Disusun Oleh :
JURUSAN KIMIA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Indonesia
merupakan salah satu negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat banyak
dan fungi. Indonesia sendiri memiliki banyak jenis hewan maupun tumbuhan, baik yang
Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak
terbang, pengertian atau definisi minyak atsiri yang ditulis dalam Encyclopedia of Chemical
Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya
berujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji
maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap, tetapi dapat juga diperoleh dengan
cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan
Dalam bidang industri, minyak atsiri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum,
antiseptik, obat-obatan, flavoung agent dalam makanan atau minuman serta sebagai
pencampur rokok kretek. Beberapa jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan astiseptik
internal dan eksternal, untuk bahan analgesik, haemolitik atau sebagai antizymatik serta
sebagai sedavita dan stimulans untuk obat sakit perut. Minyak atsiri yang baru diekstraksi
Indonesia menghasilkan 40–50 jenis tanaman penghasil minyak atsiri dari 80 jenis
minyak atsiri yang diperdagangkan di dunia dan baru sebagian dari jenis minyak atsiri
tersebut yang memasuki pasar dunia, diantaranya nilam, sereh wangi, gaharu, cengkeh,
melati, kenanga, kayu putih, cendana, dan akar wangi. Meskipun Indonesia merupakan salah
satu pemasok minyak atsiri dunia, tetapi kenyataannya ada sejumlah minyak atsiri yang juga
diimpor. Padahal minyak atsiri yang diimpor tersebut dapat diproduksi oleh Indonesia
sebagai contoh, bergamot, orange, lemon, lime, citrus, geranium, jasmine, lavender,
peppermint, cornmint, dan vetiver. Berdasarkan pemaparan diatas maka makalah ini akan
membahas apa yang dimaksud minyak atsiri pada getah pohon dan kuit buah, struktur
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja kandungan minyak atsiri dari getah pohon pinus dan kulit jeruk nipis ?
3. Bagaimana cara pengolahan untuk memperoleh minyak atsiri dari getah pohon pinus
4. Apa saja manfaat dari minyak atsiri dari getah pohon pinus dan kulit jeruk nipis ?
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui kandungan minyak atsiri dari getah pohon pinus dan kulit jeruk
nipis.
3. Untuk mengetahui cara pengolahan untuk memperoleh minyak atsiri dari getah
4. Untuk mengetahui manfaat dari minyak atsiri pada getah pohon pinus dan kulit jeruk
nipis.
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak yang ada di alam dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : minyak mineral
(mineral oil), minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan, serta minyak atsiri (essential
oil). Minyak atsiri dikenal juga dengan nama eteris atau minyak terbang (volatile oil) yang
dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya, umunya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Dalam bidang industri, minyak atsiri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum,
antiseptik, obat-obatan, flavoung agent dalam makanan atau minuman serta sebagai
pencampur rokok kretek. Beberapa jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan astiseptik
internal dan eksternal, untuk bahan analgesik, haemolitik atau sebagai antizymatik serta
sebagai sedavita dan stimulans untuk obat sakit perut. Minyak atsiri yang baru diekstraksi
Minyak atsiri dapat menguap pada suhu kamar dan penguapannya semakin besar
seiring dengan kenaikan suhu. Umumnya minyak atsiri larut dalam alkohol encer yang
konsentrasinya kurang dari 70%. Daya larut tersebut akan lebih kecil jika minyak atsiri
mengandung fraksi terpene dalam jumlah besar. Sifat minyak atsiri ditentukan oleh
persenyawaan kimia yang terdapat di dalamnya, terutama persenyawaan tak jenuh (terpene),
ester, asam dan aldehida serta beberapa jenis persenyawaan lainnya. lainn
2. resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen tidak dapat menguap.
unit isoprene), diterpen (4 unit isoprene), politerpen, parafin, olefin dan hidrokarbon
aromatik. Kom-ponen hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas dari
setiap jenis minyak, sebagai contoh minyak jeruk mengandung 90% limonen.
aldehida, keton, oksida, ester dan eter. Ikatan karbon dalam oxygeneted hydrocarbon
ada yang jenuh dan ada yang tidak jenuh. tidak jenuh tidak jenuh
Pinus (Pinus merkusii Jungh et De Vries) sebagai salah satu tumbuhan yang mampu
menghasilkan minyak atsiri secara alami tumbuh berkelompok pada beberapa daerah, salah
satunya adalah Kalimantan Selatan. Minyak atsiri dari pinus didapat melalui destilat daun
Pinus merupakan jenis tanaman yang tersebar luas hampir di seluruh dunia dan menempati
ratusan juta hektar wilayah hutan. Terdapat kurang lebih 105 jenis pinus yang tersebar secara
alami di berbagai tempat tumbuh yang berbeda-beda di benua Eropa, Amerika, Afrika dan
Asia. Tanaman ini sebagian besar berada di sebelah utara garis khatulistiwa. Getah pinus
(colophony) merupakan cairan yang transparan dan agak pucat, jernih, kental, lengket,
memiliki daya rekat yang cukup tinggi dan apabila diuapkan akan menjadi rapuh. Jenis getah
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii Jungh. et deVries
Pinus merkusii dapat tumbuh di tanah kurang subur, tanah berpasir, dan tanah
berbatu,dengan curah hujan tipe A-C pada ketinggian 200-1.700 m diatas permukaan laut.Di
hutan alam masih banyak ditemukan pohon besar berukuran tinggi 70 m dengan diameter 170
Getah Pinus
Getah pinus (colophony) merupakan substansi yang transparan, kental dan memiliki
daya rekat yang cukup tinggi (Mulyaningrum, 2008). Getah yang dihasilkan Pinus merkusii
digolongkan sebagai oleoresin. Oleoresin merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin
yang menetes keluar apabila saluran resin pada kayu atau kulit pohon jenis daun jarum
tersayat atau pecah (Hillis, 1987). Penamaan oleoresin digunakan untuk membedakan getah
(natural resin) yang muncul pada kulit atau dalam rongga-rongga jaringan kayu dari berbagai
Pinus kesiya
Pinus Pinus Pinus Pinus Pinus
Komponen var.
