Anda di halaman 1dari 21

Bahasa darah

William Shakespeare’S terkenal dengan tragedy Macbeth, gambaran darah yang


menghantui Nyonya Macbeth setelah dia dan suami nya menyusun pembunuhan Raja
Duncan,seorang tamu di rumah mereka. Berulang kali,mencoba untuk cuci tangan yang
berlumuran darah.dia hanya dapat lihat.Banyak juga telah menggunakan darah sebagai lambang
pembunuhan atau kejahatan kejam.
Pada abad 20,ilmuwan forensic berusaha mempelajari bagaimana caranya membaca
secara detail tentang perdarahan.Karl Landsteiner seoarang ahli perdarahan yang merupakan
dokter Australia dan peneliti medical

Suatu Prosedur yang beresiko

Karl Otto Landsteiner, lahir di Vienna, Austria, pada 14 Juni 1868, anak tunggal dari
Leopold Landsteiner, seorang jurnalis terkenal dari surat kabar . Leopold Landsteiner meninggal
tiba-tiba ketika Karl berusia enam tahun . Karl Landsteiner mendapat gelar medis dari
Universitas di Vienna tahun 1891. Ia melakukan penelitian tentang pengobatan pasien. Setelah
lima tahun pembelajaran bertambah di berbagai universitas dan ia mulai bekerja di Vienna
Pathologi Institute tahun 1898.
Patologi ialah pelajaran bagian penyakit dari tubuh.Ia tinggal selama 10 tahun, kemudian
menjadi direktur laboratorium di Rumah sakit Royal Imperial Wilhelmina di Vienna tahun
1908. Ia juga menjadi profesor patologi anatomi di Universitas Vienna tahun 1911.Landsteiner
mulai focus pada serology—pelajaran tentang darah dan cairan tubuh, termasuk air liur, air
mata, mucus, keringat, dan semen—sekitar tahun 1897. Ia ingin mengetahui bagian apa yang
berperan dari system imunitas.Terjadi reaksi kimia yang mempertahankan tubuh dari
microorganism penyebab penyakit . Ia juga berharap dapat menjelaskan dalam jangka panjang
tentang misteri: mengapa transfusi, atau transfer darah dari satu binatang atau manusia kepada
yang lain, kadang-kadang berhasil dan kadang-kadang gagal.Manusia mengerti pentingnya darah
dalam hidup.

Jika suatu kejadian fraksi 10 pint(4.7 L) pada darah dalam rata-rata tubuh manusia
hilang, maka manusia akan pingsan dan merasa sakit. Perdarahan menyebabkan kematian.ketika
seseorang kehilangan darah dalam jumlah besar maka menggantikan darah yg hilang dengan
mengalirkan darah dari orang lain atau mungkin darah binatang merupakan salah satu jalan
untuk menyelamatkan hidup manusia.

Awalnya beberapa dokter mencoba untuk melakukan transfusi. Jean-BaptisteDenis,


seorang dokter Perancis ,yang pertama memberikan tranfusi darah manusia (menggunakan darah
dari seekor biri-biri) tahun 1667. Dokter Britania james Blundell berexperimented tranfusi
darah manusia dengan manusia pada awal 1800s.Sebagian dari pasien selamat, tetapi yang

1
lainnya meninggal. Kebanyakan dokter menyimpulkan bahwa tranfusi itu sangat beresiko untuk
di gunakan

Tanda/ kunci rahasia suatu teka-teki

Awalnya dua ilmuwan bekerja memberi Landsteiner tanda/ kunci rahasia tentang
mengapa transfusi kadang-kadang mematikan. Leonard Landois, seorang peneliti jerman,telah
memperlihatkan pada tahun 1875 bahwa ketika sel darah merah dari satu spesies binatang
bercanpur dengan serum spesies lainnya,sel tetap bersatu, membentuk gumpalan. ( Butir-Butir
darah merah menjadi sel darah yang berisi hemoglobin, unsur yang memberi warna darah dan
membawa oksigen ke seluruh badan . Serum, sebuah cairan kekuning-kuningan menjadi cairan
yang terpisah dari darah.).

Pada Reaksi Landois mengamati perbedaan dari clotting, normalnya darah akan
mengental dan perdarahan akan berhenti dari luka yang kecil. Landois menemukan terjadinya
gumpalan ketika darah dari binatang bercampur dengan darah manusia.Ia menyadari bahwa jika
reaksi ini terjadi di dalam tubuh manusia.gumpalan akan merusak sel darah merah dan
memblok pembuluh darah kecil. mungkin menyebabkan kematian atau penyakit yang keras. Di
curigai suatu kejadian kegagalan tranfusi.Peneliti yang kedua , Ilmuwan Belgia Jules Bordet,
mempertunjukkan 20 tahun setelah penemuan Landois’S yaitu penggumpalan telah
memperlihatkan suatu reaksi imun. Seperti pada reaksi substance di dalam serum yang tergabung
dalam protein di darah selanjutnya tubuh tidak mengindentifikasi.serum ini Campuran marker,
pemberian isyarat pada sistem imun untuk menghancurkan marker protein dan apapun yang
menyertai mereka . Di (dalam) pembelajaran reaksi Bordet, protein yang dirusakkan keluar dari
serum dalam bentuk white solid atau precipitate maka dia akan memecahkan unsur precipitins. (
Mereka kini dikenal sebagai antibody)

Ketika “ benda asing” protein yang dihancurkan oleh sistem imun ialahpada permukaan
bakteri atau virus, reaksi yang imun yang baik pada tubuh yang sehatakanmembunuh dan
menginvasi mikroorganisme dan mencegahpenyakit. Jika protein pada sel darah merah di
berikan secara transfusi,pada sisi lain, reaksi membatalkan ataupun efeknya bisa sangat
menolong dengan cara transfusi merupakan cara yang baik.dari Landsteiner ada satu pertanyaan
yang tertinggal: Mengapa reaksi imun tidak merusak beberapa transfusi tetapi bisa pada yang
lain?

Empat Jenis Darah

Karl Landsteiner’S riset pertamanya pada reaksi darah menetapkan pengamatan


Landois’S yang gumpalan mengambil tempat ketika sel dan serum dari dua jenis binatang, atau
dari suatu manusia dan suatu binatang,dicampur. Kemudian, di suatu eksperimen terobosan,

2
Landsteiner pergike atas menunjukkan serum pencampuran itu dari satu manusia dengan sel
merah dari yang lain kadang-kadang memproduksi reaksi yang sama. TestLandsteiner’S
menggunakandarah dari orang-orang sehat, maka ia menyimpulkan bahwa reaksi tidak berkaitan
dengan penyakit.

Landsteiner menyebutkan penemuan ini di suatu catatan berkaitan dengan catatan yang
diterbitkan tahun 1900, kemudian diuraikan lebih detil pada tahun 1901. Di catatan kedua, ia
mengolongkan tiga jenis, atau kelompok,tentang darah manusia. Ia menulis tentang sel merah
pada darah dari orang-orang di kelompok yang pertama, jenis A, membawa semacam protein
tertentu,yang menghubungi suatu antigens, pada permukaannya. Sel dari orang-orang dengan
jenis B, pada grup ke dua, membawa suatu antigen berbeda. Sel orang-orang dengan jenis yang
ketiga tidak berisi antigen apapun. Landsteiner menamakankelompok ketiga atau C, tetapi hari
ini dikenal sebagai jenis O.

Penemuan Landsteiner’S menunjukkan dengan jelas mengapa beberapa human to human


berhasil melakukan transfusi dan (orang) yang lain tidak. Suatu individual’s serum [yang]
secara normal berisi precipitins ( anti body) hasil itu merupakan suatu reaksi kebal yang hanya
melawan terhadap antigen atau antigens manusia yang sel darah merahnya tidak menerima.
Transfusi antara dua orangdengan jenis darah yang sama pada umumnya akan aman,
Landsteinermenyimpulkan, sebab kedua sel pada orang-orang akan berisi antigen yang sama,
dan serum mereka tidak akan bereaksi . Jika suatu transfusi mengambiltempat antar seseorang
dengan darah tipe A dan seseorang dengan tipeB, pada sisi lain, gumpalan akan terjadi sebab
antibodi pada serumrecipient’s akan menyerang sel darah pendonor, yang (mana)membawa “
asing” antigen.

