Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMAN _______________


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Teks Eksposisi
Kelas/Program/Semester : X/ Mia/Ganjil
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (2 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 dan 2
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
prosedural berdasarkan rasa terkait dengan pengembangan dari
ingintahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, mandiri, dan mampu menggunakan
dan humaniora dengan wawasan metoda sesuai kaidah keilmuan.
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.3 Menganalisis struktur, isi 4.3 Mengembangkan isi
(permasalahan, argumentasi, (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan rekomendasi)
rekomendasi), kebahasaan teks eksposisi secara lisan dan /
teks eksposisi yang didengar tulis.
dan atau dibaca
3.3.1 Menemukan struktur teks 4.3.1 Menemukan pola-pola
eksposisi yang dibaca maupun pengembangan teks eksposisi
didengar. dari berberapa teks eksposisi
3.3.2 Menemukan karakteristik teks yang dibaca.
eksposisi yang dibaca maupun 4.3.2 Mengembangkan isi
didengar. (permasalahan, argumen,
3.3.3 Menganalisis struktur dan pengetahuan, dan rekomendasi)
karakteristik teks eksposisi teks eksposisi dari berbagai
yang dibaca. sumber terkait secara runtut
Menyebutkan kaidah dengan bahasa sendiri.
kebahasaan teks eksposisi
secara runtut baik lisan
maupun tulisan.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menemukan struktur teks eksposisi yang dibaca maupun didengar.
2. Menemukan karakteristik teks eksposisi yang dibaca maupun didengar.
3. Menganalisis struktur dan karakteristik teks eksposisi yang dibaca.
4. Menyebutkan kaidah kebahasaan teks eksposisi secara runtut baik lisan
maupun tulisan.
5. Menemukan pola-pola pengembangan teks eksposisi dari berberapa teks
eksposisi yang dibaca.
D. Materi Pembelajaran
- Kaidah kebahasaan teks eksposisi
- Struktur teks eksposisi
- Karakteristik teks eksposisi
- Pola pengembangan paragraf
E. Metode Pembelajaran
Metode Saintifik, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
F. Media, Bahan, dan Sumber Pembelajaran
1. Media / Alat
- Contoh teks eksposisi
- Tayangan Power point
- Print out teks eksposisi
2. Bahan
- Proyektor/LCD
- Laptop
3. Sumber belajar
- Istiqomah. 2015. Buku teks Bahasa Indonesia SMA kelas X. Kemendikbud:
Jakarta
- Tim Penulis. 2015. Media Penilaian Autentik Bahasa Indonesia 1A. Tiga
Serangkai: Solo
- Internet
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama : ( 2 JP )
Indikator
3.3.1 Menemukan struktur teks eksposisi yang dibaca maupun didengar.
3.3.2 Menemukan karakteristik teks eksposisi yang dibaca maupun didengar.
3.3.3 Menganalisis struktur dan karakteristik teks eksposisi yang dibaca
No. Kegiatan Deskrpsi Waktu

1. Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam kepada siswa 10 Menit


2. Guru memimpin do’a sebelum memulai
pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
5. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok
2. Inti 1. Mengamati 70 Menit

 Siswa membaca contoh teks eksposisi


“Manfaat Wortel bagi Kesehatan Tubuh”
yang ditayangkan guru melalui power
point di depan kelas.
 Siswa mencermati isi bacaan yang
ditayangkan secara saksama
 Siswa mencermati uraian yang berkaitan
dengan struktur dan karakteristik teks
eksposisi yang dibacanya
 Siswa diminta berkomentar mengenai
bacaan yang telah ditayangkan.
2. Menanya
 Siswa bertanya jawab tentang struktur
dan karakteristik teks eksposisi yang
ditayangkan
3. Mengeksplorasi
 Siswa mencari dari berbagai sumber
informasi tentang struktur dan
karakterristik teks eksposisi
4. Mengasosiasi
 Siswa mendiskusikan tentang tayangan
dan menselaraskan dengan struktur dan
karakteristik teks eksposisi.
 Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting
dalam tayangan tersebut sebagai bahasan
teks eksposisi
5. Mengomunikasikan
 Siswa menuliskan hal-hal penting yang
telah didapat dari mengamati tayangan
power point.
 Siswa menganalisis struktur dan
karakteristik teks eksposisi yang telah
dibagikan guru
 Siswa menuliskan hasil analisisnya
tentang struktur dan karakteristik teks
eksposisi yang telah dibagikan guru.
 Siswa membacakan hasil kerjanya di
depan kelas, dan siswa lain
menyimaknya.
3. Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan bersama 10 Menit
materi yang telah dipelajari hari ini.
2. Guru melakukan refleksi, menayakan
kesulitan yang dialami siswa dalam
proses pembelajaran.
3. Guru memberitahukan materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya
4. Salah seorang siswa memimpin berdoa
untuk mengakhiri pembelajaran
menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

Pertemuan kedua: ( 2 JP )
Indikator :
3.3.3 Menyebutkan kaidah kebahasaan teks eksposisi secara runtut baik lisan
maupun tulisan.
4.3.1 Menemukan pola-pola pengembangan teks eksposisi dari berberapa teks
eksposisi yang dibaca.
4.3.2 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi dari berbagai sumber terkait secara runtut dengan
bahasa sendiri.
No. Kegiatan Deskrpsi Waktu

1. Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam kepada 10 Menit


siswa
2. Guru memimpin do’a sebelum
memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
5. Guru membagi kelompok 6-7 siswa
setiap kelompok
2. Inti 1. Mengamati 70 Menit
 Siswa membaca teks eksposisi yang
ditayangkan guru melalui power point
di depan kelas.
 Siswa mencermati teks eksposisi yang
ditayangkan
 Siswa mencermati uraian yang
berkaitan dengan kaidah kebahasaan
teks eksposisi
 Siswa membaca materi pola
pengembangan teks eksposisi di buku
teks pembelajaran yang dimiliki siswa
 Siswa menemukan kaidah kebahasaan
dan pola pengembangan teks eksposisi
dari beberapa teks eksposisi yang
sudah dibacanya.
2. Menanya
 Siswa bertanya jawab tentang kaidah
kebahasaan dan pola pengembangan
teks eksposisi
3. Mengeksplorasi
 Siswa mencari dari berbagai sumber
informasi tentang kaidah kebahasaan
dan pola pengembangan teks eksposisi
4. Mengasosiasi
 Siswa mendiskusikan tentang
tayangan dan menselaraskan dengan
kaidah kebahasaan dan pola
pengembangan teks eksposisi.
 Siswa menyimpulkan hal-hal
terpenting dalam tayangan tersebut
sebagai bahasan kelanjutan teks
eksposisi
5. Mengomunikasikan
 Siswa menganalisis kaidah kebahasaan
dan pengembangan teks eksposisi dari
beberapa teks eksposisi yang telah
dibaca
 Siswa menuliskan hasil analisisnya
tentang kaidah kebahasaan dan
pengembangan teks eksposisi dari
beberapa teks eksposisi yang telah
dibaca.
3. Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan 10 enit
materi yang telah dipelajari hari ini.
2. Guru melakukan refleksi, misalnya
menayakan kesulitan yang dialami
siswa dalam proses pembelajaran.
3. Guru memberi tugas rumah untuk
mengembangkan isi (permasalahan,
argumen, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi di buku
teks pelajaran, dari berbagai sumber
terkait secara runtut dengan bahasa
sendiri.
4. Guru memberitahukan materi yang
akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
5. Salah seorang siswa memimpin berdoa
untuk mengakhiri pembelajaran
menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

H. Penilaian Pembelajaran
1. Jenis/ Teknik penilaian
Teknik Bentuk instrument

Observasi Lembar pengamatan sikap dan rubrik

Tes tulis Tes uraian :


1. Tentukan struktur dan karakteristik teks
eksposisi!
2. Temukan kaidah kebahasaan pada teks
eksposisi!
3. Tentukan pola pengembangan teks
eksposisi!

