3272 Jabar Kota Sukabumi 2014 PDF
3272 Jabar Kota Sukabumi 2014 PDF
KOTA SUKABUMI
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Profil Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2014 sebagai salah satu keluaran dari
upaya penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dan gambaran hasil
berbagai program yang telah dilaksanakan khususnya bidang kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2014 ini merupakan peremajaan
dan perkembangan data dari tahun sebelumnya sebagai hasil dari berbagai
upaya kesehatan. Data yang digunakan dalam proses penyusunan profil
kesehatan bersumber dari berbagai unit kerja baik dilingkungan Dinas Kesehatan
maupun diluar lingkungan Dinas Kesehatan, sebagai refleksi perkembangan
kesehatan di Kota Sukabumi.
Melalui penyusunan profil kesehatan yang dilaksanakan setiap tahun
dengan berbagai perkembangan indikator yang digunakan dalam pembangunan
kesehatan, diharapkan menjadi bahan yang sangat berguna untuk melakukan
analisa kecenderungan dalam konteks penentu strategi dan kebijakan kesehatan
dimasa yang akan datang.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa profil kesehatan ini masih jauh dari
sempurna dan akan sulit terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya
dalam penyusunan Profil Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2014 ini, kami
sampaikan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GRAFIK viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.……………………………………………………………… 1
B. Tujuan ……………………………………………………………………….. 2
1. Tujuan Umum.……………………………………………...……...…….. 2
2. Tujuan Khusus.………………………………………….……………..... 2
C. Sistematika Penyajian..………………………………………………….…. 3
ii
I. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi ……………………………………. 39
J. Status Gizi Masyarakat ……………………………………………………. 42
1. Cakupan Balita Gizi Buruk …………………………………………. 42
2. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ……………….. 44
3. PMT-Pemulihan Balita Gizi Buruk dan Gizi Kurang Gakin ……… 46
iii
b. Cakupan imunisasi bayi ……………………………………….. 109
c. Cakupan imunisasi ibu hamil …………………………………. 110
d. Universal Child Imunization (UCI) ……………………………. 111
2. Validasi Data Cakupan Program Imunisasi ……………………… 111
3. Evaluasi Data Hasil Cakupan Program Imunisasi ………………. 112
4. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) …………………………… 112
a. Campak …………………………………………………………. 112
b. DT-Td ……………………………….…………………………… 112
5. Sertifikasi Imunisasi Dasar Lengkap Bayi ……………………….. 112
6. On the Job Training (OJT) Pelaksana Imunisasi Puskesmas …. 113
C. Program Surveilans …………………………………………………… 113
1. Surveilans Campak ………………………………………………… 114
2. Surveilans AFP ……………………………………………………... 116
3. Kewaspadaan Dini dan Respon Terhadap KLB ………………… 117
4. Surveilans Matra ……………………………………………………. 120
D. Program Penyehatan Lingkungan …………………………………….. 120
1. Sanitasi Dasar ………………………………………………………. 122
a. Rumah sehat ……………………………………………………. 122
b. Penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) …… 123
c. Penduduk dengan akses air minum berkualitas (layak) …… 124
d. Pengelolaan sampah rumah tangga …………………………. 125
e. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) …………………… 126
2. Tempat Tempat Umum (TTU) …………………………………….. 127
3. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) …………………………… 128
4. Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan ……………………………. 130
iv
C. Pembiayaan Kesehatan………………………………………………… 148
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………. 155
B. Saran……………………………………………………………………… 156
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
4.5 Jumlah Alat dan Bahan PPTM Tahun 2014 Kota Sukabumi 93
vi
4.10 Rekapitulasi Suspect Campak di Kota Sukabumi 114
Tahun 2014
4.12 Distribusi dan Jenis KLB di Kota Sukabumi Tahun 2014 118
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
3.13 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus Periode 36
Tahun 2010-2014 Kota Sukabumi
ix
4.12 Trend Jumlah Kematian Akibat Pneumoni di 63
Kota Sukabumi Tahun 2012-2014
x
4.29 Trend Kasus DBD dan Chikungunya Tahun 2014 77
Kota Sukabumi
xi
4.45 Jumlah Kasus IMS Tahun 2014 Kota Sukabumi 88
xii
4.61 Persentase Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan 130
(TPM) Menurut Wilayah Kerja Puskesmas di Kota
Sukabumi Tahun 2014
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang
termaktub dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Tujuan utama
pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan
nasional diatas maka melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai
demi mewujudkan Indonesia sehat sesuai dengan Pembukaan UUD 1945
alinea ke-4, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia juga untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa maka diselenggarakan program
pembangunan secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari
pembangunan nasional bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah.
Pengelolaan manajemen kesehatan membutuhkan informasi data
kesehatan yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan dibidang
kesehatan. Keberhasilan pengelolaan manajemen kesehatan sangat
ditentukan dengan tersedianya data dan informasi, dukungan kemajuan ilmu
penggetahuan dan teknologi. Dengan pengelolaan manajemen kesehatan
yang baik akan mendukung pengembangan kebijakan pembangunan
kesehatan.
Sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus
menjadi jalur komunikasi data dan informasi antara pusat dan daerah dalam
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Profil kesehatan Kota Sukabumi ini bertujuan untuk memberikan
gambaran pembangunan kesehatan yang sudah dilaksanakan secara
menyeluruh di Kota Sukabumi dalam periode tahun anggaran 2014.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahuinya data dan informasi pembangunan kesehatan di Kota
Sukabumi yang meliputi derajat kesehatan, perilaku kesehatan
masyarakat, data demografi dan sosial ekonomi yang berpengaruh pada
status kesehatan masyarakat.
b) Diketahuinya data dan informasi tentang upaya kesehatan di Kota
Sukabumi yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.
c) Diketahuinya data dan informasi masalah kesehatan yang meliputi
angka kematian, angka kesakitan dan keadaan gizi masyarakat di Kota
Sukabumi.
C. Sistematika Penyajian
1. Bab 1 Pendahuluan, berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil
kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.
2. Bab 2 Gambaran Umum, menyajikan gambaran umum Kota Sukabumi.
Selain uraian tentang geografis, administratif dan informasi umum lainnya,
bab ini juga mengulas faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
3. Bab 3 Situasi Derajat Kesehatan, berisi uraian tentang indikator mengenai
angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat
4. Bab 4 Situasi Upaya Kesehatan, menguraikan tentang pelayanan
kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang,
pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat
kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan
kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga meng-akomodir indikator
kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan serta upaya
pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan
Kota Sukabumi.
5. Bab 5 Situasi Sumber Daya Kesehatan, menguraikan tentang sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya
kesehatan lainnya.
6. Bab 6 Kesimpulan, merupakan uraian mengenai hal penting yang perlu
disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Sukabumi
Tahun 2014. Selain keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga
mengemukakan hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Tabel 2.1
Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis
Kota Sukabumi
Rata-rata
Waktu
Tempuh Ke
Luas Jarak Puskesmas
N
Kecamatan Kelurahan Tipologi Wilaya Puskesmas Terjauh Ke
o
h (Km2) Puskesmas
Roda Roda
2 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1) Baros
Jalan datar
2) Jaya Raksa
1 Baros 3) Jaya Mekar
(Keramaian 6.1 1) Baros 2 Km 15’ 20’
rendah)
4) Sudajaya Hilir
1) Tipar
1) Tipar
2) Cikondang
Jalan datar 2) Gedong
3) Citamiang
2 Citamiang 4) Gedong
(Keramaian 4.0 Panjang 1,2 Km 9’ 12’
tinggi) 3) Nangge
Panjang
leng
5) Nanggeleng
1) Benteng 1) Benteng
2) Dayeuh Luhur Jalan datar 2) Pabua
Waru
3 3) Nyomplong (Keramaian 7.6 ran 2 Km 15’ 20’
doyong 4) Warudoyong sedang) 3) Suka
5) Sukakarya karya
1) Sriwedari
2) Gunung
Jalan datar 1) Cipelang
Gunung Puyuh
4 3) Karamat
(Keramaian 5.5 2) Karang 3 Km 22,5’ 30’
Puyuh sedang) Tengah
4) Karang
Tengah
1) Selabatu
2) Cikole
3) Gunung Jalan datar 1) Selabatu
5 Cikole Parang (Keramaian 7.1 2) Sukabu 2,3 Km 17,5’ 23’
4) Kebonjati tinggi) mi
5) Subangjaya
6) Cisarua
1) Cikundul
1) Cikundul
2) Sindangsari Jalan datar
Lembur 2) Lembur
6 3) Cipanengah (Keramaian 8.9
situ
3 Km 22,5’ 30’
situ 4) Situmekar rendah)
5) Lembursitu
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1) Babakan 1) Cibeure
2) Cibeureum Jalan datar um Hilir
7 Cibeureum Hilir (Keramaian 8.8 2) Limus 3 Km 22,5’ 30’
3) Sindangpalay rendah) Nunggal
4) Limusnunggal
TOTAL 33 48.00
Sumber : BPS Kota Sukabumi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jarak paling jauh menuju sarana
kesehatan (Puskesmas) dari kantor kelurahan yaitu 3 Km antara lain dalam
wilayah Kecamatan Gunung Puyuh, Kecamatan Lembur Situ dan Kecamatan
Cibeureum dengan waktu tempuh rata-rata sekitar 30 menit dengan
menggunakan roda empat dan sekitar 22,5 menit dengan menggunakan roda
dua. Akan tetapi disisi lain akses masyarakat pada fasilitas pelayanan
kesehatan dapat dikatakan 0 Km.
B. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di suatu wilayah selalu mengalami perubahan. Hal
ini dikarenakan pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu pada wilayah
tersebut.
Begitupun dengan data kependudukan, sesuai dengan kaidah good
gonernance pembuatan kebijakan harus berdasarkan pada data yang
menggambarkan kondisi riil. Sehingga, apabila asumsi yang digunakan
melenceng, sudah barang tentu kebijakan yang dihasilkanpun tidak sejalan
dan tidak tepat sasaran.
Perlu disadari peran data kependudukan dalam menentukan arah
kebijakan pembangunan, begitu besar. Berdasarkan data kependudukan
itulah, pemerintah menentukan berbagai kebijakan pembangunan. Sebagai
dasar suatu kebijakan, data kependudukan yang tidak valid akan merugikan
dan membahayakan.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Umur
Laki-laki Perempuan Total
(Tahun)
1 2 3 4
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,
Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kecamatan
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Jumlah (Kota) 9,375 30,059 84,268 33,670 11,602 168,974 42.89 102.45
Sumber : DKPS Kota Sukabumi
70,000
64,882
61,521
60,000
53,942
50,000 48,142
40,482
40,000 37,766
35,351
30,000
20,000
10,000
Laki-laki
30,000
Perempuan
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
Gn.puyuh Cikole Citamiang Wr.doyong Baros Lb.situ Cibeureum
Grafik 2.3
Piramida Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2014
75 +
Perempuan
70 - 74
65 - 69 Laki-laki
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
C. Keadaan Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak
pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan di dunia ini.
Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan
dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan
pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala
bidang kehidupan.
Krisis multi dimensi membawa hikmah dan pelajaran yang luar biasa
besarnya untuk mampu menatap dan membangun masa depan dengan
semangat yang lebih optimis. Pelayanan pendidikan yang berkualitas adalah
pembangunan pendidikan melalui peningkatan infrastruktur dan suprastruktur
pendidikan, baik dari segi manajemen maupun kurikulum pendidikannya.
Selain sebagai fungsi sosial dalam upaya mencerdaskan kehidupan
masyarakat Kota Sukabumi, pelayanan pendidikan juga diarahkan untuk
menjadi salah satu daya tarik kota dalam kerangka membangun keunggulan
kompetitif kota terhadap wilayah lain di Provinsi Jawa Barat, dengan
membuka peluang menarik minat pelajar untuk datang ke Kota Sukabumi
dan mengenyam pendidikan di Kota Sukabumi, yang pada akhirnya akan
bermuara pada peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat.
Agar sumber daya manusia dapat berperan lebih optimal terhadap
pengembangan ekonomi, maka pendidikan yang dikembangkan di Kota
D. Keadaan Ekonomi
Dalam pembangunan sektor ekonomi, pemerintah mendorong
tumbuh kembangnya industri rumah tangga yang mengarah pada produk
unggulan daerah dan memberi akses untuk pengemasan yang baik dan
pemasaran yang memadai. Sehingga prioritas pembangunan daerah pada
tahun 2014 ini lebih diarahkan kepada peningkatan daya beli masyarakat
melalui peningkatan kinerja perekonomian kota untuk memperluas
kesempatan kerja, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia tenaga
kerja, mewujudkan kemitraan strategis yang semakin kuat dan harmonis
antar UMKM, Koperasi, IKM, BUMD dan lembaga perbankan.
Sejauh ini dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya
saing daerah dilakukan melalui penetapan SOP dan pemberlakuan ISO
dibidang perizinan, investasi dan pelayanan public yang lebih mudah, cepat
dan transparan sesuai peraturan yang berlaku, mengembangkan pasar
tradisional dan penataan PKL, mendorong pertumbuhan dan perkembangan
koperasi, UMKM dan ekonomi kreatif dengan pemberian kredit murah,
membantu keterampilan manajerial dan kemitraan dengan usaha yang lebih
besar, mengoptimalkan Balai Latihan Kerja untuk mencetak usahawan baru
maupun pekerja yang jujur dan terampil juga mendorong tumbuh kembang
industri rumah tangga yang mengarah pada produk unggulan daerah melalui
bantuan modal bagi pengusaha kecil.
A. Derajat Kesehatan
Salah satu indikator derajat kesehatan yang digunakan untuk
mengukur indeks kesehatan secara umum adalah Usia Harapan Hidup
Waktu Lahir (Eo) (UHH). Dalam menghitung dan menentukan Indeks Mutu
Hidup (IMH) atau Indeks Pembangunan Manusia, indikator ini memegang
peranan sangat penting. Salah satu indikator yang digunakan untuk
mengelompokan negara dalam kelompok negara maju atau berkembang
adalah Usia Harapan Hidup (UHH). Negara maju relatif memiliki usia
harapan hidup yang tinggi, sedangkan negara berkembang memiliki usia
harapan hidup relatif rendah (Gusschool, 2011).
Usia Harapan Hidup (Life Expectancy at birth) adalah rata-rata
jumlah tahun harapan hidup sekelompok orang yang lahir pada tahun yang
sama, dengan asumsi kematian pada usia masing-masing tersebut tetap
konstan dimasa mendatang. UHH menggambarkan lamanya seorang bayi
baru lahir diharapkan hidup dan dapat menggambarkan taraf hidup suatu
bangsa. Faktor lain yang mempengaruhi angka ini selain kesehatan adalah
ekonomi, pendidikan, geografis. UHH diperoleh secara tidak langsung
melalui sensus penduduk yang dilaksanakan 10 tahun sekali dan untuk
perhitungan setiap tahun melalui perhitungan proyeksi.
