Anda di halaman 1dari 7

5 Penyebab LGBT (Lesbian, Gay,

Biseksual,Transgender) dan Solusinya


Anda mungkin pernah mendengar pengucapan kata LGBT, akan tetapi Anda tidak
mengetahui apa arti dari singkatan tersebut. LGBT adalah singkatan atau akronim dari
Lesbian, Gay, Biseksual, serta Transgender. Sebenarnya istilah LGBT ini telah
dipergunakan sejak lama, yaitu sekitar tahun 1990- an untuk menggantikan gabungan
istilah komunitas gay.

ads

Dan keberadaan kaum LGBT itu sendiri telah ada sejak zaman Nabi dulu. Cobalah
membaca kembali kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam atau kisah Nabi Luth
Alaihissalam. Akan tetapi, tidak semua orang setuju akan istilah tersebut. Sebagian
dari mereka beranggapan bahwa transgender dan transeksualitas tidaklah memiliki
kesamaan dengan kaum gay, biseksual, maupun kaum lesbian. Tumpuan dari
pernyataan tersebut adalah pada gagasan yang telah menyatakan bahwa transgender
maupun transseksual memiliki kaitan dengan identitas gender yang terlepas dari
orientasi seksual.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab LGBT tersebut, di antaranya :

1. Faktor keluarga

Didikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya memiliki peranan yang
penting bagi para anak untuk lebih cenderung menjadi seorang anggota LGBT
daripada hidup normal layaknya orang yang lainnya.

 Ketika seorang anak mendapatkan perlakuan yang kasar atau perlakuan yang
tidak baik lainnya, maka pada akhirnya kondisi itu bisa menimbulkan
kerenggangan hubungan keluarga serta timbulnya rasa benci si anak pada
orang tuanya. Sebagai contoh adalah ketika seorang anak perempuan
mendapatkan perlakuan yang kasar atau tindak kekerasan lainnya dari ayah
atau saudara laki-lakinya yang lain, maka akibat dari trauma tersebut nantinya
anak perempuan tersebut bisa saja memiliki sifat atau sikap benci terhadap
semua laki-laki.
 Akibat sikap orang tua yang terlalu mengidam-idamkan untuk memiliki anak
laki-laki atau perempuan, namun kenyataan yang terjadi justru malah
sebaliknya. Kondisi seperti ini bisa membuat anak akan cenderung bersikap
seperti apa yang diidamkan oleh orang tuanya.
 Orang tua yang terlalu mengekang anak juga bisa malah menjerumuskan anak
pada pilihan hidup yang salah.
 Kurangnya didikan perihal agama dan masalah seksual dari orang tua tua
kepada anak-anaknya. Orang tua sering beranggapan bahwa membicarakan
masalah yang menyangkut seksual dengan anak-anak mereka adalah suatu hal
yang tabu, padahal hal itu justru bisa mendidik anak agar bisa mengetahui
perihal seks yang benar.
2. Faktor Lingkungan dan pergaulan

Lingkungan serta kebiasaan seseorang dalam bergaul disinyalir telah menjadi faktor
penyebab yang paling dominan terhadap keputusan seseorang untuk menjadi bagian
dari komunitas LGBT. beberapa point terkait dengan faktor ini adalah :

 Seorang anak yang dalam lingkungan keluarganya kurang mendapatkan kasih


sayang, perhatian, serta pendidikan baik masalah agama, seksual, maupun
pendidikan lainnya sejak dini bisa terjerumus dalam pergaulan yang tidak
semestinya. Di saat anak tersebut mulai asik dalam pergaulannya, maka ia
akan beranggapan bahwa teman yang berada di dekatnya bisa lebih mengerti,
menyayangi, serta memberikan perhatian yang lebih padanya. Dan tanpa ia
sadari, teman tersebut justru membawanya ke dalam kehidupan yang tidak
benar, seperti narkoba, miras, perilaku seks bebas, serta perilaku seks yang
menyimpang (LGBT).
 Masuknya budaya-budaya yang berasal dari luar negeri mau tidak mau telah
dapat mengubah pola pikir sebagian besar masyarakat kita dan pada akhirnya
terjadilah pergeseran norma-norma susila yang dianut oleh sebagian
masyarakat. sebagai contoh adalah perilaku seks yang menyimpang seperti
seks bebas maupun seks dengan sesama jenis atau yang lebih dikenal dengan
istilah LGBT.