Sel dari tipe O tidak akan dirugikan tipe A atau B sebab sel tidak memiliki antigens
untuk memicu suatu reaksi. ( tipe O disebut“ pendonor yang universal” sebab darah dari tipe
ini dapat diberi dengan aman untuk seseorang.) Serum dari tipe O , pada sisi lain, akan
menyerangkedua tipe yaitu tipe A dan tipe B , maka orang-orang dengan darah tipe O dapat
menerima transfusi hanya dari orang-orang yang tipe O.di tahun 1902, dua teman sekerja
Landsteiner’S menyelesaikan gambar-an ini denganmengidentifikasi suatu tipe darah yang
keempat yaitu AB, di mana beberapa sel darah merah membawa suatu antigen dan (orang) lain
mempunyai antigen B.tipe AB dapat menerima darah dengan aman dari seseorang tetapi
dapat mendermakan hanya untuk orang yang bertipe AB.

Pada tahun1907, Landsteiner telah memecahkan suatu test sederhana untuk menentukan
apakah suatu transfusi darah antara dua orang-orangakan aman. Di dalam test ini, suatu teknisi
mengambil suatu contoh kecilseldari suatu donor darah dan suatu contoh serum dari penerima .
Teknisi mengkombinasikan serum dan sel di atas objek lensa pada sebuah mikroskop, kemudian
meneliti objek lensa di bawahsuatu mikroskop untuk lihat apakah gumpalan sel. Reuben

3
Ottenberg,ahli bedah,sukses melakukan transfuse yang pertama berdasar padagolongan darah
yang kemudian di uji pada tahun yang sama oleh Mt. Sinai Rumah sakit di New York.

A B

AB

Kebanyakan dokter mengabaikan Landsteiner’S.Terutama pertolongan pada orang yang


akan tenggelam, Yang mungkin tak seorangpunmenemukan jalan untuk mentranfusikan
darah.Darah menggumpal dengan segerasetelah dipindahkan dari tubuh, maka tidak bisa
disimpan.Ketikaseseorang sedang berdarah untuk kematian, para doktor jarang mempunyai
waktu untukmenempatkan suatu pendonor , memeriksa donor’s dan darah recipient’s dengan
Landsteiner’S test, dan transfusedarah secara langsung melalui suatu tabung.
Oleh karena itu tranfusitidak praktis sampai 1914, ketika beberapa ilmuwan yangdengan
bebas menemukan bahwa menambahkan suatu bahan kimia disebutsitrat sodium ke darah akan
memelihara darah sekitar 10 hari.Darah yang dipelihara menyelamatkan hidup tentara selama
Perang dunia I, yang (mana) mulai di tahun itu , tetapi transfusi tidak digunakan secara besar-
besaran sampai tahun 1930, kapan pemeliharaan darah ditingkatkan lebih lanjut.Pengujian Darah
untuk Memecahkan kejahatan.

Penggunaan tipe darah untuk memecahkan kejahatan

Penggunaan tipe darah untuk memecahkan kejahatan bukanlah ketertarikan dari Karl
Landsteiner’S, tetapi ia mengenali bahwa penggunaan seperti itu mungkinkan. Di suatu ceramah
kuliahbahwa ia menyerah 1902 dengan Max Richter, suatu profesor di ViennaUniversitas Institut
Kedokteran Forensik, Landsteiner menunjukkanbagaimana cara mengidentifikasi golongan darah
di keringkan bloodstains menemukan kejahatantipe darah tidak bisa menyediakan identifikasi
tertentu suatu korban atau suatu penyerang, Landsteiner dan Richter menunjukkan, sebab banyak
orang-orang mempunyai jenis darah yang sama. (Landsteiner dan yang lain kemudian

KONEKSI: DARAH TRANSFUSI DI PERANG DUNIA II

4
Transfusi darah tidaklah digunakan secara ekstensif selama Perang dunia Isebab darah
berinteraksit dengan sitrat sodium yang sendiri tidak bisa dipelihara cukup panjang untuk;
dikirim dengan mudah pada zone perang.di medan perang Ahli bedahjuga pada umumnya
kekurangan peralatan dan waktu ke blood-typing
test.

Pada saat itu Perang dunia II dimulai di Eropa pada tahun 1939, situasiberbeda. Sergei
Yudin, seorang ilmuwan Rusia , telah ditemukan di tahun 1933 pendinginan darah dengan
sitrat sodium yang dilakukan untuk memelihara darah sutu bulan atau dua bulan. Di tahun
1937,dokter Chicago Bernard Fantus menggunakan metoda pemeliharaan ini untuk
menciptakan apa yang ia sebutkan bank darah. Darah dari tipe pendonor sebelum waktu yang
ditetapkan disimpan di (dalam) bank’s lemari es, siap untuk di gunakan ketika diperlukan.

Banyak bank darah segera dibentuk, mengikuti model Fantus’Sl. Bank juga menyimpan
plasma, suatu cairan dari darah utuh untuk pemindahan semua sel darah. Plasma adalah
serum unsur gumpalan darah buatan itu. Plasma bisa digunakan sebagai penggantidarah utuh
untuk banyak tujuan, dan tidak memerlukan penggolongan.dapat juga di keringkan untuk
memudahkan pengiriman , kemudian mengubah suatu cairan sekali lagi dengan menambahkan
air.

Jerman membom kota besar Britania pada awal hari peperangan, memproduksi banyak
luka-luka. Amerika Serikat, belum mulai perang tetapikurang membantu Inggris, mulai suatu
program disebut “ Darah untuk Inggris” pada bulan Juni 1940. Sepanjang lima bulan tentang
operasi nya , program yang dikirimkan lebih dari 17,000 takaran ( 7,990 L) plasma kepada
negara britania. Plasma Amerika menyelamatkan hidup Britania sampai Inggris bisa
menyediakan bank darah sendiri.

Charles Richard,seorang African-American ahli bedah muda, memimpin program darah


untuk Inggris . Ia menyediakan suatu sistem untuk pengumpulan darah dari sukarelawan,
menyuling plasma , menyimpan dan mengirimkanplasma . Ia meyakinkan bahwa semua bank
darah mendukung program untuk keselamatan standart. Ketika Amerika Serikat memulai
bersiap-siap menghadapi kemungkin peperangan segera setelah itu, Jadi direktur medis yang
[menyangkut] program donasi dan juga bersenjata untuk keamanan,disebut Palang Merah
Amerika .

Selama Perang dunia II, koleksi darah Amerika Serikat yang dibawa serta lebih dari
13,000,000 takaran ( 6,110,000 L) tentang darah.dari orang-orang dengan tipe O, “ pendonor
yang universal” , dijaga whole blood , dan darah dari semua kelompok lain diubah plasma.
sebagian oleh karena ketersediaan plasma dan darah yang baru, kematian tingkat antar tentara
terluka di Perang dunia II kurang dari separuh angka kematian di Perang dunia I.

5
yang ditentukan sekitar 40 persen orang yang mempunyai tipe darah A, 15
persen mempunyai tipe B, 40 persen mempunyai tipe 0, dan 5 persen mempunyai tipe AB.)
menggolongan bisa menghapuskan beberapa berbagai kemungkinan. Jika bloodstain pada suatu
suspect’s pakaian ditemukan untuk;menjadi suatu jenis berbeda dibandingkan dengan korban
kejahatan, sebagai contoh, darah itu tidak bisa datang dari korban. Pada waktu yang sama
Landsteiner sedang melakukan riset kunci nya terpasang pada golongan darah, Ahli kimia
Jerman Paul Uhlenhuth mengembangkan suatu test darah yang akan di buktikan oleh ilmu
pengetahuan forensic.tes Bahan kimia bisa menunjukkan apakah suatu noda pada suatu peristiwa
kejahatan berisi hemoglobin dan karena itu adalah darah, tetapi polisi tidak punya jalan/cara
untuk menentukan apakah darah di (dalam) noda datang dari suatu manusia atau suatu binatang.
Uhlenhuth’S test memecahkan masalah ini
menarik untuk terus di teliti. Bordet dan ilmuwan lain telah belajar tentang imunitas. Uhlenhuth,
suatu profesor asisten di Institut Kesehatan di Greifswald, menyuntik sejumlah darah manusia
dalam skala kecil ke dalam kelinci. Serum Kelinci’ bereaksi pada darah asing ini dan
menciptakan precipitins ( antibody) itu akan membuat gumpalan sel darah manusia. Uhlenhuth
kemudian mengambil serum dari kelinci dan mencampurnya di suatu test tabung dengan darah
dari bloodstain,dihancurkan di saltwater. Jika darah adalah manusia, gumpalan akan membuat
campuran tampak berawan.

Uhlenhuth yang pertama uraikan penemuan nya, yang dikenalsebagai precipitin menguji
atau Bordet test, pada 7 February1901. Hanya beberapa bulan kemudian, pada ujung Juli, polisi
meminta Uhlenhuth untuk menguji noda pada pakaian Ludwig Tessnow,seorang tukang kayu
Jerman yang dicurigai membunuh dua anak kecil dan juga melakukan mutilasi dan
penyembelihan beberapa domba. Tessnow menyatakan bahwa noda berasal dari pewarna kayu
yang dia gunakan saat bekerja.Setelah memeriksa lebih dari 100 noda pakaian Tessnow, namun
Uhlenhuth menunjukkan bahwa beberapa noda adalah darah manusia, walaupun yang lainnya
berasal dari darah domba.Intinya karena tanda-tanda ini, Tessnow menemukan pembunuh dari
anak laki-laki itu dan dapat mengungkap kematian.

Beberapa ilmuwan forensik kiraanya mengalihkan sedikit perhatian mereka pada


penemuan pertama Landsteiner dan Uhlenhuth, tetapi sekitar tahun 1915, Leone Lattes, seorang
professor ilmu kedokteran forensik di Turin, Italia, mulai sistematis menggunakan identifikasi
golongan darah untuk menyelesaikan kasus kriminal.Lattes mengembangkan sebuah percobaan
sederhana yang dapat menentukan golongan darah hanya dari sedikit serpihan darah atau dari
noda yang sampai tiga bulan.Lattes menerbitkan Individualitas darah, buku utama forensik
seologi pada tahun 1922. Pada saat ini, dia telah mengembangkan percobaannya ke titik dimana
ia bekerja dengan noda-noda darah hingga 18 bulan lamanya.

6
Ungkapan terimakasih sebesar-besarnya terhadap kinerja Lattes, Landsteiner, dan
Uhlenhuth, percobaan mereka mulai meluas digunakan di penghujung tahun 1920-an.
Ilmuwan-ilmuan forensik pada periode tersebut terkesan untuk mempelajarinya, protein yang
mengungkapkan jenis darah muncul tidak hanya dalam darah tetapi juga dalam air liur,
cairan semen, dan cairan tubuh lainnya. Penemuan ini ditemukan pada tahun 1925
mengartikan bahwa berbagai jenis noda yang ditemukan di TKP dapat diperiksa untuk
menentukan jenis darah.

A. Penghargaan yang tertunda

Setelah transfusi dan golongan darah pada kasus criminal mulai digunakan secara
bertahap, akhirnya dunia keilmuan mulai mengenal pengabdian “Karl Landsteiner’s”.
Landsteiner dianugerahi piala nobel di bidang fisiologi dan obat-obatan pada tahun 1930.

Menjelang tahun tersebut, Landsteiner yang sedang tinggal di Amerika Serikat, kondisi di
negara asalnya Austria sangatlah tidak memadai setelah perang dunia I, sehingga dia gagal
untuk bisa melakukan penelitian di daerah tersebut. Kemudian dia pindah ke Belanda pada
tahun 1919.Dia menemukan kehidupan kehidupan di negara tersebut tidaklah begitu
nyaman.Pada tahun 1922, Landsteiner menerima sebuah jabatan pada institute Rockefeller
untuk penelitian medis bergengsi di New York .dia menjadi warga negara Amerika pada
tahun 1929.

Landsteiner melanjutkan penelitiannya pada Institute Rockefeller di bidang darah reaksi


pertahanan tubuh atau imunitas, dimana dia menghabiskan sisa dari karirnya.Pada tahun
1927, dia dan teman sekerjanya Philip Levine, menemukan lebih dari tiga antigen sel darah,
yang dinamakan M, N, dan P.Landsteiner adalah seorang pria pendiam yang lebih menyukai
belajar untuk bersosialisasi dan tidak menyukai keramaian yang datang padanya di akhir
bagian kehidupannya, dia bekerja bahkan setelah dia pensiun pada tahun 1939. Dia dan
Alexander S. Weiner menemukan antigen darah utama lainnya, faktor Rh (dinamakan rhesus
kera ketika pertama kali ditemukan) pada tahun 1940.Landsteiner, kenyataanya hampir
meninggal di percobaan pekerjaanya.Dia menderita serangan jantung di laboratoriumnya
sendiri pada tanggal 24 juni 1943 dan meninggal dua hari kemudian.

Sidik jari darah

7
Para peneliti banyak menemukan antigen sel darah terbaru di tahun 1940, 1950, dan
1960.Penemuan-penemuan ini banyak membantu forensik serologis membantu meningkatkan
profil darah individu secara lengkap.Oleh karena itu dalam menganalisis dapat lebih yakin
apakah warna darah berasal dari orang tertentu.Beberapa forensik serologis mulai
mengungkapkan tentang sidik jari darah. Pembuktian menunjukkan bahwa tidak ada dua orang
yang mempunyai profil darah yang sama, masih kurang kuat dibandingkan bukti yang
menyatakan terhadap keunikan sidik jari. Namun demikian, hanya dengan tes DNA yang
berkembang pada akhir tahun 1980 akan memberikan gambaran yang nyata tentang identifikasi
individu melalui darah.

Penyelidik kriminal dan forensik serologis saat ini menerapkan test berdasarkan
pengembangan-pengembangan yang dilakukan oleh Landsteiner, Uhlenhuth dan pendiri-pendiri
lainnya. Kastle Meyer test, uji modern pada abad ke 19 terhadap Hemoglobin, menggunakan
sebuah bahan campuran yang disebut phenolphthalein, yang berubah menjadi warna merah
jambu cerah ketika hemoglobin dicampurkan.Para detektif membuka noda darah yang
terselubung dengan luminal, sebuah percikan membuat noda tersebut memancarkan cahaya
redup dalam sinar ultraviolet. Sebuah versi modern dari uji presipitin Uhlenhuth sering
digunakan untuk menunjukkan apakah darah yang terdapat di dalam sebuah noda tersebut
merupakan darah manusia atau hewan, dan akhirnya menunjukkan jenis hewan apa.

Golongan darah dan berbagai test lainnya berdasarkan pada reaksi imun dapat memberikan
pendapat yang sama terhadap umur, jenis kelamin, dan ras manusia yang mengungkapkan dari
mana sample darah itu diambil, meskipun informasi dunia saat ini lebih kepada identifikasi
DNA.