massoniana latteri yunnanensis elliottii armandi
langbianensis
Trans-
1,4 Tr Tr Tr - 0,3
Carryophylene
8, 15 Asam
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 1,0
Isopimara
Asam
4,1 0,1 4,1 2,9 2,8 2,6
communic
Asam sandara
1,3 3,7 1,2 1,4 3,8 1,3
kopimarat
Asam
0,2 10,6 1,2 1,4 11,2 14,0
isopimarat
Asam rosin
levopimarat)
Asam
1,7 1,2 2,7 2,6 2,05 0,7
dehydroabietat
Asam
- 8,2 - - - -
mercusic
Menurut Kasmudjo (1982) sineol minyak atsiri yang tinggi adalah berkisar antara 80
– 90 %. Agusta (2000) menyatakan bahwa kadar sineol daun pinus dan getah yang disadap
dari batang pinus adalah 14,2 %. Perbedaan nilai kadar sineol terkadang memang dapat
terjadi bila ada faktor-faktor yang bersifat ekstrim mempengaruhinya, misalnya saja seperti
tempat tumbuh atau daerah yang berbeda dari jenis tanaman yang sama, cara pembudidayaan
Pinaceae yang terbagi dalam 80-90 jenis (spesies) (Gunawan dkk,2004) yang sering disebut
dengan spirits of turpentine berupa cairan yang mudah menguap, berasal dari penyulingan
getah pinus. Minyak terpentin secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu yang
dihasilkan dari getah pinus dan yang dihasilkan dari kayu pohon pinus. Secara umum minyak
1. Destilasi getah pinus yang diperoleh dengan menyadap pohon pinus yang masih
dilanjutkan dengan destilasi (terpentin kayu hasil destilasi uap dan ekstraksi)
3. Destilasi destruksi, yaitu destilasi terhadap potongan kayu pinus yang berumur
Berdasarkan data lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPHH) Bogor melalui proses
penyulingan, minyak terpentin Pinus merkusii Jungh.et deVries dapat menghasilkan 70-85%
terpentin komponen utama menghasilkan α-pinen, dan sisanya terdiri dari β-pinen, -karen dan
δ-longifolen (Silitonga, 1976). Terpentin ini berupa cairan tidak berwarna dengan bau khas
dan rasa menggigit, dapat larut dalam alkohol, eter, kloroform dan asam asetat
tergantung dari spesies pohon yang menghasilkanya jika di udara terbuka terpentin cenderung
teroksidasi membentuk komplek resin yang berwarna lebih gelap (Gunawan dkk, 2010).
Produksi minyak terpentin dari getah pinus sampai dengan bulan Desember 2014,
dilaporkan mencapai 17.150 ton dengan luas hutan pinus sekitar 876.992,66 hektar
hidrokarbon seperti (a) α-pinena, (b) β-pinena dan (c) 3-pinena.Komponen penyusun minyak
Minyak terpentin dapat digunakan dalam berbagai macam bidang industri. Kegunaan
b. Minyak terpentin digunakan sebagai minyak dalam industri cat dan pernis.
c. Kegunaan lain, yaitu dalam industri perekat dan pelarut lilin. (Wijayati, 2011)
Asam Resin
Menurut Silitonga dan Suwardi (1977), getah pinus, sama halnya dengan gondorukem
terdiri dari senyawa asam. Asam-asam yang terdapat dalam getah pinus ataupun produk
olahannya seperti gondorukem disebut juga asam-asam resin. Asam resin ini merupakan
molekul C20H30O2 (Kirk dan Othmer, 1972). Namun demikian, selain mengandung
Komposisi asam resin pada hasil olahan getah pinus seperti pada gondorukem berbeda
No. Janis asam resin Jawa barat Jawa timur Sumatera utara
Asam resin secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tipe abietat dan
tipe pimarat. Tipe abietat terdiri dari asam-asam abietat, levopimarat, palustrat, neoabietat,
dehidroabietat. Tipe pimarat terdiri dari asam pimarat dan isopimarat. Asam abietat,
neoabietat dan levopimarat bersifat tidak stabil dan mudah terisomer oleh panas dalam
suasana asam, sedangkan tipe pimarat biasanya akan cenderung lebih stabil (Harris dalam
Gambar 2. Struktur molekul asam-asam resin dalam rosin (shen zaobang, 1995)
Pohon pinus yang biasa kita lihat didaerah pegunungan ternyata menghasilkan getah
yang sangat berguna untuk kita,hasil dari getah pinus itu bisa menghasilkan minyak terpentin
yang mengandung senyawa terpene yaitu salah satu isomer hidrokarbon tak jenuh dari C10
H163 terutama monoterpene alfa-pinene dan beta-pinene, terpentin biasanya digunakan
sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak,bahan campuran vernis yang biasa kita
gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku kimia lainnya.
Aroma terpentin harum seperti minyak kayu putih, karena keharumannya itu terpentin bisa
digunakan untuk bahan pewangi lantai atau pembunuh kuman yang biasa kita beli, tapi ada
lagi kegunaan lain dari terpentin sebagai bahan baku pembuat parfum, minyak esensial dari
getah pinus ini diekstrak sehingga bisa menghasilkan terpinol yaitu alfa-terpinol merupakan
Terpineol bisa bermanfaat untuk kesehatan yaitu untuk relaksasi bila digunakan
sebagai bahan campuran minyak pijat.Aromanya yang harum dijadikan minyak pijat
aromaterapi karena saat dioleskan kekulit akan terasa relaksasinya bila digunakan
dengan dosis sesuai aturan. Bisa digunakan juga untuk bahan makanan tapi bukan
dalam bentuk getahnya melainkan dari gum rosin yang telah diesterfikasi dengan
gliserol dibawah atmosfir nitrogen menjadi gum rosin ester, salah satu bahan
tambahan pembuatan permen karet sehingga menjadi kenyal dan lentur. Aman untuk
dikonsumsi karena sudah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika
Serikat jadi Anda tidak perlu khawatir memakan permen karetnya. Gondorukem
rendah dan bau khas terpentin serta tidak larut dalam air.
1) Industri Batik : bahan penyampur lilin batik sehingga diperoleh malam. kebutuhan
lain.
5) Di luar negeri manfaat lain gondorukem dan derivatnya digunakan untuk membuat
kapal,dll.
Untuk minyak terpentin-nya dapat digukana secara langsung dan muurni melalui upaya
resin,bahan semir sepatu,logam dan kayu dan bahan kamfer sintetis dll.
Gondorukem (Resina colophium) adalah hasil olahan destilasi uap getah sadapan batang
pinus (oleoresin) selain minyak terpentin. Gondorukem berbentuk padatan berwarna kuning
kecoklatan, sedangkan minyak terpentin berwujud cairan putih bening. Rosin atau
gondorukem merupakan asam organik alkyl tricyclic tak jenuh yang berasal dari derivat
alam. Komponen senyawa utama dari rosin adalah asam abietat dan asam pimarat yang
memiliki sifat amfipatik yaitu mempunyai gugus karboksil yang bersifat hidrofilik dan
produksi mencapai 60.000 ton/tahun, harus dapat memanfaatkan gondorukem sebagai bahan
baku menjadi produk yang mempunyai nilai tambah agar nilai jual ekspor dari produk
gondorukem menjadi lebih meningkat (Fachrodji, 2010). Potensi penggunaan dari senyawa
gondorukem diantaranya banyak dimanfaatkan untuk bahan industri kertas, bahan pelunak
plester, sebagai campuran perona mata (eyeshadow), batik, sabun, vernis, isolasi alat listrik
Dalam proses pengolahan Getah Pinus di Pabrik Gondorukem & Terpentin (PGT) Perum
Perhutani, bahan baku industri berupa Getah Pinus (Pinus Merkusii) diproses melalui
beberapa tahapan :
2) Pengenceran
4) Pemanasan/pemasakan
Gondorukem berupa padatan berwarna kuning jernih sampai kuning tua. Sedangkan
Terpentin berbentuk cair berwarna jernih serta merupakan pelarut yang kuat.
o warna
o titik lunak
o kadar kotoran.
dalam mutu I, mutu II, mutu III serta lokal. Warna gondorukem disebut dengan X (Rex)
untuk warna yang paling jernih, kemudian WW (Water White) untuk warna yang beningnya
seperti air dan WG (Window Glass) untuk warna yang bening seperti kaca jendela dan N
(Nancy) untuk warna Kuning kecoklat-coklatan, dan M dan seterusnya untuk warna yang
lebih gelap. Softening point, adalah komponen mengenai kekerasannya yang ditunjukkan
dengan derajat Celcius (°C). Kadar kotoran yang ditunjukkan dalam prosen (%) adalah
o warna jernih
o kandungan kotoran
Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan dari
hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii. Getah Pinus yang dikumpulkan dan diterima di
PGT berupa :
o serpihan kayu,
o daun pinus,
o kembang pinus,
o dan kotoran-kotoran lain yang sengaja/tak sengaja dicampurkan (tanah, pasir dll).
Oleh karenanya Kualitas Getah ditentukan oleh kadar kotoran dan warnanya. Untuk
memperoleh Gondorukem berkualitas baik diperlukan getah yang baik pula. Karenanya
sangat membantu bila sekiranya getah bisa dipisahkan sesuai dengan kualitasnya. Kalau
tidak, maka diperlukan peralatan yang baik dan canggih untuk mendapatkan kembali getah
yang berkualita baik. Dalam proses pengenceran getah dengan penambahan beberapa liter
terpentin sesuai dengan kondisi getah yang akan diproses. Pengenceran getah ini
kesempatan terjadinya endapan kotoran dan air turun kebawah, setelah itu dilakukan
pembuangan dan penyaringan. Dari hasil akhir proses pada tangki pemurnian dapat diketahui
hasil gondorukem dan terpentin yang baik atau tidak. Pada proses tangki pemurnian ini pula
sangat ditentukan perlakuan yang cermat dan trampil, karena meskipun dari hasil proses
pencucian berhasil sempurna namun tanpa ada dukungan dari proses pemasakan yang baik
maka hasil dari gondorukem pun jadi bermutu rendah, misalnya titik lunak terlalu rendah,
browning/hangus, atau berkristal. Untuk itu didalam menangani tangki pemasakan ini
- Tekanan uap dari uap penekan (Open steam) tidak terlalu besar (golakan tidak
terlalu besar)
- Suhu pemanasan
Gondorukem digunakan pula sebagai bahan perekat yang berfungsi sebagai tackifier,
pemacu perekatan (adhesion promoter) atau pemacu kekentalan (viscosity promoters) untuk
memperbaiki sifat-sifat produk akhir (Coppen dkk., 1995). Dalam industri kertas,
gondorukem atau rosin digunakan sebagai bahan pendarihan (sizing agent) untuk
Rosin adalah bahan pendarih kertas alami yang bekerja pada kondisi pH asam. Selain
itu, terdapat senyawa AKD (Alkil Keton Dimer) dan ASA (Alkenil Susksinat Anhidrida)
yang merupakan bahan pendarih sintetik bekerja pada pH basa. Bahan pendarih (sizing
agent) pada kertas berfungsi untuk memberikan daya tahan lembaran kertas terhadap sebaran
konvensional yang masih banyak digunakan hingga sekarang. Hal ini disebabkan sistem
darih rosin dapat diperoleh dengan mudah dan relatif murah, serta prosesnya sederhana
dengan hasil pendarihan yang cukup baik (Casey, 1981). Efektivitas pendarihan rosin sangat
tergantung pada jumlah bahan darih rosin yang teretensi dalam lembaran kertas. Mekanisme
pembuatan kertas jenis asam. Namun, pendarihan dengan menggunakan rosin memiliki
banyak mengandung polutan, sifat fisik dari lembaran yang rendah dan menimbulkan sifat
korosif pada mesin. Oleh karena itu, diperlukan suatu modifikasi dari rosin agar dapat
bekerja pada pH netral ataupun basa. Salah satu metodenya yaitu menggunakan bahan
pengendap (fixing agent) seperti polialumunium klorida (PAC) atau alumunium sulfat
(alum) serta memodifikasi bentuk sediaan dari rosin itu sendiri menjadi rosin terfortifikasi
Dengan melihat potensi dari kegunaan gondorukem yang luas dan dapat digunakan
sebagai bahan tambahan (aditif) untuk memperbaiki sifat kertas telah dilakukan penelitian
pengolahan bahan baku gondorukem menjadi darih rosin emulsi untuk memberikan nilai
daging buah untuk kepentingan konsumsi. Kulit buah jeruk biasanya hanya dibuang sebagai
sampah, tetapi saat ini dapat diolah suatu bahan yang menghasilkan produk bernilai tinggi,
produk ini digunakan untuk keperluan kesehatan dan bahan pengharum. Jenis minyak atsiri
jeruk dibedakan berdasarkan varietasnya. Semua kulit jeruk sebenarnya dapat diambil atau
diekstrak minyak atsirinya. Kulit jeruk yang tersedia cukup banyak adalah kulit jeruk manis,
jeruk besar, jeruk siam, jeruk siam madu, jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk keprok.
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak
memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 meter. Tumbuhan ini pohonya
tegak. Tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara, tumbuhan jeruk nipis sudah tersebar
luas di daerah tropis hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. (Kartika, 2015).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Selama ini, penggunaan jeruk nipis hanya sebatas pada air perasannya saja. Sedangkan
kulit jeruk nipis biasanya dibuang begitu saja karena dianggap memiliki citarasa pahit.
Padahal, kulit jeruk jenis ini memiliki khasiat yang tak kalah besar dibandingkan airnya yang
masam menyegarkan. Kulit jeruk nipis mengandung essensial oil atau minyak atsiri yang
dapat di gunakan dalam pembuatan suatu produk yang bermnafaat bagi kehidupan. Kulit
jeruk nipis memiliki permukaan luar berwarna hijau permukaan bagian dalam putih
kekuningan, bau khas, rasa kelat, pahit, dan sedikit asam (Kemenkes RI, 2011)
Irisan tipis kulit buah dengan tepi tidak rata, permukaan luar berwarna hijau
kecoklatan, permukaan bagian dalam putih kekuningan, bau khas, rasa kelat, pahit, dan
sedikit asam (Kemenkes RI, 2011). Gambar buah jeruk nipis dan simplisia kulit buah jeruk
Gambar 4. Buah jeruk nipis (a) (Apraj et al., 2011); Simplisia kulit buah jeruk nipis (b)
Kandungan kimia
Kulit buah jeruk nipis mengandung banyak senyawa golongan minyak atsiri dan
golongan flavonoid. Senyawa golongan minyak atsiri yang paling dominan adalah golongan
monoterpen hidrokarbon yaitu: limonen, α-pinen, β-pinen, γ- terpinen, β-mirsen dan beberapa
Komponen senyawa kimiawi dalam minyak atsiri secara umum dapat dibagi dalam
a. Hydrocarbon : Senyawa yang termasuk dalam golongan ini terbentuk dari unsur
Jenis minyak atsiri jeruk dibedakan berdasarkan varietasnya karena kulit jeruk yang
tersedia cukup banyak yaitu kulit jeruk manis, jeruk besar, jeruk siam, jeruk siam madu, jeruk
purut, jeruk nipis, dan jeruk keprok. Semua kulit jeruk dapat diambil atau diekstrak minyak
atsirinya (Mizu, 2008). Kulit jeruk mengandung minyak atsiri yang terdiri dari berbagai
golongan senyawa seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol. Kulit jeruk
pun berbeda. Namun, senyawa yang dominan adalah limonene (C10H16). Kandungan
limonene bervariasi untuk tiap varietas jeruk, berkisar antara 70-92% (Mizu, 2008). Rincian
komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai berikut: limonene 94%, myrcene 2%, linalol
0,5%, oktanal 0,5%, dekanal 0,4%, sitronelal 0,1%, neral 0,1%, geranial 0,1%, valensen
Flavonoid adalah zat metabolit sekunder pada jeruk nipis yang memiliki konsentrasi
paling tinggi pada bagian kulitnya.Flavonoid merupakan salah satu zat metabolit sekunder
yang terdapat pada jeruk dan kulit jeruk yang berperan sebagai antioksidan, penghambat
enzim tirosinase dan juga bekerja pada bagian akhir dari jalur oksidatif melanogenesis. Selain
itu, beberapa jenis flavonoid seperti hesperidin, naringin, neohesperidin dan nobeletin telah
Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau,
kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae)
adalah flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan O-glikosida,
Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga sering ditemukan dalam
bentuk aglikonnya Menurut Markham (1988), flovonoid tersusun dari dua cincin aromatis
yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga dengan susunan C6-C3-C6
Kerangka flavonoid
Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoid yaitu:
Istilah flavonoida diberikan untuk senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kata
flavon, yaitu nama salah satu jenis flavonoida yang terbesar jumlahnya dalam tumbuhan.
Senyawa-senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana posisi orto dari
cincin A dan atom karbon yang terikat pada B dari cincin 1,3-diarilpropanan dihubungkan
Kelas-kelas yang berlainan dalam golongan ini dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik-
oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola yang berlainan. Flavonoid
sering terdapat sebagai glikosida. Golongan terbesar flavonoid berciri mempunyai piran yang
meningkatkan nilai ekonomis limbah kulit jeruk. Proses yang dilakukan untuk memperoleh
minyak kulit jeruk terdiri dari 2 tahap yaitu perlakuan pendahuluan dan pemisahan minyak
pengeringan kulit jeruk. Untuk proses pengeringan sebaiknya dilakukan pada suhu
rendah dengan menggunakan udara kering sebagai medium pengering supaya komposisi,
dan aroma minyak kulit jeruk tidak berubah karena teroksidasi oleh udara.
2) Proses pemisahan minyak kulit jeruk dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu distilasi,
a) Distilasi
Ada 3 tipe metode distilasi yaitu water distillation, water and steam distillation, dan
i. Water distillation
Pada metode water distillation bahan secara langsung dikontakkan dengan air
mendidih.
