Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

1,1 LATAR BELAKANG

Petrografi merupakan bagian dari ilmu petrologi yang mempelajari tentang


deskripsi dan klasifikasi batuan dengan menggunakan bantuan mikroskop
polarisasi. Deskripsi batuan secara petrografis hal yang penting diperhatikan
adalah identifikasi komposisi mineral dan tekstur batuan. Pengelompokan atau
pengklasifikasian batuan di dasar kan pada hasil pengamatan tekstur dan
komposisi mineralogi utama.

Meskipun akhir dari praktikum petrografi ini adalah untuk pemerian dan
pengkalsifikasian batuan. Petrografi sendiri memberikan data untuk
menginterpretasikan asal-usul batuan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari praktikum petrografi ini adalah untuk mengamati dan


memperlajari secara fisik pada suatu batuan dan untuk mengetahui sifat fisik dari
batuan tersebut.

Tujuan dari praktikum petrografi ini adalah untuk mengelompokkan dan


memberikan pemerian pada batuan secara optis sehungga dapat diketahui
petrologi batuan tersebut.

1.3 MANFAAT

Manfaat dari praktikum petrografi ini adalah kita bisa memperdalam ilmu
petrografi di dalam kelas serta kita juga bisa mengetahui sifat sifat suatu batuan
dari pengamatan optis dan juga kita bisa mengetahui nama batuan dari batuan
yang sudah diamati.

1
1.4 JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Hari dan Tanggal Waktu Keterangan

Kamis 24 MEI 2018 13.20-15.00 WIB Deskripsi Batuan


Beku

Kamis 31 MEI 2018 13.20-15.00 WIB Deskripsi Batuan


Piroklastik

Kamis 7 JUNI 2018 13.20-15.00 WIB Deskripsi Batuan


Sedimen Non
klastik dan Alterasi

Jum’at 29 JUNI 2018 17.00 WIB Pengumpulan


Laporan

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksaan Praktikum Petrografi

2
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Tahapan Metodologi

Metode pengamatan pada praktikum petrografi ni adalah sebagai berikut


pada gambar 2.1

PERSIAPAN PRAKTIKUM

ANALASIS SAYATAN BATUAN BEKU

ANALASIS SAYATAN BATUAN PIROKLASTIK

ANALISIS SAYATAN BATUAN ALTERASI dan SEDIMEN


KLASTIK

PEMBUATAN LAPORAN

Gambar 2.1 Metode Pengamatan Praktikum Petrografi

2.1.1 Tahapan Praktikum Petrografi Batuan Beku

Berikut ini adalah tahapan tahapan praktikum petrografi batuan beku:

 Tahapan yang pertama analisis petrografi yakni menganalisis jenis dari


sayatannya, setelah itu warna sayatan, Kristalinitas dari sayatan, Tekstur
khusus sayatan tersebut, Granularitas, Bentuk Kristal, Relasi, Ukuran
kristal, Dan jangan lupa no sayatannya.
 Jika Susah setelah itu analisis mineralnya. Mineral utama dan mineral
tambahan yang menyusun batuan tersebut.
 Dan setelah itu deskrpsikan mineral nya mulai dari warna mineralnya,
kemudian reliefnya, bentuk Kristal, ukuran serta prosentase kehadirannya.

3
 Dan jika ditemukan mineral plagioklas di dalam sayatan, cari
kembarannya untuk menentukan jenis mineral plagioklasnya.
 Setelah itu klasifikasikan apakah kembaran carlsbad-albit atau albit.
 Setelah itu hitung An dari plageoklasnya.

2.1.2 Tahapan Praktikum Petrografi Batuan Piroklastik

Berikut ini adalah tahapan praktikum petrografi Batuan Piroklastik :

 Tahap yang pertama adalah menentukan jenis sayatan apa yang ada pada
sayatan batuan yang akan diamati.
 Jika sudah tulis no sayatan, dan setelah itu analisis warna sayatan, tekstur,
bentuk butir, besar butir, dan tentukan mineral penyusun nya apa saja
 Setelah itu analisis mineral penyusun batuannya.
 Lalu deskripsian mineral yang terdapat pada sayatan dari warna, ukuran,
bentuk butir, dan serta prosentase kehadiran mineral penyusunnya.
 Yang terakhir klasifikasikan kedalam Diagram penamaan batuan
piroklastik (Pethijohn, 1975)

2.1.3 Tahapan Praktikum Petrografi Batuan Sedimen Klastik

Berikut ini adalah tahapan praktikum petrografi Batuan sedimen klastik:

 Tahap yang pertama adalah menentukan jenis sayatan apa yang ada pada
sayatan batuan yang akan diamati.
 Jika sudah tulis no sayatan, setelah itu analisis yang diamati dalam
identifikasi batuan sedimen non-klastik adalah warna sayatan, tekstur dari
sayatan ,dan komposisi batuan.
 Kemudian jika sudah analisis komposisi batuan pada sayatan yang diamati
dari Warna, Bentuk, Ukuran, Kehadiran, dan prosentase kehadiran.

2.1.4 Tahap Praktikum Petrografi Batuan Alterasi

Berikut ini adalah tahapan praktikum petrografi Batuan alterasi :

4
 Tahap yang pertama adalah menentukan jenis sayatan apa yang ada pada
sayatan batuan yang akan diamati.
 Setelah itu tulis no sayatan, setelah itu analisis warna sayatan, tekstur
khusus sayatan, granularitas sayatan, kristalinitias sayatan, bentuk kristal
sayatan, ukuran kristal, dan relasi.
 Setelah itu jika sudah deskripsikan mineral yang ada pada sayatan dari
warna, relief, bentuk keistal, ukuran, dan prosentase kehadirannya.
 Jika ditemukan mineral plagioklas, dan cari kembaran untuk menentukan
jenis mineral plagioklasnya.
 Setelah itu klasifikasikan kembarannya apakah carlsbad-albit atau albit.
 Kemudian yang terakhir hitung An dari plageoklasnya.

2.2 Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum petrografi ini :

1. Sayatan petrografis batuan


2. Mikroskop
3. Lampu pencahayaan mikroskop
4. Alat tulis
5. Modul praktkum petrografi

5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Petrografi

Petrologi:

Petrologi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai asal


usul, keterdapatan dan sejarah dari batuan

Petrografi batuan:

Petrografi adalah bagian dari ilmu petrologi yang mempelajari tentang


deskripsi dan klasifikasi batuan dengan menggunakan bantuan mikroskop
polarisasi. Deskripsi batuan secara petrografis hal yang penting diperhatikan
adalah identifikasi komposisi mineral dan tekstur batuan. Pengelompokan atau
pengklasifikasian batuan di dasar kan pada hasil pengamatan tekstur dan
komposisi mineralogi utama.

3,2 Batuan Beku

Petrografi batuan beku menggambarkan keadaan mineral (yang bisa


diamati) dan
teksturnya, yang masing-masing sebagai fungsi komposisi kimia dan sejarah
pembekuannya. Praktikum petrografi batuan beku merupakan kelanjutan dari
praktikum petrologi batuan beku. Yang diamati dalam pemerian petrografi
bervariasi, tergantung kepentingannya. Tetapi pada umumnya untuk batuan beku
(sebagai contoh meliputi) :
1. Warna, struktur dan gambaran umum,
2. Ukuran mineral
3. Kandungan kuarsa, bila tidak ada dicari mineral-mineral tidak jenuh silika ,
4. Kandungan feldspar, perbandingan plagioklas alkali feldspar dan jenis
plagioklasnya,
5. Kandungan mafik mineral (olivine, piroksen, amphibol, mika),
6. Kandungan mineral opak dan indeks warna,

6
7. Mineral assesori (mineral tambahan),
8. Tekstur,
9. Alterasi (mineral ubahan),
10. Petrogenesa.