Percikan darah menceritakan sebuah cerita

Darah pada suatu tempat kriminal dapat memberikan kemungkinan banyaknya identitas yang
tersimpan di balik daerah tersebut, Penyelidik kasus kriminal secara hati-hati mengambil foto
setiap permukaan dari mana darah itu berasal dengan menambah garis-garis untuk menunjukkan
skala.Analis forensik kemudian menggunakan foto-foto ini untuk menunjukkan ukuran dan
bentuk tetesan darah atau percikan, lokasi tetesan-tetesan darah, serta jarak antara tetesan-tetesan
darah.Analisa pola-pola percikan darah memberikan tanda-tanda tentang jenis senjata yang
digunakan, jumlah serangan atau tembakan, tingginya korban dan penyerang dan pergerakan
keduanya selama waktu penyerangan.

Ukuran tetesan darah menunjukkan kecepatan percikan, lebih kecil tetesan-tetesan tersebut
lebih cepat mereka bergerak. Informasi ini bisa menolong para detektif memutuskan apa yang
menyebabkan darah terpencar. Sebuah kabut dari tetesan-tetesan kecil (lebih kecil dari 0.04 inci
atau 1 mm dalam diameter) menyarankan sebuah tembakan atau sebuah ledakan sebagai

8
contohnya. Tetesan yang lebih besar ( 0.04 - 0.16 inci atau 1 – 4 mm ) mungkin berasal dari luka
tikaman atau pukulan dengan benda kasar. Tetesan yang paling besar ( 0.16 – 0.32 inci atau 4 – 8
mm ) paling mungkin bergerak lebih sedikit dari 5 kaki ( 1.5 m ) per detik dan merupakan hasil
dari pukulan dari sebuah kepalan tangan atau senjata kecil.

Bentuk tetesan darah menyisakan jarak dan arah percikan.Tetesan-tetesan tersebut jatuh ke
dalam permukaan yang licin dari atas secara langsung dan berbentuk bulat. Namun demikian,
jika tetesan-tetesan tersebut jatuh dari tempat yang sangat tinggi, sebuah puncak dari tetesan-
tetesan kecil dapat mengelilingi setiap tetesan karena tetesan awal akan melambung ke atas dan
jatuh kembali kemudian tersebar.

Jika sebuah tetesan jatuh di permukaan sebuah sudut lalu mengarah pada ujung tetesan
tersebut, bagian yang menyentuh pertama sekali akan menjadi bulat sedangkan sisinya akan
terpencar dan tidak beraturan. Analisa yang didapat bahwa darah bergerak pada arah bagian yang
tidak teratur. Rumus matematika sederhana menggunakan tetesan dengan lebar dan panjangnya
untuk menunjukkan sudut yang tepat dimana ia menyentuh permukaan : tetesan lebih panjang
dan sudut tubrukan yang di dapat lebih rendah. Hal ini menunjukkan sudut-sudut pada banyak
tetesan dapat mengarahkan penyelidik untuk kembali ke titik dari mana darah itu berasal.Hal ini
memberikan gambaran tentang posisi korban dan penyerang.

Analisa dari percikan tersebut bisa menjadi sangat sulit karena darah dapat dipancarkan tidak
hanya dari tubrukan serangan-serangan yang nyata namun juga dari senjata, pakaian ataupun
pergerakan badan terhadap korban atau penyerang.Setiap dari kegiatan ini menghasilkan noda-
noda dengan polanya tersendiri.Jenis permukaan yang berbeda juga menyebabkan perubahan
yang berbeda pada bentuk dan pola tetesan darah yang menetes pada permukaan.Penafsiran
terhadap bahasa darah termasuk pola-pola noda juga, dikenal sebagai ilmu kimia yang Karl
Landsteiner selidiki dan merupakan suatu seni ilmu pengetahuan.

Kronologi :

1667 Ahli fisika Perancis Jean-Baptiste Denis mentransfusi darah dari seekor
lembu kemanusia
1880s Pada awal abad ini, James Blundel ahli fisika Inggris melakukan uji
coba transfusedarah antar manusia
1868 Karl Otto Landsteiner di Vienna, Austria pada 14 juni
1875 Ilmuwan Jerman Leonard Landors menunjukkan bahwa ketika serum
dari satuspesies hewan dicampur sel darah merah dari spesies lainnya,
sel-sel tersebutberkumpul dan hancur.
1891 Landsteiner memperoleh gelar sarjana kedokteran dari Universitas
Vienna

9
1895 Jules Bordet, seorang peneliti Belgia menunjukkan bahwa gumpalan
Landoisdiamati sebagai suatu reaksi imun.
1897 Landsteiner mulai belajar ilmu serology dan imunitas
1898 Landsteiner mulai bekerja pada institute pathologi Vienna
1900 Landsteiner menyatakan bahwa percampuran serum dan sel-sel darah
dari duamanusia terkadang menyebabkan gumpalan yang Landois dan
Bordet amati.
1901 Landsteiner menulis makalah yang menggambarkan tentang golongan
darah danmenjelaskan mengapa darah yang tercampur dari beberapa
kombinasi padagolongan-golongan yang menghasilkan gumpalan,
sedangkan kombinasi-kombinasilainnya tidak. Pada 7 februari, Paul
Uhlenhuth mengumumkan pengembangan test antibodi yang bisa
menunjukkan apakah darah dalam sebuah titik itu adalah manusia. Pada
akhir juli, dia menggunakan test untuk menghubungkan Ludwic
Tessnow, tukang kayu Jerman dengan pembunuhan dua anak laki-laki.
1902 Teman sekerja Landsteiner menemukan golongan darah ke empat (AB).
Landsteinerdan Max Richter memberi kuliah dimana mereka
menunjukkan bagaimana mengenal golongan darah pada noda-noda
yang sudah kering yang tertinggal pada tempatkriminal.
1907 Landsteiner merencanakan sebuah percobaan yang sederhana untuk
Mengetahuiapakah transfusi darah akan aman. Reuben Ottenberg dari
Rumah sakit Mt.Sinai diNew York melakukan transfusi darah yang
sukses pertama sekali berdasarkanpercobaan Landsteiner.
1908 Landsteiner menjadi direktur laboratorium pada Rumah sakit Royal
ImperialWilhelmina di Vienna.
1911 Landsteiner menjadi Profesor anatomi patologi di Universitas Vienna
1914 Beberapa ilmuwan menemukan bahwa penambahan sodium sitrat ke
darah akanmengawetkan darah sekitar 10 hari.
Perang dunia pertama dimulai pada 1 agustus.

1915 Landsteiner mulai menggunakan tes golongan darah untuk


menyelesaikan kasuskriminal.
1919 Landsteiner pindah ke Belanda
1922 Lattes menerbitkan “Individualiatas darah”. Landsteiner mulai bekerja
pada InstitutRockefeller untuk penelitian medis di New York.
1925 Para ilmuwan menemukan bahwa pada kebanyakan orang, golongan
darah dapatdiketahui melalui tes saliva, semen, dan cairan tubuh lainnya
seperti darah.
1927 Landsteiner dan Philip Levine menemukan golongan darah tipe M,N dan
P.

10
1929 Landsteiner menjadi warga Negara Amerika.
1930 Landsteiner dianugerahi hadiah nobel di bidang physiologi atau obat
obatan
1933 Sergei Yudin menemukan bahwa jika darah didinginkan dan ditambah
Dengansodium sitrat, darah akan bertahan selama satu atau dua bulan.
1937 Bernard Fantus mendirikan bank darah pertama.
1939 Landsteiner pensiun namun tetap bekerja pada perang dunia kedua di
Eropa.
1940 Landsteiner dan Alexander S.Weiner menemukan faktor Rh. Amerika
Serikatmengirim plasma darah ke Inggris antara Juni dan Oktober.
1941-45 Sumbangan darah dan plasma darah membantu mengurangi tingkat
kematian diantara tentara-tentara yang teluka, berkurang setengah dari
apa yang terjadi padaperang dunia I.
1943 Landsteiner menderita serangan jantung di laboratoriumnya pada 24 Juni
danmeninggal pada 26 juni.

Setiap kontak meninggalkan jejak


Alexander lacassagne, Edmond Locard dan laboratorium ilmu forensik.