Pada metode water and steam distillation bahan diletakkan diatas grid dan di
bawah grid terdapat air yang dipanaskan, sehingga menghasilkan saturated steam
Pada metode direct steam distillation, bahan diletakkan di atas grid dan kemudian
dari bawah grid langsung dialirkan saturated steam atau superheated steam.
terdekomposisi pada suhu tinggi. Penambahan air atau uap air dapat menurunkan
titik didih, sehingga minyak atrisi menguap pada suhu lebih rendah daripada titik
memisahkan komponen dengan titik didih tinggi dar isejumlah pengotor yang non
volatile.
b) Pengepresan
Pengambilan minyak atsiri secara mekanis dilakukan dengan metode pengepresan. Biasanya
dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah, dan kulit dari tanaman jeruk. Cara ini hanya
dilakukan apabila kandungan minyak atsiri dalam bahan cukup banyak yaitu berkisar 30-
70%, sehingga dapat dilihat tetes-tetes minyaknya dengan mata telanjang atau dapat ditekan
sekitar 2.000 lb/inch2 tanpa menggunakan media pemanas, sehingga metode ini
2) Expeller pressing (pengepresan berulir), dimana untuk mengambil minyak atau lemak
perlu dilakukan proses pemanasan atau tempering terlebih dahulu pada suhu sekitar
Semakin besar tekanan yang digunakan, maka jumlah minyak atsiri yang dihasilkanakan
semakin banyak sampai minyak atsiriyang ada di dalam kulit jeruk habis.
Ukuran partikel
Untuk kulit jeruk yang ukurannya relatif besar harus dikecilkan agar mudah dibentuk
menjadi flake yang memiliki luas permukaanyang lebih besar, sehingga dapa t mudah dipres
Moisture content
Moisture content pada bahan berpengaruh terhadap yield minyak hasil pengepresan.Semakin
besar moisture content, maka yield minyak yang dihasilkan akan lebih rendah, namun
Suhu dan waktu pemanasan mempengaruhi yield, karena dengan pemanasan ini dapat
memecah sel tumbuhan dan dapat juga mengkoagulasi protein yang ada dalam
kulit,sehingga viskositas minyak turun dan mempercepat aliran minyak ke luar. Padasuhu
yang tinggi dan lama mungkin memberi efek negatif pada kualitas minyak hasil
pengepresan.
Leaching
Leaching merupakan ekstraksi dari solut yang terdapat dalam padatan dengan menggunakan
pelarut organik. Mekanisme yang terjadi pada proses leaching adalah sebagai berikut:
sehingga solut yang terdapat didalamnya akan larut ke dalam pelarut, kemudian solut yang
terlarut dalam pelarut tersebut akan mendifusi ke luar menuju ke permukaan padatan, dan
a. Ukuran partikel
Makin kecil ukuran partikel akan menyebabkan luas permukaan dari partikel per
satuan berat jeruk menjadi besar, sehingga menyebabkan pelarut yang berdifusi
semakin banyak.
b. Pelarut
Cairan yang dipilih sebagai pelarut harus mampu melarutkan solut dengan baik dan
c. Suhu
Biasanya kelarutan dari bahan yang diekstraksi akan bertambah dengan meningkatnya
suhu, sehingga laju ektraksinya juga bertambah. Selain itu,koefisien difusivitas juga
akan semakin meningkat dengan naiknya suhu sehingga dapat mempercepat laju
ekstraksi.
d. Agitasi
Pengadukan larutan juga penting karena akan meningkatkan difusi Eddy dan
Bersifat selektif yaitu keefektifan pelarut dalam melarutkan zat yang dikehendaki
Mempunyai titik didih rendah, agar pelarutdapat diuapkan pada suhu yang tidak
terlalutinggi. Akan tetapi titik didih pelarut jugatidak boleh terlalu rendah, karena hal
Ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
pengepresan dingin, menggunakan bahan pelarut, maupun dengan distilasi. Cara yang
sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan metode distilasi uap/air. Cara penyulingan
minyak atsiri, pertama-tama adalah memasukkan bahan baku dari tanaman yang mengandung
minyak ke dalam ketel pendidih atau ke dalam ketel penyulingan dan dialiri uap. Air yang
panas dan uap, tentu akan mempengaruhi bahan tersebut sehingga di dalam ketel terdapat dua
cairan, yaitu air panas dan minyak atsiri. Kedua cairan tersebut didihkan perlahan-lahan
hingga terbentuk campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak. Campuran uap ini
akan mengalir melalui pipa-pipa pendingin dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap
tadi kembali mencair. Dari pipa pendingin, cairan tersebut dialirkan ke alat pemisah yang
Prinsip dasar metode distilasi adalah uap dari air digunakan untuk mengangkat minyak atsiri
dari dalam jaringan kulit jeruk dan kemudian didinginkan dengan air mengalir. Hasil yang
diperoleh adalah campuran air dan minyak yang karena perbedaan berat jenis akan terpisah
dimana lapisan minyak ada di atas sedangkan lapisan air ada di bawah. Lapisan minyak
kemudian diambil menggunakan pipet dan dimasukkan dalam botol berwarna gelap.
Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam lemari es (kulkas) karena memiliki suhu rendah
Minyak atsiri jeruk terdiri atas banyak senyawa yang sifatnya mudah menguap. Tiap varietas
jeruk memiliki variasi komposisi kandungan senyawa yang berbeda sehingga menyebabkan
perbedaan aroma yang ditimbulkan. Walaupun demikian, minyak atsiri jeruk umumnya
mengandung senyawa dominan yang dikenal dengan nama limonen. Kandungan senyawa
limonen bervariasi antar varietas jeruk, yaitu antara 70-92%. Berdasarkan hasil uji preferensi
terhadap aroma minyak atsiri jeruk, diperoleh data minyak atsiri asal jeruk manis, purut,
lemon, nipis, jari budha/kuku harimau, dan jeruk siem madu yang paling disukai konsumen.
Aroma yang kurang disukai adalah minyak atsiri asal jeruk besar dan siem.