3.2.1. Tekstur Batuan Beku


Tekstur menunjukan hubungan individu butir dengan butir yang
adadisekitarnya, tekstur berurusan dengan kenampakan skala kecil “small-
scale”. Dalam contoh setangan atau kenampakan di bawah mikroskopis seperti:
tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, dan pertumbuhan bersama kristal.
Tekstur merupakan kenampakan hubungan antara komponen dari batuan yang
dapat merefleksikan sejarah kejadiannya atau petrogenesa. Tekstur tergantung
atas 2 Faktor, tekstur Umum dan tekstur Khusus.
3.2.1.1 Tekstur Umum
1. Derajat Kristalisasi
Derajat Kristalisasi pada batuan beku dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Holokristalin: Seluruhnya terdiri dari massa kristal-kristal berupa
granular, mikrolit dan kristalin.
b. Hipokristalin: Sebagian terdiri dari massa kristal dan sebagian lagi
terdiri dari massa gelas.
c. Holohyalin: Seluruhnya terdiri dari massa gelas.

Gambar 3.1 Derajat Kristalisasi Holokristalin, hipokristalin dan holohyalin.


2. Kemas
 Equigranular : panidiomorfik granular, hipidiomorfik granular,
allotriomorfik

7
 Inequigranular : Porfiritik, Vitroverik, Porfiroafanitik, dan
Felsoferik.Ukuran Butir (Wiliam, Turner dan Gilbert, 1945)

3.2.1.2 Tekstur Khusus


 Grafik, tumbuh bersama antara alkali feldspar dengan kuarsa, disinikuarsa
berbentuk runcing-runcing.
 Granoferik, tekstur yang dibentuk oleh kalium feldspar dan kuarsa dimana
kuarsa menginklusi didalam kalium feldspar
 Intergranular, tekstur dimana ruang antar butir plagioklase ditempatioleh
olivin, piroksen, atau bijih besi.
 Diabasik, plagioklas tumbuh bersama dengan piroksen, disini piroksentidak
terlihat jelas, plagioklase radier terhadap piroksen.
 Ofitik, plagioklas tumbuh secraa acak dan merata ditutupi oleh piroksen atau
olivine yang utuh, disini piroksen lebih besar daripiroksen.
 Porfiritik, mengandung mineral-mineral yang memiliki ukuran yangberbeda,
fenokris augit, olivin dan leusit tertanam dalam massa dasarkristalin atau juga
gelas.

Gambar 3.2 Tekstur Intergranular Gambar 3.3 Tekstur Porfiritik


3.2.1.3. Ukuran Butir
 Halus : Ø < 1 mm.
 Sedang : Ø 1 – 5 mm.
 Kasar : Ø 5 – 30 mm.
 Sangat kasar : Ø > 30 mm.

8
3.2.1.4 Klasifikasi Batuan Beku
Klasifikasi didasarkan pada tekstur dan komposisi mineral yang kasar
cenderung pada batuan beku plutonik dan tekstur halus untuk batuan beku
vulkanik. Sedangkan komposisi ditinjau dari kehadiran mineral primer
(deret bowen) pada batuan.

Gambar 3.4 Seri Reaksi Bowen


3.3 Batuan Piroklastik

Batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang tekstur klastik, dengan kata
lain,merupakan endapan fragmental terbentuk secara langsung dari volkanik.
Batuan piroklastik secara luas dihasilkan dari letusan erupsi- erupsi volkanik.
Tetapi fragmentasi materialnya bisa juga disebabkan oleh pertumbuhan yang
menerus dari sebagian yang dipadatkan oleh kubah- kubah volkanik, dan pada
umumnya terjadi dimana lava- lava didinginkan oleh air. Material piroklastik pada
mulanya digolongkan menurut ukuran butir. Fragmen fragmen berukuran
 “Pebble” dengan diameter anatara 2 mm – 64 mm di namakan Lapilli.
 Partikel- partikel yang lebih kecil dinamakan ash,
 Sedang yang lebih besar disebut bomb.
Jika selama pembentukannya berasal dari sebagian atau seluruhnya cair dan
membekudi udara disebut blok¸jika hasil pembekuan bentuknya menyudut.
Batuan- batuan volkanikyang terdiri dari ash dan lapilli dinamakan tuff, jika

9
mereka sebagian besar terdiri dari ashdan lapili tuff jika lapillinya dominan.
Batuan- batuan yang kaya bomb- bomb dinamakan aglomerat dan bila batuan
kaya dengan blok disebut breksi volkanik.
3.3.1 Klasifikasi Batuan Beku

Gambar 3.5Klasifikasi batuan Piroklastik


3.4 Batuan Sedimen
3.4.1 Ukuran Butir
Breksi dan konglomerat adalah batuan sedimendidominasi butiran
berukuran butir lebih dari 2mm. bagi butiran yang bentuk membundar baik
sampai membundar sedang dikenal konglomerat sedangkan yang butirannya
berbentuk menyudut sampai menyudut tanggung disebut breksi. Batupasir ukuran
butir antara 0,06mm- 2mm. batulanau butir 0,06mm- 0,004mm sedangkan batuan
dengan butiran yang lebih kecil dari ukuran lanau disebut batulempung yang
disusun oleh ukuran butir kasar dan halus dikenal sebagai sortasi jelek sedangkan
yang berukuran seragam disebut sortasi baik.

10
3.4.2 Tekstur Batuan sedimen

Gambar 3.6 Tekstur batuan Sedimen


3.4.3 Batuan Sedimen Klastik
Asal mula mula batuan sedimen klastik adalah akibat dari proses –
proses yang menyangkut siklus sedimentasi (pelapukan – erosi - transport -
sedimentasi - diagenesa).
Batuan sedimen hasil proses mekanis, dengan media air, angin dan
es. Dicirikan oleh banyaknya mineral allogenik, mineralnya detritus,
bertekstur klastik, dibedakan :
 berbutir kasar, misalnya: breksi, konglomerat
 berbutir sedang, misalnya batupasir
 berbutir halus, misalnya batulempung, batulanau
Khusus batuan sedimen klastik untuk penelitian harus diperhatikan
mengenai ukurannya, bentuk (shape), kebundaran (roundness), tekstur
permukaan, orientasi dan komposisi mineralnya.

11
Gambar 3.7 Bentuk Butir dan Kebundaran (Gilbert, 1954)
3.4.3.1 Struktur Batuan Sedimen Klastik
 cross bedding (perlapisan silang siur) yang terjadi akibat adanya
perubahan arah arus.
 Graded bedding (perlapisan tersusun), yang terjadi karena adanya
pemilahan ukuran butir halus ke kesar atau sebaliknya.
 Laminasi, perlapisan karena arus normal dengan tebal <1 cm.
 Perlapisan, dengan tebal > 1 cm.
 Ripplemarkyaitu bentuk permukaan bergelombang karena adanya
proses arus satu arah.
 Mud crackyaitu bentuk retak-retak pada lapisan lumpur, biasanya
berbentuk segi lima.
 Flute castyaitu bentuk gerusan pada permukaan lapisan yang
bentuknya seperti seruling.
 Load castyaitu lekukan pada batas perlapisan yang diakibatkan oleh
gaya tekan dari muatan yang ada diatasnya.

12
3.4.4 Batuan sedimen Non-Klastik
Proses yang membentuk batuan ini yaitu secara kimiawi. Ciri penting
pada batuan sedimen non klastik dimana butiran – butiran yang semula
halus, pada proses diagenesa akan menjadi sangat besar. Berdasarkan
komposisinya batuan sedimen non klastik dikelompokkan menjadi yang
silikaan, siliceous, mengandung silika.
3.4.5 Klasifikasi Penamaan Batuan Sedimen
 Klasifikasi berdasarkan ukuran butir yang didasarkan pada pembagian
besar butiryang disampaikan oleh Wentworth (1922), seperti dibawah
ini:

Gambar 3.8 Ukuran Butir menurut Wenworth, 1922

 Klasifikasi berdasarkan komposisi didasarkan pada kehadiran mineral


kuarsa feldspardan lithic (pecahan batuan), seperti dibawah ini:

13
Gambar 3.9 Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan komposisi mineral kuarsa,
feldspar dan rockfragmen (Gilbert, 1954)

