Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan
usaha yang terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan
perkembangannya, studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia telah
menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam
tentang apa dan bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan manusia
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Sampai dengan saat ini kajian
mengenai perkembangan dan pertumbuhan manusia telah banyak menunjukkan
manfaat yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin
ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita
berbicara pendidikan tentunya unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri.
Nah, dalam hal ini kajian ataupun teori-teori mengenai perkembangan dan
pertumbuhan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan
ialah usaha sadar orang dewasa / pendidik untuk membantu membimbing
pertumbuhan dan perkembangan anak kearah kedewasaan. Definisi pendidikan
diatas mengisyaratkan bahwa agar setiap pendidik baik orang tua maupun guru
memahami benar hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat
membimbing atau mengarahkan mereka kearah kedewasaan yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan
2. 2.Apa ciri-ciri pertumbuhan
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
4. Apa saja karakteristik anak didik SD
5. Apa yang dimaksud dengan perkembangan

1
6. Apa ciri-ciri perkembangan
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan
8. Apa saja perkembangan pada peserta didik Sekolah Dasar

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pertumbuhan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
4. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik SD.
5. Untuk mengetahui pengertian perkembangan.
6. Untuk mengetahui ciri-ciri perkembangan.
7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi perkembangan.
8. Untuk mengetahui perkembangan pesert didik Sekolah Dasar

BAB II PEMBAHASAN
A. PERTUMBUHAN

1. Pengertian Pertumbuhan

Istilah pertumbuhan diartikan sebagai “perubahan–perubahan yang bersifat


kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah,” seperti perubahan-perubahan yang
terjadi pada organ-organ dan struktur organ fisik sehingga anak semakin bertambah
umurnya semakin besar dan semakin tinggi badannya. Jadi pertumbuhan adalah suatu
proses pertambahan ukuran, volume, serta jumlah sel yang ditandai dengan
pertambahan panjang, berat, dan tinggi makhluk hidup yang bersifat irreversibel (tidak
dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat diukur). Pertumbuhan sering
disebut juga sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik. Dalam

2
pertumbuhan, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan.
Misalnya saja, pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung lambat pada kanak-kanak
tapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya pertumbuhan susunan
syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak, kemudian menjadi
lambat pada akhir masa kanak-kanak dan berhenti pada masa pubertas. Contoh
pertumbuhan adalah bertambah tinggi, bertambah berat badan dan tumbuhnya kelenjar-
kelenjar sex.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan


a. Faktor Sebelum Lahir Peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin
terkena virus, keracunan sewaktu berada dalam kandungan dan lain-lain.
b. Faktor Ketika Lahir Pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh
tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.
c. Faktor Sesudah Lahir Pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian
dalam terluka karena bayi jatuh.
d. Faktor Psikologis Bayi ditinggalkan oleh ibu, ayah, atau kedua orang
tuanya. Anak tersebut mengalami kehampaan psikis, kering dari perasaan
sehingga mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi
jasmaniah.

3. Ciri-ciri Pertumbuhan Secara Umum


a. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.

3
b. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat
pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa
konsepsi hingga dewasa.
c. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama
yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
d. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti
proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau
dada.

4. Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar


Menurut Nasution (1993 : 44) masa usia sekolah dasar sebagai masa
kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas atau
duabelas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar
dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah
sikap dan tingkah lakunya. Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto (1990 :
119) sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak
berani mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk
sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak
lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya, masa ini dapat
diperinci menjadi dua fase, yakni:
1. Masa Kelas Rendah Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini
antara lain adalah sebagai berikut:
a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah.
b) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan
permainan yang tradisional.

4
c) Adanya kecenderungan memuji sendiri.
d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu
dirasainya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya
tidak penting.
f) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai yang
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik
atau tidak.
2. Masa Kelas Tinggi Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus.
d. Pada umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa
lainnya.
e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini anak tidak
terikat lagi pada peraturan tradisional namun mereka membuat peraturan
sendiri.

B. PERKEMBANGAN

1. Pengertian Perkembangan

Perkembangan yang dimaksud diatas merupakan istilah dalam pengertian


umum yang diartikan sebagai: “serangkaian perubahan dalam susunan yang
berlangsung secara teratur, progresif, jalin-menjalin dan terarah kepada kematangan

5
atau kedewasaan“. Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan-
perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek
mental psikologis manusia,” seperti halnya perubahan-perubahan yang berkaitan
dengan aspek pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama,
kecerdasan, dan sebagainya, sehingga dengan perkembangan tersebut si anak akan
semakin bertambah banyak pengetahuan dan kemampuannya juga semakin baik
sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya. Sehingga perkembangan
anak sering kali diibaratkan dengan mekar-berkembangnya kuncup bunga yang
belum ada gunanya, yang kemudian mekar membesar jadi sekuntum bunga, harum
baunya, dan berwarna indah.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


a. Faktor Herediter (warisan sejak lahir, bawaan)
b. Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan
c. Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis, dan
d. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi,
bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
Contoh perkembangan adalah:
a. Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, misalnya dalam perkembangan bahasa,
emosi, intelektual, dan perilaku.
b. Perkembangan periode bayi sampai anak. Kita melihat bahwa bayi dan anak
berbeda sebagai hasil dari pertumbuhan, tetapi disini juga terdapat perubahan
struktur dan bentuk. Jadi, bentuk bayi tidak sama dengan bentuk anak.

3. Ciri-ciri Umum Perkembangan

6
a. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari
perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti
perubahan pada fungsi alat kelamin.
b. Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu
perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal
atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
c. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang
sempurna.
d. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda. Perkembangan dapat menentukan
pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan perkembangan harus
melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).

C. Perkembangan Anak Sekolah Dasar

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik peserta didik usia SD/MI meliputi pertumbuhan


tinggi dan berat badan. Perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian
tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak menentukan ketrampilan anak
bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi cara memandang
dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian
dengan dirinya dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI lebih lambat dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan
sesudahnya (masa puber dan remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak

7
tidak sama, ada yang berlangsung cepat, sedang atau lambat. Banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan fisik anak antara lain:
1. Pengaruh keluarga

a. Faktor keturunan Membuat anak menjadi gemuk dari pada anak lainnya.
Perbedaan ras suku bangsa (orang Amerika, Eropa, dan Australia
cenderung lebih tinggi dari pada orang Asia).
b. Faktor lingkungan Akan membantu menentukan tercapai tidaknya
perwujudan potensi keturunan anak tersebut. Lingkungan lebih banyak
pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.
c. Jenis Kelamin Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat
dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.
d. Gizi dan kesehatan Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih
tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai masa puber
dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang. Anak yang sehat dan
jarang sakit biasanya mempunyai tubuh sehat dan lebih berat dibanding
dengan anak yang sering sakit.
e. Status sosial dan ekonomi Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah
cenderung lebih kecil dibandingkan dengan keluarga ekonomi cukup
atau tinggi. Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga
dalam memberi makan, gizi dan pemeliharan kesehatan serta kegiatan
pekerjaan yang dilakukan anak.
f. Gangguan Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional
akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal
ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar
pituitary, akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan
memasuki masa puber. Bagi anak usia SD atau MI, reaksi yang

8
diperlihatkan orang lain terutama oleh teman-teman sebayanya terhadap
ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai makna penting. Apabila
ukuran-ukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh dengan teman
sebayanya anak akan merasa kelainan, tidak mampu dan rendah diri.
2. Perkembangan Intelek
Struktur pengetahuan Pengertian kognitif meliputi aspek struktur
intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu, dan dalamnya
terdapat aspek: persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan
persoalan. Perkembangan kognitif merupakan proses dan hasil individu
dengan lingkungannya. Selain itu, struktur pengetahuan juga menjelaskan
tentang tingkat kecerdasan peserta didik pada usia SD. Dengan adanya
beberapa kecerdasan tiap individu, maka memungkinkan terjadinya
kecerdasan ganda (multiple intelligence), sehingga perlu diadakannya
semacam tes untuk mengetahui tingkat intelegensi tiap individu yang biasa
disebut dengan IQ (Intelligence Quotient). IQ merupakan hasil bagi usia
mental dengan usia kronologis atau kalender dikalikan seratus. Dengan
berpegang pada satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dikategorikan dalam
tabel berikut (Sukmadinata, 2003): IQ Kategori 140-…… Genius 130-139
Sangat cerdas 120-129 Cerdas 110-119 Di atas normal 90-109 Normal 80-
89 Di bawah normal 70-79 Bodoh 50-69 Debil 25-49 Imbecil ……..-25
Idiot Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik
usia SD atau MI, antara lain:
1. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam
perjalanannya ke otak (kesadaran).
2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami
sesuatu.

