Anda di halaman 1dari 8

BAB VIII

INSTRUMENTASI DAN PENGENDALIAN PROSES

Pengendalian proses dalam suatu industri sangat diperlukan agar proses operasi
yang ada dapat berproduksi dengan aman, terkendali, dan hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan serta tidak menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap
lingkungan. Pengendalian proses di PG Kebon Agung meliputi langkah-langkah
atau usaha yang diambil terhadap pelaksanaan proses produksi dan penggunaan
alat-alatnya. Ada empat aspek pengendalian yang paling penting adalah:
a) Suhu
b) Tekanan
c) pH
d) Volume
1. Stasiun gilingan
a. Penyetelan gilingan
Penyetelan gilingan serta pengoperasian gilingan yang tepat akan
memberikan efisiensi gilingan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
karena itu langkah-langkah yang di gunakan antara lain:
- Periodik recheck penyetelan gilingan bukaan kerja dan mereset
apabila terjadi penyimpangan
- Penyetelan gilingan menyesuaikan dengan kadar sabut yang ada.
b. Pengolahan pendahuluan
Pada pengolahan pendahuluan, tebu dihancurkan tapi apabila nira
yang terperah tidak maksimal maka perlu dilakukan preparation index
stinggi mungkin untuk memaksimalkan pembukaan sel-sel tebu agar nira
yang dihasilkan dapat maksimal. Langkah-langkah yang diambil adalah :
- Tebu yang akan digiling diatas cane carrier harus dalam posisi yang
rata dan padat.
- Mengatur jadwal atau pergantian pisau atau hammer
c. Pemadatan sabut

JURUSAN TEKNIK KIMIA 84


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
Pemedatan sabut merupakan kerja utama pada stasiun gilingan. Oleh
karena itu, angka yang diperoleh harus selalu dimonitor terus-menerus
setiap hari untuk setiap gilingan. Drainase yang kurang lancar antar alin
ditandai dengan terjadinya nira yang menyembur dari celah antara roll atas
dan roll depan/belakang. Hal ini sangat mempengaruhi total ektraksi yang
terjadi pada beban berikutnya.
Langkah-langkah yang harus diambil antara lain :
- Meratakan dan memadatkan umpan serta mengusahakan agar umpan
yang masuk tidak terputus-putus
- Memantau jumlah sabut yang akan digiling tiap jam sesuai dengan
penyetelan
- Menyediakan penggerak yang cukup
- Mengatur tiap tekanan uap untuk mesin penggerak
- Melakukan pengecekan secara kontinyu pada alur-alur untuk roll
dalam
- Memastikan agar drainase lancar
- Mengusahakan untuk mendapatkan hasil perahan tebu sebanyak
mungkin
- Memberikan perhatian yang seksama untuk operasional gilingan I dan
melakukan monitoring hasilnya secara terus menerus
d. Gilingan I
Pemerahan pada gilingan I yang baik akan memperbaiki efek imbibisi dan
menekan nira hilang. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain :
- Melakukan upaya agar pemerahan pada gilingan I menghasilkan nira
sebanyak mungkin.
- Membuat umpan yang masuk pada gilingan menjadi padat, rata dan
konsisten
- Melakukan pemadatan yang cukup besar
- Mematikan agar drainase lancar
- Mengusahakan untuk mendapatkan hasil perahan tebu sebanyak
mungakin

JURUSAN TEKNIK KIMIA 85


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
e. Gilingan lanjutan (II, III, dan V)
Nira yang tidak terperah dengan baik pada gilingan I, selanjutnya akan
diperah pada gilingan, selanjutnya dengan bantuan air imbibisi dan
disertai dengan penekanan yang makin meningkat. Pada proses ini
diharapkan semaksimal mungkin nira dari bagian yang sulit dapat
diperah.
Langkah-langkah yang diambil antara lain :
- Melakukan pencampuran antara ampas dan nira/air imbibisi sampai
merata
- Memantau hasil kerja dengan cara menganalisa kadar sakarosa pada
ampas yang keluar
f. Air imbibisi
Air imbibisi yang ditambahkan pada gilingan III harus bersuhu 60 °C
sampai 80°C, bila air kondensasi tidak ada maka dapat diambil dari air
bersih. Agar air imbibisi dapat bercampur dengan cepat dan homogen
dengan sisa nira dalam ampas semaksimal mungkin maka harus
diusahakan :
- Melakukan upaya penghalusan pada ampas yang akan menuju ke
gilingan akhir
- Meratakan ampas pada gilingan ke III
Pada stasiun gilingan tidak terdapat instrumentasi khusus sebagai control,
tetapi hanya terdapat instrumen indicator (termometer) pada pipa air
immbibisi. Apabila suhu air imbibisi terlalu tinggi, maka akan ditambahakan
dengan air dingin, sedangkan bila terlalu rendah, maka perlu dilakukan
pemeriksaan pada evaporator.
2. Stasiun pemurnian
Pada proses pemurnian diharapkan agar proses produksi tidak kehilangan
gula sekecil mungkin, dan meminimalkan hasil gula reduksi serta hasil bukan
gula
a. Pemanasan pendahuluan

