LBM 3 Muskulo Armella
LBM 3 Muskulo Armella
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan kerusakan kartilago
sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena OA.
2. Bagaimana patofisiologi dari skenario?
Fase 1
Terjadi penguraian proteolitik pada matriks kartilago. Metabolisme kondrosit menjadi
terpengaruh dan meningkatkan produksi enzim seperti metalloproteinase yang kemudian hancur
dalam matriks kartilago. Kondrosit juga memproduksi penghambat protease yang akan
memengaruhi proteolitik. Kondisi ini memberikan manifestasi pada penipisan kartilago.
Fase 2
Terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, disertai adanya pelepasan proteoglikan dan
fragmen kolagen ke dalam cairan synovial.
Fase 3
Proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respons inflamasi pada synovia.
Produksi makrofag synovia seperti IL-1 , TNF-∝ dan metalloproteinase menjadi meningkat.
Kondisi ini memberikan manifestasi balik pada kartilago dam secara langsung memberikan
dampak adanya destruksi pada kartilago. Molekul-molekul pro-inflamasi lainnya seperti NO juga
ikut terlibat. Kondisi ini memberikan manifestasi perubahan arsitektur sendi. Perubahan arsitektur
sendi dan stress inflamasi memberikan pengaruh pada permukaan articular menjadikan kondisi
gangguan yang rogresif.
Buku Ajar Gangguan Musculoskeletak Edisi 2 Zairin Noor
Gambaran
Derajat Klasifikasi
Radiografis
0 Normal Tidak ada gambaran radiografis yang abnormal
1 Meragukan Tampak Osteofit kecil
2 Minimal Tampak osteofit, celah sendi normal
3 Sedang Osteofit jelas, penyempitan celah sendi
Penyempitan celah sendi berat dan adanya
4 Berat
Sklerosis
OAINS
Obat Anti Inflammatory (OAINS), obat ini membantu meredakan nyeri dan bengkak .
Jenis OAINS termasuk spirin, ibuprofen, dan naproxen. Namun, penggunaan jangka panjang
OAINS dapat menyebabkan masalah lambung seperti ulkus dan pendarahan. Obat ini juga
dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. OAINS bekerja dengan cara
menghambat jalur siklooksigenase (COX) pada kaskade inflamasi. Terdapat 2 macam enzim
COX, yaitu COX-1 (bersifat fisiologik, terdapat pada lambung, ginjal dan trombosit)
danCOX-2 (berperan pada proses inflamasi). OAINS tradisional bekerja dengan cara
menghambat COX-1 dan COX-2, sehingga dapat mengakibatkan perdarahan lambung,
gangguan fungsi ginjal, retensi cairan dan hiperkalemia. OAINS yang bersifat inhibitor COX-
2 selektif akan memberikan efek gastrointestinal yang lebih kecil dibandingkan penggunaan
OAINS yang tradisional.
Chondroprotective Agent
Adalah obat obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan tulang rawam
sendi.
a. Tetrasiklin dan derivatnya menghambat kerja enzim MMP dengan cara
menghambatnya. Salah satu contoh adalah doxycycline, syangnya obat ini baru dipakai
pada hewan dan belum dipakai pada manusia
b. Asam hialuronat disebutjuga sbg viscosuplement memperbaiki viskositas cairan
synovial, diberikan secara intra-artikular; memegang peranan penting dalam
pembentukan matriks tulang rawan melalui agregasi dengan proteoglikan
c. Glikosaminoglikan menghambat sejumlah enzim yang berperan dalam degradasi
tulang rawan, antara lain: hyaluronidase, protease, elastase dan juga merangsang sintesis
proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang rawan sendi manusia.
d. Kondroitin Sulfat mempunyai efek protektif terhadap terjadinya kerusakan tulang
rawan sendi. Sedang Ronca dkk(!998) mengambil kesimpulan ttg penelitiannya:
efektifitas kondroitin sulfat melalui 3 mekanisme utama, yaitu anti inflamasi, efek
metabolic terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan, anti degradative melalui
hambatan enzim proteolitik dan menghambat efek oksigen reaktif.
e. Vitamin C menghambat aktivitas enzim lisozim
f. Superoxide Dismutase menghilangkan superoxide dan hydroxyl radicals. Secara in
vitro, radikal superoxide mampu merusak asam hialuronat, kolagen dan proteoglikan
sedang hydrogen peroxide dapat merusak kondrosit secara langsung.
Dapat mengurangi keluhan” pada pasien OA.
g. Steroid intra articular mampu mengurangi rasa sakit, walaupun hanya dalam waktu
singkat.
Bagi penderita dengan OA yang sudah parah, maka operasi merupakan tindakan yang
efektif. Operasi yang dapat dilakukan antara lain arthroscopic debridement, joint debridement,
dekompresi tulang, osteotomi dan artroplasti. Walaupun tindakan operatif dapat
menghilangkan nyeri pada sendi OA, tetapi kadang-kadang fungsi sendi tersebut tidak dapat
diperbaiki secara adekuat, sehingga terapifisik pre dan pasca operatif harus dipersiapkan
dengan baik.