Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang
mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini
akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar
kalori yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak
mungkin mampu bekerja dengan hasil maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh
derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif,
dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja.
Manfaat yang diharapkan dari pemenuhun gizi kerja adalah untuk
mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan
gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja. Gizi kerja berkaitan erat dengan tingkat
kesehatan tenaga kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan
meningkatkan produktivitas perusahaan serta meningkatkan produktivitas nasional.
Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
penyusunan anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pengadaan atau pembuatan
bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan dan
pemasakan makanan, penilaian, pengemasan, distribusi atau penyajian makanan di
tempat kerja.
Sanitasi merupakan faktor penting dalam penyediaan makanan yang dilakukan
sebagai upaya pencegahan penyakit, keracunan ataupun gangguan kesehatan dengan
memperhatikan faktor makanan, orang, tempat serta perlengkapan yang digunakan
dalam mempersiapkan makanan. Selain itu sanitasi juga dapat diartikan sebagai usaha
masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sementara itu sanitasi industri adalah
usaha kesehatan masyarakat lingkungan dalam batas-batas tertentu termasuk cara-cara
pencegahan penyakit menular atau lain-lain gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja
yang tidak dapat dipisahkan dalam proses industri.
Pengawasan terhadap pencemaran di tempat kerja khususnya terhadap faktor
bahaya lingkungan kerja harus memenuhi standar lingkungan kerja yaitu nilai ambang
batas (NAB) sesuai dengan (1) Kepmenaker No : 51 tahun 1999 tentang faktor-faktor
bahaya fisik; (2) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : SE.01/MEN/1997 tentang
faktor bahaya bahan kimia dan PMP No : 7 tahun 1964 tentang syarat kebersihan ,
penerangan dan ventilasi udara.
Dari latar belakang tersebut menjadi landasan dalam melakukan kunjungan dan
pengamatan gizi kerja dan sanitasi di perusahaan PT. Adi Satria Abadi (ASA).

B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
1. Menambah pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan dan gizi pekerja perusahaan.
2. Mengetahui mengenai tentang sanitasi dalam menjaga lingkungan hidup.

A. MANFAAT

Manfaat pembuatan laporan ini adalah :

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan dan gizi pekerja


perusahaan terutama pada PT Adi Satria Abadi (ASA)
2. Sebagai masukan kepada PT Adi Satria Abadi (ASA) tentang pelaksanaan sanitasi dan
gizi kerja di perusahaan tersebut.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. GIZI KERJA
1. Pengertian dan ruang lingkup gizi kerja
Gizi berasal dari bahasa Arab “gizzah” yang artinya zat makanan sehat atau sari
makanan yang bermanfaat untuk kesehatan (Anonim, 1995; Irianto, 2004).

Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan
dengan kesehatan tubuh (Moehji, 2002; Sediaoetama, 2004). Sedangkan Hardinsyah dan
Victor dalam WKNPG VIII tahun 2004 definisi lengkap ilmu gizi yang merupakan
modifikasi dari National Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan
dengan gizi pada Seminar Pengembangan Ilmu Gizi pada tahub 2000, yaitu ilmu yang
mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada
pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta factor yang
mempengaruhinya (Sudiarti dan Indrawani, 2007).

Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi yang dikenal ada
lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ada kelompok yang
memasukkan air sebagai zat gizi dengan alas an zat tersebut digunakan dalam proses
metabolism dalam tubuh, namun pendapat tersebut belum diterima oleh semua ahli gizi.
Kelompok yang tidak setuju air dimasukkan sebagai kelompok zat gizi beralasan karena zat
tersebut mudah didapat dan merupaka zat tunggal. Sementara zat lain merupakan kelompok
ikatan yang berbesa, namun dianggap mempunyai fungsi yang sama dari pandangan sudut
Ilmu Gizi (Sudiarti dan Indrawani, 2007).

Makanan adalah bahan-bahan makanan yang dapat digolongkan menurut makanan


pokok (nasi, roti), lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu. Bahan-bahan ini
mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti protein karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Oleh karena itu makanan yang cocok adalah makanan berimbang (balance).
Diet), (Anies 2005; Sudiarti dan Indrawanni, 2007).

1. Landasan Hukum Pelaksaan Gizi Kerja

a. UU no. 1 tahun 1951 dan UU no. 12 tahun 1984 tentang Kondisi Fisik Tenaga
Kerja, setelah bekerja terus menerus selama 4 jam

b. UU no.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


c. Peraturan Menteri Perburuhan no 7 tahun 1964,

d. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no 01/Men/1979 tentang


Pengadaan Kantin dan Ruang Makan

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no 03 Men 1982 tentang

Pelayanan Kesehatan Keria

f. Surat Edaran Diren Binawas no.86 Bw/1989 tentang Catering bagi Tenaga Kerja

(Ediningsih, 2016)

2. Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja

Perlu dibedakan antara kebutuhan gizi minimal sehari dan kecukupan sehari:

a. Kebutuhan Gizi Minimal Sehari(MDR)

