Jurnal Fraktur

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

ANALISIS

Kelainan sistem muskuloskeletal merupakan penyebab utama dari nyeri menahun dan
kelainan fisik. Komponen sistem muskuloskeletal bisa mengalami robekan, cedera maupun
peradangan.

Penelitian yang melibatkan 800 orang dari 8 sektor informal di tanah air menunjukkan
hasil bahwa gangguan muskuloskeletal dialami oleh 31,6 % petani kelapa sawit di Riau, 21%
perajin wayang kulit di Yogyakarta, 18% perajin Onyx di Jawa Barat, 16,4% penamban emas
di Kalimantan Barat, 14,9% perajin sepatu di Bogor, dan 8% perajin kuningan di JawTengah.

Perajin batu bata di Lampung dan nelayan di DKI Jakarta adalah kelompok pekerja
yang paling banyak menderita gangguan muskuloskeletal, masing 76,7% dan 41,6%. Semua
pekerja mengeluhkan nyeri di punggung, bahu, dan pergelangan tangan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross-
sectional. Populasi adalah pekerja industri dewasa laki-laki maupun perempuan berusia kerja
(15-55 tahun) di wilayah kawasan industri Pulo Gadung pada tahun 2006. Cara pengambilan
sampel dilakukan dengan simple random sampling dengan penghitungan besar sampelmelalui
dua pendekatan, yaitu dengan menggunakan rumus estimasi proporsi dan estimasi rerata6
sehingga diperoleh besar sampel sebanyak 950 orang.

Keluhan nyeri pada pekerja industri lebih kepada keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh pekerja yang berkaitan dengan otot (muskuloskeletal) akibat kerja. Hubungan
antara faktor-faktor dengan keluhan nyeri dijelaskan pada tabel 6.

Faktor yang berhubungan bermakna (p<0,05) dengan keluhan nyeri pada pekerja
industri adalah kondisi distres, status anemia dan posisi kerja. Pekerja dengan kondisi distres
berisiko 1,62 kali (95% CI: 1,25-2,11), anemia berisiko 1,56 kali (95% CI: 1,25-2,11) dan
posisi duduk berisiko 1,51 kali (95% CI: 1,15-1,96) mengalami nyeri muskuloskeletal akibat
kerja dibandingkan dengan pekerja yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai