Bisnis kompetitif dengan permintaan konsumen dan informasi yang banyak harus mengandalkan
inisiatif karyawan guna mencari peluang dan merespon kebutuhan konsumen. Namun mengejar
peluang dapat menempatkan bisnis pada resiko besar atau menimbulkan kebiasaan yang
menghancurkan integritas PENGENDALIAN perusahaan.Untuk melindungi perusahaannya para
manajer senior didorong untuk mendefinisikan ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-
tugas mereka dn bagaimana mereka yakin bahwa bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak
membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Meskipun demikian, di kebanyakan organisasi
yang beroperasi yang beroperasi di pasar yang sangat kompetitif, para manajer tidak dapat
menghabiskan seluruh waktu dan upayanya guna memastikan semua orang melaksanakan
permintaannya. Para manajer hsrus mendorong para karyawannya untuk memprakarsai proses
dan cara-cara baru untuk merespon kebutuhan konsumen, tetapi masih dalam batasan yang dapat
dikendalikan.
Fokus utama dalam subsistem kontrol keuangan adalah perilaku organisasi seseorang, bukan
mesinnya. Kontrol keuangan paling baik dipahami dengan menekankan pentingnya asumsi
perilaku. Aplikasi kontrol mekanik, menekankan umpan balik mekanik daripada respon perilaku.
Tujuan perilaku yang mendasari kontrol keuangan dapat didamaikan dengan definisi umum dari
kontrol. Pada umumnya, kontrol akan didefinisikan sebagai: sebuah inisiatif yang dipilih karena
diyakini bahwa peluang mendapatkan hasil yang diinginkan akan meningkat. dalam kontrol
keuangan, yang mendasari hasil yang diinginkan adalah peristiwa perilaku dan aplikasi untuk
masalah keuangan.
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep kepercayaan dan probabilitas. Dalam
memilih kontrol keuangan, manajer akan bergantung pada keyakinan mereka dan pengalaman
masa lalu mereka. Hasil perilaku dikaitkan dengan inisiatif pengendalian yang lebih realistis dan
akurat dipahami dalam hal keyakinan dan pemikiran probabilitas daripada hubungan kausal
yang naif. Arus utama literatur akuntansi baru-baru ini hanya menekankan asumsi yang
mendasari perilaku kontrol keuangan. Ini dapat diartikan baik sebagai evolusi pemikiran dan
merupakan perluasan dari lingkup pengaruh akuntan dan disiplin akuntansi. Ada banyak yang
bisa diperoleh dengan mendamaikan pendekatan perilaku untuk kontrol dalam akuntansi
manajerial dengan konsep non-perilaku pengendalian tradisional yang dihadapi dalam akuntansi
dan literatur audit.
3. Sebutkan dan jelaskan 7 faktor ketika merancang system control yang tepat untuk generasi
informasi akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan
Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu konfigurasi yang saling
melengkapi, yaitu subsistem formal yang mendukung proses administratif. Untuk dapat
diformalkan, suatu subsistem pengendalian seharusnya terstruktur dan berkelanjutan, serta
didesain dengan suatu proses yang untuk mencapai tujuan yang spesifik. Pendekatan informal
merupakan sesuatu yang bersifat ad hoc, memiliki tingkat kepribadian yang tinggi, dan bertujuan
mempertimbangkan variabilitas.
a. Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan.
Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah dasar dari organisasi dan
komunikasi. Masalah-masalah pokok dari perencanaan, dapat menjadi kunci pengendalian yang
efektif. Suatu perencanaan yang terlalu terknis atau terlalu logis dapat menimbulkan suatu
kerusakan pada pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian
yang utuh pada implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana. Pada kondisi seperti ini,
pengendalian membutuhkan sesuatu untuk dapat beroperasi sebagai suatu rangkaian pembatasan
bagi fungsi perencanaan.
b. Operasi
Batasan dari operasi mengacu pada pelaksanaan aktifitas-aktifitas organisasi, termasuk di
dalamnya provisi atas jasa pelayanan dan produksi produk yang sama pentingnya dengan
menjaga fungsi operasi. Pengendalian operasi merupakan suatu proses implementasi atas
rencana-rencana manajemen. Di berbagai organisasi, pengendalian pengoperasian merupakan
tanggung jawab manajer pemilik, yaitu mereka yang ahli dalam mengendalikan pengoperasian
lewat sesuatu yang tidak formal dan berfokus pada manusia. Organisasi yang lebih kompleks dan
lebih besar dituntut untuk lebih memformalkan pengendalian operasi guna menjamin
suatustandar yang efektif dan meningkatkan efiseiensi operasi.
c. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari
komunikasi non-verbal. Suatu rancanangan yang formal dan sistematis dikumpulkan untuk
koleksi dan penyaringan umpan balik. Hal ini membutuhkan variabel-variabel yang dapat
diidentifikasi, ukuran-ukuran yang definitif, dan aktifitas pengumpulan data. Pengukuran dapat
dihasilkan secara internal, pengukuran juga dapat diperoleh dari sumber-sumber eksternal
perusahaan. Proses umpan balik dalam subsistem pengendalian keuangan jarang bisa dipahami.
Dalam aplikasi manajemen, keberadaan faktor manusia dan kompleksitas dari motivasi manusia
mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan tindakan-tindakan berikutnya
masih diwarnai dengan ketidakpastian dan kerumitan.
d. Interaksi Pengendalian
Perencanaan, operasi, dan aktifitas-aktifitas umpan balik telah diidentifikasi sebagai tiga
aspek dari proses administrasif yang sangat didukung oleh rancangan pengendalian terpadu.
Suatu organisasi dapat menciptakan kumpulan yang besar jika menghubungkan sub-subsistem
pengendalian secara baik guna mendukung perencanaan, operasi, dan fungsi umpan balik.
Logikanya, perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan dengan operasi dan ukuran umpan balik
berasal dari rencana-rencana operasi serta tujuan-tujuan yang diterapkan. Bagaimanapun juga,
logika yang sederhana ini tidak sesuai untuk kondisi yang kompleks. Manipulasi atas ukuran-
ukuran umpan balik dapat menjadi lebih diutamakan dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai. Sebagai konsekuensinya, ukuran-ukuran umpan balik lebih menekankan pada
operasi dan bukannya pada hal-hal yang bersifat evaluasi terhadap operasi itu sendiri.