Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan masyarakat sehingga memerlukan kerja cerdas dan nyata.
Dengan meningkatnya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi, Pemerintah kemudian mengadakan sebuah Rumah Tunggu Kelahiran atau RTK yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi yang baru lahir sehingga tidak terjadi peningkatan kasus komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi yang baru lahir melainkan mampu meningkatkan jumlah persalinan di fasilitas kesehatan.
Rumah tunggu kelahiran adalah suatu tempat atau ruangan
yang berada dekat fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas, Poskesdes) yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara ibu hamil bersalin serta pendampingnya (suami/kader/dukun atau keluarga) selama 2 hari atau lebih sebelum saat persalinan tiba dan beberapa hari setelah persalinan.
Sasaran program Rumah Tunggu Kelahiran adalah ibu hamil
dengan faktor risiko tinggi serta ibu hamil dari lokasi dengan geografi sulit. Dengan adanya Rumah Tunggu Kelahiran atau RTK diharapkan dapat mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai sehingga dapat mencegah terjadinya 3 TERLAMBAT ( Terlambat mendeteksi, Terlambat merujuk dan Terlambat mendapatkan pertolongan) yang menjadi faktor penting dalam menurunkan Angka Kematian Ibu di Indonesia.
Tenaga kesehatan akan menjemput ibu apabila sudah waktunya
bersalin atau membutuhkan pertolongan dan segera mempersipkan proses persalinan. Apabila ibu hamil memiliki faktor resiko akan diantarkan ke RS yang memiliki fasilitas dan SDM yang lengkap. Biaya makan minum ibu dan pendamping ditanggung pemerintah.
Diharapkan keluarga utamanya ibu pulang dalam keadaan sehat
dan mampu mengasuh bayi dengan penuh kasih sayang dan mampu mendeteksi tanda bahaya pada bayi.