Merupakan dosis terkecil zat gizi yang diperlukan sehari agar seorang rata-rata tidak
menjadi sakit pada kondisi umum yang dianggap normal. Pada keadaan khusus MDR
(Minimal Daily Requiremen) tidak mencukupi, misal pada saat orang itu bekeria lebih dari
biasa atau pada saat stres fisik lain.

b. Kecukupan Gizi (RDA)

RDA (Recommended Daily Allowanoe) merupakan anjuran kebutuhan sehari yang


merupakan penjumlahan dari MDR dengan nilai tambah atau Batas Keamanan (BK).
Faktor yang mempengaruhi batas keamanan:

1) Tingkat yang mempengaruhi gizi yang ingin dicapai

2) Tingkat ekonomi masyarakat yang menentukan daya beli

3) Kelompok umur

4) Jenis kelamin

5) Kondisi fisik: hamil


Kecukupan gizi tenaga kera harus dipengaruhi dari hidangan sehari-hari. Oleh karena
itu jumlah kecukupan zat gizi ini perlu diterjemahkan ke dalam kebutuhan makanan
sehari ataupun di tempat kerja (Ediningsih, 2016).

3. Anjuran Kecukupan sehari untuk Zat-zat Gizi Tertentu

Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu zat tenaga
yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Berikut ini adalah kegunaan dari zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme.

a) Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh. Seseorang
yang memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi gemuk. Apabila
karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.

b) Protein

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini
selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur tubuh, juga akan
disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, akan tetapi dalam keadaan tidak
diterimanya makanan yang tidak bergizi. Secara terus menerus, dengan sendirinya akan
teriadi gejala-gejala kekurangan protein, diantaranya adalah, pertumbuhan terhambat,
daya tahan tubulh menurun. Rentan terhadap penyakit, dan daya kerja merosot.

c) Lemak

Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh.
Fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenaga pada tubuh. Di samping fungsinya
sebagai sumber tenaga. Lemak juga merupakan bahan pelarut dari vitamin D, E, dan K.
Untuk tubuh orang dewasa, dibutuhkan sekitar 15.30% energi dari lemak untuk
mendapatkan total energi, asam lemak essensial, dan vitamin larut lemak yang adekuat.

d) Vitamin

Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien,
namun tetap diperlukan untuk mempertahankan kebutuhan tubuh. Menurut sifatnya,
vitamin dibagi menjadi dua, larut lemak (vitamin D, E, K), dan larut air (B dan C).
Faktor-faktor yang biasanya menyebabkan seseorang kekurangan vitamin yaitu:

1) Kurang memakan makanan yang kaya vitamin (sayur dan buah)

2) Tubuh kekurangan zat-zat essensial yang membantu penyerapan vitamin

3) Adanya gangguan pada sistem pencemaan (misalnya Infeksi saluran cerma atau pasca
operasi saluran cerna)

4) Adanya zat dalam makanan atau obat yang dikonsumsi yang mengganggu penyerapan
vitamin

5) Interaksi dari beberapa jenis vitamin dalam tubuh menyebabkan terganggunya


metabolisme vitamin apabila kekurangan salah satu komponen dari vitamin tersebut.

e) Mineral

Mineral merupakan mikronutrien yang memegang peranan penting dalam


pemeliharaan fungsi tubuh baik dalam tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Kebutuhan mineral harian dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
daging dan kacang-kacangan

f) Air

Air sangat dalam proses metabolisme tubuh. Kehilangan 10% cairan tubuh dapat
dibutuhkan dapat menyebabkan penurunan kesadaran, sedangkan kehilangan hingga 20%
menyebabkan kematian, Air berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur dalam
metabolisme tubuh, terutama dalam pembentukan karbohidrat menjadi energi. Makin
besar energi yang diproduksi, maka makin besar pula kemungkinan produktivitas
kerianya

4. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kerja

a. Ukuran tubuh. Makin besar ukuran tubuh, makin besar pula kebutuhan energ dan zat
gizi lainnya, meskipun usia atau kegiatan yang dijalani sama
b. Usia. Makin tua usia seseorang, makin berkurang kebutuhan energi dan zat gizinya
sebaliknya, anak-anak memerlukan kebutuhan energi yang lebih besar karena selain
untuk tenaga, anak-anak juga membutuhkan energi tersebut untuk pertumbuhan.

c. Jenis kelamin. Laki-laki membutuhkan dan zat gizi lebih banyak dari

d. Kegiatan sehari hari. Pekerja berat membutuhkan lebih banyak energi protein dari
pekerja ringan atau sedang

e. Kondisi tubuh tertentu. Ibu hamil atau menyusui lebih bayak membutuhkan
energi dibandingkan sebelum ia hamil/menyusui.

f. Lingkungan kerja. Lingkungan kerjn yang tidak nyaman, monoton akan mengurangi
produktivitas pekerja

5. Aturan Kecukupan sehari untuk zat Gizi Tertentu

a. Energi

Energi dinyatakan dalam kalori. Energi ini dihasilkan oleh zat gizi makro, yaitu
karbohidrat, lemak dan protein. Untuk 8 jam kerja di perusahaan perlu disediakan

makanan dan minuman paling sedikit 45% dari kecukupan energi selama 24 jam (35%
makanan lengkap 10% selingan). Untuk shift malam, perlu diberikan makanan yang
disesuaikan dengan kebiasaan makan dan kecukupan energi perhari.

