KOTA SAMARINDA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Dibuat oleh :
Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia Puskesmas Sempaja dan tidak boleh diperbanyak,
baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Kepala Puskesmas
Sempaja
Puskesmas Sempaja
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
1. Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama, dengan menggunakan
infus set.
2. Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sempaja No. 65/903/SK-AKR/VII/2015 tentang
Layanan Klinis.
4. Referensi Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Alat dan 1. Seperangkat Infus set steril
Bahan 2. Catat yang diperlukan.
3. Spuit, jarum dan kain kasa steril dalam tempatnya.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Plester.
6. Gunting verband.
7. Pembalut atau verband.
8. Bengkok (nierbekken).
9. Standar Infus lengkap dengan gantungan botol (kolf).
10. Perlak kecil dan alasnya.
11. Spalk dalam keadaan siap pakai, bila perlu
6. Prosedur 1. Perlak dan alasnya dipasang di bawah anggota tubuh yang
akan dipasang Infus.
2. Botol cairan digantungkan pada standar infus.
3. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol, lalu
tusukkan (slang) saluran udara, kemudian (slang) saluran infus.
4. Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar,
sehingga udara tidak ada dalam slang saluran infus, selanjutnya dijepit
(diklem) dan jarum ditutup kembali. Tabung tetesan jangan sampai
penuh.
5. Lengan Pasien bagian atas dibendung dengan karet
pembendung: Daerah permukaan ku1it yang akan ditusuk didesinfeksi,
lalu jarum ditusukkan ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas.
6. Bila berhasil, darah akan keluar (dapat dilihat pads slang),
maka pembendung dilepaskan, penjepit (klem) dilonggarkan untuk
melihat kelancaran cairan atau tetesan.
Puskesmas Sempaja
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Perhatian :
1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat, sesuai dengan
program pengobatan.
2. Bila terjadi haematoma, bengkak dan lain-lain pada tempat
pemasangan jarum, maka infus harus dihentikan dan dipindahkan
pemasangannya ke bagian tubuh lain.
3. Perhatikan.reaksi pasien selama 15 menit pertama. Bila timbul
reaksi allergi (misalnya menggigil, urticaria atau shock), maka infus
harus segera diperlambat tetesannya, jika perlu dihentikan, kemudian
segera dilaporkan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang
bersangkutan.
4. Buatlah catatan pemberian infus secara terinci yang meliputi
a. Tanggal, hari, dan jam dimulainya pemasangan infus:
b. Macam dan jumlah cairan atau obat, serta jumlah tetesan
permenit.
c. Keadaan umum pasien (tensi, nadi dan lain-lain) selama
pemberian infus
d. Reaksi pasien yang timbul akibat pemberian cairan atau obat;
Puskesmas Sempaja
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Puskesmas Sempaja