PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat saat ini, yang penuh dengan
tantangan dan persaingan yang begitu sulit untuk dihadapi, maka masyarakat
perlu membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan dan life skill yang
luar sistem sekolah melalui proses kegiatan belajar yang tidak harus berjenjang
1
dan berkesinambungan. Ciri utama yang membedakan pendidikan nonformal
berkenaan dengan waktu, lama belajar, usia peserta didik, materi pelajaran,
untuk dapat mencapai tujuan dari pendidikan luar sekolah serta untuk
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Maka salah satu upaya yang
hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, profesi, bekerja, usaha mandiri
2
kehidupan disitulah akan ada wirausaha. Oleh karena itu dengan adanya
kemampuan berpikir out of the box atau keluar dari kebiasaan, sehingga model-
berkembang menjadi diri yang lebih baik dan bisa mengembangka bakat yang
ada. Suatu penemuan akan dihargai sangat mahal apabila penemuan itu bisa
kerja yang baik. Dengan adanya jenis kewirausahaan yang diselenggarakan ini
yang diharapkan.
Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem
3
kedatangan Islam. Pondok pesantren selama ini juga dikenal sebagai suatu
lembaga pendidikan yang menjadi aset bangsa Indonesia yang telah sekian lama
agama yang menjadi tuntunan kehidupan. Hal ini pun menjalar dikalangan santri
sebagai bagian dari remaja. Santri yang dikenal sebagai contoh atau cermin umat
Islam kini kian kehilangan makna. Santri yang hidup dalam sebuah lingkungan
perilaku santri yang mengarah pada budaya Barat: amoral, hedonis, konsumtif,
dan bertolak belakang dengan religiusitas. Oleh karena itu remaja perlu
membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan dan life skill yang memadai.
khususnya santri mempunyai moral yang lebih baik lagi dan tidak terpengaruh
oleh budaya barat, pesantren Wahid Hasyim juga membekali santri lewat salah
4
dan meningkatkan bakat santri khususnya dalam bidang keterampilan dan
kewirausahaan. Lembaga ini lahir atas dasar pengamatan potensi dalam diri
santri yang sangat potensial untuk dikembangkan. Oleh karena itu, dengan
Wahid Hasyim memang sudah punya wadah untuk dapat mengembangkan minat
dan bakat keterampilan serta kewirausahaan yang ada dalam diri di LPK2, akan
tetapi kenyataanya masih banyak santri yang kurang berminat untuk bergabung
di dalam LPK2. Hal ini menunjukkan bahwa minimnya minat santri untuk
lapangan yang ada di LPK2, sehingga santri hanya dibekali teori-teori saja dan
hanya sedikit ilmu tentang lapangan. Oleh karena itu lembaga harus
mengevaluasi diri supaya santri bisa lebih tertarik untuk ikut bergabung di dalam
lembaga tersebut.
santri pondok pesantren Wahid Hasyim itu masih mempunyai minat yang rendah
5
Dalam usaha menumbuhkan minat wirausaha, maka terlebih dahulu perlu
santri dan lulusan yang mampu berwirausaha dengan baik, apabila tidak disertai
seseorang untuk lebih giat mencari dan memanfaatkan peluang usaha dengan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Minat tidak dibawa sejak lahir tetapi
Tidak hanya pendidikan tetapi juga faktor toleransi atau resiko, adanya peluang,
lingkungan dan juga yang lain. Apalagi bagi seorang santri yang apabila sudah
lulus dari pesantren nanti akan dipandang sebagai seseorang yang banyak tau
tetntang ilmu agama, maka santri harus siap dengan hal itu semua. Akan tetapi
juga tidak boleh meninggalkan apa yang menjadi keutamaan seorang manusia.
6
Oleh karena itu, untuk mengetahui itu semua peneliti melakukan
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
7
Ketrampilan dan Kewirausahaan (LPK2) dalam Pengembangan Minat
D. Rumusan Masalah
8
F. Manfaat Penelitian
Hasyim.
3. Bagi penulis diharapkan dapat merefleksikan ilmu yang sudah didapat dari
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Wirausaha
a. Pendidikan wirausaha
potensi manusia guna mengangkat diri sendiri dan dunia sekitarnya pada
10
Pengertian kewirausahaan menurut Instruksi Presiden RI No. 4
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana,
2006: 2). Peluang sukses di masa depan dapat diraih apabila seorang
(2006: 14)
11
Kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang yang dihadapi.
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide
dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah,
sedangkan inovasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan
kreativitas untuk memecahkan masalah dan peluang untuk
meningkatkan kekayaan hidup
Melihat dari definisi kewirausahaan di atas dapat disimpulkan
pendidikan kewirausahaan.
pelatihan usaha baru atau mengembangkan yang sudah ada menjadi lebih
12
inovasi(innovation), 2) pemicu(triggering event), 3) pelaksanaa
Semua mata
Satuan pelajaran
pendidik SKL
an Perubahan
PAUD, pembelajaran
SD/MI/S kewirausahaa
DLB. n Pembe
SMP/MT Ekstrakurikuler lajaran
Pendidikan
s/SMPLB Aktif
Kewirausahaa
, n
SMK/MA Pengembang
dan an diri
SMK/MA
K dan Kultur sekolah
SI Nilai-nilai
Nonform
Kewirausahaan
al
1. Kreatif
Muatan lokal
2. Mandiri
3. Kepemimpin
an
4. Penanggung
resiko
5. Berorientasi
pada
tindakan,
dsb
Gambar 1. Framework pendidikan kewirausahaan pada setiap
satuan pendidikan.
Sumber : Kepmendiknas, 2010
13
c. Pendekatan Wirausaha
lain.
lapangan pekerjaan baru bagi orang lain yang dengan senang hati untuk
menjalankannya.
14
pebisnis agar seorang wirausaha mengetahui perubahan,
bagi suatu perusahaan maupun tingkat yang lebih kecil seperti organisasi.
yang dijadikan sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan dari organisasi
mengantisipasi hal-hal yang mungkin bisa terjadi di masa datang dan dapat
15
ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagai perusahaan yang
konsep untuk mecapai hasil dengan suatu program yang dijadikan sebagai
2. Minat Wirausaha
16
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap subjek tersebut.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2001 : 190) minat diartikan
aktifitas. Sementara Crow & Crow dalam Djaali (2008: 121) mendefisikan
minat sebagai penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin besar atau semakin dekat hubungan tersebut,
tertentu. Minat tidak dibawa sejak lahir, minat dapat ditimbulkan dari apa
memiliki minat terhadap suatu jenis pekerjaan tertentu maka orang itu
memulai sesuatu bisnis yang baru”. Menurut Dun Steinhoff dan John F.
Burges yang dikutip oleh Yuyus Suryana (2010: 27) wirausaha merupakan
17
orang yang mengorganisasi, mengelola, dan berani menanggung resiko
memastikan sukses.
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi hak
riwayat pekerjaan.
18
Pendapat lain dikemukakan oleh Hendro Chandra (2006: 106),
unggul, menurut Suryana (2010: 67) ciri-ciri dan karakteristik yang harus
19
4) Memiliki jaringan usaha
dengan adanya rasa percaya diri, memiliki daya intuisi yang tajam,
Syaiful B. Djamarah (2011: 191), minat dapat dilihat dari hal-hal berikut,
meliputi:
20
pengembangan keterampilan dan kewirausahaan supaya santri mempunyai
secara resmi didirikan pada tanggal 5 Mei 2009 dibawah pimpinan Ibu
Hasyim.
yang memiliki nilai ekonomis dan memiliki nilai jual yang tinggi,
sehingga kelak setelah santri sudah itu lulus dari pesantren, santri bisa
sekitar.
sejati seperti itu, maka kehidupan yang harmonis penuh kedamaian antar
upaya perwujudan tersebut, perlu adanya dukungan dan peran serta dari
21
untuk itu maka dipandang perlu adanya sebuah wadah yang mandiri yang
4. Pengertian Pesantren
bahwa kata pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat imbuhan
awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat, maka artinya
gabungan dari kata “santri” (manusia baik) dengan suku kata “tra” (suka
untuk tinggal dan belajar para santri. Mastuki HS, dkk (2003: 01), juga
pelajar (santri).
pelajar dalam hal ini adalah santri untuk mendalami ilmu agama Islam.
b. Tujuan Pesantren
22
sekurang-kurangnya oleh dua alasan. Pertama, pesantren dilahirkan untuk
membekali para santri tersebut agar dikemudian hari mereka bisa hidup
berwiraswasta.
23
c. Ciri-ciri Pendidikan Pesantren
karakter santri-santrinya.
d. Elemen-elemen pesantren
terdapat peran kyai yang sangat kuat. Kyai didalam pesantren merupakan
24
1) Pondok
negara lain. Ada tiga alasan utama kenapa pesantren menyediakan asrama
sehingga diperlukan asrama khusus bagi para santri. Ketiga, ada sikap
timbal balik antar kyai dan santri, dimana para santrinya menganggap
2) Masjid
pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik
para santri, terutama dalam praktek sholat lima waktu, khutbah, sholat
25
meliputi teks yang sangat pendek sampai teks yang terdiri dari berjilid-jilid
4) Santri
a) Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan
5) Kyai
26
Republik Indonesia Nomor S-161/M.EKON/06/2014 perihal Penetapan
kehidupan manusia. Makna dan posisi kreativitas dan inovasi itu ibarat
sebuah kata tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kreativitas. Namun
27
dikembangkan dan diimplementasikan dalam kegiatan riil sesuai dengan
pesantren. Suatu karya kreatif dan inovatif sebagai hasil kreasi kiai dapat
dari individu yang memiliki fungsi penuh. Di satu sisi, kreativitas dan
inovasi penting dipahami oleh para guru dalam tugas dan tanggang
dan wawasan kewirausahaan perlu ada komitmen yang tinggi dari kiai dan
28
29
B. Penelitian Yang Relevan
entrepreneur santri, diaplikasikan dalam sebuah pola yang terdiri dari: Input,
30
yaitu, 1. Identifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan, dengan melihat tiga
sisi; Pertama, dilihat dari kebutuhan santri, kedua, kebutuhan pesantren dan
cara pemberian teori melalui seminar, workshop dan lain-lain yang kemudian
dipraktekkan di lapangan dan unit-unit usaha yang ada. Out put, yaitu
perkebunan, empang/kolam ikan, dll, dan kesediaan pelatih yang baik dan
Timbulnya perasaan jenuh atau malas yang kadang-kadang timbul pada santri
dikarenakan masalah pribadi ataupun hal lain disaat bekerja, dan mesin atau
sedikit terganggu.
31
2. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Abdul Basit pada tahun 2009
untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penghambat dan pendukung
32
yang rendah, sehingga menyulitkan terhadap upaya sosialisasi program-
C. Kerangka Berfikir
Minat tidak muncul begitu saja, tetapi dapat tumbuh dan berkembang
berwirausaha.
memiliki gambaran tentang masa depan usaha apa yang ingin dilakukan
setelah lulus. Melalui LPK2 pondok pesantren Wahid Hasyim ini juga
pengangguran serta dapat mencetak wirausaha yang sukses dimasa yang akan
datang.
33
kenyataan hidup yang ada, khususnya dalam dunia kerja dimana kesempatan
kerja lebih sedikit dari pada pencari kerja yang dibutuhkan. Dalam usaha
meningkatkan ide-ide santri agar apa yang diharapkan yaitu lulusan yang
mempuyai sikap pantang menyerah, serta disiplin yang tinggi serta dapat
sebagai berikut:
Pondok Pesantren
Wahid Hasyim
Lembaga Pengembangan
keterampilan dan Santri
kewirausahaan (LPK2
Hasil
34
D. Pertanyaan Penelitian
berikut :
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
kualitatif adalah yang tidak menggunahkan dasar dan kerja secara statistik,
tetapi secara bukti kualitatif yaitu unsur inovasi baik bersama baik kronologi
maupun leksikal yang dimiliki oleh suatu kelompok bahasa tertentu secara
beberapa kharakteristik yaitu sumber data adalah suatu yang wajar (natural
dalam penelitian ini merupakan berupa kata-kata baik tertulis baik tertulis
Dalam hal ini peneliti harus lebih aktif dalam kondisi yang sedang
36
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula.
C. Subyek Penelitian
tentang aspek apa dan siapa yang dijadikan fokus pada situasi tertentu dan
saat ini dan siapa yang dijadikan fokus pada situasi tertentu dan saat ini terus
1. Ketua LPK2
2. Pengurus LPK2
37
Pengurus LPK2 di Pondok Pesantren Wahid Hasyim adalah mereka
3. Santri/santriwati
menonjol dari teman temannya dan juga santri yang mengetahui suasana
Syarif Sirojjudin adalah salah satu dari beberapa Alumni LPK2 yang
dinilai sebagai Key Person dan dalam Penelitian ini dipilih sebagai
Informan.
informan menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kriterian ini harus
38
sesuai dengan topik penelitian. Mereka yang dipilih harus dianggap kredible
1. Wawancara
atau Inggris), yang digunakan oleh pers Indonesia sampai akhir tahun
2011: 186).
yang menjadi pusat penelitian. Hal ini merupakan sebuah proses untuk
39
diperoleh terutama dari mereka yang tergolong sebagai sumber informasi
data secara lebih akurat dari narasumber yang dinilai mengetahui Peran
2. Metode Observasi
banyak biaya.
yang diamati yaitu yang relevan dengan topik penelitian dan dapat dicatat
40
pengamat (observer) ikut atau melibatkan diri dalam objek atau kegiatan
mengetahui secara langsung apa saja yang dilakukan atau yang terjadi
3. Metode Dokumentasi
yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam masalah ini.
E. Instrumen Penelitian
41
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei
2017. Setting penelitian ini adalah LPK2 di Pondok Pesantren Wahid Hasyim
Sleman Yogyakarta.
Pelaksanaan kelas
1 kewirausahaan LPK2 1. Ketua LPK2 1. Observasi
1. Bentuk Program 2. Pengurus LPK2 2. wawancara
LPK2 3. Alumni LPK2 3. dokumentasi
2. Struktur 4. santri
kepengurusan LPK2
3. Materi yang dipelajari
42
satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain (Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Moleong, 2011: 248).
Analisis data dilakukan secara induktif yaitu dimulai dari lapangan atau fakta
yaitu : data reduction, data display, and data conclusion drawing verification
(Mile dan Huberman yang dikutip Sugiyono, 2011: 246). Secara lebih jelas
43
Display data adalah hasil reduksi data kemudian disajikan dalam
data peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
3. Penarikan Kesimpulan
Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting.
44
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
dengan sumber data yang berbeda, yang tersedia dilapangan. Melalui teknik
ini peneliti mengecek keabsahan data yang diperoleh melalui coss chek yaitu
45
BAB IV
Gaten selama kurang lebih 8 (delapan) tahun. Selama itu pula KH. Abdul
46
bernama Walidi (nama kecil KH. Abdul Hadi) ke Sekolah Rakyat (SR)
Abdul Hadi tersebut berjalan setiap hari dimulai sekitar tahun 1975.
2. Deskripsi Wilayah
47
Jalan KH. Wahid Hasyim. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan
Mataram.
budaya, baik budaya barat yang dibawa para wisatawan, ataupun budaya
yang kurang baik yang dibawa oleh para pendatang dari luar daerah.
Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Maka dari itu, budaya yang masuk ke
pesantren harus benar- benar di saring, mana budaya yang baik yang bisa
ditiru dan mana budaya yang kurang baik yang harus ditinggalkan.
a. Visi
48
yang berilmu, berhaluan ahlus-sunnah wal jama’ah, berakhlak mulia,
b. Misi
a. TK Tahfidzul Qur’an
b. Madrasah Ibtida’iyah
c. Madrasah Tsanawiyah
d. Madrasah Aliyah
f. Madrasah Diniyah
g. Ma’had Aly
berikut :
49
d. Lembaga Saran dan Prasarana (LSP)
h. Lembaga Wakaf
l. Kantin
m. Laundry
Wahid Hasyim peneliti hanya meneliti salah satu lembaga yaitu Lembaga
50
Lembaga ini berdiri dengan dilatarbelakangi semangat berikhtiar
mudah diakses oleh peserta didik dan bermanfaat serta tepat guna baik
51
Wahid Hasyim dan beroperasi untuk seluruh civitas PPWH dan wilayah
Hasyim. Para santri yang dijadikan subyek penelitian ada 2 orang yaitu
Achmad Syarif Sirojjudin dan Anik Nur Azizah. Selain santri peneliti
Syukriyah dan Kanza Husnina, untuk alumni di kelas LPK2 yaitu Zaenal
52
B. Data Hasil Penelitian
pakai, seperti ruang kelas, mobil, kantin, dan sebagainya.” (Nazil, 5 Mei
2018)
53
pelatihan yang berorientasi pada kemajuan kesejahteraan ummat. Dalam
dan keilmuan bagi peradaban untuk kehidupan yang sejahtera, arif, dan
bermartabat.