9
3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak.
4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak
mendapat pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari
buku.
5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan
telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.
6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan
suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
Dalam perkembangan intelek, dapat juga terjadi kendala dan berbahaya
yang mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan, di antaranya:
1. Kelambanan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan
bermain dan belajar di sekolah serta penyesuaian diri dan sosial anak, yang
dikarenakan oleh tingkat kecerdasan di bawah normal dan kurangnya
mendapat kesempatan memperoleh pengalaman.
2. Konsep yang salah yang disebabkan oleh informasi yang salah, pengalaman
terbatas, mudah percaya, penalaran yang keliru, dan imajinasi yang sangat
berperan, pemikiran tidak realistis, serta salah menafsirkan arti. Kesulitan
dalam membenarkan konsep yang salah dan tidak relistik. Hal ini biasanya
berkenaan dengan konsep diri dan sosial yang bisa membingungkan anak.

3. Perkembangan Afektif
Industry vs litferioriry/Produkttvltns (6;0 – 11 ;00) Anak mulai mampu
berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi
psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah: sense of industry, sense of
inferiority Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan
dengan benda-benda yang praktis. dan mengerjakannya sampai selesai
sehingga menghasilkan sesuatu. Berdasarkan hasilnya mereka dihargai dan di

10
mana perlu diberi hadiah. Dengan demikian rasa/sifat ingin menghasilkan
sesuatu dapat dikembangkan. Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan
hanya lingkungan rumah saja melainkan mencakup juga lembaga-lembaga
lain yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu.
Pengalaman-pengalaman sekolah anak mempengaruhi industry dan inferiority
anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan mempunyai pengalaman sekolah yang
kurang memuaskan walaupun sifat indtistri dipupuk dan dikembangkan di
ruitiah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak mampu).
Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya bergantung kepada orang
tuanya, tetapi dipengaruhi pula oleh orang-orang dewasa lain yang
berhubungan dengan anak itu.

4. Perkembangan Minat Anak SD


Meichati (1975) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif,
dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu
aktivitas. Secara operasional, Lilawati (1988) mengartikan minat adalah suatu
perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap
suatu kegiatan sehingga mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan
tersebut dengan kemauan sendiri.

Sinambela (1993) mengartikan minat adalah sikap positif dan adanya rasa
ketertarikan dalam diri anak terhadap suatu aktivitas tertentu. Jadi dapat diartikan
bahwa minat adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan,
merasa tertarik, dan cenderung senang terhadap suatu aktivitas sehingga mereka
mau melakukan aktivitas tersebut dengan kemauannya sendiri. Minat terdiri dari
dua aspek, yaitu :

11
1. Aspek kognitif, berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada
manfaat dari obyek tersebut.
2. Aspek afektif, nampak pada rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi
terhadap obyek tersebut. Minat pada anak dipengaruhi oleh dua faktor :
1. Faktor personal, merupakan faktor-faktor yang ada pada diri anak itu (meliputi
usia, jenis, kelamin, intelegensi, sikap, dan kebutuhan psikologi).
2. Faktor instusional, merupakan faktor-faktor di luar diri anak (melalui pengaruh
orang tua, guru, dan teman sebaya). Dari segi materi dan pengamatan lapangan,
kami dapat menyimpulkan bahwa minat pada anak SD pada pada sesuatu
umumnya tergantung pada beberapa hal, yaitu:
1. Kemauan anak terhadap kegiatan tersebut (meskipun ada dorongan yang besar
dari orang-orang tertentu, misalnya orang tua, kalau dia tidak mempunyai
keinginan yang tinggi terhadap kegiatan tersebut dia tidak akan melakukan
kegiatan tersebut)
2. Karakter masing-masing anak.
3. Suasana hati / keinginan hati (mood) Minat anak SD terhadap suatu kegiatan
lebih tergantung pada pengaruh teman sebayanya. Mereka lebih cenderung
“ikut-ikutan“ dalam melakukan suatu kegiatan (pengaruh lingkungan).
4. Pada dasarnya mereka lebih mempunyai minat yang tinggi kepada suatu
aktivitas yang menarik perhatian mereka dan yang memberi kesenangan pada
mereka. Anak sekolah dasar kurang begitu tertarik kepada hal-hal yang
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan.

5. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan, pendapat, perasaan dengan menggunakan simbol-simbol
yang disepakati bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan

12
membentuk kalimat yang bermakna dan mengikuti aturan atau tata bahasa yang
berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat, bahasa dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat. Keterampilan
dalam berbahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup, yaitu:
a) Keterampilan mendengarkan
b) Keterampilan berbicara
c) Keterampilan membaca
d) Keterampilan menulis
Di sekolah dasar, keterampilan mendengarkan meliputi kemampuan memahami
bunyi bahasa, perintah, dongeng, drama, petunjuk, denah, pengumuman, berita, dan
konsep materi pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi kemampuan
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan mengenai perkenalan,
tegur sapa,pengenalan benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan,
berita, deklamasi, memberi tanggapan, pendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan
membaca meliputi ketrampilan memahami teks bacaan melalui membaca intensif dan
sekilas. Keterampilan menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte,
mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan, dan ringkasan paragraf.
Faktor Kendala dalam Mempelajari Ketrampilan Berbahasa Meskipun pada
umumnya pula perkembangan keterampilan berbahasa anak sama, namun tetapada
perbedaan individual.berikut ini adalah beberapa faktor penyebab perbedaan tersebut:
1. Kesehatan Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan
anak yang kurang sehat, sebab perkembangan aspek aspek motorik dan aspek
mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara.
2. Kecerdasan Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara
lebih baik dan memiliki penguasaan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan
berpikir.

13
3. Jenis kelamin Anak perempuan lebih dalam belajar bahasa daripada anak laki-
laki, baik dalam pengucapan, kosa kata maupun keseringan berbahasa.
4. Keluarga Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin sering anak
mendengar dan berbicara. Demikian pula anak pertama lebih baik
perkembangan berbicaranya karena orang tua lebih banyak memiliki waktu
untuk berbicara dan berbahasa.
5. Keinginan dan Dorongan Komunikasi Semakin kuat keinginan dan dorongan
untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama teman sebaya, akan semakin
kuat pula usaha anak untuk berbicara dan berbahasa.
6. Kepribadian Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan memiliki
kepribadian yang baik cenderung memiliki kemampuan bicara dan berbahasa
lebih baik daripada anak yang mengalami masalah dalam penyesuaian diri.

6. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang
sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak
tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat
tempat anak tumbuh kembangkan tugas perkembangannya. Dalam belajar hidup
bermasyarakat diperlukan tiga proses dalam bersosialisasi, yaitu:
1. Belajar berperilaku yang dapat diterima sosial.
2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima
3. Perkembangan sikap sosial. Jika peserta didik tidak mampu melakukan 3
proses sosialisasi diatas maka peserta didik tersebut berkembang menjadi
orang yang nonsosial, asosial, dan anti sosial.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik melakukan


sosialisasi adalah sebagai berikut:

14
1. Kesempatan dan waktu untuk bersosialisai dengan orang lain.
2. Kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dimengerti peserta
didik maupun orang dewasa lain.
3. Motivasi peserta didik untuk mau belajar bersosialisasi.
4. Metode belajar efisien dan bimbingan bersosialisasi.
Pengalaman sosial awal memegang peranan penting bagi perkembangan dan
perilaku sosial selanjutnya. Sebab pengalaman sosial awal cenderung menetap. Jadi
mudah atau sulitnya perkembangan sosial anak selanjutnya tergantung pada baik
buruknya si anak mempelajari sikap dan perilaku sosial. Selain itu, pengalaman sosial
awal juga berpengaruh terhadap partisipasi sosial anak. Anak yang mempunyai
pengalaman sosial awal yang baik cenderung lebih aktif dalam kegiatan kelompok
social begitu juga sebaliknya. Para peserta didik usia SD atau MI yang berada pada
posisi anak akhir akan mulai membentuk kelompok bermain yang selanjutnya
berkembang menjadi kelompok belajar dan melakukan aktifitas pada masa anak.
Sedangkan peserta didik kelas 5 atau 6 kadang-kadang sudah mengalami masa puber.
Pada masa ini seorang peserta didik mengalami perubahan fisik sensual yang pesat.
Sehingga seorang anak cenderung menarik diri dari kelompoknya, kurang dapat
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Juga terjadi kemunduran minat
untuk bermain dan melakukan aktifitas kelompok serta cenderung bersikap antisosial.

D. Peranan Kelompok dan Permainan


Pada masa anak akhir, kelompok atau geng anak memegang peranan
penting dalam perkembangan social. Jika pada masa anak awal terbentuk
kelompok bermain yang terbentuk secara spontan, informal dan sementara,
maka kelompok yang terbentuk pada masa anak akhir mempunyai struktur yang
lebih tegas dan formal. Ada yang menjadi pemimpin dan pengikut. Mereka
melakukan beberapa aktivitas seperti bermain, hiburan, minat dan hoby, bahkan

15
kadang mencoba menggangu orang lain. Kelompok pada masa anak akhir
merupakan usaha anak untuk menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi
pemenuhan kebutuhannya. Pengaruh kelompok terhadap sosialisasi anak
dilakukan dalam hal :
1. Membantu anak bergaul dengan teman sebaya dan berperilaku yang
dapat diterima secara social dan kelompoknya.
2. Membantu anak mengembangkan kesadaran yang rasional dan skala nilai
untuk melengkapi atau mengganti nilai orang tua yang sebelumnya
cenderung diterima anak sebagai kata hati yang otoriter.
3. Mempelajari sikap social yang pantas melalui pengalamannya dalam
menyukai orang an cara menikmati kehidupan serta aktivitas kelompok.
4. Membantu kemandirian anak dengan cara memberikan kepuasan
emosional melalui persahabatan dengan teman-teman sebaya. Permainan
atau bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan dengan
sukarela tanpa ada paksaan/tekanan dari luar apalagi kewajiban. Melalui
permainan atau bermain, anak tidak hanya memperoleh kesenangan
tetapi mereka juga dapat mempelajari sesuatu.
Permainan atau bermain mempunyai empat manfaat yaitu :
1. Latihan fungsi baik fungsi motorik maupun kognitif.
2. Sarana sosialisasi, anak dapat belajar bekerjasama dan saling tolong
menolong dalam bermain.
3. Mengukur kemampuan terutama untuk permainan yang dilombakan.
4. Menempa emusi/sikap melalui kegiatan untuk mentaati aturan permainan
dan bersikap sportif.

E. Penyesuaian Sosial

16
Penyesuaian sosial berarti keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan
diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok paa khusunya.
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai
ketrampilan seperti kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Di
bawah ini adalah beberapa criteria penyesuaian social yang baik.
1. Ketrampilan nyata Perilaku social anak sesuai dengan standar kelompok
dan memenuhi harapan kelompok.
2. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok Anak dapat menyesuaikan
diri bukan hanya dalam kelompoknya sendiri, tetapi juga dengan
kelompok lainnya.
3. Sikap sosial Anak menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap
orang lain serta ikut berpartisipasi dan berperan dalam kelompok serta
kegiatan social.
4. Kepuasan pribadi Karena anak dapat bersosialisasi dengan baik dan
dapat berperan dalam kelompok, maka anak akan merasa kepuasan
tersendiri. Teman sebaya sangat berperan dan berpengaruh terhadap
kemampuan penyesuaian sosial peserta didik usia SD.
Penerimaan atau penolakan teman kelompok akan berdampak pada
perkembangan aspek-aspek lainnya seperti emosi, konsep diri, dan
kepribadiannya. Pada masa anak akhir, ada teman biasa yang hanya memenuhi
kebutuhan anak untuk berada dalam kelompoknya, teman bermain yang dapat
melakukan aktivitas bermain bersama-sama, dan teman akrab yang
memungkinkan anak dapat berkomunikasi melalui pertukaran ide, rasa percaya,
meminta nasehat dan berani mengkritik. Jumlah teman peserta didik usia SD
sangat bervariasi, tetapi seiring bertambah usia maka jumlah temanpun semakin
banyak. Pemilihan teman biasanya terjadi karena adanya kesamaan sifat, minat,
nilai-nilai dan kedekatan geografis/lokasi. Pergantian teman dapat terjadi karena

17
perubahan minat, mobilitas social, atau perpindahan likasi tempat tinggal. Melalui
pergantian teman, anak dapat belajar hal-hal yang penting dalam perkembangan
sosial.

