Anda di halaman 1dari 13

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan terhadap klien adalah sebagai berikut:

a. Identitas klien/bayi dan keluarga.

b. Diagnosa medik yang ditegakkan saat klien masuk rumah sakit.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : Klien datang dengan tubuh berwarna


kuning, letargi, kejang, tak mau menghisap, lemah

b. Riwayat penyakit sekarang: cara lahir (normal), hilangnya


reflek rooting, kekakuan pada leher, tonus otot meningkat serta
asfiksia atau hipoksia.apgar score, jam lahir, kesadaran

c. Riwayat penyakit dahulu : Ibu klien mempunyai kelainan


hepar atau kerusakan hepar karena obstruksi.

d. Riwayat kehamilan: demam pada ibu (<37,9ºc), riwayat


sepsis GBS pada bayi sebelumnya, infeksi pada masa
kehamilan

e. Riwayat prenatal: Anamnesis mengenai riwayat


inkompatibilitas darah, riwayat transfusi tukar atau terapi sinar
pada bayi sebelumnya, kehamilan dengan komplikasi, obat
yang diberikanpd ibu selama hamil / persalinan, persalinan
dgntindakan / komplikasi, rupture selaput ketuban yang lama
(>18 jam), persalinan premature(<37 minggu.
g. Riwayat penyakit keluarga: Orang tua atau keluarga
mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan hepar
atau dengan darah.

h. Riwayat imunisasi : Ditanyakan apakah sudah pernah


imunisasi DPT / DT atau TT dan kapan terakhir.

3. Activity daily living

a. Nutrisi : Bayi tidak mau menetek

b. Eliminasi : BAB 1x/hari

c. Aktifitas latihan : Kekauan otot, lemah, sering menangis

d. Istirahat tidur : Pola tidur bayi yang normalnya 18 – 20


jam/hari, saat sakit berkurang

e. Personal hygiene : Biasanya pada bayi yang terkena Infeksi


neonatorum, melalui plasenta dari aliran darah maternal atau
selama persalinan karena ingesti atau aspirasi cairan amnion
yang terinfeksi.

f. Psikososial : Bayi rewel

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum: lemah, sulit menelan, kejang

Kesadaran: normal

Nadi : normal (110-120 x/menit)

Suhu : meningkat (36,5ºC– 37ºC)


Pernafasan : meningkat > 40 x/menit (bayi) normal 30-
60x/menit)

b. Kepala dan leher:

Inspeksi: Simetris, dahi mengkerut

Kepala: Bentuk kepala mikro atau makrosepali, trauma persalinan,


adanya caput, kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu ubun-ubun besar
cembung.

Rambut : Lurus/keriting, distribusi merata/tidak, warna

Mata : Agak tertutup / tertutup,

Mulut : Mecucu seperti mulut ikan

Hidung : Pernafasan cuping hidung, sianosis

Telinga : Kebersihan

Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe

Terdapat kaku kuduk pada leher

c. Dada

Inspeksi : Simetris, terdapat tarikan otot bantu pernafasan

Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas

Perkusi : Jantung : Dullness

Paru : Sonor

Auskultasi : terdengar suara wheezing

d. Abdomen
Inspeksi : Flat / datar, terdapat tanda – tanda infeksi pada tali pusat
(jika infeksi melalui tali pusat), keadaan tali pusat dan jumlah
pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena)

Palpasi : Teraba keras, kaku seperti papan

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Terdengar bising usus

e. Kulit

Turgor kurang, pucat, kebiruan

f. Genetalia

Tidak kelainan bentuk dan oedema, Apakah terdapat hipospandia,


epispadia, testis BAK pertama kali.

g. Ekstremitas

Suhu pada daerah akral panas, Apakah ada cacat bawaan, kelainan
bentuk, Fleksi pada tangan, ekstensi pada tungkai, hipertoni sehingga
bayi dapat diangkat bagai sepotong kayu.

6. Pemeriksaan Spefisik

a. Apgar score

b. Frekuensi kardiovaskuler: apakah ada takikardi, brakikardi,


normal

c. Sistem neurologis

d. Reflek moro: tidak ada, asimetris/hiperaktif

e. Reflek menghisap: kuat, lemah


f. Reflek menjejak: baik, buruk

g. koordinasi reflek menghisap dan menelan

7. Pemeriksaan laboatorium

a. sampel darah tali pusat

b. fenil ketonuria

c. hematokrit

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan apnea


2. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Intoleran terhaap
makanan/minuman

3.3 Rencana Asuhan Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan apnea

Kriteria hasil:

– Tidak ada sianosis dan disipnea, mendemonstrasikan batuk


efaktif dan suara nafas yang bersih
– Menunjukan jalan nafas yang paten(pelayan tidak merasa
tercekik,tidak ada suara nafas abnormal)

– Tanda-tanda vital dalam rentang normal

Intervensi dan Rasional:

INTERVENSI RASIONAL

Posisi semi powler dapat


1. Posisikan pasien semi fowler
memaksimalkan ventilasi

Suara napas tambahan dapat


2.. Auskultasi suara napas, catat
menjadi sebagai tanda jalan
adanya suara napas tambahan
napas yang tidak adekuat

Pada sepsis terjadinya gangguan


3. Monitor respirasi dan status respirasi dan status O2 sering
O2,TTV ditemukan yang menyebabkan
TTV tidak dalam rentan normal

Mengurangi jumlah lokasi yang


4. Berikan pelembab udara kasa basah
dapat menjadi tempat masuk
Nacl lembab
organism

Untuk mengeluarkan sekret pada


5. Ajarkan batuk
saluran napas untuk menciptakan
efektif,suction,pustural drainage
jalan napas yang paten
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

Kriteria hasil: Suhu dalam batas normal

– Perkembangan status klien membaik selama masa terapi

Intervensi dan Rasional:

INTERVENSI RASIONAL
Isolasi/pembatasan
1. Berikan isolasi atau pantau pengunjung dibutuhkan
pengunjung sesuai indikasi untuk melindungi pasien
imunosupresi dan
mengurangi risiki
kemungkinan infeksi
2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas Menugrangi kontaminasi
walaupun menggunakan sarung silang
tangan steril
3. Dorong sering menggati posisi, Bersihan paru yang baik
napas dalam/batuk mencegah pneumonia
4. Batasi penggunaan Mengurangi jumlah lokasi
alat/prosedur invasif jika yang dapat menjadi tempat
memungkinkan masuk organism

Mencatat tanda-tanda
inflamasi atau infeksi
lokal, perubahan pada
5. Lakukan inspeksi terhadap
karakter drainase luka atau
luka/ sisi alat invasif setiap hari
sputum dan urine.
Mencegah infeksi yang
berkelanjutan
6. Gunakan teknik steril setiap
Mencegah masuknya
waktu pada saat penggantian
bakteri, mengurangi risiko
balutan ataupun suction atau
infeksi nasokomial
pemberian perawatan
7. Pantau kecenderungan suhu, Demam (38,5oC – 40 oC)
jika demam berikan kompres disebabkan oleh efek-efek
hangat. dari endotoksin pada
– hipotalamus dan endorfin
yang melepaskan pirogen.
o
Hipotermia (<36 C)
adalah tanda-tanda genting
yang menunjukkan status
syok atau penurunan
perfusi jaringan

Menggigil seringkali
8. Amati adanya menggigil dan
mendahului memuncaknya
diaphoresis
suhu pada adanya infeksi

Dapat menunjukkan
9. Memantau tanda-tanda ketidaktepatan atau
penyimpangan kondisi atau ketiakadekuatan terapi
kegagalan untuk membaik selama antibiotik atau
masa terapi perumbuhan berlebih ari
organisme resisten

10. Inspeksi rongga mulut Depresi sistem imun dan


terhadap plak putih atau sariawan, penggunaan dari antibiotik
selidiki juga adanya rasa gatal dapat meningkatkan risiko
atau peradangan vaginal/perineal infeksi sekunder.

11. Kolaborasi dalam Terapi pengobatan sangat


pemberian obat antibiotik. membantu penyembuan
Perhatikan dampak pemberian dalam masa terapi
obat perawatan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Intoleran
terhaap makanan/minuman

Kriteria hasil:

– Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

– Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

– Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

– Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Intervensi dan Rasional:

INTERVENSI RASIONAL
Anoreksia ataupun intoleran
terhadap makanan atau
1. Monitor adanya penurunan
minuman dapat
berat badan
menyebabkan terjadinya
penurunan berat badan
Meningkatkan selera klien
2. Identifikasi makanan
terhadap makanan atau
kesukaan
minuman
3. Anjurkan untuk melakukan Menurunkan rasa mual
oral hygene sebelum makan terhadap makanan

4. Monitor intake cairan dan


Kekurangan cairan dapat
nutrisi
menyebabkan dehidrasi dan
hiper termi. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan
terjadinya penurunan berat
badan
Protein dan vitamin C
5. Anjurkan klien untuk
berperan penting dalam
mengkonsumsi makanan yang
penyembuhan yang berkaitan
berprotein dan vitamin C
dengan infeksi
6. Yakinkan diet yang
Kekurangan serat dapat
dimakan juga mengandung
menyebabkan konstipasi
tinggi serat
7. Kolaborasi dengan ahli Mengidentifikasi masalah
gizi untuk menentukan jumlah nutrisi dalam terapi
kaloriyang dibutuhkan pasien perawatannya
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sepsis neonatorum adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-


tanda klinis dan gejala-gejala infeksi berat yang diderita neonatus dengan
gejala sistematik dan terdapat bakteri dalam darahyang dapat berkembang ke
arah septisemia dan syok septik. Perjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat
berlangsung cepat sehingga sering sekali tidak terpantau,tanpa pengobatan
yang memadai bayi dapat meninggal dalam 24 sampai 48 jam.

4.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua


pembaca agar dapat menelaah dan memahami serta menanggapi apa yang
telah penulis susun untuk kemajuan penulisan makalah selanjutnya dan
umumnya untuk lebih dalam asuhan keperawatan dalam kasus sepsis
neonatorum.
DAFTAR PUSTAKA

Darsana, Wayan. Laporan Pendahuluan Sepsis Neonatorum. 18 September


2010.http://darsananursejiwa.blogspot.com/2010/09/laporan-pendahuluan-sepsis-
neonatorum.html

Datta, Parul. 2007. Pediatric Nursing. JAYPEE:New Delhi

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi.Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta

Indri. Asuhan Keperawatan Sepsis Neonatorum. 11 Mei 2009. http://indri-


dpl.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-sepsis-neonatorum.html

NANDA. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-NOC. Media


ihardy:Yogyakarta

Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus.


Penerbit Buku Kesehatan: Jakarta

McMillan, Julia A. 2006. Oski’s Pediatrics Principles & Practice. Lippincott


Williams & Wilkins: USA

Udara, Sangayu. Sepsis Neonatorum. 16 Mei


2012.http://udarajunior.blogspot.com/2012/05/sepsis-neonatorum.html

Surasmi, Asrining. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai