Anda di halaman 1dari 14

Pengenalan Umum Lichenes

Lichen (lumut kerak) merupakan organisme majemuk yang merupakan gabungan antara
alga dan cendawan (jamur). Lichen adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur,
ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari
Ascomycotina atau Basidiomycotina. Lichen tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena
mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim. Kerja sama ini mengakibatkan struktur morfologi
pun berbeda dari komponen simbiotiknya.

Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat jiga di atas tanah,
terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2
tertutup oleh lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di
atas permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-
gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya
disebut bersifat endolitik.

Lumut kerak sangat peka terhadap kualitas udara. Oleh karena itu, lumut kerak dapat
digunakan sebagai penunjuk adanya polusi udara. Di kota-kota besar atau kawasan industri
tingkat polusi udaranya sabgat tinggi. Ditempat-tempat ini sedikit sekali lumut kerak yang dapat
tumbuh. Semakin jauh dari sumber polusi, keragaman lumut kerak semakin bertambah dan
spesies-spesies yang ditemukan akan berubah. Ditempat dengan mutu udara baik, biasanya
tumbuh lumut kerak yang berbentuk mirip pohon. Lumut kerak menyebar sangat luas di muka
bumi dan mampu menghuni tempat-tempat ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di
pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut kerak dapat
digunakan sebagai pengukur tingkat polusi. Beberapa lumut kerak juga digunakan sebagai
pewarna, bahan parfum, serta bahan pengobatan.

Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat
beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik
matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi
kompetisi dengan tumbuhan, dll. Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga
membuat lichenes ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional. Tumbuhan ini
memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabu-abuan, kuning, oranye, coklat, merah
dan hitam.

Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air
dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu
dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup
kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh
buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.

Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau
berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus
dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan
Trentepohlia.

Ciri Umum Lichenes :


1) Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae,
bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak
dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.

2) Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput landersel-sel algae,
sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.

3) Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras /
empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit
luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.

4) Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekatF dengan benang-benang
yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam
udara.
5) Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di
daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan
tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.

6) Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat
menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes
dapat hidup kembali

7) Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan
pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.

8) Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.

9) Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika
jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.

II. Struktur Lichenes


Struktur morfologi dalam lichens :
 Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini
saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk
perlindungan.

 Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.
Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,
Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial
sebagai organ reproduksi

 Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan
longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding
yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada
bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu
untaian hubungan antara dua pembuluh.
 Lapisan Empulur, Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan
persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun
(foliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks
atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai
rizoid.

 Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara
vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini
sering berupa sebuah akar (rhizines).
Struktur morfologi luar lichenes :

Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan
alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang
berwarna kuning, orange, colkat atau merah dengan habitat yang bervariasi.

Struktur tubuh lichens secara vegetatif terdiri :


 Soredia
Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit. Diameternya sekitar 25-
100 mµ, sehingga soredia dapat dengan mudah diterbangkan angin dan akan tumbuh pada
kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan lichenes yang baru. Soredia itu sendiri merupakan
sekelompok kecil sel-sel ganging yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang
miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini terdapat di dalam
soralum.

 Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit luar. Diameternya
0,01-0,03 mµ dan tingginya antara 0,5-3 mµ. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan
thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya.
Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan
isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
 Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus lichenes yang sering dihasilkan di
sepanjang batas sisi keulit luar.

 Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna berhitam-hitaman yang
muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dan mengikat thallus ke bagian dalam.

 Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari
rangkaian akar atau untaian yang renggang.

 Cilia
Cilia berbentuk seperti brambut mempunyai untaian karbon dari hifa yang muncul dari sepanjang
kulit.

 Cyphellae dan Pseudocyphellae


Cyphellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya
dijumpai pada genus Sticta. Pseudogyphellae mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae
yaitu sekitar 1 mµ dan terdapat pada korteks bawah spesies cetraria, cetralia, parmelia dan
pasudocyphellae.

 Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yang
berbeda dari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc
jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru
kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera,
Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.
III. Jenis Lichenes

 Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya


Ascolichenes
Cendawan penyusunnya tergolong pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan
berupa peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan penyusunya
tergolong dalam Discomycetales, lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium.
Dalam golongan ini termasuk Usnea yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada
pohon-pohon dalam hutan. Contoh : Usnea dasypoga. Terdiri atas 5 ordo : Caliciales,
Graphidales, Cyanophilales, Lechanorales, Caloplacales.

o Caliciales
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Classis : Ascolichenes
Ordo : Caliciales
Famili : Caliciaceae
Genus : Calicium
Spesies : Calicium sp.

Ordo Cyanophilales
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Class : Ascholichen
Ordo : Cyanophylales
Familia : Peltigeraceae
Genus : Peltigera
Species : Peltigera sp.

Basidiolichenes
Berasal dari jamur basidiomycetes dan alga mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari family :
thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella, dan Dyctionema. Mycophyceae berupa
filamen yaitu Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Chrococcus.

ella tinctoria
Rocella tintoria adalah spesies dari jamur dalam genus Rocella
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Kelas : Basidiolichenes
Spesies : Roccella tinctoria

Lichen Imperfect
Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon, Normandia, dll.

