3.1 Pengkajian
1. Pengkajian
2. Riwayat Kesehatan
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: normal
Telinga : Kebersihan
c. Dada
Paru : Sonor
d. Abdomen
Inspeksi : Flat / datar, terdapat tanda – tanda infeksi pada tali pusat
(jika infeksi melalui tali pusat), keadaan tali pusat dan jumlah
pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena)
Perkusi : Pekak
e. Kulit
f. Genetalia
g. Ekstremitas
Suhu pada daerah akral panas, Apakah ada cacat bawaan, kelainan
bentuk, Fleksi pada tangan, ekstensi pada tungkai, hipertoni sehingga
bayi dapat diangkat bagai sepotong kayu.
6. Pemeriksaan Spefisik
a. Apgar score
c. Sistem neurologis
7. Pemeriksaan laboatorium
b. fenil ketonuria
c. hematokrit
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
Isolasi/pembatasan
1. Berikan isolasi atau pantau pengunjung dibutuhkan
pengunjung sesuai indikasi untuk melindungi pasien
imunosupresi dan
mengurangi risiki
kemungkinan infeksi
2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas Menugrangi kontaminasi
walaupun menggunakan sarung silang
tangan steril
3. Dorong sering menggati posisi, Bersihan paru yang baik
napas dalam/batuk mencegah pneumonia
4. Batasi penggunaan Mengurangi jumlah lokasi
alat/prosedur invasif jika yang dapat menjadi tempat
memungkinkan masuk organism
Mencatat tanda-tanda
inflamasi atau infeksi
lokal, perubahan pada
5. Lakukan inspeksi terhadap
karakter drainase luka atau
luka/ sisi alat invasif setiap hari
sputum dan urine.
Mencegah infeksi yang
berkelanjutan
6. Gunakan teknik steril setiap
Mencegah masuknya
waktu pada saat penggantian
bakteri, mengurangi risiko
balutan ataupun suction atau
infeksi nasokomial
pemberian perawatan
7. Pantau kecenderungan suhu, Demam (38,5oC – 40 oC)
jika demam berikan kompres disebabkan oleh efek-efek
hangat. dari endotoksin pada
– hipotalamus dan endorfin
yang melepaskan pirogen.
o
Hipotermia (<36 C)
adalah tanda-tanda genting
yang menunjukkan status
syok atau penurunan
perfusi jaringan
Menggigil seringkali
8. Amati adanya menggigil dan
mendahului memuncaknya
diaphoresis
suhu pada adanya infeksi
Dapat menunjukkan
9. Memantau tanda-tanda ketidaktepatan atau
penyimpangan kondisi atau ketiakadekuatan terapi
kegagalan untuk membaik selama antibiotik atau
masa terapi perumbuhan berlebih ari
organisme resisten
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
Anoreksia ataupun intoleran
terhadap makanan atau
1. Monitor adanya penurunan
minuman dapat
berat badan
menyebabkan terjadinya
penurunan berat badan
Meningkatkan selera klien
2. Identifikasi makanan
terhadap makanan atau
kesukaan
minuman
3. Anjurkan untuk melakukan Menurunkan rasa mual
oral hygene sebelum makan terhadap makanan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Surasmi, Asrining. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta