Anda di halaman 1dari 7

Aortic Valve Stenosis

Definisi Aortic Stenosis


Aortic stenosis adalah penyempitan abnormal dari klep (katup) aorta (aortic valve). Sejumlah
dari kondisi-kondisi menyebabkan penyakit yang berakibat pada penyempitan dari klep aorta.
Ketika derajat dari penyempitan menjadi cukup signifikan untuk menghalangi aliran darah dari
bilik kiri ke arteri-arteri, persoalan-persoalan jantung berkembang. Mekanisme dasar adalah
sebagai berikut:

 Jantung adalah pompa yang berotot dengan empat ruang dan empat klep.
 Ruang-ruang bagian atas, serambi (atrium) kanan dan serambi kiri (atria - bentuk jamak
untuk atrium), adalah ruang-ruang pengisi yang berdinding tipis.
 Darah mengalir dari atria (serambi-serambi) kanan dan kiri melalui klep-klep tricuspid
dan mitral kedalam ruang-ruang yang lebih rendah yaitu ventricles (bilik-bilik) kanan
dan kiri.
 Ventricles kanan dan kiri mempunyai dinding-dinding berotot yang tebal untuk
memompa darah melaui klep-klep pulmonic dan aortic kedalam peredaran (sirkulasi).
 Klep-klep jantung adalah kelopak-kelopak yang tipis dari jaringan yang membuka dan
menutup pada saat yang tepat selama setiap siklus denyut jantung.
 Fungsi utama dari klep-klep jantung ini adalah untuk mencegah darah mengalir balik
kembali.
 Darah bersirkulasi melalui arteri-arteri untuk menyediakan oksigen dan nutrisi-nutrisi
lain ke tubuh, dan kemudian kembali dengan pembuangan karbondioksida melalui vena-
vena ke atrium (serambi) kanan; ketika ventricles mengendur (relax), darah dari atrium
kanan lewat melalui klep tricuspid kedalam ventricle (bilik) kanan.
 Ketika ventricles berkontraksi, darah dari bilik (ventricle) kanan dipompa melalui klep
pulmonic kedalam paru-paru untuk mengisi kembali oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida.
 Darah yang mengandung oksigen kemudian kembali ke atrium kiri dan lewat melalui
klep mitral kedalam ventricle (bilik) kiri.
 Darah dipompa oleh ventricle kiri melaui klep aortic kedalam aorta dan arteri-arteri
tubuh.

Aliran darah ke arteri-arteri tubuh terganggu ketika aortic stenosis ada. Akhirnya, ini
dapat menjurus pada gagal jantung. Aortic stenosis terjadi tiga kali lebih umum pada
pria-pria daripada pada wanita-wanita.

Penyebab Aortic Stenosis


Pada kaum dewasa, tiga kondisi-kondisi diketahui menyebabkan aortic stenosis.

1. Kerusakan yang disebabkan oleh pemakaian yang progresif dari suatu klep bicuspid hadir
sejak kelahiran (congenital).
2. Kerusakan yang disebabkan oleh pemakaian dari klep aortic pada kaum tua.
3. Luka parut dari klep aortic yang diseabkan oleh demam rhematik sebagai seorang anak
atau dewasa muda.

Klep bicuspid aortic adalah penyebab yang paling umum dari aortic stenosis pada pasien-pasien
dibawah umur 65 tahun. Klep-klep aortic normal mempunyai tiga kelopak-kelopak tipis yang
disebut cusps. Kira-kira 2% dari orang-orang dilahirkan dengan klep-klep aortic yang
mempunyai hanya dua cusps (bicuspid valves). Meskipun klep-klep bicuspid biasanya tidak
menghalangi aliran darah ketika pasien-pasien muda, mereka tidak membuka selebar klep-klep
normal dengan tiga cusps. Ole karenanya, darah mengalir melalui klep-klep bicuspid adalah
lebih turbulen (bergolak), menyebabkan kerusakan yang meningkat yang disebabkan oleh
pemakaian pada kelopak-kelopak klep. Melaui waktu, kerusakan yang berlebihan yang
disebabkan oleh pemakaian menjurus pada kalsifikasi (calcification), luka parut, dan mobilitas
(gerakan) yang berkurang dari kelopak-kelopak klep. Kira-kira 10% dari klep-klep bicuspid
menjadi menyempit secara signifikan, berakibat pada gejala-gejala dan persoalan-persoalan
jantung dari aortic stenosis.

Penyebab yang paling umum dari aortic stenosis pada pasien-pasien berumur 65 tahun dan lebih
disebut "senile calcific aortic stenosis." Dengan penuaan, protein collagen dari kelopak-kelopak
klep dihancurkan, dan kalsium mengendap pada kelopak-kelopak. Pergolakan diseluruh klep-
klep meningkatkan penyebab luka parut, penebalan, dan stenosis dari klep sekali mobilitas
kelopak klep dikurangi oleh kalsifikasi (calcification). Mengapa proses penuaan ini berlanjut
untuk menyebabkan aortic stenosis yang signifikan pada beberapa pasien-pasien namun tidak
pada yang lain-lainnya tidak diketahui. Penyakit yang progresif yang menyebabkan aortic
calcification dan stenosis tidak ada sangkut pautnya dengan pilihan-pilihan gaya hidup yang
sehat, tidak seperti kalsium yang dapat mengendap pada arteri koroner untuk menyebabkan
serangan jantung.

Rheumatic fever (demam rhematik) adalah suatu kondisi yang berakibat dari infeksi oleh
kelompok streptococcal bacteria yang tidak dirawat . Kerusakan pada kelopak-kelopak klep
dari demam rhematik menyebabkan pergolakan yang meningkat diseluruh klep dan lebih banyak
kerusakan. Penyempitan dari demam rhematik terjadi dari peleburan dari tepi-tepi (commissures)
dari kelopak-kelopak klep. Rheumatic aortic stenosis biasanya terjadi dengan beberapa derajat
dari aortic regurgitation. Dibawah keadaan-keadaan normal, klep aortic menutup untuk
mencegah darah di aorta dari mengalir balik ke ventricle kiri. Pada aortic regurgitation, klep
yang sakit mengizinkan kebocoran dari darah balik kedalam ventricle kiri ketika otot-otot
ventricle mengendur (relax) setelah memompa. Pasien-pasien ini juga mempunyai beberapa
derajat dari kerusakan rhematik pada klep mitral. Penyakit jantung rhematik adalah suatu
kejadian yang relatif tidak umum di Amerika, kecuali pada orang-orang yang telah berimigrasi
dari negara-negara kurang maju.
Bagaimana Aortic Stenosis Mempengaruhi Pompa Bilik Kiri
(Left Ventricle) ?
Gejala-gejala dan persoalan-persoalan jantung pada aortic stenosis dihubungkan pada derajat dari
penyempitan area klep aortic. Pasien-pasien dengan penyempitan klep aortic yang ringan
mungkin tidak mengalami gejala-gejala. Ketika penyempitan menjadi signifikan (biasanya lebih
besar dari 50% pengurangan pada area klep), tekanan pada ventricle kiri meningkat dan suatu
perbedaan tekanan dapat diukur antara ventricle kiri dan aorta. Suatu jalan yang mudah untuk
mengkonsepkan persoalan-persoalan ukuran adalah untuk memikirkan suatu klep aortic normal
sebagai suatu ukuran "setengah dolar" dalam garis tengahnya, dan suatu penyempitan klep secara
signifikan sebagai kurang dari suatu "dime (sepersepuluh dolar)" dalam ukurannya. Untuk
mengkompensasi tahanan (resisten) yang meningkat pada klep aortic, otot-otot dari ventricle kiri
menebal untuk memelihara fungsi pompa dan cardiac output (jumlah darah yang dikeluarkan
jantung). Penebalan otot ini menyebabkan suatu otot jantung yang lebih kaku yang memerlukan
tekanan-tekanan yang lebih tinggi pada atrium kiri dan pembuluh-pembuluh darah dari paru-paru
untuk mengisi ventricle kiri. Meskipun pasien-pasien ini mungkin mampu untuk memelihara
cardiac output yang cukup dan normal pada saat istirahat, kemampuan dari jantung untuk
meningkatkan hasil (output) dengan latihan dibatasi oleh tekanan-tekanan tinggi ini. Ketika
penyakit berlanjut tekanan yang meningkat akhirnya menyebabkan ventricle kiri untuk
membesar, menjurus pada suatu pengurangan pada cardiac output dan gagal jantung.

Gejala-Gejala Aortic Stenosis


Gejala-gejala utama dari aortic stenosis adalah:

 nyeri dada (angina),


 pingsan (syncope), dan
 sesak napas (disebabkan oleh gagal jantung).

Pada 4% dari pasien-pasien dengan aortic stenosis, gejala pertama adalah kematian yang
mendadak, biasanya sewaktu pengerahan tenaga yang berat.

Sebab yang tepat untuk kematian yang mendadak tidak diketahui. Ia mungkin disebabkan oleh
kelainan-kelainan irama jantung sekunder pada aliran darah yang tidak cukup melalui klep aortic
yang menyempit kedalam arteri-arteri koroner jantung. Kekurangan oksigen pada lapisan dalam
dari otot jantung terjadi disebabkan oleh kekurangan dari aliran darah ke arteri-arteri koroner,
terutama sewaktu pengerahan tenaga yang berat. Kekurangan oksigen pada otot-otot jantung
menyebabkan nyeri dada dan kenmungkinan irama-irama jantung yang abnormal.

Nyeri dada adalah gejala pertama pada sepertiga dari pasien-pasien dan akhirnya pada setengah
dari pasien-pasien dengan aortic stenosis. Nyeri dada pada pasien-pasien dengan aortic stenosis
adalah sama dengan nyeri dada (angina) yang dialami oleh pasien-pasien dengan penyakit arteri
koroner (coronary artery disease). Pada keduanya dari kondisi-kondisi ini, nyeri digambarkan
sebagai tekanan dibahwah tulang dada yang dicetuskan oleh pengerahan tenaga dan dihilangkan
dengan beristirahat. Pada pasien-pasien dengan penyakit arteri koroner, nyeri dada disebabkan
oleh suplai darah yang tidak cukup ke otot-otot jantung karena arteri-arteri koroner yang
menyempit. Pada pasien-pasien dengan aortic stenosis, nyeri dada seringkali terjadi tanpa segala
penyempitan dari arteri-arteri koroner yang mendasarinya. Otot jantung yang menebal harus
memompa melawan tekanan yang tinggi untuk mendorong darah melalui klep aortic yang
menyempit. Ini meningkatkan permintaan oksigen otot jantung yang melebihi suplai yang
dikirim dalam darah, menyebabkan nyeri dada (angina).

Pingsan (syncope) yang berhubungan dengan aortic stenosis biasanya dihubungkan dengan
pengerahan tenaga atau kegembiraan. Kondisi-kondisi ini menyebabkan relaksasi (pengenduran)
dari pembuluh-pembuluh darah tubuh (vasodilation), menurunkan tekanan darah. Pada aortic
stenosis, jantung tidak mampu untuk meningkatkan hasil untuk mengkompensasi jatuhnya
tekanan darah. Oleh karenanya, aliran darah ke otak berkurang, menyebabkan pingsan. Pingsan
dapat juga terjadi ketika cardiac output berkurang oleh suatu denyut jantung yang tidak teratur
(arrhythmia). Tanpa perawatan yang efektif, harapan hidup rata-rata adalah kurang dari tiga
tahun setelah timbulnya nyeri dada atau gejala-gejala syncope.

Sesak napas dari gagal jantung adalah tanda yang paling tidak menyenangkan. Ia mencerminkan
kegagalan otot jantung untuk mengkompensasi beban tekanan yang ekstrim dari aortic stenosis.
Sesak napas disebabkan oleh tekanan yang meningkat pada pembuluh-pembuluh darah dari paru
yang disebabkan oleh tekanan yang meningkat yang diperlukan untuk mengisi ventricle kiri.
Awalnya, sesak napas terjadi hanya sewaktu aktivitas. Ketika penyakit berlanjut, sesak napas
terjadi waktu istirahat. Pasien-pasien dapat menemukannya sulit untuk berbaring tanpa menjadi
sesak napas (orthopnea). Tanpa perawatan, harapan hidup rata-rata setelah timbulnya gagal
jantung yang disebabkan oleh aortic stenosis adalah antara 6 sampai 24 bulan.

Yang Mungkin Ditemukan Dokter Pada Pasien-Pasien


Dengan Aortic Stenosis
Arteri-arteri carotid membawa darah dari aorta ke otak dan adalah arteri-arteri yang paling dekat
pada klep aortic yang dapat dirasakan oleh dokter yang memeriksa leher. Pasien-pasien dengan
aortic stenosis yang signifikan mempunyai suatu delayed upstroke dan intensitas yang lebih
rendah dari denyut carotid yang berkorelasi dengan penyempitan yang berat/parah. Aortic valve
stenosis menyebabkan pergolakan yang signifikan pada darah yang mengalir selama kontraksi
dari ventricle kiri yang berakibat pada suatu bunyi desiran yang abnormal (murmur) yang keras.
Kekerasan suara dari murmur tidak, bagaimanapun, berkorelasi dengan keparahan dari stenosis.
Pasien-pasien dengan stenosis ringan dapat mempunyai murmur-murmur yang keras, sementara
pasien-pasien dengan stenosis yang berat/parah dan gagal jantung mungkin tidak memompa
cukup darah untuk menyebabkan sebagian besar dari suatu murmur.

Mendiagnosa Aortic Stenosis


Electrocardiogram (EKG): Suatu EKG adalah suatu perekaman dari aktivitas elektrik jantung.
Pola-pola abnormal pada EKG dapat mencerminkan suatu otot jantung yang menebal dan
menyarankan diagnosis dari aortic stenosis. Pada kejadia-kejadian yang jarang, kelainan
konduksi elektrik dapat juga terlihat.
Chest x-ray: Suatu chest x-ray (x-ray dada) biasanya menunjukan suatu bayangan jantung yang
normal. Aorta diatas klep aortic seringkali membesar. Jika gagal jantung hadir, cairan di jaringan
paru dan pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar di daerah-daerah paru bagian atas
seringkali terlihat. Suatu inspeksi yang hati-hati dari x-ray dada adakalanya mengungkap
kalsifikasi (calcification) dari klep aortic.

Echocardiography: Echocardiography menggunakan gelombang-gelombang ultrasound untuk


memperoleh gambar-gambar (images) dari ruang-ruang jantung, klep-klep, dan struktur-struktur
yang mengelilinginya. Ii adalah suatu alat non-invasive yang berguna, yang membntu dokter-
dokter mendiagnosa penyakit klep aortic. Suatu echocardiogram dapat menunjukan suatu klep
aortic yang menebal dan kalsifikasi yang membuka dengan buruk. Ia dapat juga menunjukan
ukuran dan kefungsian dari ruang-ruang jantung. Suatu teknik yang disebut Doppler dapat
digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan pada setiap sisi dari klep aortic dan untuk
menaksir area klep aortic.

Cardiac catheterization: Cardiac catheterization adalah standar emas dalam mengevaluasi


aortic stenosis. Tabung-tabung plastik berongga yang kecil (catheters) dimasukan dibawah
tuntunan x-ray ke klep aortic dan kedalam ventricle kiri. Bersama tekanan-tekanan diukur pada
kedua sisi dari klep aortic. Kecepatan dari aliran darah diseluruh klep aortic dapat juga diukur
menggunakan suatu kateter khusus. Menggunakan data-data ini, area klep aortic dapat dihitung.
Suatu area klep aortic yang normal adalah 3 centimeter kuadrat. Gejala-gejala biasanya terjadi
ketika area klep aortic menyempit ke kurang dari 1 centimeter kuadrat. Aortic stenosis kritis
hadir ketika area klep adalah kurang dari 0.7 centimeter kuadrat. Pada pasien-pasien yang
berumur lebih dari 40 tahun , agent-agent kontras x-ray dapat disuntikan kedalam arteri-arteri
koroner (coronary angiography) selama cardiac catheterization untuk mengevaluasi keadaan
dari arteri-arteri koroner. Jika penyempitan yang signifikan dari arteri-arteri koroner ditemukan,
coronary artery bypass graft surgery (CABG) dapat dilaksanakan sewaktu operasi
penggantian klep aortic.