B. Angka Kematian
1. Angka Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kasus kematian perempuan yang
diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk
hamil ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola) dan masa
nifas dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa
melihat usia gestasi dan tidak termasuk didalamnya sebab kematian
akibat kecelakaan atau kejadian incidental. (Kementerian Kesehatan RI,
2010).
Grafik 3.1
Kematian Ibu Berdasarkan Periode Meninggal
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Nifas, 3 Hamil, 3
Bersalin, 1
Baros, 1
Cikole, 1 Citamiang, 3
Lembursitu, 2
Grafik 3.3
Kematian Bayi Berdasarkan Wilayah Kecamatan
di Kota Sukabumi Tahun 2014
12
12
10 9
8
8
6
6 5 5
4
4
Sumber : Laporan Tahunan Seksi KIA & Gizi Dinas Kesehatan Kota Sukabumi 2014
Grafik 3.4
Cakupan K4 Tahun 2014
Kota Sukabumi
(Target 90%)
96.82
96.0896.07
95.37
93.49
92.5092.19
91.1591.06 91.43
90.50
89.59
87.71
86.23
84.38
82.70
Grafik 3.5
Cakupan K4 Periode Tahun 2010-2014
Kota Sukabumi
95
94.64
94
93
92.73
92.44
92
91.43
91.18
91
90
89
2010 2011 2012 2013 2014
52.92
Grafik 3.7
Pencapaian Penanganan Komplikasi Kebidanan
Periode 2010-2014 Kota Sukabumi
180
160
156.27
140
120
100 101,36
92.61
88.42
80
60 58.69
40
20
0
2010 2011 2012 2013 2014
101.43 99.14
95.98 95.24 94.82 94.58 94.57 94.13 93.69 93.53 93.65
92.73 92.24 90.68
89.04
78.34
Persalinan oleh paraji pada tahun 2014 yaitu 182 kasus dari 6.917
total persalinan. Masih tingginya pertolongan paraji di Kota Sukabumi
khususnya di wilayah Puskesmas Nanggeleng berkaitan dengan masih
tingginya kepercayaan masyarakat terhadap paraji, masih adanya paraji
yang melakukan pertolongan persalinan serta kemitraan bidan dan paraji
yang belum optimal. Jumlah pertolongan paraji tahun 2014 menurun jika
dibandingkan tahun 2013 yaitu 192 kasus dari 7.304 total persalinan.
Persalinan paraji yang terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Citamiang,
meliputi Puskesmas Gedong Panjang (42 kasus) dan Puskesmas
Nanggeleng (35 kasus), wilayah Kecamatan Cibeureum yang meliputi
Puskesmas Cibeureum Hilir (44 kasus), wilayah kecamatan Cikole meliputi
Puskesmas Sukabumi (28 kasus) serta wilayah kecamatan Baros meliputi
Puskesmas Baros (12 kasus). Lima puskesmas yang mempunyai data
pertolongan persalinan oleh paraji yang tinggi tersebut, mempunyai capaian
95 94.8
94 94.09 94.44
93.65
93
92
91 91.05
90
89
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 3.10
Cakupan KF Lengkap Tahun 2014
Kota Sukabumi
(Target 89%)
100.25
95.40 94.48
92.34 92.28 90.53
89.58 89.39 89.33 88.45 89.23
87.47 86.40
80.27 80.17
71.58
Grafik 3.11
Cakupan KF Lengkap Periode Tahun 2010-2014
Kota Sukabumi
100 89.23
90 84.42 84.22
80
81.81
70
73.29
60
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 3.12
Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
Tahun 2014 Kota Sukabumi
(Target 84%)
137.63
106.54104.27
97.51 97.47
91.89 91.17
87.72 87.43
84.43 84.41 83.90 82.76
81.16
70.18
63.23
Grafik 3.13
Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
Periode Tahun 2010-2014
Kota Sukabumi
100
90 91.17
80
83.1
70
60 64.6
50
51.99
40 47.62
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
105.26
100.1798.63
97.08 96.72 96.17 94.86 93.34 93.27
91.57 91.56 89.66 93.72
88.26
85.09
77.42
Grafik 3.15
Cakupan KN Lengkap Periode Tahun 2010-2014
Kota Sukabumi
95
93.72
90 90.14
89.6
88.18
85
80
79.88
75
70
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 3.16
Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2014
Kota Sukabumi
(Target 86%)
109.03107.18
99.54
95.68
93.19 92.57 91.06 92.18
90.64 88.39 88.31 87.60 86.72 86.65
84.36
80.30
Grafik 3.17
Cakupan Kunjungan Bayi Periode Tahun 2010-2014
Kota Sukabumi
100
88.05 92.18
90 86.99
80
70
71.81 71.89
60
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Tabel 3.3
Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Kasus Balita Gizi Buruk
No Puskesmas Mendapat
Jumlah Ditemukan
Perawatan
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cipelang 2 1 3 2 1 3
2 Karang Tengah 0 0 0 0 0 0
No Puskesmas Mendapat
Jumlah Ditemukan
Perawatan
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Selabatu 0 0 0 0 0 0
4 Sukabumi 3 5 8 3 5 8
5 Tipar 0 0 0 0 0 0
6 Nanggeleng 2 0 2 2 0 2
7 Gedongpanjang 1 1 2 1 1 2
8 Benteng 0 0 0 0 0 0
9 Pabuaran 0 0 0 0 0 0
10 Sukakarya 1 1 2 1 1 2
11 Baros 0 1 1 0 1 1
12 Lembursitu 0 0 0 0 0 0
13 Cikundul 1 2 3 1 2 3
14 Cibeureum Hilir 0 0 0 0 0 0
15 Limusnunggal 0 0 0 0 0 0
Jumlah 10 11 21 10 11 21
Sumber : Seksi KIA & Gizi
350 355
321
300
250
226 Seluruh Kasus
200 BTA +
173
BTA -
150 127
110 TB Anak
100
120 90
63 91
50 74
50
0
2012 2013 2014
3922
4000 3707
3534
3500 3280 3280
3120
3000
2500
Target
2000
Cakupan
1500
1000
500
0
2012 2013 2014
Grafik 4.3
Case Detection Rate (CDR) Kota Sukabumi
Tahun 2012-2014
450
400 384
364
350 330 328 335
312
300
250 Target
200 Cakupan
150
100
50
0
2012 2013 2014
Grafik 4.4
Cure Rate (Angka Kesembuhan) TB
Kota Sukabumi Tahun 2014
384
400 364
335 335
297 281
300
Target
200 Cakupan
100
0
2012 2013 2014
Grafik 4.5
Cure Rate (Angka Kesembuhan) TB Puskesmas
Kota Sukabumi Tahun 2014
100
Baros 100
Cikundul 100
Nanggeleng 100
Krg. Tgh 96
Cbr. Hilir 95
Sukakarya 94
Lms.Nggl 94
Benteng 92
Selabatu 88
Kota 84
Gd.pjg 83
Cipelang 81
Sukabumi 74
Tipar 47
Pabuaran 40
0 20 40 60 80 100 120
Sumber : Seksi Dalkit
373
400 364 335
333
350
300
250
200
150
Jml yg ditangani
100
1 9 2 5 Jml kematian
50
0
2011 2012 2013 2014
Grafik 4.7
Trend Angka Kematian (CFR) TB Kota Sukabumi
Tahun 2010-2014
3
2.5
2.4
2
0.5 0.5
0.3
0
2011 2012 2013 2014
Grafik 4.8
Jumlah Kasus TB BTA (+) Per Fasilitas Sarana Pelayanan Kesehatan
Tahun 2012-2014
334
350
315
289
300
250 Puskesmas
RS
200
Lapas
150
100
50 27 23
19 1 0
3
0
2012 2013 2014
b. Kolaborasi TB-HIV
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 278/Menkes/SK/XII/2009 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kolaborasi Pengendalian Penyakit TB dan HIV, kegiatan
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi beban TB dan HIV
pada masyarakat akibat kedua penyakit ini. Tujuan khusus dari
kegiatan ini adalah untuk membentuk mekanisme kolaborasi antara
Program TB dan HIV/AIDS, menurunkan beban TB pada ODHA serta
menurunkan beban HIV pada pasien TB.
