Uas Ginek Lanjut No 5
Uas Ginek Lanjut No 5
5A. Lakukan analisis kemungkinan penyebab terjadinya abortus pada kasus tersebut.
Pada kasus ini, keguguran terjadi pada usia kehamilan 8-10 minggu dan sebelumnya sudah
pernah didapatkan adanya aktivitas jantung janin. Kemungkinan pada pasien ini yang terjadi
adalah keguguran janin berulang.
Penyebab yang mungkin pada kasus ini antara lain:
Kelainan imunologis (APS, Lupus)
Kelainan hormon hormon metabolik (tiroid, DM)
trombofilia
Kelainan anatomi uterus (miom, uterus bikornu, didelfis, dll)
5B. Apa upaya yang bisa dilakukan agar tidak terjadi keguguran pada kehamilan
selanjutnya?
Yang pertama harus dicari tahu terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab terjadinya
keguguran berulang pada pasien ini dengan melakukan investigasi ke arah faktor-faktor yang
mungkin menjadi penyebab, kemudian melakukan penatalaksanaan berdasarkan temuan
tersebut.
Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kejadian keguguran berulang adalah reaksi
dari sistem imun maternal pada janin.
Reaksi sistem imun maternal terhadap janin yang dapat mengakibatkan terjadinya keguguran
berulang dapat diklasifikasikan sebagai : 1). Reaksi otoimun, apabila sistem imun maternal
menyerang jaringan dan organnya sendiri, atau 2) Reaksi aloimun, apabila sistem imun
maternal yang seharusnya melindungi janin (yang merupakan benda asing di dalam tubuh
ibu) selama kehamilan justru bertindak sebaliknya.
Trombofilia
adalah suatu kondisi di mana terdapat suatu kecenderungan aliran darah penderita untuk
mengalami trombosis yang diakibatkan oleh karena adanya kondisi prokoagulasi. Terdapat
beberapa kelainan pembekuan darah yang dapat diklasifikasikan dalam trombofilia, di
antaranya adalah : activated protein C resistance (APCR), protein S deficiency, protein C
deficiency, prothrombin mutation, antithrombin III (AT III) deficiency, dan
hyperhomocysteinemia. Mekanisme patofisiologinya adalah melalui mekanisme kondisi
hiperkoagulasi yang dapat mengakibatkan terjadinya insufisiensi aliran darah menuju
plasenta yang berakhir dengan kematian janin. Evaluasi fungsi hemostasis dapat dilakukan
dengan memeriksa indikator aktivitas koagulasi seperti; prothrombin time (PT), activated
partial thrombin time (aPTT), fibrinogen, D-dimer, dan agregasi trombosit.
Kondisi hiperkoagulasi
didefinisikan apabila terdapat aktivitas yang meningkat dari faktor-faktor pembekuan yang
ditandai dengan pemendekan nilai PT dan aPTT, serta peningkatan kadar fibrinogen dan D-
dimer, serta terdapat peningkatan aktivitas agregasi trombosit (hiperagregasi).
Kelainan hormonal
Pemeriksaan fungsi kelenjar tiroid terutama dapat dipertimbangkan apabila pasien memiliki
keluhan atau tinggal di lokasi yang dikenal memiliki kejadian yang cukup tinggi untuk kelainan
tiroid (endemik). Kondisi hipertiroid didefinisikan apabila terdapat peningkatan kadar FT4 dan
penurunan TSH. Sebaliknya kondisi hipotiroid ditandai dengan penurunan kadar FT4 dan
peningkatan kadar TSH.
studi terbaru menunjukkan bahwa kejadian resistensi insulin lebih banyak ditemukan pada
kasus keguguran berulang. Kondisi diabetes ditentukan berdasarkan pemeriksaan kadar gula
darah puasa dan 2 jam post-prandial. Sementara untuk melakukan penilaian resistensi insulin
dapat digunakan pemeriksaan rasio kadar gula darah puasa dan insulin puasa. Penelitian
sebelumnya menunjukkan rasio kadar gula darah puasa dan insulin puasa < 10.1 dianggap
sebagai resistensi insulin.
Kelainan ukuran dan sirkulasi pada uterus akibat adanya suatu massa dapat memicu
terjadinya keguguran
Ukuran dan sirkulasi uterus dapat berubah dengan kehadiran myoma uteri, polip
endometrium atau sindrom Asherman.
PENGELOLAAN
a. Sindroma Antifosfolipid
- Pemberian aspirin 1x81 mg/hari segera setelah pasien positif hamil dan dihentikan
paling tidak 3 minggu sebelum persalinan.
- Pemberian Heparin setelah adanya detak jantung janin:
- Unfractioned Hepatin (UFH) 2x5000 iu/hari subkutan
sampai 1 hari sebelum persalinan
- Low Molecular Weight Heparin (LMWH) 1x40 mg/hari
subkutan sampai 5 hari sebelum persalinan dan diganti
dengan UFH sampai 1 hari sebelum persalinan
Target heparin adalah aPTT 1,5x kontrol.
Suplemen kalsium 2x600 mg /hari diberikan untuk mencegah osteopenia.
c. Kelainan uterus
berupa gangguan fusi dan resorbsi dari duktus muller serta adanya massa abnormal
mengganggu kontur dari kavum uteri serta memicu terjadinya gangguan sirkulasi (myoma
uteri, polip endometrium) dapat diatasi dengan melakukan tindakan pembedahan untuk
melakukan koreksi serta pengangkatan massa tersebut.