Anda di halaman 1dari 8

DEFINISI

Yang dimaksud dengan otitis eksterna ialah radang liang telinga akut maupun kronis

yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Istilah otitis eksterna telah lama

dipakai untuk menjelaskan sejumlah kondisi. Spektrum infeksi dan radang mencakup bentuk-

bentuk akut atau kronis. Dalam hal infeksi perlu dipertimbangkan agen bakteri, jamur dan

virus. Radang non-infeksi termasuk pula dermatosis, beberapa diantaranya merupakan

kondisi primer yang langsung menyerang liang telinga. Shapiro telah menegaskan bahwa

perbedaan anatar otitis eksterna yang berasal dari dermatosis dengan otitis eksterna akibat

infeksi tidak selalu jelas. Suatu dermatosis dapat menjadi terinfeksi setelah beberapa waktu,

sementara pada infeksi kulit dapat terjadi reaksi ekzematosa terhadap mekanisme penyebab.

Sekali lagi, anamnesi dan pemeriksaan yang cermat seringkali akan memberi petunjuk ke

arah kondisi primernya.

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) merupakan peradangan pada sepertiga

luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan

kelenjar serumen, maka ditempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga

membentuk furunkel.

Otitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak

kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya.

Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai

penyebab ialah Staphylococcus albus, Escherichia colli dan sebagainya. Otitis eksterna difus

dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar

getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak
mengandung lendir (musin). Seperti sekret yang ke luar dari kavum timpani pada otitis

media. 1,2,3,4,5,6

Gambar.otitis eksterna sirkumskripta

Pengobatannya dengan membersihkan linag telinga, memasukkan tampon yang

mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yanng baik antara obat

dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.

ETIOLOGI

Penyebab otitis eksterna sirkumskripta yang tersering adalah Staphylococcus aureus,

Staphylococcus albus. Faktor lainnya adalah maserasi kulit liang telinga akibat sering

berenang atau mandi denga shower, trauma, reaksi terhadap benda asing, dan akumulasi

serumen. Sering terjadi superinfeksi oleh bakteri piogenik (terutama Pseudomonas atau

staohylococcus) dan jamur.


Otitis eksterna rekuren biasanya disebabkan oleh pemakaian aplikator berujung kapas

yang sering atau sering berenag dalam kolam berenang berklorinasi (atau keduanya).

Gambar. Salah satu penyebab otitis eksterna

PATOGENESIS

Otitis eksterna sirkumskripta merupakan infeksi folikel rambut, bermula sebagai

folikulitis kemudian biasanya meluas menjadi furunkel. Organisme penyebab biasanya

Staphylococcus. Umumnya kasus-kasus ini disebabkan oleh trauma garukan pada liang

telinga. Kadang-kadang nfurunkel disebabkan oleh tersumbat serta terinfeksinya kelenjar

sebasea di liang telinga. Panas dan lembab dapat menurunkan daya tahan kulit liang telinga,

sehingga frekuensi penyakit ini agak meningkat pada musim panas.

Pada kasus dini, dapat terlihat pembengkakan dan kemerahan difus didaerah liang

telinga bagian tulang rawan, biasanya posterior atau superior. Pembengkakan itu dapat

menyumbat liang telinga. Setelah terjadi lokalisasi dapat timbul pustula. Pada keadaan ini

terdapat rasa nyeri yang hebat sehingga pemeriksaan sukar dilakukan. Biasanya tidak terdapat
sekret sampai absesnya pecah. Toksisitas dan adenopati muncul lebih dini karena sifat

organisme penyebab infeksi.

FAKTOR PREDISPOSISI

Infeksi dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor predisposisi tertentu sebagai berikut:

1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa


2. Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembaban
3. Suatu trauma ringan seringkali karena benang atau membersihkan telinga secara

berlebihan.

GEJALA DAN TANDA

 Nyeri hebat yang diikuti otore purulen, meatus nyeri tekan, tampak pembengkakan
 Nyeri tekan pada tragus dan pada tarikan daun telinga
 Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.

DIAGNOSIS

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan:

1. Anamnesa
Dari anamnesa dapat ditanyakan gejala dan tanda yang dirasakan penderita.

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan liang telinga, pada inspeksi tampak linag telinga kemerahan, edema.

Rasa nyeri juga dijumpai terutama saat menggerakkan rahang (mengunyah), menekan

tragus dan menggerkkan daun telinga.


 Adanya inflamasi, hiperemis, edema yang terlihat pada linag telinga luar dan

jaringan lunak periaurikuler.


 Nyeri yang hebta, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak ppada

ramus mandibula dan mastoid.


 Nervus kranialis harus (V-XII) diperiksa.
 Status menteal harus diperiksa. Gangguan status mental dapat menunjukkan

komplikasi intracranial.
 Membrane timfani biasanya intak.
 Demam tidak umum terjadi.

3. Pemeriksaan penunjang
Biakan dan tes sensitivitas dari sekret.

DIAGNOSIS BANDING

Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di

daerah tersebut. Yang tersering ialah pityrosporum, Aspergilus. Kadang-kadang

ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan

terbentuka sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predipossisi otitis eksterna

bakterialis.

Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh ditelinga, tetapi sering pula

tanpa keluhan.

Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga . larutan asam asetat

2% dalam alkohol, larutan iodin povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung

campuran antibiotik dan steroid yang diteteskan keliang telinga biasanya dapat

menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga antijamur(sebagai salep)yang

dibersihkan secara topikal yang mengandung nistatin, klotrimazol.

PENATALAKSANAAN

Prinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tipe otitis eksterna

antara lain :

1. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan berhati-hati


2. Penilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan membrana timpani bilamana

mungkin keputusan apakah akan menggunakan sumbu untuk mengoleskan obat


3. Pemilihan pengobatan lokal

Infeksi piogenik : Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar linga telinga tetap bersih

dan kering dan melindunginya dari trauma. Kotoran harus dibersihkan dengan dari liang

telinga dengan irigasi secara lembut. Antibiotika topikal yang dikombinasikan dengan

kortikosteroid dalam bentuk tetes telinga sangat penting. Berikan antibiotika sistemik

(biasanya penisilin) dalam dosis penuh dalam 10 hari jika terdapat tanda-tanfa

penyebaran infeksi di luar kulit liang telinga (demam, adenopati, atau selulitis daun

telinga). Selama fase akut, hindari berenang bila memungkinkan.

Pengangkatan benda asing : Pengankatan harus selalu dilakukan dengan melihat

langsung dan jangan pernah melakukan dengan membabi buta. Mengalirkan larutan

garam hangat-hangat kukudengan terarah melalui benda asing tersebut kedalam liang

telinga mungkin mendorongnya mengapung keluar. Benda berupa sayuran, seperti kacang

dan buncis, mengembang bila terken air dan harus dikeluarkan dengan kawat lengkung;

hati-hati, jangan sampai mendorong benda asing makin dalam lagi. Bila benda tersebut

besar dan tertancap pada tempatnya, pasien harus dirujuk ke dokter ahli THT.

Pengangkatan serumen terimpaksi : Serumen pada liang telinga luar harus

dibersihkan sebelum pemeriksaan dilanjutkan. Serumen dapat diangkat dengan kawat

lengkung atau dengan aplikatot kawat tipis berujung kapas. Bila perlu, serumen dapat

dilunakkan dengan meneteskan minyak mineral atau Cerumenex (perhatian : Cerumenex

dapat menimbulkan dermatitis kontak jika dibiarkan di liang telinga selama lebih dari 30

menit). Serumen juga dapat dicuci keluar dengan air atau larutan garam hangat, dengan

memakai spuit. Irigasi dikontraindikasikan jika terdapat kemungkinan perforasi

membrane timpani.
Tabel obat-obatan

NAMA OBAT SPEKTRUM ORGANISME


Kolistin Pseudomonas aeruginosa

Golongan Klebsiella-Enterobacter

Escherichia coli
Polimiksin B Pseudomonas aeruginosa

Golongan Klebsiella-Enterobacter

Escherichia coli
Neomisin Staphylococcus aureus dan S.albus

Escherichia coli

Golongan proteus
Kloramfenikol Staphylococcus aureus dan S.albus

Golongan Klebsiella-Enterobacter

Escherichia coli
Nistatin

Klotrimazol

Mikonazol Organisme jamur

Tolnafat

Karbol-fuhsin
Timol/alcohol

Asam salisilat/alcohol

Asam borat/alcohol Terutama organisme jamur namun

Asam asetat/alcohol dapat pula efektif pada infeksi bakteri

dengan cara merendahkan pH kulit liang

telinga
M-kresil asetat

Mertiolat akueus Umumya antiseptic


PROGNOSIS

 Umumnya sembuh setelah diobati.


 Dapat kambuh, terutama pada perenang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Helmi, Djaafar ZA, Restuti RD. Kelainan Telinga Luar. Dalam: Soepardi EA,
Iskandar N, Bashirudin J, restuti RD, edisi: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2010. Hal 58-61
2. Bull. Tony R. Color Atlas Of ENT Diagnosis. Thieme Stuttgart. New York. 2003.
Hal 25-30.
3. Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri Rakhmi, et all. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.2001. Hal 83-84
4. Ballenger, JJ. Otitis Eksterna Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan
Leher. Jilid 2. Edisi 16. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Hal 236-238.
5. Dhirngra PC. Diseases Of Ear, Nose and Throat. Elsevier. 2001. Hal 50-55.
6. Roland, N.J. Key Topics in Otolaryngology. Second Edition. Mc Combe
7. McKeason. Otitis Eksterna. Clinical reference system. Available from
http://mdconsult.com.2004
8. Colman Bernat. Disease of the Nose, Throat and era, and Head and Neck A
Handbook far student and practitioners. Fourteenth Edition. ELBS. Edinburgh.
1992. Hal 209-216.
9. Probst R, Grevers G,Iro H. Basic Othorhinolaryngology. Thieme. Germany. 2006.
Hal : 207 – 209. 218 – 219.
10. Ludman, Harold. Pain in the ear on theABC of ENT. Fifth Edition. Blacwel
publishing. Page : 1-5
11. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/19077.html
12. Eaton DA. Complication of Otitis Media. 2011. Di unduh dari :
http://emedicine.medscape.com/article/860323-overviem#showall.

Anda mungkin juga menyukai