Anda di halaman 1dari 3

Dalam perjalanannya, pesantren ternyata tidak hanya berkutat dari satu kitab ke kitab.

Pesantren bukan
lagi terbatas menjadi tempat pendidikan ajaran Islam saja. Namun, peran ekonomi banyak dilakukan
pesantren dengan segala pola adaptasinya. Salah satunya sebagai pusat pengembangan ekonomi
kerakyatan atau ekonomi umat.

Ada 2 Alasan mengapa pesantren menjadi pelopor perekonomian. Yang Pertama, santri adalah golongan
masyarakat yang berkomitmen tinggi dengan agamanya. Komitmen para santri dalam agamanya dapat
berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan para santri. Kedua, fokus kegiatan pesantren
pada kajian-kajian keislaman dapat membuatnya menjadi penggerak ekonomi syariah di masyarakat
sekaligus melahirkan entrepreneur muda yang berjiwa islami.

sumber daya yang dimiliki pesantren dapat dikelola dalam perekonomian dengan baik. Misal, pesantren
bisa memanfaatkan luasnya tanah yang mereka miliki untuk digunakan dalam kegiatan bercocok tanam.
Pekerja dari kegiatan bercocok tanam tersebut bisa saja para santri yang dilakukan secara bergantian
atau bisa pula dengan memperkerjakan masyarakat di sekitar pesantren sebagai petani yang mengelola
tanah tersebut. Hasil panen yang didapat bisa dijual untuk membiayai kegiatan operasional pesantren.
Dari segi sumber daya manusia, para santri bisa dibekali skill untuk berwirausaha agar pesantren bisa
memiliki sebuah badan usaha yang bisa menjadi penopang kegiatan perekonomian para santri dan
masyarakat.¹

¹ M.Anwar Fathoni, Ade nur rahim, " peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi umat di Indonesia
" , ( Journal, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta vol.2 2019 ) : 136.

Secara garis besar, peran pesantren dalam bidang ekonomi ada 2 hal .

1. Peran perkembangan keilmuan dan sosialisasi ekonomi syariah ke masyarakat. hal ini dikarenakan
pesantren diakui sebagai lembaga pengkaderan ulama' dan Dai yang sah di masyarakat. Ulama dari
pesantren sangat berpotensi menjadi ulama ekonomi Islam yang sangat diperlukan sebagai Dewan
Pengawas Syariah (DPS) bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang berfungsi mengawasi dan menjaga
aktivitas dan program LKS sesuai dengan syariah. Juga berperan sebagai corong sosialisasi ekonomi
syariah di masyarakat, karena mereka adalah panutan dan suara mereka lebih didengar daripada ulama
dan dai yang bukan dari pesantren. Dan juga di pastikan lebih menguasai fiqh muamalah, sehingga bisa
menjelaskan ekonomi syariah pada masyarakat dengan lebih baik.

2. peran mewujudkan laboratorium praktek riil teori ekonomi syariah dalam aktivitas ekonomi. Peran ini
dikatakan sangat strategis, karena mengingat bahwa masyarakat melihat pesantren sebagai teladan dan
contoh dalah aktivitas sehari-hari. Jika pesantren mengembangkan potensinya dalam bidang ekonomi
syariah dan berhasil, maka hal itu akan diikuti oleh masyarakat. Insya Allah mereka akan ramai-ramai
melakukan migrasi dari sistem ekonomi kapitalis menuju ekonomi Islam yang terbebas dari riba, gharar,
dzalim, risywah, jual beli barang haram dan berbagai bentuk kemaksiatan lainnya.

Selain itu, pesantren juga berperan sebagai lembaga konsumsi dan produksi. Yang mana ditujukan
dengan adanya pengusahaan terhadap tanah yang luas, yang menunjukkan bahwa pesantren adalah
salah satu produsen. Pesantren sebagai lembaga konsumsi, dapat dilihat dari barang produksi yang
diserap oleh pesantren. Jika pesantren memiliki usaha produksi, maka bahan baku usaha produksi ini
juga akan menyerap barang produksi yang tidak sedikit.²

² Rusmini, "peran pesantren dalam perkembangan ekonomi islam"


https://ejournal.inzah.ac.id/index.php/iqtishodiyah/article/download/217/180

Ketika periode awal, kiyai di pulau Jawa cenderung memilih mendirikan pesantren di wilayah pedesaan
untuk menghindari perlawanan langsung dengan pemerintah kolonial. Memasuki periode awal
kekerdekaan, lembaga pendidikan ini masih mempertahankan tradisi dekat dengan penduduk desa itu
sehingga tidak mendapat perhatian yang baik dari pemerintah pusat. Memasuki era 1990-an,
pemerintah mulai melirik dunia pesantren dan sebaliknya, pihak pesantren meresponnya dengan
melakukan pembaharuan baik aspek kurikulum, pembelajaran sampai kepada manajemen pengelolaan
pesantren dari sistem kekeluargaan atau keluarga ke sistem yayasan.

lembaga pesantren yang ada di Indonesia berbeda dengan lembaga pendidikan Islam di Negara Islam
lainnya seperti Turki. Sistem pembaharuan pendidikan di Timur Tengah misalnya Turki Usmani, pada
mulanya tidak menjadikan medresse atau madrasah sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam
sehingga tidak menjadi sasaran pembaharuan. Pada masa Turki Usmani, pembentukan sekolah baru
disesuaikan sistem pendidikan Eropa yang ditujukan untuk kepentingan reformasi militer dan birokrasi.
Pembaharu seperti Sultan Mahmud II melakukan pembaharuan pendidikan dengan mengenalkan
sekolah Rusydiyah yang sepenuhnya mengadopsi sistem pendidikan Eropa. Berbeda dengan di
Indonesia, lembaga pendidikan tradisional pesantren dengan secara terbuka menerima dan melakukan
pembaharuan sistem sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Tidak sampai di situ, bahkan
sebagian pesantren telah mendirikan lembaga pendidikan di lingkungan pesantren sendiri yang
mengadopsi sistem pendidikan umum seperti SMA, SMK tanpa meninggalkan tradisinya seperti
pengajian atau materi belajar bersumber pada kitab kuning yang merupakan ciri khas pesantren sejak
awal berdirinya.

kontribusi pesantren terhadap pendidikan nasional baik secara langsung maupun tidak langsung
diantarnya adalah :

1. Tidak sedikit di kalangan pesantren yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Misalnya, para
Walisongo, K. H. Ahmad Dahlan, K. H. Hasyim Asyari, K. H. Nawawi al-Bantani, K. H. Mahfudz al Turmuzi,
dll

2. Penelitian yang dilakukan oleh Zubaedi (2007: 388) terhadap pemikiran tokoh pesantren K. H. Sahal
yang menerapkan konsep fikih sosial di Pesantren Maslakul Huda. Penelitiannya menyimpulkan bahwa
pesantren mampu mengangkat harkat ekonomi santri dan warga masyarakat di sekitar pesantren. Dan
Gus Dur mengatakan dalam salah satu tulisannya bahwa pesantren telah berkembang menjadi salah
satu dari sangat sedikit lembaga pendidikan terkemuka yang secara aktif terlibat dalam upaya
meningkatkan kualitas kehidupan kaum miskin di Indonesia .

3. pesantren sejak awal telah berpartisipasi membantu pemerintah mencerdaskan anak bangsa hingga
pelosok negeri. Fakta ini juga menunjukkan bahwa pesantren telah terlebih dahulu berdiri di desa-desa
sebelum sekolah pemerintah.

4. Pendidikan multikultural, merupakan salah satu bentuk pendidikan yang diterapkan di pesantren yang
memberi kontribusi besar terhadap pendidikan nasional.³

³ Suddin Bani, " kontribusi pesantren dalam sistem pendidikan nasional" ( Journal Auladuna, vol.2 , no.2
Desember 2015) : 268-270

Anda mungkin juga menyukai