Disusun Oleh :
Nisfu Zuhra 2320150102
Muhammad Hamzah Fansuri 2320140094
Pada zaman dahulu, bank masih berupa meja-meja yang diletakkan di pinggir jalan. Mereka
semua dulu bukan bank, melainkan pedagang uang. Kegiatan mereka sehari-hari sebagai
tempat untuk menukar uang asing. Lama kelamaan, meja meja tersebut juga melayani
penitipan uang. Pedagang uang tersebut memberikan bukti jika telah menitipkan uangnya,
sekarang dikenal sebagi uang giral. Karena kegiatan ekonomi masyarakat semakin kompleks,
pedagang tersebut melayani peminjaman uang untuk berbagai kegiatan masyarakat, seperti
pembayaran rekening listrik, pembayaran rekening air, dan lain lain.
Seiring berjalannya waktu, berbagai aliran tentang bank mulai banyak yang muncul,
contohnya saja bank untuk tujuan mencari keuntungan, bank untuk memberi pinjaman,
bank untuk mensejahterakan rakyat, dan lain sebagainya.
Pada kesempatan kali ini, kelompok kami akan membahas lebih lanjut tentang bank umum
karena pada masa-masa sekarang ini, mabyak sekali bank yang berbasiskan mencari
keutungan. Ditambah lagi, kami akan membahas tentang bank umum karena tugas dari guru
mata pelajaran ekonomi kami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bank Umum ?
2. Apa sajakah Fungsi-Fungsi Pokok Bank Umum ?
3. Bagaimana kegiatan Bank Umum ?
4. Apa sumber dana bank dan bagaimana pengalokasiannya ?
5. Apa pengertian BPR ?
6. Apa sajakan kegiatan Usaha BPR ?
7. Apa saja kegiatan usaha yang dilarang dilakukan BPR
8. Bagaiman alokasi kredit BPR ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan pelayanan jasa dalam lalu
lintas perbayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan
seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya yang dapat
dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri atau (cabang). Bank umum
sering disebut bank komersil(commercial bank).
Dalam praktiknyan ragam produk tergantung dari status bank yang bersangkutan. Menurut
stutus bank umum dibagi menjadi dua jenis yaitu, bank umum devisa dan bank umum non
devisa. Masing-masing status memberikan pelayanan yang berbeda. Bank umum devisa
misalnya memilki jumlah layanan jasa yang paling lengkap seperti dapat melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan jasa luar negeri. Sedangkan bank umum non devisa sebaliknya
tidak dapat melayani jasa yang berhunungan dengan luar negeri.
Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh
nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan
bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya
bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank
adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan.
c. Kredit Perdagangan,
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar atau
memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya. Contoh jenis-kredit ini adalah
kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada para suplier atau agen.
d. Kredit Produktif.
Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal keda atau perdagangan. Dalam arti
kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari
hasil usaha yang dibiayai.
e. Kredit Konsumtif,
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misainya keperluan konsumsi,
baik pangan, sandang maupun papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit perumahan,
kredit kendaraan bermotor yang kesemuanya untuk dipakai sendiri.
f. Kredit Profesi,
Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter
atau pengacara.
Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin
baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam
menyediakan SDM yang handal. Disamping itu ,juga perlu didukung oleh kecanggihan
teknologi yang dimilikinya. Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi :
c. Inkaso (Collection)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal
dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi
penagihan dan biasanya memakan waktu 1 (satu) minggu sampai 1 (satu) bulan. Besarnya
biaya penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan dengan pertimbangan jarak serta
pertimbangan lainnya.
f. Bank Notes
Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes bank menggunakan kurs
(nilai tukar rupiah dengan mata uang asing).
g. Bank Garansi
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka membiayai suatu
usaha. Dengan jaminan bank ini si pengusaha memperoleh fasilitas untuk melaksanakan
kegiatannya dengan pihak lain. Tentu sebelum jaminan bank dikeluarkan bank terlebih dulu
mempelajari kredibilitas nasabahnya.
h. Bank Draft
Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para nasabahnya. Wesel ini dapat
diperjualbelikan apabila nasabah membutuhkannya.
i. Letter of Credit (L/C)
Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan importir yang digunakan
untuk melakukan pembayaran atas transaksi ekspor-impor yang mereka lakukan. Dalam
transaksi ini terdapat berbagai macam jenis L/C, sehingga nasabah dapat meminta sesuai
dengan kondisi yang diinginkannya.
k. Menerima setoran-setoran.
Dalam hal ini bank membantu nasabahnya dalam rangka menampung setoran dari berbagai
tempat antara lain :
– Pembayaran pajak
– Pembayaran telepon
– Pembayaran air
– Pembayaran listrik
– Pembayaran uang kuliah
l. Melayani pembayaran-pembayaran.
Sama halnya seperti dalam hal menerima setoran, bank juga melakukan pembayaran seperti
yang diperintahkan oleh nasabahnya antara lain :
– Membayar Gaji/Pensiun/honorarium
– Pembayaran deviden Pembayaran kupon
– Pembayaran bonus/hadiah
Dana bank yang di pegang dalam bentuk uang kas merupakan cadangan primer (primary
reserve). Cadangan primer ini dikenal sebagai likuiditas minimum yang harus di pelihara
oleh bank umum. Bank sentral menetapkan beberapa persen dari total dana yang harus
dipegang dalam bentuk uang kas.
Alokasi dana bank yang kedua berupa pinjaman (kredit). Pinjaman yang diberikan bank
kepada masyarakat ini bisa dalam jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
Pinjaman yang diberikan bank kepada masyarakat akan mempengaruhi keputusan-
keputusan manajemen suatu bank umum.
Alokasi dana yang ketiga adalah untuk cadangan sekunder, yaitu berupa pembelian surat-
surat berharga. Surat-surat berharga ini dapat berupa surat berharga jangka pendek dan
jangka panjang. Dengan adanya kekayaan berupa surat berharga ini bank bisa memenuhi
kebutuhan dananya dalam jangka pendek dengan menjual surat berharga jangka pendek.
Alokasi dana yang keempat berupa pembelian kekayaan lain-lain dapat berupa penanaman
dalam harta tetap dan inventaris seperti gedung, tanah, dan sebagainya.
E. Pengertian BPR
Pengertian BPR menurut UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 adalah lembaga keuangan
bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai
usaha BPR. Adanya perkembangan lembaga keuangan BPR pasca UU Perbankan Nomor 7
Tahun 1992 tersebut dan kondisi lembaga keuangan pada umumnya terutama pada masa
dan pasca krisis moneter tahun 1997, maka pengertian BPR mengalami perubahan dengan
munculnya UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1. Dalam UU Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 pasal 1 disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian
ada dua pengertian BPR, yaitu BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional yang tidak diperkenankan melakukan kegiatan berdasarkan Prinsip Syariah
(selanjutnya disebut dan ditulis BPR) dan BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah yang tidak diperkenankan melakukan kegiatan secara
konvensional (selanjutnya disebut dan ditulis Bank Syariah).
F. Kegiatan BPR
Kegiatan usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan
tujuan mendapatkan keuntungan yang diperoleh dari spread effect dan pendapatan lain.
Adapun usaha-usaha BPR adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan
Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari
bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kami mohon kritik dan
saran serta masukan-masukan yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://arsipkuliyah.blogspot.co.id/2016/12/bank-lembaga-keuangan-bank-umum-
dan-bpr.html