Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat maka akan sulit mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan yangn diinginkan. Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan,
kurikulum hendaknya adaptif terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Dalam kurikulum terdapat pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi
standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan pengembangan materi
standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Depdiknas telah menyiapkan kompetensi inti berbagai mata pelajaran untuk
dijadikan acuan oleh para guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Dalam hal ini tugas utama guru adalah menjabarkan, menganalisis
mengembangkan indikator dan menyesuaikan kompetensi dasar dengan karekteristik dan
perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah serta dan kondisi dan kebutuhan
daerah.
Dalam hal ini, untuk mengetahui praktik dan penerapan kurikulum di Mts
Miftahulum Mranggen Kelas VIII Semester II, maka peniliti melakukan survey dan
observasi dengan metode interview dan pengumpulan data. Hasil survey tersebut akan kami
sampaikan dalam laporan ini.

B. Latar Belakang

1. Apakah corak kurikulum bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum?


2. Apakah tujuan kurikulum bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum?
3. Bagaimana materi bahasa Arab dalam penyampaian materi empat keterampilan
berbahasa Arab dan tiga unsur bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum?
4. Bagaimana organisasi kurikulum bahasa Arab MTs. Miftahul Ulum?
5. Apakah saja problematika kurikulum bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum?
6. Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum?
7. Bagaimana kurikulum yang ideal?
C. Tujuan Kegiatan
1
Tujuan dari diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui kurikulum bahasa Arab di
MTs. Miftahul Ulum sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui corak kurikulum bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum.
2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum.
3. Untuk mengetahui materi bahasas Arab dalam penyampaian materi empat keterampilan
berbahasa Arab dan tiga unsur bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum.
4. Untuk mengetahui organisasi kurikulum bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum.
5. Untuk mengetahui problematika kurikulum bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum.
6. Untuk mengetahui cara mengevaluasi pembelajaran bahasa Arab di MTs. Miftahul
Ulum
7. Untuk mengetahui bagaiman kurikulum yang ideal.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Bahasa Arab
“Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.” Bahasa Arab merupakan alat komunikasi
2
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan antara
anggota masyarakat di wilayah Jazirah Arab. Ada beberapa pendapat pakar mengenai
pengertian bahasa Arab, diantaranya :
1. Syaikh Mustafa Al-Gulayayniy memberikan pengertian bahasa sebagai
berikut: “Bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan Bangs Arab dalam
mengutarakan maksud atau tujuan mereka.”
2. Ahmad Al-Hashimiy memberikan pengertian bahasa Arab sebagai berikut :
“Oleh sebab itu bahasa Arab adalah suara-suara yang mengandung sebagian huruf
hijaiyyah”.
Definisi bahasa Arab yang dikemukakan oleh dua orang pakar di atas, isi dan
redaksinya saling berbeda tetapi maksud dan tujuannya sama. Oleh karena itu, penulis
menarik kesimpulan bahwa bahasa Arab itu adalah alat yang berbentuk huruf hijaiyyah
yang dipergunakan oleh orang Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik
secara lisan maupun tulisan.
Perlu dijelaskan disini bahwa sesungguhnya bahasa Arab dalam
perkembangannya sudah banyak negara non Arab yang menggunakan dalam percakapan
sehari-hari. Sebagai contoh dapat dilihat dari negara kita sendiri pada beberapa pondok
pesantren yang menggunakan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari. Disamping itu
dapat pula dilihat dari banyaknya kata-kata bahasa Arab yang diserap kedalam bahasa
Indonesia. Bahkan bahasa Arab itu sudah menjadi bahasa resmi di Perserikan Bangsa-
Bangsa (PBB).
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.
Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan
memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab
serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu
memahami sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa
Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.

