Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam Tradisional tertua

di Indonesia yang sudah tumbuh dan berkembang beberapa abad yang lalu,

keberadaan pesantren di Indonesia dimulai dengan awal masuknya Islam ke

Indonesia dan mulai dikenal masyarakat pada zaman Walisongo Pesantren

memiliki arti paling tidak terdapat tiga unsur di dalamnya, pertama, ada orang

yang mengajar (kiai,) kedua, ada murid yang diajarkan (santri) dan ketiga, ada

tempat untuk belajar (masjid). Secara etimologi, kata pesantren berasal dari kata

pe-santri-an yang berarti “santri” yang diberi awalan p dan akhiran an menjadi

pesantrian (pesantren) berarti tempat tinggal para santri, sedangkan santri adalah

orang yang menuntut Ilmu Agama Islam.1

Pada dasarnya, Pondok Pesantren sudah menyebar ke seluruh Indonesia dan

mengalami pertumbuhan yang sudah signifikan. Hal ini dibuktikan bahwa,

berdasarkan data kementerian Agama menunjukan, ditahun 2012 tercatat

sebanyak 27.230 Pondok Pesantren yang berada di Indonesia dibandingkan

dengan tahuan 1997 tercatat hanya 4.196.2 Pondok Pesantren yang cukup besar

jumlahnya dan terbesar diwilayah pedesanan, menjadikan lembaga ini posisi yang

strategis dalam mengembangkan peran pengembangan pendidikan sosial maupun

sosial ekonomi, bagi masyarakat sekitar.

1
Tim Penyusun IAIN Shyarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia, ( Jakarta
jambatan, 1992), hlm. 771
2
Www.Kemenag.go.id, Diakses Pada Tanggal 22 Juli 2020 Pukul 23.00

1
Pondok Pesantren memiliki tiga fungsi utama yang tidak diemban yaitu :

pertama, sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir Agama (senter of

excellence), kedua, sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human

resource,) dan ketiga sebagai lembaga yang mempunyai kekuatan melakukan

pada masyarakat (agen of devlopment). Pondok pesantren juga dipahami sebagai

bagian yang terlibat dalam proses perubahan sosial (sosial chaeng) ditengah

perubahan yang terjadi.3

Dahulu, Pondok Pesantren identiknya hanya dengan mempelajari Ilmu

Agama (Ilmu Ahirat) saja, tetapi sekarang dengan berkembang zaman Pondok

Pesantren sudah memasuki babak baru dimana Pendidikan hanya fokus pada ilmu

Agama tetapi Ilmu umum lainya pun suda mulai diterapkan, seperti aspek

Pendidikan, aspek Sosial, dan aspek ekonomi karena itu memungkinkan besarnya

peluang Pondok Pesantren untuk berperan sebagai agen pembangunan dalam

memecahkan persoalan ekonomi masyarakat.

Dalam bidang Pendidikan Pesantren merupakan satu lembaga Pendidikan

yang tertua di Indonesia yang memasukan Tri pusat Pendidikan ( Keluarga,

Sekolah, Masyarakat), setelah melahirkan alumni-alumni menjadi Ulama da’i,

Tokoh masyarakat candikiawan muslim pimpinan Organisasi, pimpinan partai

politik, pejabat-pejabat pemerinta, wirasuasta dan sebagaimana yang berbakti

untuk perjuangan Agama dan Negara.

Dilihat dari bidang Sosial kemasyarakatan pesantren sebagai lembaga

Pendidikan kemasyarakatan, Kyai dan Santri bukan hanya berpartisipasi dengan

3
H. Halim, Rr. Suhartini Dkk, Managemen Pesantrern, ( Yokyakarta, Pustaka Pesantren,
2005), hlm. 233

2
Masyarakat, tetapi sudah berintegrasi dengan kehidupan dan kebutuhan

masyarakat. Sedangkan dalam bidang ekonomi, orentasi Pendidikan Pesantren

adalah mementingkan masa depan santrinya, untuk itu Pesantren mendidik para

santrinya agar memiliki jiwa kewirausahaan guna menjadikan para santri untuk

lebih mandiri salah satunya santri dibelakali dengan Ketrampilan, peternakan,

koperasi dan agribisnis pun juga masuk kedalam Pondok Pesantren sehingga

nantinya kelak setelah terjun kemasyarakat tidak menjadi problema di lingkungan

masyarakat.4

Sehingga Pondok Pesantren merupakan lembaga Islam yang tidak bisa

terlepas dari pemberdayaan santri khususnya di bidang ekonomi, yang sejatinya

merupakan integrasi dari masalah umat Islam tersendiri, yang harus dipecahkan.

Salah satu permasalahanya yaitu lemahnya ekonominya, maka dari itu perlu usaha

yang dilakukan secara manusiawi yaitu dengan bekerja sebagaimana yang telah

dijelaskan dalam Al-qur’an surat Al-jumu’ah ayat 10 (10) Yang berbunyi :

         
     
Terjemahannya:

Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka


bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung. (Q.S Al-Jumu’ah, Ayat 10).5

Dalam ayat lain dijelaskan pula secara tegas bahwa alam semesta ini dibuat

untuk manusia, agar dapat memenuhi kebutuhan manusia, untuk kepentingan

4
Suismanto, Menulusuri Jejak Pesantren ( Yokyakarta: Alief Pers 2004), hlm. 49
5
M. Quraisihab, Al-quraan dan Maknanya, (Tangerang: Lenterah Hati, 2010), hlm. 554

3
memajukan dan memakmurkan kehidupan bersama. Sebagaimana dalam firman

Allah dalam surat As-syuurah ayat 4 yang berbunyi :

           

Terjemeahan:

Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di


bumi. dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar. (Q.S. As-
syuurah, Ayat 4).6

Sejalan dengan firman Allah yang telah dijelaskan di atas bahwasanya

bekerja merupakan usaha dalam memperoleh rizki Allah, tetapi dalam dunia kerja

pasti ada problem-problem, diantaranya menyangkut kualitas kerja yang sesuai,

masalah terjadinya lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jumlah yang

membutuhkanya. Hal ini yang dihawatirkan terjadi pada santri ketika keluar dari

pesantren mereka dihadapi dengan persoalan-persoalan pada era globalisasi yang

meniti beratkan kelangsuangan hidup kedepan, seperti menjadi pengangguran,

kecilnya peluang lapangan kerjaan, karena Ilmu yang mereka dapatkan dari

pesantren hanya sebatas Ilmu Agama, tidak memiliki skil yang dapat

dikembangkan sesuai potensinya. Maka dari itu, perlunya upaya pondok pesantern

dalam memberdayakan para santri khususnya di bidang ekonomi dengan cara

mengembangkan potensi para santri karena santri merupakan agen of change

dalam pembangunan.

Kelahiran Pondok Pesantren Islam “Al-ansor” pertama kalinya di Ambon

terinspirasi pasca konflik Maluku yang bernuansa Agama yang terjadi pada tahun

6
Ibid.,hlm 483

4
1999 sampai dengan tahun 2004 yang menyisahkan trauma panjang bagi sebagian

besar Masyarakat Maluku Terutama Anak-Anak korban konflik antara : anak

yatim (orang tua meninggal dalam konflik), anak yang orang tuanya cacat dalam

konflik, anak yang orang tuanya kehilangaan pekerjaan karena konflik, serta anak

yatim, anak-anak muallaf, anak putus sekolah dan anak dari orang tua kurang atau

tidak mampu.7

Di samping sebagai Lembaga Pendidikan dan pembinaan keislaman juga

berfungsi sebagai panti asuhan dengan tujuan utama ialah mengasuh, membina

dan menyekolahkan anak penyandang masalah sosial (yatim dan dhuafa) yang

saya maksudkan diatas dengaan menanamkan pemahaman agama yang benar

sehingga dapat membawa dirinya di tengah-tengah Masyarakat. Maka dari itu

tidak sedikit Pondok Pesantren yang berupaya untuk memberdayakan para

santrinya khususnya di bidang pemberdayaan ekonomi. Pondok Pesantren Al-

ansor juga Tidak hanya mengajarkan tentang ilmu Agama saja selain itu juga

pasantren Al-Ansort Ambon menciptakan dengan melatih ketrampilan-

ketrampilan yang berbasis kewirausahaan dengan kemampuan ( skill ) yang di

miliki dan juga mengembangkan potensi yang ada pada diri masing-masing santri.

Sehingga menjadikan santri mandiri dan tidak lagi bergantung pada keluarganya,

cukup dengan menjalankan agribisnis seperti pertanian,peternakan,koperasi yang

ada di Pesantren, sehingga ketika keluar dari pondok mereka mampu mebuka

usaha-usaha yang di ajarkan oleh pondok pesantren dan berguna bagi masyarakat

dan menjadi solusi dalam masalah sosial ekonomi.

7
Dokumen spesifikasi (penjenis perincian) Pondok Pesantren Islam Al-Ansor Ambon,
diambil dari Sektariat Pondok Pesantren Al-Ansor Ambon.

5
Berdasarkan Penjelasan di atas, Peneliti tertarik untuk meneliti Permasalahan

tersebut dalam Judul Sebagai berikut :

“Upaya Pondok Pesantren Dalam Memberdayakan Santri tidak mampu di

Kota Ambon Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ansor”

B. Rumusan dan Batasan Masalah

a. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka terdapat

sub permasalahan yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana Upaya Pemberdayaan Santri yang tidak mampu di Pondok

Pesantren Al-Ansort Ambon

2. Apakah Pondok Pesantren Al-Ansort Ambon Telah memberdayakan

Santri tidak mampu?

b. Batasan Masalah

Adapun batasan masala Upaya Pondok Pesantren Al-Ansort Dalam

Memberdayakan Santri Tidak Mampu di Kota Ambon. sehingga penelitian

tersebut dapat terarah dengan baik sesuai dengan ekspektasi.

C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Dari Penelitian Ini adalah:

a. Untuk mengetahuai bagaimana upaya Pondok Pesantren dalam

memberdayakan santri yang tidak mampu

b. Untuk mengetahui bagaimana kendala-kendala yang di hadapi oleh

pondok pesantren ambon dalam memberdayakan santri tidak mampu

c. Manfaat Penelitian

6
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsi

pemikiran bagi disiplin keilmuan terutama Ekonomi syari’ah, dan secara umum

dapat mencakup kalangan akademis dan masyarakat umum. Ada dua aspek

manfaat dalam penelitian ini di antaranya meliputi :

a. Aspek Teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberika khazanah

keilmuan dalam bidang ekonomi syari’ah, khususnya dalam hal tentang

Pondok Pesantren, serta penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan

munculnya refrensi awal yang bisa melahirkan teori-teori baru tentang

uapaya Pesantren memberdayakan santri yang tidak mampu.

b. Aspek Praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pemahaman kepada akademis dan khususnya bagi masyarakat umum

agar mengetahui dengan benar upayah Pondok Pesantren dalam

memperdayakan santri tidak mampu.

d. Pengertian Judul

Untuk menghindari adanya interpretasi yang salah terhadap judul yang di

kaji, maka penulis memberi pengertian terhadap beberapa istilah dalam judul

penelitian ini sebagai berikutl:

1. Ppengertian Upaya dalam Kamus Bahasa Indonesia Etismologi kata

upaya memiliki arti yaitu yang didekati atau pendekatan untuk mencapai

suatu tujuan.8 Sedangkan di buku lain menjelaskan bahawa pengertian

upaya yaitu suatu usaha, akal atau ihtiar untuk mencapai suatu maksud,

8
Muhammad Ngajenan, Kamus Etismologi Bahasa Indonesia, (Semarang: Dahara Prize,
1990), hlm. 177

7
memecahkan persoalan, dan mencari jalan keluar.9 Dalam hal ini upaya

yang dimaksud oleh peneliti yaitu usaha Pondok Pesantren dalam

memperdayakan santri tidak mampu.

2. Pengertian pondok pesantren Pondok Pesantren

secara etimologi adalah10 Pondok diturunkan dari bahasa Arab

"fundug" yang artinya ruang tidur, wisma. Pesantren dari kata asal

"santri", awalan "pe" dan akhiran "an" yang menunjukkan tempat,

sehingga berarti "tempat para santri". Dari istilah dan pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa Pondok Pesantren modem (Khalafi), adalah

Iembaga Pendidikan Islam yang memakai sistem berasrama dengan kyai

sebagai pengasuh, santri sebagai murid yang memasukkan mata pelajaran

umum dan Agama Islam secara seimbang, menggunakan sistem

pengajaran modem, serta memiliki metode pengelolaan dan

pengorganisasian kegiatan.

3. Penertian Pemberdayaan

Poses, cara, pemuatan, membuat, berdaya, yaitu kemampuan untuk

melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak yang berupa akal atau

ihktiar atau upaya.

Menurut mubarak pemberdayaan dapat di artikan sebagai upaya untuk

memulihkan atau meningkatkan kemampuan suatu komunutas untuk

mampu berbuat mereka. Pada pemberdayaan pendekatan proses ini lebih

9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), hlm. 995
10
Dhofier, Zamaksyari, Dr. H.M.A, Tradisi Pesantren :Studi Tentang Pandangan Hidup
Kyai, LP3ES, Jakarta, 1982, hlm. 105

8
mengmungkinkan pembangunan yang memanusiakan manusia. Dalam

pandangaan ini pembangunan lebih mengarah pada bentuk partisipasi,

bukan dalam bentuk mobilisasi. Partisipasi santri dalam merumuskan

program.