Kota kecil di prancis melahirkan ahli forensic yang mengagumkan,penentuan kematian


(forensic anthropology ( pemeriksaan tubuh dan tulang setelah mati) forensic ballistic (
pembelajaran tentang senjata dan peluru yang di gunakan dalam tindak kejahatan) analisa
percikan darah,pembelajaran tentang bukti yang tertinggal(debu,rambut,serat-serat dan lainnya)
dan bahkan semua kasus criminal physicologi member langkah awal mereka pada 2 pria yang
bekerja di kota lyon= Alexander Lacassagne dan dia siswa terbaik Edmond Loccard.loccard
menetapkan (menset) dunia pertama laboraturium ilmu forensic pada 2 ruang loreng di
gedung pengadilan lyon

Sebuah penelitian yang sangat hati-hati

Jean – Alexander- Evgene Lacassagne memiliki banyak kesempatan untuk belajar


masalah kekerasan dalam karirnya pertama sekali sebagai seorang dokter dan ahli bedah
militer dari Afrika Utara.lahir pada tahun 1843 di Kahor ,sebuah kota prancis dekat kaki
pyrenes. Lacassagne masuk sekolah militer di di strasboug sebelum mendaftarkan diri di dinas
militer.Dia menjadi tertarik di bidang ilmu forensic ketika dia mengabdi di kota tunis dan
Algreis.Dia mempelajari luka tembak dan menulis proposal pada penggunaan tato untuk
mengidentifikasi.

11
Pengabdian militer lacassagne berakhir pada tahun 1878.di tahun yang sama,dia
menulis buku text( tentang ilmu forensic kedokteran ,prancis de mediane legale ( ringkasan
dari ilmu forensic kedokteran ),yang mengangkat reputasi di bidang ini, oleh karena itu
universitas lyon memintanya untuk menjadi professor pada hukum kedokteran .

Selain tahun 1880 masehi,lacassagne menghabiskan banyak waktu di kota


mortuary,mempelajari perubahan tubuh manusia setelah mati,setiap perubahan yang
berlangsung ,contohnya dia mengobservasi bahwa kulit pada bagian kecil dari tubuh ( yang
merupakan bagian yang paling kecil dekat dengan tanah ) berkembang menjadi bagian-bagian
kecil bewarna ungu beberapa jam setelah orang meninggal.hal ini terjadi karna gaya berat
yang mendorong sel darah merah turun setelah jantung berhenti memompa. Perubahan ini
terjadi kira-kira satu setengah jam setelah kematian yang di sebut livor mortis atau
lividity.selama 10 menit sampai 20 menit pertama setelah kematian tertekanlah sebuah jari
pada titik ungu yang akan membuat titik ini hilang.namun setelah itu .titik-titik tersebut
menjadi tetap Karena warna merahnya lepas dari darah ke kulit

Para detective dapat menggunakan perubahan seperti livor mortis untuk


menunjukkan berapa lama sebelum kematian terjadi.lacassagne menjelaskan mahasiswa-
mahasiswanya .Namun demikian dia memperingati mereka bahwa lingkungan juga
memberikan dampak setelah kematian . perubahan dapat terjadi lebih cepat di tempat yang
panas di bandingkan tempat yang dingin .lacassagne juga menetapkan bahwa perubahan
setelah kematian bisa menunjukkan lebih di bandingkan dengan yang baru saja
meninggal.Livor mortis tampil pada permukaan atas tubuh yang berarti bahwa tubuh tersebut
telah terbalik beberapa jam setelah orang tersebut mati contohnya.ilmuan lainnya.

Ilmuan lainnya : Hans gross (1847-1915)

Hans gross hampir sama pentingnya dengan ilmu forensic seperti lacassagne gras
lahir tahun 1847 raz, Austria dan belajar hokum di gras university.Dia kemudian bekerja
selama 30 tahun sebagai hakim pemeriksa yang berkeliling dari satu kota ke kota lain untuk
mendengarkan kesaksian tentang tindak criminal dengan kalimat-kalimat untuk menetapkan
perkara kejahatan.Pada pekerjaan tersebut dia mendapatkan pengalaman yang luar biasa
mempelajri bukti-bukti fisik untuk menunjukkan apakah orang itu bersalah atau tidak.Dia
menjadi sangat terkenal,untuk setiap kasus yang diselidiki secara mendetail dia dibayar lebih .

Gross merangkumkan pengalaman-pengalamannya pada ‘’system der- kriminalistik’’


buku yang di publikasikan pada tahun 1893 ( buku tersebut di cetak ulang di inggris 1907
sebagai penyelidikan kasus criminal ).buku tersebut banyak materi yang sekarang di kenal
sebagai bagian dari ilmu forensic,meliputi pemeriksaan terhadap bukti-bukti yang tampak
dalam mikroskop,pelajaran terhadap dokumen-dokumen yang di curigai ( analisa tulisan
tanggal sidik jari dan serologi). Buku Gross, buku yang pertama sekali memberikan

12
pendekatan yang sistematis dalam penggunaan ilmu untuk menyelesaikan kasus-kasus
criminal,menjadi apa yang Colin dan Dammar Wilson ‘’ Menulis dalam darah’’ sejarah
pendeteksian ilmu forensic yang disebut dengan kitab- penemuan kasus criminal ‘’ ia
mengenalkan istilah kriminalistik, yang sering di gunakan sebagai sinonim untuk ilmu
forensik.

Setelah dua tahun sebagai professor kriminologi pada universitas Prague ( sekarang
di kenal dengan Republik Czech ). Gross kembali ke unversitas Graz,dimana dia menjadi
professor di bidanghukum pidana pada tahun 1904. Pada tahun 1912, dia mendirikan Institut
Kriminologi dunia yang pertama pada Universitas tersebut . Institute ini terdiri dari museum
dengan pameran-pameran dari senjata-senjata penjahat dan souvenir kriminal lainnya.

Dengan jiwa patriot dan semangat berapi-api. Gross mendaftarkan diri untuk ikut
berperang pada perang dunia pertama walaupun dia telah berusia 67 tahun pada waktu itu,
selama peperangan, dia terkena infeksi paru-paru yang menyebabkan kematiannya pada tahun
1915.

Dua kasus terkenal


Dua kasus yang diselesaikan oleh Alexander Lacassagne pada tahun 1889 membuatnya
terkenal.Pada kasus yang pertama, dia mengidentifikasi seorang pembunuh dengan
membandingkan goresan-goresan pada dua peluru di bawah mikroskop. Goresan-goresan ini
dibuat berbentuk lekuk-lekuk spiral di laras senapan yang menembakkan peluru-peluru tersebut.
Lacassagne telah menemukan bahwa pola-pola goresan itu berbeda dari satu senjata ke senjata
lainnya. Dia menghitung ada 7 lekukan pada satu peluru yang dipindahkan dari satu pembunuh,
uji peluru, tembakan dari bawah lantai mobil di ruang tersangka, menunjukkan 7 goresan yang
sama sehingga Lacassagne menyimpulkan bahwa pria ini adalah seorang pembunuh. Lacassagne
merupakan orang pertama yang mengungkapkan 2 jenis perbandingan ini yang menjadi standar
bagi forensik balistik.
Dalam kasus kedua, dipublikasikan secara lebih luas dari dua, Lacassagne menghadapi
tugas yang tidak menyenangkan karena harus mengidentifikasi seorang pria dengan tubuh yang
membusuk.Tubuh telanjang pertama sekali ditemukan pada bulan Agustus, dalam kantong
kanvas tersembunyi di semak-semak sekitar 10 mil dari Lyon.Pada jarak terdekat, polisi
menemukan sebuah koper besar yang berbau daging yang membusuk.Label pada koper
menunjukkan bahwa koper telah dikirim dengan kereta api dari Paris ke daerah Lyon pada akhir
Juli. Paul Bernard, mantan mahasiswa Lacassagne, memeriksa tubuh tersebut segera setelah
ditemukan dan menyimpulkan bahwa orang tersebut telah dicekik, namun ia bisa mempelajari
hal-hal lainnya tentang kejahatan atau identitas lelaki tersebut. Tubuh tersebut kemudian
dikubur.