Gambar 5. sistem distilasi skala industri menengah
Kegunaan minyak kulit jeruk nipis cukup banyak, yaitu secara umum sebagai
flavouring atau fragrance agent pada berbagai industri. Industri kosmetik menggunakan
minyak kulit jeruk sebagai bahan pembuatan sabun, pasta gigi, shampo, lotion, pembersih
wajah, dan minyak wangi. Industri makanan menggunakannya sebagai essence atau
penambah citra rasa. Di industri farmasi, minyak kulit jeruk digunakan sebagai pembersih
atau sterilisasi peralatan medis, perawatan kanker antioksidan, dan obat jerawat. Industri lain
menggunakannya sebagai bahan pembuatan sabun cuci tangan, pewangi pel, pengharum
ruangan, penutup bau tidak sedap dari obat pembasmi serangga, dan berbagai barang
kebutuhan rumah tangga lainnya. Selain sebagai pemberi aroma, minyak ini memiliki
keunggulan tersendiri, yaitu sebagai pelarut (solvent) yang ramah lingkungan karena bersifat
biodegradable yang diproduksi dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui sebagai
pengganti berbagai pelarut yang berbahaya seperti benzena, CFC, freon, dan xilene.
Jeruk nipis telah banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan secara turun temurun. Jeruk nipis
memiliki khasiat empiris sebagai obat batuk, obat penurun panas, dan obat pegel linu
(Depkeskesos RI, 2001). Menurut beberapa penelitian, ekstrak kulit buah jeruk nipis
diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan antifungi (Pathan et al., 2012), antispasmodik
(Spadaro et al., 2012), anti osteoporosis (Shalaby et al., 2011), antioksidan, dan
mengubah citra rasa makanan menjadi lebih menarik. Selain itu, minyak atsiri jeruk juga
memiliki manfaat kesehatan yang digunakan sebagai aroma terapi. Aroma jeruk dapat
menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu
makan, dan penyembuhan penyakit. Manfaat bagi kesehatan disebabkan adanya kandungan
senyawa penyusun, antara lain : Limonen, melancarkan peredaran darah, meredakan radang
tenggorok dan batuk serta menghambat sel kanker. Linalool, bersifat sebagai penenang
(sedatif); Linalil asetat, bersifat sebagai penenang (sedatif); Terpineol, bersifat sebagai
Beberapa minyak atsiri jeruk dan manfaatnya terhadap penyembuhan penyakit antara lain
Jeruk manis: sedatif, anti depresi, tonik, antiseptik. Jeruk purut : sedatif, pengusir nyamuk,
pereda flu, tonik. Grape fruit : penghambat sel kanker karena kandungan limone tinggi
Pada umumnya kulit buah jeruk nipis sudah dimanfaatkan dalam bidang kecantikan
dan kesehata. Kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam kulit jeruk dapat digunakan
sebagai obat herbal. Minyak atsiri yang terkandung dalam kulit buah jeruk nipis terdiri dari
beberapa senyawa, yaitu limonen (33,33%), β-pinen (15,85%), sitral (10,54%), neral
(3,05%), α-terpineol (2,98%), linalol (2,45%), sabinen (1,81%), β-elemen (1,74%), nerol
(1,52%), α-pinen (1,25%), geranil asetat (1,23%), 4- terpinol (1,17%), neril asetat (0,56%)
Limonen atau limonoid merupakan salah satu senyawa minyak atsiri yang berpotensi
sebagai larvasida. Kandungan bahan aktif pada kulit jeruk nipis yang memberikan efek
larvasida, yaitu limonoid yang bekerja menghambat pergantian kulit pada larva. Sebagai
racun perut, limonoid dapat masuk ke dalam tubuh larva nyamuk Aedes aegypti. 50% larva
Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding usus
kemudian beredar bersama darah yang akan mengganggu metabolisme tubuh nyamuk
sehingga akan kekurangan energi untuk aktivitas hidupnya, sehingga mengakibatkan larva
nyamukkejang dan akhirnya mati (Murdani, R. 2014, Devy, Yulianti dan Andrini. 2010).
Uji menggunakan ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix)pada dosis 25 µl dan 50 µl
secara berurutan dapat membunuh 10 larva dan 25 larva dalam waktu 24 jam, sedangkan
ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada konsentrasi 5% dan 6% secara berurutan
sebagai alternatif dalam pengendalian vektor penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Pemakaian kulit buah jeruk nipis sebagai larvasida lebih aman, hal ini disebabkan selain
dapat membunuh larva nyamuk Aedes aegypti, juga ramah lingkungan, tidak menimbulkan
bahaya, serta memiliki keuntungan lain yaitu mudah didapatkan dan dapat mengurangi
jumlah limbah atau sampah organik, karena selama ini kulit buah jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan lebih lanjut (Ekawati et al, 2017).
melanosom, dan dapat juga berdomain didalam melanosom, transmembran, dan di dalam
sitoplasma sel melanosit yang berperan dalam mengkatalisis konversi L- tirosin menjadi L-
DOPA dan oksidasi L- DOPA menjadi dopakuinon dan oksidasi 5,6 Dihidrosiindol menjadi
Indol-6,6 Kuinon selanjutnya membentuk melanin. Enzim tirosinase berperan dalam reaksi
pigmentasi kulit atau perubahan warna kulit menjadi lebih coklat. Senyawa yang dapat
mereduksi bahan yang dapat menyebabkan oksidasi dopakuinon dan bekerja secara
kompetitif dan non kompetitif dengan subbstrat tirosinase yaitu L-tirosin dan L-DOPA serta
secara spesifik akan berikatan kovalen dengan enzim tirosinase sehingga enzim menjadi tidak
aktif selama reaksi katalik berlangsung. Inhibitor tirosinase banyak digunakan dalam prodak
kosmetik dan farmasi sebagai penghambat produksi melanin berlebih pada lapisan epidermis
dan membuat kulit tampak lebih cerah. Dari Persamaan tersebut diperoleh IC50 kulit jeruk
nipis yaitu 42,11 mg/mL. Nilai IC50 menentukan tinggi rendahnya ekstrak kulit jeruk nipis
sebagai inhibitor tirosinase untuk penghambat pembentukan melanin. Semakin kecil nilai
IC50 maka semakin berpotensi senyawa tersebut sebagai inhibitor tirosinase. Tirosinase
hidrosilaksi monofenol menjadi bentuk difenol (monofenolase) dan oksidasi difenol menjadi
menjadi L-dopa (difenol) dan mengoksidasi L-dopa menjadi dopakuinon (senyawa kuinon).