JURUSAN TEKNIK KIMIA 86


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
Pemanas pendahuluan I dilakukan pada suhu 75OC, karena sukrosa
mentah pada pH asam tidak tahan pada suhu tinggi yang dapat
mengakibatkan rusak. Untuk itu dilakukan langkah-langkah berikut:
- Mengatur tekanan uap pemanas
- Mengontrol agar air kondensat tetap lancar
- Melakukan pembuangan udara secara kontinyu
- Menkontrol pemakaian instrument
b. Pembuatan susu kapur
Tujuan pengendalian proses pembuatan susu kapur ini adalah untuk
menhasilkan susu kapur dengan dispersi yang halus dan homogen. Untuk
itu hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
- Mengkontrol agar CaO aktif yang terkandung dalam nira
- Mengatur pengaduk pada mixing tank untuk memperoleh hasil yang
terbaik
- Mempercepat reasi pembentukan endapan Ca3(PO4)2
c. Pembuatan gas SO2
Gas SO2 dalam nira yang diinginkan adalah yang bersih dan tidak
tercampur dengan uap air dan uap belerang mengandung kadar SO2 11-12
%. Untuk itu usaha-usaha yang diperlukan adalah :
- Memastikan agar mutu belerang telah memenuhi syarat
- Melakukan analisa gas SO2 sesuai dengan kondisinya supaya dapat
mengikat unsur-unsur lain yang bereaksi pada defecator
d. Single tray clarifier
Single tray clarifier adalah untuk alat untuk memisahkan endapan dan
kotoran lain sehingga diperoleh nira jernih dengan kehilangan gula dan
panas sekecil mungkin. Langkah-langkah yang perlu diambil :
- Memastikan nira yang masuk pada suhu didih
- Mengusahakan agar fluktuasi brix dan suhu nira yang masuk minimal
- Mengisi penuh clarifier
- Nira encer dilewatkan pada peti nira encer melalui saringan agar
pemisahan benar-benar efektif

JURUSAN TEKNIK KIMIA 87


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
e. Rotary vakum vilter
Rotary vakum vilter berfungsi untuk memisahkan kotoran sehingga
menghasilkan nira tapis dan blotong
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
- Menghindari penggunaan pompa setrifugal untuk nira kotor
- Tekanan vakum tinggi adalah 40-45 cmHg dan tekanan non vakum
yaitu 1atm
f. Sulfitasi nira mentah
Penambahan gas SO2 kedalam nira dilakukan sampai pH yang didapat
adalah 7,2. agar proses penetralan berjalan sempurna perlu dilakukan
langkah-langkah berikut :
- Mengontrol agar gas SO2 yang digunakan tidak tercampur SO3
- Mempertahankan agar suhu nira dalam peti sulfitasi berkisar 73-74 OC
- Menghindari pH kurang dari 7 karena pembelerangan yang berlebihan
akan menyebabkan CaSO akan terurai menjadi Ca-Biosulfit
Pengendalian proses pada stasiun pemurnian juga dilakukan dengan cara
manual. Untuk indicator pH menggunakan pHmeter. Apabila pH nira yang
dihasilkan melebihi 7,2 maka bukaan gas SO2 pada sulfur tower akan
diperbesar, sehingga meningkatkan jumlah gas belerang yang masuk.
3. Stasiun penguapan
Nira encer dengan brix ± 12 (108-110OC) masuk BP I dengan sistem multi
effect evaporator dan seterusnya mengalami penguapan bertahap dan keluar
dari badan terakhir dengan brix mencapai ± 60 % dan suhu 60 OC. Pada
stasiun penguapan, proses dikendalikan dengan tujuan :
- Menguapkan nira sampai brix mencapai ± 60 % dengan kekentalan 30O Be
- Kandungan air dalam nira sangat besar, sehingga penguapan dilakukan
sebanyak-banyaknya.
- Suhu nira dioptimalkan supaya tidak merusak sukrosa
- Menjaga kapasitas penguapan
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka dilakukan usaha-usaha
sebagai berikut :

