Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya
ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Setelah persalinan
harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perinium. Pemeriksaan vagina dan serviks
dengan spekulum perlu dilakukansetelah pembedahan pervaginam.Sebagai akibat persalinan,
terutama pada seorang primipara, bisa timbul luka pada vulva di sekitarintroitus vagina yang
biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak,khususnya
pada luka dekat klitoris.
Gangguan perdarahan merupakan keadaan yang disebabkan oleh kemampuan
pembuluh darah, platelet, dan faktor koagulasi pada sistem hemostasis. Salah satu gangguan
yang sering dialami oleh manusia adalah perdarahan pada gigi. Waktu perdarahan normal
pada manusia antara 2-7 menit (Pedersen, 1996), sedangkan pada sumber yang lain dikatakan
pembekuan darah normal manusia antara 6-10 menit (Guyton, 2007). Mereka yang
mengalami gangguan perdarahan biasanya waktu perdarahaannya lebih lama dari waktu
tersebut. Sebagai kompensasi dari perdarahan yang terjadi maka tubuh melakukan
mekanisme hemostasis (Guyton, 2007).
Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan
kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,
2014). Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di
Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50
tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada usia 18 tahun (American Cancer Society,
2011). Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Dari total 58 juta
kematian di seluruh dunia pada tahun 2005, kanker menyumbang 7,6 juta (atau 13%) dari
seluruh kematian. Kanker Payudara menyebabkan 502.000 kematian per tahun. Lebih dari
70% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2005 terjadi di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ruptur Uteri ?
2. Apa yang menyebabkan dan fatofisologi terjadinya Ruptur Uteri ?
3. Apa saja tanda dan gejala akibat Ruptur Uteri ?
4. Bagaiaman pencegahan dan penatalaksanaan dari kasus Ruptur Uteri ?
5. Apakah ada resiko bagi Ibu dan Bayi untuk kasus Ruptur Uteri ?
6. Apa yang dimaksud dengan kanker?
7. Apa yang dimaksud dengan kanker payudara?
8. Apa saja faktor risiko kanker payudara?
9. Apa saja tanda-tanda kanker payudara?
10. Bagaimana mencegah kanker payudara
11. Bagaimana proses pembekuan darah?
12. Apa saja gangguan pada pembekuan darah?
13. Apa saja yang termasuk faktor – faktor pembekuan darah?
14. Bagaimana proses pembekuan darah ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi, etiologi, gambaran klinis, patofisiologi, penatalaksanaan
dan komplikasinya, serta asuhan keperawatan dari penyakit Ruptur Uteri, Gangguan
Pembekuan Darah, Ca. Payudara.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ruptur Uteri

a. Definisi
Robekan atau diskontinitas dinding rahim akibat dilampauinya daya renggang
miometrium (Sarwono Prawirohardjo, 2002). Ruptur uteri adalah robeknya dinding
uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya
perineum visceral.
b. Etiologi
 Riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
 Presentasi abnormal
 Panggul rempit
 Letak lintang
 Hydrosephalus
 Tumor yang menghalangi jalan lahir
(Helen,2001)
c. Gambaran Klinis
 Nyeri tajam pada abdomen bawah pada saat kontraksi hebat
 Penghentian kontraksi uterus di sertai hilangnya rasa nyeri
 Perdarahan vagina
 Denyut nadi meningkat
 Tekanan darah menurun
 Bagian janin lebih mudah untuk di palpasi
 Nyeri teklan meningkat di seluruh abdomen
d. Klasifikasi
1. Menurut waktu terjadinya:
 Ruptur uteri Gravidarum terjadi waktu hamil dan berlokasi pada korpus
 Ruptur uteri Durante Partum terjadi waktu persalinan dan berlokasi Segmen
bawah rahim
2. Menurut lokasinya

3
 Korpus uteri terjadi pada rahim yang sudah mengalami operasi seperti
seksio cesarea atau miomektomi.
 Segmen bawah rahim terjadi pada partus yang sulit dan lama, Segemn
bawah rahim meregang dan tipis yang akhirnya terjadilah ruptur uteri
 Serviks uteri terjadi pada waktu melakukan ekstrasi forsep atau versi dan
ekstraksi sedang pembukaan belum lengkap
 Kolpoporeksis- Kolporeksis robekan-robekan diantara seviks dan vagina

e. Patofisiologi

4
5
PATHWAY SPONTAN

Dinding Rahim lemah,luka seksio,luka enoldean mioma, bypoplasiauteri, kuretase,pelepasan


plasenta secara manual sepsis pasca persalinan/pasca abortus. VIOLET Trauma, penolongan
versi dan ekstrasi His korpusuteri berkontraksi Dinding korpus uteri menebal dan volume
korpusuteri lebih kecil Tubuh janin menempati korpus uteri terdorongnya kebawah dan

6
kedalam SBR. SBR lebih lebar Dinding SBR menipis karena tertarik keatas oleh kontraksi
SAR kuat. Lingkaran retralgi fisiologis meninggi kearah pusat melewati fisiologis menjadi
patofisiologis. Lingkaran bundle meningkat SBR tertarik dan His berlangsung kuat terus
menerus Tentu kandi serviks dan his berlangsung kuat terus menerus.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Pada penderita penyakit persalinan kala IV dapat terjadi pada setiap umur
kehamilan yang dapat dilihat pada kehamilan muda. Sering terjadi pada ibu usia
dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
2. Keluhan utama
Klien merakan mengeluarkan darah dari jalan lahir, bertambah banyak bila
bergerak sehingga mengganggu aktivitasnya.

3. Riwayat penyakit sekarang’


Klien merasakan pengeluaran darah dari jlan lahir, bertambah banyak bila
bergerak sehingga menggangu aktivitasnya. Klien merasa lemas sejak selesai
melahirkan sampai sekarang,
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien pernah mengalami riwayat penyulit persalinan sebelumnya
5. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit berat yang pernah diderita salah satu anggota yang ada hubungannya
dengan operasi misalnya: TBC, DM dan hipertensi.
6. Riwayat obstetric
Untuk mengetahui riwayat obstetric pada klien dengan penyakit persalinan
kala III yang perlu diketahui adalah
 Keadaan haid
Perlu ditanyakan kapan datangnya menarche siklus haid, hari pertama haid
terakhir untuk dapat diketahui yang dikeluar darah muda atau darah tua , encer
atau menggumpal, lamanya nyeri atau tidak pada sebekum atau sesudah haid
berbau atau tidak dimana mengetahui gambaran tentang keadaan alat kandungan
 Perkawinan

7
Beberapa kali kawin dan beberapa lama dengan suami yang sekarang
 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Ditanyakan kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu, bagaimana keadaan
bayi yang dilahirkan, apakah cukup bulan atau tidak, kelahirannya normal atau
tidak, siapa yang menolong persalinan dan dimana melahirkannya