Dopakuinon yang terbentuk akan bereaksi secara spontan membentuk dopakrom. Peran
tirosinase dalam proses melanogenesis terjadi karena tirosinase memiliki gugus tembaga (Cu)
yang merupakan active site yang dapat berkaitan dengan substrat pada proses pembentukan
melanin.IC50 yang diperoleh sebesar 42,11 mg/ml menunjukan bahwa ekstrak kulit jeruk
Ada juga manfaat lain dari minyak atsiri dari kulit jeruk nipis :
jeruk, merupakan substansi yang mampu melawan stres oksidatif. Minyak jeruk (orange oil)
bahkan memiliki kemampuan melawan kanker, karena monoterpene telah terbukti menjadi
2. Antibakteri Alami
Minyak atsiri yang terbuat dari citrus fruit menawarkan potensi antimikroba alami yang bisa
digunakan untuk meningkatkan keamanan makanan. Minyak jeruk (orange oil) mampu
mencegah perkembangbiakan bakteri E. coli dalam sebuah studi pada tahun 2009 yang
diterbitkan dalam International Journal of Food and Science Technology. E. coli, jenis bakteri
berbahaya yang hadir dalam makanan yang terkontaminasi, dapat menyebabkan reaksi serius
ketika tertelan, termasuk gagal ginjal dan bahkan kematian. Studi lain pada tahun 2008 yang
diterbitkan dalam Journal of Food Science menemukan minyak jeruk dapat menghambat
penyebaran bakteri salmonella karena mengandung senyawa antimikroba yang kuat, terutama
terpene. Salmonella menyebabkan reaksi gastrointestinal, demam dan efek samping serius
3. Pembersih Dapur
Minyak jeruk (orange oil) memiliki aroma jeruk yang segar dan manis sehingga mampu
mengharumkan dapur. Minyak jeruk juga berguna membersihkan meja, talenan dan peralatan
dapur lain tanpa menggunakan pemutih atau bahan kimia. Tambahkan beberapa tetes pada
botol semprot bersama dengan minyak pembersih lainnya seperti minyak bergamot dan air.
Campur minyak jeruk (orange oil) dengan carrier oil seperti minyak kelapa sebelum
Minyak jeruk (orange oil) adalah obat alami untuk tekanan darah tinggi dan mampu
meningkatkan aliran darah serta memerangi hipertensi, yang merupakan beberapa faktor
risiko untuk penyakit jantung. Minyak jeruk mungkin juga berguna untuk meningkatkan
libido, mengurangi sakit kepala dan menurunkan gejala terkait PMS. Gunakan minyak jeruk
dengan carrier oil untuk membuat minyak pijat buatan sendiri yang bisa diusap ke daerah
5. Anti-inflamasi
Efek anti-inflamasi kuat dari minyak jeruk efektif mengurangi nyeri, infeksi dan penyakit
paru obstruktif kronik. Diantara beberapa minyak anti-inflamasi populer, termasuk lemon,
pine dan eucalyptus oil, minyak jeruk menunjukkan penurunan terbesar dalam peradangan.
Hal ini ditunjukkan dalam sebuah studi tahun 2009 yang dipublikasikan dalam European
Journal of Medical Research yang menyelidiki potensi antioksidan dari berbagai minyak
esensial.
6. Mengurangi Nyeri
Jika mengalami nyeri otot, nyeri tulang atau nyeri sendi, minyak jeruk (orange oil) dapat
jaringan. Minyak jeruk juga mempromosikan suasana hati yang lebih positif, sehingga
berguna meningkatkan toleransi pada rasa sakit dan membantu Anda mendapatkan tidur yang
lebih baik. Gosokkan minyak jeruk yang telah dicampur dengan carrier oil pada otot yang
menghirup langsung dari botol dapat mengangkat suasana hati dan merangsang relaksasi.
Minyak jeruk (orange essential oil) memiliki efek langsung pada sistem penciuman otak
hormon karena membantu mematikan reaksi dari hormon stres seperti kortisol. Penelitian
bisa mencerahkan suasana hati di pagi hari atau menenangkan saraf setelah menjalani hari
yang panjang.
Buah jeruk (citrus fruit) dikenal mengandung vitamin C tinggi yang membantu melindungi
dan mempercantik kulit. Itu sebab, minyak jeruk (orange oil) juga sangat bermanfaat
jeruk mampu memperlambat laju kerusakan kulit akibat paparan sinar UV, polusi dan
toksisitas.Anda dapat mengoleskan sejumlah kecil minyak jeruk ke wajah setelah dicampur
dengan carrier oil. Namun, pastikan melakukan tes kulit untuk menghindari reaksi negatif
atau timbulnya gejala alergi. Coba gabungkan minyak jeruk dengan minyak lain seperti
9. Melawan Jerawat
Minyak jeruk efektif melawan bakteri dan peradangan pada kulit yang menyebabkan jerawat
Kombinasikan dengan minyak kelapa dan gunakan bola kapas untuk mengoleskan ke daerah
yang terkena. Kemerahan, nyeri dan pembengkakan akibat jerawat biasanya akan berkurang
tanpa harus menggunakan bahan-bahan kimia. Coba kombinasikan minyak jeruk dengan
Sebagai agen anti-inflamasi, relaksan dan memperlancar sirkulasi darah, minyak jeruk
(orange oil) dapat memperbaiki pencernaan sekaligus meredakan kram atau sembelit.
Pijatkan ke daerah perut. Sedikit minyak jeruk yang digunakan secara internal (ditelan) juga
meningkatkan produksi urin dan mencegah kembung. Karena membantu merangsang sistem
limfatik, hati, ginjal dan kandung kemih, minyak jeruk juga membantu mengeluarkan racun,
Minyak jeruk (orange essential oil) mampu melindungi gigi dan gusi dari infeksi karena
memiliki kemampuan melawan pertumbuhan mikroba. Minyak ini juga efektif meringankan
sakit tenggorokan ketika digunakan untuk berkumur bersama air dan garam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berujud cairan, yang diperoleh
dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara
penyulingan dengan uap, tetapi dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara
ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa dan
secara enzimatik.