Hasil kegiatan Program Kolaborasi TB-HIV tahun 2014 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2
Data Capaian TB-HIV 10 Variabel HIV Tahun 2013
Kota Sukabumi
No Variabel Jumlah
1 2 3
1 Jumlah ODHA yang berkunjung ke PDP 62
2 Jumlah ODHA yang dikaji Status TB nya 62 (100%)
3 Jumlah ODHA yang suspek TB 14 (22,6 %)
4 Jumlah ODHA yang diperiksa dahak mikroskopis 14 (22,6%)
5 Jumlah ODHA yang didiagnosis TB Paru BTA (+) 2 (3,2%)
6 Jumlah ODHA yang didiagnosis TB Paru BTA Neg 9 (14,5 %)
7 Jumlah ODHA yang didiagnosis TB Ekstra Paru 1 (1,6%)
8 Jumlah ODHA yang mendapat pengobatan TB 12 (19,4%)
9 Jumlah ODHA yang mendapat pengobatan TB dan ART 11 (17,7%)
10 Jumlah ODHA yang mendapatkan pengobatan TB dan PPK 3 (4,8%)
Sumber : Seksi Dalkit
Grafik 4.9
Jumlah Konfirmasi Suspek TB-MDR Kota Sukabumi
Tahun 2012-2014
40 40
35
30
25 Suspek
(+) MDR
20 17 17
15 Diobati RSHS
15 13
Meninggal
10 8 7 7
6
4
5 3 3 3 3
0
0
0
2012 2013 2014 Total
Grafik 4.10
Mapping Penderita TB-MDR Ditangani di Puskesmas
Kota Sukabumi Tahun 2012-2014
3
3
2 2 2
2
1 1 1 1 1
1
Dari grafik 4.9 dan 4.10 diatas dapat dilihat bahwa jumlah
konfirmasi suspek TB-MDR tahun 2012-2014 tercatat 40 kasus, 17
diantaranya kasus yang terkonfirmasi sebagai positif TB-MDR. Dari 17
kasus positif TB-MDR tersebut 3 kasus meninggal (2 kasus sebelum
pengobatan dan 1 kasus sedang pengobatan), 13 kasus sedang
diobati di RSHS dan 1 kasus terakhir belum diobati.
Dari kegiatan P2TB tahun 2014 masih ada beberapa kegiatan
yang belum mencapai hasil yang diharapkan, hal ini disebabkan masih
adanya beberapa masalah dan kendala antara lain tenaga pengelola
program di fasyankes yang masih tugas rangkap berdampak pada
pemantauan pengobatan, pencatatan dan pelaporan yang belum
optimal, belum semua fasyankes melaksanakan strategi DOTS
d. Ispa-Pneumoni
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan
Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute
Respiratory Infections (ARI).
Penyakit ini menyerang salah satu dan atau lebih bagian dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran
bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebagian besar
disebabkan oleh virus. Penyebab infeksi yang beragam menyebabkan
upaya yang diberikan akan berbeda kepada setiap orang, baik untuk
mencegah maupun untuk pengobatan.
WHO menyatakan, ISPA merupakan salah satu penyebab
kematian terbanyak pada anak di negara yang sedang berkembang.
Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian karena ISPA,
terutama pada bayi dan anak balita. Setiap anak diperkirakan
mengalami 3-6 episode ISPA. Setiap tahunnya 40%-60% kunjungan
Puskesmas merupakan penderita penyakit ISPA. Proporsi kematian
yang disebabkan oleh ISPA ini mencapai 20-30%. Kematian ISPA ini
sebagian besar dikarenakan Pneumonia. Pneumonia yang pada
awalnya merupakan ISPA biasa, karena tidak diobati dengan baik
akhirnya menimbulkan batuk dan kesulitan bernafas.
Penyakit ISPA dapat ditularkan melalui udara pernapasan yang
mengandung kuman dan terhirup orang sehat lewat saluran
pernapasan. ISPA yang tidak ditangani secara lanjut, akan menjadi
momok sebuah pneumonia yang menyerang anak kecil dan balita
apabila terdapat zat gizi yang kurang dan ditambah dengan keadaan
lingkungan yang tidak bersih. Hal inilah yang menjadi risiko utama
pada anak-anak dan balita yaitu meningkatnya infeksi silang.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian
Pabuaran 125.4%
Lb.situ 109.2%
Selabatu 108.0%
Tipar 99.3%
Sukakarya 94.8%
Cikundul 92.8%
Kota Sukabumi 71.4%
Kr.Tgh 71.2%
Gd.Pjg 66.2%
Cbr.Hilir 64.4%
Benteng 62.5%
Lms.ngl 61.0%
Cipelang 60.3%
Baros 51.4%
Nanggeleng 48.0%
Sukabumi 35.0%
Grafik 4.12
Trend Jumlah Kematian Akibat Pneumoni
di Kota Sukabumi
Tahun 2012-2014
7
6
6 6
5
4
4
0
2012 2013 2014
e. Diare
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di
masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare
tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan
malnutrisi pada anak.
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu
penyakit berbasis lingkungan di Indonesia dikarenakan masih
buruknya kondisi sanitasi dasar, lngkungan fisik maupun rendahnya
perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Kebersihan
lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya.
Pabuaran 352.8%
Cikundul 247.5%
Lms.Ngl 191.9%
Tipar 174.2%
Baros 158.9%
Sukakarya 158.4%
Cipelang 143.3%
Kota Sukabumi 140.1%
Nanggeleng 125.6%
Gd.Pjg 118.8%
Selabatu 111.6%
Kr. Tgh 110.1%
Lb.situ 107.0%
Cbr.Hilir 106.2%
Benteng 78.6%
Grafik 4.14
Trend Jumlah Kematian Akibat Diare Kota Sukabumi
Tahun 2010-2014
8
7
7
6
6
5
5
4
2
2
1
0
2011 2012 2013 2014
f. Kusta
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang
menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang
dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah
sosial, ekonomi, budaya, kemanan dan ketahanan nasional.
Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang
sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara
tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang
kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada
masyarakat.
Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat,
keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap
kusta dan cacat yang ditimbulkannya.
Meskipun penyakit kusta saat ini sudah dapat disembuhkan
bukan berarti Indonesia sudah terbebas dari masalah penyakit kusta.
Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun masih ditemukan
sejumlah kasus baru.
Dengan demikian tantangan yang dihadapi adalah bagaimana
menjaga kesinambungan pelayanan kusta yang berkualitas dan
memastikan setiap orang yang terkena kusta dimanapun dia berada
mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan diagnosis
dan pengobatan oleh petugas kesehatan yang kompeten termasuk
sistem rujukan yang efektif dalam mengatasi komplikasi dengan biaya
yang terjangkau.