4. Pengertian Santri

Kata santri sendiri, menurut C. C Berg berasal dari bahasa India,

shastri, yaitu orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang

sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Sementara itu, A. H. John

menyebutkan bahwa istilah santri berasal dari Bahasa Tamil yang berarti

guru mengaji.11 Santri adalah sekelompok orang yang tidak bisa

dipisahkan dari kehidupan„ulama‟. Santri adalah siswa atau mahasiswa

yang dididik dan menjadi pengikut dan pelanjut perjuangan„ulama‟yang

setia.

e. Garis-Garis Besar Isi Skripsi

Penelitian yang akan dituangkan dalam penulisan skripsi ini terdiri

dari lima bab. Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metode

Penelitian, Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian, Bab V Penutup. dengan garis-

garis penyusunannya sebagai berikut:

Bab I: Pada bab ini penyusun menguraikan pendahuluan, meliputi latar

belakang, rumusan dan batasan masalah, pengertian judul, manfaat

penelitian, tujuan penelitian dan garis-garis besar isi skripsi.

11
Babun Suharto, Dari Pesantren Untuk Umat: Reiventing Eksistensi Pesantren di Era
Globalisasi (Surabaya: Imtiyaz, 2011 ), hlm. 98

9
Bab II: Dalam bab kedua ini penyusun membahas tentang kajian pustaka,

dalam kajian pustaka ini penulis menguraikan tentang tinjauan

umum tentang pengertian pesatren dan pengertian pemberdayaan.

Bab III: Pada bab ketiga penyusun akan membahas mengenai metode

penelitian diantaranya meliputi, Tipe Penelitian, Metode

Pendekatan, Lokasi Penelitian, Desain Penelitian, Sumber Data,

Prosedur Pengumpulan data, Metode Analisis data.

Bab IV: Pada bab keempat merupakan penyajian data dan pembahasan hasil

penelitian disertai analisisnya. Hal ini sekaligus menjawab

permasalahan yang melatar belakangi penelitian yaitu analisis

tentang uapaya Pondok Pesantren dalam pemberdayaan santri yang

tidak mampu studi kasusu di Pondok Pesantren Al-Ansor Ambon.

Bab V: Kesimpulan dan Saran merupakan bab terahir dari penyusunan

penelitian ini. di bagian kesimpulan ditegaskan kembali poin-poin

penting dari penelitian ini sebagai jawaban dari rumusan masalah

yang ada pada bab I. setelah kesimpulan dipaparkan kemudian

dilanjutkan dengan memberikan kesempatan pada semuah pihak

yang telah membaca serta ikut berpartisipasi dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini untuk memberikan saran-saran yang

konstruktif kepada semuah pihak serta rekomendasi penelitian yang

lebih baik akan dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pondok Pensantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Kata Pesantren Berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran

an yang yang berarti tempat tinggal santri. Manfret Ziemek juga

11
menyebutkan bahwa asal etemologi dari pesantren adalah pesanrtian yang

berarti “tempat santri”, santri atau murid mendapat pelajaran dari pemimpin

pesantren baik kyai maupun ustadz. Pelajaran mencakup bidang tentang

pengetahuan umum.12

Dalam pandangan Nurcholis Madjid berkaitan dengan santri dan

pesantren ada dua pendapat.13 Pertama, sebuah kata dari bahasa sansekerta

yang artinya melek huruf. Pendapat ini berdasarkan atas kaum santri adalah

kelas literasi bagi orang Jawa yang berusaha mendalami ilmu Agama melalui

Kitab-Kitab yang berbahasa Arap.14 Pendapat kedua, bahwa perkataan santri

sesungguhnya berasal dari Bahasa Jawa, yaitu santrik berarti seorang yang

selalu mengikuti seorang guru pergi menetap.

Dari pengertian pesantren di atas bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa

secara kultural pesantren lahir dari budaya Indoneia. Secara historis pesantren

tidak hanya mengandung makna keislaman, tetapi juga makna keaslian Indonesia.

Sebenarnya sudah ada pada masa Hindu Budha, dan Islam tinggal meneruskan,

melestarikan dan mengislamkanya. Sedangkan istilah “pondok” berasal dari

Bahasa Arab funduk yang berarti hotel, tau tempat bermalam.15 Bisa ditarik satu

kesimpulan bahwa bahwa pondok pesantren itu, tempat bermukimnya pelajar

menuntut ilmu agama dan mendalami ilmu-ilmu agama.

12
Haidar Putra Daulai, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 65
13
Nurkholis Majid, Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, cet.1, (Jakarta:
Paramadina, 1997), hlm. 19-20
14
Zamarkasih Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Pandangan Hidup Kiai, (Jakarta: LP3ES.
1984), hlm. 181
15
Karel A. Steenbrink, Pesantren, Madrasah, Sekolah Pendidikan Islam Dalam Kurun
Moderen , terj. Karel A. Steenbrink dan Abraham, cet ke-2, (Jakarta: Hidayahkarta Agung, 1979),
hlm. 324

12
2. Tipologi dan Karakteristik Pesantren

a. Tipologi Pesantren

Tipologi pesantren umumnya berasal dari pandangan adanya lembaga

pendidikan tradisional dan modern. Menurut Sutjoko tipologi pesantren

terdiri atas empat pola yaitu:

1) Hanya berdiri Msjid dan rumah kiai

2) Terdiri atas masjid, rumah dan pondok

3) Terdiri atas masjid, rumah, pondok, dan madrasah

4) Terdiri atas masjid, rumah, pondok, madrasah universitas dan

gedung pertemuan, tempat olahraga dan lain-lain

Nampaknya Pondok Pesantren yang mampu mempersiapkanya santrinya

memasuki persaingan adalah pesantren pola III dan pola IV.16 Tipologi lain yang

dikemukakan oleh Bunyamin dengan membagi tiga kategori yaitu:

Tipe a. Terdiri

a. Para santrinya bertempat tinggal dan belajar bersama kiai

b. Kurikulumnya terserah kiainya

c. Cara memberikan pelajaran individual

d. Tidak menyelenggarakan madrasah

Tipe b. Terdiri

a. Mempunyai madrasah untuk tempat belajar

b. Pengajaran dari kiai hanya aplikasinya

16
Sudjoko, Propil Pesantren, Laporan Hasil Penelitian Pesantren Al-Falah dan Dan
Pesantren Lainya di Bogor, Jakarta: LP3ES, 1974, hlm. 47

13
c. Santri bertempat tinggal di pondok dan mengikuti pembelajaran dengan

kaia, disamping belajar umum dan madrasah

Tipe c. Terdiri

a. Pondok pesantren hanya berfungsi sebagai asrama

b. Para santri belajar di madrasah dan di sekolah umum

c. Fungsi kiai sebagai pengawas dan pembina mental17

Secara umum tipologi pesantren dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

pesantren salaf dan pesantren khalaf. Kategori Pesantren salaf adalah

dikategorikan sebagai pesantren yang hanya mengajarkan pengetahuan

keagamaan dan madrasah, sedangkan pesantren khalaf adalah yang dikategorikan

sebagai pesantren yang mengajarkan pengetahuan keagamaan, madrasah dam

ketrampilan praktis. Pesantren beserta perangkatnya yang ada adalah sebagai

lembaga pendidikan dan dakwah serta lembaga kemasyarakatan yang telah

memberikan warna di daerah-daerh pedesaan. Pesantren tumbuh dan berkembang

bersama masyarakat sejak berabad-abad.18

b. Karakteristik pesantren

1) Karakteristik Pesantren Salaf (Tradisional)

Pesantren salaf (tradisional) adalah pesantren yang hanya memberikan

materi agama pada santrinya. Tujuan pokok dari pesantren ini untuk

mencetak kader-kader da’i untuk menyebarkan Islam di masyarakat.

Pada pesantren ini hanya dididik dengan ilmu-ilmu agama saja.19


17
Bunyamin, Kajian tentang Makna Modernisasi Pesanten Terpadu , Tesis S2 Pps IKIP
Bandung, 1993. hlm. 38
18
Hasan, Karakter dan Fungsi Pesantren Dalam Dinamika Pesantren , Jakarta: P3M, 1988.
hlm. 49
19
Endin Mujahidin, Pesantren Kilat, (Alternatif Pendidikan Islam di Sekolah), Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2005), hlm. 19

14
Pesantren salaf menurut Raharjo adalah Pondok Pesantren yang tetap

mempertahankan bahan ajarnya dari kitab-kitab klasik sebagai inti

pendidikanya tanpa mengenal pendiddikan umum beberapa aspek

kehidupan di pesantren salaf. Pemberian pengajaran tradisional berupa

pendidikan formal di sekolah atau madrasah dengan jenjang

pendidikan bertingkat-tingat, maupun pemberian pengajaran dengan

sistem halaqoh (lingkaran). Pemiliharaan nilai tertentu, yang untuk

mempermudahkan dan memperoleh ilmu pengetahuan agama yang

hakiki.

3. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan sebuah sejarah yang terbentang sudah

lama. Dia muncul jauh sebelum lahirnya Negara Indonesia. Tetapi tidak diketahui

secara pasti sejak kapan munculnya pondok pesantren. Pondok pesantren paling

lama di Indonesia adalah Tegalsari di Jawa Timur, yang didirikan pada abad ke-

18. Namun, jika kita menilik hasil studi beberapa sarjana, seperti Dhofier (1870),

Martin (1740), dan ilmuwan lain, terdapat indikasi munculnya pondok pesantren

sekitar abad ke-19.

Pondok pesantren didirikan sebagai pembebas dari belenggu keterbelakangan

pendidikan dan sosial ekonomi. Di sisi lain, pondok pesantren didirikan sebagai

bagian dari adaptasi komunitasnya atas tantangan akan modernitas.20

Pada masa perjuangan menuju kemerdekaan, Pondok Pesantren tampil

sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Pondok

20
Departemen Agama. (2006). Data Statistik Pesantren Di Indonesia.
www.pendis.depag.go.id/index.php, 15 Pebruari 2009.

15
pesantren yang muncul pada periode ini merupakan respon atas hegemoni

kolonial yang tidak memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan

hak-hak dasarnya, antara lain, pendidikan.21 Anti kolonialisme ini membangkitkan

pertumbuhan pendidikan agama di bawah kepemimpinan dan bimbingan pondok

pesantren. Setelah bangsa Indonesia merdeka, fokus perhatian Pondok Pesantren

sudah beralih pada isu bagaimana menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau

oleh rakyat banyak karena pemerintah masih sibuk dengan urusan manajemen

Negara dan mempertahankan bangsa dari serangan musuh. Pada periode

selanjutnya (1960-1970) Pondok Pesantren menempatkan diri sebagai wilayah

netral yang bersih dari efek pergesekan politik. Beberapa Pondok Pesantren

tumbuh sebagai identitas ke-Islaman yang berbeda dengan suara pemerintah. Pada

dekade 1980-an, mulai muncul Pondok Pesantren yang berorientasi pada peranan

sosial, yaitu pemberdayaan masyarakat. Dalam perkembangannya, dinamika

Pondok Pesantren mengalami pasang surut surut seiring dengan perubahan lokal,

nasional maupun global (Said Abdullah, 2007:10-12)22.

Hingga saat ini, Pondok Pesantren sudah terpola menjadi tiga yaitu pesantren

tardisional (salaf), modern (khalaf) dan kombinasi keduanya. Namun, apapun

bentuk dan namanya, peran dan kedudukan Pondok Pesantren menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dalam sejarah pertumbuhan masyarakat di Indonesia.

Tujuan penyelenggaraannya adalah membentuk masyarakat Rabbani yang sesuai

dengan tuntutan Islam serta bersifat rahmatan lil’alamin, membentuk manusia

Indonesia yang berkualitas dalam segala bidang kehidupan, dan terlaksananya


21
Dodi Nandika. (2005). Pesantren Sebagai Basis Pembangunan Wilayah.
www.republika.co.id/kolom_detail.asp, 29 Oktober 2009.
22
Said abdullah,2007:10-12

16
tujuan pembangunan masyarakat demi terwujudnya keadilan dan kemakmuran

yang merata.

4. Sistem Pendidikan dan Pengajaran di Pondok Pesantren

Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri,

Pondok Pesantren memiliki tradisi keilmuan yang berbeda dengan tradisi

keilmuan lembaga-lembaga lain. Walaupun hal ini mungkin tidak begitu disadari

selama ini, namun bagaimana pun juga terdapat perbedaan yang seringkali

mendasar antara manifestasi keilmuan Pondok Pesantren dan manifestasi

keilmuan di lembaga pendidikan lainnya.23

Pondok Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan

keagamaan Islam. Mereka merupakan lembaga pengembang nilai moral spiritual,

informasi, komunikasi timbal balik secara kultural dengan masyarakatnya. Dalam

rumusan Asyumardi Azra, Pondok Pesantren telah memainkan tiga peranan:

transmission of Islamic knowledge (penyampaian ilmu pengetahuan keislaman),

maintenance of Islamic tradition (pemeliharaan tradisi Islam) dan reproduction of

ulama (pembinaan calon-calon ulama). Karena watak utamanya sebagai lembaga

Pendidikan Keagamaan, dengan sendirinya ia memiliki tradisi keilmuan sendiri.