 Berdasarkan alga yang menyusun thallus


Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga mendominasi dengan
bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae. Contoh : Ephebe, Collema. Collema
coccophorum (contoh homolmerus)

Heteromerous
Sel alga berbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan
terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh : Parmelia. Rhizocarpon
geographicum(contoh crustaceus)

Parmelia sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Thallophyta
Anak Divisi : Lichenes
Class : Ascolichenes
Order : Lecanorales
Family : Parmeliaceae
Genus : Parmelia
Spesies : Parmelia sp

 Berdasarkan type thallus dan kejadiannya


Crustose atau Crustaceous
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti
Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu.

Graphis sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Class : Ascolichen
Ordo : Lecanolares
Family : Graphidaceae
Spesies : Graphis sp.

Fruticose atau filamentous


Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian menempel pada
bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang pendek dan panjang, rata, silindris
atau atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti
telinga tipis yaitu Ramalina. Bentuk yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria.
Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.

Usnea sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Kelas : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Famili : Usneaseae
Spesies : Usnea sp.

 Berdasarkan Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk:


Foliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Lichen ini melekat pada
batu-batu, membentuk bercak pada batu, ranting dengan rhizenes. Rhizenes berfungsi sebagai
alat untuk mengabsorbsi makanan. Permukaan bawah melekat pada substrat dan permukaan atas
merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 15-40 cm pada
lingkungan yang menguntungkan. Foliose lumut di batu tumbuh keluar dan mati di tengah.
Contoh: Xantoria, Physcia, Peltigera, Palmelia.

Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis.
Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleosidium. Lichen crustose
yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan
disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau
endoploidal. Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis disebut
leprose.
Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun. Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut
squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur
tubuh buah yang disebut podetia.

Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa
jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di
udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan, Usnea australis, suatu bentuk fruticose,
tumbuh di cabang pohon

Lumut Kerak Berfilamen


Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga
kekuningan atau hijau cerah. Anatomi lumut kerak Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak,
kemudian diamati di bawah mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur
yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-
sela jalinan hifa.

IV. Reproduksi Lichenes


Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan
tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang sederhana. Reproduksinya dapat melalui
aseksual, vegetative, dan seksual. Reproduksi secara aseksuaa umumnya dilakukan oleh tipe
Fructiose Lichen. Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian besar
fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami
kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun.
Lichen yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu :
a. Fragmentasi, Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang
telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh
yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. Pada beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh
yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang
baru. Reproduksi vegetatif dengan cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk
peningkatan jumlah individu.

b. Perkembangbiakan melalui Soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang
membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus
dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.

c. Perkembangbiakan dengan Spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi
tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.

Lichen yang berkembang biak dengan cara genetatif yaitu :


Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai
dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis
alga yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan
induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak.

Reproduksi Aseksual:
a) Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung
kepada pasangan jamurnya.

b) Spora yang aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang
tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia.

c) Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang
terbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur
pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur. Jika
bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi lichenes yang baru.
Reproduksi Seksual :

Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya saja. Jadi
yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur yang membangun tubuh
lichenes.

Perkembangbiakan secara seksual umumnya terjadi pada Basidiolichen.


Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian
bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan
meiosis.

V. Peranan Lichenes Dalam Kehidupan


Lichen memiliki peranan yang penting dalam perekonomian yaitu sebagai bahan
makanan yang dapat diolah oleh daerah-daerah tertentu, dapat digunakan sebagai primitive
antibiotics, maupun sebagai ekstrak pewarna ungu dan merah.

Dalam kehidupan Lichen mempunyai beberapa peranan, yaitu sebagai tumbuhan


perintis, sebagai indikator adanya polusi udara, sebagai bahan penyimak kulit, bahan pewarna,
dan bahan kosmetik serta di daerah tundra berperan sebagai bahan makanan untuk rusa kutub.

Peran lumut kerak bagi manusia:


a) Sebagai tumbuhan perintis
b) Membantu siklus nitrogen
c) Sebagai indikator lingkungan
d) Peran lain yaitu :
 Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung
antikanker.
 Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
e) Selain peran menguntungkan, lumut kerak juga dapat
merugikan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah
seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya.
f) Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium).
Cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan
pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.

Keutamaan Lichens Dalam Ekosistem

Lichens biasanya bersifat sensitive terhadap beberapa jenis polutan yang


berbahaya, misalnya zat radioaktif, flourida, logam berat, bahan kimia, pertanian, dan pestisida.
Dengan melihat pertumbuhan liken seorang saintis dapat menentukan ada tidakknya polusi udara
disekitar daerah tersebut.

Biasanya lichens tidak dpat hidup baik pada lingkungan yang terkontaminasi oleh polusi
udara. Dengan demikian, dapat dikatakan bahawa lichens berfungsi sebagai indicator biologis
dalam ekosistem, khususnya sebagai indicator pencemaran udara.

Pengaruh Lichenes Terhadap Pencemaran Udara

Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan


pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi
Lichenes terhadap SO2 cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi
SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes yang
bisa hidup. Lecanora conizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloni oleh alga
apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama
apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usnea florida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2
30 μgm 3.

Anda mungkin juga menyukai