Beban kusta yang paling utama adalah akibat kecacatan yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu telah ditetapkan Target Global yang
Grafik 4.15
Jumlah Kasus Kusta Kota Sukabumi
Tahun 2011-2014
4 4 4
4
3 3
3
2 2
2
1
1
0 0 0 0
0
2011 2012 2013 2014
2011
1 1 1 1 1 1 1
2012
1
2013
2014
0 0 0 0 000 0 00 0 00 00 0
0
Krg.Tgh Benteng Lms.Ngl Baros Gd.Pjg Lb.situ
Grafik 4.17
Kasus Gigitan HPR
Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2014
Kota Sukabumi
10
10
9
8
7
6
5
4
4
3
3
2
2
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0 0 0 0 0 0 0
0
30
28 33
25
20
21
15
10
10
5
0 0 0 0
0
2011 2012 2013 2014
Grafik 4.19
Trend Kasus Gigitan HPR Dan Pemberian VAR
Tahun 2011-2014 Kota Sukabumi
35
33
30
28
25
20 21
15 12
12
10 10
4
5
2
0
2011 2012 2013 2014
Kasus Kematian
Grafik 4.21
Trend Kasus DBD Kota Sukabumi
Tahun 2012-2014
140
130
120
92 103
100 89 89
87 81
78
80 68
63 73 74 72
58 77 77
60 56 62 66 53
56 52
56
40 53 57 47
51 51
41 34
39 36
39
20 33
26 5
0
Grafik 4.23
Persentase Kasus DBD Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014
Kota Sukabumi
47.3
52.7
Laki-Laki Perempuan
2013 2014
Grafik 4.25
Jumlah Kasus DBD Menurut Kelurahan Tahun 2014
Kota Sukabumi
Babakan 34
34
Karamat 32
27
Benteng 24
22
Nanggeleng 22
22
Citamiang 20
19
Sriwedari 19
18
Lb.situ 17
17
Sb.jaya 17
15
Sdjy.Hilir 14
13
Sk.krya 13
13
Nyomplong 12
11
Wr.doyong 11
10
Jy.raksa 10
9
Jy.mekar 9
7
Cikondang 7
5
Gn.Prng 5
4
St.mekar 1
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Grafik 4.27
Data Kasus Chikungunya Menurut Kelurahan Tahun 2014
Kota Sukabumi
86
90
80
70
59
60 53
50 44
40 35
28 29
30 23
17 18 19
20
10
0
120 120
100 86
80
63
60 53
40 29
23
18 19
20
Grafik 4.29
Trend Kasus DBD dan Chikungunya Tahun 2014
Kota Sukabumi
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
DBD Chikungunya
Grafik 4.31
Jumlah Kasus Malaria
Menurut Wiayah Kerja Puskesmas Tahun 2014
Kota Sukabumi
5
5
2
1 1 1
1
0
Selabatu Karang Tengah Benteng Luar Kota
d. Filariasis
Data kasus Filariasia Kota Sukabumi dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut :
- Tahun 2010 : terdapat 4 kasus Filariasis
- Tahun 2011 : terdapat 2 kasus filariasis
- Tahun 2012 : terdapat 4 kasus filariasis
- Tahun 2013 : tidak ditemukan kasus filariasis
- Tahun 2014 : tidak ditemukan kasus filariasis
Grafik 4.32
Data Puskesmas Dengan Kasus Filariasis
Kota Sukabumi Tahun 2010-2014
5
0
Karang
Sukabumi Cipelang Pabuaran Cikundul Kota
Tengah
2010 0 1 2 1 0 4
2011 0 0 2 0 0 2
2012 1 0 0 0 3 4
2013 0 0 0 0 0 0
2014 0 0 0 0 0 0
300
200 141
122 101
100 32 52
0
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Grafik 4.34
Jumlah Kasus Baru dan Kumulatif Kasus HIV/AIDS
Asal Kota Sukabumi Tahun 2010-2014
600
502
500
453
400
400
339
300
310
200
100 61 53
29 49
16
0
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
20
20
17
15
13
10
5
1
1
0 0
2012 2013 2014
LSL Waria
Grafik 4.36
Tren Kasus Baru HIV/AIDS Pada Populasi Transgender
Asal Kota Sukabumi Tahun 2012-2014
14
12
12
10
10
6
5
4
2 1
1
0
0
2012 2013 2014
LSL Waria
Kota Sukabumi
49%
Kab/Luar Kota
51%
Grafik 4.38
Jumlah Kasus HIV AIDS Yang Ditemukan Di Kota Sukabumi
Berdasarkan Kondisinya Tahun 2014
15 5
HIV
AIDS
83
Meninggal
5
HIV
6
AIDS
Meninggal
38
Grafik 4.40
Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS Yang Ditemukan
Di Kota Sukabumi Berdasarkan Golongan Umur
Tahun 2014
35
29 0 - 5 th
30
27 16 - 20 th
25 21 - 25 th
20 26 - 30 th
16 31 - 35 th
15 13 36 - 40 th
10 41 - 45 th
8
> 45 th
5
3 3 Tdk diket
1 1
0
Jumlah Kasus
10 26 - 30 th
8
8 31 - 35 th
6
6 36 - 40 th
41 - 45 th
4
2 > 45 th
2
1
0 0 0 Tdk diket
0
Jumlah Kasus
Grafik 4.42
Persentase Kasus Baru HIV/AIDS Yang Ditemukan
Di Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2014
42.6% Laki-laki
57.4%
Perempuan
40%
60% Laki-laki
Perempuan
Grafik 4.44
Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS
Menurut Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2014
Kota Sukabumi
6
5
5
4 4 4
4
3
3
2 2 2 2
2
1 1 1
1
72 30 6 1 Kandidiasis
83
430 Servisitis
88
GO
Susp GO
Lain-lain
343 UNG
Trikomoniasis
Sifilis
416
Herpes Genitalis
Grafik 4.46
Target dan Capaian PTRM Kota Sukabumi Tahun 2014
25
22 22 22 22 22 22
20 18 21
21 21
17 17 17 17 17 17
16
15
16 16
10
0
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
Capaian Target
Grafik 4.47
Persentase Hasil Survey
Pengetahuan Komprehensif Remaja Tentang HIV-AIDS
di Kota Sukabumi Tahun 2014
9%
Komprehensif
Tidak komprehensif
91%
Tabel 4.4
Jumlah Tenaga Terlatih PPTM
Tahun 2014 Kota Sukabumi
Jumlah
No Jenis Pelatihan
Petugas
1 2 3
Tabel 4.5
Jumlah Alat dan Bahan PPTM
Tahun 2014 Kota Sukabumi
No Puskesmas Iva Test Alat Cryo Posbindu Kit
1 2 3 4 5
1 Selabatu v v v
2 Lembur Situ v v v
3 Baros v v v
4 Cipelang v v -
5 Sukabumi v - v
6 Benteng - - v
Sumber : Seksi Dalkit
14.52% Asma
Cedera Lain
18.51% Stroke
63.74%
Cedera LALIN
Penyakit Tiroid
Tumor Payudara
Osteoporosis
Ginjal Kronik
Grafik 4.49
Jumlah Kasus Hipertensi Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2014 Kota Sukabumi
1200
1071
1000 888
855
768 764 758
800 683
629 636
570
600
400
200 67
21
0 0
0
10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
Laki-laki Perempuan
377
400
350 303
278 278
300
227
250 209 198
200
150 123 118
91
100
50 0 0 1 0
0
10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
Laki-laki Perempuan
g. Program Lansia
Pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para
lansia, perlu dilakukan peningkatan upaya melalui pencegahan,