3. Faktor genetik

Dari beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu faktor pendorong
terjadinya homoseksual, lesbian, atau perilaku seks yang menyimpang lainnya bisa
berasal dari dalam tubuh si pelaku yang sifatnya bisa menurun dari anggota keluarga
terdahulu. ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait masalah ini, seperti :

 Dalam dunia kesehatan, pada umumnya seorang laki-laki normal memiliki


kromosom XY dalam tubuhnya, sedangkan wanita yang normal kromosomnya
adalah XX. Akan tetapi dalam beberapa kasus ditemukan bahwa seorang pria
bisa saja memiliki jenis kromosom XXY, ini artinya bahwa laki-laki tersebut
memiliki kelebihan satu kromosom. Akibatnya, lelaki tersebut bisa memiliki
berperilaku yang agak mirip dengan perilaku perempuan.
 Keberadaan hormon testosteron dalam tubuh manusia memiliki andil yang
besar terhadap perilaku LGBT. Seseorang yang memiliki kadar hormon
testosteron yang rendah dalam tubuhnya, maka bisa mengakibatkan antara lain
berpengaruh terhadap perubahan perilakunya, seperti perilaku laki-laki
menjadi mirip dengan perilaku perempuan.

4. Faktor akhlak dan moral

Faktor moral dan akhlak yang dimiliki seseorang juga memiliki pengaruh yang besar
terhadap perilaku LGBT yang dianggap menyimpang. Ada beberapa hal yang dapat
berpengaruh pada perubahan akhlak dan moral yang dimiliki manusia yang pada
akhgirnya akan menjerumuskan manusia tersebut kepada perilaku yang menyimpang
seperti LGBT, yaitu :
 Iman yang lemah dan rapuh. Ketika seseorang memiliki tingkat keimanan
yang lemah dan rapuh, besar kemungkinan kondisi tersebut akan membuatnya
lemah dalam hal mengendalikan hawa nafsu. Kita tahu bahwa iman adalah
benteng yang paling efektif dalam diri seseorang untuk menghindari terjadinya
perilaku seksual yang menyimpang. Jadi dengan lemahnya iman, maka
kekuatan seseorang untuk dapat mengendalikan hawa nafsunya akan semakin
kecil, dan itu nantinya bisa menjerumuskan orang itu pada perilaku yang
menyimpang, salah satunya dalam hal seks.
 Semakin banyaknya rangsangan seksual. Banyak contoh yang bisa kita ambil
sebagai pemicu rangsangan seksual seseorang. Misalnya semakin maraknya
VCD porno, majalah porno, atau video-video lain yang bisa kita akses melalui
internet.

5. Faktor Pendidikan dan pengetahuan tentang agama

Faktor internal lainnya yang menjadi penyebab kemunculan perilaku seks


menyimpang seperti kemunculan LGBT adalah pengetahuan serta pemahaman
seseorang tentang agama yang masih sangat minim. Di atas dikatakan bahwa agama
atau keimanan merupakan benteng yang paling efektif dalam mengendalikan hawa
nafsu serta dapat mendidik kita untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak baik. Untuk itulah, sangat perlu ditanamkan pengetahuan serta pemahaman
agama terhadap anak-anak sejak usia dini untuk membentuk akal, akhlak, serta
kepribadian mereka.

Hukum LGBT di Indonesia

Setiap negara memiliki aturan atau undang-undang sendiri-sendiri terutama yang


mengatur masalah keberadaan komunitas LGBT ini. Negara Malaysia telah memiliki
aturan yang mengkiminalisasikan perilaku homoseksual atau perilaku seks yang
menyimpang lainnya. Lalu bagaimana dengan negara kita ini?

