PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Pondok pesantren sampai saat ini masih
masyarakat berada dalam kondisi berimbang (balanced) antara aspek dunia dan
kesejahteraan umat
Kenakalan remaja saat ini tidak lagi hanya terjadi di perkotaan teapi juga sudah
merambah di pedesaan. Hal ini secara tidak langsung merupakan dampak dari
dituntut memainkan peran lebih bahkan sebagai tumpuan untuk menyikapi serta
harapan dapat menyelesaikan berbagai persoalan dalam masyarakat pedesaan,
kaum pondok pesantren atau sering disebut kaum sarungan adalah kaum yang
dengan sebuah sistem yang terorganisasi yaitu koperasi. Koperasi ini menjadi
pilihan karena dalam sistem koperasi semua anggota bisa berpartisipasi aktif
untuk mengatasi masalah pendanaan karna kebanyakan dari santri berasal dari
bantuan dari wali santri tentu tidak akan mencukupi. Dalam hal ini koperasi
pengajaran ilmu-ilmu agama Islam atau disebut “tafaqquh biddin” telah banyak
dengan sebutan Koperasi Pondok pesantren atau lebih dikenal dengan istilah
“Kopontren”
pondok pesantren yang telah mendirikan koperasi; (2) masih sebagian kecil
partisipasi aktif para anggota belum optimal (sedang); (4) masih sebagian kecil
kopontren yang diteliti relatif sukses kemajuan usahanya, dan (5) masih
pesantren.1
1
Hasyim, “Analisis Peranan Partisipasi Santri terhadap Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren di
Kota Semarang,” Jurnal Economica Vol. 1, No. 1, Mei 2010, h. 133-146.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pesantren
baik yang bersifat langsung (Mahdhoh) kepada pencipta (Kholiq) yaitu Alloh
SWT sebagai kesejahteraan lahir dan ibadah tidak langsung (Ghoir Mahdhoh)
lahir.
. Dari sejarahnya pesantren pertama kali didirikan oleh para wali yang
komponen yang merupakan pondasi dari pesantren tersebut, yaitu adanya kyai,
santri, asrama sebagai tempat tinggal para santri serta metode pembelajaran
yang menggunakan sistem halaqoh, sorogan dan bandongan dan masjid sebagai
untuk menyiapkan para santri mendalami dan menguasai ilmu agama serta
terutama dalam bidang akhlak serta memberikan bekal para santri untuk hidup
di masyarakat kelak.
Pondok pesantren merupakan pilar penting penopang kehidupan
pendidikan formal. Sudah lazim di wilayah pedesaan, setiap anak begitu setelah
tamat SD atau SMP akan melanjutkan ke pesantren. Hal ini dikarenakan biaya
yang lebih murah dibanding sekolah formal dan juga karena pesantren sebagai
masyarakat pedesaan.
pendidikan tertua yang pernah ada di Indonesia dan dianggap sebagai produk
(batin) dan sosial serta ekonomi (lahir) merupakan filo-sofi bahwa Islam
keluarga baik dari segi moral, spiritual dan ekonomi serta stigma negatif yang
2
Muttaqin, A.i. (2014). Moderniasi Pesantren: Upaya rekonstruksi pendidikan Islam
(Studi komparasi Studi Komparasi Pemikiran Abdurrahman Wahid dan Nurcholish
Madjid). Tarbiyatuna, 7(2), 66-98
Menurut hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang)
dihadapkan pada pilihan-pilihan baik bersikap reaktif atau berperan aktif. Sikap
B. Pengertian Koperasi
koperasi dapat dilihat dari 2 lingkup. Pertama manfaat bagi internal benefit buat
anggotanya yang kedua sebagai economic entity yang memiliki social content (
manfaat sosial ).
Perbedaan antara koperasi dan PT dapat dilihat dari segi teori maupun
praktek. Perbedaan antara koperasi dan PT ditinjau dari segi struktural proses
saham paling banyak maka ia akan mendapatkan hasil yang banyak pula.
keaktifan dan partisipasi anggota. Misalnya anggota yang membeli banyak dari
koperasi, dia akan mendapatkan pembagian SHU lebih tinggi dari anggota yang
bagi santri maupun bagi lembaga. Koperasi dalam pesantren juga dapat
mengajarkan para santri untuk dapat hidup mandiri dan sebagai bekal hidup di
secarabersama-sama.
3
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Koperasi
C. Koperasi Pesantren
pondok pesantren sekitar. Selain sebagai salah satu dari upaya pembelajaran,
koperasi yang didirikan di pondok pesantren sendiri juga memiliki tujuan untuk
berupa simpan pinjam, jual beli kebutuhan pokok, atau mengolah bahan mentah
membutuhkan uang tersebut pada suatu saat, maka koperasi bisa memberikan
simpanan mereka yang sudah mereka setorkan pada koperasi. Hal ini lebih
efektif dalam hal penyimpanan uang karena para santri mungkin tidak bisa
4
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 25 Tahun 1992. Tentang. Perkoperasian.
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
dilakukan secara demokratis Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan
(andil anggota tersebut dalam koperasi Pemberian balas jasa yang terbatas
koperasi.
merencanakan anggaran dasar dan rumah tangga koperasi itu. Lalu meminta
perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan
unsur-unsur antara lain rapat anggota, pengurus, anggota, dan badan pengawas.
berkoperasi sejak dini. Selain itu, pendirian koperasi di pesantren mulai dari
tingkat dasar sampai menengah diharapkan menjadi sarana bagi santri untuk
pertimbangan agar selaras dengan apa yang diharapkan. Tujuan koperasi sendiri
UUD 45. Pada dasarnya koperasi bisa menyerap tenaga kerja, mengurangi
angka kemiskinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
meletakkan dasar demokrasi ekonomi yang begitu kuat dan koperasian ini
yang maju dan yang stabil dan tidak membebankan satu pihak saja. Selama
masih ada kesempatan dan peluang yang besar untuk kita berusaha dan untuk
dan makmur.
koperasi lewat pesantren bisa ikut mendukung peran koperasi untuk menjadi
kekuatan baru yang bisa mengakselarasi peningkatan daya saing industri dalam
negeri. Ini khususnya untuk pengembangan sektor industri kecil dan menengah
(IKM).5
aspirasi ekonomi, sosial dan budaya secara bersama-sama. Oleh karena Itu,
badan usaha lain karena menempatkan manusia sebagai faktor penting dalam
proses dan mekanisme kerjanya, sedangkan faktor material lain hanyalah alat
banyak orang. Semakin banyak orang yang bergabung untuk berkoperasi maka
5
http://www.beritasatu.com/ekonomi/496200-menperin-dorong-pembentukan-koperasi-di-pondok-
pesantren.html
DAFTAR PUSTAKA
Koperasi Pondok Pesantren di Kota Semarang,” Jurnal Economica Vol. 1, No. 1, Mei
2010, h. 133-146.
5. http://www.beritasatu.com/ekonomi/496200-menperin-dorong-pembentukan-koperasi-di-
pondok-pesantren.html