pemeliharaan dan peningkatan masalah kesehatan, disamping upaya
penyembuhan dan pemulihan. Salah satu bentuk upaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan kualitas pelayanan
berupa peningkatan dan pengembangan kegiatan melalui Pelayanan
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Lansia dan Pra Lansia Menurut Puskesmas
Tahun 2014 Kota Sukabumi
Jumlah Penduduk
No Puskesmas Total
Pra Lansia Lansia
1 2 3 4 5
1 Selabatu 3990 2973 6963
2 Sukabumi 7136 4357 11493
3 Cipelang 3373 2135 5508
4 Karang Tengah 4455 2330 6785
5 Benteng 4833 2745 7578
6 Sukakarya 2385 1421 3806
7 Pabuaran 2657 1842 4499
8 Tipar 3189 2070 5259
9 Gedongpanjang 3025 1659 4684
10 Nanggeleng 2868 1494 4362
11 Cibeureum Hilir 3451 1758 5209
12 Limusnunggal 2841 1375 4216
13 Baros 5994 2844 8838
14 Cikundul 3271 1776 5047
15 Lembursitu 2923 2006 4929
JUMLAH 56391 32785 89176
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Tabel 4.7
Jumlah Penduduk Lansia Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Tahun 2014 Kota Sukabumi
Pddk Laki-laki Pddk Perempuan
No Puskesmas Jumlah Jumlah
Pralansia Lansia Pralansia Lansia
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Selabatu 1915 1322 3237 2075 1631 3726
2 Sukabumi 3548 2022 5570 3588 2335 5923
3 Cipelang 1635 960 2595 1738 1175 2913
4 Karang Tengah 3227 1099 3426 2128 1231 3359
5 Benteng 2494 1300 3794 2339 1445 3784
6 Sukakarya 1250 662 1912 1135 795 1894
7 Pabuaran 1333 860 2193 1324 982 2306
8 Tipar 1575 915 2490 1614 1155 2769
9 Gedongpanjang 1513 763 2276 1524 896 2408
10 Nanggeleng 1407 724 2131 1461 770 2231
11 Cibeureum Hilir 1811 862 2673 1640 896 2536
12 Limusnunggal 1505 696 2201 1336 679 2015
13 Baros 3033 1402 4435 2961 1442 4403
14 Cikundul 1640 891 2531 1631 885 2516
15 Lembursitu 1416 971 2440 1454 1035 2489
Jumlah 28455 15449 43904 27936 17336 45272
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Tabel 4.8
Sumberdaya, Sarana dan Prasarana di Posbindu
Tahun 2014 Kota Sukabumi
Grafik 4.51
Data D/S Pelayanan Pralansia & Lansia di Posbindu
Kota Sukabumi Tahun 2014
56391
60000
50000
32785 33377
40000
30000 20088
20000
10000 2.97% 8.48%
0
Sasaran Yang dilayani D/S
1200 1114
961
1000
810 828
800 691
575 518
556 574 587
600 543
376 445
243 399
400 345 247
232 290
266 281 253 258
151 223 205
84 132
200 109
58
0
Slb Sm Cp Kr Bt Sk Pa Tp Gd Ng Cb L Br Ck Lb
i l .T g k b r p l r N s dl s
gh
Tensi Tinggi 266 281 556 109 518 151 243 84 132 345 247 58 399 445 258
Tensi Rendah 810 961 575 574 111 232 828 587 253 223 376 290 205 691 543
Tabel 4.53
Data Kunjungan Lansia di Puskesmas
Tahun 2014 Kota Sukabumi
49120
50000
45000
40000 36313
35000
27798
30000
25000 21322 21978
20000 14335
15000
10000
5000 5.37 12.49
0
Laki-laki Peremp. Jumlah D/S
Pra Lansia 14335 21978 36313 5.37
Lansia 21322 27798 49120 12.49
14000 12935
11267
12000
10000 9007 8954
7155
8000
5810
6000 4300
3780 3609
4000 2811
1982
2000
0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa data penyakit Lansia yang
menempati peringkat pertama adalah Hipertensi dengan jumlah 12.935
kasus, peringkat kedua artritis dengan jumlah 11.267 kasus, peringat
ketiga dan seterusnya berturut-turut Gastritis dengan jumlah 9.007
kasus, ISPA 7.155 kasus, dan 5.810 kasus, Myalgia 4.300 kasus, DM
3.780 kasus, Chepalgia 3.609 kasus, RA 2.811 kasus dan terakhir
Gout 1.982 kasus.
Dengan demikian kasus Hipertensi merupakan kasus tertinggi
pada lansia, sehingga perlu penanganan dan pembinaan khusus agar
tidak terjadi komplikasi lebih lanjut seperti penyakit Stroke.
h. Kesehatan Indera
Program Kesehatan indera sudah dikembangkan menjadi
kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan pelayanan di Puskesmas.
Kesehatan indera sangat penting dalam menciptakan SDM yang
berkualitas. Sesuai dengan program Vision 2020 yaitu : ”The Right To
i. Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja merupakan kegiatan Puskesmas yang
ditujukan pada masyarakat pekerja formal dan informal dalam rangka
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan
yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
Adapun tujuan umum dari Upaya Kesehatan Kerja adalah
meningkatnya kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya
sendiri sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan pada
akhirnya peningkatan produktifitas kerja. Sasaran Upaya Kesehatan
Kerja, dimana apabila memperhatikan betapa luasnya masyarakat
pekerja yang harus dilayani, maka upaya kesehatan kerja diarahkan
kepada tenaga kerja yang mempunyai dampak besar dalam
j. Kesehatan Jiwa
Sehat adalah keadaan fisik, mental dan sosial serta produktif
secara ekonomi. Jadi kesehatan jiwa adalah bagian integral dari
kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal, dan
yang selaras dengan perkembangan orang lain.
Lingkup masalah kesehatan jiwa yang dihadapi dan perlu
ditangani oleh program kesehatan jiwa bersifat kompleks yang meliputi
masalah gangguan (penyakit) jiwa dan syaraf, masalah psikososial,
masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan
kualitas hidup.
Jadi masalah kesehatan jiwa di masyarakat sangatlah luas dan
kompleks, bukan hanya meliputi yang jelas terganggu jiwanya tetapi
juga berbagai problem psikososial, bahkan berkaitan dengan kualitas
hidup dan keharmonisan hidup. Masalah ini tidak dapat dan tidak
mungkin diatasi oleh pihak kesehatan jiwa saja, tetapi membutuhkan
suatu kerjasama yang luas secara lintas program dan lintas sektor.
1 2 3 4 5 6
1 Selabatu 14 18 12 12
2 Sukabumi 16 10 5 3
3 Cipelang 4 10 2 5
4 Karang Tengah 12 14 3 5
5 Benteng 8 13 4 1
6 Sukakarya 10 4 4 4
7 Pabuaran 7 10 2 4
8 Tipar 6 9 2 3
9 GedongPanjang 4 10 4 3
10 Nanggeleng 5 11 4 6
11 Cibeureum Hilir 6 11 2 1
12 Limusnunggal 4 6 4 2
13 Baros 11 11 3 2
14 Cikundul 4 7 6 3
15 Lembur Situ 5 6 3 5
TOTAL KOTA 116 150 60 59
Sumber : Seksi Keskom
m. Perkesmas
Perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) merupakan
upaya pengembangan program kesehatan yang dilakukan di lapangan
oleh seorang perawat puskesmas dengan melibatkan lintas sektor dan
lintas program yang terdapat di puskesmas. Adapun lintas sektor yang
terlibat diantaranya adalah pihak kelurahan/kecamatan, institusi
pendidikan (STiKesmi, UMMI DIII Keperawatan, Yapkesbi dan
poltekes Rajawali). Sedangkan untuk lintas program yang terlibat
diantaranya adalah program Basic Six (Pengobatan, promosi
B. Program Imunisasi
Keberhasilan pencapaian program imunisasi dilihat dari beberapa
indikator pelaksanaan kegiatan yang digunakan untuk memantau dan
mengevaluasi capaian program imunisasi. Berikut beberapa kegiatan yang
digunakan untuk mengevaluasi hasil/capaian pelaksanaan program imunisasi
selama tahun 2014 :
1. Imunisasi Rutin
Imunisasi Rutin merupakan kegiatan pelayanan imunisasi pada
bayi, baduta dan ibu hamil yang merupakan kegiatan utama dalam
pelaksanaan program imunisasi. Untuk memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan imunisasi rutin kumulatif selama tahun 2014, dapat
dilihat dari beberapa indikator berikut :
a. Ketepatan laporan
Kumulatif persentase ketepatan waktu pelaporan tahun 2014
yang masuk dari 15 Puskesmas mencapai 88,3%. Ketepatan laporan
imunisasi menjadi indikator kinerja Koordinator Imunisasi (Korim)
Puskesmas. Makin tinggi angka ketepatan waktu melaporkan seorang
petugas koordinator imunisasi, maka menunjukan kualitas pengelolaan
program dan sistem pengolahan data imunisasi yang lebih baik. Namun
demikian ketidaktepatan laporan imunisasi di Puskesmas tidak selalu
menunjukan indikator kinerja yang buruk dari petugas. Dalam hal ini
juga dipengaruhi oleh kurang optimalnya kerja sama lintas program
dengan pelaksana imunisasi di Puskesmas, sehingga data hasil
pelaksanaan imunisasi tidak tepat waktu. Selain itu tingginya beban
kerja petugas puskesmas dengan memiliki rangkap tugas yang
diberikan atasan, juga menjadi salah satu penyebab laporan tidak tepat
waktu.
C. Program Surveilans
Pelaksanaan program surveilans tahun 2014 meliputi kegiatan
surveilans campak, surveilans AFP, respon dan kewaspadaan dini terhadap
KLB, surveilans matra, pelayanan kesehatan jemaah haji, Surveilans Aktif
Rumah Sakit (SARS) dan pelaksanaan EWARS (Early Warning Allert
System). Kegiatan surveilans dilakukan melalui pelacakan dan investigasi ke
lapangan. Selain itu untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap
penyakit-penyakit yang cenderung dapat menimbulkan KLB. Petugas
Surveilans Puskesmas menyampaikan Laporan Mingguan (W2) / EWARS
yang sangat menentukan penilaian kinerja petugas melalui kelengkapan dan
ketepatan laporan sebagai langkah awal dalam mengantisipasi kejadian KLB
di Kota Sukabumi.
Tabel 4.12
Distribusi dan Jenis KLB di Kota Sukabumi
Tahun 2014
Jumlah
Jenis Tanggal Masa
No Tempat Kejadian Kasus/ Kematian
KLB Kejadian KLB
Penderita
1 2 3 4 5 6 7
RT 04/11 Kelurahan
15 Des
4 Campak Subang Jaya Kec. 2 Hari 5 Orang 0
Cikole 2014
Tabel 4.13
Kondisi Kesehatan Calon Jemaah Haji Tahun 2014
Kota Sukabumi
No Kategori Jumlah
1 2 3
1 Mandiri 182
2 Observasi 12
3 Pengawasan 4
4 Tunda 0
Sumber : Seksi Surveilans & Imunisasi
Grafik 4.55
Persentase Rumah Sehat Menurut Wilayah Kerja Puskesmas
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Nanggeleng 83.9%
Baros 81.4%
Cipelang 81.3%
Kr.Tengah 72.3%
Cbr.Hilir 68.4%
Lms.nunggal 67.1%
Sukakarya 63.6%
Gd.panjang 59.1%
Cikundul 55.7%
Sukabumi 53.0%
Lembursitu 48.6%
Tipar 44.6%
Selabatu 30.2%
Benteng 22.0%
Pabuaran 1.2%
Grafik 4.56
Persentase Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat)
Menurut Wilayah Kerja Puskesmas
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Cipelang 93.1%
Kr.Tengah 92.5%
Lms.nunggal 78.3%
Benteng 76.2%
Baros 74.3%
Cbr.Hilir 73.7%
Sukabumi 71.2%
Gd.panjang 70.4%
Cikundul 65.3%
Nanggeleng 63.9%
Pabuaran 59.7%
Lembursitu 56.3%
Sukakarya 55.1%
Tipar 54.1%
Selabatu 32.3%
Grafik 4.57
Persentase Penduduk dengan Akses Air Minum Berkualitas (Layak)
Menurut Wilayah Kerja Puskesmas
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Nanggeleng 100.0%
Gd.panjang 97.9%
Pabuaran 94.9%
Baros 90.4%
Kr.Tengah 81.0%
Benteng 80.6%
Sukabumi 78.8%
Cipelang 75.5%
Lms.nunggal 74.8%
Kota Sukabumi 71.4%
Lembursitu 68.8%
Tipar 65.2%
Cikundul 64.2%
Sukakarya 61.7%
Cbr.Hilir 60.9%
Selabatu 49.7%
Grafik 4.58
Persentase Pengelolaan Sampah Sehat
Menurut Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sukabumi Tahun 2014
Nanggeleng 100.0%
Benteng 100.0%
Tipar 100.0%
Gd.panjang 96.1%
Sukakarya 86.9%
Kr.Tengah 82.9%
Baros 78.8%
Lms.nunggal 78.1%
Lembursitu 70.7%
Cipelang 70.5%
Cikundul 66.3%
Kota Sukabumi 65.1%
Sukabumi 57.6%
Cbr.Hilir 45.5%
Selabatu 32.9%
Pabuaran 22.6%
Tipar 100.0%
Baros 100.0%
Kr.Tengah 98.5%
Pabuaran 90.5%
Nanggeleng 88.6%
Sukabumi 83.2%
Cipelang 81.8%
Gd.panjang 79.9%
Lms.nunggal 76.5%
Lembursitu 72.9%
Sukakarya 70.0%
Kota Sukabumi 66.9%
Cikundul 61.7%
Cbr.Hilir 53.9%
Benteng 52.1%
Selabatu 15.6%
Grafik 4.60
Persentase Tempat Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat
Menurut Wilayah Kerja Puskesmas
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Kr.Tengah 90.9%
Lms.nunggal 90.9%
Cipelang 88.5%
Cikundul 88.2%
Tipar 87.5%
Sukakarya 85.7%
Lembursitu 81.3%
Sukabumi 81.0%
Kota Sukabumi 76.9%
Cbr.Hilir 76.9%
Selabatu 75.5%
Baros 70.6%
Nanggeleng 70.6%
Gd.panjang 64.7%
Benteng 57.1%
Pabuaran 54.5%
Tabel 4.14
Penilaian Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Faktor Dominan
Konseling
Penyebab Penyakit
Jml Kasus
PBL yang Kunjungan
No Puskesmas Jml Kasus Jml Kasus
ditemukan Lapangan
PBL PBL Non Perilaku Lingkungan
di lapangan
Rujukan Rujukan
(Kader,
DKK/RS)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cipelang 32 0 90 42 0 42
2 Karang Tengah 88 0 88 88 45 43
3 Selabatu 277 41 111 322 302 65
4 Sukabumi 87 11 49 266 214 52
5 Tipar 97 32 50 106 84 23
6 Nanggeleng 22 0 53 37 32 5
7 Gedongpanjang 23 6 29 47 27 20
8 Benteng 49 7 55 47 15 31
9 Pabuaran 75 2 28 173 80 93
10 Sukakarya 79 0 0 73 68 66
11 Baros 0 0 0 0 0 0
12 Lembursitu 110 6 87 126 56 4
13 Cikundul 56 0 0 56 56 0
14 Cibeureum Hilir 10 0 0 8 6 4
15 Limusnunggal 24 0 27 38 27 11
A. Sarana Kesehatan
Untuk mencapai pembangunan yang berkualitas tentunya diperlukan
sumber daya yang juga berkualitas, sehingga perlu diupayakan kegiatan dan
strategi pemerataan kesehatan dengan mendayagunakan segenap potensi
yang ada.
