PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang mengenai parenkim paru (Mansjoer dkk, 2000). Menurut Prof. Dr.H.
tahunnya lebih dari 10 juta anak yang berusia dibawah 5 tahun mengalami
pneumonia 19%, diare 18%, infeksi pada darah atau pneumonia pada BBL
10%, premature 10%, asfiksia 8%, malaria 8%, berdasarkan data diatas
pneumonia.
penemuan pneumonia pada balita tahun 2010 sebesar 23% dengan jumlah
kasus yang ditemukan sebanyak 499.259 kasus. Pada tahun 2011 terjadi
Dari data yang diperoleh kejadian pneumonia ada 134 kasus. Jumlah
satu penyebab timbulnya variasi pneumonia di Jawa Timur. Dalam hal ini
faktor geografis dan lingkungan berpengaruh pada status gizi balita yang
bisa berdampak pada masalah kesehatan pada balita. Yang ditemukan pada
kemauan dan kemampuan dalam memenuhi status gizi pada balita diduga
terkait erat dengan kejadian penyakit pneumonia pada balita. Tujuan yang
pada tahun 2015 dua per tiga dari tahun 1990. Salah satu upaya
semakin tinggi (Said, 2008). Status gizi balita merupakan salah satu
Status gizi balita disini ditentukan dari keadaan tubuh balita yang
balita, maka perlu di tempuh beberapa solusi untuk peningkatan status gizi
Kabupaten Madiun “.
B. Rumusan Masalah
Madiun?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Madiun.
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Madiun
D. Manfaat Penelitian
pada balita.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pneumonia
1) Definisi Pneumonia
2) Etiologi
Sebagian besar penyebab Pneumonia adalah mikroorganisme
2. Jenis kelamin
6. Perubahan Iklim
4) Pembagian Anatomis
a) Pneumonia Lobaris
pada infeksi virus akut tetapi dapat juga akibat dari proses infeksi
5) Patofisiologi
dari area infeksi yang jauh, dan penyebaran langsung dari tempat
lain
direkrut ke paru
Sitokin diproduksi, permeabilitas epitel alveolus meningkat, dan
koagulan
sel paru
dalam alveolus)
2007)
6) Manifestasi Klinis
keluhan gastrointestinal
7) Penatalaksanaan
disesuaikan dengan pola infeksi di daerah, dan akan lebih tepat jika
8) Pencegahan
nutrisi yang baik, penghindaraan pajanan asap rokok, asap dapur, dan
2008).
b) Pneumonia berat
c) Pneumonia
2000).
1. Keluhan batuk
6. Diberi Antibiotik
zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat
gizi dalam seluruh tubuh (Supriasa dkk, 2002). Status gizi adalah
gizi dibedakan antara status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi baik
(Almatsier, 2001).
sebagai berikut :
penyakit
f) Anak dibawah umur < 2 tahun, kurang diberi makanan atau densitas
energi kurang
keadaan gizi menjadi buruk maka reaksi kekebalan tubuh akan menurun
infeksi menjadi turun. Oleh karena itu, setiap bentuk gangguan gizi
(Notoadmodjo, 2011).
Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi
bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.
Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah
(Almatsier, 2001).
sumber tenaga (Supriasa dkk, 2002). Pada anak dengan gizi kurang atau
sistem dalam tubuh termasuk sistem imun, yang juga ikut menurun
Pada kasus gizi kurang atau buruk dimana asupan protein kurang,
glukosa dan silia pada saluran pernafasan tidak berfungsi normal dan
menyebabkan kuman masuk, pada saat itu kekuatan otot perut, sela iga,
2004).
berat badan (BB), panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB), lingkar
lengan atas (LILA), lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), dan lapisan
indeks yang dikaitkan dengan variable lain, seperti: berat badan menurut
umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau
TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan lain-lain. Masing-
standar yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention
cocok digunakan. Kurus kering dan kecil pendek ini pada umumnya
Gizi buruk dapat diketahui dengan kenaikan berat badan yang tidak
Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan
adalah :
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan
klasifikasinya adalah:
KERANGKA KONSEP
BALITA
Indikator :
1. Berat Badan
Tinggi Badan
: Diteliti
: Tidak diteliti
Status gizi dapat diukur dengan berat badan dan panjang badan atau tinggi
badan. Status gizi yang kurang baik dapat menimbulkan penurunan sistem
pneumonia berat, dan pneumonia sangat berat. Berdasarkan dari tanda dan
2. Hipotesis Penelitian
Madiun
Madiun
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun
peneliti pada sebuah proses peneliti (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini
diikuti oleh variasi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan penelitian
1. Populasi
1995). Kriteria sampel dibedakan menjadi dua yaitu inklusi dan eksklusi.
1) Kriteria inklusi
b. Didiagnosa pneumonia
2) Kriteria eksklusi
3) Besar Sampel
𝑁
n=
1 + N (d)2
Keterangan :
n : Besar Sampel
N : Jumlah Populasi
𝑁
n=
1 + N (d)2
134
=
1 + 134 (0,05)
4) Sampling
D. Variabel Penelitian
Variabel independen / variabel bebas pada penelitian ini adalah status gizi
pneumonia.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian
Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kecamatan Wungu
Kabupaten Madiun
Gizi
baik jika
> 90%
standar
Harvard
Gizi
buruk
jika
diantara
70,1% -
90%
standar
Harvard
Gizi
buruk
<70%
standar
Harvard
a. Pengumpulan data
hasil pengukuran Berat Badan dan Panjang Badan atau Tinggi Badan.
stressor lingkungan.
b. Pengolahan data.
1) Coding
2) Scoring
sangat berat jika score > 5; pneumonia berat jika score 3 – 4 dan
3) Processing
4) Cleaning
kebenaran.
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat