Anda di halaman 1dari 13

C.

GLUKOSA

Glukosa adalah adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga
bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi
respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.

Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan


penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik
monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi
menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul
utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi
penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (–OH) dalam
struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat
dimanfaatkan oleh sistim tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat
memanfaatkan D-Glukosa. Glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja
otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan
digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan molukel
molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. , proses metabolisme glukosa akan berlangsung
melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses aerobik. Proses
metabolisme secara anaerobik akan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm) sedangkan
proses metabolisme anaerobik akan berjalan dengan mengunakan enzim ysebagai katalis di
dalam mitochondria dengan kehadiran Oksigen (O ).

Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu
oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa
berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksildan hidrogen
kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu
gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih
reaktif. Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita
dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu
banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga
akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme
tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang
tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini
(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi
ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif.
STRUKTUR DAN TATA NAMA

Glukosa adalah monosakarida dengan rumus C6H12O6. Dari enam atom karbon, C-1 melalui C-6,
di mana C-1 merupakan bagian dari kelompok aldehida H (C = O) -, dan masing-masing dari
lima karbon lainnya dikenakan satu kelompok hidroksil-OH. Sisanya obligasi dari karbon tulang
punggung dipenuhi oleh hidrogen atom-H. Oleh karena glukosa adalah heksosa dan aldosa , atau
aldohexose .

NOTASI “D” DAN “L”

Notasi D & L dilakukan karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris seperti pada
gliseraldehida.

Masing-masing dari empat karbon C-2 melalui C-5 yang kiral , artinya bahwa empat obligasi
tersebut terhubung ke empat bagian yang berbeda dari molekul. Dalam D-glukosa, keempat
bagian harus dalam tiga dimensi tertentu pengaturan. Yakni, ketika molekul ditarik dalam
proyeksi Fischer , yang hydroxyls pada C-2, C-4, dan C-5 harus berada di sisi kanan, sementara
pada C-3 harus berada di sisi kiri.

PENAMAAN

Untuk gula dengan atom C asimetrik lebih dari 1, notasi D atau L ditentukan oleh atom C
asimetrik terjauh dari gugus aldehida atau keto. Gula yang ditemui di alam adalah dalam bentuk
isomer D.
Gula dalam bentuk D merupakan bayangan cermin dari gula dalam bentuk L. Kedua gula
tersebut memiliki nama yang sama, misalnya D-glukosa & L-glukosa.
Posisi keempat hydroxyls yang terbalik dalam diagram Fischer L-Glukosa; D- dan L- glukosa
adalah dua dari 16 kemungkinan aldoheksosa 14 lainnya allose , altrose , mannose , gulose ,
idose , galaktosa , dan talose , masing-masing dengan dua isomer, 'D -' dan 'L -'.

Pada gula yang lebih panjang, bentuk L- atau D- ditentukan dari atom karbon kiral yang paling
jauh dari gugus karbonil

Bentuk kiral yang berbeda dari suatu gula, disebut isomer optik atau stereoisomer.

BENTUK SIKLIK

Pentosa dan heksosa dapat membentuk struktur siklik melalui reaksi gugus keton atau aldehida
dengan gugus OH dari atom C asimetrik terjauh. Glukosa membentuk hemiasetal intra-molekular
sebagai hasil reaksi aldehida dari C1 & OH dari atom C5, dinamakan cincin piranosa.
Pembentukan hemiasetal & hemiketal

Aldehida dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiasetal. Keton dapat bereaksi dengan
alkohol membentuk hemiketal.

Fruktosa dapat membentuk :


 Cincin piranosa, melalui reaksi antara gugus keto atom C2 dengan OH dari C6.
 Cincin furanosa, melalui reaksi antara gugus keto atom C2 dengan OH dari C5.

Siklisasi D-glukosa

Cincin beranggota enam = PIRANOSA


Pembentukan cincin siklik glukosa menghasilkan pusat asimetrik baru pada atom C1. Kedua
stereoisomer disebut anomer, a & b. Proyeksi Haworth menunjukkan bentuk cincin dari gula
dengan perbedaan pada posisi OH di C1 anomerik :

Dalam solusi, rantai-bentuk terbuka glukosa ('baik' D - atau 'L -') ada dalam keseimbangan
dengan beberapa isomer siklik , masing-masing berisi sebuah cincin karbon ditutup dengan satu
atom oksigen. Dalam larutan air, bagaimanapun, glukosa ada sebagai pyranose selama lebih dari
99%. Bentuk rantai terbuka terbatas sekitar 0,25% dan furanose ada dalam jumlah diabaikan.
Istilah "glukosa" dan "D-glukosa" biasanya digunakan untuk bentuk-bentuk siklik juga. Cincin
ini berasal dari bentuk rantai terbuka oleh adisi nukleofilik reaksi antara kelompok aldehid - (C =
O) H pada C-1 dan kelompok hidroksil-OH pada C-4 atau C-5, menghasilkan hemiacetal
kelompok-C (OH) HO-. Hemiasetal siklik dapat terbentuk sebagai hasil reaksi antara gugus
hidroksil dan karbonil pada rantai yang sama

Reaksi antara C-1 dan C-5 menciptakan sebuah molekul dengan cincin beranggota enam,
disebut pyranose , setelah eter siklik pyran , molekul sederhana dengan cincin karbon-oksigen
yang sama. Reaksi antara C-1 dan C-4 menciptakan sebuah molekul dengan cincin beranggota
lima, yang disebut furanose , setelah eter siklik furan. Dalam kedua kasus, setiap karbon di atas
ring memiliki satu hidrogen dan satu hidroksil terpasang, kecuali untuk karbon terakhir (C-4 atau
C-5) dimana hidroksil diganti oleh sisa molekul terbuka (yang - (CHOH) 2-H atau - (CHOH)-H,
masing-masing). Reaksi cincin-penutupan membuat karbon C-1 kiral juga, karena empat obligasi
menyebabkan-H, ke-OH, untuk karbon C-2, dan oksigen cincin. Keempat bagian dari molekul
dapat diatur sekitar C-1 ( karbon anomeric ) dalam dua cara yang berbeda, yang ditunjuk oleh
prefiks 'α-' dan 'β-'. Ketika molekul glukopiranosa ditarik dalam proyeksi Haworth , penunjukan
'α-' berarti bahwa kelompok hidroksil yang melekat pada C-1 dan-CH 2 OH pada C-5 terletak di
sisi berlawanan dari ring pesawat (a trans pengaturan ), 'sedangkan' β-berarti bahwa mereka
berada di sisi yang sama dari pesawat (a cis pengaturan). Oleh karena itu, terbuka isomer D-
glukosa menimbulkan empat isomer siklik yang berbeda: α-D-glukopiranosa, β-D-
glukopiranosa, α-D-glucofuranose, dan β-D-glucofuranose, α-D - Glucopyranose
Glukopiranosa, β-D - Glucopyranose Glukopiranosa, α-D - Glucofuranose Glucofuranose, β-D
- Glucofuranose Glucofuranose.
Rantai lainnya terbuka-isomer L-glukosa juga menimbulkan empat bentuk siklik berbeda L-
glukosa, masing-masing cermin gambar dari D-glukosa yang sesuai.
Cincin glukopiranosa (α atau β) dapat mengasumsikan bentuk non-planar beberapa, analog
dengan 'kursi' dan 'perahu' konformasi dari sikloheksana. Demikian pula, cincin glucofuranose
mungkin beranggapan beberapa bentuk, analog dengan 'amplop' konformasi dari cyclopentane .

Glukopiranosa bentuk glukosa yang mendominasi dalam larutan, dan merupakan bentuk yang
diamati dalam keadaan padat. Mereka adalah padatan kristal berwarna, sangat larut dalam air dan
asam asetat , buruk larut dalam metanol dan etanol . Mereka meleleh pada 146 ° C (α) dan 150 °
C (β), dan terurai pada suhu tinggi ke karbon dan air.

Karena sifat ikatan karbon yang berbentuk tetrahedral, gula piranosa membentuk konfigurasi
“kursi" atau “perahu", tergantung dari gulanya. Penggambaran konfigurasi kursi dari
glukopiranosa di atas lebih tepat dibandingkan dengan proyeksi Haworth.
BANDINGAN ALPA DAN GLUKOSA BETA

Posisi gugus-OH pada karbon anomeric merupakan perbedaan penting untuk kimia karbohidrat.
• Posisi Beta didefinisikan sebagai-OH berada di sisi yang sama dari cincin sebagai C 6. Dalam
struktur kursi ini menghasilkan proyeksi horisontal.
• Posisi Alpha didefinisikan sebagai-OH berada di sisi berlawanan dari cincin sebagai C 6.

Dalam struktur kursi ini menghasilkan proyeksi ke bawah.

PERAN GLUKOSA DALAM METABOLISME

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori
(17 KJ) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan
monosakarida dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam
produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein
dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid,
jaringan ini sangat tergantung pada glukosa. Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui
saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak,
sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati
hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi
cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak
energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah
secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan
dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

D. DISAKARIDA

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosidik, ikatan
kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi dehidrasi, misalnya maltosa
merupakan suatu disakarida yang dibentuk melalui penyatuan dua molekul glukosa. Juga dikenal
sebagai gula malto. Maltosa merupakan bahan untuk pembuatan bir. Laktosa, gula yang
ditemukan dalam susu, merupakan disakarida lain, yang terdiri atas sebuah molekul glukosa
yang berikatan dengan sebuah molekul galaktosa. Disakarida yang paling banyak di alam adalah
sukrosa, yaitu gula yang sehari – hari kita konsumsi. Kedua monomernya adalah glukosa dan
fruktosa. Tumbuhan organ nonfotosintetik lainnya dalam bentuk sukrosa.

Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang


dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu
monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan
menghasilkan 2 mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di
alam. Salah satu contoh reaksi pembentukan disakarida adalah sebagai berikut :

C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O12 + H2O


(monosakarida) (disakarida)
Dalam reaksi tersebut di atas terjadi pelepasan air. Beberapa jenis disakarida yang penting adalah
laktosa, sukrosa, dan maltosa.

1. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum).
Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.

Struktur maltose
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu
menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa. Konfigurasi ikatan
glikosida pada maltosa selalu α karena maltosa terhidrolisis oleh α-glukosidase. Satu molekul
maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
2. Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal
dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1,2 –α.

Struktur sukrosa
Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa.
Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa. Jika kita perhatikan
strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa maupun
fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak memiliki gugus
hemiasetal. Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi.

3. Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa
tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-β.

Struktur laktosa
Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan
memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa. Apabila enzim ini
kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit
galaktosemia yang biasa menyerang bayi.

 Disakarida tanpa gugus hemiasetal bebas


Disakarida jenis ini dapat dibentuk dengan reaksi dua glikolisis gugus hidroksi dengan
gugus yang lainnya yang disebut dengan glikosil glikosida. Jenis ini sering disebut sebagai
disakarida non-reduktor. Contohnya adalah sukrosa.
 Disakarida dengan gugus hemiasetal bebas
Suatu disakarida dengan satu unit glikosil dapat digantikan dengan atom hydrogen dari
gugus hidroksil alkoholik dari unit lainnya yang disebut glikosil glukosa. Nama lain jenis ini
adalah disakarida reduktor, contohnya adalah maltose.

 Ada dua jenis Disakarida.


1. Disakarida yang mengalami Pengurangan : Dalam jenis disakarida ini, gula pereduksi
adalah unit ‘hemiasetal’ bebas. Hemiasetal adalah senyawa yang berasal berturut-turut
dari aldehid dan keton. Aldehida adalah senyawa organik. Gugus fungsi ini, dengan
struktur R-CHO, terdiri dari pusat karbonil terikat pada hidrogen dan gugus R. -CHO
disebut gugus aldehid atau formil. Banyak wewangian adalah aldehida. Keton juga
senyawa organik dengan struktur RC (= O) R ‘di mana C = O adalah kelompok keton.
Contoh disakarida dengan pengurangan ini adalah maltosa dan Selobiosa.
2. Disakarida Non-pengurangan: Pada tipe ini, monosakarida memiliki satuan hemiasetal
bebas. Contoh disakarida non-pengurangan adalah sukrosa dan Trehalosa.

 Peran Disakarida dalam Kesehatan Manusia

Terlalu banyak disakarida menyebabkan lonjakan gula darah dan menyebabkan penyakit
yang disebut “Diabetes”. Namun, beberapa jenis disakarida yang digunakan karena mereka
menyebabkan lonjakan gula darah lebih sedikit dan lebih disukai oleh pasien “diabetes tipe 2”
misalnya, Maltosa. Sementara molekul glukosa masih ada, mereka cenderung menciptakan
lonjakan kurang dari kadar gula darah dan diserap ke dalam tubuh lebih mudah daripada gula
biasa. Tapi, terlalu banyak dari disakarida yang lebih aman ini dapat menyebabkan diare.

E. POLISAKARIDA

Polisakarida merupakan jenis karbohidrat kompleks yang terdiri atas unit monosakarida
yang terikat dengan ikatan glikolisis. Polisakarida adalah hasil kondensasi dari lebih dari dua
puluh unit monosakarida. Secara nomenklatur, polisakarida dibagi menjadi dua, yaitu
homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homopolisarida adalah polisakarida yang terdiri dari
unit monosakarida yang sama sedangkan heteropolisakarida terdiri dari unit monosakarida yang
berbeda. Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan makanan cadangan yaitu pati dan glikogen,
sedangkan pembentuk struktur molekul yaitu kitin dan selulosa.

Dalam setiap gram karbohidrat yang terpakai oleh jaringan akan menghasilkan 4,1 kalori.
Karbohidrat dapat disimpan dalam tubuh, yaitu dalam hati, otot, dan sebagian kecil dalam darah.
Apabila dalam makanan kita kekurangan karbohidrat maka darah akan bersifat asam
atau acidosis.
 Fungsi Polisakarida
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida dan yang
lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen
dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan
selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan.
Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa
tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena merupakan
sumber serat dalam makanan manusia.

 Jenis-jenis Polisakarida

1) Pati
Pati merupakan senyawa cadangan pada tumbuhan yang terdiri atas unit glukosa. Pati
terdiri atas dua komponen homopolisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Susunan komponen
tersebut dalam tumbuhan yaitu 10 – 30% amilosa dan 70 – 90% amilopektin. Amilosa memiliki
struktur rantai lurus yang terbentuk dari ikatan glikosidik 1- 4 antara molekul α-D-glukosa.
Amilosa dapat membentuk struktur heliks dimana rata-rata terdapat 8 molekul glukosa setiap
putaran heliks. Amilosa memiliki sifat sukar larut dalam medium air tetapi dapat membentuk
suspensi miselar. Jika dianalisis dengan menggunakan iodin, amilosa akan membentuk kompleks
berwarna biru.

Gambar 1.9 Struktur Amilosa

Gambar 1.10 Struktur Heliks Amilosa

Amilopektin merupakan polimer glukosa yang terdiri atas rantai lurus dengan ikatan glikosidik
1- 4 dan cabang yang terbentuk dengan ikatan 1- 6. Amilopektin akan memeberikan perubahan
warna merah-violet jika dianalisis dengan iodin.
Gambar 1.11 Struktur Amilopektin

Gambar 1.12 Perbedaan Struktur Amilosa dan Amilopektin

2) Glikogen
Glikogen merupakan jenis polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan makanan pada
hewan. Komposisi glikogen dalam liver adalah 10% sedangkan dalam otot 1 – 2%. Struktur
glikogen sama dengan amilopektin tetapi memiliki 8 – 12 cincin residu pada cabang yang terikat
pada 1- 6. Analisis dengan larutan iodin akan memberikan perubahan warna merah-violet.

Gambar 1.13 Struktur Glikogen


3) Selulosa
Selulosa merupakan homopolisakarida yang terdiri atas 100 – 1000 unit β-D-glukosa.
Proses polimerisasi melalui proses kondensasi dengan ikatan glikosidik 1-4 antarmolekul
glukosa. Pada dinding sel tanaman, fibril selulosa membentuk rantai paralel yang saling
bersilangan antarlayer. Fibril tersebut juga membentuk matriks dengan hemiselulosa, pektin dan
ekstensin. Rantai paralel selulosa pembentuk mikrofibril memiliki ikatan hidrogen antarrantai.
Gambar 1.14 Selulosa Pembentuk Mikrofibril

Beberapa jenis polisakarida lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Beberapa Jenis Polisakaridaolisakarida


Jenis Keterangan
Polisakarida
Kitin (Poliglukosa amina) Ditemukan dalam dinding sel fungi dan
eksoskeleton insekta

Kalosa (Poli-1-3-glukosa) Ditemukan dalam dinding phloem tubes

Dekstran (Poli-1-2, 1-3, dan 1-4 glukosa) Cadangan makanan pada fungi dan bakteri

Inulin polifruktosa Cadangan makanan pada tumbuhan

Agar Poligalaktosa sulfat Ditemukan pada algae dan digunakan untuk


membuat agar plate

Murein Polimer gula-peptida Ditemukan pada dinding sel bakteria

Lignin Polimer kompleks Ditemukan pada dinding sel xylem,komponen


utama kayu

Anda mungkin juga menyukai