2. Thorak Masif
a. Defenisi
Terkumpulnya darah secara cepat sebanyak > 1500 ml di rongga toraks akibat trauma
tajam atau tumpul yang menyebabkan terputusnya arteri intercostalis, pembuluh darah
hilus paru atau robek parenkim paru atau jantung.
b. Tujuan
1) Mengurangi rasa sesak
2) Mempertahankan pasien tetap hidup
c. Indikasi
1) Pasien dengan trauma tumpul dada
2) Perdarahan pada rongga dada
3) Luka tusuk pada dada
d. Persiapan alat
1) Alat pelindung diri (kacamata 3) Obat anasthesia lokal
safety, masker, handscoen, scort) 4) Syringe
2) Neck coller 5) Infus set
6) Cairan ringar lactat yang hangat 9) Oksigen set
7) Chest tube 10) Pulse oksimeter
8) Botol WSD
e. Pelaksanaan tindakan
1) Petugas gunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)
2) Bersihkan jalan nafas, kontrol servical dengan pemasangan semi rigid cervical collar
3) Berikan oksigenasi 12 lt/menit
4) Membantu dokter untuk pemasangan chest tube dan WSD
5) Monitor WSD : undulasi, jumlah darah dan bubble
6) Lakukan resusitasi cairan secara stimulan
7) Pasang infus RL hangat dengan 2 jalur lumen besar
8) Pasang pulse oximetry
9) Pasang monitor EKG
f. Hal yang perlu diperhatikan
1) Nilai kesadaran, nadi, pernafasan, pengisian vena capiler, akral dan produksi urine
2) Cegah jangan sampai hipoksia
3) Adanya empisema toraks
3. Flail Chest
a. Defenisi
Adanya bagian dari dinding dada yang kehilangan kontinuitas dengan dinding dada
sisanya (ada bagian yang melayang). Terdapat multiple fraktur iga dengan garis fraktur
lebih dari satu pada satu iga.
b. Tujuan
1) Mengurangi rasa sakit
2) Mencegah kerusakan lebih lanjut pada dinding dada
c. Indikasi
1) Flail chest
d. Persiapan alat
1) Alat pelindung diri (kaca mata 3) Intubasi set
safety, masker, handscoen, scort) 4) Suction lengkap
2) Oksigen lengkap 5) Infus set
6) Cairan ringer lactate 7) Pulse oksimetri
e. Pelaksanaan tindakan
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen,
scort)
2) Bersihkan jalan nafas, hisap cairan / darah dan kontrol C spine
3) Pasang intubasi
4) Berikan oksigenasi yang adekuat
5) Jamin breathing-ventilasi dengan baik
6) Infus RL, 2 jalur dengan jarum besar
7) Monitoring dengan pulse oximetry
f. Hal yang perlu diperhatikan
1) Hipoksia sebab kontusio paru
2) Nyeri pada pergerakan dada
4. Trauma Abdomen
a. Defenisi
Suatu keadaan dimana abdomen mengalami benturan
b. Tujuan
1) Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga abdomen
2) Mencegah terjadinya syok
c. Indikasi
Cedera pada daerah abdomen
d. Persiapan alat :
1) Petugas menggunakan alat 3) Gurita
pelindung diri (kaca mata safety, 4) Infus set
masker, handscoen, scort) 5) Cairan ringer lactat hangat
2) Oksigen lengkap 6) Kassa steril
e. Pelaksanaan tindakan
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen,
scort)
2) Pertahankan jalan nafas tetap terbuka dan imobilisasi C spine
3) Pasien diberikan oksigen 6 ltr/menit
4) Pasang infus ringer lactat hangat dengan jarum yang besar
5) Pasang gurita jika terjadi perdarahan internal
6) Jika terdapat organ yang keluar tutup dengan kasa steril yang lembab
7) Membantu dokter untuk mempersiapkan pasien untuk dilakukan operasi