Merawat Aortic Stenosis


Pasien-pasien tanpa gejala-gejala dapat diamati hingga gejala-gejala berkembang. Pasien-pasien
dengan aortic stenosis ringan tidak memerlukan perawatan atau pembatasan dari aktivitas.
Pasien-pasien dengan aortic stenosis sedang (area klep 1.5 sampai 1.0 centimeter kuadrat)
dinasehati untuk menhindari aktivitas-aktivitas yang berat seperti mengangkat beban atau lari
cepat. Aortic stenosis dapat berlanjut melalui waktu beberapa tahun. Oleh karenanya, pasien-
pasien biasanya diperiksa setiap tahun dan dievaluasi dengan echocardiography secara periodik
untuk memonitor kemajuan penyakit. Karena infeksi klep (endocarditis) adalah suatu
komplikasi yang serius dari aortic stenosis, pasien-pasien ini biasanya diberikan antibiotik-
antibiotik sebelum segala prosedur dimana bakteri-bakteri mungkin dimasukkan kedalam aliran
darah. Ini termasuk pekerjaan gigi yang rutin, operasi minor, dan prosedur-prosedur yang
mungkin melukai jaringan-jaringan tubuh seperti pemeriksaan-pemeriksaan colonoscopy dan
gynecologic atau urologic. Contoh-contoh dari antibiotik-antibiotik yang digunakan termasuk
amoxicillin (Amoxil) dan erythromycin (E-Mycin, Eryc, PCE) oral, begitu juga ampicillin
(Unasyn), gentamicin (Garamycin), dan vancomycin (Lyphocin, Vancocin) intramuscular
atau intravena.
Ketika gejala-gejala dari nyeri dada, syncope, atau sesak napas timbul, prognosis untuk pasien-
pasien dengan aortic stenosis tanpa operasi penggantian klep adalah buruk. Terapi medis, seperti
penggunaan dari diuretics untuk mengurangi tekanan-tekanan paru yang tinggi dan
mengeluarkan cairan paru dapat menyediakan hanya pembebasan yang sementara dari gejala-
gejala. Pasien-pasien dengan gejala-gejala biasanya menjalani cardiac catheterization (katerisasi
jantung). Jika aortic stenosis berat/parah dikonfirmasi, penggantian klep aortic biasanya
direkomendasi. Risko kematian keseluruhan untuk operasi penggantian klep aortic adalah kira-
kira 5%. Umur yang telah lanjut harus tidak menjadi suatu alasan untuk tidak merekomendasikan
penggantian klep aortic untuk aortic stenosis. Pasien-pasien yang jika tidak adalah sehat pada
umur delapanpuluhannya dengan otot-otot jantung yang kuat seringkali mendapat manfaat secara
dramatis dari penggantian klep aortic untuk aortic stenosis yang kritis.

Penggantian klep-klep aortic yang diproses dari babi-babi (porcine) atau sapi-sapi (bovine)
disebut bioprostheses. Bioprostheses adalah kurang tahan lama daripada prostheses mekanik
(didiskusikan dibawah) namun mempunyai keuntungan dari tidak memerlukan obat pengencer
darah seumur hidup (anticoagulation) untuk mencegah pembentukan bekuan-bekuan darah pada
permukaan-permukaan klep. Harapan hidup rata-rata dari suatu bioprostheses klep aortic adalah
10 sampai 15 tahun. Bioprostheses mengapur (calcify) secara cepat, merosot (degenerate) dan
menyempit pada pasien-pasien muda. Oleh karenanya, bioprostheses terutama digunakan pada
pasien-pasien diatas umur 75 tahun atau pada pasien-pasien yang tidak dapat mengambil
pengencer-pengencer darah. Baru-baru ini, klep-klep aortic dari mayat-mayat manusia telah
digunakan pada pasien-pasien yang lebih muda untuk menghindari keperluan untuk obat
anticoagulation. Bagaimanapun, ketersedian dari cangkokan-cangkokan aortic manusia adalah
terbatas; meskipun mungkin lebih baik daripada bioprostheses lain, daya tahan jangka
panjangnya tidak diketahui. "Ross Procedure" baru terdiri dari memindahkan klep pulmonic
keposisi aortic dan menggantikan klep pulmonic dengan suatu klep dari suatu donor manusia.
Prosedur ini masih belum dilaksanakan cukup lama untuk mengevaluasi prestasi jangka panjang
dari klep pulmonic ketika dipindahkan ke posisi aortic.