Saat ini, hukum atau aturan yang terkait tentang keberadaan komunitas LGBT di
Indonesia memiliki status yang belum jelas, karena meskipun sebagian besar
masyarakat menganggap bahwa komunitas tersebut memiliki kebiasaan yang
menyimpang dari budaya negara kita, akan tetapi dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana tidak ada anggapan bahwa perilaku seksual yang menyimpang seperti
LGBT adalah termasuk tindakan kriminal selama kegiatan tersebut tidak melanggar
peraturan-peraturan atau hukum lainnya yang lebih spesifik seperti :

 Perlindungan anak, artinya perilaku seks menyimpang seperti homoseksual


tidak dianggap sebagai tindakan kriminal selama hal itu tidak melibatkan
anak-anak maupun remaja yang masih di bawah umur.
 Pornografi, yaitu selama dalam melakukan kegiatan tersebut tidak terdapat
unsur perekaman dengan tujuan untuk menyebarluaskannya.
 Kesusilaan, yaitu selama perbuatan tersebut dilakukan di tempat yang tertutup
atau rahasia dan tidak dilakukan di tempat-tempat terbuka atau tempat-tempat
umum. pemerkosaan, serta pelacuran.
 Pelacuran, yaitu selama si pelaku tidak mengkomersialkan kegiatan yang ia
dilakukan tersebut.
 Pemerkosaan, yaitu selama kegiatan tersebut dilakukan dengan tidak adanya
unsur pemaksaan dari kedua belah pihak, artinya perbuatan tersebut dilakukan
atas dasar suka sama suka

Pada tahun 2002, pemerintah Indonesia telah memberikan keleluasaan terhadap


daerah istimewa Aceh untuk menerapkan hukum syariah islam guna mensikapi
perilaku LGBT. hukum tersebut tidak hanya berlaku bagi umat muslim saja, akan
tetapi umat non muslim pun ikut di dalamnya. Berdasarkan hukum tersebut, kegiatan
homoseksual telah dianggap sebagai suatu bentuk kejahatan dan tindakan kriminal.
Tindakan homoseksual dan perilaku seks menyimpang lainnya diartikan sebagai
tindakan prostitusi yang melanggar norma-norma agama, kesusilaan, serta aturan-
aturan sosial yang berlaku di masyarakat. Pada akhirnya tidak hanya propinsi Aceh
saja yang menerapkan hukum syariah tersebut, akan tetapi langkah tegas tersebut juga
telah diikuti oleh sekitar 52 daerah di Indonesia ini.

Bahaya LGBT

Keberadaan komunitas LGBT mau tidak mau menimbulkan dampak yang tidak
sedikit, tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan saja, akan tetapi hal itu juga
berpengaruh terhadap kehidupan sosial si pelaku. Berikut beberapa dampak negative
dari LGBT, di antaranya :

Dari Segi Kesehatan

Timbulnya fenomena LGBT mau tidak mau telah berdampak pada kesehatan diri si
pelaku, di mana perilaku tersebut bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi penyakit
yang berbahaya, seperti :

1. HIV / AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau yang juga dikenal dengan AIDS
merupakan salah satu infeksi penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, di mana
akibat infeksi ini bisa menghantarkan manusia tersebut pada kematian. Virus HIV
bekerja dengan cara menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh
tidak lagi bisa melakukan perlawanan terhadap terjadinya infeksi maupun serangan
penyakit lainnya.

Di Indonesia, kasus penyebaran virus HIV mulai dari sejak pertama kali ditemukan
pada tahun 1987 di Bali hingga bulan Desember 2013 telah tercatat sekitar 368 daerah
telah menjadi tempat penyebaran virus tersebut. Dan salah satu media penyebaran
virus berbahaya ini adalah melalui hubungan seks. Jadi ketika seseorang yang belum
terjangkit virus HIV lalu ia melakukan hubungan seks dengan orang yang telah
mengidap virus HIV tanpa menggunakan alat pelindung seperti kondom, maka
penularan virus HIV tersebut besar kemungkinan akan terjadi.

