Makalah Bimbingan Konseling
Makalah Bimbingan Konseling
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling -sosial adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan bantuan
kepada individu untuk mengembangkan dirinya melalui pemahaman dan pengembangan
seluruh potensi diri serta kompetensi-kompetensi -sosial yang dimiliki, sehingga individu
memperoleh keselarasan dalam menjalani hidup baik dalam dimensi (intrapersonal) maupun
antar (interpersonal).
Pada hakekatnya kompetensi -sosial banyak dirumuskan secara berbeda, intrapersonal dan
interpersonal, self-knowledge dan interpersonal skill, dan atau personal and social skills.
Ketiga rumusan tersebut pada hakekatnya memiliki maksud dan pengertian yang relatif sama,
yaitu menggambarkan antara kompetensi -sosial yang terkait dengan orang lain atau
lingkungannya yang didasari dengan adanya komitmen transcendetal, yaitu dengan pencipta-
nya. Kedua relasi intra dan inter -sosial merupakan suatu kesatuan yang secara fungsional sulit
dipisahkan, sehingga kedua kecakapan dipandang lebih fungsional dan bermakna, manakala
disatukan.
BAB II
PEMBAHASAN
E. Pengobatan
Langkah ini merupakan upaya untuk melaksanakan perbaikan atau penyembuhan
masalah yang dihadapi klien, berdasarkan keputusan yang diambil dalam langkah
prognosis. Jika jenis dan sifat serta sumber masalahnya masih berkaitan dengan sistem
pembelajaran dan masih tetap dalam kemampuan dan kemampuan guru pembimbing
atau konselor, bantuan konseling dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu
sendiri (intervensi langsung ), melalui berbagai layanan pendekatan yang tersedia,
apakah itu direktif, non-direktif atau eklektik yang menggabungkan kedua pendekatan
tersebut.
Namun, jika masalah tersebut terkait dengan aspek kean yang lebih dalam dan lebih
luas maka tugas utama seorang guru atau guru pembimbing / konselor terbatas hanya
membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten (referal atau menyerahkan
kasus ini).
1. Pengembangan wawasan baru yang diperoleh peserta didik yang berkaitan dengan
masalah
2. Perasaan positif sebagai hasil dari proses dan materi yang disampaikan melalui
layanan, da
3. Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik setelah pelaksanaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut untuk mengatasi masalah yang
dialami.
Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2004) mengemukakan
beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas layanan yang diberikan, yang terbagi
ke dalam kriteria kriteria keberhasilan yang tampak segera dan kriteria jangka panjang.
Kriteria keberhasilan segera muncul, termasuk apabila:
1. Peserta didik (klien) telah menyadari (menyadari) untuk setiap masalah yang
dihadapi. \
2. Peserta didik (klien) harus memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
3. Peserta didik (klien) telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima diri
mereka sendiri dan masalah secara obyektif (self acceptance).
4. Peserta didik (klien) telah menurun ketegangan emosi (stres emosi rilis).
5. Peserta didik (klien) telah menurun perlawanan terhadap lingkungan
6. Peserta didik (klien) telah menunjukkan sikap keterbukaan Melai dan bersedia untuk
memahami dan menerima kenyataan dalam lingkungan obyektif.
7. Peserta didik (klien) mulai menunjukkan kemampuannya untuk mempertimbangkan,
membuat pilihan dan mengambil keputusan yang sehat dan rasional.
8. Peserta didik (klien) telah menunjukkan kemampuan untuk melakukan upaya
perbaikan dan adaptasi terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan
keputusan yang telah diambil.
9. Sedangkan kriteria keberhasilan jangka panjang, termasuk apabila:
10. Peserta didik (klien) telah menunjukkan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya
dihasilkan oleh tindakan dan upaya.
11. Peserta didik (klien) telah mampu menghindari kemungkinan faktor pencegahan
yang dapat membawanya ke dalam kesulitan.
12. Peserta didik (klien) telah menunjukkan sifat-sifat yang kreatif dan konstruktif,
produktif dan kontributif akan akomodatif sehingga ia diterima dan mampu menjadi
anggota kelompok yang efektif. Dibawah ini merupakan keterangan Diagnosa dan
Prognosa secara lebih spesifik dalam BK.
Diagnosis
Setelah mengadakan identifikasi kasus atau dengan arti kata memperkirakan apa yang
terjadi pada peserta didik, maka diadakan analisis masalah yang dihadapi peserta didik
atau dengan kata lain menetapkan “masalah” yang berdasarkan analisis latar belakang
yang menjadi penyebab timbulnya masalah, atau disebut dengan“diagnosis.”
Di dalam situs wikipedia, “diagnosis adalah identifikasi mengenai sesuatu.
Diagnosis digunakan dalam medis, ilmu pengetahuan, teknik, bisnis,
dll.”(wikipedia.com). Sedangkan menurut Dewa Ketut dan Desak Made, Diagnosis
adalah langkah menemukan masalahnya atau mengindentifikasi masalah. (Dewa Ketut
Sukardi dan Desak Made Sumiati,: 31). Selanjutnya Dewa Ketut dan Desak Made
menjelaskan “langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam kaitannya dengan
gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan siswa. Dalam proses penafsiran data
dalam hubungannya dengan penyebab masalah, peyuluhan haruslah menentukan
penyebab masalah yang paling mendekati kebenaran atau menghubungkan sebab akibat
yang paling logis dan rasional.” (Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati,:31).
Di jelaskan oleh Syahril dan Riska Langkah diagnosis atau langkah yang kedua
ini (dalam bukunya) adalah “untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitan serta latar
belakang masalah yang dihadapi seseorang. Berdasarkan langkah kedua inilah kita
dapat menetapkan apa kira-kira masalah seseorang serta apa penyebab dari masalah
tersebut.”(Syahril dan Riska Ahmad, 1987:86). Selanjut Syahril dan Riska menjelaskan
“Cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan ini adalah dengan jalan analisis hasil
belajar, analisis karya tulis, sosiometri, DPM, PSKB, angket, wawancara, observasi,
pertemuan kasus, dan sebagainya.
Artinya dalam langkah ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai
berbagai hal yang menjadi latar belakang atau yang melatar belakangi gejala yang
muncul.Dalam situs massofa. wordpress, 2008 masih menceritakan kasus Benin
tadi.“Pada kasus Benin, dilakukan pengumpulan informasi dari berbagai pihak. Yaitu
dari orang tua, teman dekat, guru dan juga Benin sendiri. Dari informasi yang
terkumpul, kemudian dilakukan analisis maupun sistesis dan dilanjutkan dengan
menelaah keterkaitan informasi latar belakang dengan gejala yang nampak. Dari
informasi yang didapat, Benin terlihat menjadi pendiam dan prestasi belajarnya
menurun. Dari informasi keluarga di dapat keterangan bahwa kedua orang tua Benin
telah bercerai. Berdasarkan analisis dan sistesis, kemudian diperkirakan jenis dan
bentuk masalah yang ada pada diri Benin yaitu karena orang tuanya telah bercerai
menyebabkan Benin menjadi pendiam dan prestasi belajarnya menurun, maka Benin
sedang mengalami masalah .”(wordpress.com, 2008).
(http://madoka-blogku.blogspot.com/2012/04/contoh-studi-kasus-bimbingan-
konseling.html) Kamis, 6 juni 2013 11:56
(http://alpangeano.wordpress.com/2011/11/03/penanganan-kasus-terhadap-sisawa-
yang-mengalami-masalah-sosial/) jam 17:11 tanggal 10 juni 2013
(http://saputridarniyati.blogspot.com/2012/12/bimbingan-konseling--sosial.html) Kamis, 13
juni 2013 19:38
(http://www.kalbemed.com/Portals/6/23_199OpiniManajemen%20Diagnosis%20bagi%20Do
kter%20Keluarga.pdf)Selasa, 18 juni 2013 pukul 16:52
(http://www.scribd.com/doc/83861233/Determinasi-Prognosis)
Selasa, 18 Juni 2013 pukul 17:08
(http://hibbatulafwah.blogspot.com/2012/01/general-rocedure-guidance-and.html)
Kamis, 20 juni 2013, pukul 17:15
(http://sepucuktinta.blogspot.com/2012/10/langkah-langkah-bimbingan-dan-
konseling.html)Selasa, 18 Juni 2013 pukul 17:27