Pendidikan di Pondok Pesantren memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem

sorogan, yang sering disebut sistem individual, dan sistem bandongan atau

wetonan yang sering disebut kolektif. Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap

santri mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari kiai atau

pembantu kiai. Sistem ini biasanya diberikan dalam pengajian kepada murid-

23
Imron Fauzi. (2009). Sistem Wetonan Dalam Pendidikan Formal. www.
Imronfauzi.wordpress.com, 5 November 2009.

17
murid yang telah menguasai pembacaan Al-Qur’an dan kenyataan merupakan

bagian yang paling sulit sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan

dan disiplin pribadi dari murid. Murid seharusnya sudah paham tingkat sorogan

ini sebelum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren (Dhofier, 1985:

28).24

Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren ialah sistem

bandongan atau wetonan. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan

seorang guru yang membaca, menterjemahkan, dan menerangkan buku-buku

Islam dalam bahasa Arab. Kelompok kelas dari sistem bandongan ini disebut

halaqah yang artinya sekelompok siswa yang belajar dibawah bimbingan seorang

guru (Dhofier, 1985: 28). Sistem sorogan juga digunakan di Pondok Pesantren

tetapi biasanya hanya untuk santri baru yang memerlukan bantuan individual.

5. Kehidupan Keseharian di Pondok Pesantren

Pondok Pesantren adalah sebuah komplek dengan lokasi yang umumnya

terpisah dari kehidupan di sekitarnya. Dalam komplek itu sendiri terdiri beberapa

buah bangunan rumah kediaman pengasuh (kyai), tempat pengajaran (madrasah),

dan asrama tempat tinggal para santri. Tidak ada satu pola tertentu yang diikuti

dalam pembinaan fisik sebuah Pondok Pesantren. Adapun nilai-nilai utama yang

berkembang di lingkungan Pondok Pesantren memiliki ciri-ciri dan perwatakan

tersendiri.25

Nilai utama yang pertama adalah sikap untuk memandang kehidupan secara

keseluruhan sebagai kerja peribadatan. Semenjak pertama kali memasuki


24
Ibid.,
25
Nurcholish Madjid. Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan. (Jakarta: Paramadina.
1997), hlm. 75

18
kehidupan di Pondok Pesantren, seorang santri diperkenalkan kepada sebuah

dunia tersendiri, di mana peribadatan menempatkan kedudukan tertinggi. Dari

pemeliharaan cara-cara beribadat ritual yang dilakukan secermat mungkin hingga

kepada penentuan jalan yang akan dipilih seorang santri sekeluarganya dari

pendidikan pondok pesantren nanti. Titik pusat kehidupan diletakkan pada

pandangan sarwa ibadat maka ilmu-ilmu agama secara mutlak ditegakkan,

termasuk sistem pewarisan pengetahuan. Jalan untuk mengerjakan ibadat secara

sempurna menurut pandangan ini adalah melalui upaya menuntut ilmu-ilmu

agama secara tidak berkeputusan dan kemudian mengajarkan dan

menyebarkannya.

Nilai kedua yaitu kecintaan yang mendalam kepada ilmu-ilmu agama yang

dimanifestasikan dalam berbagai bentuk seperti penghormatan yang sangat

mendalam kepada ahli ilmu agama, kesediaan berkorban dan bekerja untuk

menguasai ilmu-ilmu agama itu sendiri, dan kesediaan untuk nantinya bekerja

mendirikan Pondok Pesantren sendiri sebagai tempat mengajarkan ilmu-ilmu.

Nilai ketiga adalah keikhlasan atau ketulusan bekerja untuk tujuan bersama.

Menjalankan perintah kiai dengan tidak merasa berat sedikitpun.

Kesemua nilai-nilai di atas membentuk sebuah sistem nilai yang berlaku

secara universal di Pondok Pesantren. Sistem nilai itu menopang berkembangnya

fungsi kemasyarakatan Pondok Pesantren, yaitu sebagai alat transportasi kultural

masyarakat di luarnya secara total.26 Transformasi yang dilakukan Pondok

26
Zamakhsyari Dhofier. Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta:
LP3ES, 1994). hlm 93

19
Pesantren atas kehidupan masyarakat diluarnya dimulai dari perbaikan kehidupan

moral di lingkungan sekelilingnya.

B. Santri

Istilah santri hanya terdapat di pondok pesantren sebagai pengejawantahan

adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang

kiai yang memimpin sebuah pondok pesantren. Oleh karena itu santri pada

dasarnya berkaitan erat dengan keberadaan kyai dan Pondok Pesantren.

Di dalam proses belajar mengajar ada dua tipologi santri yang belajar di

Pondok Pesantren berdasarkan hasil penelitian Zamakhsyari Dhofier (M.Bahri

Ghazali 2003: 22-23).

1. Santri Mukim.

Santri mukim yaitu santri yang menetap, tinggal bersama kiai dan

secara aktif menuntut ilmu dari seorang kiai. Dapat juga secara langsung

sebagai pengurus Pondok Pesantren yang ikut bertanggung jawab atas

keberadaan santri lain. Setiap santri mukim telah lama menetap dalam

Pondok Pesantren secara tidak langsung bertindak sebagai wakil kiai.

Ada dua motif seorang santri menetap sebagai santri mukim:

a. Motif menuntut ilmu, artinya santri itu datang dengan maksud menuntut

ilmu dari kiainya.

b. Motif menjunjung tinggi akhlak, artinya seorang santri belajar secara tidak

langsung agar santri tersebut setelah di pondok pesantren akan memiliki

akhlak yang terpuji sesuai dengan akhlak kyainya.

2. Santri Kalong.

20
Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang berasal dari

desa sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya tidak dengan menetap di

dalam Pondok Pesantren, melainkan semata-mata belajar dan secara

langsung pulang ke rumah setelah selesai pembelajaran di Pondok

Pesantren.

C . Teori pemberdayaan

a. Pengertian Pemberdayaan

Secara etimologi, perdayaan berasal dari kata daya yang berarti

kekuatan atau mengembangkan kemampuan. Pemberdayaan biasa di artikan

sebagai suatu proses menuju berdya, atau proses untuk memperoleh

daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang kurang atau belum berdaya.

Menurut M. Edi Suharto27 (2009), pemberdayaan menuju pada kempuan

orang, khususnya kelompokj rentan dan lemah sehingga mereka memiliki

kekuatan atau kemampuan dalam:

1. Memenuhi kebutuhan daya saing sehingga mereka memiliki kebebasan

(freedom) mengemukakan pendapat, melaikan bebas dari

kelaparan,bebas dari kebodohan, bebes dari kesakitan.

2. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka

dapat mereka dapat meningkatkan pendapatnya dan memperoleh

barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.

3. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan

yang mempengaruhi mereka.

27
M. Edi Susanto teori-teori pemberdayaan masyarakat (2004),hlm 105

21
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemberdayaan adalah

proses,cara,perbuatan, membuat berdaya, yaitu kemapuan untuk bertindak berupa

akal,iktiar, atau upaya .

b. Pemberdayaan Santri

Pemberdayaan santri adalah pembentukan dan pembudayaan tidak cuk

dengaan di lengkapi dengan sarana fisik untuk melatih ketrampilan yang di

selenggarakan oleh pesantren, yang di perlukan sebenarnya adalah usaha

untuk membentuk semangaat dan wawasan wira usaha dan semngaat dapat

di bentuk melalui pengalihan potensidan wawasan batin yang dilakukan

secara sistemmatis,sehingga berfungsi dapat melihat peluang-peluang usaha

yyang sangaat terbuka. Beberapa hal yang di lakukan pesantren dalam usaha

pemberdayaan :

1. Pemberdayaan ekonomi dapat membangun etos kerja bagi santri yang

lebih siap dalam menghadapai persaingaan ekonomi yang semakin berat

kedepanya.

2. Membangun jaringaan kerja sama dengaan berbagai pihak yang terlibat

dalam proggram ke mitraan, di harapkan dapat bantuan.

a. Pelatihan usaha santri

Memalui pelatiahan santi di berikan pemahaman terhadap konsep-konsep

usaha, tujuan dan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan

yang lebih menyeluruhdan aktual, sehingga dapat memberi motofasi

terhadap santri, di dunia usaha atau praktek-praktek usaha lainya.

b. Permodalan

22
Permodalan dalam bentuk uang paling penting dalam dunia usaha,

tetapibukan yang terpenting. Untuk memdapatkan dukungaan keuangaan

yang begitu stabil, perlu mebangun mitra yang baik dengaan lembaga

keuangaan baik perbankkan atau bantuan yang di salurkan melalui usha

lainya.

c. Pendamping

Pendamping berfungsi sebagai pengarah maupun sekaligus pembimbing

dalam memjalankan usaha tersebut.

c. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan pemberdayaan secara umum adalah menjadikan santridaya

dengaan meningkatkan kualitas hidup dan peningkatan harkat dan martabat

manusia. Pemberdayaan memngembangkan kekuatan kemampuan potensi,sumber

daya, manusia agar mampu membela dirinya sendiri28. Sedangkan tujuan

utamanyta adalah memperkuat kekuatan masyarakat khususnya kelompok lemah

yang memiliki ketidak berdayaan, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal.

Pemberdayaan santri sendiri memiliki beberapa kontekskajian, antara lain

pemberdayaan santri di bidang ekonomi.lingkungaan, budaya dan politik. Yang

menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pemberdayaan mahasantri tidak mampu

di pondok pesantrean Al-ansor kota ambon.

d. Penelitian Terdahulu

Peneliti memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian ini. Kajian terhadap penelitian terdahulu merupakan

hal yang penting. Penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk membadingkan dan
28
Zubaedi pembangunan masyarakat wacana danprakte, (jakarta:kanca 2013 hlm 74

23
mencari perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang

sudah pernah dilakukan pada satu tema yang sama. Selain itu penelitian terdahulu

ini juga untuk mempertegas bahwa penelitian ini memang benar-benar baru dan

belum pernah ada yang meneliti sebelumnya.

Selain itu penelitian terdahulu ini sangat berguna untuk perbadingan.

Dengan demikian penelitian yang penulis lakukan ini benar-benar dilakukan

secara orisinil . Untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal

yang sama dan untuk bahan pertimbangan , maka penulis memaparkan beberapa

hasil penelitian sebelumnya, diantaranya yaitu :

Daryanto Widagdo (1996),29 yang berjudul “Peranan Pondok Pesantren

Baitussalam dalam Pembagunan Masyarakat Desa Bokoharjo Prambanan,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

a) untuk mengetahui pemikiran para kyai dan pengaruh Pondok Pesantren

Baitussalam tentang peranan Pondok Pesantren sebagai agen

pembangunan,

b) untuk mengetahui bentuk partisipasi dari pesantren setempat dan

keterlibatan mereka dalam kegiatan pembangunan di wilayahnya,

c) untuk mengetahui kiprah pesantren sebagai lembaga yang mengutamakan

pendidikan akhlak para santri dan usaha mereka dalam menanggulangi

dampak negatif dari pengembangan prambanan sebagai kawasan wisata.

29
Daryanto Widagdo, Peranan Pondok Pesantren Baitussalam dalam Pembagunan Masyarakat
Desa Bokoharjo Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (SKRIPSI,), hlm, 86

24
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan nara sumber. Dari

penelitian yang dilakukan diperoleh hasil yaitu:

(a) kiai setempat sangat setuju bila pesantren mereka lebih dikembangkan

lagi perannya dalam pembangunan masyarakat. Dan usaha tersebut telah

nyata dilakukan antara lain dengan pembudidayaan lele dumbo dan

penambahan pelajaran elektronika,

(b) bentuk partisipasi pesantren setempat dalam kegiatan pembangunan

masih tertumpu pada hal yang bersifat pembinaan rohani,

(c) bentuk partisipasi pesantren dalam mengantisipasi dari pengembangan

Prambanan sebagai kawasan wisata masih bersifat pembinaan rohani

terhadap generasi muda.

Muhammad Safik (2013)30 Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui

Edupreneurship di Pesantren Ihwah Rasul Semarang, Skripsi Jurusan Manajemen

Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Univesitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini membahas mengenai implementasi

pengembangan sumber daya manusia melalui edupreneurship di Pesantren Ihwah

Rasul Semarang. dengan mengambil lokasi Pesantren Ihwah Rasul Semarang.

Dengan demikian, dilihat dari sifatnya penelitian ini adalah penelitian deskriptif-

kualitatif, yakni jenis data yang dikumpulkan bukan berupa data yang berupa

angka-angka, dan karena analisisnya adalah non statistik.

30
Muhammad Safik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Edupreneurship di
Pesantren Ihwah Rasul Semarang (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013), hlm 105

25
Pemilihan atau pengambilan informan sebagai subyek penelitian adalah

secara purposive; dan informan yang terpilih sebagai subjek penelitian sekaligus

diperlakukan sebagai sampel. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam

penelitian ini adalah kegiatan perencanaan, kegiatan implementas dan hasil dari

pengembangan sumber daya manusia melalui edupreneurship. Dalam penelitian

ini digunakan metode observasi, wawancara dan metode dokumentasi. Sedangkan

analisis data digunakan metode deskriptif-kualitatif. Yaitu metode analisis data

yang proses kerjanya meliputi penyusunan data dan penafsiran data; atau

menguraikan secara sistematis sebuah konsep atau hubungan antar konsep.

Kegiatan pelaksanaan pada dasarnya pelatihan yang digunakan dalam

pengembangan sumber daya melalui edupreneurship di Pesantren Ihwah Rasul

Semarang dibagi dalam 3 (tiga) bagian: Class Program, Workshop Program, dan

Outdoor Program. Pendidikan kewirausahaan dalam pesantren Ihwah Rasul

Semarang, cukup sinergi dengan beberapa fenomena factual sehingga bagi

peneliti dengan adanya program pengembangan tersebut bisa dikatakan sudah

cukup relevan dengan perubahan dan perkembangan zaman serta canggihnya

informasi dan teknologi.

Aripin (2011)31 Dalam skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah H. Dasuki

Dalam Membangun Kewirausahaan Muslim Di Wilayah Cakung Jakarta Timur”

menerangkan tentang tata cara berdakwah seorang tokoh dalam membangun

kewirausahaan sebagai wasilah atau wadah untuk berdakwah ditengah-tengah

masyarakat. Dalam membangun wirausaha muslim di wilayah cakung, H. Dasuki


31
Aripin, Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Kewirausahaan Muslim Di
Wilayah Cakung Jakarta Timur (Skripsi, Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo, 2011),hlm.57

26
menggunakan strategi yuzakkihiim (strategi pembersihan sikap dan perilaku).

Strategi dakwah yang dilakukan melalui proses pembersihan sikap dan perilaku

pada karyawannya melalui Suri tauladan, Membimbing, Etika berwirausaha,

Motivasi, Sosial kemasyarakatan, Istiqomah, hubungan dan kerjasama. Sehingga

dalam pembersihan sikap dan perilaku seorang individu atau kelompok

masyarakat itu bisa berjalan dengan baik.

Hastin Umi Anisah (2010)32 Penelitian yang berjudul Penerapan “Nilai-Nilai

Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM” FE

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk

mengkaji hubungan antara kewirausahaan Islami dan keunggulan bersaing di

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Secara teori penelitian ini melihat

keunikan antara kewirausahaan Islami dan keunggulan bersaing. Penelitian ini

fokus kewirausahaan Islami. Desain penelitian ini adalah metode kualitatif dengan

pendekatan fenomenologi. Target populasi dalam penelitian ini adalah UMKM

(pedagang kecil) di Handil Bhakti Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Informan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedagang kecil makanan dan buah-

buahan. Pendekatan kualitatif dengan melibatkan 5 informan dari informan kunci

yang berpengalaman dalam usaha makanan dan buah-buahan. Analisa yang

digunakan dalam pendekatan kualitatif adalah dengan menggunakan model Miles

dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kewirausahaan Islami

terbukti berpengaruh dan meningkatkan keunggulan bersaing UMKM. Penelitian

yang akan dating diharapkan bisa mengembangkan topic penelitian ini. Fokus
32
Hastin Umi Anisah, Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan
Bersaing UMKM (Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin, 2010),hlm 105.

27
dalam penelitian ini sangat berpotensi untuk dikembangkan yang berhubungan

dengan teori kewirausahaan Islami yang mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan keberhasilan UMKM.

e. Penelitian sekarang

Penelitian ini memaparkan dan menjelaskan lebih banyak tentang proses

pemberdayaan santri yang ada di pondok pesantren Al-Ansort. Tentu penelitian

sekarang ini lebih berbeda dengaan penelitan terdahulu di karenakan penilitian

terdahulu lebih mengarah lebih banyak terhadap fokus kewira usahaan islami.

Namun pada penilitian sekarang penulis lebih mengarah pada konsep

pemberdayaan yang ada di lakukan oleh Pondok Pesantren Al-Ansort Ambon.

konsep upaya pemberdayaan ini bermaksud untuk bagaimana pihak pertama

pondok pesantren mengajarkan ilmu pengetahuan-pengatahuan agama islam bagi

santri yang belajar di pondok pesantren al-ansort ambon . namun di sisi lain juga

pondok pesantren al-ansort ambon memberdayakan santrinya dalam bidang usaha

ekonomi seperti mengajarkan tentang kewirausahaan, koperasi, peternakan,

perkebunan agar kelak kemudian ketika mereka keluar nani dari pesantren mereka

bisa di hadapkan di tengaah-tengaah masyarakat justru menjadi solusi baik dalam

ilmu agama atau dalam pengelohah persoalan ekonomi.

Santri yang belajar di pondok pesantren al-alnostr ambon ini juga berlatar

belakan dari berbagai masalah sosial ada yang anak-anak korban kerusuhan pada

pada tahun 1999 ada juga yatim piatu ada juga dari keluarga yang kurang mampu

dan ada juga dari keluarga mampu dan bertujuaan untuk semata-mata hanya

belajar ilmu agama di pondok pesantren tersebut.

28
Santri yang menimbah ilmu di pondok pesantren Al-Ansort ini juga berasal

dari berbagai daerah seperti kota ambon, seram barat, maluku tengaah, seram

timur dan yang bertujuan banagimana belajar imu agama di pondok pesantren

tersebut.

BAB III

METODE PENELITIAN

Tipe yang digunakan adalah tipe data kualitatif, datakualitatif adalah data

dari kata penjelasan fariabel tidak dapat di analisis dalam bentuk bilangaan atu

angka data kualitatif memberikan dan menunujakan kualitas objek penelitian yang

di lakukan. Agar dapat memperjelas dan mempertegas arah tujuan penelitian,

maka perlu peneliti memaparkan metode penelitian yang akan digunakan, metode

pada penelitian ini pada dasarnya merupakan suatu cara ilmiah untuk

mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada umumnya

tujuan sebuah penelitian bersifat penemuan, membuktikan kebenaran melalui data

yang valid dan pengembangan akan disiplin ilmu, sehingga permasalahan masih

memiliki hubungan linierdengan metode penelitian yang digunakan.33 Dalam

33
Noeng Muhajir, Metodilogi Penelitian Kualitatif: Telah Positifvistik, Ransionalistik
Penomonologistik, Realisim Mataphisik, ( Yogyakarta: Rake Sarisin,2000), hlm. 83-38

29
metode penelitian yang digunakan kali ini, peneliti akan membahas beberapa hal

sebagai berikut :

A. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang akan peneliti laksanakan adalah di Pondok

Pesantren Al-Ansort Ambon yang lokasi di jalan Imam Al-Gajali air Besar Desa

Batumerah Ambon

B. Tipe Penelitan

Adapun tipe penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif. kualitatif adalah kajian secara intensif tetang keadaan tertentu, yang

berupa kasus atau suatu fenomena dengan memberikan interpretasi dan

pengkajian setiap permasalahan serta mengikuti perkembangannya.34

C. Jenis Penelitian

Dalam pendekatanya penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif,

dengan jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis yang dilakukan

untuk memperoleh data dengan dikumpulkan dan diwujudkan secara langsung

dalam bentuk deskriptif atau gambaran tentang suasana atau keadaan obyek secara

menyeluruh, dan apa adanya berupa kata-kata lisan atau tertulis dari orang atau

prilaku yang diamati.35

Dikatakan juga bahwa metode dekskriptif dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

keadaan subyek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

34
Punaji Setyosari, Metode Penelitian dan Perkembanganya, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2010),
hlm. 35
35
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010),
hlm. 4

30
yang nampak penelitian dekskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-

informasi mengenai keadaan saat ini.

D. Metode Pendekatan

Dalam upayah proses penelitian, peneliti juga menggunakan pendekatan

deskriptif sosiologis, karena dalam prosesnya membutuhkan pembuktian empiris

dengan datang langsung ke objek penelitian. 36 Sebagai gambaran tentang

pendekatan sosiologis dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun kelapangan

untuk melakukan wawancara kepada objek.

E. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data penelitian adalah terdiri dari dua sumber data

yaitu, sumber data Primer dan sumber data Sekunder.

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah sumber data penilitan yang di peroleh secara langsung

dari sumber aslinya yang di peroleh secara langsung melalui wawancara

santrinya, jajak pendapat dari para pengelola pondok pesantren tersebut

atau dari kelompok (orang) maupun hasil opserfasi dari satu obyek,

kejadian atau hasil pengujian (benda).

1. Kelebihan dari data primer adalah data lebih mencerminkan kebenaran

berdasarkan apa yang dilihat misalnya jurnal yang pernah di baca atau

data yang terterah pada pondok pesantren dan di dengaar langsung dari

peneliti sehingga unsur-unsur kebohonggan dari sumber yang

fenomenal dapat di hindari.

36
Soejono Soekato dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada,2004), hlm. 14

31
2. Kekurangaan dari data primer adalah membutuhkan waktu yang

relaatif lama serta biayaa yang dibuthkan relatif lebih besar.

Data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari

sumber pertama, yakni prilaku masyarakat melalui penelitian,

observasi dan wawancara dengan pihak terkait. Dengan kata lain

semua keterangan untuk pertama kalinya dicatat oleh peneliti, karena

pada awal mula melakukan penelitian belum ada data. Adapun yang

menjadi data primer dalam penelitian ini adalah wawancara. Sumber

data primer yang diperoleh peneliti adalah bersumber dari hasil

wawancara atau interviw kepada subjek peeltian.

2. Sumber Data Skunder

Data skunder adalah data yang diperoleh dari pihak kedua atau dengan

mempelajari berbagai literature yang berkaitan dengan masalah yang diteliti,

data skunder merupakan data pelengkap yang nantinya akan dikolerasikan

dengan data primer. Pada umumnya data skunder suda dalam kondisi siap

pakai dan dapat digunakan dengan langsung37 dalam hal ini data skunder yang

dimaksud adalah berupa dokumen-dokumen pendukung milik objek

penelitian, literature-literature, karya tulis ilmiah, buku, jurnal, penelitian

terdahulu, media, koran, blog, Wikipedia.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian kefalidan

data, yang berkaitan dengan sumber data dan cara memperoleh data penelitian,

pengumpulan data dilapangan dilakukann secara procedural yang sistematik dan


37
Sutrisno Hadi, “Metodology Research”, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004), hlm. 218

32
standar. Sebagai sarana dalam penggalian informasi digunakan observasi terhadap

kondisi nyata dan realitas yang berlaku dan wawancara terhadap informan

terhadap objek peneliti. Penelitian ini menggunakan tehnik wawancara dan

pengumpulan dokumentasi, adapun tehnik pengumpulan datanya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan

untuk mengetahui kondisi objektif diseputar lokasi penelitian.

b. Metode wawancara (interviw)

Metode wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara

berkomunikasi langsung antara peneliti dengan objek peneliti. 38

Pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan

dengan sistematis dan berdasarkan kepada tujuan penelitian, pada

umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya

jawab, dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran komunikasih

secara wajar dan lancar untuk menjaab pertanyaan, peneliti akan

mewawancarai santri yang mampu Untuk menjwab pertanyaan peneliti

akan mewawancarai yang sedang mengikuti proggram pemberdayaan

sampai santri yang sudah berhasil. Wawanca adalah metode pengumpulan

38
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002),
hlm. 135

33
data dengaan ketemu langsung pada objeknya sehingga data yang di

peroleh dapat di pertanggung jawabkan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

mempelajari dan mencatat arsip-arsip atau dokumen, buku-buku, dan lain-

lain yang berhubungan dengan penelitian.

d. Informasih adalah data yang di peroleh dari orang kedua dalam arti lain

adalah alumni yang telah selesai belajar dari pesantren tersebut. Wawanca

adalah metode pengumpulan data dengaan ketemu langsung pada

objeknya sehingga data yang di peroleh dapat di pertanggung jawabkan.

G. Teknik Analisis Data

a. Teknik Analalisis Data Kualitatif Miles Dan Huberman

Miles dan hubarman mengemukankan bahwa aktifitas dalam analisi data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datnya jenuh. Ukuran kejenuhan data di tandai

dengaan di tantainya dengaan tidak di perolehnya data atau informasi baru.

Aktifitas analisis meliputi : reduksi data, peyajian data serta penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Sejumblah peneliti kualitatif berupaya

mengumpulkan data selama mungkin bermaksud untuk menganalisis setelah

meninggalkan lapangaan. Cara tersebut untuk peneliti kualitatif salah, akrena

banyak situasi atau kontek yangtak terekam dan peneliti lupa

situasiny,sehingga berbagai hal yang terkait dapat berubah menjadi frakmen-

frakmen tak berarti. Sehingga pekerjaan pengumpulan data bagi peneliti

34
kualitatifharus langsung diikuti dengaan peerjaan melukiskan, menedit

mengklafikasikan, mereduksi dan menyajikan data.

Analisis data model miles dan huberman terdapat tiga tahap.

b. Tahap reduksi data

Sejumlah langkah alalisis selama pengumpulan data menurut miles dan

hubarman adalah:

1. Meringkaskan data kontak langsung dengaan oranag, kejadian dan

situasi lokasi peneliti. Pada langkah pertama ini termaksud pula

memilih meringkas dokumen yang relafan.

2. Pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan hendaknya

empat hal

a. di gunakan simbul atau ringkasan.

b. Kode dibangun dalam satu struktur tertentu

c. kode dibangun dengaan rincian tertentu

d. kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu

e. keseluruan di bangun dalam suatu sistemyang intergratif.

3. Dalam analisis pengumpulan data adalah pembuatan catatan okyektif.

peneliti perlu mencatat sekaligus mengklasifikasikan dan mengedit

jawaban atau situasi banagaimana adanya, faktual atau okyektif

deskriptif.

4. Pembuat cacatan ferkleftif menuniliskan apa yang terjadi dan terfikir

oleh peneliti dalam dalam sangkut paut dengaan catatan okyektif

tertentu di atas.

35
5. Membuat catatan marjinal. Miles dan hubarman memisahkan

komentar peneliti menenai subtansi dan metodologinya. Komentar

subtansial merupakan catatan marjinal.

6. Penyimpanan data. Untuk untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada

tiga hal yang harus di perhatikan

a. Pemberian lebel

b. Mempunyai format

c. Mengunakan angka indeks

7. Analisis data selama pengumpulan data mengunakan memo hubarman

adalah teori sasi ide atau konseptual ide dimulai dengaan

pengembangaan pendapat dimulai dengaan porporasi.

8. Analis antar lokasi. Ada kemungkina bahawa studi dilakukan oleh

lebih suatu staf peneliti. Pertemuan antar peneliti untuk menuliskan

kembali catatan deskriptif, catatan marginal dan memo masing-

masing peneliti menjadi yang konform satu dengan yang lainnya,

perlu dilakukan.

9. Pembuatan ringkasan sementara antar lokasi. Isinya lebih bersifat

matriks tentang ada tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi.

Mencermati penjelasan di atas, seorang peneliti dituntut memiliki

kemampuan berpikir sensitif dengan kecerdasan, keluasan serta

kedalaman wawasan yang tertinggi. Berdasarkan kemampuan tersebut

peneliti dapat melakukan aktivitas reduksi data secara mandiri untuk

mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian. Bagi

36
peneliti pemula, proses reduksi data dapat dilakukan dengan

mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

Memalui diskusi tersebut diharapkan wawasan peneliti akan

berkembang, data hasil reduksi lebih bermakna dalam menjawab

pertanyaan peneliti.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Pondok Pesantren Al-Anshor

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren

Kelahiran Pondok Pesantren Islam “Al-Anshor” pertama kalinya di

Ambon terinspirasi konflik Maluku yang bernuansa Agama yang terjadi pada

Tahun 1999 sampai dengan tahun 2004 yang menyisahkan trauma panjang bagi

sebagian besar masyarakat Maluku terutama anak-anak korban konflik antara lain;

anak yatim (Orang tua meninggal dalam konflik), anak yang orang tuanya cacat

dalam konflik, anak yang orang tuanya kehilangan pekerjaan karena konflik, serta

anak yatim, anak-anak muallaf, anak putus sekolah dan anak dari orang tua

kurang atau tidak mampu.39

Terinspirasi dengan masalah tersebut di atas maka dengan senantiasa

berharap Rahmat dan Ridha Allah SWT, kami memulai mendirikan sebuah

Pondok Pesantren disamping sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan ke-

39
Dokumen spesifikasi (penjelasn/perincianpondok pesantren Al-anshor Ambon. Di ambil dari
sekretariat Pondok Pesantren Ambon 2020

37
Islaman juga berfungsi sebagai Panti Asuhan dengan tujuan utama ialah

mengasuh, membina dan menyekolahkan anak penyandang masalah sosial (Yatim

dan Dhuafa’) yang kami maksudkan di atas, dengan menanamkan pemahaman

Agama yang benar sehingga dapat membawa dirinya ditengah pergaulan

masyarakat serta dapat berdaya dan berhasil guna kepada dirinya sendiri dan juga

masyarakat dimana saja dia berada.

Sejak berdirinya tanggal 14 Pebruari 2004 sampai kini, dengan kerja keras tanpa

henti walaupun keterbatasan terus mendera. Kini telah tumbuh dan berkembang

hingga menjadi empat (4) Pondok Pesantren dan Insya Allah Pondok Pesantren

Tahfiidzul Qur’an Al-Anshor di Pulau Buru ini menjadi Pesantren Al-Anshor

yang ke-4. Di Bumi Raja-raja Maluku ini, yakni: Pondok Pesantren Al-Anshor

Ambon, Pondok Pesantren Al-Anshor SBT, Pondok Pesantren Penghafal Al-

Qur’an Maluku Tengah, Pondok Pesantren Tahfiizdul Qur’an Al-Anshor Pulau

Buru.40

Dalam program Pengkaderan Da’I dan Ulama di Pondok Pesantren Al-

Anshor Alhamdulillah Saat ini sebanyak 44 Anak Maluku terutama anak yatim,

Muallaf dan Dhufa’ termasuk dari Pulau Buru ini telah kami lanjutkan Pendidikan

mereka (kuliah) diluar Maluku antara lain; di Makassar, Surabaya, Solo

Jogjakarta, Jakarta, Bandung dan Banda Aceh. Dan 5 dianataranya telah tuntas

menghafal al-Qur’an 30 juz dan ratusan santri lainnya mulai dari SD hingga

dibanku kulaih bekerja keras siang dan malamnya untuk menuntaskan hafalan

mereka. Disamping menjalankan kegiatan Pondok Pesantren untuk anak Yatim,

40
ibid

38
Muallaf dan Dhuafa serta kaum muslimin pada umumnya, kami juga sangat

konsen membina kaum muslimin keberbagai daerah, terutama sangat konsen

dalam membina para Muallaf hingga ke Pelosok Negeri ini. Diawal-awal

keberadaan Pondok Pesantren ini 2004 sangat berat bebannya bahkan hampir saja

Pesantren ini ditutup karena ketidak mampuan kami. Qadarallah pada saat itu pula

Allah SWT menghendaki hamba-hamba-Nya yang terus menggelorakan semangat

Perjuangan ini hingga hari ini bahkan beberapa Toko, Warung Makan, Pedagang

kaki lima, bahkan pejabat, pribadi maupun kelompok kelompok masyarakat, turut

menghimpun Infaq dan sedekah untuk memberikan partisipasinya sehingga

dengan izin Allah Pondok Pesantren Al-Anshor hingga kini masih terus konsisten

dengan berbagai programnya.41

a. Pendiri Pondok Pesantren

Pendiri Pondok Pesantren Al-Anshor : KH. Abu Imam A. Rohim

Rumbara, S.Pd.I

b. Tahun Berdiri : 2004

c. Visi, Misi dan Motto Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon

2. Visi dan misi

Keberadaan lembaga seperti yayasan, tentunya harus mempunyai tujuan

seperti visi dan misi yang jelas. Visi adalah suatu cara pandang, wawasan serta

harapan yang di kehendaki, sedangkan misi adalah suatu tugas yang di rasakan

orang sebagai suatu kewajiban untuk mekannya demi Agama, Ideologi dan lain

41
Ibid

39
sebagainya, begitu juga pondok pesantren Al-Ansort tentunya Visi dan Misi telah

melekat dan terpati dalam setiap kegiatan dan pandangaan para santrinya. Adapun

visi dan misi sebagai berikut:

Visi

Menjadi Lembaga Da’wah, Pendidikan Islam dan Sosial yang akan mewujudkan

Generasi Mandiri yang bertauhid menuju terciptanya masyarakat berkemajuan

sesuai Nilai-nilai Islam

Misi

1. Mengasuh, membina dan menyekolahkan Anak Yatim, Muallaf dan

Dhuafamelalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Anal (LKSA) Al-Anshor.

2. Menyelenggarakan Pendidikan berupa;

 Pendidikan Pesantren (Ilmu Syar’i)

 Pendidikan Tahfiidzul Qur’an.

 Raudhatul Athfal/TK

 Madrasah Ibtidaiyyah Terpadu (MIT)

 Madrasah Tasanawiyah Terpadu (bergilir pagi dan sore antara kelas

anak laki-laki dan anak perempuan terpisah).

 Madrasah Aliayah Tahfiidzul Qur’an Putra.

40
 Madrasah Aliyah Tahfiidzul Qur’an Putri .42

 Menyelenggarakan Daurah (Pendidikan ke Islaman) kepada tokoh

Masyarakat, Tokoh Pemuda dan tokoh Wanita Muallaf yang

bertempat di PesantrenAl-Anshor setiap Ramadhan sejak tahu 2015

hingga kini.

 Membangun Kemandirian Hidup Masyarakat.

 Memediasi pembangunan Masjid di masyarakat kurang mampu di

Maluku.

Motto: Berilmu, Beramal Sholeh, Berkabkti dan berjuang untuk Agama,

Bangsa dan Negara, Serta Bermanfaat bagi Masyarakat

Dari Visi Misi yang di miliki Oleh Pondok Pesantren Al-Ansor, dapat di

buktikan kini, Pondok Pesantren tersebut mampu mencetak santri dan santriwan

siswi dan siswa yang ber ahlakkul karimah dan bersaing di era moderen ini,

semua itu bisa di lihat dari Alumni Pondok Pesantren Al-Ansort ini. Setelah lulus

para santri tetap di bimbing dan di pantau.

3. Lokasi Pondok Pesantren Al-Ansoar

Pondok pesantren Al-ansoar sejak di dirikan di tahun 2004 dan pondokj

Pesantren mengalami perkebangaan yang luar biasa dan memeliki empat (4)

cabang yang berada di di wilaya maluku Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon,

42
Ibid

41
Pondok Pesantren Al-Anshor SBT, Pondok Pesantren Penghafal al-Qur’an

Maluku Tengah, Pondok Pesantren Tahfiizdul Qur’an Al-Anshor Pulau Buru43

a. Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon

di RT. 04/ Rw. 17 di Desa Batumerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon

sejak Tahun 2004. Selain Pesantren untuk 237 anak yatim Mualaf dan Dhuafa

yang diasramakan dan ditanggung seluruh kebutuhan hidup, kebutuhan

pendidikan serta kebutuhan lainnya Selain itu juga lebih dari 200 anak kaum

muslimin yang dhuafa yang tinggal disekitar Pesantren yang dahulu adalah

anak anak pengungsi korban konflik. Di pesantren Ambon ini telah kami

sediakan lembaga pendidikan, mulai dari RA/TK, MI, MTS dan Juga

Madrasah Aliyah Tahfiidzul Qur’an khusus putri.

4. Struktur Organisasi Pesantren Alanshor

a. Struktur Kepengurusan

Pondok pesantren al-anshor mengawali diri untuk beroperasi setelah

terbentuk kepengurusan dan pengeololaan. Pada saat ini struktur pengelolaan

pndok pesantren Al-anshor sebagai berikut:

KETUA

Ust.Hi.Abu Imam, A.Rohim Rumbara,Spd.I

Sekretaris

La Isini Spd.I.M.Pd

Bendahara

43 Maryam Renwarin, S.Pd.i


Ibid

42
Bidang pendidikan Bidang Sosial
Bidang Dakwah dan
Baharudin Rumabara Pengasuh
St. kamaria
s.pd
Mahfud key, s.pd.i buton,s.pd
Irma Usman S.Pd Darmin makatita s.pd.i Zidna Ilma
Saifullah Askab, S.Pd.I

Santri

Struktur Pondok pesantren al-anshor

a. Ketua Umum

1. Sebagai penanggungjawab seluruh kegiatan 44

2. Memimpin, mengkoordinasi dan mengambil kebijakan dalam

kegiatan pesantren.

3. Melakukan pengambilan keputusan dengaan tepat memperhatikan

saran dan pendapat seluruh elemn pesantren

b. Sekretaris

1. membantu ketuan dalam administrasi pesantren

2. bertanggungjawab terhadap operasional administrasi kesektariaatan

44
ibid

43
c. Pengasuh

Bertugas memimpin, mengatus, mengontrol, jalannya pembinaan yang ada

di pondok pesantren tersebut

d. benahara

1. memegang kebijakan umum pengelolaaan dana pengaturan keuangaan

atas persetujuaan ketua umum

2. mengurusi dan mengatur mencatat sirkulasi keuangaan pesantren

3. melaporkan keaaxaan dan situasi keuangaan pesantren secara berkala

sdebulan sekali kepada ketua umum

5. Program-Program Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon

Prokram Pondok Pesantren Al-Anshor dapat di Lihat Sebagai Berikut:

a. Bidang Sosial

1. Lembaga Kesejateraan Sosial Anak

2. Membantu Para Duafa ( kaum lemah)

b. Bidang Pendidikan

1. Kepesantrenan ( Program Tafhis Al-Quraan )

2. Raudatul athafal terpadu (RA-T)

3. Madrhasa Ibtidawiayah Terpadu ( mi-t )45


45
Ibid

44
4. Madrasa Tsanawiyah Terpadu (Mts-T)

5. Madrasah Aliyh Terpadu ( Ma-tq)

C. Bidang Dakwah

1. Pembinaan Mualaf

2. Pembinaan Jamaah Masjid, Majwelis Ta’lim, Mahasiswa

Mahasiswi,instansi pemerintah dan swasta

3.Konseling ( konsultasi masalah pribadi dan keluarga sesuai

Agama)

6. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon

Para Pengasuh Dipondok pesantren al-anshor dalam aktifitasnya

sebagaimana kita melaksanakan proses pembinaan dan kegiatan lainya, di tujukan

bergabai sarana diantaranya sebagai berikut:46

No Nama bangunan jumlah Keterangaan

1. Asrama putri 2 Ada

2. Asrama putra 1 Ada

3. Masjid 2 Ada

4. Lapangaan 2 Ada

5. Kantor 2 Ada
46
Dokumen pesantren

45
6. Aula 1 ada

7. MCK 6 ada

Sumber hasil orsefasi 7 maret 2021

Tabel di atas menjelaskan fasilitas pondok pesantren yang di bangun berdasarkan

kebutuhan santri dan pengurus pondok pesantren agarang yang di dapat untuk

membangun fsilitas di dapat dari sumbangsi dan suadaya dari instansi-instasi yang

bekerja sama dan sumbangsi dari masyarakat yang turut memyumbang

7. Keadaan Pengasuh Dan Santri

a. Keadaan Pengasuh

Pengasuh pondok pesantren al-ansor ambon yang terdiri dari 13 orang

tenaga pengajar 6 oarang ustadz 9 orang ustadza yang memiliki tugas dan

tanggung jawab yang berbeda-beda dapat di lihat sebagai berikut:

Profil Pimpinan Pondok Pesantren

Nama : Ust. Hi. Abu Imam A. Rohim Rumbara47

Tempat/Tanggal Lahir : Geser, 11 Agustus 1972

Alamat : Jl. Imam al-Gazali RT 004/RW 017 Air Besar

Batu Merah : Ambon

Agama : Islam

47
ibid

46
Pekerjaan : Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon

Pendidika Terakhir : S1 IAI Al-Aqidah Jakarta

HP. : 085243500737

Jenis
No Nama Alamat
Kelamin
1. Ust. H. Abu Imam A. Rohim Rumbara, S.Pd.I L Air Besar
2. La Isini, S.Pd.I.M.Pd L Air Besar
3. Maryam Renwarin, S.Pd.I P Air Besar
4. Mahfud Key, S.Pd.I L Air Besar
5. Siti Nurhayati, S.Pd.I P Air Besar
7. Saifullah Askab, S.Pd.I L Air Besar
8. Badarudin Rumbara, S.Pd L Air Besar
9. Siti Kamaria Buton, S.Pd P Air Besar
10. Satria Lie P Air Besar
11 Darmi Makatita, S.Pd.I P Air Besar
13 Abd. Razak Rumbara, S.Pd.I L Air Besar
Sumber data pondo pesanren al-anshor 7 maret 2021.

