PENDAHULUAN
dalam berbagai bentuk. Pesantren pada dasarnya berasal dari kata santri. Kata
santri berasal dari kata sasthra/i yang diambil dari Bahasa Tamil India, dan
mempunyai makna orang yang pakar di bidang kitab suci. Kata santri
kemudian diberi prefik pe- dan akhiran -an, sehingga menjadi kata pesantren,
asrama.1
Pengasuh.2
bahan pertimbangan dan penalahan lebih tajam dari jumlah santri yang
tinggal dan belajar dalm pondok maupun para alumni santri yang telah
1
Marlina, Potensi Pesantren Dalam Pengembangan Ekonomi Syariah, Jurnal Hukum
Islam (JHI) Volume 12, Nomor 1, Juni 2014.
2
Dede Imam Mughini.Strategi Pengembangan Kemandirian Ekonomi Santri.Jurnal Ekonomi.
tersebar dipelosok tanah air merupakan pasar yang jelas untuk dapat
yang dihuni oleh para santri. Hal ini menunjukkan makna penting dari ciri-
integral.3
3
Wahid dalam Marlina, Potensi Pesantren dalam Pegembangan Ekonomi, Jurnal Hukum Islam
(JHI) Volume 12, Nomor 1, Juni 2014.
berbanding lurus dengan besarnya jumlah peluang usaha dan investasi di
tersebut tidak banyak didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang
pengangguran.4
sebenarnya sudah terjadi di berbagai belahan dunia sejak puluhan tahun yang
lalu. Max Gunther, seorang penulis buku motivasi, pernah mengkritik sistem
buruh, yaitu menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta.5 Mereka kurang
mau dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Bahkan untuk kasus di
sebagian besar adalah umat Islam. Untuk itu, diperlukan upaya yang
lebih berkonsentrasi pada bidang keagamaan dari pada bidang ekonomi. Ini
pola dakwah yang menitikberatkan cara bil lisan menjadi pola dawah bil hal
kewirausahaan.7
tidak mandiri maka di milinium kedua pondok pesantren dituntut untuk bisa
mandiri.
6
Mohammad Nadzir, Membangun Pemberdayaan Ekonomi di Pessantren, Jurnal economica
Volume VI/Edisi 1/Mei 2015
7
Ilham Bustomi dan Khotibul Umam, Strategi Pemberdayaan Ekonomi Santri Dan Masyarakat
Di Lingkungan Pondok Pesantren Wirausaha Lantabur Kota Cirebon, Jurnal Al-Mustashfa, Vol.
2, No. 1, Juni 2017.
mencetak sumber daya manusia (Human Resource). Ketiga, sebagai lembaga
(Agent of Development).
antara pemberian penanaman ilmu pengetahuan agama dan umum, dan juga
PEKERJAAN/
NO NAMA ALAMAT PELATIHAN
USAHA
1 M. Hidayat Sanenrejo Jamur Merang Jamur Merang
2 Badrus Syamsi Madura Anyaman Bambu Online Shop
Ali Wafa
3
Madura Budidaya Lele Budidaya Burung
4 Riski Fadlillah Cangkring Jamur Merang Kulit Pangsit
5 Babur Royan Tempurejo Pembuatan Roti Mie Ayam Roy
Tempurejo”
B. FOKUS PENELITIAN
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian yang penulis
lakukan adalah:
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
9
Babun Suharto, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 37
Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-
keilmuan Islam.
2. Manfaat praktis
maupun dalam dunia kerja dan profesi lainnya yang disemangati jiwa
pekerjaan baru.
E. DEFINISI ISTILAH
Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah – istilah penting yang menjadi
1. Wirausaha
yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau
menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa serta kemakmuran. Selain
yang dihadapi setiap orang dalam kehidupan sehari – hari. Inti dari
terciptanya peluang.11
2. Pondok Pesantren
10
Buchari Alma, Kewiraushaan, (Bandung : ALfabet, 2016), hlm.32
11
Rintan Saragih, Jurnal Penelitian: Membangun Usaha Kreatif, Inovatif Dan Bermanfaat Melalui
Penerapan Kewirausahaan Sosial, 2017.
dari kata santri, diimbuhi awalan pe dan akhiran –an yang berarti para
penuntut ilmu.
(di daerah berbahasa Jawa disebut kyai, di daerah berbahasa Sunda ajegan,
dan di daerah berbahasa Madura nun atau bendara, disingkat ra); sebuah
3. Santri
Santri adalah peserta didik yang terpelajar di pesantren, yang dalam arti
yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren. Jadi
12
Zulhimmah, Jurnal Penelitian : Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren Di Indonesia.2013.
13
Zulhimmah, Jurnal Penelitian : Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren Di Indonesia.2013.
14
Gunawan dan Ali Hasan Siswanto, Islam Nusantara dan Kepesantrenan, (Yogyakarta:Interpena
Yogyakarta, 2016),159
dalam lembaga pesantren untuk mendalami pendidikan Islam dan
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan mengkuti sunnah Rasul, serta teguh
dalam penidrian.
BAB II
LANDSAN TEORI
A. KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Studi terdahulu
dilakukan.15
Jakarta.16
15
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program Strata Satu, (Jember : IAIN Jember Press, 2018),
hlm. 39
16
Abdul Basith, “Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As-Salafiyah Desa
Cicantayan Cisaat Sukabumi” (Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.)
suatu cara yang dilakukan oleh pesantren dalam mengembangkan serta
17
Elfan Sumantri, “Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Falah
Kelurahan Sempusari Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Dalm Perpektif Ekonomi Islam”.
(skripsi : Fakulatas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Istitut Agama Islam Negeri Jember, 2017).
dilakukan oleh pondok pesantren agar jiwa kewirausahaan santri di
18
Dini Febriana, “Pembentukan Karakter Kewiraushaan Santri Melalui Koperasi Pondok
Pesantren Di Pondok Pesantren Al Yasini Areng-Areng Wonorejo Kabupaten Pasuruan”.(Skripsi:
Fakukltas Ilmu tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam negeri maulana malik ibrohim
Malang,2017).
menunjukkan bahwa karakter mereka sudah dapat dikatakan
Yogyakarta.19
19
Mahrus Ali, “Penerapan pendidikan enterpreneur di Pondok Pesantren Daarul Ulum Wal
Hikam PP.Awam Malangan Giwangan Umbulharjo Yogyakarta Dalam Upaya Membangun
Kemandirian Santri”. (Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta,2017).
data dan menarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dengan cara
narrative.
Miftahul Ulum Demak pada bulan Mei 2017-Juli 2017 yang menjadi
Yahya Farida, “Peran Ustaz Dalam Pembentukan Jiwa Wirausaha Santri Di Pondok Pesantren
20
Miftahul Ulum Demak”, (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Surakarta, 2017).
triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis yang digunakan yaitu
kesimpulan.
Tabel G.1
Sukabumi kewirausaahan
yang ada
didalam pondok
pesantren.
Kaliwates mengumpulkan
Dalm Perpektif
Ekonomi Islam.
3 Dini Febriana Pembentukan Metode Subjek
Kabupaten santri.
Pasuruan.
4 Mahrus Ali Penerapan Tema penilitian Subjek
Membangun
Kemandirian
Santri.
5 Yahya Farida Peran Ustaz Sama-sama Subjek
Demak. jiwa
kewirausahaan
santri di pondok
pesantren.
Sumber: Data diolah
2. Landasan Teori
Memiliih landasan teori menjadi sangat penting guna mendapatkan suatu
pengetahuan yang baru dan dijadikan sebagai pegangan secara umum. Hal
ini untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, dalam hal ini
a. Kewirausahaan
1) Pengetian wirausaha
21
Ismail Muhammad dan Karebet Muhammad. 2002. Menggagas Bisnis Islam.Jakarta: Gema
Insani
pengorganisasian dalam pengelolaan suatu bisnis yang juga berarti
wiraswasta agak terlalu sempit. Kata wirausaha lebih luas dan dapat
bidang usaha.24
22
Ibid, hlm.15
23
Pandji Anoraga dan H. Djoko Sudantoko, “Koperasi, Kewirausahaan, Dan Usaha Kecil”
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 137
24
Ibid, hlm 137
Para wirausaha percaya teguh pada dirinya dan kemampuannya
sukses.25
a) Unsur wirausaha
dengan lainnya saling terkait, bersinergi dan tidak terlepas satu sama
atau (intuisi).26
25
Prima Prayitno, Jurnal Penelitian: Pemberdayaan Sumber Daya Santri Melalui
Entrepreneurship Di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School
Parung-Bogor.2016
26
Ismail Muhammad dan Karebet Muhammad. 2002. Menggagas Bisnis Islam.Jakarta: Gema
Insani
membangkitkan suatu umat sebab potensi bangkit dimiliki
b. Unsur keterampilan
Qhasas:77).29
27
Ibid hlm.34
28
Ibid, hlm.36
29
Ismail Muhammad dan Karebet Muhammad. 2002. Menggagas Bisnis Islam.hlm.36
Daya pikir dan keterampilan belumlah dapat menjamin
(Soesarsono, 1996).30
d. Unsur intuisi
30
Ibid,hlm.41
Jika ditelusuri lebih jauh, sebenarnya faktor lain di samping
diusahakan.
lanjut dari pemikiran dan sikap mental madu yang telah dimiliki
191).
bersyukur.31
Implementation (Pelaksanaan)
Growth (Pertumbuhan)
a. Proses inovasi
31
Ismail Muhammad dan Karebet Muhammad. 2002. Menggagas Bisnis Islam. hlm.44
32
Alma Buchari. (2014). Kewirausahaan: Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sedangkan faktor-faktor invironment mendorong inovasi
b. Proses pemicu
lain.
33
Ibid. hlm.10
d) Kebijaksanaan pemerintah mislanya adanya kemudahan-
lain
sebelumnya.34
c. Proses Pelaksanaan
utama
keberhasilan.35
34
Alma Buchari. (2014). Kewirausahaan. Hlm. 11
35
Alma Buchari. (2014). Kewirausahaan. Hlm. 11
4. Wiraswasta dan wirausaha
a. Wiraswasta
36
Ibid. hlm. 16
hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Wasty
tinggi sekolahnya.
wiraswssta adalah:37
manager;
teknologi.
Kenaikan pretise;
Kontinuitas usaha.
b. Wirausaha
38
Alma Buchari. (2014). Kewirausahaan. Hlm. 22
kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu
pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak
dan niaga pada khususnya secara tepat guna (tepat dan berguna,
berbudi luhur.40
39
Avin Fadila Hilmi, Jurnal penelitian: Kewirausaahan Di Pondok Pesantren Dalam Prespektif
Psikologi.2009.
40
hbgdsd
Alma juga memberikan penekanan pengertian tersebut
bahwa :
1) Ciri-Ciri Pengusaha
responsif.
e) Keorisinilan
dilaksanakan.42
42
Buchari Alma, Kewirausahaan. (Bandung : CV Alfabeta, 2016), hlm.53
resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha
3) Karakteristik wirausaha.
memenuhinya.
tugas tersebut.
depan.
kompetensi mereka.44
sendiri.
secara maksimal.
usaha konkrit.
Kelemahannya adalah :
resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka berarti
dihadapinya.
6. Perencanaan Bisnis
penyandang dana.
hendak dicapai.
yaitu:
dalam bisnis.
operasional bisnis.
d) Ini membuat anda sebagai manajer, karena dapat mengetahui
b. Pondok Pesantren
adalah tempat para santri belajar ilmu agama, atau lainnya dengan
pondok ini berasala dari kata bahasa arab yaitu “funduk” yang
45
Daryanto, Kamus Besar Indonesia lengkap, hlm.489
46
Amin Haedari, Panorama Pesantren Dalam Cakrawala Modern (Jakarta: Diva Pustaka, 2004),
hlm.7
47
Tim Direktoral Jendral kelembagaan Agama Islam, Langkah-langkah Pembelajaran DI
Pesantren. 8.
48
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 487-489.
Ali Mukti mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
keluar dari pembahasan dan fokus penilitian dan fokus pada judul
49
Ali Mukti, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003), Hlm. 97
50
Depag, Langkah-Langkah Pengembangan Masyarakat Melalui Pondok Pesantren (Depag.2003)
hal.20.
51
Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan (Jakarta: CV. Prasasti, 2003), hlm. 36
atau kepesantrenan. Sebagai lembaga pendidikn Islam, Ali
sebentar.
islam.
daripada itu, ada kiprah yang besar dari pesantren yang telah
pembangunan.53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang
dapat diamati. Definisi tersebut lebih menekankan pada jenis data yang
menyeluruh dan dideskripsikan dalam bentuk kata – kata dan bahasa yang
dalam penelitian ini. Seperti diketahui bahwa penelitian ini memiliki ciri khas
gejala dan peristiwa itu terjadi dan dialami secara khusus tentang bagaimana
peneliti terlibat didalamnya dan menjadi relasi dengan orang lain. penekanan
pada proses ini mengandaikan adanya tahapan yang perlu dilalui dan tidak
kelemahan (S and W) yang ada di usaha Griya Rajut Seruni. selain itu juga,
peneliti bisa melihat peluang dan ancaman (O and P) yang dihadapi oleh
usaha tersebut. Dengan menggunakan metode ini juga, peneliti tentunya dapat
subjek penelitian yang dimana itu semua berkaitan dengan fokus penelitian
B. Lokasi penelitian
54
M. Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 9.
55
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 6
56
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), 83.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti bertempat di Pondok Pesantren
C. Subjek penelitian
sebelumnya.57
Adapun kriteria informan yang akan dipilih oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
c. Wali santri.
a. Obeservasi
57
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana, 2017), 94.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi langsung
dan jenis observasi partisipasi pasif. Maksud dari pasrtisipasi pasif adalah
peneliti datang ke tempat kegiatan orang atau subjek yang diamatil, akan
kewirausahaan santri, yang nantinya akan menjadi salah satu sumber data
yang kemudian dapat diolah menjadi bahan analisis. Dalam penelitian ini,
b. Wawancara
terbuka.
yang telah dibuat oleh peneliti. Pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dalam
58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 227
59
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 186
pedoman wawancara dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik mencari data menganai hal – hal atau
variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda
data yang digunakan makaa metode analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif.
hati – hati dan cermat sehingga mendapatkan tulisan yang akurat dan tepat
60
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 206
61
Morissan, Metode Penelitian Survei, 37
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
dapat valid.
f. Tahapan-Tahapan Penelitian
62
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
330.
c) Mengurus surat perizinan penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan teknik analisis data yang diperoleh
63
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
330.
BAB IV
e. No Telp/Fax : 0331-757844
f. No Handphone : 081234999992
j. NPWP : 83.407.698.6-626.000
m. E-mail : baitulhikmahponpes@gmail.com
tanah seluas 12.000 m2 yang dikelilingi oleh persawahan, oleh karena itu
itu, Pondok Pesantren Baitul Hikmah juga sangat dekat dengan pasar
pesantren salaf yang telah memberikan kontribusi kultur dan budaya yang
Busri, dimana proses belajar dan mengajar dibantu oleh keluarga dan
66
Dokumentasi, Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo, 15 Juli 2018
67
Dokumentasi, Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo, 25 Januari 2019
68
Dokumentasi, Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo, 25 Januari 2018
6. Status Wakaf /Pribadi.69
69
Dokumentasi, Pondok Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo, 25 Januari 2019
70
sxsxdcdcdf
71
Wawancara dengan KH. Baihaqi Busri (Pengasuh Pondok pesantren Baitul Hikmah) Tempurejo,
21 Maret 2019
Seperti yang disampaikan oleh pengasuh bahwasanya proses
KMI (MTs dan SMK), rumah kiyai, rumah asatidz, asrama santri putra,
73
Wawancara dengan H. M. Yufihadi, S.Pd.,M.Pd.I (direktur Kulliyatul Mu’allimin Wal
Mu’allimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren baitul Hikmah) 22 Maret 2019.
a. Penetapan sasaran pelatihan kewirausahaan
Hasil wawana==
santri senior dan para asatidz berjumlah +/- 60 orang dengan rincian
sebagai berikut :
Wawancara………..
Tempurejo.
dilaksanakan.
Kedua: tujuan, Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
Hasil wawancara….
d. Jenis pelatihan
Hasil wawancara…..
e. Jenis usaha
Hasil wawancara……
Hasil wawawa……
Hasil wawa….