3.5 Batuan Alterasi


Meskipun dalam melakukan penyayatan – tipisan batuan diusahakan
memilih contoh sesegar mungkin, namun ada saja hasil sayatan yang telah
mengalami ubahan/alterasi. Alterasi tidak saja dihasilkan oleh pelapukan batuan
melainkan juga disebabkan adanya perkolasi / perputaran larutan cair yang berasal
dari permukaan, dari dalam berupa larutan panas dan dari aktivitas magma akhir.
Alterasi yang terjadi oleh larutan permukaan akan menghasilkan mineral
yang stabil pada kondisi suhu dan tekananrendah. Alterasi tersebut akan
menghasilkan senyawa silikat teralterasi, oksida dan hidrasi logam, silika berbutir
halus, karbonat dan kadang sulfat. Feldspar alkali terubah menjadi mika, mineral
lempung, silika. Plagioklas basa terubah menjadi “sausurit”, mineral lempung,
karbonat dan silika. Feldspartoid biasanya terubah menjadi karbonat, mineral
lempung atau kadang zeolit. Mineral silikat feromagnesia terubah menjadi
karbonat, mineral lempung, atau mineral lain yang komposisinya memenuhi,
seperti contohnya bioti terubah menjadi klorit.

14
3.5.1 Jenis-Jenis Alterasi Pada Batuan Beku
Berikut ini adalah beberapa jenis alterasi yang umum terjadi pada batuan beku :
 Albitisasi adalah contoh penting alterasi dihasilkan dari mengubah mineral
awal,terutama Kalium Feldspar, oleh cairan kaya soda. Contohnya albitisasi
terjadi padapertit dan spilit.
 Kloritisasi ditandai dengan kehadiran klorit menggantikan mineral
silikatferomagnesia alumina. Alterasi jenis yang paling umum terjadi pada
batuan bekuintermediet dan basa.
 Argilisasi hadir pada batuan dimana larutan terlibat dalam menggantikan
feldsparmenjadi mineral lempung. Jenis alterasi ini jangan dibingungkan
dengan kaolinisasiyang merupakan hasil alterasi oleh air permukaan atau air
formasi.
 Propilitisasi adalah bentukan alterasi hidrotermal yang melibatkan
kehadirankarbonat, silika sekunder, klorit dan sulfit. Batuan andesit yang
telah mengalamipropilitisasi disebut propilit.
 Serisitisasi biasanya mengenai feldspar pada batuan yang dipengaruhi larutan
hasilkegiatan magma akhir.
 Serpentinisasi umumnya adalah proses kegiatan akhir magma untuk
menggantikanmineral silikat feromagnesia tanpa kandungan aluminium
menjadi mineral serpentin.
 Zeolitisasi melibatkan kehadiran zeolit dalam rongga – rongga atau
perubahanmineral plagioklas basa dan feldspatoid menjadi zeolit.
 Silisifikasi ditandai dengan perubahan mineral asal menjadi mineral silika
olehlarutan sisa magma.
 Epidotisasi kemungkinan merupakan produk alterasi hidrotermal yang
menghasilkanepidot atau zeosit. Atau proses ini merupakan pengganti
mineral silikat feromagnesiaalumina menjadi epidot. Pada beberapa batuan
hal ini berkaitan dengan kloritisasi
 Alunitisasi adalah penggantian alkali feldspar menjadi alunit oleh aktiitas
cairanmengandung sulfat.

15
3.5.2 Mineral Alterasi
 Karbonat : Kalsit, Aragonit, Siderit.
 Sulfat : Anhidrit, Alunit, Natroalunit, Barit
 Sulfida : Pirit, Pirotrit, Markasit, Sfalerit, Galena, Kalkopirit
 Oksida : Hematit, Magnetik, Leukosen, Diaspor
 Pospat : Apatit
 Halit : Fluorit

Gambar 3.10 Ubahan Mineral Plagioklas Ca

Gambar 3.11 Ubahan Gelas Vulkanik

16
Gambar 3.12Ubahan Mineral Discontinous

17
BAB IV HASIL ANALISA PETROGRAFI
4.1 Hasil Analisa Petrografi Batuan Beku

PEMERIAN PETROGRAFIS:
Memiliki Nomor Sayatan 12, Sayatan petrografis nya Batuan Beku,
lalu Warna Sayatannya Putih Kecoklatan, berikut nya sayatan ini memiliki
Tekstur Khusus Porfiritik, memiliki Kristalinitas Hipokristalin, memiliki
Granularitas Afanitik – Fanerik, sayatan ini memiliki Bentuk Kristal
Euhedral, lalu Ukuran Kristal nya 0,1 - 3µm , lalu yang terakhir memiliki
Relasi Equigranular.

DESKRIPSI MINERAL
 Fenokris : Plagioklas (70%)
Hornnlende (15%)
Olivin (5%)
Opaque (10%)
 Olivin :Memiliki warna nikol silang Hijau tosca, Biru
muda, Dan biru tua, memiliki relief tinggi, dan berukuran kristal 1-3 µm,
memiliki bentuk kristal euhedral, kehadirannya setempat, dan masa dasar
nya berwarna putih berupa pecahan feldspar..
 Hornblende :Memiliki warna nikol silang coklat, memiliki relief
sedang, ber ukuran kristal 0,5 – 1 µm, memiliki bentuk kristal subhedral,
kehadirannya menyebar, dan masa dasar nya warna putih berupa pecahan
feldspar.
 Opaque :Memiliki warna nikol silang hitam, memiliki relief
sedang, ukuran kristal 0,1-0,5 µm, memiliki bentuk kristal subhedral,
kehadirannya menyebar, masa dasarnya warna putih berupa pecahan
feldspar.
 Plagioklas :Memiliki warna nikol silang putih kecoklatan, serta
relief nya tinggi, memiliki ukuran kristal 1-3 µm, memiliki bentuk kristal
euhedral, dan memiliki masa dasar warna putih berupa pecahan feldspar.
 Jenis kembaran : Albit

PENAMAAN PETROGRAFIS :
Hornblende Gabro

18
4.2 Hasil Analisa Petrografi Batuan Piroklastik

PEMERIAN PETROGRAFIS
Memiliki Nomor Sayatan 6, dan Sayatan Petrografis nya Batuan
Piroklastik, memili Warna sayatan Coklat, dan juga memiliki Tekstur Non
Welded, memiliki Bentuk Butir Membundar, dan Besar Butir nya 3µm,
memiliki Mineral Penyusun Opaque & Plagioklas.

DESKRIPSI MINERAL
 Opaque : Berwarna hitam memiliki ukuran kristal 1,5-3µm
memiliki bentuk kristal euhedral kehadirannya setempat.
 Plagioklas : Berwarna putih kecoklatan memiliki ukuran kristal
2-8µm memiliki bentuk kristal subhedral kehadirannya menyebar.
 Litik : Berwarna putih tulang memiliki bentuk
membundar memiliki ukuran 2-4µm kehadirannya menyebar presentase
10%
 Masa Dasar : Merata 30%
 Kristal : 60%

PENAMAAN PETROGRAFIS:

Gambar 4.2 klasifikasi batuan Piroklastik

19
Keterangan : Crystal = 60%
Glass = 30%
Rock Fragmen = 10%
Jadi, Nama sayatan dari hasil pengamatan diatas adalah Kristal Tuff. Untuk
klasifikasi nya bisa dilihat pada gambar 4.2

4.3 Hasil Analisa Petrografi Batuan Sedimen Klastik

PEMERIAN PETROGRAFIS:
Memiliki Nomor Sayatan Lp 39, dan Sayatan Petrografis nya Sedimen
klastik, memiliki Warna sayatan Abu-Abu, dan Tekstur nya Klastik, lalu
Ukuran Butir nya Lempung – Pasir, dan memiliki Matriks Pasir,memiliki
Fragmen Litik yang persebaranya 80%, serta Mineral yang persebarannya
20%, lalu sayatan ini memiliki Bentuk Butir Sub – angular, dan memiliki
Komposisi Batuan Feldspar dan Litic, serta Inklusi nya Fluida Karbonat

PENAMAAN PETROGRAFIS :
Lithic Graywake

4.4 Hasil Analisa Petrografi Batuan Alterasi

PEMERIAN PETROGRAFIS:
Memiliki Nomor Sayatan 5, Sayatan Petrografis nya Alterasi,
memiliki Warna Sayatan Abu – Abu, serta memiliki Tekstur Khusus
Porfiritik, dan juga memiliki Kristalinitas Afanitik – Fanerik, lalu Bentuk
Kristal nya Euhedral, sayatan ini memiliki Ukuran Kristal 0,2 - 5µm, dan
Relasi sayatan ini Equigranular.

DESKRIPSI MINERAL:

 Fenokris : Plagioklas (50%)


Klorit (40%)
Opaque (10%)
 Plagioklas : Memiliki warna nikol silang putih dan coklat,
memiliki relief tinggi, ukuran kristal 0,2 – 5 µm, bentuk kristal euhedral,
kehadiran merata.

20
 Klorit : Memiliki warna nikol silang hijau tua dan hijau
muda, relief tinggi, ukuran kristal nya 1 – 5 µm, memiliki bentuk kristal
euhedral, dan kehadirannya menyebar.
 Opaque : Memiliki warna nikol silang hitam, relief sedang,
memilki ukuran kristal 0,1 – 0,5 µm, memiliki bentuk kristal euhedral, dan
kehadirannya menyebar.
 Kembaran : Carlsbad

PENAMAAN PETROGRAFIS:

Hornblende Gabro Alterasi

21
BAB V KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN

Petrografi adalah bagian dari ilmu petrologi yang mempelajari tentang


deskripsi dan klasifikasi batuan dengan menggunakan bantuan mikroskop
polarisasi. Deskripsi batuan secara petrografis hal yang penting diperhatikan
adalah identifikasi komposisi mineral dan tekstur batuan. Pengelompokan atau
pengklasifikasian batuan di dasar kan pada hasil pengamatan tekstur dan
komposisi mineralogi utama.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diamati dalam identifikasi batuan :
 Identifikasi Batuan Beku
Yang diamati dalam identifikasi petrografi batuan beku ini ialah warna,
tekstur,bentuk butir,ukuran butir, relasi, derajat kristalisasi, granularitas.
Komposisi mineral. Jika pada sayatan terdapat mineral plagioklas harus di
identifakasi kembarannya.
 Identifikasi batuan Piroklastik
Yang diamati dalam identifikasi petrografi batuan piroklastik ini ialah warna,
ukuran butir, tekstur, bentuk butir. Setelah itu identifikasi komposisi mineral
penyusun batuannya. Dan kemudian klasifikasikan menggunakan diagram
klasifikasi milik (pethijon,1975)
 Identifikasi Batuan Sedimen Klastik
Yang diamati dalam identifikasi batuan sedimen klastik ini ialah warna,
ukuran butir, matriks, fragman, semen. Kemudian analisis komposisi batuan
pada sayatan yang diamati. Ientifikasi komposisi mineral pada sayatan
batuan. Setelah itu tentukan namanya dengan mengklasifikasikan kedalam
Diagram Penamaan Petrografis batuan sedimen (Gilbert, 1954)
 Identifikasi batuan Alterasi
Yang diamati dalam identifikasi petrografi batuan alterasi ini iaalah warna,
derajat kristalisasi, tekstur, granularitas, bentuk Kristal, relasi, dan ukuran
butir, komposisi batuan. Jika pada sayatan terdapat mineral plageoklas harus
diidentifakasi kembarannya.

22
DAFTAR PUSTAKA
Anonime. 2016. Buku Panduan Praktikum Mineralogi Optik-Petrografi Tahun
Ajaran2016/2017. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.
Gilbert., C, M,. Turner., F.J., and Williams., H, 1982, Petrography; An
introduction to the Study of Rocks in Thin Section.
Pettijohn F.J., 1957, “Sedimentary Rocks”. Indian edition, Harper & Row
Publishers, Inc., New York, reprinted by Mohan Primlani, oxpord & IBH
publishing Co. New Delhi, 718 pp.
Agus Hendratno, MT, 2005. Lecture Note PETROGRAFI. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.

23

Anda mungkin juga menyukai