A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an menurut bahasa merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro’a
( )قرأyang bermakna Talaa ([ )تالkeduanya berarti: membaca], atau bermakna Jama’a
(mengumpulkan, mengoleksi). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah
mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca).
Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism
Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi
berita-berita dan hukum-hukum.
Sedangkan pengertian al-Qur’an menurut istilah secara lengkap dikemukakan
oleh Syaikh Muhammad Ali al-Shabuni:
ُن
ُسطُ هُة ُالُ هُميُ ه
ُُ ُبهوُا ه،ن
ُ ُاءُُوُُُالمُرُسُهُلي
ُخاتُ هُمُُالُنُُبهيُ ه
ُ ُُُالمُنزُلُُُعُلُى،ُجز
ُهُوُُُكُالُمُ ُللاهُُُالمُعُ ه
ُُالمُبُ ُدوُ ُء،ُالمُتُعُبُ ُدُُبهُتهالُوُتهُ هُه،ُالمُنُقُوُلُُإهُلُيُناُبهُالتُوُاتُ هُر،ف
ُاح ه
ُُالمُكُتُوُبُُفهُيُالمُصُ ه،جبريل
ُاس
ختُتُمُُُُهبسُوُرُ هُةُالنُ ه
ُ ُح هُةُالم
ُ ُهُبسُوُرُهُةُالفُاته
Artinya: “Kalam Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan kepada penutup
para Nabi dan Rasul-Nya Muhammad saw., dengan perantaraan malaikat Jibril, tertulis di
dalam mushaf, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, diawali dengan surat al-Fatihah
dan diakhiri dengan surat an-Naas.”
Pengertian terminologis di atas dinilai cukup untuk mendefinisikan apa itu Al-
Qur’an. Penyebutan lafzh al-jalâlah Allah setelah kalâm (firman-perkataan) membedakan
Al-Qur’an dari kalâm atau perkataan malaikat, jin dan manusia. Sifat al-mu’jiz artinya al-
Qur’an berfungsi melemahkan para penentangnya. Sifat al-munazzal (yang diturunkan)
diperlukan untuk membedakan Al-Qur’an dari kalam Allah yang lainnya, karena langit dan
bumi dan seluruh isinya juga termasuk kalam Allah. Keterangan ‘Ala Muhammadin
Shallahu ‘alaihi wa sallam diperlukan untuk membedakan Al-Qur’an dengan kalam Allah
lainnya yang diturunkan kepada nabi dan rasul sebelumnya seperti Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Mûsa AS, Zabûr kepada Nabi Daud AS, Injil kepada Nabi ‘Isa AS dan Shuhuf
Ibrâhim dan Mûsa AS. Sifat bi at-tâwatur diperlukan untuk membedakan Al-Qur’an
dengan firman Allah lainnya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tapi tidak
masuk kategori mutawatir seperti hadits âhâd. Karena hadits nabawi pun ada yang bersifat
mutawatir maka untuk membedakannya dengan Al-Qur’an ditambahkan keterangan di
bagian akhir definisi al-muta’abbad bi tilâwatihi, karena hanya Al-Qur’an lah firman Allah
SWT yang dibaca waktu melaksanakan ibadah seperti shalat (maksudnya setelah membaca
Surat Al-Fâtihah), sedangkan firman Allah berupa hadits tidak dibaca dalam shalat.
Allah swt. telah menjaga al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah,
mengurangi atau pun menggantikannya. Dia telah menjamin akan menjaganya
sebagaimana dalam firman-Nya:
B. Fungsi-fungsi Al-Qur’an
1. Sebagai bukti bahwa al-Qur’an adalah wahyu dari Allah swt., bukan karangan
Muhammad (QS. Al A’raf: 203).
2. Sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah (QS. al-Jum’ah:
2)
3. Sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil (QS.
Fathir: 31)
4. Sebagai pelajaran dan penerangan (QS. Yaa Siin: 69)
5. Sebagai pembimbing yang lurus (QS. Al-Kahfi: 1-2)
6. Sebagai pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya (QS.
Al Jatsiyah: 20)
7. Sebagai pengajaran (QS. AI Qalam: 52)
8. Sebagai petunjuk dan kabar gembira (QS. An Nahl: 89)
9. Sebagai obat penyakit jiwa (QS. Yunus: 57)