8) Monitor tanda-tanda vital pasien
f. Hal yang perlu diperhatikan
1) Syok hemoraghik / hipovolemik
2) Koagulopati
3) Cegah hipoglikemi
4) Asidosis
5) Cega jantung sampai hipotermi
5. Cedera Kepala
a. Defenisi
Suatu keadaan dimana kepala mengalami cedera akibat adanya suatu trauma
b. Tujuan
1) Mencegah kerusakan otak sekunder
2) Mempertahankan pasien tetap hidup
c. Indikasi
1) Contusio cerebri
2) Commotio cerebri
d. Persiapan alat
1) Petugas menggunakan alat 6) Long spine board
pelindung diri (kaca mata safety, 7) Infus set
masker, handscoen, scort) 8) Cairan ringer lactat hangat
2) Neckcollar 9) Pulse oksimetri
3) Suction lengkap 10) Monitor EKG
4) Oksigen lengkap 11) Gastric tube
5) Intubasi set 12) Folley chateter + urine bag
e. Pelaksanaan tindakan
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort
2) Bersihkan jalan nafas dari kotoran (darah, secret, muntah) dengan suction)
3) Imobilisasi C spine dengan neck collar
4) Jika tiba-tiba muntah miringkan dengan teknik “Log Roll”.
5) Letakkan pasien di atas long spine board
6) Bila pasien mengorok pasang oropharingeal airway dengan ukuran yang sesuai
oropharingeal jangan difiksasi
7) Membantu dokter pasang intubasi (jika ada indikasi)
8) Pertahankan breathing dan ventilation dengan memakai masker oksigen dan berikan
oksigen 100 % diberikan dengan kecepatan 10-121/menit
9) Monitor circulasi dan stop perdarahan, berikan infus RL 1-2 liter bila ada tanda-tanda
syok dan gangguan perfusi, hentikan perdarahanluar dengan cara balut tekan.
10) Periksa tanda lateralisasi dan nilai Glasgow Coma Scale nya
11) Pasang foley cateter dan pipa nasogastrik bila tak ada kontraindikasi
12) Selimuti tubuh penderita setelah diperiksa seluruh tubuhnya, jaga jangan sampai
kedinginan.
13) Persiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik / foto kepala
f. Hal yang perlu diperhatikan
1) Gangguan kesadaran dan perubahan kesadaran dengan skala koma galasgow lebih
kecil dari 9 yaitu E-1, M-5, V= 1-2
2) Pupil anisokor, dengan perlambatan reaksi cahaya
3) Hemifarese
4) Monitor tanda-tanda vital secara ketat
2) Pasien
Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
3) Lingkungan
Diusahakan tempat tersendiri
4) Petugas
Lebih dari satu orang
e. Pelaksanaan
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, kacamata safety, handscoen,
scort)
2) Mendampingi pasien saat dilakukan pemeriksaan/wawancara
3) Melakukan orientasi minimal dengan memanggil nama pasien dan menyebut nama
perawat
4) Meminta kepada pasien untuk mencoba mengendalikan diri dengan kata-kata
sederhana dan mudah dimengerti.
5) Mengajak pasien ke tempat tenang dan memotivasi untuk mengungkapkan perasaan
secara verbal
6) Pasien gasuh gelisah yang tidak dapat dikendalikan, selanjutnya disilangkan kedepan
dada
7) Memegang tangan kanan dan kiri pasien selanjutnya disilangkan kedepan dada
8) Membimbing menuju tempat yang telah disediakan atau bila gadu bisa dipasang jaket
pengaman
9) Bila pasien tetap meronta dan kalau dianggap perlu, petugas I menutup muka pasien,
petugas II dan III memegang kaki kanan dan kiri pasien kemudian mengangkat ke
tempat tidur yang telah disediakan.