3
Dalam pembelajaran bahasa Arab ditekankan pada empat aspek, yaitu:
menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira'ah), dan menulis (kitabah).1
Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary) dititikberatkan pada
kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat
pendidikan menengah (intermediate), keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara
seimbang. Adapun pada tingkat pendidikan lanjut (advanced) dikonsentrasikan pada
kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu
mengakses berbagai referensi berbahasa Arab. Empat bidang utama ini menjadi target
yang perlu dikembangkan pada siswa. Upaya pencapaian tujuan tersebut diantaranya
dapat dilakukan dengan latihan-latihan sebaga berikut:
Bahasa Arab dalam kurikulum di Madrasah memiliki tujuan sebagai berikut :2
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan
maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak
(istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu
bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-
sumber ajaran Islam.
3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan
budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik
diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman
budaya.
B. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman
Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata Curir, artinya pelari
dan Curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus
“ditempuh” oleh pelari.3 Selanjutnya istilah kurikulum di gunakan dalam dunia
pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum.
Namun demikian, dalam penafsiran yang berbeda itu ada juga titik kesamaan. Titik

1 Depag RI, Permenag Nomor 2 Tahun 2008, Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan Bahasa Arab MI.

2 Depag RI, Permenag Nomor 2 Tahun 2008, Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan Bahasa Arab MI.

3 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum di Sekolah, (Bandung; Sinar Baru Algensindo,
1988), hlm. 4
4
kesamaan itu adalah bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha
mengembangkan peserta didik sesuai tujuan yang ingin di capai.4
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan
pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Apabila ditelusuri lebih jauh, kurikulum memiliki berbagai macam arti, yaitu:
sebagai rencana pengajaran, sebagai rencana belajar murid, dan sebagai pengalaman
belajar yang diperoleh murid dari sekolah atau madrasah.5
Adapun Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem
Pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum tetap diterapkan
oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum 2006 yang biasanya dikenal dengan
kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang mana sistem KTSP
telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa
kurikulum berwujud rencana pendidikan dalam bentuk dokumen yang tertulis.
Dokumen-dokumen itu diberi label kurikulum.
C. Komponen – Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sitem, memiliki komponen yang saling berkaitan
satu sama lain. Komponen-komponen tersebut baik secara sendiri maupun bersama
menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. 6 Sedangkan

4 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2010), cet. 3 hlm. 3

5 Hidayat, Sholeh, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung:PT Remaja Rosda Karya,2013), hlm.20

6 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta:
Teras, 2009), hlm. 79
5
di dalam UURI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat
19 juga ditegaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran utuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 7Jadi,
pengertian komponen kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai suatu bagian-
bagian yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan.
Komponen tersebut saling keterkaitan satu sama lain sehingga mencerminkan
satu kesatuan utuh sebagai program pendidikan. Uraian berikut ini akan menjelaskan
empat komponen kurikulum:
1. Komponen Tujuan
Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang sangat
penting karena akan mengarahkan dan mempengaruhi komponen-komponen
kurikulum lainnya. Berdasarkan hierarki tujuan, tujuan pendidikan nasional
merupakan tujuan yang menduduki posisi paling tinggi sehingga menjadi payung
bagi tujuan-tujuan di bawahnya.8
Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan perwujudan domain-domain didik
diupayakan melalui suatu proses pendidikan yang jika dibuat berurutan, tujuan
pendidikan itu adalah sebagai berikut:
a Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pndidikan nasional merupakan tujuan pendidikan tertinggi dan bersifat
umum. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
tujuan pendidikan nasioal adalah menciptakan manusia Indonesia yang
beriman, bertakwa, terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kepribadian yang mantap, mandiri dan
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b Tujuan Instusional
Tujuan Instusional merupakan tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga
pendidikan, artinya apa yang seharusnya dimiliki peserta didik telah
menamatkan lembaga pendidikan tersebut. Keberadaan tujuan pendidikan harus

