Anda di halaman 1dari 2

Santripreneur

Oleh; Saifullah Masdar S.TP

Staf Halal dan Jasa Teknis Balai Besar Indutsri Hasil Perkebunan dan Alumni ke 32
Pesantren IMMIM Putra Makassar

Pesantren telah menjadi satu dari banyak pilihan sebagai tempat terbaik dalam
menempuh pendidikan. Sebab selain sebagai tempat diseminasi pengetahuan,
pesantren juga menjadi komunitas belajar berinteraksi untuk hidup bersama, menerima
perbedaan, dan mejadi manusia Indonesia seutuhnya. Pesantren sebagai lembaga
sentral di tengah-tengah masyarakat memiliki peranan cukup strategis dalam
pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Dewasa ini peran
pesantren di kalangan masyarakat juga sangat diperlukan , tidak hanya terbatas pada
bidang keagamaan, akan tetapi juga sebagai pelopor dan penggerak dalam
menghadapi permasalahan sosial dan ekonomi.

Kompleksitas permasalahan yang ada dalam masyarakat saat ini memang perlu
diselesaikan dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif. Salah satunya dengan melalui
pengembangan soft skill wirausaha di pesantren. Santri sebagai peserta didik di
pesantren merupakan aset sumberdaya manusia yang memiliki potensi untuk dilibatkan
dengan tujuan keunggulan soft skill, baik dari segi pengetahuan agama dan umum.
Melalui pengembangan wirausaha, maka besar kemungkinan para santri selain akan
menjadi pendakwah juga akan menjadi pelaku bisnis baru atau sekarang ini populer
dengan sebutan Santripreneur. Dengan ditempa keilmuan keagamaan yang matang
menjadikan santri sebagai SDM yang beretos kerja Islami dalam menekuni
wirausaha/bisnis yang dijalankan.

Santri yang terbekali kemampuan dan pengalaman dalam dunia wirausaha tentunya
sewaktu kembali ke daerah asalnya tidak akan kesulitan dalam mencari mata
pencaharian (pekerjaan) karena bisa membuka usaha sendiri. Selain dari pada itu,
program wirausaha yang dijalankan di pesantren dapat membantu dana operasional
yang tidak sedikit. Maka melakukan inovasi untuk menjadi pondok yang mandiri dalam
artian tidak mengandalkan dana sumbangan sebagai sumber utama keuangan lembaga
adalah salah satu nilai tambah yang sangat penting. Sehingga, Jika pondok pesantren
mampu memadukan kedua sumber daya yang dimiliki maka tidak mustahil muncul roda
pergerakan ekonomi baik di kalangan pesantren  dan masyarakat.

Pesantren yang manjalankan ekosistem wirausaha ini memiliki peran strategis untuk
mendukung pertumbuhan industri di Indonesia.  Selain menjadi lembaga pendidikan
berbasis keagamaan, pesantren dapat pula menjadi mitra pengembangan masyarakat
sekaligus. Sebagai Agent of Development dalam istilah kekiniannya, Pesantren dinilai
mampu mengembangkan sumber daya masyarakat di daerah melalui pemberdayaan
ekonomi. Tentu ini sangat berpotensi dikelola mengingat jumlah pondok pesantren yang
tersebar di seluruh penjuru tanah air sangat banyak. Berdasarkan Data Pendidikan
Islam (EMIS), Ditjen Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama,
jumlah pondok pesantren di Indonesia sebanyak 28.518 yang tersebar di seluruh
provinsi dengan total santri sebanyak 4.354.245 santri.

Menjadi wirausaha adalah meneladani Rasullah Muhammad SAW dimana beliau


adalah sosok entrepreneur sejati. 25 Tahun dari usia hidup Rasulullah dijalani dengan
berprofesi sebagai wirausaha. Rasulullah tidak hanya berwirausaha yang semata mata
mencari keuntungan secara duniawi saja namun beliau mengajarkan bahwa seorang
pengusaha juga harus membekali dirinya dengan bekal keimanan dan ilmu syar’i,
khususnya yg berkaitan dengan fikih muamalah dan bisnis agar bisa menjadi
pengusaha yang baik dan benar serta tidak terjerumus dalam hal-hal yang haram.
Semoga dengan hal tersebut santripreneur menghiasi dirinya dengan akhlak islami
yang mulia seperti jujur, pemurah, amanah, kasih sayang, dalam menjalankan
usahanya.

Dalam menjalankan program-program tersebut tentunya pesantren perlu membuka diri


dengan berbagai pihak agar program tersebut bisa lebih sistematis dan berdaya saing.
Pemerintah dalam hal ini Kementrian Perindustrian RI telah melakukan gerakan-
gerakan penumbuhan wirausaha baru melalui program “Santri Berindustri”. Program
tersebut bertujuan membentuk dan mengembangkan unit industri dan wirausaha
industri baru di pondok pesantren melalui dua cara. Pertama, pengembangan unit
industri yang telah ada dan atau menumbuhkan unit industri baru. Selanjutnya,
pengembangan sumber daya manusia (SDM) pondok pesantren menjadi wirausaha
industri baru melalui kompetensi teknis produksi, jejaring, dan manajemen.

Kita tentunya berharap bahwa kedepan pihak pemerintah daerah maupun pihak swasta
dengan program CSR (Corporate Social Responsibility) bisa turut serta dalam
melaksanakan kerjasama dalam pengembangan program wirausaha di pondok
pesantren. Langkah-langkah seperti ini memang sederhana, namun jika dilakukan
dengan konsisten dan berkelanjutan maka akan menjadi stimulus pertumbuhan
ekonomi Indonesia untuk mengantisipasi resesi yang mungkin terjadi. Wirausaha
adalah mesin penggerak pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dan Santripreneur
adalah insan yang mencintai negeri dan bangsanya dengan sepenuh hati. Santri
Hebat#

Anda mungkin juga menyukai