Tenaga pengajar sebagaimana yang terterah pada tabel di atas sebagian

dari santri yang telah melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan memilih

mengabdikan diri di pesantren al-anshor dan juga dari luar yang bukan alumni dan

memilih mengabdikan dirinya demi agama pada pondok pesantren tersebut.

b. keadaan santri

Santri yang berada di Pondok Pesantren Al-anshor berlatar

belakang Sosial yang berbeda-beda, dan mempunyai tingkat Pendidikan

yang beda-beda pula, santri putra berjumlah dan santri purti berjumlah

Jumlah Santri

8. Kegiatan Santri

47
Kegiatan santri di pondok pesantren Al-Anshor tentunya sama engaan

kegiatan santri pada umumnya. Namun berbeda dalam beberapa kegiatan

tambahan yang di miliki oleh pondok pesantren rincian kegiatan santri di pondok

pesantren dapat di lihat sebagai berikit:48

Adapun Jadwal kegiatan harian Pondok Pesantren Al-Anshor Ambon

adalah:

No Jam Kegiatan

1 04.00 – 05.00 Qiyaamul lail dan persiapan sholat subuh

2 05.00 – 05-30 Sholat Subuh

3 05.30 – 06 - 30 Muhaadhorah / Tahfiidzul Qur’an

4 06.30 – 07 -00 Sarapan pagi dan Persiapan kesekolah

5 07 .00. – 12.00 Belajar di Madrasah / sekolah

12. 00 – 12.30 Makan siang

6 12.30 – 13.00 Sholat Dhuhur

7 13.00 – 15.30 Aktifitas ekstra kulikuler

8 15.30 – 16.00 Sholat Asar

9 16.00 - 17.30 Tilawah, Tahsin dan Tahfiidz al-Qur’an.

7 17.30 - 18. 30 Olahraga/ bersi bersih/ persiapan sholat

48
Ibid

48
Magrib

8 18.30 – 19.30 Sholat Magrib Wiridan dan Zikir

9 19.30 – 20.00 Kajian Kitab

Sumber: di peroleh dari pengelola 49

Selain pembelajaran di bidang agama islam namun juga Pondok Pesantren Al-

Anshor Membina Para Santrinya di Ilmu Non Agama Seperti Diajarkan

Berolahraga, Membersihkan Pondok Pesantren dan juga mengisi Usaha-Usaha

Kecil Menengaah (UKM) yang di miliki Pondok Pesantren Al-Anshor

B. Pelaksanaan Pemberdayaan Santri Tidak Mampu Di Pondok

Pesantren Al-Anshor

Pemberdayaan ini juga di bagi menjadi dua yaitu : pemberdayaan secara

Ilmu Agama dan Ilmu Ekonomi.50

Secara khusus, pemberdayaan santri tidak mampu khususnya yang penulis

perdalam bagi santri Di Pondok Pesantren Al-Anshor ambon mempunyai nilai

strategis dalam kehidupan masyarakat. santri mempunyai peran yang besar dalam

pendidikan dan pembinaan moral bagi anak-anaknya, sehingga hal ini dianggap

penting karena akan berpengaruh terhadap kehidupan rumah tangganya serta

masyarakat pada umumnya. Melalui porgram pemberdayaan ini, tujuan yang

hendak dicapai untuk membentuk individu santri putra maupun putri yang

49
Ibid
50
Profil pondok pesantren al-anshor di dapat dari wawancara dan brosur yang di bagikan

49
terampil dalam bidang Pendidikan, keilmuan dan wirausaha. Keterampilan ini

meliputi sikap dan tindakan para santri yang bisa dijadikan sebagai nilai tambah di

dalam dirinya maupun di untuk lingkungaan sekitarnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anshor Ust. Hi. Abu Imam A. Rohim


Rumbara menurut beliau Pemberdayaan santri di bagi menjadi dua
pemberdaayan secara Ilmu Agam di dalam Ruangaan dan pemberdayaan
secara Ilmu Ekonomi di wilaya Pondok Pesantren yang bertujuan semata-
mata agar para sntri menjadi dapat mememahami Ilmu Agama dengan
baik yang sebagaimana di ajarkan dan kemudian juga setelah mereka
keluar nanti dari pondok pesantren bisa menjadi solusi bagi masyarakat
tapi bukan menjadi masalaha 51

1. Pemberdayaan Secara Ilmu Agama

Pondok pesantren al-anshor memfasilitasi sara pendidikan dari sekola

dasar sampai pada sekolah menengah atas ( mi/mts/al-liah ) dan ada juga yang

melanjutkan perguruan tinggi di luar yang sebagiannya di biayaai oleh pondok

pesantren tersebut dengaan catatan setelah wisudah dan balik mengabdi di pondok

pesantren tersebut. Pemberdayaan santri dalam ilmu agama ini juga terorganisir

oleh pondok pesantren tersebut yang di mana mengajarkan pengajian dan dakwah

yang di bekali oleh pondok pendok pesantren dengaan haparapan bisa membwa

kebaikan dan amal jahria tengaah- tengaah masyarakat.52

2. Pemberdayaan Secara Ekonomi =

Pondok pesantren al-anshor juga mengajarkan dan memeberdayakan santri

dalam bidang ekonomi di karenakan beberapa usaha-usaha pondok pesantren AL-

ansor ini bergerak dalam bidang tersebut seperti bank micro wakaf syariah,

koperasi syariah, pertanian, dan pengelolaan minyak kaiputih.

51
Ust. Hi. Abu Imam A. Rohim Rumbara, pimpinan pondok pesantren Al-Anshor wawancara pada
tanggal. Tanggal 13 Maret 2021
52
ibid

50
a. Bank mikro syariah dan koperasi syariah yang berada di Pondok pesantren

al-anshor ambon

b. pertanian yang berada di Pondok Pesantren Penghafal al-Qur’an Maluku

Tengah di Dusun Tanah Merah Desa Liang Kecamatan Salahutu

Kabupaten Maluku Tengah

c. pengolahan minyak kaiputi yang berada di Pondok Pesantren Tahfiizdul

Qur’an Al-Anshor Pulau Buru

Kegiatan santri di pondok pesantren al-anshor sebagimana terjadwal

merupakan kegiatan yang di lakukan secara rutinitas di lakukan mulai dari hari

senin ampai pada hari jumaat dan di hari sabtu para santri juga di ajarakan tentang

kegitan kegitan yang lain mengelola koperasi, dan usha-usaha pondok pesantren

yang lain agar memjadi bekal ketika mereka lulus nanti dan hadir tengaah-tengah

masyarakat bisa menjai solusi dan berguna untuk masyarkat sekitar

B. Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Pondok Pesantren

Ada jenis kegiatan dan usaha ekonomi yang di miliki pondok pesantren

al-anshor yang bekerja sama dengaan instansi lain kegitan ekonomi ini terdiri dari

koperasi, bak micro syariah, pertanian dan peternakan. Usaha usaha tersebut yang

bertujuan untuk menambah keuntungaan bagi pondok pesantren dan

memberdayakan santri baik yang masi pelajar maupun yang telah alumni dan

mengabdi di pondok pesantren semata-mata bertujuan memenuhu kebutuhan

pondok peantren tersebut.

51
1. Koperasi Pondok Pesantren

Koperasi merupakan suatu badan usaha (organisasi ekonomi) yang

dimiliki pondok pesantren al-anshor dan dioperasikan oleh para anggotanya

untuk memenuhi kepentingan bersama di bidang ekonomi.

Ada juga yang mengatakan pengertian koperasi adalah suatu badan hukum yang

dibentuk atas asas kekeluargaan dimana tujuannya adalah untuk mensejahterakan

para anggotanya. Dalam hal ini, koperasi dibentuk dimana kegiatannya

berdasarkan prinsip gerakan ekonomi kerakyatan. Kegitan koperasi yang ada di

pondondok pesantren tersebut sudah berlasung beberapa tahun lalu koperasi

terebut tidak hanya di peruntuhkan untu para santri saja namun juga kepada

masyarkat sekitar yamg berada di sekitaran pondok pesantren. Koperasi di kelolah

oleh pesantren dan memberdayakan santri jenis-jenis barang yang di jalankan

koperasi tersebut berupa sembako dan alat tulis kerja (ATK) sembako di

daganggkan unuk masyarakat sekitaran pondok pesantren dan alat tulis di

daganggakan untuk santri dan siswa yang bersekolah di peantren tersebut

Menurut Saifullah Askab yang merupaknsalasatu pengelola pondok


pesanteren beluiu mengatakan koperasi yang di jalankan oleh pesantren
ini di danai oleh pesantren sendiri dan bertujuan untuk melatih parasantri
dan mengajarkan mereka untuk berdagang dengaan baik yang di ajarkan
oleh tokoh-tokoh islam terdahulu

Eka ibrahim merupakan santri yang di tugaskan untuk mengelola koperasi


menjelaskan bahwa kami yang yang di tugaskan ini juga terkelompokan

52
yang telah di atur oleh pengurus pesantren kata Eka kami sangat senang
melakukan kegiatan koperasi ini karena kami di ajarkan berdagang
menawarkan barang kepada masyarat barang-barang yang kami jual
mulai dari buku tulis sampai pada sembako

2. Bank Mikro Syariah

Bank micro adalah Bank wakaf mikro adalah lembaga keuangan non-bank

bersifat non-formal yang berbentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)

yang didirikan atas izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyediakan akses

permodalan atau pembiayaan bagi masyarakat kecil yang belum memiliki akses

pada lembaga keuangan formal. Bank micro yang berada di pondok pesantren

tersebut merupak kerja sama antar BI,OJK dan PONDOK PESANTREN yang

bertujuan membantu perekonomian pesantren sumber anggaran atau pendanaa di

dapat dari bank inbonesia dan OJK adapun kerja-kerja di bank micro tersebut

Cara kerja bank micro tersebut menerima dan menyalurkan pinman kepada

masyarkat sekitar baik yang ada di sekitaran pondo pesantren. Adapun tenaga

pengelola diambil menggunakan tenaga dari pengelola pondok pesantren dan

santri yang telah lulus dan mengabdikan drinya di pondok pesantren peneliti

melakukan wawancara dengaan salahsatu pengelola

La Isini beliau mengatakan bank micro ini sudah berdiri 3 tahun yang lalu
kerja sama kami dengaan instansi terkait guna keutungaan yang kita
peroleh dapat membantu dalam mengembangkan pondok pesantren
tersebut di bidang ekonomi

Wawancara dengaan alumni pesantren al-anshor Ramadan peisama


menurut ramadan kami aya dan beberapat teman-teman saya yang telah
selesai (lulus) dari dari pondok pesantren kami memilih mengapdikan diri
kepada pesantrten deangaan dan kami di berdayakan dalam setiap

53
kegitan dan usaha pesantren tersebut dalam mengelolah dan menjalankan
bank micro syariah tersebut

3. Pertanian

Kegiatan Pertanian ini berada Pondok Pesantren Penghafal Al-quraan

Maluku Tengaan Desa Liang yang merupakan Cabang Dari Pondok Pesantren

Yang Berada Di Kota Ambon. Di Pondok Pesantren Ini Selain Menghafal Al-

Quraan mereka juga membuka usaha pertanian dimana kegitan pertaniaan ini

meliputi ketrampilan menanam sayuran adapun wawancara dengaan salasatu

pengelola pondok pesantren yang bertugas di liang

Ibu Siti Kamaria Buton beliau mngatakan adapun kegiatan di pesantren


ini selain dari kami mnengajarkan pengahafalan al-quraan yang
terjadwal pada pagi hari sampai 12 :00 wit kemudian di waktu sore kami
lanjut dengaan kegitan pertanian kegiatan ini di lakukan di waktu sore
mulai pukul 15 wit sampai 17:30 kegi dimana ada yang menanam dan
merawat tanaman tersebut dengaan memberdayakan santri putra dan
akan di panen jika tamanan sayuran ini sudah saatnya panen dan di
dagangkan di bahu jalan depan pondok pesantren dan juga di dagangkan
di desa liang maupun pasar mardika kota ambon keuntungaan dari hasil
tersebut diharpkan dapat membantu pesantren dan para santri untuk
kebutuhan keseharian

Wawancara dengaan santri putra Alif Hasanudin kataalif kami di


ajarkan cara bertani sayur dengaan baik dan dan di waktu panen kami
akang menjajakan hasil panenen kita kepada masyarakat.

Andi launuru yang juga santri di pondok tersebut juga mengatakan hal
yang sama kata andi kami sangaat senang berkebun sayur karna selain
kami jual kami juga makan hasil yang kami tanam

4. Peternakan

54
Usaha Peternakan Ini Berada Di Pondok Pesantren Al-Anshor Seram

Bagian Timur di pondok pesantren ini terdapat usaha yang di miliki pesantren

antara lain peternakan sapi. Pondok pesantren mendapatkan bantuan sapi dari

pemerintah kabupaten SBT dan masyarakat yang menitip sapinya untuk di kelolah

sapi yang di berikan oleh pemerintah SBT itu di kelolah untuk pondok pesantren

sedangkan masyarakat yang menitip sapintya sistem bagihasil ketika sapinya

sudah melahirkan dan akan di bagi dua antara pemilik dan pihak pesantren

Baharudin Rumbara beliau mengatakan usaha ini berlangsung mulai dari tahun

2010 bersamaan dengaan berdirinya al-anshor di kabupaten seram bagian timur

SBT dan kami memberdayakan masyarakat dan santri.

Pak mohtar yang merupakan masyarakat yang di berdayakan di situ


mengatakan saya sangaat senang bekerja di sini meskipun di tugaskan
untuk merawat peterkan namun saya juga berkesempatn untuk mengikuti
beberapa kegitan santri seperti ngajian dan kegiatan yang lain juga, saya
merawat sapi di mulai dari pagihari samapai pada sore hari di antaranya
kasi makan sapi dan kasi pindah sapi dari kandangaannya

Wawancara dengaan arsan rumbara yang merupakan santri di situ


mengatakan kami juga memiliki peran yang sama dengaan pak mohtar
namun kami hanya di tugaskan untuk mengambil makan itupun jika waktu
libur

Pemberdayaan masyarakat dan santri ini guna semata-mata untuk


mengajarkan ras atanggungjawab dan kami memanfaatkan masyarakat
dalam hal ini di karenakan jadwal santri sangaat padat dan waktu libur
hanya sedikit dan kami juga bembayar upah masyarakat yang menjaga
sapi tersebut dari hasil penjualan Ujar pak Abd Razak Rumbara

5. Pertanian Minyak Kayu Putih

Pertanian minyak kayu putih ini berlokasi di pondok pesantren al-anshor yang

berada di Kepulawan Buru Kabupaten Pulau Buru Pondok Pesantren Tahfizdul

55
Qur’aan berlokasi di desa jiku merasa kecamatan liliali. Pondok pesantren ini juga

memiliki usaha unggulan yang sudah terkenal di seluruh indonesia yaitu minyak

kayu putih, minyak kayu putih yang di miliki pondok pesantren ini di dapat dari

hasil panen masyarakat sekitar yang menjuat hasil panennya kepada koperasui

pesantren dan di kelolah menjadi kemasan dan di dagangkan di kota Ambon dan

di ekspor juga keluar daeraha seperti papua, maksar dan jawa pengelolaan minyak

kayuputih juga memberdayakan santri

Wawancara dengaan ajwan. Ajwan merupakan salah satu alumni


pesantren al-anshor yang di berdayakan dalam mengelola minyak
kayuputih kata ajwan juga tugas kami mulai dari masak minyak sampai
tahap kemasan

Subandri yang juga alumni pesantren mangatakan kami melakukan


pemasaran dengaan cara menawarkan prodak kami melalui media sosial
maupun di pasar tradisional kepada masyarakat yang ada di kota ambon
bahkan di luar kota ambon

Pemberdayaan di bidang ekonomi merupakan upaya untuk membangun

daya masyarakat dan santri dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran akan potensi ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya. Keberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang

memungkinkan suatu masyarakat bertahan. Dalam pengertian yang dinamis, yaitu

mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat menjadi

sumber dari apa yang dikenal sebagai Ketahanan Nasional.53

Ustadz Saifullah Askab, S.Pd.I54 yang merupakan yang mebidangi


pendidikan ini mengatakan kami
Dari pengurus mengadakan beberapa lembaga usaha melalui kerja sama
dengaan pihak terkai seperti otoritas jasa keuangaan (OJK) dan bang
53
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 2000), 263-264
54
Hasil Wawancara Dengaan Ustadz Saifullah Askab S.Pd.I Tanggal 13 Maret 2021

56
indonesia (BI) dan membuat bank micro wakaf dan koperasi syariah yang
berada di pondok pesantren al-ansor kota ambon ini tujuannya adalah
untuk menabah pendapatan pondok pesantren maka dari situ kami selaku
pengurus juga memanfaatkan hal tersebut untuk memeberdayakan santri
dalam bidang ekonomi hal ini juga merupakan tempat belajar bagi
mereka sendiri agar kedepan nanti ketika mereka keluar bukan saja ilmu
agama yang di ajarkan namun ilmu dunia pun mereka amalkan agar
kehadiran mereka di tengaah-tengaah masyarakat nanti tidak menjadi
masalah bagi lingkungaan sekitar tapi mereka menjadi solusi bagi
masyarakat.
Menurut ibu Zidna Ilma Yang merupakan anggota bidang sosial beliau

mengatakan:

pengelolaan usaha pondok pesantren ini dilakukan secara struktural,


maksudnya di lakukan masing-masing pengurus atau anggota yang lain
memiliki tanggung jawabnya masing-masing ketua bidang untuk mengurusi
hal tersebut dengaan sungguh-sungguh, seperti mengkoordini anggotanya
untuk menejemen barang dengaan baik ssesuai dengaan kebutuhan pondok
pesantren dan santri.55
Berikutnya sama halnya dengan pendapat ustadz Ismail yang mengontrol

usaha koperasi uasaha kopeasi ini di bawa pondok pesantren dan di kelola oleh

santri adapun barang yang di keloah dan di jual seperti alat kerja tulis, sembako,

dan inyak kaiputi usha ini semata-mata untuk menambah keuntungaan buat pihak

pesantren dan sanri dalam pengemangaan ulmu usaha itu tersendiri.56

Menurut Ibu Nisa mengatakan bahwa usaha yang di bangun oleh pondok
pesantren ini sangaatlah bagus karena kita santri yang mengelolahnya bisa
menambah pengalaman dan pengetahuan yang terkait dengaan koperasi
tersebut dan cara mengelola yang baik.
Wawancara berikutnya dengaan santri yang bernama Yati.

Yati mengatakan usaha-usaha dan pemberdayaan yang dilakukan oleh


pondok pesantren ini lumayan membrikan hal positif bagi kami santri

55
Wawancara dengan ibu zidma Tanggal 13 Maret 2021
56
Wawancara Dengaan Ustadz Ismail Tanggal 13 Maret 2021

57
terutama yang megelolah karena kami di ajarkan kemandirian dan rasa
akan tanggung jawab terhadap koperasi ini, kata yati semoga dengaan
proggram pemberdayaan santri di bidang usaha, harapan kami dengaan
apa yang kami dapat bisa menjadi bekal nanti ketika kami sudah berda di
tengaah-tengaah kalangaan masyarakat.
Wawanca dengaan alumni pondok pesantren yang bernama Maya. Maya
mengatakan apa yang saya dapat dari pondok pesantren ketika saya lulus
sekolah saya merasa bahwa saya sangaat berguna bagi masyarakat karena
saya menjadi guru ngaji dan bisa ajar ibu-ibu pengajian dan anak-anak
yatim yang ada di kampung saya di desa werinama kabupaten seram bagian
barat 57

Pondok Pesantren Al-Anshor yang dibangun pada tahun 2004 ini yang

terinspirasi dari konflik maluku pada tahun 1999 yang mengakibatkan anak-anak

yang mengalami penyandang masalah sosial di maluku dan terkhusunya Kota

Ambon sendiri dari masalah ini Pondok Pesantren mengambil dan mengasuh

anak-anak tersebut dengaan harapan mereka bisa sekolah dan menjadi generasi

Islam yang baik kedepannya. Hal ini akan berdampak pada pengurangan

kemiskinan umat. Apabila model pemberdayaan ekonomi pesantren

dikembangkan dan dijalankan secara luas dalam suatu wilayah, misalnya kota atau

provinsi, maka hal ini akan mengurangi jumlah kemiskinan di wilayah tersebut.

Pada akhirnya, kesejahteraan di daerah tersebut akan meningkat. Suatu negara

dapat dikatakan sejahtera apabila tingkat kemiskinannya sangat rendah.

Menurunkan tingkat kemiskinan menjadi tugas bagi kita semua. Tak hanya

pemerintah, rakyat pun juga harus bekerjasama untuk menuntaskan kemiskinan

yang terjadi di Indonesia. Pesantren Al-anshor Ambon memiliki peran yang

strategis untuk memberdayakan santrinya. Dengan segala keunikan serta sumber

daya yang dimilikinya, disisi lain pesantren dapat menjadi pionir dalam

57
Wawancara Dengaan Maya Alumni Pondok Pesantrem Pada Tanggal 15 Maret 2021

58
memajukan perekonomian rakyat Indonesia. Harapannya, Indonesia dapat

menjadi negara yang sejahtera melalui pemberdayaan perekonomian berbasis

pesantren.58

C. Pemberdayaan Santri Dalam Pandangaan Islam

Konsep pemberdayaan dalam ajaran Islam, secara jelas termaktub dalam

Al-Quran, dan berbagai hadits yang menjelaskan sikap cinta kasih Rasul

Muhammad SAW. Di dalam Al-Quran, kata pemberdayaan diwakili dengan kata

Arab yakni tamkin dan istiqwa dimana secara semantik filosofis bermakna

menguatkan dan mengokohkan seseorang dengan memberikannya otoritas dan

kekuasaan (hissi-emosional dan madiy-materi) untuk kehidupannya yang lebih

baik.

Adapun beberapa ayat Al-Quran yang menjelaskan perihal pemberdayaan

diantaranya adalah:

ٰ
َ ۗ ِ‫ض َو َج َع ۡلنَا لَ ُكمۡ فِيهَا َم ٰ َعي‬
َ‫ش قَلِياٗل َّما ت َۡش ُكرُون‬ ِ ‫َولَقَ ۡد َم َّكنَّ ُكمۡ ِفي ٱَأۡل ۡر‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka
bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat
sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-A’raf (7): 10).59

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa, Allah SWT telah memberi berbagai hal

kepada manusia, yang seharusnya dapat manusia manfaatkan dengan baik.

Dengan menikmati dan mensyukuri pemberian Allah SWT itu yang membuat

58
Muhammad Anwar Fathoni, Ade Nur Rohim, Peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi
umat di Indonesia, Conference on Islamic Management, Accounting, and Economics, journal
CIMAE (Proceeding. Vol. 2, 2019). hal. 134-235.
59
Departemen Kementerian Agama RI, Al Quran Terjemah (Jakarta: PT Sari Agung, 2005), hal.
204.

59
manusia menjadi beradab dan bermoral tinggi, yang kemudian membuat status

sosialnya menjadi tinggi pula.

‫ض َو َءاتَ ۡي ٰنَهُ ِمن ُكلِّ َش ۡي ٖء َسبَبٗ ا‬


ِ ‫ِإنَّا َم َّكنَّا لَ ۥهُ فِي ٱَأۡل ۡر‬
Artinya:“Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di
(muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk
mencapai) segala sesuatu.” (QS. Al-Kahfi (18): 84).60
Dalam ayat ini Allah SWT memberikan kekuasaan kepada umat manusia

untuk mencapai segala hal yang diinginkannya. Sehingga dengan kekuasaan itu,

manusia bisa menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik lagi. Selain dalam ayat

Al-Quran, nilai-nilai pemberdayaan di dalam Islam juga terkandung dalam

beberapa hadis, diantaranya: ّ

“Dari Abu Dzar RA, ia berkata. "Rasulullah SAW bersabda, '(Nisab)


saudara-saudara kalian telah Allah jadikan berada di bawah tangan kalian.
Maka berilah mereka makan seperti apa yang kalian makan,dan berilah mereka
pakaian seperti apa yang kalian pakai, sertajanganlah membebani mereka
dengan sesuatu yang dapat memberatkan mereka. Dan jika kalian membebankan
sesuatu kepada mereka, maka bantulah mereka." (HR. Ibnu Majah).61
“Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:"Demi
Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba (dikatakan)
beriman sehingga ia mencintai tetangganyaatau kepada saudaranya-
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (Muttafaq Alaihi).62

60
Departemen Kementerian Agama RI, Al Quran Terjemah, hal. 414.
61
Al-Hafidh Imam Ibnu Hajar al-Asqalany, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkám. Moh. Ismail
Terjemah Bulughul Maram (Surabaya: Putra Alma’arif, 1992), hal. 358.
62
Al-Hafidh Imam Ibnu Hajar al-Asqalany, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkám, hal. 331.

60
Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahwa, sebagai seorang pemimpin

harusnya memberikan kebijakan yang sesuai dengan kesanggupan rakyatnya dan

memberikan setiap kebutuhan para rakyatnya. Jadi sudah menjadi tugas.