13
Sementara itu di Paris, asisten inspektur polisi Marie-François Goron sedang mencari
orang yang hilang, seorang juru sita (petugas pengadilan)bernama Toussaint-Augssent Gouffé.
Kakak ipar Gouffe melaporkan adanya juru sita yang absen pada waktu yang sama ketika polisi
Lyon menemukan tubuh mereka tidak teridentifikasi. Ketika Goron mendengar tentangtubuh
tersebut, dia menduga bahwa mungkin itu adalah Gouffe.Ia memerintahkan tubuhitu digali
(diangkat dari kubur nya) dan dikirim ke Lacassagne, yangdiakui di seluruh Prancis sebagai ahli
forensik.
Lacassagne melakukan semacam investigasi yang hari ini akandilakukan oleh seorang
antropolog forensik. Setelah membersihkan tubuh yang membusuk, ia memeriksa kerangka
mayat itu. Sebuah cacat di lutut kanan meyakinkannya bahwa pria tersebut berjalan dengan
pincangyang terbukti benar Gouffé.Lacassagne menyimpulkan padadasar tulang pria yang
meninggal tersebut telah berusia sekitar 50 tahun; sedangkan Gouffé berusia 49
tahun.Lacassagne membandingkan sampel rambut jenazahdan contoh kepunyaan Gouffé
(diambil dari sisir-nya) di bawah mikroskopdan menyatakan bahwa kedua sampel sesuai.Ketika
Goron dan polisi Paris lainnya datang ke laboratorium ilmuwan Lyon untuk mempelajarihasil
penyelidikannya, Lacassagne menunjukkan mereka kerangkadan berkata, "Tuan-tuan, saya
tunjukkan Anda dengan tuanGouffé."
Pekerjaan detektif yang dipimpin Goron lebih lanjut mengidentifikasi pembunuh Gouffé
sebagai seorang pria yang bernama Michel Eyraud.Lacassagne tidak berperan dalampengadilan
Eyraud, tetapi Eyraud mungkin tidak akan pernah ditangkapjika ilmuwan forensik tidak
menunjukkan bahwa tubuh busuk ituadalah tubuh Gouffé yang hilang.
Pada tahun 1890-an, Lacassagne menjelajahi bidang-bidang lain yang akan
menjadibagian standar dari ilmu forensik. Dia adalah orang pertama yang dikenaluntuk
menganalisis bentuk dan pola tetes darah yang terpercik di adegan kejahatan sebagai
contohnya.Ia juga melakukan pemeriksaan psikologis terhadap Joseph Vacher, yang didakwa
memperkosa dan membunuhsetidaknya 11 anak muda di wilayah baratdaya Perancis. Vacher
menunjukkantanda-tanda kegilaan, tapi setelah wawancara pembunuh itu selama lima bulan pada
tahun 1897, Lacassagne menyimpulkan bahwa Vacher hanya berpura-pura sakit mental,
mungkin dengan harapan dapat dikurangi.
Studi Lacassagne adalah pemikiran untuk menjadi yang pertama pada profil psikologis
yang mendalam dari serial pembunuhan.Vacher dihukum karena salah satu pembunuhan pada
bulan Oktober 1898 dan dieksekusi dua bulan kemudian.

Laboratorium Ilmu Pertama Forensik


Selama bertahun-tahun ketika penelitiannya menetapkan satu bidang forensik setelah
yang lainnya, Lacassagne juga terus mengajar di Universitas Lyon.Edmond Locard, salah satu
mahasiswanya pada tahun1890-an, memujinya sebagai seseorang yang istimewa.Setelah Locard
memperoleh gelar doktor dalam bidang kedokteran dan hukum, Lacassagne mempekerjakan

14
anak muda sebagai asistennya.Lacassagne yakin dengan yang ditempatkannya. Menurut
pendapat sejarawan kriminal seperti Colin dan Damon Wilson, Locard akhirnya melampaui
gurunya sebagai seorang ilmuwan forensik.
Lacassagne tertarik di forensik sejak dia berada di medan perang, tetapi Locard berasal
dari buku. Locard lahir di Lyon pada tahun 1877, setahun sebelum karir militer Lacassagne
berakhir. Sebagai seorang anak, buku bacaan favorit Locard adalah terjemahan Perancis dari
Inggris pengarang Arthur Conan Doyle menceritakan tentang seorang detektif khayalan,
Sherlock Holmes.Holmes melakukan pengamatan dengan hati-hati, penalaran secara logis, dan
tes ilmiah untuk bekerja mencari solusi untuk kejahatan misterius.Ia menjadi inspirasi bagi karir
Locard.
Locard menghadiri sebuah perguruan tinggi Dominica di kota Quillins, kemudian
melanjutkan studinya di Universitas Lyon. Dia datang untuk melihat Alexandre Lacassagne,
gurunya dalam kedokteran forensik di universitas, sebagai pahlawan kehidupan yang nyata yang
penting baginya sebagai khayalandari Sherlock Holmes. Locard menyimpan di hati pernyataan
Lacassagne yang sering diulang-ulang " Seseorangharus mengetahui keragu-raguannya ."
Selama tahun pertama abad ke-20, selain membantu Lacassagne, Locard melanjutkan
pendidikannya dengan mengunjungi ilmuwan forensik terkemuka di Paris, Lausanne (Swiss),
Roma, Berlin, Brussel (Belgia), New York, dan Chicago.Dia memohon kepolisian Lyon untuk
mengizinkan dia mendirikan laboratorium di mana ia bisa memeriksa sidik jari, darah, dan bukti
lain yang ditemukan pada tempat kriminal dengan metode ilmiah yang ia pelajari dari para ahli.
Pejabat kepolisian enggan pada awalnya, tetapi pada tahun 1910, mereka akhirnya mengabulkan
keinginan Locard.
Laboratorium Teknik Polisi antar wilayah kepunyaan Locard memiliki nama yang
mengesankan tapi tidak berlebihan. Laboratorium itu terdiri dari dua ruangan padalantai atas
gedung pengadilan Lyon.Locard dan dua asisten sebagai stafnya, dan peralatannya terdiri dari
sebuah mikroskop dansebuah spektroskop (sebuah perangkat yang digunakan untuk menentukan
sampel kimia). Terbatas pada hal itu, fasilitas Locard masih sebuah terobosan: laboratorium
pertama di dunia akandidedikasikan untuk ilmu forensik.

Sambungan: Laboratorium modern ilmu forensik


Laboratorium ilmu forensik paling modern melekat padadepartemen kepolisian, seperti
Edmond Locard.Beberapa terhubungbukannya ke kantor jaksa distrik atau dari koroner atau
petugas medis, melainkan seorang pegawai yang melakukan autopsi pada orang-orang yang
matidalam keadaan yang mencurigakan. Laboratorium pribadi sedikit yang
dijalankan.Departemen kepolisian atau kejaksaan menyewa mereka ketika diperlukankeahlian
khusus.