7. Pola kebiasaan sehari-hari menurut Virginia Henderson


 Respirasi: pada klien penyulit persalinan kala IV yang sering ditemukan adalah
peningkatan frekuensi nafas
 Nutrisi: klien penyulit persalinan kala IV pemenuhan nutrisinya tidak
mengalami gangguan, klien dianjurkan makan minuman seperti biasa
 Eliminasi: klien dengan peyulit persalinan kala IV biasanya mengalami
kesulitan berkemih dapat menunjukan haematoma dan porsi atas vagina
 Istirahat/tidur: pada klien penyulit persalinan kala IV mengalami gangguan
istirahat tidur karena adanya rasa nyeri akibat laserasi jalan lahir
 Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi
Pada penyulit persalinan kala IV mengalami gangguan dalahal temperature
tubuh, suhu tubuh > 37,5 C
Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkin tidak terjadi sampai kehilangan
darah bermakna), pelambatan pengisian kapiler, pucat, kulit dingin/lembab,
haemoragi berat atau gejala syok di luar proporsi jumlah kehilangan darah
 Kebutuhan personal hygiene
Klien penyulit persalinan kala IV klien harus dimandikan
 Aktivitas
 Pola aktivitas klien penyulit persalinan kala IV dapat terganggu karna adanya
kelemahan akibat perdarahan
 Gerak dan keseimbangan tubuh
Gerak dan keseimbangan tubuh klien dengan penyulit persalinan kala IV
terbatas karena adanya kelemahan akibat perdarahan, nyerim dan
ketidaknyamanan
 Kebutuhan berpakaian
Klien penyulit persalinan kala IV mengalami gangguan dalam memenuhi
kebutuhan berpakaian tersebut

8
 Kebutuhan keamanan
Laserasi jalan lahir: darah memng terang sedikit menetap (mungkin
tersembunyi) dengan uterus keras, uterus berkontraksi baik, robekan terlihat
pada labia mayora/labia minora dari mmuara vagina ke perineum robekan luas
dan episiotomie, ekstensi episiotomie kedalam kubah vagina atau robekan pada
serviks
 Sosialisai
Pada data social ini dapat dilihat apakah klien merasa tersosialisai atau terpisah
karenga tegangguanya komunikasi, adanya perubahan pada kebiasaan atau
perubahan dalam kapasitas fisik untu menentukan keputusan untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Klien mungkin tampak sangan cemas dan
ketakutan
 Kebutuhan spiritual
Klien yang beragama islam selam keluar darah nifas tidak diperbolehkan
melaksanakan ibadah. Sedangkan darah nifas adalah darah yang keluar dari
Rahim ibu sesudah melahirkan anak, berlangsung selama 40-60 hari
 Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien penyulit persalinan kala IV biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan
bermaian dan rekreasi karena dalam kondisi yang lemah
 Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu
yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan pengguna
fasilitas kesehatan yang tersedia
8. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum: Keadaan umum biasanya lemah
 Kesadaran: apatis
 Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : normal atau menurun < 120/90 mmHg
Nadi : nadi meningkat >80 x/m
Suhu : suhu meningkat > 37,5 C
Respirasi : respirasi meningkat
 Pemeriksaan head to toe

9
a. kepala : meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut
dan keadaan kilit kepala
b. wajah : apakah ada closoma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah,
adanya mulut dan gigi
c. mata-telinga-hidung : perlu dikaji terdapat benjolan pada leher, pembesaran
vena jugularis dan adanya pembesaran kelenjar tiroid
d. dada dan punggung :perlu dikaji kesimetrisan dada, adanya tidaknya retraksi
intercoste, pernafan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan
frekuensi pernafasan. Pada jantung dikaji bunyi jantung interval adakah
bunyi gallop, murmur
e. payudara/mammae : apakah putting menonjol./tidak, areola menghitam,
kolostrum
f. abdomen : ada tidaknya distensi abdomen, bagaina dengan luka operasi
adakah perdarahan, berapa tinggi fundus uterinya, bagaimana dengan bising
usus, adakah nyerti tekan. Pada pemeriksaan klien dengan penyulit
persalinan kala IV, TFU II jari di bawah pusat, kontraksi baik
g. ektremitas atas dan bawah : ektremitas atas, kesimterisannya, ujung-ujung
jari sianosi atau tidak, ada tidaknya oedem klien dengan post operasi
biasanya terpasang infus. Ektremitas bawah, kesimetrisannya, ada tidaknya
oedema, bagaimana dengan pergerakannya biasanya klien dengan pot
operasi sering tidur menggerakan kakinya, apakan tanda-tanda hormone,
reflex patella, adakah tanda-tanda thrombosis vena
h. genetalia : adakah pengeluaran loche, bagaiman waranya , banyaknya, bau
serta adakah oedema vulva, bagaimana posisi cateter terpasang dengan baik
atau tidak, apakah lancer dan bagaimana kebersihan klien pada post operasi
yang biasanya akan tampak kotor karena banyak usia darah yang belum
dibersihkan.

9. Diagnosa Keperawatan
 Risiko syok hipovolemia berhubungan denga perdarahan
 Nyeri akut berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan ditandai dengan
klien mengatakan nyeri pada daerah gentalia, ekspresi wajah meringis
 Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan

10
 Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan

10. Rencana Keperawatan

No Dx.Kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


(1) (2) (3) (4)
1 Risiko syok hipovolemik Setelah dilakukan tindakan Manajemen syok hipovolemik
berhubungan dengan keperawatan selama …x 24 jam (hypovolemia management)
perdarahan diharapkan tidak terjadi syok - kaji adanya perdarahan
hipovolemik dengan kriteria: intrauterine
- tanda – tanda vital dalam batas - kaji warna kulit, sushu, adanya
normal sianosis, nadi perifer dan
- turgor kulit baik diaproses secara teratur
- tidak ada sianosis - pantau frekuesni dan irama
- suhu kulit hangat] jantung
- tidak ada diaphoresis - pantau status cairan, turgor
- membrak mukosa kemerahan kulit, membrane mukosa, urine
output
- monitor status cairan,
teramasuk intake output sesuai
kebutuhan
- monitor kadar hemoglobin dan
hematocrit
- monitor kehilangan cairan
(seperti;perdarahan, muntah,
diare)
- monitor tanda-tanda vital
sesuai kebutuhan
- monitor respon klien terhadap
perubahan cairan
- kelola pemberian cairan
hipotonik seperti (dekstrose 5 %)
utnuk rehidrasi sesuai kebutuhan
- kelola pemberian cairan

11
isotonic seperi: NaCl, ringer
laktat untuk rehidrasi
ektraseluler
- kombinasikan cairan
kkristaloid (seperi: NaCl dan
ringer laktat) dan cairan koloid
(seperti: plasma) untuk
pengganti volume intravaskuler
- pertahankan pemberian cairan
secara vena
- kelola pemberian tranfusi
- monitor reaski transfuse sesuai
kebutuhan
- atur posisi klien trendelenbrug
jika klien hotensi sesuai
kebutuhan
2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
dengan trauma atau distensi keperawatan diharapkan klien dapat: (pain management)
jaringan ditandai dengan 1. mengontrol nyeri (pain control), - kaji secara komperhensif
klien menyatakan nyeri pada dengan kriteria: tentang nyeri, meliputi: lokasi,
daerah gentalia, ekspresi - klien dapat mengetahui penyebab karakteristik dan onset, durasi,
wajah meringis menahan nyeri, onset nyeri freukensi, kualitas,
sakit - klien mampu menggunakan teknik intensitas/beratnya nyeri dan
non farmakologi untuk mengurani factor – factor presipitasi
nyeri, dan tindakan pencegahan nyeri - observasi isyarat non verbal
- klien melaporkan nyeri berkurang dari ketidaknyamanan, khusunya
dengan menggunakan manajemen ketidak mampuan komunikasi
nyeri secara efektif
2. menunjukan tingkat nyeri (pain - gunakan komunikasi terapeutik
level) agar klien dapat
- klien melaporkan nyeri dan mengekspresikan nyeri
pengaruhnya pada tubuh - ajarkan penggunan teknik non
- klien mampu mengenal skala, farmokologi (misalnya: nafas

12
intensitas, frekuensi dan lamanya dalam, teknik distraksi atau
episode nyeri massage)
- klien mengatakan rasa nyaman - evaluasi tentang keefektifan
setelah nyeri berkurang dan tindakan mengontorl nyeri
- tanda – tanda vital dalam batas yang telah digunakan
normal - berikan dukungan terhadarp
- ekspresi wajah tenang klien dan keluarga
- berikan informasi tentang nyeri
seperi: penyebab, berapa lama
terjadi, dan tindakan pencegahan
- control factor – factor
lingungan yang dapat
mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan
(misalanya: temperature
ruangan, penyinaran dan lain –
lain )
- tingkatan istirahat yang cukup
- modifikasi tindakan mengontol
nyeri berdasarkan respon klien
- monitor kenyamanan klien
terhadap manajemen nyeri
- informasi pada keluarga saar
tindakan non farmakologi
dilakukan, untuk pendekatan
preventif
Pemberian Analgetik (analgetic
administration)
- tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas dan
keparahan sebelum pengobatan
- berikan obat dengan prinsip 5
benar

13
- cek riwayat alergi obat
- libatkan klien dalam pemulihan
anagetik yang akan digunakan
- pilih analgetik secara
tepat/kombinasi lebih dari satu
analgetik jka telah diresepkan
- monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
pertama kali
- berikan analgetik yang tepat
waktu terutama saat nteri hebat
- evaluasi efektivitas analgetik,
tanda dan gejala (efek samping)

3 Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pengendalan infeksi (infection


dengan prosedur invasive keperawatan selama … x 24 jam control) dan perlindungan
yang ditandai dengan klien diharapkan klien dapat meningkatkan terhadap infekti (infection
mengeluh sakit bila bergerak, pertahanan tubuh (immune status) protection):
keadan umum lemah dengan kriteria: - pantau tanda/gejala infeksi
- klien tidak menunjukan tanda – (misalnya: suhu tubuh, keadaan
tanda infeksi luka post operasi, kondisi vulva,
- suhu tubuh normal (36,5 – 37 C) kelelahan dan malaise)
- nadi normal 970 – 80 x/m) - kaji factor yang meningkatkan
- frekuensi nafas normal (20x/m) serangan infeksi (misalnya: usia
Tekanan darah normal (120/70 lanjut, status imun menurun dan
mmHg) malnutrisi)
- cairan ketuban tidak berbau busuk - pantau hygiene personal untuk
perlindungan terhadap infeksi
sistemik
- monitor sel darah putih
- anjurkan klien atau keluarga
untuk menjaga personal hygiene
dan melindungi tubuh terhadap

14
infeksi
- anjurkan pada pengunjung
untuk mencuci tangan sewaktu
tangan sewaktu masuk dan
mninggalkan ruangan klien
- ajarkan klien dan keluarga
tebtabf tanda – tanda dan gejala
infeksi
- ajarkan klien dan anggota
keluarga bagaimana mencegah
infeksi
- ajarkan klien dan keluarga
tanda/gejala infeksi dan kapan
harus melaporkan ke petugas
kesehatan
- bersihkan lingkungan secara
tepat setelah digunakan klien
- ganti peralatan klien setiap
selesai tindakan
- batasi jumlah pengunjung
- gunakan sabun untuk mencuci
tangan
- gunakan sarung tangan steril
- lakukan perawatan vulva dan
perineum
- tingkatan asupan nutrisi dan
cairan
- pertahankan teknik aspetik
- pertahankan teknik isolasi
sesuai kebutuhan

4 Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan Menurunkan cemas (anxietas


krisis situasi keperawatan selama … x 24 jam reduction)

15
klien mampu mengontrol cemas - bina hubungan saling percaya
(anxiety control) dengan kriteria: dengan klien
- klien dapat memonitor intensitas - kaji tingkat kecemasan klien
cemas - dengarkan klien dengan penuh
- klien dapat menurunkan stimulus perhatian
lingkungan ketika cemas - berusaha memahami keadaan
- klien mencari informasi yang klien
menurunkan cemas - jelaskan seluruh prosedur
- klien menggunakan teknik relaksasi tindakan kepada klien dengan
untuk menurunkan cemas perasaan yang mungkin munvul
- klien dapat memeprtahankan pada saat melakukan tindakan
hubungan social - berikan informasi tentang
- klien dapat mempertahankan diagnose, prognosis dan
konsentrasi tindakan
- klien melaporkan tidur adekuat - damping klien unyuk
- ekspresi wajah klien tenang mengurani kecemasan dan
meningkatkan kenyamanan
- moyivasi klien unyuk
menyampaikan tentang isi
perasaannya
- bantu klien menjelaskan
keadaan yang menimbulkan
kecemasan
- bantu klien untuk
mengungkapkan hal –hal yang
membuat cemas
- ajarkan klien teknik relaksasi
- berikan obat – obtan yang
mengurani cemas

16
2.2pembekuan Darah

A. Definisi
Disfungsi perdarahan dan pembekuan adalah terjadinya kelainan dalam pembentukan
pembekuan darah dimana hal ini berhubungan dengan trombosit dan faktor-faktor
pembekuan darah. Abnormalitas yang merupakan predisposisi seseorang mengalami
perdarahan dapat disebabkan oleh pembuluh darah, trombosit, dan setiap faktor
koagulasi plasma, fibrin atau plasmin.
B. Etiologi
Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus
untuk mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan
penjendalan darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah
persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun
sekunder atau perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma.
Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan.
Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau
sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet
dapat saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit
sebelumnya, walaupun sering tak terdiagnosis.
Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa
hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat
biasanya yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan
solusio plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar
fibrinogen meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada kisaran normal
seperti pada wanita yang tidak hamil harus mendapat perhatian. Selain itu,

17
koagulopati dilusional dapat terjadi setelah perdarahan post partum masif yang
mendapat resusiatsi cairan kristaloid dan transfusi PRC.
DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh
hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata (Disseminated
Intravaskular Coagulation)
DIC juga dapat berkembang dari syok yang ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan,
yang menyebabkan kerusakan dan pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini
terdapat peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta
pemanjangan waktu trombin (thrombin time).