Di Pesantren Al-anshor Ambon ini juga selain menimbah ilmu Agama

atau santri-santri juga di ajarkan kreatifitas ekonomi dan di berdayakan oleh

Pondok Pesantren tersebut dalam bidang Ilmu Agama maupun Ilmu Ekonomi

yang mana bertujuan untuk santri tersebut agar setelah selesai sekolah atau lulus

dari pesantren tersebut bisa berdaya guna di tengah-tegaah masyarakat. Berikut ini

beberapa unsur di berdayakan dalam lingkungaan pondok pesantren Al-Anshor

ambon antara lain:

1. kyai

Kyai merupakan elen yang paling penting dalam pondok pesantren

yaitu salasatunya sebagai proses belajar mengajar dalam memajukan

pondok pesantren.63 Kyai merupakan panutan dimana panutan tersebut

memunculkan kepercayaan yang akan di munculkan. Cari sinilah

salasatu komunikasi baik dalam kerangka ekonomis,politis maupun

yang lain terbangundengaan sendirinya.

2. santri

Para santri sering mempunyai potensi ataupun bakat seperti kalin grafi,

dakwah, mengelola organisasi, dan lain sebaginya bakat tersebut

63
A. Halaman. 2005 menggali potensi pondok pesantren. Ambon 12 wit

61
seharusnya di kembangkan oleh Podok Pesantren dan di ajarkan apa itu

life skil melalui proggram pemberdayaan

3. pendidikan

Di dalam pondok pesantren Al-Anshor kota Ambon selain mengajarkan

tentang ilmu Agama di dalam kelas Pondok Pesantren juga

mengajarkan ketrampilan-ketrampilan dan di berdayakan dalam

mengelola usaha-usaha milik pondok pesantren tersebut.

Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok

rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam;

memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom),

dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari

kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; menjangkau sumber-

sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

perlukan; dan berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan

yang mempengaruhi mereka.64

Menurut Sumodiningrat, berpendapat bahwa pemberdayaan masyarakat

harus dilakukan melalui 3 (tiga) jalur, yaitu:

a. Menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang (Enabling).

64
Al-Hafidh Imam Ibnu Hajar al-Asqalany, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkám. Moh. Ismail
Terjemah Bulughul Maram (Surabaya: Putra Alma’arif, 1992), hal. 358.
Al-Hafidh Imam Ibnu Hajar al-Asqalany, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkám, hal. 331.
A. Halaman. 2005 menggali potensi pondok pesantren. Ambon 12 wit

62
b. Menguatkan potensi dan daya yang dimiliki masyarakat

(Empowering).

c. Memberikan perlindungan (Protecting).

d. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu mewujudkan

kemandirian dan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan serta

keterbelakangan.65

Syariat islam merupakan ajaran yang komferensif, mengatur segala aspek

kehidupan manusia termaksud didalamnya mengatur pemberdayaan ekonomi

masyarakat. Manusia di ajarkan pada dasarnya hidup dermawan membantu

sesama pada khususnya masyarakata miskin atau kurang mampu. Mereka patut

dapat bantuan hidip dari keluarga terdekat yang mampu karena pertalian darah. Di

dalam keluarga pasti ada yang mampu dan ada yang hidip bercukupan dan ada

yang kurang, sehingga sebagai keluarga harus saling membantu, Allah juga

memerintah manusia berbuat baik kepada kaum kerabat, pada orang miskin,

duafa, dan kepada orang terlantar dalam perjalan.66

Berkaitan dengaan masalah tersebut kemiskinan bisa teratasi dengaan cara

memberdayakan ekonomi yang merupakan solusi yang di berikan Al-Quraan

Allah berfirman dalam surat al-imran ayat 92.

65
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengamanan Sosial,
(Yogyakarta: Ghalia Indonesia, 1999), 133-134
66
Masbahul Munir, Perpecahan Masalah Kemiskinan Zaman Rasullah Saw,Surabaya,
Dona ,2008

63
ْ ُ‫ُّون َو َما تُنفِق‬
َ ‫وا ِمن َش ۡي ٖء فَِإ َّن ٱهَّلل‬ ْ ُ‫وا ۡٱلبِ َّر َحتَّ ٰى تُنفِق‬
َ ۚ ‫وا ِم َّما تُ ِحب‬ ْ ُ‫لَن تَنَال‬

‫يم‬ٞ ِ‫بِ ِهۦ َعل‬

Yang artinya: sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurnya).


Sebelum kamu menafkakan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja
yang kamu nafkakan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”67.

Pemeberdayaan merupakan visi misi al-quraan untuk menjelaskan kepada

manusia bahwa al-quraan selalu berlaku di mana pun dan kapan pun dan sampai

ahir jaman.

Pemeberdayaan ekonomi pesantren prefektif ekonomi islam bertujuan

untuk keseimbangaan atara ilmu duniawih dan ukhrawi. Maka itu perlu adanya

pemberdayaan ekonomi yang berdasarkan paradikma islam. Kualitas

pemberdayaan santri tidakmampu di pondok peantren al-anshor ini bergantung

dari berbagai pihak, baik dari pengelolanya dan pengawas relawan dan santri itu

sendiri. Perlu adanya suasana dan lingkugaan yang kondusif yang di dasarkan

pada pilar-pilar islam diantaranya sebagai berikut

1. kesalehan santri

Sesungguhnya kesalehan ummat adalah dengaan mengimani islam sebagai

akidah syariah dan pengaplikasikanya dalam segala aspek kehidupan. Sebab

seorang muslim menyakini dia sebagai khalifah dalam kehidupan ini. Bahkan

dilakukan dengaan ikhlas bahakan menjadi ibadah yang mendekatkan diri kepada

Allah Swt.

2. kebaikan sistem pengelolaan


67
Lihat QS. al-imran ayat 92.

64
Adapun yang di maksud kebaikan sistem adalah pemahaman ekonomi yang

di milikinya terkait dengaan pemberdayaan dan kebaikan penelolaan. Sebab

dengaan kadar kebaikan peran pondok pesantren dalam memperdayakan santri

tidak mampu dapat lebih baik dengaan pemahaman agama yang bersifat individu,

dan kebaikan atara pengelola (ustadz) maka akan meletekan lajunya pesat

pengembangaan ekonomi pesantren dan santri sebagaimana mestinya urgensi

kebaikan sistem pondok pesantren bersumber pada kesadaran individu dan ummat

yang merasakan bahwa di pondok pesantren al-anhor sebagai lembaga yang

memberikan hak-hak ana-anak penyandang masalah sosial yang menentukan. Dan

itulah yang akan mengujutkan kemanan dan ketentraman, keptuahan terhadap

pondok pesantren dan pemerintah dari penjelasan diatas dapat di simpulkan

bahwa tugas penting pondok pesantren adalah sebagai berikut.

a. menjaga agama, dan menerapkan hukum-hukumnya, menyerukan

kepadanya dan berjihat di jalan yang benar.

b. menjaga harta kaum muslimin yaiitu dengaan cara mengumpulkan dan

menjaganya sesuai dengaan hukum syariah

c. menegakan keadilan dengaan cara merealisasikan kemana dan ketentraman.

d. berupaya mewujutkan kesejateraan ummat dengaan mempehatikan orang-

oarang membutuhkan dan berusaha merealisasikan kepada merekah yang

membutuhkanya

3. Keadilan

Pengembangaan ekonomi tidaka akan berjalan dalam lingkungaan yang

diliputi kejoliman karena kejoliman merupakan sebab hilangnya nikmat dan

65
datangnya ajab kemudian bahwa ummat yang kehilangaan keadilan untuk bekerja

sama dalam pengembangaan. Ummar radiyallahuanhu menjelaskan dampak

kejoliman terhadap kehidupan dengaan menjelaskan dampak kehidupan dengaan

mengatakan “ ternyata hujan di sebabkan hakim yang jahat dan pemimpin yang

jalim”.

4. Kebebasan dan persamaan

Pemnbicaraan dan kesamaan bukanlah hal yang di bicarakan secara teori

dan konsp belak, namun pembicaraan tentang hal yang dinamis menyentuh relung

kehidupan individu dan kelompok serta berdampak pada perjalan umat dan

kemajuan dan ketertinggalannya. Pembicaraaan dalam pandangaan islam sangaat

berbeda dengaan yang terdapat dalam sistem konvesional. Dalam islam,

persamaan merupakan subtansi dalam islam, persamaan merupakan subtansi

keadilan dan salah satu fenomenannya. Sebab keadilan mengahruskan persamaan

di antara manusia dalam segala bidang seperti di sebutkkan dalam firman Allah

‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا َخلَ ۡق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٖر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ۡل ٰنَ ُكمۡ ُش ُعوبٗ ا َوقَبَٓاِئ َل‬

ٞ ِ‫ارفُ ٓو ۚ ْا ِإ َّن َأ ۡك َر َم ُكمۡ ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ۡتقَ ٰى ُكمۡۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخب‬
‫ير‬ َ ‫لِتَ َع‬

Artinya:“ hai manusia sesungguhnya kami mencitkan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbagsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang-oarang paling mulia dianttara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwah di antara kamu “. (Al-hujurat:13 ) 68
5. ketentrman

68
Muhamad Istan Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Ekonomi Ummat Menurut
Prefektif Islam: Dalam Jurnal Islamic Economics.

66
Al-quraan mensejarahkan anatara nikmat ke makmuran dan nikmat

ketentrman . Allah swt berfirman :

ِ ‫وا َربَّ ٰهَ َذا ۡٱلبَ ۡي‬


‫ت‬ ْ ‫فَ ۡليَ ۡعبُ ُد‬

ۡ ‫ُوع َو َءا َمنَهُم ِّم ۡن‬


ِ ۢ ‫خَو‬
‫ف‬ ۡ ‫ٱلَّ ِذ ٓ َأ‬
ٖ ‫ي ط َع َمهُم ِّمن ج‬
Artinya“ maka hendaklah mereka menyembah tuhan pemilik rumah ini
(ka’bah) yang telah memberi makan kepada mereka untuk menghilangkan
lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.’’(qurais; 3-4).

Para pengamat dalam era kontenporer mengetahui antara pemberdayaan

ekonomi dimana mereka mengaitkan konsop pengmbangaan tidak tertinggal

dengaan keterbelakangaan ekonomi yang lain.

D. Kendala Yang Di Alami Dalam Memberdayakan Santri Tidak

Mampu Di Pondok Pesantren Al-Anhsor

sebuah organisasi ketika mengahadapi berbagai masalah dalam

menjalankan aktifitasnya, maka ia di tuntut untuk memetakan masalah itu secara

konferensif sebelum akhirnya membuuat skala prioritas mana yang paling utama

dan mendesak untuk di tanggulangi. Berikut ini saya akan sebutkan kendala-

kendala yang di hadapi oleh pondok pesantren al-anshor dalam memeberdayakan

santri tidak mampu di kota ambon 69

a. jumblah tenaga kerja ( ustadz/ustadza) yang kurang

69
Puri Maulana ‘’Pengertian Produksi Produsen

67
b. baiaya operasional yang terbatas

c. kurangnya dana

d. kurangnya fasilitas

No Kendala Solusi yang di Analisis

Ambil

1. Kurangnya tenaga kerja Membuat second Semi

terstruktur
Pesantren

2. Biaya operasional terbatas Mengendalikan Semi struktural

kegiatan

3. Kurangnya dana Tingkatkan kerja Semi struktural

sama

4. Kurangnya fasilitasi pengadaan Semi struktural

fasilitasi

Dalam sebuah organisasi, sumber daya manusia dan modal operasiona

sangaat penting karena dalam teori produksi imput yang masuk sangaatlah

menentukan hasil ( ouput ) yang di hasilkan. Karena itu apa yang dilakukan oleh

pondok pesantren al-anshor dalam mengatasi kendala dan masalah sangaat tepat

dalam jangka pendek. Hanya saja dalam jangka panjang mungkin tidak membawa

68
perubahan secara siknifikan. Sebab pesantren di jadikan sebagaimana tempat

pembelajaran keilmuan duniawi dan uhkrawi sebab mereka juga punya tanggung

jawab di luar organisasi. Sehingga solusi yang di ambil dalam mengatasi maslah

ketenagakerjaan ini adalah meningkatkan tenagakeraajn dengaan memberdayakan

santri yang alumni agar dapat bekerja di pesantren tersebut dengaan cara

pengapdian.70

Biaya operasional yang terbatas masalah ini juga sering di hadapi oleh

pihak pengelola pondok pesantren di karenakan jumbla pondok pesantren yang

memiliki beberapa cabang di wilaya maluku seperti Kota Ambon, Maluku

Tengah, Namlea. Sehingga solusi yang baik di ambil adalah memeberdayakan

santri yang telah alumni agar bisa menetap di cabang-cabang pondok pesantren

yang ada di wilaya maluku. Kurangnya dana (anggaran) hal ini sering terjadi pada

setiap organisasi atau perusahaan yang nota bennya adalah swasta. Adapun

menyikapi maslah ini dengaan cara mengotrol dan memenej sistem pengelolaan

uasaha –usaha milik pondok pesantren agar dapat teralisi dengaan baik.

Kuranya fasilitas hal ini juga menjadi masalah serius yang di hadapi oleh

pondok pesantren di karenakan pembanguna pesantren yang ada di kota ambon ini

juga lokasi yang agak sempit dan solusi yang pas di ambil oleh pihak pesantren

dengaan cara mendirikan beberapa pcabang pondok p[esantren di wilaya maluku

dengaan tujuan menyoarkan agama dan misi pendidikan.

70
Putri Maulana, ‘’ Pengertian Produksi”Tujuan Faktor Produksi, Tujuan,Faktor, Fungsi, Bidang
Sumber Daya Dan Etika Produsen

69
70

Anda mungkin juga menyukai