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana,
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta
fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. (Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan).
Sumber daya kesehatan juga diartikan sebagai perangkat keras dan
perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya
kesehatan.
Sumber daya kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun
berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan
tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Begitupun dengan perbekalan kesehatan yang diperlukan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan sebagai sumber daya kesehatan meliputi
sediaan farmasi dan alat kesehatan serta perbekalan lainnya yang terjangkau
oleh masyarakat. Perbekalan kesehatan merupakan unsur penting dalam
upaya kesehatan khususnya obat, bahan obat dan alat kesehatan.
Sebagai salah satu komponen dari sumber daya kesehatan, sarana
kesehatan meliputi Balai Pengobatan (BP), Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus, praktek dokter,
praktek dokter gigi, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan, toko obat,
apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium
kesehatan, balai pelatihan kesehatan dan sarana kesehatan lainnya.
Tabel 5.1
Sarana Pelayanan Kesehatan
di Kota Sukabumi Tahun 2014
Kepemilikan
No Fasilitas Kesehatan Pem. TNI/ Jumlah
Swasta
Kota POLRI
1 2 3 4 5 6
Rumah Sakit
1 Rumah Sakit Umum 1 2 4 7
2 Rumah Sakit Khusus 1 1
Puskesmas dan Jaringannya
1 Puskesmas Rawat Inap 4 4
- Jumlah Tempat Tidur 20 20
2 Puskesmas Non Rawat 11 11
3 IPuskesmas Keliling 15 15
4 Puskesmas Pembantu 20 20
Sarana Pelayanan Lain
1 Rumah Bersalin 0
2 Balai Pengobatan/Klinik 11 11
3 Praktik Dokter Bersama 14 14
4 Praktik Dokter Perorangan 84 84
Praktik Pengobatan
5 93 93
Tradisional
6 Bank Darah Rumah Sakit 1 1
7 Unit Transfusi Darah 1 1
Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian
1 Industri Farmasi 0
2 Industri Obat Tradisional 0
Usaha Kecil Obat
3 2 2
Tradisional
4 Produksi Alat Kesehatan 0
5 Pedagang Besar Farmasi 3 3
6 Apotek 1 50 51
7 Toko Obat 14 14
8 Penyalur Alat Kesehatan 1 1
Sumber : Seksi Binsarkes
Tabel 5.2
Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan
Wilayah Kerja Puskesmas di Kota Sukabumi
Tahun 2014
Wil.Kerja
No Kecamatan Puskesmas Pusk.Pembantu
(Kelurahan)
1 2 3 4 5
1 Cikole Selabatu 1. Kabandungan Selabatu
2. Cisarua Cikole
Gunungparang
Sukabumi 1. Kebonjati Kebonjati
Cisarua
2. Subangjaya Subangjaya
2 Citamiang Tipar 1. Cikondang Cikondang
Tipar
B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif
dan profesional dibidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau
tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
Ada 2 bentuk dan cara penyelenggaraan sumber daya kesehatan,
yaitu :
Tabel 5.8
Anggaran Kesehatan Berbagai Sumber
di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
Tahun Anggaran 2014
ALOKASI ANGGARAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
Tabel 5.9
Anggaran Kesehatan Berbagai Sumber
di Kota Sukabumi Tahun Anggaran 2014
ALOKASI ANGGARAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
A. Kesimpulan
Dari hasil-hasil tersebut diatas, dapat dilihat bahwa masih ada
pelaksanaan program yang belum mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut
menunjukkan masih perlunya perhatian dan penanganan yang lebih serius
karena pembangunan kesehatan tetap merupakan kebutuhan masyarakat
yang perlu ditingkatkan secara terus menerus sesuai dengan perkembangan
pembangunan nasional.
Dalam rangka meningkatkan capaian program bidang kesehatan perlu
diupayakan kegiatan yang menyeluruh, komprehensif dan terkoordinasi, baik
lintas program maupun lintas sektor terkait. Begitupun dengan pemberdayaan
masyarakat, mutlak diperlukan dalam rangka pencapaian program yang erat
kaitannya dengan partisipasi atau peran aktif masyarakat sehingga
diharapkan dapat lebih memicu pengetahuan dan sikap serta perilaku
masyarakat terutama dalam upaya promotif dan preventif.
Secara umum berbagai upaya telah dilaksanakan dalam pembangunan
kesehatan antara lain upaya peningkatan dan perbaikan terhadap derajat
kesehatan masyarakat, upaya pelayanan kesehatan, sarana kesehatan dan
sumber daya kesehatan. Beberapa program yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kota Sukabumi selama tahun 2014 telah menunjukkan adanya
peningkatan infrastruktur berupa pembangunan sarana kesehatan ataupun
rehabilitasi sarana prasarana kesehatan dan program kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Sukabumi.
Kaitannya dengan capaian target program-program kesehatan terutama
yang berkaitan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) banyak hal yang
mempengaruhi, salah satu diantaranya adalah sistem pencatatan dan
pelaporan yang belum optimal sehingga hasil yang tercatat dan dilaporkan ke
Dinas Kesehatan sebagai koordinator pelaksana pembangunan bidang
kesehatan belum optimal.
Hasil yang telah dicapai juga tak lepas dari sumber daya manusia, baik
sebagai pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara langsung di
B. Saran
1. Penataan dan peningkatan koordinasi dari lintas program baik pemerintah
maupun pihak swasta serta lintas sektor baik dalam pelaksanaan program-
program kesehatan maupun dalam pencatatan dan pelaporan perlu
diupayakan seoptimal mungkin, sehingga hasil yang diharapkan dapat
tercapai.
2. Diperlukan komitmen pemegang program dalam mengelola dan
menghasilkan data dari semua lini kesehatan seperti Puskesmas beserta
jajarannya termasuk Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya. Hal ini
diperlukan dalam upaya penyajian data yang valid, akurat, terpercaya dan
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Perlu diupayakan peningkatan kemampuan dan keterampilan pengelola
data dan pemegang program dalam mendeskripsikan, menganalisis dan
memvisualisasikan data menjadi informasi sebagai hasil analisis dan
interpretasi data dalam menentukan tindakan pemecahan masalah
kesehatan sebagai bahan rekomendasi kepada penentu kebijakan untuk
mendapat tindak lanjut.
4. Perlu adanya penjadwalan kegiatan penyusunan profil kesehatan yang
ditepati dengan penuh kedisiplinan oleh semua pengelola data profil di
seluruh jenjang administrasi agar tidak selalu terjadi keterlambatan dalam
penerbitannya.
Bidang Kesga, 2015. Laporan Tahunan Seksi KIA & Gizi Tahun 2014,
Sukabumi : Dinas kesehatan Kota Sukabumi
Bidang P2PL, 2015. Laporan Tahunan Bidang P2PL Tahun 2014, Sukabumi :
Dinas kesehatan Kota Sukabumi
Bidang SDK & PK, 2015. Laporan Tahunan Seksi Bina Sarana Kesehatan
Tahun 2014, Sukabumi : Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.
Bidang SDK & PK, 2015. Laporan Tahunan Seksi Perbekalan Kesehatan
Tahun 2014, Sukabumi : Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.
Pusat Data dan Informasi, 2011, Petujuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten / Kota, Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Benson, 2008, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, Edisi 9 Jakarta : EGC