PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU No. 1 Tahun
2011). Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dengan segala kegiatan dan
aktifitasnya yang membuat konflik pemanfaatan ruang. Tingginya pertumbuhan
penduduk mengakibatkan kebutuhan akan lahan permukiman yang tinggi
sementara luas lahan yang berada di kota sangat terbatas.
Lahan merupakan sumberdaya yang luasnya tetap dan tidak dapat diperbarui
sehingga perluasan kota terjadi di wilayah Suburban. Hal ini disebabkan oleh daya
tarik wilayah Suburban yang tidak dimiliki oleh kota. Daya tarik tersebut antara
lain tersedianya lahan dalam jumlah yang luas dengan harga yang relatif terjangkau
untuk penduduk serta memiliki daya tarik alam tersendiri.
Permukiman merupakan kegiatan dominan yang paling banyak menggunakan
lahan baik di kota maupun di daerah pinggiran. berkembangnya pembangunan
permukiman yang ada di wilayah pinggiran kota secara tidak teratur menyebabkan
perkembangan kota yang disebut sebagai urban sprawl (Troy, 1996 ). Urban sprawl
atau perembetan fisik kota memiliki efek negatif yang salah satunya adalah tidak
efektifnya pembangunan fasilitas pelayanan kota dan ketidaksesuaian pemanfaatan
lahan sebagaimana fungsinya.
Kota Kendari merupakan Ibukota dari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
jumlah penduduk yang terus meningkat tiap tahunnya sebesar 3,039 %. Setiap tahun
jumlah penduduk di Kota Kendari terus mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan
dengan jumlah penduduk pada tahun 2005 sebanyak 226.056 jiwa dan pada tahun
2013 jumlah penduduk bertambah sebanyak 314.126 jiwa (BPS. 2014). Kota
Kendari sebagai kota pelayanan dan jasa untuk kabupaten/kota yang ada di
Sulawesi Tenggara, sehingga banyak penduduk yang tertarik pindah ke Kota
Kendari untuk melakukan aktifitas.
1
Kebutuhan lahan permukiman yang semakin meningkat membuat
perkembangan dan perluasan lahan di Kota Kendari terjadi pada wilayah suburban.
Wilayah suburban sangat berbeda dengan lahan di wilayah perkotaan yang
lingkungannya padat, macet dan telah terjadi penurunan kualitas lingkungan. Hal
ini diakibatkan oleh polusi udara, limbah, sampah dan penggunaan lahan yang tidak
sesuai. Dengan demikian wilayah suburban menjadi alternatif bagi penduduk untuk
melakukan aktifitas. Berkembangnya Kota Kendari ke wilayah suburban
mengakibatkan terjadinya konversi lahan dari penggunaan lahan tertentu menjadi
lahan permukiman, hal ini dibuktikan berkurangnya daerah resapan air di kawasan
sisi selatan teluk kendari, banyak tambak-tambak yang telah berubah fungsi
menjadi kawasan terbangun yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir.
Dalam beberapa tahun terakhir, banjir mulai melanda Kota Kendari. Kota
Kendari mengalami banjir akibat intensitas hujan yang cukup tinggi selama dua hari
yang mengakibatkan 10 kecamatan di Kota Kendari terendam banjir setinggi 1
meter (Prakoso, Kompasiana.com). Selain intensitas hujan yang tinggi dan
meluapnya beberapa sungai di Kota Kendari. Banjir juga disebabkan oleh
berkurangnya daerah resapan air, dan jika hal ini terus terjadi maka banjir akan terus
melanda Kota Kendari.
Dalam Perda No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Kendari Tahun 2010-2030, wilayah selatan Kota Kendari di arahkan
sebagai pusat pengembangan kawasan permukiman baru, selain itu, wilayah selatan
Kota Kendari juga menjadi pusat pemerintahan Provinsi dan kawasan pendidikian
tinggi. Hal ini yang menjadi daya tarik untuk pengembangan permukiman di
wilayah selatan karena merupakan magnet pertumbuhan baru di Kota Kendari.
Kecamatan Kambu merupakan salah satu wilayah Suburban di Kota
Kendari, penggunaan lahannya pada saat ini sangat bermacam-macam yaitu, kebun
campuran, hutan, permukiman, tambak,rawa dan alang-alang. Pengembangan
permukiman di Kota Kendari dilakukan di kecamatan kambu karena
pengembangan pusat pemerintahan provinsi Sulawesi Tenggara berada di sebagian
wilayah Kecamatan Kambu dan kawasan pendidikan tinggi berada di kecamatan
Kambu.
2
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari yang
mengarahkan pengembangan kawasan permukiman ke wilayah suburban, maka
perlu di analisis tingkat kesesuaian lahan permukiman dan lokasi prioritas
pengembangan permukiman berdasarkan ketersediaan sarana, prasarana dan
aksesibiltas untuk mendukung pemerintah dalam menentukan lokasi yang dapat
dijakan prioritas dalam pengembangan permukiman dan membantu masyarakat
untuk pemilihan lokasi permukiman.
B. Rumusan Masalah
Kebutuhan lahan permukiman yang terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan penduduk menyebabkan perluasan lahan di Kota Kendari terjadi di
wilayah suburban.
Sehubungan dengan hal diatas, untuk mengurangi terjadinya alih fungsi lahan
dan urban sprawl maka perlu dilakukan analisis kesesuaian lahan permukiman di
Kota Kendari dan lokasi prioritas pengembangan permukiman untuk mengarahkan
pembangunan permukiman. Berdasarkan hal tersebut maka muncul pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan permukiman di wilayah suburban Kota
Kendari Kecamatan Kambu?
2. Bagaimana penentuan lokasi prioritas pengembangan permukiman di Wilayah
suburban Kota Kendari Kecamatan Kambu?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kesesuaian lahan permukiman di wilayah suburban Kota Kendari
Kecamatan Kambu.
2. Menentukan lokasi prioritas pengembangan permukiman di wilayah suburban
Kota Kendari Kecamatan Kambu.
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat dalam memilih lokasi permukiman yang sesuai.
3
2. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan masukkan kepada
pemerintah selaku pengambil keputusan tentang kesesuaian lahan untuk
permukiman, agar dapat menjadi pertimbangan perencanaan dan pengembangan
permukiman di Kota Kendari.
F. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu :
Bagian Pertama berisi tentang pendahuluan, menguraikan tentang latar
belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang
lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.
Bagian Kedua berisi kajian pustaka, yang menguraikan tentang studi literatur
yang menjadi landasan teori untuk memberikan acuan, pedoman, dan teori yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Bagian Ketiga berisi tentang metode penelitian. Secara umum menguraikan
tentang lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik dan alat analisis,
variabel penelitian, definisi operasional dan kerangka pikir
Bagian keempat berisi tentang gambaran umum yang memberikan gambaran
mengenai gambaran umum wilayah penelitian mulai dari Kota Kendari sampai
pada Wilayah suburban Kota kendari, dalam hal ini kecamatan kambu.
4
Bagian Kelima berisi tentang analisis dan pembahasan tingkat kesesuaian
lahan permukiman di wilayah suburban Kota Kendari, Kecamatan kambu, dan
penentuan lokasi prioritas pengembangan permukiman.