2. Penyakit kelamin berbahaya

Kemunculan berbagai jenis penyakit kelamin menular yang disebabkan baik itu oleh
bakteri maupun virus merupakan salah satu dampak buruk dari kebiasaan LGBT.
berikut ini beberapa jenis penyakit tersebut :
 Sifilis (raja singa), yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh adanya infeksi
bakteri treponema pallidum. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa
menyebabkan kelumpuhan, demensia, kebutaan, masalah pendengaran,
impotensi, hingga kematian.
 Gonore (kencing nanah), yaitu penyakit seksual menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Dampak dari penyakit ini bisa
dirasakan oleh beberapa daerah dalam tubuh kita seperti rektum, mata, atau
tenggorokan.
 Chlamydia, yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Klamidia trachomatis. Meskipun dalam beberapa kasus pasien tidak
mengalami gejala apapun, akan tetapi penyakit ini juga bisa berpengaruh pada
organ tubuh seperti mata, rektum, serta tenggorokan.
 Kutil kelamin, yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus HPV
(human papillomavirus) yang menyebabkan kemunculan kutil di sekitar alat
kelamin atau area dubur. Mereka yang terinfeksi virus HPV bisa berpotensi
terkena penyakit berbahaya seperti kanker serviks, kanker penis, serta kanker
rektum.
 Herpes Genital, yaitu sejenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi
virus herpes simpleks (HSV) yang menyebabkan timbulnya luka melepuh
berwarna kemerahan yang disertai dengan timbulnya rasa sakit di area genital.

3. Mengganggu reproduksi

Perilaku LGBT juga bisa berakibat pada reproduksi si pelaku. Mereka yang gemar
melakukan kegiatan seks yang menyimpang bisa mengalami gangguan peranakan
(reproduksi). Bagi pelaku homoseksual, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai
sumber utama pengeluaran mani menjadi semakin melemah. Selain itu, kondisi ini
akan dapat menimbulkan gangguan pada produksi sperma yang dihasilkan pada testis,
di mana sperma bisa terbunuh dan pada akhirnya akan menyebabkan kemandulan.

Dari Segi Sosiologi

Kebiasaan perilaku LGBT selain dapat menyebabkan masalah pada kesehatan juga
dapat berakibat pada kehidupan sosial, yaitu dapat mengikis keharmonisan hidup
yang tumbuh di masyarakat serta semakin meningkatkan angka tindak kemaksiatan
yang pada akhirnya sulit untuk dikendalikan.

Dari segi psikologis

Kebiasaan LGBT juga berdampak buruk bagi kondisi psikologis atau kejiwaan
seseorang serta dapat memberikan efek yang begitu kuat pada syaraf si pelaku.
Seorang yang dikategorikan LGBT bisa memiliki kepercayaan bahwa dirinya
bukanlah seorang lelaki atau pun perempuan yang sejati. Kondisi tersebut tentu akan
berdampak pada timbulnya rasa khawatir terhadap identitas diri serta seksualitasnya.
Mereka itu akan lebih cenderung memilih bersama dengan orang yang berkepribadian
sejenis dengannya. Kebiasaan tersebut akan mempengaruhi akal pelaku, dan akhirnya
ia akan menjadi seorang yang pemurung. Mereka yang memiliki kebiasaan seks
menyimpang seperti homoseksual akan selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan
hawa nafsunya.
Dari segi hubungan kekeluargaan

Kebiasaan LGBT juga bisa mengganggu bahkan merusak hubungan keluarga. Ketiak
salah satu dari anggota keluarga memiliki kebiasaan seks yang menyimpang, maka
kondisi tersebut tentu akan dapat menyebabkan berbagai hal, seperti :

 Timbulnya kekecewaan dan rasa malu dari anggota keluarga yang lainnya
yang pada akhirnya timbullah pertikaian di antara sesama anggota keluarga.
 Menimbulnya tekanan mental pada anggota keluarga lainnya. Ketika seorang
anak tinggal di antara keluarga yang di dalamnya terdapat pertikaian, maka hal
itu akan dapat memberikan tekanan mental padanya, sehingga kondisi
kejiwaan anak tersebut akan ikut terpengaruh.
 Dapat meningkatkan angka perceraian.

