Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

Aspal Plastik Sebagai Salah Satu Penanggulangan Limbah Plastik

Disusun Oleh:

Nama : Nuraini Azizah


NPM : 15315206

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada saat ini, perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring
dengan hal tersebut, peningkatan mobilitas penduduk mengakibatkan banyak kendaraan-
kendaraan berat melintasi jalan raya. Salah satu prasarana transportasi adalah jalan yang
merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat. Dengan melihat peningkatan
mobilitas penduduk yang sangat tinggi maka, diperlukan peningkatan baik kuantitas
maupun kualitas jalan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Tinggi temperatur
permukaan jalan dan curah hujan juga merupakan beberapa penyebab kerusakan pada
perkerasan aspal di Indonesia.
Ada banyak usaha dilakukan untuk mengurangi kerusakan ini, salah satunya
adalah dengan memperkenalkan bahan tambah pada perkerasan lentur untuk merubah
sifat-sifat fisik aspal, khususnya kepekaan terhadap temperatur dan pengelupasan.
Diharapkan jika dicampur dengan agregat akan menjadikan campuran beraspal yang lebih
baik. Beragam perkerasan jalan yang digunakan di Indonesia, diantaranya perkerasan
lentur Lapis Aspal Pasir (Latasir), Split Mastic Asphalt (SMA), Hot Rolled Sheet (HRS),
perkerasan kaku dan perkerasan komposit yang masing-masing perkerasan tersebut
memiliki karekteristik yang berbeda-beda untuk masing-masing jenis perkerasan.
Sampah plastik telah menjadi bagian dari keseharian manusia. Ketika
kebutuhan hidup meningkat dan volume kegiatan manusia bertambah disertai dengan
gaya hidup yang konsumtif, maka lebih banyak pula manusia menghasilkan sampah
plastik. Gaya hidup tersebut merupakan cerminan dari masyarakat perkotaan, sehingga
dapat diketahui bahwa permasalahan sampah plastik merupakan permasalahan
masyarakat perkotaan. Sampah plastik umumnya hanya dipakai lima menit tetapi baru
terurai 500 tahun kemudian.
Limbah sampah plastik ini bisa dimanfaatkan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan cara menambahkan plastik yang berjenis Low Density Poly Ethylene
(LPDE) ke dalam suatu campuran aspal. Mencampur sampah plastik ke dalam konstruksi
jalan raya mempunyai dua tujuan, yaitu meminimalkan sampah plastik dan meningkatkan
kualitas jalan. Untuk itu dicari alternatif pencampuran plastik ke dalam campuran
beraspal yaitu dengan cara menambahkan plastik ke dalam agregat panas pada temperatur
campuran dengan menggunakan cara kering.

1.2 BATASAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan
memberikan batasan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Sejarah perkembangan aspal plastik.
2. Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan aspal plastik.

1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir pada
mata kuliah Teknik Penulisan dan Presentasi. Tujuan lainnya adalah sebagai sumber
informasi dan pengetahuan tentang salah satu solusi untuk menanggulangi permasalahan
sampah plastik di Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI


2.1.1 Pengertian Aspal Plastik
Aspal didefinisikan sebagai suatu cairan yang lekat atau berbentuk padat, yang
terdiri dari hydrocarbons atau turunannya, terlarut dalam trichloro-ethylene dan bersifat
tidak mudah menguap serta lunak secara bertahap jika dipanaskan. Aspal berwarna hitam
atau kecoklatan, memiliki sifat kedap air dan adhesive (British Standard, 1989).
Aspal yang digunakan sebagai material perkerasan jalan berfungsi sebagai:
1. Bahan Pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan antara
sesama aspal.
2. Bahan pengisi, mengisi rongga antar butir agregat dan pori-pori yang ada di dalam
butir agregat itu sendiri.
Bahan plastik adalah salah satu dari berbagai padatan amorf sintetis atau
semisintetik organik yang digunakan dalam pembuatan produk industri. Plastik biasanya
polimer dengan massa molekul tinggi dan mungkin mengandung zat lain untuk
meningkatkan kinerja dan/ atau mengurangi biaya. Monomer dari plastik adalah senyawa
organik alami atau sintetis.
Jalan-jalan yang dibangun menggunakan sampah plastik, yang dikenal sebagai
Aspal Plastik, ditemukan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan yang
dibangun dengan aspal konvensional. Pusat Plastik untuk Lingkungan Hidup (ICPE) telah
mempromosikan penggunaan sampah plastik untuk membangun jalan aspal. Beberapa
jalan percobaan telah berhasil diaspal dengan menggabungkan sampah plastik dengan
aspal. Aspal plastik terutama menggunakan kantong plastik, gelas sekali pakai, dan botol
yang dikumpulkan dari tempat pembuangan sampah sebagai bahan penting dari bahan
konstruksi. Ketika dicampur dengan bitumen panas, plastik meleleh untuk membentuk
lapisan berminyak di atas agregat dan campuran diletakkan di permukaan jalan seperti
jalan tar normal.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Aspal Plastik