15
Sebuah kota besar atau negara bagian laboratorium forensik dapat mempekerjakan lebih
dari 200 orang dan bekerja pada lebih dari 75.000 kasus per tahun. Sebuah laboratorium
biasanya dibagi menjadi beberapa departemen.Satu jenis departemen, divisi serologi,
memeriksa semua bukti yang terkait dengan cairan tubuh.Laboratorium kimia atau divisi
toksikologi memeriksa obat, racun, dan bahan kimia lainnya, sedangkan divisi balistik berkaitan
dengan senjata, peluru, dan alat-alat, termasuk pisau. Divisi bukti jejak mempelajari segala
sesuatu yang kecil untuk diperiksa di bawah mikroskop, termasuk rambut, debu, dan
serat.Sebagai kemungkinan lain, serologi dan menelusuri bukti dari badan, termasuk DNA,
mungkin akan ditangani oleh divisi biologi. Sidik jari, pemeriksaan dokumen, dan spesialisasi
lainnya memiliki divisi sendiri di beberapa laboratorium.
Para ilmuwan yang bekerja di laboratorium forensik biasanya tidak mengumpulkanbukti
fisik di TKP atau wawancara dengan tersangka atau saksi.Sebaliknya, teknisi TKP, kadang-
kadang disebut kriminalis,mengumpulkan bukti dan membawanya ke laboratorium.Para
ilmuwanmenganalisis bukti, kemudian melaporkan hasilnya kepada polisi detektifatau jaksa
wilayah.Ilmuwan forensik juga sering bersaksi tentangtemuan mereka di pengadilan.

Tanda Debu
Di antara berbagai jenis bukti fisik yang ditemukan di TKP, hal yang tertarik bagi Locard
adalah debu dan potongan lain dari materi lainnya terlalu kecil untuk dilihat – dimana saat ini
akan disebut sebagai bukti jejak. Dia mengatakan kepada polisi untuk mengumpulkan jejak bukti
dengan cara yang sama dengan arkeolog, dengan menggali bahan dari sebuah situs kuno: lapis
demi lapis, menjagabahan dari berbagai lapisan terpisah dan hati-hati mencatat urutan lapisan
yang telah dipindahkan.
Debu, Locard menulis pada “Risalah ilmu hukum pidana”, "berisi karakteristik khas yang
memungkinkan kitauntuk menentukan asal-usulnya. "Pada dekade setelah mendirikan
laboratorium ilmu forensik, Locard mengumpulkan database debu,terdiri dari sampel dari setiap
jenis logam, tumbuhan, dan bahan lainyang dia bisa temukan. Dia menggunakan koleksi ini
untuk membantunya mengidentifikasi partikeldi dalam debu yang diambil dari TKP. Debu dari
pakaian,ia menunjukkannya, menunjukkan benda-benda tersangka yang telah dilewatinyaatau
disentuhnya.
Pada tahun 1911, Locard menyelesaikan kejahatan besar pertamanya dengan memeriksa
debudari saku tersangka.Polisi di Paris sedang mencoba memecahkan sebuahkelompok pemalsu,
atau pembuat uang koin palsu- pada kasus ini.Detektif telah mengidentifikasi beberapa
tersangka, tapi mereka menemukantidak ada bukti bahwa orang-orang tersebut telah melakukan
kejahatan.Ketika detektifdatang ke Locard untuk meminta bantuan, Locard meminta mereka
untuk membiarkan dia melihat tersangkapakaian.Para petugas bingung dan menolak pada
awalnya, tetapi mereka akhirnya mengirim dia pakaian milik salah satu orang dari mereka.

16
Locard dengan hati-hati menyapu debu dari pakaian, terutama lengan ke selembar kertas
putih.Dia kemudian memeriksa debu di bawahmikroskop dan melihat serutan kecil logam di
dalamnya. Uji kimia mengungkapkan bahwa fragmen ini termasuk timah, antimon, dan logam
yang sama yang digunakan dalam koin palsu. Ketiga logam, selanjutnya, dibuat proporsi yang
sama pada debu yang mereka kerjakan pada koin. Terkesan dengan penemuan Locard, polisi
memberikan ilmuwan Lyonpakaian dari dua tersangka lainnya. Locard menemukan logam yang
sama pada debu dari saku mereka. Bukti-nya dapat membantu mengirimkan tiga orang ke dalam
penjara.

Paralel: Sherlock Holmes, Ilmuan Forensik Fiktif

Pada akhir abad 19 dan awal 20, cerita tentang Sherlock Holmes, tentunya detektif fiktif
yang paling terkenal sepanjang masa, memperkenalkan cara pembacaan kepada masyarakat
Eropa dan Amerika Utara tentang seorang detektif ilmuwan yang mengidentifikasi penjahat
secara teliti memeriksa bukti dan menarik kesimpulan secara logis dari kasus
tersebut.. Alexandre Lacassagne, Edmond Locard, dan Hans Bruto menyebarkan konsep tersebut
di kalangan kepolisian pada saat yang sama. Sherlock Holmes terinpirasi dari Sir Arthur Conan
Doyle (1859-1930), seorang penulis Inggris. Doyle bekerja pada awalnya sebagai dokter, tetapi
ia semakin tertarik untuk menulis pada tahun1880-an. cerita pertamanya Holmes, “A Study in
Scarlet” dipublikasikan pada tahun 1887 dan langsung sukses.

Doyle mengatakan bahwa dia mengambil ide dasar karakter Sherlock Holmes pada diri
Dr Joseph Bell, salah satu guru Doyle di sekolah kedokteran di Edinburgh, Skotlandia. Bell
bersimpati kepada pasien dan siswa-siswanya dengan menggunakan pengamatannya yang tajam
untuk mengidentifikasi penyakit dan mengungkap sejarah masa lalu pasien. Doyle juga
terinspirasi oleh karya penulis AS Edgar Allan Poe (1809-1849), yang telah menciptakan
beberapa cerita fiksi detektif Perancis, Auguste Dupin, yang dimulai dengan cerita “The murder
in the Rue Morgue” pada tahun 1841. kisah Poe tersebut telah bertahan menjadi cerita detektif
paling laris nomor satu.

Dalam bagian cerita dari “A Study in Scarlet” narator dalam cerita itu, teman Sherlock
Holmes, Dr Watson,menggambarkan Holmes berperilaku dengan cara yang Lacassagne, Bruto,
atau Locard-atau setiap ilmuan forensik moderen- yang secepatnya akan mengenali:

Dia memutar pita pengukur dan kaca pembesar bundar dari sakunya. Dengan
menggunakan kedua alat tersebut ia dengan sembunyi sembunyi menuju ke sebuah ruangan,
terkadang berhenti, kadang-kadang berlutut, dan sesekali berbaring datar dengan bertumpu
pada wajahnya. Begitu asyiknya dia dengan pekerjaannya sehingga tampaknya dia lupa
kehadiran kami. ..

17
Selama dua puluh menit atau lebih ia meneruskan penelitiannya, mengukuran dengan
sangat berhati-hati jarak antara tanda yang sama sekali tidak terlihat oleh ku, dan sesekali
menempelkan untaiyan pita film ke dinding yang maksutnya hanya dia yang mengerti. Di satu
sisi ia mengumpulkan sedikit tumpukan debu abu-abu dari lantai dengan sangat hati-hati, dan
kemudian memasukkannya ke dalam sebuah amplop.. ..

"Mereka mengatakan jenius itu merupakan suatu kapasitas terbatas dalam penderitaan"
katanya sambil tersenyum. "Ini merupakan definisi yang sangat buruk, tetapi berlaku untuk
pekerjaan detektif."

Locard memecahkan sebuah kasus pembunuhan dengan menganalisa jejak-jejak bukti


setahun kemudian.Seorang wanita muda, Marie Latelle, telah ditemukan mati tercekik di
rumahnya di pinggiran kota Lyon. Polisi menduga seorang pria yang telah berkencan dengannya
yaitu seorang pehawai bank yang bernama Émile Gourbin. Gourbin, bagaimanapun, telah
mengatakan bahwa dia hanya bermain kartu dengan teman-temannya sepanjang malam, dan
teman-teman mendukung ceritanya.

Atas permintaan polisi, Locard Latelle mengotopsi tubuh wanita tersebut. Dia melihat
beberapa tempat seperti di lehernya di mana terdapat tanda bekas cengkraman jari_jari
pembunuh yang mencekram lehernya. Locard kemudian mengunjungi Gourbin secara diam-diam
ia mengumpulkan bahan dari bawah kukunya. Ketika Locard melihat dan mengoreksi dengan
mikroskop, ia menemukan serpihan seperti kulit manusia, dicampur dengan beberapa senyawa
yang diidentifikasi seperti bahan campuran bedak.