7 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta:
Teras, 2009), hlm. 1

8 Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 82
6
menggambarkan kelanjutan dan memiliki relevansi yang kuat dengan tujuan
pendidikan nasional.
c Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tindak lanjut dari tujuan instusional dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan dari suatu lembaga pendidikan. Tujuan ini
harus dicapai oleh setiap bidang studi mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan
kurikuler dapat didefinisikn sebagai kualifikasi yang harus dimiliki peserta
didik setelah menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu pendidikan.
d Tujuan Intruksional
Tujuan intruksional merupakan tujuan terakhir dari tiga tujuan yang telah
dikemukanan terlebih dahulu. Tujuan ini bersifat operasional, yakni diharapkan
dapat tercapai pada saat proses belajar mengajar yang bersifat langsung. Untuk
mencapai tujuan ini, biasaya seorang pendidik perlu membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).9
2. Komponen Isi/Materi
Komponen materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai
komponen tujuan. Yang dimaksud dengan komponen materi adalah bahan-bahan
kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman dan keterampilan yang
dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan.
Materi kurikulum merupakan isi kurikulum. Undang-undang pendidikan
menetapkan bahwa “isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pengajaran untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan nasional”. Menurut Nana
Sujana (2002) isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman
belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.
Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah
maupun pengalaman belajar adalah:
a. Disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan.
b. Perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan
dan kebutuhan masyarakat.
c. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak

9 Tim Pengembangan MKD Kurikulum dan Pengembangan, Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012), hlm. 48-52
7
hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari
cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku
maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak
didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil
yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak
didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian,
bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.10
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui
evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian –
bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk
melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat
berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau
belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang
ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai
fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk
melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis,
yaitu tes dan non tes.
D. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang
akan diajarkan atau disampaikan kepada murid atau merupakan suatu cara menyusun
bahan atau pengalaman belajar ingin dicapai dengan tujuan mempermudah siswa dalam
mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan
belajar, sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif.

10 Hamid Syarif. Pengembanagan Kurikulum, (Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009), hlm.108
8
Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam
pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang
hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya
dan cara menyajikannya kepada murid-murid.
Pada prinsipnya organisasi kurikulum disusun untuk mempermudah proses
pembelajaran kepada siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan
optimal.
E. Implementasi Bahasa Arab
Implemnetasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum
yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan
pelaksanaan dan pennantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan,
mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program
remedial.
2. Pelasanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta
didik tersebut.
3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum
semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara
utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan kurikulum.

Dengan tahap-tahap tersebut akan tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang telah


ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan pemanfaatan
dan penerapan kurikulum baik yang ideal maupun actual.
F. Problematika Kurikulum Bahasa Arab
Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum di Indonesia:
1. Kurikulum Indonesia Terlalu Kompleks
9
Jika dibandingkan dengan kurikulum di negara maju, kurikulum yang
dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan
siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya.
Ssiswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah
ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh
materi yang diajarkan. Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan
hanya memahami sepintas tentang materi tersebut. Dampaknya, pengetahuan
siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing
siswa akan berkurang.
2. Seringnya Berganti Nama
Kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun,
perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah
konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan
kurikulum Indonesia. Bahkan, pengubahan nama kurikulum mampu dijadikan
sebagai lahan bisnis oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Pengubahan nama kurikulum tentulah memerlukan dana yang cukup
banyak. Apabila diluhat dari sudut pandang ekonomi, alangkah baiknya jika dana
tersebut digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih berpotensi untuk kemajuan
pendidikan.
3. Kurang Lengkapnya Sarana dan Prasarana
Berjalannya suatu kurikulum akan sangat bergantung pada sarana dan
prasarana pendidikan yang dimiliki. Sementara, apabila kita terjun langsung ke
tempat, maka akan kita dapati masih banyaknya sekolah yang masih belum
memiliki sarana yang lengkap.
4. Kurangnya Pemerataan Pendidikan
Meninjau mengenai sarana dan prasarana, hal ini berkaitan dengan
kurangnya pemerataan yang dilakukan Mendiknas. Selain itu, pemerataan
pendidikan juga ditinjau dari segi Satuan Tingkat Perdidikannya. Hal ini berkaitan
dengan materi yang diajarkan di sekolah pada Tingkat Satuan Pendidikan tertentu.
5. Kurangnya Partisipasi Siswa