C. Gambaran Klinis
 Perdarahan berlangsung terus
 Merembes dari tempat tusukan
(Chapman, 2006)
D. Penatalaksanaan & Komplikasi
Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari
serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi
pemebekuan darah secara progresif.

Nilai normal Kehamilan DIC


Hitung trombosit Sama Lebih rendah
150.000-400.000/mm3
Waktu protombin yang Memendek Memanjang
cepat
75-125%
Waktu protomboplastin Memendek Memanjang
parsial
30-45%
Waktu thrombin Memendek Memanjang
10-15 detik
Pengukuran fibrinogen 300-600 mg% Menurun
(atau titer) 200-400 mg%
Produk-produk pecahan Negative Dapat diukur

18
fibrin
Pengukuran faktor V 75- Sama Menurun
125%
Pengukuran faktor VII Mungkin meningkat menurun
50-200%
Tujuan utama pengobatan adalah menghilngkan sumber material serupa
tromboplastin, tetapi evalusai produk konsepsi akan mendatangkan resiko perdarahan
vaginal atau bedah. Dengan alasan inilah, proses pembekuaan normal harus
dipulihkan lebih dahulu sebelum melakukan persalina operatif.
1. Pemberian faktor-faktor pembekuan
2. Menghambat proses patofisiologi dengan antikoagulasi heparin samapi faktor-
faktor pembekuan pulih kembali
Cara pengobatan yang akan dipilih tergantung kepada ancaman jiwa pasien segera
akibat perdarahan yang aktif pada saat diagnosis ditegakkan atau akibat persalinan
yang akan segera terjadi.

Komplikasi
Pada ibu yang menderita pembekuan darah, kadar asam empedu akan meningkat dan
akan menghasilkan racun yang akan memasuki darah ibu dan mengakibatkan
beberapa gejala. Kondisi seperti ini harus segera diidentifikasi karena bisa
mendatangkan dampak yang serius untuk kesehaan bayi Anda, terutama jika sudah
memasuki masa kehamilan 36 minggu.
E. Patofisiologi

19
Trombosit pecah pada saat menyentuh permukaan luka yang kasar akan
mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase menyebabkan perubahab
protrombin menjadi trombin. Perubahan tersebut dipercepat oleh ion kalsium.
Selanjutnya, thrombin mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.

20
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian data
Pengkajian adalah pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data
perkelompok dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan untuk
perawatan klien. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberi gambaran secara terus
menerus mengenai keadaan kesehatan yang memungkinkan perawat merencanakan asal
keperawatan pada klien HAP.
Langkah pertama dalam pengkajian terhadap klien HAP adalah mengumpulkan data.
Adapun data-data yang dikumpulkan yaitu :
a. Identitas umum
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
o Adanya kemungkinan klien pernah mengalami riwayat diperlukan uterus
seperti seksio sasaria curettage yang berulang-ulang.
o Kemungkinan klien mengalami penyakit hipertensi DM, Hemofilia serta
mengalami penyakit menular seperti hepatitis.
o Kemungkinan pernah mengalami abortus
2. Riwayat kesehatan sekarang
o Biasanya terjadi perdarahan tanpa alasan
o Perdarahan tanpa rasa nyeri
o Perdarahan biasanya terjadi sejak triwulan ketiga atau sejak kehamilan 20
minggu.
3. Riwakat kesehatan keluarga
o Kemungkinan keluarga pernah mengalami kesulitan kehamilan lainnya.
o Kemungkinan ada keluarga yang menderita seperti ini
o Kemungkinan keluarga pernah mengalami kehamilan ganda.
o Kemungkinan keluarga menderita penyakit hipertensi DM, Hemofilia dan
penyakit menular.
4. Riwayar Obstetri
Riwayat Haid/Menstruasi

5. Riwayat kehamilan dan persalinan


o Multigravida

21
o Kemungkinan abortus
o Kemungkinan pernah melakukan curettage
6. Riwayat nipas
o Lochea Rubra
Bagaimana baunya, amis
o Banyaknya 2 kali ganti duk besar
o Tentang laktasi
o Colostrum ada

c. Pemeriksaan tanda-tanda vital


o Suhu tubuh, suhu akan meningkat jika terjadi infeksi
o Tekanan darah, akan menurun jika ditemui adanya tanda syok
o Pernapasan, nafas jika kebutuhan akan oksigen terpenuhi
o Nadi, nadi melemah jika ditemui tanda-tanda shok
d. Pemeriksaan fisik
o Kepala, seperti warna, keadaan dan kebersihan
o Muka, biasanya terdapat cloasmagrafidarum, muka kelihatan pucat.
o Mata biasanya konjugtiva anemis
o Thorak, biasanya bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
o Abdomen
 Inspeksi : terdapat strie gravidarum
 Palpasi :
o Leopoid I : Janin sering belum cukup bulan,jadi fundus uteri masih rendah
o Leopoid II : Sering dijumpai kesalahan letak
o Leopoid III : Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala
biasanya kepala masih goyang atau terapung(floating) atau mengolak diatas
pintu atas panggul.
o Leopoid IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul
 Perkusi : Reflek lutut +/+
 Auskultasi : bunyi jantung janin bisa cepat lambat. Normal 120.160
o Genetalia biasanya pada vagina keluar dasar berwarna merah muda
o Ekstremitas. Kemungkinan udema atau varies. Kemungkinan akral dingin.
e. Pemeriksaan penunjang
Data laboraturium, memungkinkan Hb rendah. Hb yang normal (12-14gr%)
leokosit meningkat (Normal 6000-1000 mm3). Trombosit menurun (normal 250
ribu – 500 ribu).
f. Data sosial ekonomi
Plaesnta previa dapat terjadi pada semua tingkat ekonomi namun pada umumnya
terjadi pada golongan menengah kebawah , hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang dimilikinya.
Dari pengkajian yang telah diuraikan diatas dapat disusun beberapa diagnosa
keperawatan yang memungkinkan ditemukan pada klien HAP atas indikasi plasenta
precia antara lain :
1. Resiko perdarahan berulang berhubungan dengan efek penanaman plasenta pada
segmen bawah rahim ( Susan Martin Tucker,dkk 1988:523)

22
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan ketidak
mampuan merawat diri. Sekunder keharusan bedrest (Linda Jual Carpenito edisio
:326)
3. Resiko rawat janin : fital distress berhubungan dengan tidak ada kuatnya perfusi
darah ke plasenta (Lynda Jual Carpenito,2000: 1127) post seksio.
4. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme
otot perut (Susan Martin Tucker,dkk 1988 : 624).
5. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik (Barbara Enggram
:1998:371)
6. Resiko infeksi berhubungan dengan terbukanya tempat masuknya mikro
organisme sekunder terhadap luka operasi sesarea.
7. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan dan
pengobatan (Susan Martin Tucker,dkk 1988).

Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah bagian selanjutnya dari proses keperawatan. Dan
hasil pengkajian seorang perawat mampu menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan
pada klien. Perencanaan ini dikembangkan sesuai dengan kebutuhan klien dan mengatasi
masalahnya. Adapun rencana tindakan dari diagnosa tersebut adalah :

Diagnosa Keperawatan I
Resiko perdarahan berulang berhubungan dengan efek penanaman plasenta pada segmen
bawah Rahim
Rencana Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Resiko perdarahan Klien tidak mengalami  Anjurkan klien untuk  Pergerakan yang
berulang berhubungan perdarahan berulang membatasi banyak dapat
dengan efek perserakan mempermudah
penanaman plasenta pelepasan
pada segmen bawah plasenta sehingga
Rahim dapat terjadi
perdarahan.
 Kontrol tanda-tanda  Dengan mengukur
vital (TD, Nadi, tanda-tanda vital
Pernafasan, suhu) dapat diketahui
secara dini
kemunduran atau
kemajuan keadaan
klien

23
 Kolaborasi dengan  Dengan
tim medis untuk mengakhiri
mengakhiri kehamilan dapat
kehamilan mengatasi
perdarahan secara
dini.

Diagnosa Keperawatan II
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme otot perut
Rencana Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Rasa nyaman  Kaji tingkat nyeri  Dengan mengkaji
terpenuhi yang dirasakan klien tingkat nyeri,
kapan nyeri
dirasakan oleh
klien dapat
disajikan sebagai
dasar dan pedoman
dalam
merencanakan
tindakan
keperawatan
selanjutnya.
 Jelaskan pada klien  Dengan
penyebab nyeri memberikan
penjelasan pada
klien diharapkan
klien dapat
beradaptasi dan
mampu mengatasi
rasa nyeri yang
dirasakan klien

24
Dengan
mengalihkan
perhatian klien,
diharapkan klien
tidak terpusatkan
pada rasa nyeri
 Alihkan perhatian  Dengan
klien dari rasa nyeri mengalihkan
dengan mengajak perhatian klien,
klien berbicara. diharapkan klien
tidak terpusatkan
pada rasa nyeri
 Kontrol vital sign  Dengan
klien mengontrol/menuk
ur vital sign klien
dapat diketahui
kemunduran atau
kemajuan keadaan
klien untuk
mengambil
tindakan
selanjutnya.
 Kolaborasi dengan  Analgetik dapat
dokter dalam menekan pusat
memberikan nyeri sehingga
analgetik nyeridapat
berkurang.

25
2.3 Kanker Payudara
A. Definisi
Kanker payudara adalah jenis lain dari kanker yang terjadi pada jaringan sel payudara.
Ketika sel abnormal membagi dan tidak terkontrol, mereka dapat menjadi besar
dengan membentuk jaringan ekstra, atau tumor, yang dapat menjadi jinak atau ganas.
Sel tumor jinak tidak menyebar ke jaringan tubuh yang lain, biasanya dapat diangkat
dan tidak akan timbul kembali.
Sel tumor ganas (kanker) dapat menyebar ke jaringan tubuh yang terdekat dan
melepaskan diri dari bentuk tumor primer menjadi bentuk tumor sekunder dimanapun
di bagian tubuh.
Kanker payudara (karsinoma payudara) adalah tumor ganas yang tumbuh di jaringan
payudara.Jenis kanker ini sering terjadi pada wanita dan tidak menutup kemungkinan
jika terjadi pada kaum pria, hanya saja kasusnya sangat jarang.
Frekuensi kasus penyakit ini relatif tinggi di negara maju dan merupakan yang
terbanyak diderita dari jenis kanker lainnya. Sedangkan di Indonesia, kanker payudara
menempati peringkat kedua setelah kanker serviks.

B. Etiologi
Tanda – tanda & Gejala:
a. Gumpalan di payudara
b. Asimetri/penyimpangan
c. Perubahan – perubahan pada kulit
d. Adanya eksim atau kerak pada bagian putting susu
e. Tidak ada puting
f. Payudara nyeri

26
g. Pembengkakan/peradangan
h. Adanya riwayat kanker payudara pada keluarga atau kanker – kanker
lainnya

C. Gambaran Klinis
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula
kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Kulit atau puting susu tadi
menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan
sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange),
mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan
semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,
sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
Ciri-ciri lainnya antara lain:
 Pendarahan pada puting susu.
 Rasa sakit atau nyeri pada umumnya
D. Penatalaksanaan
Penalataksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan
meliputi dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi
hormone, terapi radiasi dan yangb terbaru adalah terapi imunologi (antibody).
Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala – gejalanya. Keberagaman jenis
terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
1. Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan
yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit,
jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang
mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy).
Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi
tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
2. Terapi Radiasi

27
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
3. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan
dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium
akhir.
4. Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit
(tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan
secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine
dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel
kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.
5. Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu
pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,
trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2
dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien
sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuknmenentukan kelayakan terapi dengan
trastuzumab.
6. Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang
mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup.
Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang
harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan
capecitabine. Fokus terapi
pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter
berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien
melalui terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker
payudara dengan HER2- positif, trastuzumab memberikan harapan untuk
pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.

