, parpol baru memang
rakyat. Untuk itu, penguasa jangan lagi menjadi decision penting dihindarkan dari aspek primordialisme, karena
maker tunggal. sebagai partai ia memiliki fungsi dan sah untuk merebut
Ketiga, kalau kita lihat kondisi aktual rasa kebangsaan, kekuasaan. Bila demikian, maka kekuasaan yang
ternyata masih semu. Persoalan kebangsaan yang mencuat dipegangnya - kekuasaan pemerintahan - sekalipun ada

157 158
batasan konstitusional akan dapat - sekurang-kurangnya fanatisme di antara dan di dalam komunitas-komunitas
secara terselubung - bersifat dan berorientasi pada pri- kedaerahan maupun agama. Agama tidak menegaskan
mordialisme, yang pada gilirannya akan melahirkan dirinya kembali sebagai suatu ideologi politik yang for-
pengerasan primordialisme, dan mengakibatkan adanya mal, tetapi ia berfungsi sebagai faktor dominan sumber
fragmentasi politik yang tajam dan dapat membahayakan arus informasi politik.
integrasi bangsa.
Catatan
Agar pembentukan parpol baru tidak mengarah pada
aspek primordialisme, maka harus ada kesepakatan awal Dikutip dari artikel H. Matori Abdul Djalil di Harian
dari para penggagas parpol baru. Kalau arah reformasi Merdeka, 4 November 1998
menyeluruh dimaksudkan ingin tetap mempertahankan
negara kesatuan Republik Indonesia dengan berbasis pada
UUD 1945 dan ideologi Pancasila, maka asas dasar parpol www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir

baru harus tetap mengacu pada ideologi kebangsaan


(Pancasila) yang sudah teruji sebagai asas kebangsaan dan
kesepakatan bersama "common platform". Sebab dengan
dibentuknya parpol baru yang tidak berbasis primordia- [ H. Matori - Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa ]
lisme, berarti mendukung adanya pengakuan pluralisme
di Indonesia. Sehingga yang muncul bukanlah parpol yang
eksklusif, namun parpol yang terbuka untuk warga TENTANG PENULIS
masyarakat tanpa membedakan suku, ras, dan agama.
Proyeksi partai ke depan lebih berorientasi pada pro-
gram-program yang menyentuh secara langsung pada
kebutuhan riil masyarakat, lebih bersifat terbuka dan Y.B. Sudarmanto setelah lulus dari Jurusan Pendidikan
inklusif, melabrak batas-batas ideologi, agama, dan ras. Sejarah IKIP (sekarang universitas) Sanata Dharma,
Eksploitasi terhadap agama akan membawa antagonisme Yogyakarta. Pada tahun 1990 bergabung dengan Penerbit
serta radikalisme keagamaan terbukti selalu berumur PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
pendek. Karena kekurangan visi dan misi politik serta Di samping meredaksi sejumlah buku, ia juga
program sosial politik yang masih akal sehingga sulit meraih membukukan sejumlah karya, antara lain Agama dan
dukungan massa. Maka orientasi program, harus menjadi Ideologi, Agama dan Politik! Anti-Kekerasan, Ke mana Setelah
mainstream perjuangan partai ke depan, sesuai dengan SLTA.2, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila 1-6
fungsi partai yang selama rezim Orde Baru telah terlantarkan. (tim), Metodolog i Belajar, Aksi Mahasiswa Menuju Gerbang
Di tengah-tengah upaya membangun kembali se- Reformasi, dan Sri-Bintang Pamungkas: Perintis Oposis dan
mangat kebangsaan dan struktur politik baru para reformasi, Reformasi.
konflik-konflik politik dan ideologi harus dihindarkan dari
artikulasinya melalui diskursus-diskursus keagamaan yang K Ariobimo Nusantara dilahirkan di Yogyakarta pada
membawa konsekuensi-konsekuensi negatif berupa tahun 1965. Gelar sarjana arkeologi diraihnya pada tahun
1989 dari Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra, Universitas
159 160
Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1990 ia bergabung
dengan PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
Pada November 1997 mendapat tugas sebagai participant
pada Asia/Pacific Copublication Programme (ACP) Meeting
dan Asia-Pacific Cooperative Programme for Reading Program
Selain meredaksi sejumlah buku, ia juga banyak
menulis di berbagai media massa. Hasil karyanya antara
lain Ilmu Pengetahuan Sosial 3-6 (tim), Pengantar Belajar
Sntropologi (bersama JS Kamdhi), Vademekum Wartawan
(penyadur), Aksi MdhdSiSWd Menuju Gerbang Reformasi,
dan Sri-Bintang Pamungkas: Perintir Oposisi dan Reformasi,
kontnbutor naskah pada program copubl;cation dari Asia/
Pacific Cultural Centre for UNESCO (ACCU), dan
kontributor naskah pada penerbit Mitsumura Educational
Co., Ltd., Tokyo.

R Masri Sareb Putra dilahirkan -di Sanggau Kapuas,


Kalimantan Bant, pada tahun 1962. Ia bekerja parth waktu
di harian Suara Indonesia pada desk benta kota (1985-1987).
Semas;h mahasiswa di STFT Widiasasana Malang,;a akt;f
mengelola pers kampus, Forum. Pengalaman itu memupuk
m;natnya unntk terus menekuni dunia tulis-menulis hingga
kini.
Sejak 1984 ia menulis di media massa umum, antara
lain Kompas, Basis, Surabaya Post, dan Bali Post. Tahun
1987 menerbitkan novel Flamboyan Kembali Berbunga
(Nusa Indah), lalu menulis cerita bersambung Tetes Cinta
yang Tercecer (Jawa Pos, 1988), Ujung Sebuah Kerinduan
(Surya, 1990). Bersama rekan-rekannya, ia menulis buku
Aksi Mahasiswa Menuju Gerbang Reformasi (1998), Sri-
BIntang Pamungkas: Perintis Oposisi dan Reformasi. Awal
tahun 1990 menjadi rednktur mingguan Hidup dan Sep-
tember 1990 bergabung dengan PT Gmmedia Widiasamnn
Indonesia (Grasindo).

www.kmnu.org - Copyright © NU Kairo

161 162

Anda mungkin juga menyukai