F. Penyesuaian Diri Pada Anak Sekolah Dasar


Penyesuaian diri pada anak sekolah dasar terlihat dalam proses
sosialisasi, anak menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang
ditentukan. Anak pun mulai membutuhkan teman dekat. Yaitu teman sebagai
orang yang dapat membantu jika dibutuhkan. Umumnya teman dekat ini adalah
kelompok sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam berperilaku,
di mana anak cenderung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman
berperilaku sesuai tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai
karakteristik dari kelompok sebaya menunjukkan bahwa kelompok sebaya
memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak dijumpai di kelompok yang lain.
Hal ini pula yang membuat anak sebagai anggota kelompok dapat mempelajari
pola-pola perilaku anggota kelompoknya. Meskipun kelompok sebaya merupakan
hal yang diutamakan dalam perkembangan seorang anak, namun peran guru
maupun orang tua tetap diperlukan dalam menanamkan norma yang sesuai dengan
tuntutan lingkungan agar apa yang dituntut oleh kelompok seimbang dengan apa
yang dituntut oleh lingkungan Dalam menyesuaikan diri dengan kelompoknya,
anak pun belajar tentang peran jender. Adanya peran yang berbeda, membuat
adanya aturan bagi anak laki-laki dan perempuan. Proses perkembangan jender
dalam diri seseorang sebenarnya bisa dikarenakan faktor biologis, kemampuan
kognitif dan sosial. Namun dari kesemuanya itu justru lingkungan sosiallah
misalnya bagaimana interaksi dan pengalaman anak dengan orang tua, pengaruh
dari guru, teman sebaya, media masa, pelajaran, dan lain-lain yang paling berperan
dalam perkembangan jender. Walaupun kenyataan menunjukkan bahwa peran

18
jender tidak bisa diabaikan di lingkungan masyarakat, namun sebagai orang tua
maupun guru hendaknya dapat mengajarkan pada anak bahwa peran tersebut dapat
berganti karena semua itu sangat tergantung dari kebutuhan, situasi, minat dan
keterampilan yang dimiliki. Itulah sebabnya kadangkala dijumpai seorang pria
yang menekuni karirnya di bidang seni tari, sementara seorang wanita menekuni
karirnya di bidang keteknikan, dan lain-lain. Yang perlu ditanamkan adalah bahwa
kita harus menghargai apa yang dilakukan anak, bukan karena anak itu laki-laki
atau perempuan.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan,
pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat pada waktu yang normal. Sedangkan Sifat dan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan adalah dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam
hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain. Faktor pendukung pertumbuhan dan
perkembangan manusia adalah pertumbuhan fisik, kecerdasan, sosial, bahasa,
bakat khusus, sikap nilai dan moral, dan interaksi keturunan dan lingkungan dalam
perkembangan. Perkembangan anak sekolah dasar meliputi:
1) Perkembangan fisik yang dipengaruhi oleh keluarga, jenis kelamin, status
ekonomi dan sosial, gizi dan kesehatan, dan gangguan emosional.
2) Perkembangan intelektual.
3) Perkembangan afektif.
4) Pekembangan minat anak SD minat ada dua yaitu minat kognitif dan minat
afektif.

19
5) Perkembangan bahasa meliputi keterampilan mendengar, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
6) Perkembangan sosial. Adapun manfaat mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan peserta didi SD/MI bagi pendidik yaitu:
• Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang
kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi
aspek fisik, intelektual, emosi, sosial dan moral.
• Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat
sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/perkembangan-
berpikir-anak-sd/ http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perkembangan.html
http://master-spink.blogspot.com/2011/07/makalah-pertumbuhan-dan-
perkembangan.html http://kelloblack.blogspot.com/2012/03/makalah-perkembangan-
dan-pertumbuhan.html Diposkan oleh Dana Kristina di 02.21 Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Label:
Psikologi Pendidikan Reaksi: 6 komentar: restu yudiansyah mengatakan... izin save yah
kaka :) buat materi aku juga baru kuliah :) 5 Februari 2015 06.09 ali ash mengatakan...
ijin juga untuk tambahan materi 5 Februari 2015 17.51 Dian Seraway mengatakan...
Kakak ijin save ya 16 September 2015 22.25 Dana Kristina mengatakan... iya silahkan

20
:) 22 September 2015 10.17 YVC I GC-012 mengatakan... Makasih infonya http://yvc-i-
gc012.blogspot.co.id/ 28 Feabruari 2016 05.22 Iis Madzi

21

Anda mungkin juga menyukai