JURUSAN TEKNIK KIMIA 88


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
- Menjaga ketetapan suhu dengan pemakaian automatic instrument control
uap pemanas
- Mengatur aliran nira secara kontinyu
- Menjaga agar tekanan uap pemanas pada BP I selalu cukup
- Melakukan pembagian merata terhadap tekanan hampa diseluruh badan
- Mengatur agar udara hampa pada BP akhir minimum 62 cmHg
- Mengoptimalkan penyadapan uap nira
- Mengatur tinggi nira pada tiap-tiap BP
- Menjaga agar pengeluaran air embun dan gas tak terembunkan berjalan
sempurna
- Pencegahan kerak yaitu dilakukan pembersihan dengan menggunakan
bahan kimia yaitu soda caustic dan pembersihan secara manual
Pada masing-masing evaporator terdapat temperature indicator (termometer)
dan pressure indicator (manometer). Pengukuran suhu dan tekanan sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil. Selain itu, volume nira yang
dikentalkan juga dikontrol, dengan ketentuan tinggi nira 1/3 tinggi total
bejana. Level control tersebut juga dilakukan secara manual dengan
menggunakan sight glass pada dinding evaporator.
4. Stasiun masakan
Segala proses yang terdapat pada stasiun masakan bertujuan untuk
mengubah nira kental menjadi kristal dengan menghasilkan produk
semaksimal mungkin dan seefisien mungkin serta menekan kehilangan gula
a. Pan masakan
Untuk masakan utama diusahakan agar HK dari masakan A = 80. Maka
langkah-langkah yang diperlukan adalah :
- Pembersihan pan masakan dengan menggunakan uap panas yang
berasal dari ketel sampai suhu pada pan masakan mencapai 100O C
dengan tujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran kristal-kristal
gula yang menempel pada dinding pan masakan
- Masakan yang turun ke palung masakan harus benar-benar telah
masak

JURUSAN TEKNIK KIMIA 89


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
- Jarak waktu antara waktu penurunan sampai waktu akan masak
kembali harus seepat mungkin
- Mengontrol bahan yang masuk masakan harus bersih dari kristal
- Melakukan penyusunan penarikan bahan mulai dari yang mempunyai
nilai HK tinggi sampai yang mempunyai HK rendah
- Menghindari kristal palsu
b. Palung pendingin
Agar mendapat rendemen kristal masakan A 0,9-1,2 mm dengan HK 78-
83 perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menghindari air krengsengan masakan masuk palung pendingin
- Melakukan proses pemasakan untuk masakan A dan C minimum 2
jam
Pada stasiun masakan, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu
suhu, tekanan dan volume niar yang dimasak. Untuk suhu dan tekanan, dapat
diketahui menggunakan thermometer dan manometer. Karena proses masakan
harus berlangsung pada keadaan vakum, maka apabila tekanan naik, uap
dalam pan masakan harus dikeluarkan. Untuk control volume, dilakukan
secara manual dengna memanfaatkan sight glass pada dinding pan yang
menunjukkan ketinggian nira dalam tangki.
5. Stasiun putaran
Pemisahan antara gula dengan stroop atau tetes dengan gaya sentrifugal
dapat dilakukan dengan seefisien mungkin dimana gula yang diinginkan
mempunyai kualitas sebaik mungkin sengan kadar air serendah mungkin serta
kristal yang larut kembali dapat diminimalkan
Mekanisme putaran adalah :
a. Pemutaran masakan utama
Dalam proses ini diharapkan produk yang dihasilkan adalah produk
dengan kualitas prima (SHS) dengan kadar air sesuai standart (0,1) serta
dengan suhu yang maksimal yaitu 40OC. untuk itu diperlukan usaha-usaha
sebagai berikut :

JURUSAN TEKNIK KIMIA 90


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
- Mengatur rpm yang digunakan agar sesuai dengan standart yang telah
ditentukan
- Melakukan pembilasan pada mixer A dengan menggunakan klare uap
secara berkala
- Melakukan squence sesuai dengan kapasitas
- Memberikan suhu air siraman tidak lebih dari 70OC
- Untuk mempercepat proses pendinginan pada putaran D1 yaitu
masecuite D dimasukkan ke dalam rapid crystallizer
b. Pemutaran masakan akhir
- Mengatur rpm yang digunakan agar sesuai dengan standart yang telah
ditentukan
- Menggunakan air dingin dan air bersih sebagai air siraman
- Membersihkan screen dengan steam dengan proses membersihkan
kerak harus dilakukan secara terus-menerus
- Menjaga kadar brix tetes
c. Pembungkusan
Selama proses penyimpanan tidak boleh terjadi perubahan kualitas dan
penyusutan berat, maka diperlukan kondisi sebagai berikut :
- Gudang penyimpanan harus kering dengan kelembaban kurang dari
70 %
- Sistem pengeluaran gula harus menggunakan sistem FIFO yaitu
menggunakan pengeluaran dua pintu (depan dan belakang)
- Tumbukan yang dilakukan di gudang harus dibuat sitem kapling
- Mutu karung dan jahitan harus baik
Pada stasiun putaran, control process dilakukan secara otomatis. Khususnya
pada putaran discontinue, keseluruhan proses telah menggunakakan computer
sehingga untuk mengontrol tekanan steam, volume steam yang ditambahkan
serta jumlah gula A yang akan diputar.
Pada pembungkusan, pengeluran gual telah diatur sehingga pada satu kali
pengeluaran, dapat memenuhi berat gula yang disyaratkan (50 kg).

JURUSAN TEKNIK KIMIA 91


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

Anda mungkin juga menyukai