28
E. Patofisiologi

F. Prinsip pelayanan paliatif pasien kanker


 Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain
 Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal
 Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian
 Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial dan spiritual
 Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
 Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita
 Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya
 Menghindari tindakan yang sia sia

29
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu proses keperawatan,
suatu kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian
dilakukan untuk mendapatkan data subjektif dan objektif yang dilakukan dengan wawancara
dan pemeriksaan fisik, data tersebut kemudian diolah, dianalisa yang kemudian akan
menghasilkan suatu diagnosa keperawatan yang membutuhkan perencanaan untuk mengatasi
masalah yang timbul dan muncul.Tujuan utama pengkajian adalah memberikan gambaran
secara terus menerus mengenai keadaan pasien yang memungkinkan perawat merencanakan
asuhan keperawatan kepada klien dengan mudah.
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan yang
meliputi:
1. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status
perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara
jinak ,hyperplasia tipikal.
b. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative
mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker payudara, wanita dengan
hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini
c. Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian hormon dalam
waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun)seperti estrogen suplemen.
d. Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.
e. Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan yang memakai
penyedap dan pengawet.
f. Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia yang
relative mudah dan menopause pada usia yang relative lebih tua
g. Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan), infertilitas,
dan melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun),
serta tidak menyusui

30
3. Riwayat kesehatan sekarang
a. Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan
tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.
c. Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita
yang tidak hamil.
d. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase
limfatik sehingga terjadi edema dan piting kulit.
e. Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual, muntah,
ansietas.
f. Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak perempuan
serta saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker
pada usia kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang
saudara langsung.
b. Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau
ovarium.
c. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium
dibawah 40 tahun.
d. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.
e. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi badan,
tekanan darah, suhu, RR, Nadi.
b. Kepala
o Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh
kemoterapi, kulit kepala tidak tampak bersih.
o Wajah
Biasanya tidak terdapat edema atau hematon.
o Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan oleh
nutrisi yang tidak adekuat Sklera tidak ikterik,palpebra tidak edema.

31
o Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung
yang disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah
bermetastase ke paru-paru.
o Bibir
Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih.
o Gigi
o Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya pembuluh darah
dan caries positif
o Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
o Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
c. Dada atau Thorak
 Inspeksi
- Pada stadium 1
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan pada payudara,dengan ukuran 1-2 cm.
- Pada stadium 2
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga disebabkan
payudara dengan ukuran dengan tumor 2,5-5 cm.
- Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10
cm.
- Pada stadium 3B
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan dan kanker sudah melebar ke seluruh bagian payudara,bahkan
mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan otot dada.
- Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan dan mestastase jauh keorgan lain seperti paru-paru.
 Palpasi
- Pada stadium 1

32
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum
bermetastase keorgan lain
- Pada stadium 2
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum
bermetastase keorgan lain
- Pada stadium 3A
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum
bermetastase keorgan lain
- Pada stadium 3B
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum
bermetastase keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada
- Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena
kanker sudah metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga
mengakibatkan paru –paru mengalami kerusakan dan tidak mampu melakukan
fungsinya.
 Perkusi
- Pada stadium 1
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien.
- Pada stadium 2
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena kanker
belum mengalami metastase.
- Pada stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum
metastase.
- Pada stadium 3B
biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru
dimana parenkim paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak
pada paru-paru paien yang disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi
cairan disebut dengan efusi pleura jika kanker telah bermetastase pada organ
paru.

- Pada stadium 4

33
biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan pada
paru-paru pasien didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura
akibat metastase dari kanker mammae yang berlanjut,dan nafas akan terasa
sesak.
 Auskultasi
- Pada stadium 1
biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan
pare dan inspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari
ekspirasi. suara nafas tambahan tidak ada, seprti ronchi (-) dan wheezing (-)
- Pada stadium 2
biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru
clan inspirasi lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi.
Biasanya buni nafas klien juga dapat terdengar bronkovesikuler dengan
bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti ronchi (-) dan wheezing (-)
- Pada stadium 3 A
Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru
dan inspirasi yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari
ekspirasi, dan bronkovesikuler yaitu pada daerah suprasternal, interscapula:
campuran antara element vaskuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan
tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan wheezing (-)
- Pada stadium 3 B
biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang,
lebih keras nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat
suara nafas tambahan seperti: Ronchi dan Wheezing ini disebabkan oleh
kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, dan mencapai ke dinding
dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga mengakibatkan terjadinya
penurunan ekspansi paru dan compressive atelektasis.
- Pada stadium 4
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih
panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan terdengar.
Dan terdapat suara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan
oleh kanker metastase ke bagian tubuh lainnya seperti parupare sehingga
mengakibatkan terj adnnya penurunan ekspansi paru dan compressive
atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah lobus paru.

34
d. Jantung (Kardiovaskuler)
1. Inspeksi
Biasanya iktus tidak terlihat
2. Palpasi
Biasanya iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
3. Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis dektra, batas
jantung kiri RIC V,1 jari media linea clavukularis sinistra)
4. Auskultasi
Biasanya irma jantung murni,murmur (-)
e. Mammae (payudara)
1. Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah
dan payudara mengerut seperti kulit jeruk
2. Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba
pembesaran kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah
ketiak.
f. Perut
1. Inspeksi
Biasanya tidak ada pembesaran
2. Palpasi
Biasanya bising usus (-)
3. Perkusi
Biasanya lien dan hepar tidak teraba
4. Auskultasi
Tympani
g. Genitourinaria
Biasanya genetalia bersih
h. Ekstremitas
Biasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi.
i. Sistem intergument

35
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak
elastis
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
1. Makan
Sehat : biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi
Sakit : biasanya 3 kali sehari,dan hanya menghabiskan setengah porsi
2. Minum
Sehat : biasanya minum 6-8 gelas sehari
Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas sehari
b. Eliminasi
1. Miksi
Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya warna
kekunangan,pekat dan bau khas
2. Defekasi
Sehat : biasanya frekuensi BAB 1 kali sehari
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau
kemerahan, konsistensi padat dan bau khas
c. Istirahat dan Tidur
Sehat : biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian
payudara
d. Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari,cuci
rambut 1 kali dalam 2 hari,pakain di ganti sesudah mandi
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali
sehari,cuci rambut 2 kali seminggu,pakain di ganti 1 kali sehari.
7. Pemeriksaan laboratorium/penunjang
a. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit
meningkat.
b. Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatini meningkat
c. Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita karsinoma mammae adalah sinar
X, sinar X ini di perlukan selain untuk screening pra-operasi,juga untuk melihat apakah

36
ada penyebaran kanker ke paru-paru, ultrasonografi : diperlukan bersamaan dengan
mammografi untuk membedakan krista yang berisi cairan dengan jenis lesi lainnya.
d. Respon Hormone
Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone estrogen dan progesteron.
e. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai ganas.
Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot
dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi
anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna)
f. Penanda tumor(zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di temukan dalam
serum missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-fetoprotein, HCG, asam dll)dapat
membantu dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai prognostik
g. Tes kimia skrining:
 Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)
 Tes ginjal (BUN)
 Tes hepar (bilirubin,AST/SGOT alkalin fosfat,LDH)
 Tes tulang(alkalin fosfat,kalsium)
h. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastasis
8. Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya fikir
berdasarkan ilmiah,pengetahuan yang sama dengan masalah yang di dapat pada pasien
(Gusneli,2007)
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian diatas kemungkinan dignosa keperawatan yang timbul
adalah:
1. Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan penyakit(kompressi atau dekstruksi,
jaringan saraf, infiltrasi syaraf, atau suplai vaskulernya, obtruksi jaringan syaraf inflamasi
dan adanya penekanan masa tumor (Marilynn E.Doenges, 2000)
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan desakan paru oleh diafragma sekunder
terhadap ancites dan efusi pleura (Marilynn E.Doenges )
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker, konsekwensi kemoterapi, radiasi, pembedahan
misalnya, anoreksia, iritasi lambung, penyimpangan, rasa mual, distress emosional,
control nyeri batuk (Marilynn E.doenges, 2000)