Wahid Hasyim.
54
a. Visi dan Misi Lembaga Pengembangan Keterampilan dan
Kewirausahaan (LPK2)
VISI
MISI
divisi, yaitu:
55
1) Divisi Pengembangan Keterampilan
3) Divisi Humas
1) Identitas lembaga
Kewirausahaan (LPK2)
Yogyakarta
484284
2) Struktur Organisasi
Pengurus Harian
2. Nazilatus Syukriyah
56
Divisi Pengembangan Keterampilan
2. Afif Zulkifli
3. Arif Miftahuddin
4. Agus Rizal
5. Ibnu Rosidi
7. Fatma Hidayati
8. Indri Puspitarini
9. Arina Mustafidah
1. Nur Huda
2. M. Zulfikar
3. Abdul Muhyi
4. Firman Kaisa
5. Darul Ilham
6. Yeni Liani
7. Rifiqoh Wanuroh
8. Noorella Ariyunita
9. Nova ariyunita
57
Divisi Humas
1. Ahmad Syamsudin
3. Ismail
4. Muhammad Saefudin
5. Yahya Muzaki
6. Kanza Husnina
8. Nunung Hidayati
58
Untuk mencapai tujuan dari LPK2, diadakanlah berbagai macam
sebagai berikut:
a. Kelas Wirausaha
1) Waktu pelaksanaan
2) Tentor
59
luar dan ada juga beberapa tentor dari dalam pondok.” (Nazil,
5 Mei 2018)
3) Peserta
pesertanya.
masing-masing.
4) Materi
60
b. Pelatihan menyetir mobil
tersebut.
1) Waktu pelaksanaan
2) Tentor
3) Peserta
61
Adapun peserta pelatihan menyetir adalah santri Wahid
4) Lokasi
c. Pelatihan memasak
1) Waktu
masing-masing
62
2) Tentor
3) Peserta
4) Lokasi
d. Koperasi
63
Ada 4 koperasi yang terdapat di Pondok Pesantren Wahid
e. Pelatihan Komputer
1) Waktu
tidak mengganggu.
2) Tutor
3) Lokasi
Gaten
64
4) Peserta
untuk mempelajari teorinya saja akan tetapi juga bisa menerapkan dan
dimulai dari ketertarikan dan minat pada usaha tersebut. Lembaga LPK2
65
pondok pesantren Wahid Hasyim. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang
wirausahanya.
santri setelah lulus dari pondok pesantren hanya mahir dalam hal kitab
kuning saja atau teori kitab saja akan tetapi tidak pandai atau mempunyai
pondok pesantren Wahid Hasyim para santri selain belajar kitab kuning
para santri putra maupun putri selain pandai dalam hal pembelajran kitab
alumni PP Wahid Hasyim akan percaya diri ketika sudah lulus nanti,
seperti yang di katakan salah satu peserta pelatihan yaitu “saya semakin
66
Hal ini tentu akan melatih terutama mereka yang notebanenya
begitu seterusnya. Santri juga ditekankan bahwa santri itu tidak harus
menjadi Kyai dalam hal agama atau ulama saja. Akan tetapi bisa untuk
menjadi kyai-kyai yang lain seperti kyai yang pandai dalam bidang-bidang
menjadi panduan bagi umatnya. Nabi Saw adalah orang yang kuat
67
memiliki akhlak yang mulia, oleh karenanya beliau patut ditiru dan
masyarakat yaitu:
apabila santri itu terbiasa dengan kemalasan dan lebih menuruti nafsunya
tersebut maka dampaknya mungkin tidak sekarang tapi disaat santri itu
pulang atau sudah tidak lagi di pondok maka santri akan menyesal.
“Santri kalau tidak cerdas, percuma selama ini mengaji pagi siang
malam kalau tidak dapat apa-apa selain hanya menghabiskan uang
kiriman dari orang tua.”
