Pola makan
Status gizi
Tinggi badan
Berat badan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman pangan yang
sebagian besar menjadi sumber pangan untuk diolah kedalam berbagai jenis
makanan. Menurut Badan Ketahanan Pangan (BKP), jenis pangan atau kelompok
pangan terdiri dari sembilan bahan makanan dan diklarifikasikan sebagai berikut:
padi-padian, umbi-umbian, pangan hewan, minyak dan lemak, buah/biji
berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, minuman, bumbu (BKP dalam
Rosida,2011).
Variasi makanan yang mudah di peroleh,sesuai selera dan daya beli salah
satunya adalah makanan cepat saji(fost food). Mudahnya memperoleh makanan
cepat saji mempengaruhi pola makanan khususnya remaja yang kerap kali
melakukan penyimpangan terhadap kebiasaan makan, sehinga penyusunan menu
seimbang dan sesuai dengan aktivitas sehari-hari perlu diperhatikan untuk
mencukupi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubu.
Masa remaja merupakan masa masa peralihan dari masa anak-anak ke massa
dewasa. Batas usia remaja adalah usia 10 tahun hingga 20 tahun (istiany,2013).
Menurut WHO, remaja sebagai suatu masa di mana indifidu berkembang dari
saat saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual sekunder (pubertas)
sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Pada masa ini terjadi perubahan
fisik dan psikis yang siknifikan yang di tandai dengan pertumbuhan badan yang
pesat dan matangnya organ reproduksi sehingga remaja membutuhkan asupan
nutrisi yang lebuh besar dari pada massa anak-anak.
Masa remaja termasuk golongan rawan gizi karena pertumbuhan dan
perkembangannya sanggat cepat serta mulai aktif untuk beraktifitas sehingga
tubuh memerlukan energi dan asupan zat gizi lebih banyak (arisman 2008).
Asupam nutrisi makanan yang diterima oleh tubuh berhubungan dengan perilaku
makan, sehingga jika perilaku konsumsi pangan tidak sehat dan seimbang maka
akan mempengaruhi status gizi seseorang. Status gizi adalah suatu ukuran
mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang di
konsumsi dan pengunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi di bagi menjadi
tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, gizi lebih (almatsier,2005).
Salah satu usaha pemerintah untuk mencegah masalah gizi dan memperbaikin
polah makan masyarakat adalah dengan memperkenalkan pedoman empat
sehat lima sempurna pada tahun 1950 oleh prof dr. Poerwo soedarmo. Pedoman
tersebut merupakan slogan untuk memenuhi menu seimbang, tetapi kini
pedoman tersebut sudah tidak sesuai dan diganti dengan pedoman gizi seimbang
(PGS) yang bertujuan menyediakan pedoman makanan dan perilaku sehat bagi
masyarakat yang di harapkan dapat memperbaiki pedoman sebelumnya.
SMA Muhammadiyah Jl. Delima Kel. Toboko. Kec. Kota Ternate selatan. Populasi
sekolah bersifat heterogen, artinya terdapat unsur-unsur yang memiliki sifat atau
keadaan yang bervariasi seperti jenis kelamin, usi, jumlah jam pelajaran, aktivitas,
pergaulan serta status sosial, dan ekonomi siswa yang berberbeda tentunya juga
akan mempengaruhi pola konsumsi dan status gizi siswa di sekolah.
Berdasarkan permasalahan yang telah di ungkapkan, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai “pengaruh variasi konsumsi pangan
terhadap status gizi pelajar SMA Muhammadiyah kota ternate”
B. Rumusan Masalah
1. bagaimana variasi konsumsi pangan pelajar kelas X-IIS
2. bagai mana frekuensi konsumsi pangan pelajar kelas X-MIPA
3. bagaimana pengaruh variasi konsumsi pangan terhadap status gizi pelajar
kelas XI SMA Muhammadiyah
c. tujuan penelitian
berdassarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
:
1. Variasi konsumsi pangan pelajar kelas XI
2. Frekuensi konsumsi pangan pelajar kelas XI
3. Pengaruh variasi konsumsi pangan terhadap status gizi pelajar kelas XI
SMA Muhammadiyah kota ternate
D. manfaat penelitian
1. bagi penelitian
a. mengetahui sejauh mana variasi konsumsi pangan yang berbeda akan
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi terutama pada masa pertumbuhan
b. mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap kebutuhan gizi remaja untik
masa pertumbuhan dan perkembangan.
2. bagi dunia pendidikan
a. memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai pola pangan yang
baik melalui pengawasan makanan yang ada di kantin-kantik sekolah
b. menambah pengetahuan remaja mengenai pentingnya pola konsumsi yang
baik dan benar terhadap assupan makanan yang di konsumsi guna menabah
nutrisi yang di butuhkan oleh tubuh dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan
3. bagi masyarakat
a. meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan
dengan mengkonsumsi makanan yang beragam