37
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi, peningkatan energi
(status hipermetabolik) kebutuhan psikologis atau emosional berlebihan dan perubahan
kimia tubuh: efek samping obat-obatan : kemoterapi (Marilynn E.Doenges, 2000)
5. Gangguan intergritas kulit / jaringan berhubungan dengan Penurunan imunologis,
Penurunan status nutrisi, anemia (Marilyn E Dongees,2000).
6. Gangguan rasa nyaman: cemas berhubungan dengan krisis situasi (kanker) ancaman pada
perubahan status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan
dari keluarga, transmisi atau penularan perasaan interpersonal, perubahan gambaran
tubuh (Marilynn E doenges 2000).
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi atau radioterapi
misal kehilangan rambut, mual dan muntah, penurunan berat badan, impotensi, sterilisasi,
kelelahan berlebihan, nyeri tidak terkontrol kecacatan bedah (Marilynn E.Doenges 2000).
8. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan serta pengobatan penyakit
berhubungan dengan kurang informasi (Marilynn E. Doenges 2000).

Rencana Asuhan Keperawatan

N Tujuan dan
Diagnosa
o Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Hasil
1. Gangguan rasa Tujuan : Mandiri:
nyaman : nyeri nyeri teratasi a. Tentukan riwayata. Informasi data dasar
berhubungan Kriteria hasil: nyeri, lokasi nyeri, untuk mengevaluasi
dengan prosesa. klien frekuensi durasi dan kebutuhan atau
penyakit menyatakan intensitas (skala keefektifan intervensi
(kompressi atau nyeri berkurang nyeri 0-10), dan
dekstruksi, jaringan atau hilang tindakan penghilang
syaraf, infiltrasi b. Nyeri tekan yang digunakan
syaraf, adanya tidak ada b. Evaluasi atau sadari
penekanan tumor. c. Ekspresi therapy tertentub. Ketidaknyamanan
wajah tenang misalnya: rentang luas adalah
d. Luka sembuh pembedahan, umum (misal nyeri
dengan baik radiasi, insisi, kulit terbakar,

38
khemoterapi, nyeri punggung
bioterapi, ajarkan bawah, sakit kepala)
klien dan keluarga tergantung pada
tentang cara prosedur atau agen
menghadapinya dan yang digunakan
apa yang diharapkan
c. Berikan tindakan
kenyamanan dasar
(misal : reposisic. Meningkatkan
gosokan punggung) relaksasi dan
dan aktivitas membantu
menyenagkan memfokuskan
seperti kembali perhatian
mendengarkan
musik dan menonton
tv, membaca buku.
d. Dorong penggunaan
keterampilan
manajement nyeri
(misal teknik
relaksasi, d. Memungkinkan klien
visualisasi, untuk berpartisipasi
bimbingan cara efektif dan
imajinasi) tertawa, meningkatkan rasa
musik,dan sentuhan kontrol
teraupetik
Kolaborasi
a. kembangkan
rencana manajemen
nyeri dengan klien
dan dokter

39
a. rencana
terorganisasi
mengembangkan
kesempatan untuk
kontrol nyeri terutama
b. Berikan analgesik dengan nyeri kronis,
sesuai dengan klien atau orang
indikasi terdekat harus aktif
menjadi partisipasin
dalam manajemen
nyeri di rumah
b. Nyeri tekan adalah
komplikasi dari
kanker, meskipun
respon individual
berbeda.saat
perubahan penyakit
atau pengobatan
terjadi,penilaian dosis
dan pemberian akan
di perlukan
2. Ketidak efektifan Tujuan : Mandiri:
pola nafas pola nafasa. Atur posisi kliena. Isi rongga abdomen
berhubungan kembali efektif senyaman mungkin terdorong kebawah
dengan efek dari Kriteria hasil : dengan meninggikan sehingga tidak
desakan paru oleh a. Bunyi nafas daerah kepala mendesak diafragma
difragma sekunder vesikuler b. Monitor vital
terhadap ancites b. RR signs b. Perubahan dari vital
dan efusi pleura normal(20- sisgn dapat di jadikan
24x/menit) sebagai pedoman
c. Tidak ada untuk mengambil
tanda-tanda keputusan dalam
sianosis dan tindakan selanjutnya

40
pucat c. Dengan nafas dalam
d. Tidak adac. Anjurkan klien nafas diharapkan dapat
sputum dalam dengan mempelancar O2
menarik nafas keparu-paru
melalui hidung dan
mengeluarkan
melalui mulut secara
pelan-pelan
d. Diskusikan d. Dengan adanya
penyebab dari sesak diskusi dengan klien
nafas klien diharapkan klien
menerima Apa
penyebab dari sesak
nafas
Kolaborasi:
a. Kolaborasia. pemberian oksigen
dengan dokter dalam yang sesuai dengan
pemberian oksigen program akan lebih
bermanfaat bagi klien
dalam mengatasi
sesak nafas dan
mensuplai O2 yang
b. Kolaborasi dengan mencukupi
tim dokter dalamb. Mencegah kekeringan
pemberian obat- mukosa membran,
obatan (ekspektoran mengurangi
dan bronkodilator) kekentalan secret dan
memperbesar ukuran
lumen trakeobroncial

41
3. Gangguan Tujuan: Mandiri:
pemenuhan Kebutuhan a. pantau masukan
a. Mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi nutrisi terpenuhi makanan setiap hari. kekuatan atau
berhubungan Kriteria hasil: biarkan pasien defisiensi nutrisi
dengan intake yang a. nafsu makan menyimpan buku
tidak adekuat,mual meningkat harian tentang
dan muntah b. klien tidak makanan sesuai
lemah dengan indikasi
c. Penambahan
b. Ukur tinggi, berat
berat badan badan, dan
yang ketebalan trisep
b. Membantu dalam
progresif,dan (atau pengukuran mengidentifikasi
bebas dari antropometrik lain malnutrisi protein,
tanda-tanda sesuai dengan kalori, khususnya bila
malnutrusi indikasi, timbang berat badan dan
d. Hb berat badan setiap pengukuran
normal(12-14 hari) antropometri kurang
gr/dl) c. Dorong klien dari normal
makan diet tinggi
kalori kaya nutrient ,
dengan masukan
cairan adekuat c. Kebutuhan jaringan
d. Nilai diet sebelum metabolik
dan segera ditingkatkan begitu
pengobatan misal juga cairan(untuk
makanan bening, menghilangkan
cairan dingin, produk sisa)
skrekers kering, roti
d. Keefektifan
panggang, minuman penilaian diit sangat
karbonat, berikan individual dalam
cairan 1 jam penghilangan mual
sebelum atau 1 jam pasca terapi
setelah makan