Tabel I Angka kecukupan gizi dan protein yang diajukan sehari

Jenis Laki-Laki Perempuan


Kegiatan
Umur : 20 – 59 Tahun Umur : 20 -59 tahun
BB : 62 Kg BB : 54 Kg
Energi ( Kal) Protein (gr) Energi ( Kal) Protein (gr)

b. Hidrat Arang

Kebutuhan hidrat arang dihitung dari energi yang berasal dari hidrat arang, untuk
orang Indonesia 60-70 % dari total energi sendiri.

c. Protein
Rata-rata diperlukan 1 gr tiap KgBB untuk protein yang berasal dari hewan dan
1.2 gr tiap kgBB berasal dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk makanan campuran

d. Lemak

Kebutuhan lemak tergantung dari kebutuhan energi 20-25 persen dari total energy
perhari. Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin.

e. Vitamin dan mineral

Adalah berfiungsi mengatur dan melindungi proses dalam tubuh, pembentukan

enzim dan hormon, tulang dan jaringan

f. Air

Merupakan pelarut, mengatur sistem keseimbangan dalam proses tubuh manusia,

merupakan unsur yang paling dibutuhkan dalam jumlah yang sangat besar: 60%

dari BB manusia adalah air

6. Hubungan Gizi Kerja dan Produktivitas

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gizi kerja sangat berhubungan dengan

produktivitas. Haggard dan Greenberg menunjukkan bahwa efisiensi otot serta gula

darah seseorang meningkat sehabis makan dan akan menurun perlahan seiring

bertambahnya waktu. Menurut mereka, pemberian makanan tambahan setiap dua

jam akan menjaga kadar gula darah dan efisiensi otot tetap tinggi. Darwin Karyadi

menemukan bahwa pekerja yang makan dua kali sehari lebih banyak menderita

anemia gizi dibanding mereka yang makan tiga kali sehari. Sementara FAO

menyatakan bahwa energi sangat mempengaruhi produktivitas kerja, sedangkan

vitamin, mineral, dan protein mempengaruhi efektivitas kerja.

7. Pelaksanaan Gizi Kerja di Perusahaan


Pelaksanaan gizi kerja di perusahaan dapat dilakukan dengan cara:

a. Penyediaan kantin dan ruang makan

b. Penyediaan preparat gizi seperti tablet Fe dan vitamin

c. Memberikan penyuluhan gizi

d. Memberikan makanan di tempat kerja

Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat peting untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan produktifitas kerja. Penerapan gizi kerja di perusahaan menjadi keharusan investasi yang
rasional bagi perbaikan kualitas tenaga kerja. Disamping aspek kesehatan, dalam gizi kerja
juga terkandung aspek kesejahteraan dan pengembangan sumber daya (Anies, 2005).

Penyelenggaraan gizi kerja di perusahaan dapat dilaksanakan oleh perusahaan sendiri,


pengusaha boga atau kafetaria yang diorganisasi perusahaan. Namun menyelenggarakan gizi
kerja yang baik bukan sekedar memenuhi kewajiban memberikan makanan dengan sumber
standar tertentu kepada tenaga kerja. Tidak kurang penting adalah fungsi pengawasan, agar
pelaksanaanya sesuai harapan, (Anies, 2005).

Secara garis besar, kebutuhan gizi untuk pekereja sama dengan kebutuhan setiap orang
seharinya, tetapi dirinci dengan perbedaan pada kebutuhan jenis aktivitasnya dan lama
kegiatan dilakukan. Apabila aktifitas seseorang normal seperti pegawai administrasi
perkantoran atau bekerja ringan sampai sedang dapat dirata-rata sesuai anjuran ecukupan gizi
rata-rata (Subur, 2005).

Komposisi yang cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan terdiri dari 50-
55% karbohidrat, 25-35% lemak, 10-15% protein dan secukupnya air, vitamin serta mineral.

Kebutuhan energi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:

a. Metabolisme basal: energi minimal yang diperlukan untuk melaksanakan hajat biologis
selama 24jam.

b. Energi untuk melaksanakan kerja luar: jumah energi yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan selama satu hari ditambah basal metabolisme.
Nilai BMR menurut kelompok umur dan jenis kelamin

Umur (Th) Laki-laki Perempuan

18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496

30-60 11,6 b + 879 8,7 B + 829

>60 13,5 B + 487 10,5 B + 596

Angka kecukupan energi dengan tingkat aktivitas fisik

Aktivitas Jenis Kegiatan Fak . aktivitas


Ringan
Laki-laki 75% waktu digunakan untuk 1,58
duduk/berdiri
Perempuan 25% waktu untuk 1,45
duduk/bergerak
Sedang :
Laki-laki 40% waktu untuk duduk/ 1,67
berdiri
Perempuan 60% waktu untuk aktif pada 1,65
pekerjaan tertentu
Berat :
Laki-laki 25% waktu digunakan untuk 1,88
duduk/berdiri
Perempuan 75% waktu untuk aktif pada 1,75
pekerjaan tertentu

Kegiatan pelaksanaan gizi di perusahaan, meliputi :

1. Penyelenggaraan kantin dan ruang makan serta melaksanakan sanitasi


penyelenggaraan makan secara menyeluruh.
2. Penyediaan preparat gizi : vitamin, mineral, oralit,dll
3. Penyuluhan gizi kerja
4. Pemberian makan di tempat kerja
- Frekuensi makan
- Perilaku makan sehat
Faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang :

1. Ukuran
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Kegiatan sehari-hari
5. Kondisi tubuh tertentu
6. Lingkungan

B. SANITASI

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan


maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan benda berbahaya.
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan, sedangkan higiene adalah
bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat .

Terdapat berbagai macam higiene, diantaranya adalah sebagai berikut

1. Higiene Pribadi (higiene Perorangan)

Kesehatan pribadi khususnyn bagi merekn yang terlibat dan bekerja pada sebuah
perusahaan bengkel kereta api perlu diperhatikan, karena hal ini selain penting untuk
dirinya sendiri jugan untuk kelangsungan perusahaan,

2. Higiene Lingkungan

Lingkungan merupakan sasaran utama higiene untuk diperbaiki (dikoreksi) dan dicegah
(prevensi) terjadinya hal-hal yang berhubungan dengannya khususnya ditujukan kepada
masalah air, limbah, pencemaran udara. Pcrumahan, pengawasan pembawa(vektor
penyakit dan sebagainya). Semuanya ini bertujuan terciptanya faktor-faktor lingkungan
fisik manusia yang serasi dan sempurna, sehingga perkembangan fisik manusia dapat
diuntungkan, dan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dapat dipelihara dan
ditingkatkan. Mengingat luasnya cakupan permasalahan, maka bidang-bidang yang
memiliki relevansi tinggi dengan kegiatan profesional dibidang perbengkelan kereta api
yang berhubungan dengan hygiene lingkungan adalah sebagai berikut.
a. Air bersih, tersedia air bersih dengan kualitas yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Syarat fisik: tidak berwarna. tidak berasa, tidak berbau, jerni, suhu di bawah suhu
udara (rasa nyaman)

2) Syarat Bakteriologik: secara teoritis air minum hendaknya terhindar dari


kemungkinan tercemar dengan bibit penyakit, terutama yang bersifat patogern.

3) Syarat Kimiawi hendaknya air minum tidak tercemar secara berlebihan dengan zat-
zat kimia atau mineral. Hendaknya yang berbahaya bagi kesehatan, zat kimia yang
terdapat dalam air minum tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat
penyimpanannya, sedangkan zat bahan kimia atau mineral yang dibuatkan oleh
tubuh terdapat dalam kadar yang wajar.

b. Sampah (refuse) yakni sebagian dari sesuatu yang tidak dapat dipakai atau disenangi
harus dibuang, umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, tetapi
yang non biologis dan umumnya bersifat padat. Pengelolaan sampah meliputi tiga hal
pokok yakni

1) Penyimpanan sampah: disimpan di tempat sampah untuk sementara sebelum


dikumpulkan untuk kemudian diangkat dan dibuang, atau dimusnahkan Kotak
sampah yang dipakai barus kuat tidak mudah bocor, dilengkapi dengan tutup yang
mudah dibuka.

2) Pengumpulan sampah umumnya dilaksanakan oleh pemerintah, atau masyarakat


secara bergotong royong. Dalam pengumpulan sampah baiknya dilakukan
perpisahan, satu bak untuk pembuangan sampah basah, dan satu bak sampah
dibuang untuk sampah kering yang mudah dibakar.

3) Pembuangan sampah, sampah dibuang untuk dimusnahkan(tahap terakhir)

Tempat pembuangan sampah harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan,


yaitu:

a) Terbuat dari bahan yang cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan permukaan
bagian dalam rata atau halus

b) Dilengkapi penutup yang mudah dibuka atau ditutup tanpa mengotori tan
c) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang
dihasilkan.

c. Limbah

1) Pengelolaan limbah cair

Pengendalian pencemaraan air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan


pencemaran air serta pemuliban kualitas air untuk menjamin kualitas air agar
sesuai dengan baku mutu air. Air buangan adalah masuknya atau di masukannya
benda padat cair dan gas sedalam air dengan sifatnya berupa endapan padat
tersuspensi, terlarut, sebagai koloid emulsi yang menyebabkan air
dimaksud harus di pisahkan atau dibuang dengan sebutan air buangan. Air
limbah/air kotor/air basah ialah air yang tidak bersih, karena mengandung berbagai
zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia, dan lazimnya karena
perbuatan manusia. Pengendalian air limbah bertujuan untuk melindungi kesebatan
masyarakat dari kemungkinan terjangkitnya penyakit, mencegah terjadinya
kerusakan tanaman, dan untuk menyediakan air bersih untuk keperluan hidup
sehari-hari.

2) Pengendalian pencemaran udara

Pencemaran udara menurut PP No 41 tahun 1999 tentang pengendalian


pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat energi dan atau
komponen lain ke dalam udara amibien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya.