Pohon pinus dapat menghasilkan getah yang sangat berguna,hasil dari getah pinus itu
bisa menghasilkan minyak terpentin yang mengandung senyawa terpene yaitu salah satu
isomer hidrokarbon tak jenuh dari C10H163 terutama monoterpene alfa-pinene dan beta-
pinene, terpentin biasanya digunakan sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak,bahan
campuran vernis yang biasa kita gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa
untuk bahan baku kimia lainnya. Aroma terpentin harum seperti minyak kayu putih, dapat
digunakan untuk bahan pewangi lantai atau pembunuh kuman, sebagai bahan baku pembuat
parfum, minyak esensial dari getah pinus ini diekstrak sehingga bisa menghasilkan terpinol
yaitu alfa-terpinol merupakan salah satu dari 3 jenis alkohol isomer beraroma harum.
Terpineol bisa bermanfaat untuk kesehatan yaitu untuk relaksasi bila digunakan sebagai
bahan campuran minyak pijat.Aromanya yang harum dijadikan minyak pijat aromaterapi
karena saat dioleskan kekulit akan terasa relaksasinya bila digunakan dengan dosis sesuai
aturan.
Minyak atsiri jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan
mengubah citra rasa makanan menjadi lebih menarik. Selain itu, minyak atsiri jeruk juga
memiliki manfaat kesehatan yang digunakan sebagai aroma terapi. Aroma jeruk dapat
menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu
makan, dan penyembuhan penyakit. Manfaat bagi kesehatan disebabkan adanya kandungan
senyawa penyusun, antara lain : Limonen, melancarkan peredaran darah, meredakan radang
tenggorok dan batuk serta menghambat sel kanker. Linalool, bersifat sebagai penenang
(sedatif); Linalil asetat, bersifat sebagai penenang (sedatif); Terpineol, bersifat sebagai
Ahmed, Y. M., E. A. Shalaby, N. T. Shanan. 2011. The Use of Organic and Inorganic
and Poit. peel essential oils.J Food Sci. 2012 Jan;77(1):H40-6. doi: 10.1111/j.1750-
3841.2011.02511.x..
Boer E., Ella, A, B. 2001. Plant Resources of South-East Asia No. 18. Plants Producing
Budi Sutiya. 2006. Rendemen Minyak Atsiri Daun Pinus (Pinus merkusiiJungh et De Vries)
Dari Banjarbaru. Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 07 No. 19 : 135 – 143
Casey, J.P. 1981. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology. Vol 3. New York:
Intersciene Publiser.
Costa, Rosaria., Carlo Bisignano., Angela Filocamo., Elisa Grasso., Francesco Occhiuto.,
aurantifolia (Christm.) Swingle Essential Oil from Italian Organic Crops. Journal of
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, Badan Penelitian dan
Pertumbuhan Tanaman Jeruk Kalamondin (Citrus mitis Blanco) dan Purut (Citrus
Ekawati, Evy Ratnasari. , Santoso, Setyo Dwi., dan Purwanti, Yeni Retno., 2017,
Pemanfaatan Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) SebagaiI Larvasida Aedes
Fachrodji, A., 2010, “Model Daya Saing Produk Gondorukem di Pasar Internasional dan
Gunawan dan Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam. Jilid 1. Penebar Swadya. Jakarta.
Harahap, R. M. S., dan E. Izudin. 2002. Konifer di Sumatera Bagian Utara. Konifera.
Hillis, W.E. 1987. Heartwood and Trees Exudates. Springler Verlag. Berlin.
Hindun, Siti., Rusdiana, Taofik., Abdasah, Marline., Hindritiani, Reti., 2017, Potensi Limbah
Kulit Jeruk Nipis (Citrus auronfolia) Sebagai Inhibitor Tirosiane, Indo. J. Phar. Scie.
Tech, 4 (2):64-69.
Kartika., Rizki, Fika Awalia., Amanatufahmi, Eva Hardiani., Lestari, Tyas.,dan Sa’diah, Iis.,
2015, Pemanfaatan Limonen Dari Kulit Jeruk Nipis Dalam Pembuatan Lilin Aromatik
Penolak Serangga.
Kasmudjo. 1992. Hasil Minyak Kayu Putih Harus Diambil Secara Bertahap. Duta
Rimba.Yogyakarta.
Mizu, I. 2008. Minyak Atsiri Jeruk: Peluang Meningkatkan Nilai Ekonomi Kulit Jeruk. Warta
wordpress.com/minyak-jeruk/artikel/.
Mulyaningrum. 2008. Metil Ester Gondorukem Sebagai Kandidat bahan Bakar Nabati. Tesis.
Murdani, R. 2014. Keefektivan Daya Bunuh Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti instrar III. Skripsi. FK UNDIP.
Semarang.
Nanik Wijayati, Pranowo, H. D., Jumina, Triyono, 2011, Synthesis of terpineol from a-pinene
Okwu, D.E. 2008, Citrus Fruits: a Rich Source of Phytochemicals and Their Roles in Human
Pathan, R. Khan., Papi Reddi Gali., Perveen Pathan., Tananki Gowtham., Soujanya
Activity of Citrus aurantifolia and Its Phytocemical Screening. Asian Pacifik Journal
http://perumperhutani.com/wpcontent/uploads/2014/08/ARA_Perhutani_2014_LOW.
pdf
Sastrohamidjojo, H. dan Pranowo, H.D, 2009, Sintesis Senyawa Organik, Penerbit Erlangga:
Jakarta
Silitonga, T, dan Suwardi, S. 1977. Penurunan Kualitas Rosin Selama Penyaringan di Jawa
Tarwiyah, K. 2001. Minyak Kulit Jeruk. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera
Barat. Hasbullah. Dewan Ilmu Pengetahuan. Teknologi dan Industri Sumatera Barat.
Wiyono B. 2006. Status Riset Pengolahan Getah Pinus dan Gondorukem. Prosiding Seminar
Prospek Pengolahan Getah Pinus dan Gondorukem. Hotol Comfort, 7-8 Agustus.
Zhaobang, Shen.1995. Production and Standards for Chemical Non-Wood Forest Products in