Prostheses mekanik telah membuktikan dapat tahan lama yang ekstrim dan dapat diharapkan
untuk bertahan dari 20 sampai 40 tahun. Bagaimanapun, klep-klep prosthetic mekanik semuanya
memerlukan antikoagulasi sepanjang hidup dengan pengencer-pengencer darah seperti warfarin
(Coumadin) untuk mencegah pembentukan bekuan pada permukaan-permukaan klep. Kalau
tidak, bekuan-bekuan darah yang copot dari klep-klep ini dapat berjalan ke otak dan
menyebabkan embolic stroke atau persoalan-persoalan embolik pada bagian-bagian lain tubuh.
The original caged-ball Starr-Edwards prosthesis dari tahun sembilan belas enampuluhan
(1960s) digantikan oleh the tilting disc Bjork-Shiley dari tahun 1970s dan awal 1980s.
Meskipun klep Bjork-Shiley menyediakan suatu bukaan yang lebih besar untuk aliran darah,
suatu model generasi kedua dari klep memaparkan risiko patah yang potensial yang berakibat
pada kematian, dan adalah tidak lagi tersedia di Amerika. The tilting pivoting disc Hall-
Medtronic valve dan two leaflet (bileaflet) carbon St. Jude valve adalah prostheses mekanik
yang secara umum digunakan sekarang ini. Klep-klep ini menyediakan karakteristik-karakteristik
pengaliran yang sangat baik namun memerlukan antikoagulasi sepanjang hidup dengan
pengencer-pengencer darah seperti warfarin (Coumadin), untuk mencegah komplikasi-
komplikasi embolik.
Area klep aortic dapat dibuka atau diperbesar dengan suatu balloon catheter (balloon
valvuloplasty) yang diperkenalkan pada cara yang hampir sama seperti kateterisasi cardiac
(cardiac catheterization). Dengan balloon valvuloplasty, area klep aortic secara khas meningkat
sedikit. Pasien-pasien dengan aortic stenosis kritis dapat oleh karenanya mengalami perbaikan
sementara dengan prosedur ini. Sayangnya, kebanyakan dari klep-klep ini menyempit melaui
suatu periode dari 6 sampai 18 bulan. Oleh karenanya, balloon valvuloplasty adalah bermanfaat
sebagai suatu tindakan jangka pendek untuk sementara menghilangkan gejala-gejala pada pasien-
pasien yang adalah bukan calon-calon untuk penggantian klep aortic. Pasien-pasien yang
memerlukan operasi bukan cardiac yang urgen (mendesak), seperti penggantian pinggul,
mungkin mendapat manfaat dari aortic valvuloplasty sebelum operasi. Valvuloplasty
memperbaiki fungsi jantung dan kesempatan-kesempatan menyelamatkan nyawa dari operasi
non-cardiac. Aortic valvuloplasty dapat juga berguna sebagai suatu jembatan pada pengantian
klep aortic pada pasien kaum tua dengan otot ventricle yang berfungsi buruk. Balloon
valvuloplasty mungkin untuk sementara memperbaiki fungsi otot ventricular, dan jadi
memperbaiki kelangsungan hidup operasi. Mereka yang merespon pada valvuloplasty dengan
perbaikan pada fungsi ventricular dapat diharapkan mendapat manfaat bahakan lebih banyak dari
penggantian klep aortic. Aortic valvuloplasty pada pasien-pasien tua yang berisiko tinggi ini
mempunyai suatu kematian yang serupa (5%) dan angka komplikasi yang serius (5%) seperti
penggantian klep aortic pada calon-calon operasi.

Anda mungkin juga menyukai