Jalan Jambulingam di Chennai, India dibangun pada 2002. Selama 15 tahun
jalan ini belum ada tanda-tanda rusak meski telah diterjang banjir, badai, dan dilewati
becak, mobil, hingga truk. Kekuatan Jalan Jambulingam mampu bertahan lama bukan
karena mahalnya material yang digunakan. Jalan ini menjadi salah satu jalan pertama di
India yang dibangun dengan menggunakan sampah plastik. Hingga ini, lebih dari 33 ribu
kilometer ruas jalan di India terbuat dari aspal plastik.
Awalnya, sebagian besar aspal plastik digunakan untuk jalan-jalan pedesaan.
Namun, sebagian jalan di kota besar seperti Chennai dan Mumbai juga telah
memanfaatkan bahan baku pembuatan jalan yang sama. Pada 2015, pemerintah India
memerintahkan penggunaan aspal plastik pada setiap jalan di India. Kebijakan itu
dianggap membantu mengurangi sampah plastik yang menjadi persoalan lingkungan di
sana.
Teknologi pencampuran plastik dengan ter atau bitumen dalam pembuatan aspal
ditemukan oleh Rajagopalan Vasudevan, seorang profesor bidang kimia di Thiagaraj
College of Engineering. Komposisi aspal pada umumnya terdiri dari 90 persen batu,
pasir, dan batu kapur sedangkan sisanya adalah bitumen atau ter. Bitumen ini diekstrak
dari minyak.
Rajagopalan mencampur limbah plastik yang dipanaskan dengan ter yang juga
masih panas. Dia berhasil membangun jalan dengan cara ini pada 2002. Empat tahun
kemudian, universitas tempat ia mengajar mendapat hak paten atas temuannya.
Tak ada batasan jenis plastik yang digunakan dalam proses pencampuran.
Semua sampah plastik seperti kantong plastik, gelas plastik, botol plastik, hingga
berbagai kemasan makanan ringan bisa dimanfaatkan. Untuk membuatnya, campuran
agregat dipanaskan pada suhu 165 derajat. Limbah plastik yang sebelumnya dicincang
kecil-kecil dicampurkan ke agregat selama 30-60 detik. Kemudian bahan ter atau bitumen
dipanaskan pada suhu 160 derajat celcius untuk bisa menghasilkan campuran yang baik.
Di Inggris, Toby McCartney melakukan eksperimen serupa. Hanya saja,
McCartney mengolah sampah plastik itu terlebih dahulu menjadi butiran-butiran seperti
makanan ikan. Baru kemudian mencampurnya dengan bitumen. McCartney mendirikan
perusahaan bernama MacRebur yang menyediakan jasa pembangunan jalan berbahan
plastik di Inggris. Perusahaan itu telah membangun jalan plastik di sejumlah taman dan
bandar udara.
Di Belanda, inovasi jalan plastik tak hanya menjadikan sampah plastik sebagai
campuran, tetapi bahan baku. Sebuah perusahaan bernama Volkerwessels menciptakan
inovasi jalan yang seluruhnya dari plastik. Ia memperkenalkan inovasi itu pada 2015.
Jalan dibuat dalam bentuk potongan-potongan yang dapat dilepas jika terjadi kerusakan.
Di antara lapisan atas dan bawahnya, ada rongga untuk meletakkan berbagai pipa atau
kabel. Ada pula saluran yang akan mengeluarkan air jika terdapat genangan.

2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ASPAL PLASTIK


Kelebihan dari penggunaan aspal plastik dibandingkan dengan aspal normal
pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kelelehan yang lebih kecil dengan adanya penambahan plastik tetapi masih berada
di atas standar yang ditentukan oleh Bina Marga. Selain itu juga Marshall Quotient
yang lebih besar daripada campuran aspal tanpa penambahan plastik. Hal ini
menunjukan bahwa campuran lebih tahan terhadap deformasi plastis, gelombang
(washboarding), alur (rutting) dan bleeding.
2. Dapat mengurangi limbah plastik yang sukar terurai untuk dimanfaatkan sebagai
filler pada campuran beraspal.
3. Dapat mengurangi kebutuhan aspal.
4. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dan perawatan jalan menjadi
menurun.
Aspal plastik itu sendiri masih memiliki kekurangan. Kekurangan dari aspal
plastik yang telah ditemukan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dengan penambahan plastik pada campuran beraspal, rongga dalam campuran
(VIM) semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan campuran menjadi kurang rapat
sehingga air dan udara mudah memasuki rongga-rongga dalam campuran yang
menyebabkan aspal mudah teroksidasi sehingga menyebabkan lekatan antar butiran
agregat berkurang sehingga terjadi pelepasan butiran (revelling) dan pengelupasan
permukaan (stripping) pada lapis perkerasan.
2. Menurunnya keawetan campuran, hal ini terlihat dari rongga yang terisi aspal yang
semakin menurun, stabilitas Marshall sisa yang semakin menurun serta rongga
dalam campuran yang semakin meningkat yang menyebabkan campuran kurang
rapat sehingga aspal mudah teroksidasi.
3. Plastik harus dihaluskan terlebih dahulu dengan cara mamanaskannya, kemudian
dihaluskan dan diloloskan saringan No.200 yang tentunya harus mengeluarkan
biaya yang lebih.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Jalan-jalan yang dibangun menggunakan sampah plastik, yang dikenal sebagai
Aspal Plastik, ditemukan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan yang
dibangun dengan aspal konvensional.
Aspal didefinisikan sebagai suatu cairan yang lekat atau berbentuk padat, yang
terdiri dari hydrocarbons atau turunannya, terlarut dalam trichloro-ethylene dan bersifat
tidak mudah menguap serta lunak secara bertahap jika dipanaskan. Bahan plastik adalah
salah satu dari berbagai padatan amorf sintetis atau semisintetik organik yang digunakan
dalam pembuatan produk industri.
Beberapa kelebihan dari aspal plastik yaitu dapat mengurangi limbah plastik
yang sukar terurai untuk dimanfaatkan sebagai filler pada campuran beraspal, biaya yang
dikeluarkan untuk pembangunan dan perawatan jalan menjadi menurun.
Perkembangan aspal plastik di dunia sudah sangat pesat, banyak negara yang
telah menerapannya seperti India, Inggris, dan Belanda. Inovasi-inovasi yang mereka
kembangkan berdasarkan hal terkait aspal plastik pun sudah sangat berkembang.

3.2 SARAN
Berdasarkan informasi yang telah dipaparkan, penulis memiliki beberapa saran
terhadap penulisan ini. beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai sifat fisik dan kimia dari plastik
bekas tipe low density polyethylene (LDPE).
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai perilaku plastik bekas terhadap
aspal.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan aspal plastik.
DAFTAR PUSTAKA

Advantages and Disadvantages of Plastic Roads. Available from:


http://earthuntouched.com/plastic-roads-revolutionary-idea/ [8 Juli 2018]
Karakteristik Marshall Dengan Bahan Tambahan Limbah Plastik pada
Campuran Splitmastic Asphalt (SMA). Available from: http://e-
journal.uajy.ac.id/1527/2/1TS12631.pdf [8 Juli 2018]
Berharap Besar dari Aspal Plastik India. Available from:
https://tirto.id/berharap-besar-dari-aspal-plastik-india-csXY [8 Juli 2018]
Pengaruh Penambahan Plastik Bekas Tipe Lowdensity Polyethylene (LDPE)
Terhadap Kinerja Campuran Beraspal. Available from:
https://id.scribd.com/document/364547670/ipi124559 [8 Juli 2018]
Aspal Modifikasi dengan Penambahan Plastik Low Liniear Density Poly
Ethylene (LLDPE) Ditinjau dari Karakteristik Masrhall dan Uji Penetrasi pada Lapisan
Aspal Beton (AC-BC). Available from: http://ft-
sipil.unila.ac.id/ejournals/index.php/jrekayasa/article/download/243/337 [8 Juli 2018]

Anda mungkin juga menyukai