Polisi menemukan sekotak bedak merah muda di kamar Latelle dimana bedak ini
merupakan hasil pemberian khusus seorang apoteker lokal untuknya. Menganalisis bubuk dalam
kotak tersebut, Locard menemukan zat yang sama persis seperti pada sampel yang didapati dari
kuku Gorbin dan, sebagaimana yang telah diterangkan diatas mengenai bedak khusus yang di
berikan oleh apoterker lokal terdapat dalam proporsi yang sama. Ketika polisi menberitahukan
kepada Gourbin dengan bukti ini, pegawai bank tersebut mengaku bahwa dialah yang telah
mencekik Latelle. Dia juga telah menyiapkan alibi bemain dengan teman-temannya di jam yang
bersamaan.

Petunjuk untuk Identitas

Identifikasi merupakan topik forensik lain yang digemari oleh locard “Untuk menulis
sejarah identifikasi adalah untuk menulis sejarah kriminologi," yang dia tulis dalam
criminalistique de Traité. Dia menulis sebuah buku tentang metode untuk menunjukkan
identitas,” Proofs of Identity” yang diterbitkan pada tahun 1932.

18
Locard diangkat menjadi kepala penemu di bidang identifikasi poroscopy, yang dianggap
sebagai perbaikan sistem Edward Henry untuk klasifikasi sidik jari. Dengan bantuan mikroskop,
Locard menghitung pori-pori, atau pembukaan celah keringat yang keluar, di daerah terkecil dari
sidik jari. Dia menemukan bahwa satu inci persegi (6,4 cm2) berisi rata-rata 2.700 pori-pori. Dia
yakin bahwa angka yang spesifik dan susunan pori-pori berbeda secara individu sesuai dengan
sidik jarinya sendiri. Locard menyatakan bahwa poroscopy dapat membantu polisi pada kasus-
kasus dimana sebagian sidik jari yang tertinggal pada suatu kasus kriminal terlalu kecil untuk
dibandingkan dengan sistem si Henry.

Locard menjadi saksi dalam kasus pencurian tahun 1912 bahwa sidik jari yang ditemukan
di TKP bahwa jumlah pori-pori yang di temukan di tempat kejadian sesuai dengan jumlah pori-
pori tersangka. Dia mendemotrasikan kepada juri dengan menggunakan gambaran foto yang
diperbesar dari sebagian sidik jari yang tertinggal tersebut. Dia juga mengunakan poroscopy
untuk memecahkan beberapa kasus lainnya pada tahun 1912 dan 1913. Polisi menemukan sistem
Locard sangat berat untuk diterapkan, dan poroscopy tidak pernah menjadi populer.

Namun, masih banyak departemen polisi mengikuti rekomendasi Locard, yang dibuat
pada tahun 1918, bahwa dianggap cocok apabila terdapat 12 poin kesamaan antara dua sidik jari.

Hukum Pertukaran

Locard menggambil posisi Lacassagne sebagai profesor kedokteran forensik di


University of Lyon pada tahun 1920 (Lacassagne meninggal pada tahun 1924) dan mengajar
generasi baru ilmuan forensik. Dia juga menjadi direktur pendiri universitas Lyon Institut ilmu
hukum pidana.

Locard pensiun pada tahun 1951, namun ia tetap aktif dalam ilmu forensik sampai
kematiannya pada tahun 1966. Karyanya yang terkenal adalah tujuh jilid bukunya, Traité de
criminalistique yang pertama muncul atau di publikasikan pada tahun 1912, buku tersebut
berlanjut sampai edisi ke tujuh dan merupakan teks dasar bagi ilmuwan forensik pada paruh
pertama abad ke-20.

Ajaran Locard yang paling diingat saat ini disebut Hukum pertukaran. Locard
mengatakan Seorang kriminal ditakdirkan utuk meninggal sesuatu setelah terjadinya kasus
kriminal di tempat tersebut,atau dia menggambil sesuatu dari tempat tersebut, atau
keduanya. Bahan tertinggal bisa termasuk sidik jari, jejak ban, benang atau potongan-potongan
kain, atau rambut.

Tetesan darah atau rambut dari korban, kotoran atau materi tanaman dari luar ruangan,
atau serat dari karpet atau jok adalah contoh dari hal-hal yang mungkin tidak disadari terbawa
pergi. Locard suka berkata, "Setiap kontak meninggalkan jejak" Penemuan dan analisis dari

19
jejak Dapat membuktikan bahwa seorang tersangka di TKP dan kadang-kadang memberikan
bukti yang meyakinkan bahwa ia melakukan kejahatan tersebut.

Edmond Locard menjelaskan bahwa pidana selalu meninggalkan sesuatu di TKP


dan mengambil sesuatu. Mencari jejak dapat membantu detektif mengidentifikasi
kriminal. Pada contoh yang ditampilkan di sini, orang burglarizing telah meninggalkan
sidik jarinya di dinding dan helai rambutnya telah jatuh ke karpet. Pada saat yang sama,
serat karpet dan bulu dari kucing yang menyapu kakinya tersangkut di celananya.

Rahasia-rahasia pada penelusuran Bukti

Ilmuwan forensik saat ini, seperti Edmond Locard dan Sherlock Holmes, memeriksa
setiap potongan bahan yang tidak biasa ditemukan di TKP. Mereka mengumpulkan jejak bukti
kecil dengan alat penyedot/pembersih, pinset, atau mengangkat pita dan memasukkan ke dalam

20
amplop, botol, atau kotak. "Jika kamu mendengar Dustbuster dan tidak melihat apa-apa selain
kaki yang keluar dari celana, atau beberapa orang memilih butir-butir pasir keluar dari lantai
kayu dengan pinset, kemungkinan itu adalah jejak seorang detektif" analis jejak Jay Paresh
mengatakan pada NE Genge, sang pengarang The Casebook Forensik . "orang-orang tersebut
juga adalah orang-orang yang membawa botol-botol kecil yang di pegang dengan sarung tangan
mereka, juga orang-orang dengan botol-botol kecil berdesakan pada sakunya.mereka itu adalah
kolektor kompulsif "

Setelah masa bahwa bukti-bukti dikumpulkan dalam laboratorium, mikroskop,


spektrometer, dan komputer menjadi alat analis yang paling penting. Mikroskop mengungkapkan
rincian struktur, dan spektrometer menentukan susunan kimiawi.Komputer sebagai bahan
database, seperti jenis cat, serat, dan kaca, analisis bukti ini yang akan mencocokan proses
pengidentifikasian.

Setelah teridentifikasi material-material bukti tersebut memberikan banyak petunjuk


tentang kejahatan. Bungkahan cat yang terkelupas dari lokasi kecelakaan tabrak lari, misalnya,
dapat mengungkapkan tempat pembuatan, model, dan tahun mobil yang tertinggal dari tempat
kejadian. Tanah dan biji-bijian, serbuk sari, atau material tanaman lainnya mungkin dapat
menunjukkan lokasi atau dari mana sangkorban atau si pelaku datang.Serat dapat dicocokan
dengan pakaian atau kain pelapis milik tersangka. Jejak-jejak bukti tunggal biasanya tidak dapat
menjadi barang bukti bahwa orang tersebut melakukan kejahatan. Beberapa serat, biji-bijian,
jenis cat, dan yang jarang dibandingkan dengan bukti-bukti lainya,tapi kebanyakan mungkin ada
di lebih dari satu tempat atau pada objek yang dimiliki oleh banyak orang. Jejak-jejak bukti yang
dapat digunakan untuk menekan tersangka untuk mengakui perbuatannya, namun, atau untuk
membuat suatu pembelaan yang bisa meyakinkan para juri. Di tangan seorang analis jejak bukti
yang tepat, dapat menceritakan sebuah cerita yang kuat.

21

Anda mungkin juga menyukai