Anda di halaman 1dari 2

Assalamu Alaikum Wr.

Wb
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua!
Yang terhormat
Yang saya hormati Tokoh agama, Tokoh Masyarakat,
Serta para Hadirin yang Insya Allah dimuliakan oleh Allah SWT

Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat,
hidayah, dan taufiknya jualah sehingga kita bisa berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat
walafiat.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad
SAW. Nabi yang merupakan suri tauladan bagi umat Islam hingga akhir zaman, Amin
Bapak/Ibu yang saya hormati
Izikanlah saya menyampaikan pidato dengan tema “PILKADA DAMAI”
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pada tahun 2018 ini kita akan kembali
melakukan Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan. PILKADA
langsung dan serentak adalah bagian dari usaha penguatan demokrasi yang diupayakan oleh
seluruh elemen bangsa sehingga semua pihak harus memberikan dukungan konstruktif agar
proses politik berjalan dengan damai, berkualitas, dan berintegritas.
PILKADA berperan sebagai mekanisme evaluasi dan proyeksi kepemimpinan atas
kepemimpinan yang telah berlangsung sebelumnya dan proyeksi atas kepemimpinan yang
diidamkan untuk masa 5 tahun berikutnya.
Bapak/Ibu yang saya hormati
Selain sebagai mekanisme evaluasi, PILKADA juga merupakan pesta demokrasi, dimana
rakyat akan menggunakan hak pilihnya untuk mendukung kandidat tertentu berdasarkan evaluasi
objektif, bebas, dan tanpa tekanan.
Karena PILKADA merupakan pesta, maka rakyat harus riang gembira dalam
menunaikan haknya, tidak boleh ada mobilisasi massa yang menebar ketertiban sosial dan tidak
boleh pula ada praktik money politic/ politik uang yang melemahkan rasio. Kita bisa lihat salah
satu contoh kasus PILKADA pada tahun 2017 di Sulawesi Selatan, Kabupaten Takalar yang
karena adanya dugaan mobilisasi massa dari pihak calon pemimpin, sehingga sejumlah
demonstran atau pendukung dari pihak calon yang merasa dirugikan memprotes kecurangan
tersebut bahkan membawa kasus tersebut ke pengadilan. kemudian kita juga bisa saksikan
fenomena politik uang yang sudah merajalela di sekitar kita. Hal ini semua yang merusak makna
kata damai dalam dunia PILKADA.

Hadirin yang saya hormati


Idealnya, situasi dan kondisi yang berkualitas dan berintegrasi setelah musim kampanye
harusnya bisa dirasakan oleh masyarakt. Namun faktanya, sebagian masyarakat khususnya di
Sulawesi Selatan belum menikmati keriangan dan kemerdekaan sebagai pemilih. Masih ada
sejumlah gerakan yang bisa diidentifikasi sebagai terror dan penyebaran kebencian atas calon-
calon tertentu menggunakan identitas suku, agama, ras, dan antar golongan.
Penyebaran kebencian biasanya akan kita temukan lewat sosial media, entah itu
facebook, wa, dan sebagainya yang bersifat jejaring sosial. Untuk itu, saya menghimbau kepada
para hadirin agar menggunakan sosial medianya dengan bijak dan berhati-hati .
Hadirin yang saya hormati
Atas dasar itu semua, maka ada beberapa tips untuk menjaga kualitas dan integritas PILKADA
damai, diantaranya:
1. Mewujudkan Pilkada berkualitas dan berintegritas adalah tugas semua pihak, yaitu
pemerintah, penyelenggara Pilkada, aparat keamanan, tokoh agama, tokoh masyarakat,
dan para pemilih
2. Menunaikan hak pilih kita dengan riang, gembira, objektif, dan merdeka tanpa tekanan.
Prestasi, kinerja, dan kualitas kepemimpinan calon hendaklah menjadi referensi dalam
menentukan pilihan kita
3. Satukan langkah dan keyakinan bahwa Pilkada adalah pesta demokrasi yang sama sekali
tidak beralasan untuk mencerai beraikan kita sebagai anak bangsa yang terikat dalam satu
kesatuan yakni bangsa Indonesia, bangsa Indonesia yang majemuk, toleran, rukun, dan
damai
Hadirin yang saya hormati
Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila terdapat banyak kekurangan karena
manusia tempatnya salah dan khilaf sedang kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai