Anda di halaman 1dari 30

1

DRAFT SKRIPSI

NAMA : LUKMAN
NIM. : 50400111011
FAK./JUR. :DAKWAH DAN KOMUNIKASI/MANAJEMEN DAKWAH
JUDUL : Penarapan Fungsi Pengorganisasian Dalam Upaya
Pengembangan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo Kec.
Kelara Kab. Jeneponto

A. Latar belakang Masalah

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk

mengadakan transformasi sosial bagi masayarakat daerah sekitarnya. Pesantren hadir

di tengah-tengah masyarakat tidak lain untuk mengabadikan dirinya sebagai

pengembang dakwah Islam dan pengembangan nilai-nilai keagamaan.

Pesantren sebagai pusat penyebaran agama Islam lahir dan berkembang

semenjak masa-masa permulaan kedatangan agama Islam di negeri kita. Asal-usul

pesantren tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan pengaruh Walisongo abad 15-16 di

Jawa. Lembaga pendidikan ini telah berkembang khususnya di Jawa selama

berabad-abad. Maulana Malik Ibrahim, Spiritual Father Walisongo, dalam

masyarakat santri Jawa biasanya dipandang sebagai guru-gurunya tradisi pesantren

di tanah Jawa.1 Keterangan-keterangan sejarah yang berkembang dari mulut ke

1
Saifuddin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia,
(Bandung : Al-Maarif Bandung, 1979), h.263.
2

mulut (oral history) memberikan indikasi yang kuat bahwa pondok pesantren tertua,

baik di Jawa maupun luar Jawa, tidak dapat dilepaskan dari inspirasi yang diperoleh

melalui ajaran yang dibawa para Walisongo.2

Pada masa penjajahan, pondok pesantren mengalami masa keterpurukannya.

Dimana ruang geraknya untuk berkembang dan menjalankan segala aktivitasnya

dengan maksimal terbelenggu. Tetapi kita perlu mengapresiasi akan keberanian

pihak-pihak pondok pesantren, khususnya para santri. Dengan berbagai pergolakan-

pergolakan yang dibentuk, dengan tujuan untuk mengembalikan hak-hak rakyat dan

untuk menghapus penjajahan, kita tidak boleh begitu saja melupakannya. Kita bisa

lihat bahwa bagaimana pondok pesantren saat ini dengan sesuka hati melakukan

berbagai aktivitas pesantren.3

Di era reformasi hingga sekarang, kita juga harus mengapresiasi kinerja

pemerintah, bahwasannya pemerintah telah mendukung sepenuhnya bagi pendidikan

pesantren di Indonesia. Dimana ruang gerak pondok pesantren tidak dibatasi, dan

bahkan telah berkembang menjadi pondok pesantren yang modern, dengan

memberikan porsi yang seimbang antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.

Eksistensi yang sedemikan lama mungkin pula karena sikap percaya diri yang

tinggi dan penuh pertahanan diri dari Pondok Pesantren. Dalam rangkaian ini pula

terlahir jiwa Pondok Pesantren yang merupakan karakteristik yang belum pernah di

2
Abdurrahman Masud, Intelektual Pesantren, (Yogyakarta : LKis, 2004), hal.63.
3
Detty Aprlia Sejarah Berdirinya Pesantren
http://makalahtugaskuliahku.blogspot.com/2014/10/sejarah-berdiri-dan-perkembangan-pondok.html
3

bangun oleh sistem pendidikan manapun.4 Keberadaan Pondok Pesantren sebagai

salah satu lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Keterlibatan Pesantren dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa harus selalu di dukung oleh pihak-pihak lain.

Bahkan pihak pemerintah sudah seharusnya membantu segala kebutuhan

Pesantren untuk mewujudkan keberhasilan yang di cita-citakan bangsa ini, baik itu

secara finangsial maupun fasilitas Pesantren sabagai pendukung belajar mengajarnya

dengan demikian Pesantren harus mampu menunjukkan kualitas baik yang dimiliki di

bidang keterampilan maupun bekal keagamaan. Sehingga masyarakat sekitar percaya

bahwa keberadaan Pesantren dapat membantu dalam meningkatkan sumber daya

manusia yang di butuhkan selama ini, yaitu sumber daya manusia yang berkualitas.

Pesantren jika di sandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul

di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini, dan dianggap sebagai

produk budaya Indonesia yang Indigenous.5 Pesantren dari saat kesaat harus

mengalami perubahan intensitas dan bentuk yang tidak sama antara satu dengan yang

lainnya, perubahan itu dalam realitasnya berdampak jauh bagi keberadaan, peran, dan

pencapain tujuan Pesantren serta pandangan masyarakat luas terhadap lembaga

pendidikan ini. Ironisnya, tidak semua orang dan tokoh Pesantren menyadari

sepenuhnya seluk beluk perubahan tersebut.

4
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pengembangan Pondok Pesantren,
(Jakarta: 2003) ,h.3.
5
Masyhud Sulthan,Manajemen Pondok Pesantren,(Jakarta:Diva Pustaka, 2004),h.1.
4

Sebagian dari menyadari dan merencanakan perubahan tersebut, tetapi belum

mengantisipasi secara kritis dampaknya, baik bagi Pesantren sendiri maupun

masyarakat sebagi pemangku kepentingan utama bagi Pesantren. Sedangkan sebagian

yang lain ada yang terperangkap kedalam perubahan tanpa di dasari perencanaan

apaun selain hanya karena kuatnya tekanan dari luar.

Salah satu fenomena yang sangat signifikan tentang turunnya minat

masyarakat memasuki Pondok Pesantren sejak Pemerintah Republik Indonesia

mengembankan seluas-luasnya apa yang di sebut dengan sekolah umum karena

jabatan-jabantan administrasi modern yang terbuka bagi lulusan sekolah umum

mendorong turunnya minat tersebut. Banyak Pondok Pesantren yang kecil yang

hilang dari peredaran. Pondok Pesantren yang bertahan adalah Pondok Pesantren

yang mempunyai akar yang kuat dangan masyarakat setempat, atau ia mulai

membuka pendidikan formal.6

Pondok Pesantren Babussalam Saroppo adalah Pondok pesantren yang

didirikan pada tahun 1995 termasuk salah satu Pondok Pesantren yang cukup populer

di Kab. Jeneponto, Pondok Pesantren Babussalam Saroppo yang masih menggunakan

metode tradisional atau bisa di katakan Pondok Pesantren ini telah mengubah dirinya

kearah moderenitas karena memang tuntutan zaman yang sudah berbeda, perubahan

6
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pengembangan Pondok Pesantren,
(Jakarta: 2003),h.23.
5

struktur organisasi juga dilakukan demi kelancaran proses organisasi dan pencapain

tujuan yang maksimal.

Dari segi pembangunan juga semakin meningkat penambahan fasilitas sarana

juga dilakukan untuk kenyamanan para penghuni Pondok Pesantren Babussalam

Saroppo. Pondok Pesantren telah mencetak 1000 alumni. Berkembangnya Pesantren

Babusslam Saroppo tak bisa lepas dari manajemen yang di terapkan oleh kepala

yayasan ia sukses membawa nama Pesantren ketingkat nasional.

Dapat dikatakan bahwa meskipun organisasi bukan merupakan barang yang

baru dalam pengelolahan suatu lembaga namun penerapan asas-asas organisasi dalam

kerjasamanya untuk mencapai tujuan masih kurang optimal. Organisasi pada

dasarnya merupakan wadah sekelompok manusia yang si persatukan dalam satu kerja

sama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kelemahan ini dapat di artikan

sebagai target yang ingin di berdayakan dalam upaya pembinaan Pondok Pesantren

dengan meminimalisir kelemahan ini maka usaha mengoptimalkan peran Pondok

Pesantren akan semakin mudah.

Manajemen Pondok Pesantren ini memang mungkin terjadi oleh karena

pemahaman bahwa Pondok Pesantren adalah lembaga tradisional, sehingga

pengelolahan manajemennya tidaklah menjadi hal yang serius diperhatikan dan

menjadikan pola pembinaan Pondok Pesantren tergantung hanya kehendak dan

kecenderungan pimpinan saja.Hal yang perlu di perhatikan dalam pengorganisasian


6

adalah pembagian tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab hendaknya

disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-

masing orang yang di perlukan dalam menjalankan tugas-tugas.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT dijelaskan dalam QS Al.Shaff(61):4

sebagai berikut:

Terjemahannya
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang
dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka
seperti suatu bangun yang tersusun rapi7
Dalam ayat ini di sebutkan apa yang di sukai-Nya dengan menyatakan:

