Anda di halaman 1dari 6

Ada tiga jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi, yaitu:

- kewaspadaan transmisi kontak

- kewaspadaan transmisi droplet

- kewaspadaan transmisi airborne

Kewaspadaan berdasarkan transmisi dapat dilaksanakan secara


terpisah ataupun kombinasi karena suatu infeksi dapat
ditransmisikan lebih dari satu cara.

1. Kewaspadaan transmisi Kontak

a) Penempatan pasien :

 Kamar tersendiri atau kohorting (Penelitian tidak terbukti


kamar tersendiri mencegah HAIs). Kohorting adalah
menempatkan pasien terinfeksi atau kolonisasi patogen yang
sama di ruang yang sama, pasien lain tanpa patogen yang
sama dilarang masuk.

b) APD petugas:

 Gunakan sarung tangan bersih yang tidak steril. Ganti


sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius.
Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien
dan cuci tangan menggunakan antiseptik
 Lepaskan gaun (pakaian pelindung) sebelum meninggalkan
ruangan

c) Transportasi pasien

 Batasi kontak saat transportasi pasien

2. Kewaspadaan transmisi droplet

a) Penempatan pasien :

 Kamar tersendiri atau kohorting, beri jarak antar


pasien >1meter
 Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh
terbuka

b) APD petugas:

 Masker Bedah/Prosedur, dipakai saat memasuki ruang rawat


pasien

c) Transport pasien

 Batasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien


saat transportasi
 Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk

3. Kewaspadaan transmisi udara/airborne

a) Penempatan pasien :

 Di ruangan tekanan negatif


 Pertukaran udara > 6-12 x/jam,aliran udara yang terkontrol
 Jangan gunakan AC sentral, bila mungkin AC + filter HEPA
 Pintu harus selalu tertutup rapat.
 kohorting
 Seharusnya kamar terpisah, terbukti mencegah transmisi,
atau kohorting jarak> 1 m
 Perawatan tekanan negatif sulit, tidak membuktikan lebih
efektif mencegah penyebaran
 Ventilasi airlock à ventilated anteroom terutama
pada varicella (lebih mahal)
 Terpisah jendela terbuka (TBC ), tak ada orang yang lalu
lalang

b) APD petugas:

 Minimal gunakan Masker Bedah/Prosedur


 Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada radius
<1m dari pasien,
 Gaun
 Goggle
 Sarung tangan
(bila melakukan tindakan yang mungkin menimbulkan aerosol)

c) Transport pasien

 Batasi transportasi pasien, Pasien harus pakai masker saat


keluar ruangan
 Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk

Peraturan Untuk Kewaspadaan Isolasi

Harus dihindarkan transfer mikroba pathogen antar pasien dan


petugas saat perawatan pasien rawat inap, perlu diterapkan hal-
hal berikut :

1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh


ekskresi dan sekresi dari seluruh pasien
2. Dekontaminasi tangan sebelum dan sesudah kontak
diantara pasien satu lainnya
3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan
cairan tubuh)
4. Gunakan teknik tanpa menyentuh bila memungkinkan
terhadap bahan infeksius
5. Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah
dan cairan tubuh serta barang yang terkontaminasi,
disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan.
Ganti sarung tangan antara pasien.
6. Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain di
buang ke lubang pembuangan yang telah disediakan,
bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal
dan obtainer/container pasien lainnya.
7. Tangani bahan infeksius sesuai Standar Prosedur
Operasional (SPO)
8. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang
infeksius telah dibersihkan dan didisinfeksi benar.
PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS
TRANSMISI AIRBORNE (UDARA)
1. Tempatkan pasien di ruang isolasi bertekanan negatif
2. Batasi gerakan. Transport pasien hanya kalau diperlukan saja dan
berikan masker bedah
3. Pakai APD masker bedah saat melakukan pemeriksaan atau tindakan
4. Batasi jumlah pengunjung
5. Berikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa orang yang rentan
tidak diperbolehkan masuk ruangan pasien
6. Berikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara pemakaian Alat
Pelindung Diri (APD) masker bedah
7. Berikan edukasi tentang Etika Batuk dan Bersin
8. Google (kaca mata) dipakai saat melakukan tindakan dengan
kemungkinan timbul aerosol
9. Lakukan dekontaminasi dan pembersihan ruangan dengan cara :
10. Ganti korden pasien dengan korden yang bersih
11. Bersihkan dengan clorine 0.5% semua dinding, mebelair ruangan
yang kontak dengan petugas dan pasien
12.Bersihkan exhaust fan
13. Masukkan linen kotor pada wadah linen non infeksius apabila tidak
terkontamionasi dengan cairan tubuh pasien
14.Dokumentasikan dalam Checklist Pembersihan Ruangan Bertekanan
Negatif setelah pelaksanaan selesai.
PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS
TRANSMISI DROPLET (PERCIKAN)
1. Tempatkan pasien di ruang terpisah sejauh mungkin atau paling
pinggir/pojok, bila tidak mungkin kohorting
2. Pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus terhadap
udara dan ventilasi
3. Batasi gerak dan transportasi pasien
4. Batasi droplet dari pasien dengan mengenakan masker pada pasien
5. Anjurkan pasien untuk menerapkan Hygiene Respirasi/Etika Batuk
dengan benar
6. Pakailah masker bedah bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap
pasien
7. Peralatan untuk perawatan pasien tidak perlu penanganan khusus,
karena mikroba tidak bergerak jarak jauh
PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS
TRANSMISI KONTAK
1. Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, atau letakkan pasien di
tempat paling pinggir atau pojok atau diberi jarak > 1 meter antar TT
2. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
3. Batasi gerak dan transport pasien hanya kalau perlu saja
4. Pakailah sarung tangan bersih non steril jika melakukan tindakan ke
pasien
5. Ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius, misalnya
feses, cairan drain, dan segera lepas sarung tangan tersebut
6. Lepas sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci
tangan dengan antiseptik
7. Pakailah gaun/skort bersih saat masuk ruang pasien untuk
melindungi baju dari kontak pasien, permukaan lingkungan, barang
di ruang pasien, cairan tubuh pasien. Lepaskan gaun sebelum ke luar
dari ruang pasien
8. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
9. Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien
atau pasien dengan mikroba yang sama
10. Bersihkan dan disinfeksi peralatan sebelum dipakai untuk pasien
lain.

Anda mungkin juga menyukai