2. Rubrik penilaian sikap


Kriteria

Cukup Amat
Kurang Baik baik
No Aspek Deskripsi (kadang
(jarang (sering (selalu
-kadang
muncu) muncu) muncu)
muncu)
50-65 76-85 86-100
66-75
1 Rasa  Menunjukk
syukur atas an ekspresi
keberadaan atau
bahasa ungkapan
indonesia senang,kag
um
 Menunjukk
an sikap
yakin dan
bangga
terhadap
bahasa
Indonesia
 Selalu
menggunak
an bahasa
Indonesia
dengan baik
dan benar
2 Kesantuna  Kalimat
n dalam yang
mengguna digunakan
kan bahasa komunikatif
indonesia  Pilihan kata
yang
digunakan
dalam
diskusi
menggunak
an kata-kata
halus,
seperti
tolong, saya
berharap,
dsb.
 Sebelum
memberi
tanggapan
terlebih
druktur
dahulu
meminta
kesempatan
mengajukan
pendapat
kepada
moderator

3. Rubrik penilaian kemampuan memahami struktur, isi dan


menginterpretasikan teks eksposisi
No Aspek Deskripsi Bobot Skor

1 Struktur teks  Menyebutkan struktur dengan 5 5


eksposisi lengkap, tepat, dan sistematis
 Menyebutkan struktur kurang 4
lengkap,tepat,dan sistematis
 Menyebutkan struktur tidak 3
lengkap, tidak tepat, dan
tidak sistematis
2 Karakteristik  Menyebutkan seluruh 5 5
teks eksposisi karakteristik teks eksposisi
secara lengkap 4
 Menyebutkan 3-4
karakteristik teks eksposisi 3
 Menyebutkan 1-2
karakteristik teks eksposisi
3 Penentuan isi  Lengkap dan sesuai dengan 5 5
isi 4
 Kurang lengkap dan kurang
sesuai dengan isi 3
 Tidak lengkap dan tidak
sesuai dengan isi
4. Kaidah  Menyebutkan kaidah 5 5
kebahasaan kebahasaan secara lengkap
 Menyebutkan 4-3 kaidah 4
kebahasaan 3
 Menyebutkan 2-1 kaidah
kebahasaan
5. Pola  Menyebutkan pola 5 5
pengembangan pengembangan teks eksposisi
teks eksposisi secara lengkap 4
 Menyebutkan 3-4 pola
pengembangan teks eksposisi 3
 Menyebutkan 2-1 pola
pengembangan teks eksposisi

Lampiran-lampiran:
1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1
2. Instrumen penilaian pertemuan 1
3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2
4. Instrumen penilaian pertemuan 2
Lampiran 1
Materi Pembelajaran Pertemuan 1
Mengungkapkan Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini.
Sejalan dengan isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi (a) tesis atau
penyataan pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.
Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks
eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis
terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi. Argumentasi
merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Argumentsi
dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para
ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan
penulis atau pembicara. Bagian terakhir adalah penegasan ulang, yaitu bagian
yang bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau
saran terhadap permasalahan yang diangkat.

Karakteristik/Ciri-Ciri Teks Eksposisi


 Menjelaskan informasi-informasi pengetahuan
 Gaya informasi yang mengajak
 Penyampaian secara lugas dan menggunakan bahasa yang baku
 Tidak memihak artinya tidak memaksakan kemauan penulis terhadap
pembaca
 Fakta dibakai sebagai alat kontribusi dan alat kontritasi

Contoh Teks Eksposisi


MANFAAT WORTEL BAGI KESEHATAN TUBUH
Wortel merupakan salah satu Tesis
sayuran yang paling populer di
dunia. Wortel sering dilibatkan
dalam berbagai masakan seperti sup
ayam atau salad. Wortel
mengandung sekitar 88% air, 7%
gula, 1% protein, 1% serat, 1% abu,
dan 0,2% lemak.

Sayuran wortel ini ternyata Argumentasi


juga sangat nikmat jika dibuat jus.
Manfaat jus wortel bagi kesehatan
tubuh antara lain menjaga kesehatan
mata, mencegah rabun senja,
mencegah penyakit kanker, dan
menghilangkan racun dalam tubuh.

Manfaat jus wortel yang Penegasan Ulang


paling utama adalah memberi asupan
vitamin A untuk tubuh sehingga
kesehatan mata dapat terjaga, selain
itu manfaat wortel juga bisa
digunakan sebagai obat tradisional.

Membedakan Fakta dan Opini


Dalam menyampaikan argumen, pembicara atau penulis dapat
menggunakan fakta dan alasan-alasan yang logis. Fakta-fakta disajikan dalam
kalimat fakta, sedangkan alasan yang logis disajikan dalam kalimat opini.
Coba kamu perhatikan contoh kalimat-kalimat berikut ini.
Kalimat fakta: Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia hingga tanggal 13 mei
2013 mencatat ada 158.812 narapidana dan tahanan di Indonesia, yang 51.899
orang di antaranya terkait kasus narkoba.
Kalimat opini: Sebagai generasi muda, calon penerus perjuangan bangsa, sudah
seharusnya kita menyiapkan diri menjadi generasi yang berkualitas.

Lampiran 2
Instrumen Penilaian Pertemuan 1
TUGAS INDIVIDU (SOAL A)
1. Bacalah teks eksposisi di bawah berikut!

Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia


Sistem pendidikan Indonesia dewasa ini mengalami suatu perubahan yang
sangat signifikan. Perubahan tersebut berkaitan dengan kurikulum yang digunakan
dalam dunia pendidikan Indonesia. Dimana, kurikulum 2006 yang sejak lama
dipakai diganti dengan kurikulum 2013. Walaupun tidak semua sekolah
menggunakan kurikulum ini, namun tetap berjalan sebagimana mestinya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa
kesempatan menjelaskan bahwa, kurikulum 2013 diprioritaskan pada sekolah-
sekolah yang memiliki akreditasi A atau sekolah berstandar Internasional, yang
biasa disingkat dengan RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). Syarat
keterjangkauan distribusi buku juga menjadi syarat terhadap sekolah pelaksana
kurikulum 2013. Kemendikbud juga menerangkan bahwa kurikulum 2013 ini
fokus pada pembangunan sikap, pengetahuan, keterampilan, karakter yang
berlandaskan pada pendekatan ilmiah atau scientific approach. Selain itu,
kurikulum 2013 juga menitikberatkan kepada hubungan antara pembelajaran
dengan rasa syukur pada pemberian Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia
selaku pengelola alam sekitar. Khususnya mengacu pada pembelajaran yang
dimulai dengan mengamati, menanya, menalar, dan mencoba atau mencipta.
Musliar Kasim selaku wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
beranggapan, bahwa Kurikulum 2013 lebih menonjolkan praktik daripada hafalan.
Sebab selama ini, peserta didik banyak dibebani hafalan, yang justru dirasa kurang
meningkatkan kreativitas. Melalui Kurikulum 2013 ini, pemerintah ingin
menghasilkan anak bangsa Indonesia yang produktif, kreatif, dan afektif. Dalam
kurikulum 2013 setiap peserta didik dibentuk agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
Meutia Hatta, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden mengungkapkan
bahwa kurikulum 2013 ini bertujuan untuk membentuk karakter generasi
berkualitas, cinta tanah air dan bangsanya. Selain itu kurikulum 2013 juga
menitikberatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga
generasi mendatang tetap mempunyai jati diri bangsa Indonesia dan berkualitas.
Namun, ternyata banyak juga masyarakat yang menolak berlakunya
kurikulum 2013 ini. Perubahan kurikulum ini dianggap sangat mendadak dan di
paksakan. Bahkan, ada yang beranggapan kurikulum ini kurang fokus karena
menggabungkan dua mata pelajaran yang memiliki substansi pokok yang berbeda.
Meskipun, mata pelajaran yang akan diajarkan dibuat lebih sederhana, tetapi
tingkat pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki peserta didik akan semakin
berkurang karena mata pelajaran tersebut tidak dipelajari secara utuh, namun
secara terpisah-pisah sehingga akan membuat peserta didik menjadi bingung.
Di atas segalanya, harus kita akui bahwa dalam setiap perubahan tentunya
memiliki sisi positif dan negatif, serta tidak semua orang suka akan perubahan.
Kita berharap dengan perubahan berlakunya kurikulum 2013 ini akan dihasilkan
generasi Indonesia menjadi lebih maju, kreatif, inovatif, produktif,dan berkualitas.

2. Tentukan struktur teks eksposisi tersebut!


Bagian Paragraf

3. Jelaskan pengertian tesis, argumentasi, dan penegasan ulang!

TUGAS INDIVIDU (SOAL B)


1. Bacalah teks eksposisi di bawah berikut!

Anomali Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Di tengah kondisi perekonomian global yang dilanda krisis, catatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia memperlihatkan hasil positif. Pada triwulan
kedua tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi
Indonesia tumbuh sekitar 6,4 persen. Pertumbuhan ini tetap masih terpust di Pulau
Jawa dengan pertumbuhan sebesar 57,5 persen. Jika diakumulasikan,
pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun 2012 lebih baik dibandingkan
dengan semester I tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3 persen.
Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap mengalami anomali.
Hal ini diungkapkan oleh Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi Indonesia for
Global Justice. Beliau beralasan, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut daeng menjelaskan, sekurang-
kurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi Indonesia mengalami
anomali. Pertama, perekonomian Indonesia banyak digerakkan oleh utang asing
yang nilainya terus naik. “Utang Indonesia mencapai Rp. 2.865 triliun. Utang
asing pemerintah meningkat setiap tahunnya. Utang ini menjadi sumber
penghasilan utama pemerintah dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi
Indonesia,” papar Daeng.
Kedua, peningkatan konsumsi masyarakat disinyalir ikut mendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi masyarakat yang meningkat
bersumber dari harga sandang dan pangan yang mengalami kenaikan, serta
ditopang oleh pertumbuhan kredit terutama kredit konsumsi. Ketiga, ekonomi
Indonesia pertumbuhannya didorong oleh ekspor bahan mentah, misalnya hasil
perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga kurang menciptakan nilai
tambah dan lapangan pekerjaan. Faktor terakhir, ekonomi Indonesia
pertumbuhannya didorong oleh investasi asing yang membuat sumber daya alam
Indonesia makin dikuasai asing.
Sementara itu, A Tony Prasetiantono, Pengamat Ekonomi dari Universitas
Gadjah Mada, berpendapat, pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh
sektor domestik. Menurut beliau, efek krisis global melalui defisit neraca
perdangan dan penurunan ekspor baru akan terasa pada kuartal ketiga dan
keempat tahun ini. Beliau menganggap kontribusi ekspor terhadap PDB tidak
besar.
Senada dengan itu, ekonom Mirza Adityaswara menyampaikan, bahwa
sejumlah sector ekonomi dalam negeri tumbuh karena didukung oleh suku bunga
rendah. Hal ini tampak dari pertumbuhan kredit yang mencapai 26-28 persen
sekaligus didorong oleh harga BBM yang rendah karena masih disubsidi oleh
pemerintah. Lebih lanjut diungkap Mirza, sektor yang berorientasi dalam negeri
mengalami pertumbuhan tinggi, seperti otomotif, manufaktur, transportasi,
komunikasi, dan perdagangan. Akibatnya, pertumbuhan sektor yang berorientasi
dalam negeri mengakibatkan kecenderungan defisit neraca perdagangan yang
semakin besar.
Menurut Tony, belanja pemerintah yang lebih besar dan cepat juga sangat
membantu pertumbuhan. Seiring hal itu, tingkat inflasi yang berada di bawah 5
persen cukup membantu, meskipun hal tersebut ada efeknya, yaitu nilai subsidi
energi yang terus membengkak yang sebetulnya cenderung tidak sehat.
2. Tentukan struktur teks eksposisi tersebut!

Bagian Paragraf

3. Jelaskan pengertian tesis, argumentasi, dan penegasan ulang!

Lampiran 3
Materi Pembelajaran Pertemuan 2

Materi Kebahasaan
a) Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina
atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam
yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.
1. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal.
Contohnya seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-
., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka,
hadirin, para.

2. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina


Penunjuk contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina
penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.

b) Verba (kata kerja)


Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau
keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai
predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses
morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi,
ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.
2. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan
bentuk dasar karena proses morfologis (afiksasi, reduplikasi,
komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang,
memukul-mukul, makan-makan, cuci muka,
mempertanggungjawabkan, dll.

c) Konjungsi
Kata penghubung (konjungsi). Contohnya pada kenyataannya, kemudian,
lebih lanjut. Untuk memperkuat argumentasi, kata hubung atau konjungsi
dapat dimanfaatkan. Dalam konteks pengajuan pendapat tentang kebijakan
bahasa ASEAN itu, penulis menghubungkan argumentasi dengan kata
hubung pada kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut. Idealnya,
argumentasi tidak disajikan secara acak. Kata hubung seperti itu dapat
digunakan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang
paling kuat menuju ke yang paling lemah atau sebaliknya.
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat
argumentasi. Suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan
menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat
yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat.
Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks
sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur.

Konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu,


akhirnya dapat digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan
cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau
sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan
informasi asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang
ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan seperti pada
kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk
mengurutkan informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau
sebaliknya. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada
teks eksposisi :

1. Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah


itu
2. Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan
3. Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
4. Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
5. Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana,
apabila
6. Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
7. Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
8. Konjungsi pertentangan : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan,
sedangkan
9. Konjungsi pilihan : atau
10. Konjungsi penegasan/penguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu
pun
11. Konjungsi penjelasan : bahwa
12. Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
13. Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan
demikia

Pola Pengembangan Teks Eksposisi


a) Pola Pengembangan Definisi
Pada pola pengembangan definisi ini paragraf dikembangkan dengan memberikan
keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Di sini kita tidak menghadapi
hanya suatu kalimat, tetapi suatu rangkaian kalimat untuk menjelaskan suatu hal.
Contoh:
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan
oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone
therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk
menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

b) Pola Eksposisi Ilustrasi


Paragraf eksposisi ilustrasi merupakan paragraf eksposisi yang berusaha
memberikan gambaran terhadap topik yang ada menggunakan terhadap sesuatu
dengan menambahkan hal lain yang memiliki kemiripan dalam hal tertentu. Akan
tetapi jangan salah, walaupun dua hal yang dibahas, tetap ide pokok nya adalah
satu saja dan dalam paragraf eksposisi ilustrasi tidak dilakukan untuk
membandingkan keduanya akan tetapi untuk menghubungan kesamaan sehingga
pembaca dapat lebih mudah mencerna. Mirip mirip analogi lah.
Contoh:
Membuat blog membutuhkan ketekunan dan kerja keras. Seperti halnya berbisnis
yang membutuhkan modal awal dan ketekunan dalam berbisnis, blogging juga
membutuhkan hal tersebut. Tanpa adanya ketekunan dan kerja keras dalam
blogging maka blog yang dia usung tidak akan berkembang. Dalam berbisnis
pula dibutuhkan investasi untuk meningkatkan pelayanan dan pemasukan
sehingga para konsumen merasa nyaman dengan bisnis kita. Begitu pula dengan
blogging yang membutuhkan dana dana tertentu dalam meningkatkan
kenyamanan pembaca baik itu template premium yang harus dibeli, membeli
domain untuk menaikkan SEO friendly blog kita dan banyak lagi investasi yang
kita lakukan. Sama halnya dengan berbisnis, blogging dapat mendatangkan
penghasilan pasif bagi anda.

c) Pola Eksposisi Klasifikasi


Sesuai namanya, paragraf eksposisi klasifikasi merupakan paragraf yang dibuat
dengan membagi, mengelompokkan atau mengklasifikasikan sesuatu atau topik
ataupun hal tertentu sehingga pembaca dapat mendapat ilmu dan informasi yang
dimaksud dengan lebih detail. Paragraf eksposisi klasifikasi dapat anda temukan
dalam banyak buku buku yang mengelompokkan sesuatu dalam pembahasannya.
Contoh:
Olahraga tidak hanya dapat menyehatkan fisik, akan tetapi dapat juga
menyehatkan mental yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Sebab,
ternyata kegiatan belajar bukan hanya kegiatan intelektual saja, melainkan juga
fisik. Dave Meier membagi aktivitas belajar menjadi empat kategori yaitu
 Somatis adalah belajar dengan bergerak dan berbuat
 Auditori adalah belajar dengan berbicara dan mendengar
 Visual adalah belajar dengan mengamati dan menggambarkan
 Intelektual adalah belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.
Keempat aktivitas belajar ini harus dikuasai sehingga kemampuan intelektual
yang dimiliki dapat berkembang dengan optimal.