42
e. Control faktor
lingkungan misalnya
bau kuat atau tidak
sedap atau
kebisingan.hindari
makanan terlalu
manis, berlemak
atau makanan pedas
Kolaborasi:
a. tinjau ulang e. Dapat menriger
pemeriksaan respon mual atau
laboratorium sesuai muntah
dengan indikasi
misal limfosi total ,
transferin serum,dan
albumin

a. Membantu
mengidentifikasi
derajat
ketidakseimbangan
biokimia atau
malnutrisi dan
mempengaruhi
pilihan intervensi diet

43
4 Intoleransi Tujuan: kembali Mandiri :
aktivitas melakukan a. Rencana
a. Periode istirahat
berhubungan aktivitas keperawatan untuk sering diperlukan
dengan Kriteria : memungkinkan untuk memperbaiki
penurunan a. Melaporkan periode istirahat atau menghemat
produksi perbaikan rasa
b. Buat tujuan energi
energy,peningkat berenergi aktivitas realitas
b. Memberikan rasa
an energy (status
b. Melakukan dengan pasien control dan mampu
hipermetabolik) aktivitas dan
c. Dorong pasien menyelesaikan
berpartisipasi untuk melakukan
c. Meningkatkan
dalam beraktivitas apa saja bila kekuatan/stamina dan
yang di inginkan mungkin misalnya memampukan pasien
pada tingkat mandi menjadi lebih aktif
kemampuan duduk,bangun dari tanpa kelelahan yang
kursi, dan berjalan. berarti.
tingkat aktivitas
sesuai dengan
kemampuan.
d. Pantau respon
fisiologi
aktivitas,perubahand. Toleransi sangat
pada TD atau bervariasi tergantung
frekuensi pada tahap proses
jantung/pernafasan. penyakit.
Kolaborasi :
a. Berikan 02
suplemen sesuai
indikasi a. Adanya anemia/
hipoksemia
menurunkan
ketersediaan 02 untuk
ambilan seluler dan
memperberat

44
keletihan.

5 Gangguan rasa Tujuan : Mandiri :


aman : cemas Kecemasan a. Tinjauan ulang
a. Membantu dalam
berhubungan berkurang pengalaman pasien / mengidentifikasi rasa
dengan krisis Kriteria hasil : orang terdekat takut dan kesalahan
situasi (kanker),
a. klien tampak sebelumnya dengan konsep berdasarkan
ancaman pada tenang kanker. pada pengalaman
perubahan status
b. Mau dengan kanker.

45
kesehatan,fungsi berpartisipasi b. Mendorong
b. Memberikan
peran perubahan dalam program perasaan pasien kesempatan untuk
gambaran tubuh terapi untuk memeriksa rasa takut
mengungkapkan realitas serta
pikiran dan kesalahan konsep
perasaan. tentang diagnosis.
c. Berikan
c. Membantu pasien
lingkungan terbuka untuk merasa di
dimana pasien terima pada adanya
merasa aman untuk kondisi tanpa ada
menduskusikan atau perasaan dihakimi
menolak untuk dan meningkatkan
bicara. rasa terhormat dan
d. Bantu pasien atau kontrol.
orang terdekat
d. Keterampilan
dalam mengalami koping sering rusak
dan mengklasifikasi setelah diagnosis dan
rasa takut untuk selama fase
memulai pengobatan yang
mengembangkan berbeda. dukungan
strategi koping dan konseling sering
untuk menghadapi perlu untuk
rasa takut. memungkinkan
individu mengenal
dan menghadapi rasa
takut dan untuk
e. Mempertahankan meyakini bahwa
kontrak sering strategi kontrol atau
dengan pasien,bicara koping tersedia.
dengan menyentuh
e. Memberikan
pasien dengan tepat. keyakinan bahwa
f. Dorong pasien pasien tidak sendiri
untuk atau di tolak : berikan

46
mengekspresikan respek dan
perasaannya. penerimaan individu.

f. Proses kehilangan
bagian tubuh
membutuhkan
g. Diskusikan tanda penerimaan, sehingga
dan gejala depresi. pasien dapat membuat
rencana untuk masa
depannya.
g. Reaksi umum
terhadap tipe prosedur
dan kebutuhan dapat
di kenali dan di ukur.

47
BAB III

PENUTUP

Persalinan sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya


ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Setelah persalinan
harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perinium. Pemeriksaan vagina dan serviks
dengan spekulum perlu dilakukansetelah pembedahan pervaginam.Sebagai akibat persalinan,
terutama pada seorang primipara, bisa timbul luka pada vulva di sekitarintroitus vagina yang
biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak,khususnya
pada luka dekat klitoris.
Gangguan perdarahan merupakan keadaan yang disebabkan oleh kemampuan
pembuluh darah, platelet, dan faktor koagulasi pada sistem hemostasis. Salah satu gangguan
yang sering dialami oleh manusia adalah perdarahan pada gigi. Waktu perdarahan normal
pada manusia antara 2-7 menit (Pedersen, 1996), sedangkan pada sumber yang lain dikatakan
pembekuan darah normal manusia antara 6-10 menit (Guyton, 2007). Mereka yang
mengalami gangguan perdarahan biasanya waktu perdarahaannya lebih lama dari waktu
tersebut. Sebagai kompensasi dari perdarahan yang terjadi maka tubuh melakukan
mekanisme hemostasis (Guyton, 2007).
Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan
kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,
2014). Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di
Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50
tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada usia 18 tahun (American Cancer Society,
2011). Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Dari total 58 juta
kematian di seluruh dunia pada tahun 2005, kanker menyumbang 7,6 juta (atau 13%) dari
seluruh kematian. Kanker Payudara menyebabkan 502.000 kematian per tahun. Lebih dari
70% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2005 terjadi di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah.

48
DAFTAR PUSTAKA

Nadjamudin, BBA. 2008. Kenker payudara. Jakarta: Prestasi Pustaka.


Gant, Norman F. 2010. Dasar – dasar ginekologi dan obstetric. Jakarta: EGC.
Yuli, Reny. 2017. Buku ajar Asuhan Keperawatan Maternitas, Aplikasi NANDA, NIC dan
NOC. Jakarta: TIM.

49

Anda mungkin juga menyukai