10) Memasang manset tangan dan kaki kanan kiri pasien disisi tempat tidur sambil
menjelaskan bahwa tindakan tersebut adalah untuk membantu mengontrol
perilakunya dan akan dibuka jika sudah mampu mengendalikan diri
11) Mengobservasi pasien sebelum dan sesudah tindakan meliputi :
o Tekanan darah
o Nadi
o Pernafasan
o Respon dan perilaku pasien
12) Melaksanakan program pengobatan
13) Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
14) Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dan eliminasi
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Petugas tetap menjaga jarak fisik dengan pasien.
2) Pada saat satu orang petugas berkomunikasi dengan pasien, petugas lain mengawasi
dari jauh bila pasien tidak dapat mengendalikan diri.
3) Ikat pasien dengan posisi yang sopan, kaki tidak terbuka lebar.
4) Pada saat pemasangan manset, posisi tangan/kaki tidak seperti disalib
5) Segera manset dibuka apabila pasien sudah dapat mengendalikan diri.
14. Memasang manset pad apasien kedaduratan psikiatri
a. Pengertian
Adalah suatu tindakan pengekangan pada kedaduratan psikiatri
b. Tujuan
1) Membantu pasien mengontrol perilakunya
2) Pasien dapat kooperatif pada saat dilakukan pengobatan.
3) Keamanan lingkungan dan petugas tidak terganggu
c. Indikasi
1) Pasien agresif
2) Psikosa akut
3) Pasien gasuh gelisah
4) Pasin hiperaktif
d. Persiapan
1) Alat
a) Alat pelindung diri (masker, c) Selimut/alas tempat tidur
kacamata safety, hanscoen, d) Perlak
scort) e) Sabuk pengaman
b) Manmset
2) Obat
Obat-obat sesaui program (obat psikotropik)
3) Pasien
Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
4) Lingkungan
Tenang dan aman
5) Petugas
Petugas lebih dari 2 orang
e. Pelaksanaan
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, kacamata safety, handscoen,
scort)
2) Mengusahakan agar pasien dapat terlentang di tempat tidur
3) Petugas I memegang tangan kanan pasien, petugas II memengang tangan kiri pasien,
petugas III memegang kaki kanan, petugas IV memegang kaki kiri.
4) Memasang manset pada tangan dan kaki kemudian diikatkan pada tempat tidur.
5) Memasang selimut
6) Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian obat trasquiliser sesuai
program
7) Mengobservasi pemberian obat dan pengikatan
8) Mencatat seluruh tindakan
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Hindari adanya perlukaan akibat pengikatan
2) Pengikatan tidak boleh terlalu ketat atau longgar dan periksa kembali setiap setengah
jam
3) Hindari bahaya jatuh
4) Observasi emosi pasien
5) Pengikatan segera dibuka jika pasienj sudah mengendalikan diri
Pasien :
o Inform consent
o Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
o Pasien tidur terlentang / sesuai kebutuhan
Petunjuk :
o 2 orang
e. Pelaksanaan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Petugas I mengamankan jalan nafas sambil mengamankan servicall
3. Petugas II mendesinfeksi daerah yang akan dilakukan penusukan, yaitu pada daerah
dada yang mengalami tension pneumatorax
4. Melakukan penusukan dengan jarum yang sudah disiapkan di daerah mid clavicula
pada sela iga ke tiga
5. Setelah jarum ditusukkan pada sela iga ke tiga miringkan jarum 30-45 derajat ke arah
atas.
6. Jika jarum sudah masuk ditandai oleh suara keluarnya udara. Mandrain dicabut dan
kateternya ditinggal.
7. Tutup ujung IV cath. Dengan klap buatan dari potongan sarung tangan telah diberikan
lubang pada ujungnya.
8. Fiksasi IV cath dengan memberikan plester pada persambungan antara sarung tangan
dengan IV cath
9. Catat seluruh tindakan yang sudah dilakukan dan monitor respon pasien
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Jumlah nafas dan kualitas pernafasan
2. Keluhan pasien
3. Segera lanjutkan dengan pemasangan WSD