68
Demikian juga diungkapkan peserta pelatihan LPK2, minggu 13
“Saya nyantri disini awalnya cuma pengen ngaji sambil kuliah saja,
akan tetapi setelah beberapa bulan disini dan saya mengetahui ada
lembaga pengembangan keterampilan dan kewirausahaan, niat saya
berubah jadi ketika sudah lulus nanti, saya juga harus mempunyai
pengetahuan tentang wirausaha, makannya saya ikut pelatihan ini.”
tetapi sejauh ini sudah ada hasil yang diharapkan. Memang belum secara
langsung terlihat semua, ada beberapa yang bisa menyesuaikan akan tetapi
ada juga yang masih harus menunggu waktu guna menjawab apa yang
karena sekarang sedikit demi sedikit mampu membaca pasar dan tahu
69
usaha apa yang akan ditekuni. Ini terbukti dengan beberapa santri yang
sudah lulus sekarang bekerja di rental dan bahkan ada beberapa yang
Praktik
70
b. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri
71
santri pondok pesantren Wahid Hasyim. Dalam program
Hasyim
peluang yang besar dalam menarik minat para santri Pondok Pesantren
72
semua itu tergantung pada adanya beberapa faktor yang mendukung dan
lebih mudah dilihat seperti apa peran LPK2 dalam menarik minat santri.
a. Faktor Pendukung
mengikuti pelatihannya.
73
Secara rinci, menurut Ketua Lembaga, faktor yang paling
74
Hal yang sama juga dikatakan oleh salah seorang pengurus
juga.
terdiri dari:
75
a) Madrasah Ibtidaiyah
b) TK Tahfidzul Qur’an
c) Madrasah Tsanawiyah
d) Madrasah Aliyah
g) Madrasah Diniyah
h) Ma’had Aly
Kewirausahaan (LPK2)
p) Lembaga Wakaf
s) Kantin
t) Laundry
76
kali diminta untuk mengisi sosialisasi kewirausahaan di SMA
b. Faktor Penghambat
77
Pengurus Yayasan, maka perubahan kebijakkan di tengah jalan
lembaga,
78
Ada beberapa pelatihan yang membutuhkan sarana dan
Untuk pelarihan nyetir mobil sudah tersedia tapi hanya satu jadi
3) Kurangnya pelatih
nantinya.
79
C. Pembahasan
untuk mempelajari teorinya saja akan tetapi juga bisa menerapkan dan
80
dimulai dari ketertarikan dan minat pada usaha tersebut. Lembaga LPK2
wirausahanya.
Syaiful B. Djamarah (2011: 191), minat dapat dilihat dari hal-hal berikut,
Keinginan untuk melakukan, 3) Perhatian yang lebih besar pada hal yang
Hasyim dibekali dengan rasa suka dan ketertarikan terhadap hal yang
dipelajari, keinginan untuk melakukan, perhatian yang lebih besar pada hal
yang baik.
81
Lembaga pengembangan keterampilan dan kewirausahaan (LPK2)
di Pondok Pesantren Wahid Hasyim adalah salah satu lembaga non formal
a. Kelas wirausaha
kebutuhan santri di era modern seperti saat ini. Menurut Kasmir (2006),
82
inovasi dengan mengedepankan asas-asa kesantrian untuk diterapkan
dll. Menurut Pendapat Bygrave (Buchari Alma, 2013: 10) model proses
tahap pelaksanaa dan pertumbuhan, baru sampai tahap inovasi dan pemicu,
mereka untuk terlebih dahulu meninggalkan pondok atau dengan kata lain
boyong.
dilakukan seminggu 4 kali yaitu setiap hari senin sampai kamis pukul
83
pemula, jika sudah menguasai dengan baik peserta akan diterjunkan ke
dan potensi manusia guna mengangkat diri sendiri dan dunia sekitarnya
menyetir mobil ditentori oleh para tentor yang sudah ahli dalam
bidangnya. Tentor menyetir diambil dari para santri yang sudah ahli dalam
menyetir dan punya jam terbang yang tinggi. Untuk dapat menyetir dengan
mampu mengendalikan diri ketika dijalan dan bisa selamat baik diri sendiri
sikap kerja dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu berdasarkan
84
Jadi dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya life
skill seperti mengemudi mobil itu harus melalui proses kultural atau proses
mengangkat diri sendiri dan dunia sekitarnya pada taraf human, sehingga
pelatihan lebih mengutamakan praktek dari pada teori, sehingga selain bisa
c. Pelatihan Memasak
semisal, Bu Amin pemilik resto Selaras, Bu Lani pemilik ngeban resto dan
seperti ini diharapkan santri banyak mendapatkan ilmu baru dan mengasah
85
Buchari Alma (2013:16) menyatakan bahwa keahlian dan
kewirausahaan.
dan sangat bagus diterapkan untuk kalangan santri apalagi santri putri yang
masa depan yang akan segera dihadapi ketika sudah lulus kelak.
lain sebagainya.
d. Koperasi
86
Menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang No.17 tahun 2012 tentang
modal juga sepenuhnya dari yayasan, bukan dari iuran santri ataupun
tabungan para alumni, akan tetapi hak milik sepenuhnya punya yayasan
langsung.
e. Pelatihan Komputer
dengan tutor langsung dari para ahli informatika yang sebagian besar
dikhususkan untuk belajar desain grafis, spss, corel dan lain sebagainya
untuk bekal usaha di kemudian hari nanti jika dibutuhkan sudah mahir.
87
Menutut Esmara (2005) menyatakan bahwa keahlian dalam
penggunaan komputer saat ini menjadi sebuah syarat mutlak bagi hampir
yang semua diwajibkan harus melek teknologi, baik kaula muda, tua
88
Adapun beberapa upaya yang dilakukan LPK2 untuk
bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill
seperti terjun langsungdi koperasi, kantin, sopir, teknisi lab komputer dan
lain sebagainya.
Hasyim dari teori ke praktek sudah sesuai, seperti halnya pelatihan pada
hanya teori saja, akan tetapi juga harus dilengkapi dengan praktik. Dengan
89
adanya praktik maka santri langsung bisa dapat menuangkan ilmu yang
dari pondok pesantren hanya mahir dalam hal kitab kuning saja atau teori
kitab saja akan tetapi tidak pandai atau mempunyai inisiatif atau
pondok mau jadi apa. Seolah di pondok pesantren hanya akan menjadi
Wahid Hasyim para santri selain belajar kitab kuning mereka juga dibekali
beberapa ketrampilan lain yang mampu membuat para santri putra maupun
putri selain pandai dalam hal pembelajran kitab juga santri dibekali
yang lainnya. Sehingga santri alumni PP Wahid Hasyim akan percaya diri
90
pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui
176)
berwirausaha).
91
Menurut Maunah (2009: 27) Pendidikan keterampilan yang
a. Faktor pendukung
92
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin besar atau semakin
lembaga-lembaga dibawahnya.
93
3) Adanya lembaga lain yang saling mendukung
OSWAH, LSP, LPK2 dan lain sebagainya yang gunanya untuk saling
diri akan kepekaan santri terhadap lingkungan dan juga melatih santri
b. Faktor penghambat
karena semua itu harus diasah terlebih dahulu. Percaya diri menurut
hidupnya.
turun semangat, justru harus sebaliknya, tetap kompak dan yakin akan
mengatasi semua masalah yang ada serta harus tetap semangat dan
94
Jadi dapat ditarik kesimpulan apabila keyakinan santri
pelarihan nyetir mobil sudah tersedia tapi hanya satu jadi harus
3) Kurangnya pelatih
95
Seleksi peserta didasarkan pada besarnya minat dan bakat
nantinya
96
BAB V
A. Kesimpulan
Pondok Pesantren Wahid Hasyim adalah salah satu lembaga non formal
minat dan bakat secara optimal yang berfungsi sebagai sebuah wadah
pelatihan komputer.
dimulai dari ketertarikan dan minat pada usaha tersebut. Lembaga LPK2
97
memiliki banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan secara rutin.
pasti ada, walaupun belum begitu signifikan tetapi sejauh ini sudah ada
ada beberapa yang bisa menyesuaikan akan tetapi ada juga yang masih
sedikit demi sedikit mampu membaca pasar dan tahu usaha apa yang
akan ditekuni. Ini terbukti dengan beberapa santri yang sudah lulus
diantaranya yaitu :
Praktik
98
teori saja, akan tetapi juga harus dilengkapi dengan praktik. Dengan
99
3) Adanya lembaga lain yang saling mendukung
3) Kurangnya pelatih
B. Saran
beberapa saran yang dapat berguna bagi LPK2, para peserta pelatihan, dan
program dapat tercapai dengan baik, baik itu dari tentor maupun
pesertanya.
memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam bidang keterampilan dan
kewirausahaan.
100
4. Peserta pelatihan hendaknya mengikuti pelatihan dengan sebaik-baiknya
supaya tujuan dari program dapat tercapai dengan baik dan menjadi bekal
101