3) Pengendalian pencemaran tanah

Pembuangan bahan berbahaya sering dilakukan secara tidak benar sehingga


sering membahayakan lingkungan sebagai contoh air H2So4, batu baterai bekas
(Pb) lampu-lampu merkuri (Hg) dibuang begitu saja ke permukaan tanah,
apabila musim hujan bahan berbahaya tersebut di atas akan kontak dengan
badan air seperti sungai, danau yang merupakan sumber air baku untuk air minum.
Limbah padat pada umumnya dibuang dengan jalan ditanam dalam tanah, apabila
tidak dapat dilakukan karena sifat racunnya maka harus ditanarm dalam tanah
dengan di masukan terlebih dahulu ke dalam drum-drum khusus yang tidak akan
hancur oleh air tanah. Penanganan yang lebih aman lagi yaitu setelah dimasukkan
kedalam drum khusus di tanam dalam tanah dengan waduk beton yang dilapisi
plastik.

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

1. Identitas Perusahaan

Nama perusahaan : PT. Adi Satria Abadi (ASA)

Jenis Perusahaan : Industri Penyamakan Kulit

Alamat Perusahaan : Ds. Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul

Tanggal Kunjungan : 23 Maret 2018

Jumlah Karyawan : 227 orang

2. Proses Produksi
1. Bahan yang diperlukan:

 Bahan baku : Kulit domba dan Kulit kambing


 Bahan tambahan : bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium
chloride, amoniak dan soda kue

2. Mesin/Peralatan kerja yang digunakan : drum kayu, mesin shaving, double setter,
mesin stacking, togling, mesin tanning, mesin enzine, mesin talking, mesin milling,
mesin ukur, drum zat kimia dan penyedot debu.

3. Proses produksi :

 Gudang bahan baku (sortasi pickle)


 Tanning
 Shaving
 Dyeing-Retan
 Enzine-Setter
 Hanging-Milling
 Wide Stacking
 Stacking
 Polish
 Togle
 Gudang

4. Barang yang dihasilkan :

 Produk utama : Kulit jadi


 Produk sampingan : Tidak ada

5. Limbah : Padat dan Cair


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gizi Kerja

4.1.1 Pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja :

Para pekerja mendapatkan teh manis pada pagi hari sebelum mulai bekerja sekitar
pukul 07.00 dan susu sekitar pukul 10.00 setiap harinya para pekerja juga
mendapatkan buah saat makan siang.

4.1.2 Pemberian makan siang bagi tenaga kerja

Ada pemberian makan siang bagi tenaga kerja melalui jasa catering oleh
penduduk sekitar pada saat jam istirahat kerja pukul 12.00 sampai dengan pukul
12.30.

4.13 Variasi menu :


Menu yang disajikan cukup bervariasi yaitu berupa nasi, lauk, sambal, dan buah.

Variasi lauk tersebut bervariasi tiap harinya.

Senin : Ikan gereh, krupuk, sambal, sayur asam, buah

Selasa : Daun singkong, telur dadar, sambel, kerupuk, buah

Rabu : Soto Ayam, sambal, tempe, kerupuk

Kamis : Lele, sambal, lalapan, kerupuk

Jumat : Capcay, sambal, tempe, kerupuk, buah

Variasi menu (pola menu berulang tiap 2 minggu)

Lauk : Ikan, Ayam, Tahu, Telur

Sayur : Sop, Lodeh, Oseng kangkung, capcay, gudeg

Buah : pisang, salak, pepaya

4.1.4 Penyajian :

Menurut Permenkes no 304/Menkes/Per/IX/1989 persyaratan penyajian makanan


adalah sebagai berikut :

a. Harus terhindar dari pencemaran

b. Peralatan untuk penyajian harus terjaga kebersihannya

c. Harus diwadahi dan jamah dengan peralatan bersih

d. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersih

e. Peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah dicuci

Penyajian makan pada perusahaan tersebut belum memenuhi syarat karena makanan
yang disajikan dibungkus dengan kertas pembungkus makanan berwarna coklat (kertas
minyak) dan tidak disediakan alat makan yang memadai, sehingga para pekerja makan
menggunakan tangan atau membawa alat makan sendiri. Makanan dibagikan dan dimakan di
ruang kerja masing-masing (tidak disediakan ruang makan khusus untuk pekerja). Dan untuk
penyaji makanan tidak dapat dinilai karena makanan yang disajikan oleh jasa catering di
rumah, tidak diketahui perilaku dan pakaian yang digunakan saat menyajikan makanan.

4.1.5. Angka Kebutuhan Energi Pekerja PT. ASA

Perhitungan ini diasumsikan seorang pekerja Tn. R (45 tahun) yang bertugas melakukan
peregangan kulit (intersitas kerja sedang).

BMR (Basal Metabolic Rate) 11,6 BB + 879 1517 KKal


11,6 (55) + 879

Angka kecukupan energi untuk aktifitas 1,67 x BMR 2533,39 KKal


fisik tertentu (intensitas sedang) 1,67 x 1517
Energi yang harus disediakan untuk Tn K 2533,39 + (10% 2786,729 KKal
x 2533,39)
Energi yang harus tercukupi untuk makan 35% x 2786,729 975,35515 KKal
siang

Kelengkapan Gizi dan Kecukupan Gizi

Para pekerja sebagian besar adalah laki-laki dengan rentang usia 25-50 tahun dengan berat
badan berkisar antara 45-60 kg. Pekerjaan mereka tergolong ke dalam kerja dengan intensitas
sedang-berat.

Jenis Makanan Komposisi URT Berat (gr) Total kalori


Nasi Putih 2 x ¾ gelas 200 350
Sayur Lodeh 1 bungkus 100 61
Nasi + Sayur
plastik
Lodeh + Tempe Tempe Goreng 1 potong 25 59
goreng + Pisang ukuran sedang
mas Minyak 1 sendok teh 5 50
Pisang Mas 1 buah sedang 75 72

Total Kalori yang disediakan PT ASA 592


Defisit Kalori 383,35515
KKal
Dari perhitungan di atas didapatkan defisit kalori sebesar 383,35515 Kkal. Makanan yang
disajikan tidak memenuhi kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh tenaga kerja selama bekerja
dalam sehari.

Jenis/Beban Kerja

Dalam hal ini jenis/beban kerja digolongkan berdasarkan kerja ringan, kerja sedang dan kerja

berat. Berdasarkan pengamatan kami semua beban kerja seluruh ruangan tergolong kedalam

beban kerja ringan sampai sedang. Yang tergolong beban kerja ringan yaitu berdiri

memeriksa dan membereskan bahan, berdiri didepan mesin dan memutar tombol, berdiri

mengepack bahan kulit. Sedangkan yang tergolong beban kerja sedang yaitu menyetrika

bahan kulit, mendorong kereta pengangkut bahan kulit, menjepit bahan kulit (toggling),

menyeret bahan kulit. Kami juga melihat beban kerja berdasarkan output kalori yang

dikeluarkan menggunakan rumus :

Beban Kerja Basal Metabolisme + Rerata Beban Kerja

Basal Metabolisme (BM) BB (Kg) x (1 atau 0.9 kkal/jam)*

Rerata beban kerja = Perkiraan BK x 60 Kkal/jam

Ket: * : 1 untuk tenaga kerja laki-laki

0.9 untuk perempuan

Kami menghitung beberapa kalori yang dikeluarkan pekerja di PT ASA :

1) Subunit Gudang Finish

Pada subunit gudang finish pekerjaan yang dilakukan adalah mempacking barang sambil

berdiri, berdasarkan tabel perkiraan rerata beban kerja konstanta untuk pekerjaan tersebut

adalah 1.85.
Seluruh pekerja adalah laki-laki dengan rata-rata berat badan 52 kg dengan basal

metabolismenya adalah 52 Kkal/jam. Perhitungan rerata beban kerja adalah 1.85 x 60

Kkal/jam = 111 Kkal/jam. Beban kerja = 52 + 111 Kkal/jam = 163 Kkal/jam. Hasil ini sesuai

dengan penggolongan jenis pekerjaan dengan beban kerja ringan (<200 Kkal/jam).

2) Subunit Ruang Wet-Blue

Pada subunit ruang ini, pekerjaan yang dilakukan adalah mendorong kereta bermuatan bahan

baku kulit. Berdasarkan tabel perkiraan rerata beban kerja konstanta untuk pekerjaan tersebut

adalah 3.85. Seluruh pekerja adalah laki-laki dengan rata-rata berat badan 52 kg. Dengan

demikian basal metabolismenya adalah 52 Kkal/jam. Perhitungan rerata beban kerja adalah

3.85 x 60 Kkal/jam = 231 Kkal/jam. Beban kerja = 52 + 231 Kkal/jam = 283 Kkal/jam. Hasil

ini sesuai dengan penggolongan jenis pekerjaan dengan beban kerja sedang (200-350

Kkal/jam).

4.1.8 Dapur

Perusahaan memiliki dapur yang digunakan untuk membuat hidangan minuman yakni susu
dan teh. Petugas dapur berjumlah 3 orang menyediakan minuman karyawan. Dapur terletak
di bagian belakang ruang Milling, dan bersebelahan dengan tempat penyimpanan bahan
kimia. Di dapur terdapat wastafel untuk tempat pencucian gelas, kompor, panci, ceret,
gayung, dispenser, dan rak untuk membawa gelas-gelas. Pencahayaan dapur karyawan ini
hanya menggunakan sinar matahari sehingga dapur tampak kurang terang. Kebersihan
dapur tergolong cukup. Dapur ini hanya dipergunakan untuk membuat minuman pagi
seperti teh dan susu. Pada kunjungan kali ini kami mendapatkan beberapa gelas berisi susu
murni untuk dibagikan kepada para pekerja.

1. Sanitasi Perusahaan

a) Kebersihan perusahaan

Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana dengan baik tidak
terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan dan mengganggu estetika lingkungan,
walaupun masih juga terdapat beberapa tempat yang masih kurang bersih. Tersedianya
tempat sampah dibeberapa titik namun tidak dipisahkan antara sampah organik dan non
organik, tidak ada penutupnya. Dan ada beberapa sampah bahan baku yang masih
berserakan di lantai walaupun sudah disediakan tempat sampah. Pengangkutan sampah
dilakukan setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah.