d) Pola Pengembangan Sebab-Akibat


Pengembangan paragraf eksposisi dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan
sebab-akibat. Dalam hal ini, sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama,
sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat
sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan sebab-akibat
adalah sebab, akibatnya, sehingga, maka, dan sebagainya
Contoh:
Pada tahun 2002, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras
meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 juta ton pada tahun 2003. Sesudah
swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita
mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun
1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400
ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 2002 mencapai 2,5
juta ton.

e) Pola Pengembangan Contoh


Pola pengembangan paragraf yang dilakukan dengan memberikan contoh untuk
memperjelas maksud. Dalam eksposisi, contoh-contoh tersebut tidak berfungsi
untuk membuktikan suatu pendapat, tetapi contoh-contoh tersebut dipakai untuk
menjelaskan dan menegaskan ide, gagasan, dan maksud penulis. Dalam hal ini
pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi/contoh yang paling efektif dalam
menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan contoh/ilustrasi
adalah misalnya, seperti, contoh, dan sebagainya.
Contoh:
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat
dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita
temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun
baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator
lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun
tempat tinggal yang permanen.

Lampiran 4
Instrumen Penilaian Pertemuan 2
Tugas Kelompok
1. Bacalah teks eksposisi di bawah berikut!

Minuman Berkafein dapat Berdampak buruk bagi tubuh


Kafein merupakan senyawa alkaloid, utamanya terdapat dalam teh (1% -
4,8%), kopi (1% - 1,5%), dan biji kola (2,7% - 3,6%). Selain terkandung dalam
bahan alami, kafein juga bisa dibuat secara semisintetis. Kafein dalam kopi, teh
dan minuman bersoda memang dapat memberikan kesegaran sekejap. Namun kita
harus berhati hati karena kafein dapat berdampak buruk bagi tubuh.
Pertama, kafein dapat menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki, seperti
insomnia, gelisah, pernapasan meningkat, tremor otot dan ketagihan ringan.
Kafein juga dapat menggangu fungsi nutrisi penguat otak, seperti vitamin B1,
kalsium dan zat besi.
Selain itu, kandungan kafein di dalam kopi dapat menyebabkan sering
buang air kecil, hal ini bila tidak disertai dengan minum air putih, dapat
menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi, bila ini berlangsung dalam periode
panjang, dapat berdampak buruk bagi tubuh anda.
Dan juga minum kopi saat pagi hari waktu anda bangun tidur dapat
menggangu sistem pembersihan tubuh di dalam pencernaan anda. Layaknya yang
kita kenali tubuh kita melakukan system detoksifikasi sangat baik saat kita tengah
tidur di malam hari, serta waktu bangun tidur di pagi hari. Untuk mempercepat
system itu kita dapat memberikan asupan nutrisi yang lengkap untuk sarapan.
Namu jika kita meminum kopi, maka kandungan kafein di dalam kopi dapat
menghentikan pengeluaran racun tersebut. Jika kebiasaan ini terus diulang selama
beberapa tahun, berapakah banyak racun yang semestinya kita keluarkan terus
tersimpan di dalam tubuh.
Sebuah Penelitian di Amerika tentang pengaruh kafein terhadap pelajar
berdampak negatif bagi pelajar. Penelitian yang melibatkan 1500 pelajar itu
menunjukkan bahwa mereka yang meminum secangkir kopi atau lebih perhari
akan menderita depresi dan kegelisahan yang tinggi dibandingkan yang tidak
meminum kopi.

2. Temukanlah kaidah kebahasaan pada teks eksposisi tersebut, dan


tulislah bukti kutipannya!

No Kaidah Kebahasaan Kutipan


1. Konjungsi sebab
akibat
2. Penggunaan kata kerja
3. Penggunaan
pronomina
4. dst.
3. Kembangan kerangka teks eksposisi di bawah ini menjadi suatu teks
eksposisi yang utuh dan runtut sesuai kaidah kebahasaan!
Judul : Manfaat Internet
Tesis : Internet merupakan media informasi berbagai hal
Argumentasi : Internet untuk belajar
Internet untuk bisnis
Internet untuk komunikasi
Penegasan Ulang : Banyak manfaat internet yang harus dijaga agar
kita tetap memperoleh manfaat dari internet.

Anda mungkin juga menyukai