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya, yakni untuk

menegakkan agama-Nya,dalam bentuk satu barisan yang kukuh yang kait berkait dan

menyatu jiwanya lagi di siplin seakan-akan mereka, karena kukuh dan saling

berkaitannya satu dengan yang lain, bagaikan bangunan yang tersususn rapi. Kata

shaffan/barisan adalah sekelompok dari sekian banyak anggotanya yang sejenis dan

kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur. Kata marsbush yang

berati berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang dimaksud dengan ayat di atas

7
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya,
(Bandung:Mirzani.2012) ,h.552
7

adalah kekompakan anggota barisan, kedisiplinan mereka tinggi, serta kekuatan

mental mereka menghadapi ancaman dan tantangan.8

Kaderisasi pimpinan Pondok Pesantren kaderisasi merupakan syarat yang

harus ada pada setiap organisasi, termasuk organisasi kependidikan seperti Pondok

Pesantren. Sehingga tongkat estafet amanat pengembangan Pondok Pesantren ke arah

yang lebih baik dan tetap terjaga. Ini perlu di perhatikan karena banyak

PondokPesantren yang kegiatannya menjadi mati di karenakan wafatnya pimpinan

PondokPesantren,9

Proses organisasi yang baik akan membuat suatu organisasi dapat memcapai

tujuannya. Dalam hal ini akan tercermin pada struktur organisasi yang menunjukkan

kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-

fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang yang akan menunjukkan

kedudukan. Tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu

oragnisasi. 10

B. Rumusan Dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan 2 pokok permasalahan yakni :

8
Quraish Shihab, Tafsir Al-mishbah .(Cet. I: Jakarta: Lentera hati, 2009),h.10-12.
9
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pengembangan Pondok Pesantren,
(Jakarta: 2003),h.37.
10
T. hani Handoko, Manajemen (Cet II Yogyakarta: BPFE, 1983), h. 169.
8

1. Bagaimanakah bentuk Penerapan Fungsi Pengorganisasian dalam

upaya Pengembangan Pondok Pesantren BabussalamSaroppo ?

2. Strategi apakah yang diterapkan pimpinan dalam Upaya

pengembangan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Penelitian ini akan berfokus pada bentuk Penerapan fungsi

pengorganisasian dalam upaya pengembangan Pondok Pesantren Babussalam

Saroppo di Kec. Kelara Kab. Jeneponto, untuk menyamakan pemahaman terhadap

fokus penelitian ini, maka fokus penelitian tersebut di deskripsikan sebagai berikut:

1. Fungsi Pengorganisasian

Fungsi secara bahasa adalah dalam kamus besar bahasa Indonesia, fungsi

berarti peran, kegunaan, jabatan.11 Pengorganisasian adalah proses pengelompokan

kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada

seorag manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi

kelompok-kelompoknya.12

Pengorganisasian juga bisa di artikan sebagai rangkaian aktivitas menyusung

kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang

11
DekDidBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,(Jakarta: Balai Bustaka,1999), h.45.
12
George.R.terry dan L.W.rue, Dasar-Dasar Manajemen. (Jakarta: bumi aksara,
1982),h.82.
9

harus dikerjakan serta menetapkan dan menyusung kerjasama antar para anggota

organisasi.13

Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen tentang proses

yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam sebuah

struktur organisasi yang tepat dan tangguh, dan bisa memastikan bahwa semua pihak

dalam organisasi bisa bekerja secar efektif dan efesien guna pencapaian organisasi.14

Fungsi pengorganisasian adalah bagaimana menetapkan cara memilah dan memecah

pekerjaan yang ada menjadi unit-unit yang dapat dikelolah dengan baik.15

Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagan atau struktur yang berwujud

dan bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain sering di sebut

sebagai struktur atau tata raga organisasi. Jadi organisasiadalah suatu

manifestasi/perwujudan organisasi yang menunjukkan hubungan antara fungsi

otoritas dan tanggung jawab yang saling berinteraksi dari orang yang di beri tugas

dan tanggung jawab atas setiap aktivitas.16

Adapun fungsi pengorganisasian disini adalah proses pembagian tugas-tugas,

pengelompokan tugas-tugas, pengelompokan pekerjaan bentuk hirarki yang

digunakan serta kordinasi yang dilakukan para pengurus Pondok Pesantren sesuai

13
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, (Yogyakarta: gajahmadah University press, 2000 ),
h.40.
14
Erni Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta: prenda
media group, 2005),h.8.
15
Asyar asraf,Pokok-Pokok manajemen (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2000),h.19.20.
16
Siswanto,H.BPengantar Manajemen,(Jakarta:bumi aksara, 2010),h. 74.
10

bidang dan keahliaanya yang memilki kapabilitas dan tanggung jawab atas tugas-

tugas yang di berikannya dengan visi dan misi untuk merealisasikan tujuan yang

telah di tentukan bersama.