Dari segi Keamanan

Kebiasaan LGBT juga berdampak buruk bagi sistem keamanan di suatu wilayah,
seperti semakin meningkatnya angka pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak.

Pencegahan LGBT

Islam tidak membenarkan perilaku LGBT. hal ini sebagaimana Firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 82-83 yang artinya “Maka tatkala datang azab
Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan) dan
Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang
diberi tanda oleh Tuhan-Mu dan siksaan itu tidak jauh dari orang-orang yang
dzalim.” Jadi, sebagai umat islam kita harus selalu berusah untuk menghindari dan
mencegah penyebaran perilaku LGBT di masyarakat. berikut ini beberapa langkah
yang bisa dilakukan untuk mencegah LGBT, yaitu :
1. Selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
SWT
2. Menanamkan dalam diri, keluarga, teman, dan warga masyarakat tentang
bahayanya perilaku LGBT, baik bagi kesehatan, psikologis, kehidupan sosial,
dan lain sebagainya.
3. Berpartisipasi dalam upaya penolakan legalisasi yang mendukung perilaku
seksual yang menyimpang yang akan dapat merusak moral generasi penerus
bangsa
4. Bersama-sama dengan pemerintah setempat untuk melakukan tidakan
antisipasi terhadap penyebaran LGBT
5. Berpartisipasi untuk ikut membantu dalam program penyuluhan serta
pengobatan bagi mereka yang sudah terlanjur memiliki kebiasaan seks
menyimpang agar mereka bisa kembali normal.

Cara Menyikapi LGBT

LGBT bukanlah permasalahan sepele, bahkan Nabi Luth Alaihissalampun sempat


merasakan kesulitan ketika menghadapi kaumnya yang memiliki perilaku seks yang
menyimpang tersebut. Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk menghadapi kaum
LGBT? haruskah kita mencemooh mereka dengan cacian dan makian? Tidak.
Menyikapi masalah LGBT dalam bentuk cacian dan makian adalah salah, berikut ini
caranya :

1. Hindari mencemooh mereka dengan caci maki, karena jika itu dilakukan maka
pelaku LGBT akan semakin merasa menjadi korban. Kita bisa belajar dari
Nabi Luth Alaihissalam, di mana meskipun menghadapi kaumnya Beliau
banyak menghadapi penderitaan, akan tetapi Beliau tidak pernah sekalipun
melontarkan kalimat cacian pada kaum sodom.
2. Menyebarluaskan tentang bahaya LGBT
3. Tidak mengucilkan kehidupan pelaku LGBT, baik dalam kehidupan keluarga
maupun lingkungan masyarakat
4. Menjadi pendukung serta penyemangat bagi pelaku LGBT agar mereka mau
meninggalkan kebiasaan tersebut dan kembali pada kehidupan normal
5. Memberikan hukuman untuk memberikan efek jera.

Ada beberapa hadist yang mendasari pendapat agar pelaku LGBT diberikan hukuman
sebagai sanksi atas perbuatannya tersebut, seperti :

Dari Ibnu Abbas, berkata, “Nabi saw melaknat para lelaki mukhannats dan para
wanita mutarajjilah. Kata beliau, ‘Keluarkan mereka dari rumah kalian’, maka Nabi
saw mengusir Si Fulan, sedangkan Umar mengusir Si Fulan.” (HR. Bukhari)

“Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum
Luth maka bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“ (HR. Ahmad).

Anda mungkin juga menyukai