10
Siswa kurang mampu mengeluarkan potensi dan bakatnya. Hal ini karena
siswa cenderung pada ketakutan akan guru karena pengenalan selintas materi
tanpa berusaka mengembangkan materi (pasif). Siswa hanya terpaku pada materi
yang diajarkan oleh guru tanpa adanya rasa ingin berusaha untuk mengembangkan
potensinya.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Corak Kurikulum Bahasa Arab


Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan untuk mata pelajaran bahasa
arab kelas VIII Semester II di MTs. Miftahul Ulum, menganut Kurikulum 2013 yang
merupakan kurikulum bercorak modern dimana proses pembelajaran ataupun
pengajaran yang berlangsung tidak hanya terbatas pada mata pelajaran tetapi
menyangkut pengalaman di luar sekolah sebagai kegiatan pendidikan dan penunjang

11
wawasan keilmuanya. Ditunjang dengan status akreditasi sekolah tersebut, maka bahasa
arab dipelajari dan dikembangkan sesuai dengan rencana yang terorganisir oleh guru
yang bersangkutan. Dan harapanya para siswa tidak merasa monoton atau pun bosan
karena proses pembelajaran tidak hanya menyangkut pembelajaran bahasa arab di kelas
saja namun juga segala aspek pembelajaran diluar kelas sana.
B. Tujuan Kurikulum Bahasa Arab
Tujuan umum pendidikan di MTs. Miftahul Ulum diwujudkan dalam upaya
untuk meneruskan cita-cita pendidikan bangsa yang tercantum pada UUD
( mencerdaskan bangsa, berakhlakul karimah, bertaqwqa, dsbg)
Tujuan khusus dari penyelenggaraan pendidikan di MTs Miftahul Ulum
adalah mengembangkan pendidikan dalam hal akhlaq. Hal ini sesuai dengan Visi Mts
Miftahul Ulum yaitu mencerdaskan siswa dalam aspek agama dan akhlaq, dikarenakan
regulasi MTS Miftahul Ulum berbasis pondok.
Sedangkan untuk tujuan kurikulum bahasa Arab tersendiri memiliki tujuan, sebagai
berikut:
1 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan
maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak
(istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
2 Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu
bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji
sumber-sumber ajaran Islam.
3 Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan
budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik
diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam
keragaman budaya.
B. Materi Bahasa Arab
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Huri selaku guru pengampu bahasa
Arab, materi pelajajaran bahasa Arab masih menggunakan Buku Kurikulum dari
Kemenag. Buku terbitan dari kemenag tersebut sudah menggunakan pendekatan
saintifik kurikulum 2013.

12
Pembelajaran dan pengajaran mata pelajaran bahasa arab kelas VIII di MTs
Miftahul Ulum tersebut menggunakan bahan ajar/buku paket Bahasa Arab MTs dari
Kemenag dengan Tim Kontributor Naskah yaitu diantaranya: Zaenal Muttaqin, Momon
Mujiburrahman, Faruq Baharudiin, Khoiron Durori, dan Aris Anwaril Muttaqin dan
penyelia penerbitan yaitu: Dorektorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam dan Kementrian Agama Republik Indonesaia. Secara aplikasi belum
mencakup empat ketrampilan berbahasa yaitu ( mendengar/menyimak, membaca,
menulis dan berbicara) hal tersebut terlihat pada materi dan evaluasi yang diberikan
kepada para siswa-siswinya dan beberapa kendala terkait pemahaman siswa. Namun
sebenarnya, materi yang disediakan dalam buku sudah mencangkup empat maharah
tersebut.
1 Mendengar/menyimak.
Secara umum ketrampilan menyimak sudah mencakup dalam mata pelajaran
bahasa arab di kelas VIII MTs Miftahul Ulum seperti kemampuan siswa untuk
memahami bunyi / ujaran dalam bahasa arab dengan baik dan benar-benar.
Biasanya hal ini dilakukan melalui kaset-kaset rekaman yang sengaja disediakan
oleh gurunya,
2 Membaca (Qiro’ah).
Pada kemahiran membaca di MTs Miftahul Ulum tidak mengalami kendala, dan
hal ini menjadi fokus utama pengajar, karena membaca merupakan proses utama
dalam memproduksi sebuah bahasa.
3 Menulis (Kitabah)
Ketrampilan menulis di Miftahul Ulum sudah mencakup dalam mata pelajaran
bahasa Arab. Ketrampilan menulis ini ditunjang dengan pemahaman kaidah-
kaidah bahasa Arab yang disampaikan per tema.
4 Berbicara (Kalam)
Ketrampilan berbicara sudah termuat dalam mata pelajaran bahasa arab MTs
Miftahul Ulum. Dalam pelaksanaanya, ketrampilan berbicara ini erat
hubungannya dengan ketrampilan menyimak. Siswa diminta untuk
mendengarkan rekaman yang berisi percakapan misalnya, kemudian diminta
untuk menirukan.
D. Organisasi Kurikulum Bahasa Arab

13
Organisasi kurikulum yang dipakai di MTs. Miftahul Ulum adalah corelated
curiculum. Hal ini dikarenakan MTs. Miftahul Ulum mengedepankan akhlakul karimah
dan merupakan sekolah yang berbasis pondok. Oleh karena itu, pengetahuan antara satu
mata pelajaran dihubungkan dengan pelajaran yang lain. Misalnya bahasa Arab
dihubungkan ke materi akhlak. Hal ini ditujukan untuk membekali peserta didik agar
bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam beradab.
E. Problematika Kurikulum Bahasa Arab
Setiap proses kehidupan apapun, pasti mengalami kendala-kendala yang
dihadapi,.begitu pun dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa arab kelas VIII
di MTs. Miftahul Ulum, Adapun permasalahan tersebut adalah :
1 Guru
a. Keterbatasan waktu untuk mata pelajaran bahasa Arab yaitu hanya
45 menit dalam seminggu.
b. Guru bahasa Arab tidak dari lulusan bahasa Arab
c. Terbatasnya jumlah guru mata pelajaran bahasa Arab yaitu hanya 1
(satu) orang. padahal maple bahasa arab berlaku untuk semua kelas VII
sampai IX
d. Terbatasnya jumlah media pembelajaran khusus dalam pembelajaran
bahasa arab di sana, jadi masih terkesan monoton.
2 Siswa
a. Sebagian siswa ada yang baru mengenal tulisan Arab bahkan ada
yang tidak mampu membaca tulisan Arab. Jadi proses pembelajaran harus
dimulai dari awal.
b. Tidak semua siswa mempunyai motivasi yang sama dalam
pembelajaran bahasa Arab. Sehingga terkadang siswa merasa jenuh.
F. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar qira’ah siswa MTS
Miftahul Ulum, yaitu dengan melalui tes prestasi belajar atau ujian. Adapun jenis
evaluasinya adalah ulangan harian yang dilaksanakan setelah selesai mempelajari satu
tema bacaan, ujian MID semester yang dilaksanakan pada pertengahan semester, dan
ujian akhir yang dilaksanakan pada akhir semester.
Dalam pelaksanaannya, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Huri,
bahwasannya setelah menyelesaikan setiap satu bahasan atau bab langsung diberikan
14
ulangan/tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa.
Sedangkan untuk pelaksanaan ujian mid dan ujian semester ditentukan oleh pihak
sekolah. Adapun materi yang diujikan adalah materi yang telah diajarkan selama masa
pembelajaran satu semester.
G. Kurikulum Bahasa Arab yang Ideal
Menurut kami kurikulum ideal adalah kurikulum yang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional sehinga terjadi korelasi yang berati dan terintegrasi dengan baik.
Interpretasi dari kurikulum yang ideal adalah kurikulum tersebut mampu memjawab
kebutuhan siswa. Sehingga tercipta perubahan yang signifikan. Kurikulum bukanlah
suatu sistem pendidikan yang tiap tahun musti dirombak dan segera dicekokakan pada
semua siswa. Berikanlah waktu untuk dapat mengukur sejauh mana kurikulum mampu
menjawab tanntangaan global.
Pelaksanan pembelajaran bahasa Arab di MTs Miftahul Ulum ini, jika dilihat
dari persiapan pembelajaran dan kesesuai materi maka sudah pas dan sesuai. Namun,
jika dilihat dalam pelaksananya masih terdapat beberapa kendala yang menyebabkan
tidak terwujudnya tujuan pembelajaran bahasa Arab di MTs Miftahul Ulum.

15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan observasi dan kajian data yang telah dilakukan oleh penulis, maka
dapat disimpulkan bahwasanya adalah :
a Kurikulum yang digunakan oleh MTs. Miftahul Ulum dalam mata pelajaran bahasa
arab bercorak modern yaitu menganut Kurtilas (Kurikulum 2013).
b Dalam pengajaran empat ketrampilan berbahasa, jika dilihat dari materi yang
disediakan maka sudah memenuhi. Namun, dalam prakteknya masih menemui beberapa
kendala.
c Untuk evaluasi dalam pembelajaran bahasa arab alangkah lebih baik jika
menggunakan teknik tertulis dan berbicara satu persatu menghadap gurunya.
Disesuaikan dengan ketrampilannya. Dan tentunya juga ditunjang dengan
d Permaslahan dalam pembelajaran bahasa arab di sekolah tersebut adalah
keterbatasan alokasi waktu, jumlah guru bahasa arab yang ada, tingkat motivasi siswa
yang berbeda-beda dan berbagai pemasalahan lain yang menyebabkan tidak
terwujudnya tujuan pembelajaran Bahasa Arab di MTs. Miftahul Ulum secara
keseluruhan.

B. Saran
Saran dalam kegiatan observasi dan kajian perangkat pembelajaran ini adalah,
bahwa dibutuhkan kekreatifitasan dan keinovativan yang tinggi dalam menyusun dan
merencanakan pelaksanaaan pembelajaran sehingga waktu yang sinkat, guru yang terbatas
dapat teratasi dan murid pun merasa senann beajar bahasa arab.
C. Kata Penutup
Puji syukur atas segala karunia kami persembahkan dengan sedalam-dalamnya
kepada Allah SWT Tuhan pencita alam semesta, atas anugerahNya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
Sholawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW
sebagai Nabi terakhir zaman yang kami nanti-nanti syafaatnya.Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga penulis sangat
16
berharap atas saran dan kritik yang membangun dari pembaca yang budiman demi
perbaikan selanjutnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhirnya laporan serahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan
selalu berharap semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi lembaga yang
berkaitan serta pihak yang berkepentingan dengan laporan ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Depag RI. Permenag Nomor 2 Tahun 2008. Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan
Bahasa Arab MI.
Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. 2013.
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi. Yogyakarta: Teras. 2009.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: kencana Prenada Media
Group. 2010.
Sudjana, Nana Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum di Sekolah. Bandung;
Sinar Baru Algensindo. 1988.
Syarif, Hamid. Pengembanagan Kurikulum. Pasuruan: Garoeda Buana Indah. 2009.
Tim Pengembangan MKD Kurikulum dan Pengembangan. Kurikulum dan
pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2012.
Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.

18
LAMPIRAN I

PROFIL MTS MIFTAHUL ULUM

MTs Miftahul Ulum merupakan suatu yayasan yang terletak di penghujung jalan
mewah (mepet sawah), tepatnya di Jl. K. Bahran No. 35, Ds. Ngemplak, Kec. Mranggen,
Kab. Demak. Mts Miftahul Ulum sendiri merupakan yayasan pendidikan yang bergabung
dengan pondok pesantren al-Bahraniyyah yang diampu oleh Kiai Bahran dan dilanjutkan
oleh putra beliau Romo Kiyai Ma’shum Al-Hajj. Dan sekarang dilanjutkan menantu beliau
(K.H Ma’shum) yaitu Romo Kiyai Muhyidin Irsyad. Mts Miftahul Ulum ini merupakan
sekolah yang berbasis pondok dimana tidak sedikit ilmu-ilmu pondok dimasukan kedalam
proses pembelajaran di Mts Miftahul Ulum. Yaitu berupa kitab-kitab, seperti kitab fiqih,
akhlaq, dsbg.

Mts Miftahul Ulum dibangun pertama kali dengan tujuan untuk mencerdaskan
anak-anak. Tidak hanya dalam aspek dunia yang menjadi fokus, terlebih lagi terfokuskan
pada pendidikan moral yang lambat laun mulai terkikis oleh fantasi dunia modern.

19
LAMPIRAN II

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1.1. Menyadari pentingnya kejujuran dan percaya diri
sebagai anugerah Allah dalam berkomunikasi dengan
lingkungan social sekitar rumah dan madrasah

1.2. Meyakini adanya motivasi internal (intrinsik)


sebagai anugrah Allah untuk pengembangan kemampuan
1. Menghargai dan berbahasa Arab.
menghayati ajaran agama yang
dianutnya 1.3. Mengamalkan sikap amanah sebagai anugerah Allah
untuk memperatikkan bahasa Arab sebagai bahasa
komunikasi internasional dan pengantar dalam mengkaji
khzanah keislaman.

2. Menghargai dan
2.1. Menunjukkan perilaku jujur dan percaya diri dalam
menghayati perilaku jujur,
berkomunikasi dengan lingkungan sosial sekitar rumah
disiplin, tanggung jawab,
dan sekolah.
peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri,
2.2. Menunjukkan perilaku motivasi internal (intrinsik)
dalam berinteraksi secara
untuk pengembangan kemampuan berbahasa.
efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam
2.3.Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam
jangkauan pergaulan dan
mempraktikkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi
keberadaannya
internasional dan pengantar dalam mengkaji khazanah
keislaman.

3. Memahami dan 3.1. Memahami bunyi, makna, dan gagasan dari kata,
menerapkan pengetahuan frase, kalimat bahasa Arab sesuai dengan struktur
(faktual, konseptual, kalimat yang berkaitan dengan topik :
danprosedural) berdasarkan
rasaingin tahunya tentang ilmu ‫المهنة والمهنيون الرياضيون‬
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan baik secara lisan maupun tertulis.
kejadian tampak mata
3.2. Memahami bunyi, makna, dan gagasan dari kata,
frase, kalimat bahasa Arab sesuai dengan struktur
20
kalimat yang berkaitan dengan topik :

‫المهنة الطبية‬

baik secara lisan maupun tertulis.

3.3. Memahami bunyi, makna, dan gagasan dari kata,


frase, kalimat bahasa Arab sesuai dengan struktur
kalimat yang berkaitan dengan topik:

‫عيادة المرضى‬

baik secara lisan maupun tertulis.

4.1.Mendemonstrasikan ungkapan informasi lisan dan


tulisa sederhana tentang topic:

‫المهنة والمهنيون الرياضيون‬

dengan memperhatikan struktur teks dan unsur


4. Mencoba, mengolah, dan kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
menyaji dalam ranah konkret
4.2. Mendemonstrasikan ungkapan informasi lisan dan
(menggunakan,mengurai,
tulisa sederhana tentang topic::
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
‫المهنة الطبية‬
(menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan
dengan memperhatikan struktur teks dan unsur
mengarang) sesuai dengan
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
yang dipelajari di madrasah
dan sumber lain yang sama
4.3. Mendemonstrasikan ungkapan informasi lisan dan
dalam sudut pandang/teori
tulisa sederhana tentang topic:

‫عيادة المرضى‬

dengan memperhatikan struktur teks dan unsur


kebahasaan yang benar dan sesuai konteks

(‫ )أن – لن – لل‬+ ‫فعل مضارع؛ المصدر الصريح؛ الفعل الماضى والجملة‬


Tarkib:
‫الفعلية‬

21
22

Anda mungkin juga menyukai