Para pekerja diberikan alat-alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember dan
beberapa alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan lingkungan
kerjanya setiap 10 menit sebelum jam kerjanya selesai.

b) Kerapihan dan Keindahan

Tata ruang dan kerapihan dalam kantor administrasi dan klinik cukup baik, akan
tetapi aspek keindahan masih kurang. Pada bagian dalam pabrik terlihat penempatan dan
penyusunan alat yang sudah rapi dan baik, akan tetapi penataan barang yang diproduksi
masih terlihat kurang rapi. Halaman luar dari ruang produksi terdapat tanaman-tanaman
hijau yang rapi dan terawat, tetapi ada dibeberapa titik tanaman hijau yang tidak terawat
sehingga menimbulkan kesan tidak rapi. Tanaman di lingkungan pabrik bermacam-
macam jenisnya sehingga menambah keasrian dan keindahan lingkunga pabrik.

c) MCK

Jumlah MCK di perusahaan tersebut sudah memadai dengan jumlah karyawan


sekitar 247 orang dengan jumlah MCK pada masing-masing bagian produksi sebanyak
1-2 MCK Pada setiap Unit Produksi. Kebersihan MCK tidak merata dimana kamar
mandi bagian administrasi tergolong bersih, namun MCK di dalam pabrik tidak bersih
dan tidak terawat. Kualitas air di kamar mandi baik dimana tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa dan jernih.

d) Site Plan

Jumlah taman dan tanaman dibandingkan dengan luas bangunan pabrik tampak
cukup seimbang (memenuhi ketentuan 30% ruang terbuka hijau). Jenis tanaman cukup
bervariasi mulai dari rumput, tanaman hias dan pohon besar yang rindang.

Konstruksi gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah tertata cukup baik
walaupun masih terdapat di beberapa tempat kabel listrik yang di lantai dan dinding
tanpa pelindung. Ventilasi udara cukup memadai, akan tetapi aliran sirkulasi udaranya
masih kurang sehingga terasa agak panas dan bau. Di ruang Polishing tidak cukup luas
sehingga mobilitas di ruang tersebut sangat terbatas membuat sirkulasi aliran udara
kurang.

e) Penerangan

Penerangan untuk beberapa tempat sudah cukup baik, namun sebagian unit
produksi yang lain masih kurang baik, penerangan untuk ruang bahan baku dan ruang
produksi basah berasal dari sinar matahari saat siang hari dan lampu pada malam hari,
dan untuk ruang produksi kering dan gudang selalu menggunakan sumber lampu.

f) Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang diambil dari
kedalaman 60 meter melalui proses penyulingan. Kualitas air cukup baik, tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air ini digunakan untuk sumber air minum, air
produksi, dan air MCK. Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air di filter reversible
osmolarity dan dimasak.

g) Kebersihan Kantin dan Peralatannya

Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus untuk pekerja.
Untuk makanan, perusahaan menggunakan jasa catering luar. Para pekerja makan pada
saat jam istirahat di ruang istirahat yang tersedia disetiap unit produksi.

Perusahaan juga tidak menyediakan ruang makan bagi para pekerjanya meskipun
jumlah pegawainya di atas 100. Hal ini tentu kurang sesuai dengan Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Makan. Aturan tersebut jelas menyatakan bahwa 1. Semua perusahaan yang
mempekerjakan buruh antara 50 sampai 200 orang, supaya menyediakan ruang/tempat
makan di perusahaan yang bersangkutan.
2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang, supaya
menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan.

IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Sanitasi Perusahaan

a) Kebersihan perusahaan

Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana dengan baik tidak
terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan dan mengganggu estetika lingkungan,
walaupun masih juga terdapat beberapa tempat yang masih kurang bersih. Tersedianya
tempat sampah dibeberapa titik namun tidak dipisahkan antara sampah organik dan non
organik,tidak ada penutupnya. Dan ada beberapa sampah bahan baku yang masih
berserakan di lantai walaupun sudah disediakan tempat sampah. Pengangkutan sampah
dilakukan setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah.

Para pekerja diberikan alat-alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember dan
beberapa alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan lingkungan
kerjanya setiap 10 menit sebelum jam kerjanya selesai.

b) Kerapihan dan Keindahan

Tata ruang dan kerapihan dalam kantor administrasi dan klinik cukup baik, akan
tetapi aspek keindahan masih kurang. Pada bagian dalam pabrik terlihat penempatan dan
penyusunan alat yang sudah rapi dan baik, akan tetapi penataan barang yang diproduksi
masih terlihat kurang rapi. Halaman luar dari ruang produksi terdapat tanaman-tanaman
hijau yang rapi dan terawat, tetapi ada dibeberapa titik tanaman hijau yang tidak terawat
sehingga menimbulkan kesan tidak rapi. Tanaman di lingkungan pabrik bermacam-
macam jenisnya sehingga menambah keasrian dan keindahan lingkunga pabrik.

c) MCK

Jumlah MCK di perusahaan tersebut sudah memadai dengan jumlah karyawan


sekitar 247 orang dengan jumlah MCK pada masing-masing bagian produksi sebanyak
1-2 MCK Pada setiap Unit Produksi. Kebersihan MCK tidak merata dimana kamar
mandi bagian administrasi tergolong bersih, namun MCK di dalam pabrik tidak bersih
dan tidak terawat. Kualitas air di kamar mandi baik dimana tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa dan jernih.

d) Site Plan

Jumlah taman dan tanaman dibandingkan dengan luas bangunan pabrik tampak
cukup seimbang (memenuhi ketentuan 30% ruang terbuka hijau). Jenis tanaman cukup
bervariasi mulai dari rumput, tanaman hias dan pohon besar yang rindang.

Konstruksi gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah tertata cukup baik
walaupun masih terdapat di beberapa tempat kabel listrik yang di lantai dan dinding
tanpa pelindung. Ventilasi udara cukup memadai, akan tetapi aliran sirkulasi udaranya
masih kurang sehingga terasa agak panas dan bau. Di ruang Polishing tidak cukup luas
sehingga mobilitas di ruang tersebut sangat terbatas membuat sirkulasi aliran udara
kurang.

e) Penerangan

Penerangan untuk beberapa tempat sudah cukup baik, namun sebagian unit
produksi yang lain masih kurang baik, penerangan untuk ruang bahan baku dan ruang
produksi basah berasal dari sinar matahari saat siang hari dan lampu pada malam hari,
dan untuk ruang produksi kering dan gudang selalu menggunakan sumber lampu.

f) Penyediaan Air Bersih


Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang diambil dari
kedalaman 60 meter melalui proses penyulingan. Kualitas air cukup baik, tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air ini digunakan untuk sumber air minum, air
produksi, dan air MCK. Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air di filter reversible
osmolarity dan dimasak.

g) Kebersihan Kantin dan Peralatannya

Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus untuk pekerja.
Untuk makanan, perusahaan menggunakan jasa catering luar. Para pekerja makan pada
saat jam istirahat diruang istirahat yang tersedia disetiap unit produksi. Untuk peralatan
makan dicuci di dapur menggunakan air dari bak penampungan, setelah dicuci disimpan
di dalam lemari tertutup.

IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Untuk IPAL pabrik ini sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah yang
bertempat di pabrik bagian belakang terpisah dengan bagian lain pabrik. Limbah pabrik
ini berupa limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair perusahaan ini memiliki dua
jenis, yang mengandung logam dan yang tidak mengandung logam. Untuk pengolahan
limbah cair non logam sudah sangat baik dan tetata rapi. Dan untuk limbah cair yang
mengandung logam chrom diolah dengan menggunakan alat sehingga bagian logam
dapat diambil kembali dan digunakan untuk produksi (30%) dan setelah bebas logam
limbah tersebut lalu dicampur dengan pengolahan air limbah yang lain berupa campuran
bahan kimia sisa obat (bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium chloride,
amoniak).

Untuk pengolahan air limbah cair campuran terbagi dalam 3 tahapan, yaitu :

 Tahap pertama, limbah yang berasal dari proses produksi dan nonproduksi (dari
dapur) ditampung dalam bak dan dilakukan proses kimiawi dengan ditambahkannya
kapur dan dilakukakan proses koagulasi.
 Tahap kedua, setelah proses koagulasi maka limbah akan dialirkan dalam bak biologi,
selanjutnya di beri microbiologi agent yang berfungsi untuk menguraikan zat-zat yang
berbahaya dari limbah tersebut.
 Tahap ketiga, limbah yang berasal dari bak biologi, selanjutnya dilakukan filter atau
penyaringan. Sehingga hasil akhirnya, limbah cair tidak tercemar oleh zat kimia lagi,
dan akhirnya limbah tersebut dialirkan ke sungai di belakang pabrik.

Limbah padat dibungkus dengan karung sementara disimpan di tempat


penyimpanan dengan ukuran 8 x 8 meter. Kemudian diolah oleh perusahaan limbah di
Cileungsi, Bogor. Perusahaan penyamakan ini hanya mempunyai izin untuk
penampungan limbah padat sementara.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke PT Adi Satria Abadi menyimpulkan bahwa


sanitasi lingkungan perusahaan kurang baik, dimana fasilitas MCK tidak memadai, tempat
sampah, penyediaan air bersih dan IPAL juga kurang memadai. Dapur untuk mengolah
makanan juga tidak bersih dan berantakan. Air cuci piring tidak mengalir. Bahan-bahan
makanan dan tempat cuci piring diletakkan berdekatan dengan bahan kimia. Hasil akhir
pengelolaan limbah masih belum baik.

Terjadi defisit antara kalori yang dibutuhkan oleh pekerja dengan asupan kalori yang
dimakan. Menu juga kurang bervariasi dan kurang memenuhi menu gizi seimbang.

4.2 SARAN

1. Diperlukan adanya penyediaan tempat sampah organic maupun non organic


serta penutupnya.
2. Kebersihan lingkungan perusahaan perlu ditingkatkan.
3. Meningkatkan kebersihan MCK, dapur, tempat cuci tangan, dan cuci piring.
4. Lokasi dapur sebaiknya tidak bersebelahan dengan tempat penyimpanan
bahan kimia.
5. Diperlukan penyediaan ruang makan yang memadai.
6. Diperlukan perbaikan tempat pengelolaan limbah.
Gambar

Anda mungkin juga menyukai