2. Penerapan

Penerapan (implementasi) menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah

cara,proses dan pelaksanaan. Sedangkan menurut para ahli berpendapat penerapan

adalah suatu perbuatan mempraktetkan suatu teori, metode dan hal lain untuk

mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang di inginkan oleh suatu

kelompok yang telah terencana dan tersusun sebelumya.

Adapun penerapan yang di maksud dalam judul ini adalah penerapan dari

sebuah teori organisasi di Pondok Pesantren untuk meneliti bagaimana proses

penerapan organisasi yang dilakukan sekelompok orang yang bekerja sama dalam

sebuah struktur dan koordinasisi dan segenap para pengurus Pondok Pesantren

Babussalam Saroppo Jeneponto dalam mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

3. Pondok Pesantren

Untuk memahami makna dan pengertian Pondok Pesantren, terlebih dahulu

perlu dipahami makna katanya, istilah Pondok berasal dari bahasa arab funduq

berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana.17 Pondok Pesantren

adalah dua buah kata yang mempunyai satu kesatuan makna. Kata Pondok

17
Angkasa yasmadi, Modernisasi Pesantren (Jakarta: quatum teaching, 2005),h.62.
11

barangkali, berasal dari pengertian dari asrama-asrama para santri, atau tempat

tinggal yang di buat denga bambu,atau barangkali berasal dari kata bahasa Arab

funduq yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan kata Pesantren berasal dari kata

santri yang dengan awalan pe- dan akhiran an yang berarti tenpat tinggal para santri.

Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal

bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan

sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut

berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk

belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh

tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan

yang berlaku.18 Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai

dan penyiaran agama Islam.

Dalam sejarah pertumbuhannya, pondok pesantren telah mengalami beberapa

fase perkembangan, termasuk dibukanya pondok khusus perempuan. Dengan

perkembangan tersebut, terdapat pondok perempuan dan pondok laki-laki. Sehingga

pesantren yang tergolong besar dapat menerima santri laki-laki dan santri perempuan,

dengan memilahkan pondok-pondok berdasarkan jenis kelamin dengan peraturan

yang ketat.

18
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (LP3S,
Jakarta, 1983),h.18.
12

Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah

garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertikal (dengan

penjejalan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horisontal (kesadaran

sosial).

D. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, penulis menemukan beberapa skripsi yang secara

tidak langsung berkaitan dengan judul yang akan penulis bahas ini, penelitian

tersebut yang penulis ketahui adalah:

1. Saefuddin Zuhri yang berjudul Aplikasi Fungsi Manajemen Pengorganisasian

Pondok Pesantren Tarbiyatul Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa

Timur. Skripsi tersebut membahas tentang proses Pengorganisasian yang

dilakukan Pondok Pesantren Tarbiyatul Tholabah Kranji Pacirancukup solid

dan gigih terlihat dari sistematis penyusunan departementasi dalam

mengelompokkan kegiatan dalam fungsi pengorganisasian sesuai bidangnya

masing-masing. Adanya penetapan garis besar pedoman kerja Pondok

Pesantren, ini salah satu upaya peningkatan kelancaran dan ketertiban pengurus

dalam menjalankan fungsi-fungsi organisasi untuk tercapainya tujuan Pondok

Pesantren.19

19
Saefuddin Zuhri yang berjudul Aplikasi Fungsi Manajemen Pengorganisasian Pondok
Pesantren Tarbiyatul Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur, Skripsi Fakultas Dakwah
jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2007.
13

2. Siti Firokhatun yangberjudul Aplikasi Fungsi Pengorganisasian Pondok

Pesantren Al Falahiyah Mlangi Sleman Yogyakarta. Skripsi tersebut

membahas tentang penerapan fungsi manajemen Pengorganisasian yang

dilakasanakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan organisasi. Namun di

dalam skripsinya ada beberapa masalah yang terjadi dalam pembagian kerja

belum terlaksana dengan baik dalam arti masih ada satu jabatan yang dipegang

oleh dua orang dan belum menempatkan orang-orang yang tepat dan sesuai

dengan kemanpuan dan keahliannya.20

3. Irawati Jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang

berjudul Implementasi Fungsi Manajemen Sumber DaI terhadap Pengelolaan

Kegiatan Dakwah di Pondok Pesantren Al- Hidayat Kedung Lumpung

Salaman Magelang. Skripsi ini menjelasakan tentang manajemen yang

mengacu pada 4 faktor yakni : planning (perencanaang), organizing

(pengorganisasian), actuating (penggerakan) dan controlling (pengawasang)

dan kemudian dilanjutkan dengan faktor-faktor pendukung dan penghambat

fungsi manajemen terhadap pengelolaan dakwah di pondok Pesantren Al-

hidayat.21

20
Siti Firokhatun, Aplikasi Fungsi Pengorganisasian Pondok Pesantren Al Falahiyah
Mlangi Sleman Yogyakarta, skripsiFakultas Dakwah jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.2007.
21
Irawati, Implementasi Fungsi Manajemen Sumber DaI terhadap Pengelolaan Kegiatan
Dakwah di Pondok Pesantren Al- Hidayat Kedung Lumpung Salaman Magelang, skripsi Fakultas
Dakwah jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2005.
14

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Lokasi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang di gunakan untuk meneliti

kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah ekspreimen) dimana peneliti

adalah sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan data di lakukan secara

trianggulasi (gabungan), analisi data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi.22 Menurut Bogdan dan Taylor

dalam bukunya Lexy.J. mendefinisikan metedo penelitian kualitatif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.23 Dasar

penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian

yang melihat objek penelitian sebagai kesatuan yang terintegrasi,yang

penelahannya kepada satu kasus dan dilakukaan secara intensif, mendalam,

mendetail, dan komprehensif.

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Sosial yang menggunakan

format deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, berbagi situasi atau berbagai fenomena realitas Sosial

yang ada di masyarakat yang menjadi obyek penelitian, dan berupaya menarik

22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2009),h.1.
23
Lexy.J.Moleong,Metode Penelitian Kualitatif.(Bandung: Rosda Karya 2007),h.23.
15

realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau

gambaran tengtan kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.24

Berdasarkan pernyataan di atas, penyusung simpulkan bahwa jenis

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di Pondok Pesantren Darussalam Saroppo

Kec. Kelara Kab. Jeneponto Sulawesi selatan dengan fokus objek yang di teliti

adalah penerapan fungsi pengorganisasian dalam upaya pengembangan Pondok

Pesantren Darussalam Saroppo Kec.Kelara Kab. Jeneponto.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini diarahkan kepada pengungkapan pola pikir

yang digunakan peneliti dalam menganalisis sasarannya atau dalam ungkapan lain

pendekatan ialah disiplin ilmu yang dijadikan acuan dalam menganalisis obyek

yang diteliti sesuai dengan logika ilmu itu. Berdasarkan permasalahan di atas

bagaimana penerapan fungsi pengorganisasian dalam upaya pengembangan

pondok pesantren. Adapun pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis pendekatan komunikasi, sosiologi dan pendekatan psikologi dalam

menjelaskan perspektif untuk membahas objek penelitian.

24
Burhan bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publick, dan
Ilmu Sosial , (Jakarta : kencana, 2007),h.68.
16

a. Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi merupakan pendekatan yang menekankan

bagaimana pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna dari

kontenkomunikasi yang ada sehingga hasil-hasil penelitian yang di peroleh

berhubungan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi.

b. Pendekatan Sosilogis

Pendekatan sosiologis bermaksud untuk mengetahui bagaimana interaksi

orang yang ada di dalam pesantren baik itu santri, guru-guru, serta orang di dalam

maupun di luar Pondok Pesantren.

c. Pendekatan Psikologi

Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang di peroleh secara

sistematis dengan metode-metode ilmiah yang meliputi spekulasi mengenai jiwa

itu. Psikologis berbicara tentang tingkah laku manusia yang dihubungkan dengan

tingkah laku yang lainnya dan selanjtunya di rumuskan dalam hokum-hukum

kejiwaan manusia.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu data

primer dan data sekundar :


17

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber utama. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber utamanya adalah Pondok Pesantren

Babussalam Saroppo. Dalam penelitian ini yang termasuk dari data primer adalah

hasil wawancara dengan pimpinan atau ketua yayasan, gura dan para staff

karyawan Pondok Pesantren sebagai responden mengenai penerapan fungsi

dalam upaya mengembangkan Pondok Pesantren tersebut.

1. Ketua yayasan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo

Dari ketua yayasan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo di peroleh data

secara akurat mengenai gambarang umum Pondok Pesantren yang meliputi : letak

Geografis, sejarah berdirinya, profil, visi dan misi, keadaan guru dan para santri,

struktur organisasi, sarana dan prasarana dan seluruh kegiatan yang mendukung

segala aktifitas penerapan pengorganisasian guna mengembangkan pondok

pesantren.

2. Guru dan para staff

Guru dan para staff adalah pihak yang berinteraksi langsung dalam

pengembangan pondok pesantren dan komponen ini di peroleh data mengenai

kegiatan dan penerapan pengorganisasian di dalamnya.

3. Santri
18

Santri Pondok Pesantren sebagai sumber data yang nyata dan real dari

program yang telah di aplikasikan oleh pihak Pesantren. Dari mereka dapat di

peroleh data yang valid dan keberhasilan program Pesantren yang telah di

canangkan atau sebaliknya program-program yang gagal di terapkan.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap atau tambahan yang melengkapi

data yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah kajian

terhadap artikel atau buku-buku yang di tulis oleh para ahli yang ada hubungannya

dengan penelitian ini serta kajian pustaka dari hasil penelitian terdahulu yang ada

relevansinya dengan pembahasan penelitian ini, baik yang telah di terbitkan

maupun yang tidak di terbitkan dalam bentuk buku atau majalah ilmiah.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

yang di pandang ilmiah dalam penelitian terhadap hasil yang di peroleh secara

keseluruhan. Metode pengumpulan data merupakan sesuatu yang sangat penting

dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Adapun pengumpulan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:


19

a. Observasi

Observasi di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan denagn sistematis

fenomena-fenomena yang di selidiki.25 Dalam penelitian ini penulis menggunakan

teknik observasi non partisipasi yaitu penulis tidak terlibat langsung dalam proses

mengorganisasikan dan merencanakan di Pondok Pesantren Babussalam Saroppo.

Metode penelitian ini di gunakan untuk mengumpulkan data untuk

mengumpulkan data tentang gambaran umum mengenai Pondok Pesantren

Babussalam Saroppo, selain itu juga untuk mengetahui penerapan

pengorganisasian dan perencanaan dalam upaya mengembangkan Pondok

Pesantren.

b. Wawancara

Wawancara dapat di pandang sebagai metode pengumpulan data dengan

jalan tanya jawab sepihak yang di kerjakan dengan dikerjakan dengansistematik

dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Pada umunya dua orang atau lebih

hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu, dan masing-masing pihak dapat

menggunakan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancer.26

Dalam melakukan wawancara, pertanyaan dan jawaban dilakukan secara

verbal, dilakukan dalam keadaan berhadapan. Adapun narasumbernya adalah

25
Lexy J. Moleong, metedologi Penelitian Kualitaf, (bandung: Remaja Rosda Karya,
1987), h.137.
26
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2009),h.193.
20

Pimpina Pondok Pesantren, Kepala sekolah dan staff yang terkait di dalamnya.

Dengan teknik wawancara penyusung mengajukan beberapa pertanyaan kepada

sumber informasi guna mendapatkan informasi mengenai penerapan fungsi

pengorganisasian dan dalam upaya mengembangkan Pondok Pesantren.

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen.27Didalam penelitian ini penulis mengumpulkan data-data dengan

mencatat atau dengan menggandakan dokumen-dokumen seperti pedoman Pondok

Pesantren Babusaalam Saroppo struktur organisasi, tugas-tugas personal.

Dokumen-dokumen ini sebagai pelengkap data, karena data yang diperoleh

dengan metode ini bersifat autentik yaitu lebih terjamin kebenarannya.

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang tertulis dan di gunakan

untuk melengkapi dan mengecek data-data yang di peroleh dari wawancara dan

observasi.

5. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, instrument penelitian merupakan alat bantu

dalam mengumpulkan data.28Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan suatu

aktivitas yang bersifat operasional agar tindakannya sesuai dengan pengertian


27
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, metodologi penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1996), h.73.
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktik (Edisi revisi VI;
Jakarta: Rineka cipta,2006)h.68.
21

penelitian yang sebenarnya. Data merupakan perwujudan dari beberapa informasi

yang sengaja dikaji dan dikumpulkan guna mendeskripsikan suatu peristiwa atau

kegiatan lainnya. Data yang di peroleh melalui penelitian akan di olah menjadi

suatu informasi yang merajuk pada hasil penelitian nantinya. Oleh karena itu,

maka dalam pengumpulan data di butuhkan beberapa instrumen sebagaialat untuk

mendapatkan data yang cukup valid dan akurat.

Tolak ukur keberhasilan penelitian juga tergantung pada instrument yang di

gunakan. Oleh karena itu untuk penelitian lapangan (field research) yang meliputi

obsevasi dan wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah di sediakan, di

butuhkan kamera,alat perekam (recorder) dan alat tulis menulis berupa buku

catatan dan pulpen.

6. Metode Analis Data

Analisa data merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil wawancara, observasi, dokumentasi. Dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang di teliti dan menyajikannya sebagai

temuan bagi orang lain.29 Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar.30 Tujuan analisis

data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah di baca.

Metode yang di gunakan adalah metode survei dengan pendekatan kualitatif, yang

29
Noen Muhajidir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: RAKE SARASIN
1998), h.183.
30
Lexy.J.Moleong,Metode Penelitian Kualitatif.(Bandung: Rosda Karya 2007),h.103.
22

artinya setiap data yang terhimpun dapat di jelaskan dengan berbagai persepsi yang

tidak menyimpang dan sesuai dengan judul penelitian. Teknik pendekatan

de3skriptif kualitatif merupakan suatu proses menggambarkan keadaan sasaran

yang sebenarnya, penelitian secara apa adanya , sejauh apa yang penliti dapatkan

dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi.31

Analisi deskriptif di gunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan)

populasi yang sedang di teliti. Analisis deskriptif di maksdukan untuk memberikan

data yang di amati agar bermakna dan komunikatif32

Langkah-langkah analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Reduksi Mata (Data Reduction)

Reduksi Data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu mengorganisasikan

data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

Peneliti mengelola data dengan bertolak dari teori untuk mendapatkan kejelasan

pada masalah, baik data yang terdapat di lapangan maupun yang terdapat pada

kepustakaan. Data dikumpulkan, dipilih secara seketif dan disesuaikan dengan

permasalahan di rumuskan dalam penelitian. Kemudian dilakukan pengelolahan

dengan meneliti ulang.

31
Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisis Data kualitatif (Jakarta: UI Press, 1992)h.15
32
Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode penelitian Dakwah (Bandung:
Pustaka Setia, 2003),h.107.
23

2. Display data (Data Display)

Display data adalah penyajian dan pengorganisasian data ke dalam satu

bentuk tertentu sehingga terlihat sosoknya secara utuh. Dalam penyajian data

dilakukan secara induktif yakni menguraikan setiap permasalahan dalam

permasalahan penelitian dengan memaparkan secara umum kemudian menjelaskan

secara spesifik.

3. Analisis Perbandingan (Comparatif)

Dalam teknik ini peneliti mengkaji data yang telah di peroleh dari lapangan

secara sitematis dan mendalam kemudian membandingkan data tersebut satu sama

lain.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah terakhir dalam menganalisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi, setiap kesimpulan awal masih kesimpulan sementara yang

akan berubah bila diperoleh data baru dalam pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan-kesimpulan yang di peroleh selama dilapangan diverifikasi selama

penelitian berlangsung dengan cara memikirkan kembali dan meninjau ulang catatan

lapangan sehungga berbentuk penegasang kesimpulan.


24

7. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Dalam rangka untuk mengarahkan pelaksanaan penelitian dan

mengungkapkan masalah yang dikemukakan pada pembahasan pendahuluan, maka

perlu dikemukakan tujuan dan kegunaan penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:

a. Bentuk penerapan fungsi pengorganisasian dalam upaya

pengembangan pondok Pesantren Darussalam Saroppo Kec. Kelara

Kab. Jeneponto.

b. Streategi yang di terapkan pimpinan dalam upaya pengembangan

Pondok Pesantren Darussalam saroppo Kec. Kelara. Kab. Jeneponto.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang di peroleh dalam pelaksanaan penelitian ini dapat

diklasifikasikan menjadi dua, antara lain:

a. Kegunaan Teoritis.

Bagi penulis merupakan suatu pelajaran yang berharga, karena penelitian

ini akan mengungkapkan penerapan fungsi pengorganisasian di Pondok Pesantren

dalam memberikan sumbangan keilmuan secara teoritis maupun konseptual dalam

rangka pengembangan ilmu manajemen dalam hal ini terkait fungsi dan

pengorganisasian.
25

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini berguna untuk melihat bagaimana penerapan fungsi

pengorganisasian dalam sebuah Pesantren, sekaligus merupakan sumbangan

pemikiran dan evaluasi bagi Pondok Pesantren Babussalam Saroppo dalam

memajukan Pondok Pesantren agar menjadi lebih baik di tengah perkembangnya

lembaga lain.
26

KOMPOSISI BAB

JUDUL
PERNYATAAAN KEASLIAN SKRIPSI
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
D. Kajian Pustaka
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan Tentang Pengorganisasian


B. Tinjauan Tentang Penerapan
C. Tinjauan Tentang Pondok Pesantren

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian


B. Pendekatan Penelitian
C. Jenis Penelitian
D. Sumber data
E. Tehnik Pengumpulan Data
27

F. Instrumen Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Babussalam Saroppo


B. Bentuk Penerapan Fungsi Pengorganisasian dalam Upaya
Pengembangan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo.
C. Strategi yang diterapkan dalam Upaya Pengembangan
Pondok Pesantren Babussalam Saroppo.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Implikasi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
28

DAFTA PUSTAKA

Saifuddin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia.


Bandung : Al-Maarif Bandung, 1979.
Abdurrahman Masud, Intelektual Pesantren. Yogyakarta : LKis, 2004.
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pengembangan Pondok
Pesantren. Jakarta: 2003.
Masyhud Sulthan,Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta:Diva Pustaka, 2004.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya,
Bandung:Mirzani.2012.
Quraish Shihab, Tafsir Al-mishbah. Cet. I: Jakarta: Lentera hati, 2009
T. hani Handoko, Manajemen. Cet. II: Yogyakarta: BPFE, 1983
DekDidBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bustaka,1999.
George.R.terry dan L.W.rue, Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: bumi aksara, 1982.
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: gajahmadah University press, 2000.
Erni Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen Jakarta:
prenda media group, 2005.
Asyar asraf,Pokok-Pokok manajemen. Yogyakarta: pustaka pelajar, 2000.
Siswanto,H.BPengantar Manajemen. Jakarta:bumi aksara, 2010.
Angkasa yasmadi, Modernisasi Pesantren. Jakarta: quatum teaching, 2005.
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai.
LP3S, Jakarta, 1983.
Saefuddin Zuhri Aplikasi Fungsi Manajemen Pengorganisasian Pondok Pesantren
Tarbiyatul Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur, Skripsi Fakultas
Dakwah jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2007.
Siti Firokhatun, Aplikasi Fungsi Pengorganisasian Pondok Pesantren Al Falahiyah
Mlangi Sleman Yogyakarta, skripsiFakultas Dakwah jurusan Manajemen
Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2007.
Irawati, Implementasi Fungsi Manajemen Sumber DaI terhadap Pengelolaan
Kegiatan Dakwah di Pondok Pesantren Al- Hidayat Kedung Lumpung
29

Salaman Magelang, skripsi Fakultas Dakwah jurusan Manajemen Dakwah


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2005.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pendekatan Penelitian Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,
1991.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2009.
Lexy.J.Moleong,Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya 2007.
Burhan bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publick, dan
Ilmu Sosial. Jakarta : kencana, 2007.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, metodologi penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara, 1996.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi VI;
Jakarta: Rineka cipta,2006.
Noen Muhajidir, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: RAKE SARASIN
1998.
Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisis Data kualitatif. Jakarta: UI Press, 1992.
Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode penelitian Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia, 2003.
30

Anda mungkin juga menyukai