Anda di halaman 1dari 2

MEMAHAMI KELAHIRAN MUHAMMADIYAH

Oleh : Achmad Afandi

Tepat pada tahun 2012 M atau dalam hitungan hijriyah pada tahun 1430 H
Muhammadiyah memasuki usia yang seabad. Bagi sebuah pergerakan, apalagi
pergerakan social keagamaan, mencapai usia yang sebad sungguh luar biasa. Bagi
generasi sekarang, ketika usia Muhammadiyah memasuki usia seabad, terkadang
mengalami kesenjangan untuk memahmai gerakan Muhammadiyah Oleh karena itu,
generasi sekarang sangat dianjurkan memahami kontruksi Muhammadiyah agar tidak
mengalami kesenjeangan, apalagi sampai keterputusan pemahaman tentang pergerakan
Muhammadiyah.

1. Kontruksi Muhammadiyah dalam Perspektif Historis

a. Kondisi Menjelang Kelahiran Muhammadiyah


 Paham keagamaan Diselimuti paham Kemusyrikan dalam bentuk
takhayyul dan khurafat (aqidah), Paham bid’ah (ibadah) dan kemerosotan
etika atau moral kehidupan (akhlaq).
 Sosial cultural Diselimuti pola pikir tradisional, stastis dan nrimo.
 Sosial ekonomi Diselimuti kemtimpangan social ekonomi dam
merajalelanya kemiskinan serta pengangguran di masyarakat kelas bawah.
 Sosial Pnedidikan Adanya dualisme pendidikan, dominannya pendidik
an tradisional (peantren) dan sikap apriori terhadap pendidikan
modern Umat Islam mengalami keterbelakangan
 Sosial Politik Berada dalam cengkeraman penjajah/colonial tidak
bisan menentukan nasibnya sendiri

b. Kelahiran Muhammadiyah
 Rintisan awal gerakan Muhammadiyah 1. Perubahan arah qiblat Masjid
Agung Yogyakarta (ibadah/purifikasi) 2. Pendirian MIDI tahun 1911 (social
pendidikan/tajdid) 3. Aplikasi surat al-Ma’un berupa penyantunan orang
miskin dan anak yatim (social-ekonomi/tajdid).
 Muhammadiyah lahir 18 November 1912/8 Dzulhijjah 1330 H meliputi
wilayah karisidenan Yogyakarta 1914 meliputi wilayah Jawa
tahun 1920 meliputi seluruh wilayah Hinidia Belanda.

Memiliki 2 bagian garapan, yaitu Tabligh dan


pengajaran 1914 menjadi tiga bagian, yaitu Tabligh, Pengajaran dan
Pustaka 1918 menjadi empat bagian, yaitu tabligh, pustaka, pengajaran
dan PKO 1927 ditambah Tarjih

Berkembang menjadi pergerakan yang lebih


menampakkan wajah pragmatisnya, yaitu sebagai gerakan amal
usaha pergerakan social keagamaan yang mempunyai amal usaha
paling banyak dan besar di dunia.

Karena dipicu oleh rasa keprihatinan yang tinggi dari KH. Ahmad
Dahlan terhadap kondisi bangsa Indonesia, khususnya umat Islam
dalam berbagai bidang kehidupannya dilandasi semangat QS:
Ali Imran (3): 104 melahirkan sikap kepedulian di bidang
keagamaan, social, ekonomi, pendidikan dan politik Lahirlah
Muhammadiyah Jilid I

Anda mungkin juga menyukai