Anda di halaman 1dari 3

BRONKITIS AKUT

No Dokumen :REHC/ /UMUM.SOP/YANLIS/2015

No Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit: 01 Agustus 2015

Halaman : 1/3

=Darius Sabon Ama=


PUSKESMAS RITAEBANG
Nip 19770608 200112 1 003

1.Pengertian Bronkhitis akut adalah prosedur yang mencakup diagnosis dan tata laksana
bronkhitis akut
2.Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan tata laksana yang tepat pada pasien bronkhitis akut
3.Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Ritaebang No. REHC /01 /B7.SK/YANLIS/2015
Tentang Jenis-Jenis Pelayanan Klinis Di Puskesmas Ritaebang
4.Referensi
- Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi
I, 2013
- Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007, DEPARTEMEN KESEHATAN
RI
5.Prosedur Alat:
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Temperatur Axilla
Penatalaksanaan:
1. Definisi
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Bronkhitis akut adalah peradangan pada bronkus yang disebabkan oleh infeksi
saluran napas yang ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) dan
berlangsung hingga 3 minggu.
2. Anamnesis
2.1. Batuk (berdahak maupun tidak berdahak) selama 2-3 minggu.
2.2. Dahak dapat berwarna jernih, putih, kekuning-kuningan atau kehijauan.
2.3. Keluhan disertai demam (biasanya ringan), rasa berat dan tidak nyaman di
dada.
2.4. Sesak nafas dan rasa berat bernapas terjadi jika saluran udara tersumbat,
sering ditemukan bunyi nafas mengi atau “ngik”, terutama setelah batuk.
2.5. Bila iritasi saluran terjadi, maka dapat terjadi batuk darah. bisa menjadi
pneumonia.
2.6. Riwayat penyakit biasanya ditandai batuk-batuk setiap hari disertai
pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam 1
tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun.

3. Pemeriksaan Fisik
3.1. Pasien tampak kurus dengan barrel shape chest (diameter anteroposterior
dada meningkat).
3.2. Fremitus taktil dada tidak ada atau berkurang.
3.3. Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih
rendah, tukak jantung berkurang.
3.4. Suara nafas berkurang dengan ekpirasi panjang, terdapat ronki basah kasar
yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk), wheezing dengan
berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik) dan krepitasi.

4. Penatalaksanaan :
Petugas dapat memberikan:
4.1. Analgetik – antipiretik : parasetamol 10 mg/kgbb/kali.
4.2. Antibiotika diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan
adanya infeksi bakteri ( dahak berwarna kuning atau hijau dan demamnya
tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru.
4.3. Kepada penderita dewasa diberikan Kotrimoksasol. Tetrasiklin 250 – 500
mg 4 x sehari. Eritromisin 250mg – 500mg 4 x sehari diberikan 7 – 10 hari.
Dosis untuk anak: eritrimisin 40 – 50mg/kgBB/hari, walaupun dicurigai
penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae.
4.4. Kepada penderita anak diberikan amoxicillin.
4.5. Antitusif :dekstrometorfan ( untuk batuk non produktif) atau mukolitik
(untuk batuk yang produktif) .
4.6. Pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat
bernapasdapatdiberikanbronkodilator, diantaranya: salbutamol, , aminofilin
4.7. Nasehat : istirahat , banyak minum , dilarang merokok.
5. Kriteria Rujukan
Pada pasien dengan keadaan umum buruk dan ada tanda obstruksi, perlu dirujuk ke
rumah sakit yang memadai untuk monitor secara intensif dan konsultasi ke spesialis
terkait.

6 Langkah-langkah -
7.Bagan Alir -
8.Hal-hal yang perlu -
diperhatikan

9.Unit terkait - Klinik Umum


- IGD
10.Dokumen terkait -
11. Rekaman historis
perubahan
No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai