Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN

PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR


PROSEDUR OPERASIONAL MENURUNKAN
RESIK O JATUH DI RUANG DEWASA
RS PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

Risha Cahya Timur*), Maria**), Supriyadi***)

*) alumni Program Studi S.1 Ilmu Keperawatan STIKES TELOGOREJO Semarang


**) Wakil Ketua 1 STIKES ELISABETH Semarang
***) Dosen Pengampu D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK
Masalah keselamatan pasien atau patient safety merupakan isu global yang paling penting saat ini
dimana banyak tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada pasien. Keselamatan pasien rumah
sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
assesment risiko. Salah satu resiko yang mungkin timbul dalam keselamatan pasien adalah pasien
jatuh (fall).Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimen
dengan racangan cross sectional, dilakukan pada 64 responden dengan tehnik proportionate Stratifed
Random Sampling.Hasil analisis statistik dengan uji Spearman, di dapatkan nilai p value = 0,025
dengan ά = 0,05 (5%) maka apabila p value < 0,05 Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat terhadap penerapan standart prosedur
operasional menurunkan resiko jatuh di ruang dewasa RS Panti Wilasa Citarum
Semarang.Pengetahuan yang baik dan jenjang pendidikan yang tingi sangat berhubungan dengan
tingkat kepatuhan kerja perawat dalam menjalankan tugas sebagai perawat.

Kata Kunci : Pengetahuan, Tingkat Kepatuhan.

ABTRACT
Patient safety is the most important global isuue recently, since there are many patients’
charges for patients’ medical errors. The hospital patients’ safety is a system, in which the
hospital makes the patients’ treatmen server, including assesment risk. One of the risk which
many appear in patients’ safety is patients’ falling. This research uses non-experimental
quantitative with cross sectional sampling design. It’s done toward 55 respondents with
propotionale stratified random sampling. The analisys result is p value 0.05 , so it is
concluded that there is a connection between nurses knowledge and nurses’ obidience toward
the application of standart procedure operational since it lowers the risk of falling down in the
adult medical room of Pantiwilasa Citarum Hospital Semarang. Good knowledge and high
education is connected significantly with nurses’ obedience level is working as nurses

Key words : knowledge, Obedience Level.

Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat...... (rishacahyatimur@gmail.com) 1


PENDAHULUAN Dalam upaya pencegahan resiko jatuh
dilakukan upaya untuk mengantisipasi dan
Jatuh merupakan suatu kejadian yang mencegah pasien jatuh dengan atau tanpa
menyebabkan subjek yang sadar menjadi cidera adalah dengan dilakukan pengkajian di
berada di permukaan tanah tanpa sengaja, awal maupun kemudian pengkajian ulang
bukan akibat dari pukulan keras, kehilangan secara berkala mengenai risiko pasien jatuh,
kesadaran atau kejang. Kejadian jatuh termasuk risiko potensial yang berhubungan
merupakan penyebab yang spesifik yang jenis dengan jadwal pemberian obat serta
dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang mengambil tindakan untuk mengurangi semua
dalam keadaan sadar mengalami jatuh risiko yang telah diidentifikasi tersebut.
(Stanley, 2006, hlm.69). Pengkajian risiko jatuh ini telah dapat
dilaksanakan sejak pasien mulai mendaftar,
Dalam buku “Preventing falls in Hospitals: a yaitu dengan menggunakan skala jatuh yaitu
Toolkit for Improving Quality of Care” (2013), Morse Fall Scale (MFS) sebagai instrument
menyebutkan bahwa di Inggris dan Wales, yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien
sekitar 152.000 jatuh dilaporkan di rumah sakit yang berisiko jatuh. Menghitung MFS
setiap tahun, dengan lebih dari 26.000 merupakan cara untuk menentukan risiko jatuh
dilaporkan dari unit kesehatan mental dan dari pasien dan manajemen pencegahan jatuh
28.000 dari rumah sakit masyarakat. Beberapa yang telah ada dan berlaku di seluruh unit di
kasus berakibat pada kematian, luka berat atau rumah sakit, khususnya di ruang rawat inap
sedang dengan perkiraan biaya sebesar ± 15 (Budiono, 2014, hlm.125).
juta per tahun (Sanjoto, 2014, hlm.124).
Laporan dari kongres XII PERSI Penelitian yang telah dilakukan oleh
(Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia), tahun Setyarini,dkk (2013) menyimpulkan bahwa
2012 menunjukan bahwa kejadian pasien jatuh penulisan MFS di whiteboard hampir seluruh
termasuk ke dalam tiga besar insiden medis perawat patuh dalam melaksanakan
rumah sakit dan menduduki peringkat kedua pemasangan pagar pengaman tempat tidur
setelah medicine error. Dari laporan tersebut di (96%). Ada suatu penelitian yang
dapatkan kejadian jatuh sebanyak 34 kejadian. menyimpulkan bahwa sebagian besar perawat
Hal ini membuktikan bahwa kejadian jatuh telah melaksanakan dengan baik program
pasien masih tinggi di Indonesia (Komariah, manajemen pasien jatuh yang meliputi
2012. ¶3). screening, pemasangan gelang identitas resiko
jatuh, edukasi pasien dan keluarga dengan
Dampak yang ditimbulkan dari insieden jatuh menggunakan leflet edukasi, pengelolaan
dapat menyebabkan kejadian tidak diharapkan pasien resiko jatuh dan pelaporan insiden.
seperti luka robek, fraktur, cedera kepala, Penetapan kebijakan dan implementasi
pendarahan, sampai kematian, menimbulkan prosedur yang diikuti supervisi dan monitoring
trauma psikologis, memperpanjang waktu lebih menjamin keterlaksanaan program
perawatan, dan meningkatkan biaya perawatan (Budiono,dkk., 2014,hlm.79).
pasien akibat menggunakan peralatan
diagnostik yang harusnya tidak perlu Hasil penelitian Hesti Oktaviani (2015)
digunakan oleh pasien seperti CT-Scan, menyatakan bahwa sebagian besar mempunyai
rontgen, MRI, dll. Dampak bagi rumah sakit pengetahuan cukup yaitu sebanyak 45 orang
sendiri adalah menimbulkan resiko tuntutan (69,2%), sedangkan paling sedikit perawat
hukum karena pihak rumah sakit dianggap lalai mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik
dalam perawatan pasien (Miake-lye,at al., yaitu sebanyak 7 orang (10,8%). Pengetahuan
2013, hlm.145). responden tergolong cukup baik dan baik
disebabkan oleh tingkat pendidikan yang

2 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol. .... No. .....


dimiliki responden. Tingkat pendidikan Populasi adalah wilayah generalisasi yang
merupakan salah satu faktor yang terdiri atas: obyek atau subyek yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan perawat. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Dalam penelitian ini responden sebagian besar yang diterapkan oleh peneliti unutk dipelajari
adalah perawat berpendidikan D3 dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
keperawatan. Kesehariannya, pendidikan 2014, hlm.62). Populasi adalah setiap subjek
seseorang berhubungan dengan kehidupan yang memenuhi kriteria yang ditetapkan
sosial dan perilakunya. Semakin tinggi (Nursalam, 2008, hlm.89). Pada penelitian ini
pendidikan seseorang maka perilaku seseorang populasinya adalah semua perawat yang
itu akan semakin baik, oleh sebab itu perawat melakukan asuhan keperawatan pada pasien
yang memiliki cenderung memiliki tingkat dengan risiko jatuh di ruang perawatan dewasa
pengetahuan yang baik. Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
yang berjumlah 64 orang.
Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan di
dapatkan dari bidang keperawatan Rumah Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau
Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang yang dapat dipergunakan sebagai subjek
berjumlah 170 perawat dan 64 diantaranya penelitian melalui sampling, sedangkan
adalah perawat di ruang dewasa. Telah sampling adalah proses menyeleksi porsi dari
dilakukan wawancara secara insidental populasi yang dapat mewakili populasi yang
terhadap 8 perawat pada bulan februari 2016 ada (Nursalam, 2008, hlm.91). Pengambilan
didapatkan hasil 2 perawat yang patuh sampel dengan proportionate Stratifed
melaksanakan SPO menurunkan resiko jatuh Random Sampling yaitu populasi yang
karena dapat meningkatkan mutu pelayanan mempunyai anggota atau unsur yang tidak
rumah sakitdan merupakan tanggung jawab homogen dan berstrata secara proporsional
sebagai seorang perawat dalam melaksanakan (Sugiyono, 2014, hlm.65)
SPO. 3 perawat mengatakan kadang-kadang
patuh melaksanakan SPO dengan alasan beban Kriteria yang diperhatikan dalam pengambilan
kerja yang terlalu berat dan 3 perawat yang sampel adalah berdasarkan kriteria inklusi
tidak patuh melaksanakan SOP karena tidak sehingga sampel yang didapat adalah 55
tahu tentang obat-obatan yang bisa responden dengan kriteria inklusi: perawat
menimbulkan efek resiko jatuh. berlatar pendidikan D3 dan lama bekerja
minimal 6 bulan.

METODOLOGI PENELITIAN Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit


Pantiwilasa Citarum Semarang pada tanggal
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif non- 29 Maret - 9 April 2016 dengan 55 responden.
eksperimen dengan desain penelitian Alat pengumpulan data pada penelitian ini
korelasional (hubungan atau asosiasi) yaitu berupa lembar kuesioner yang telah diuji
dengan kepatuhan perawat terhadap standar validitas yaitu kuesioner yang berisikan
prosedur operasional: menurunkan risiko jatuh. tentang pengetahuan dan kepatuhan.
teknik yang digunakan cross sectional dimana
peneliti menekankan waktu pengukuran atau Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan
observasi data variabel independen dan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
dependen hanya satu kali pada satu saat variabel penelitian. Pada umumnya dalam
(Nursalam, 2011, hlm.157). penelitian ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari setiap variabel
(Notoadmojo, 2010, hlm.182). Analisis
bivariat adalah analisis yang dilakukan

Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat...... (rishacahyatimur@gmail.com) 3


terhadap dua variabel yang diduga Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh hasil bahwa
berhubungan atau berkorelasi (Sugiyono, 2014, dari 55 responden, responden dengan masa
hlm.245). Pada penelitian ini uji statistik yang kerja 1 – 2 tahun yaitu 13 responden (23,6%),
digunakan adalah uji spearman karena data responden dengan masa kerja > 2 tahun yaitu
berdistribusi tidak normal, hasil uji normalitas 42 responden (76,4%). Dari penelitian diatas
dengan Kolmogorov smirnov didapatkan nilai masa kerja > 2 th lebih banyak dari pada
pada kepatuhan memiliki nilai p value 0,015 1 – 2 th.
serta nilai pada pengetahuan memiliki p value Tabel 5.2
0,000. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan Perawat
HASIL DAN PEMBAHASAN RS Panti Wilasa Citarum
Semarang
Gambaran Umum Tempat Penelitian n = 55
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Pendidikan Frekuensi %
yang berada di jalan Citarum nomor 98 DIII 21 38,2
Semarang Jawa Tengah. Berbatasan dengan S1 34 61,8
Jalan Citarum yang berada di sebelah selatan Total 55 100
dan merupakan gerbang utama atau gerbang
masuk Rumah Sakit, sedangkan sebelah timur Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh hasil bahwa
berbatasan dengan jalan Citarum Raya. dari 55 responden, responden dengan D III
Adapun di sebelah utara berbatasan dengan perawat yaitu 21 responden (38,2%),
jalan Citarum Utara, kemudian di sebelah barat responden dengan pendidikan S 1 perawat
berbatasan langsung dengan jalan citandui raya yaitu 34 responden (61,8%). Pendidikan S1
Citandui Raya. Rumah Sakit Panti Wilasa lebih banyak dari pada pendidikan D III
Citarum semarang memiliki luas gedung perawat.
rumah sakit 11.492 m2 dan luas tanah 21.737
m2. Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum 2. Analisa Univariat
melayani pelayanan rawat jalan, pelayanan Tabel 5.3
rawat inap, berbagai penunjang medis seperti Distribusi Frekuensi Responden
radiologi dan laboratorium yang memadai, dan Berdasarkan Pengetahuan Perawat RS
memiliki berbagai fasilitas umum seperti Panti Wilasa Citarum
kantor kas bank CIMB Niaga, kantor kas bank Semarang
BRI, ATM BCA, ATM CIMB Niaga, ATM n = 55
BRI, ATM OCBC NISP. Pengetahuan Frekuensi %
Baik 42 76,4
1. Karakteristik responden Tidak Baik 13 23,6
Tabel 5.1 Total 55 100
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Masa Kerja Perawat Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh hasil bahwa
RS Panti Wilasa Citarum dari 55 responden, responden dengan
Semarang pengetahuan baik yaitu 42 responden (76,4%),
n = 55 responden dengan pengetahuan tidak baik
yaitu 13 responden (23,6%).
Masa Kerja Frekuensi %
1 – 2 th 13 23,6
> 2 th 42 76,4
Total 55 100

4 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol. .... No. .....


Tabel 5.4 Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh hasil bahwa
Distribusi Frekuensi Responden dari 55 responden, responden dengan patuh
Berdasarkan Kepatuhan Perawat RS yaitu 42 responden (76,4%), responden dengan
Panti Wilasa Citarum pengetahuan tidak baik yaitu 13 responden
Semarang (23,6%).
n = 55
Kepatuhan Frekuensi %
Patuh 42 76,4
Tidak Patuh 13 23,6
Total 55 100

Tabel 5.5
Hubungan Pengetahuan Dengan kepatuhan perawat Terhadap
Penerapan Standart Prosedur Operasional Menurunkan
Resiko Jatuh di ruang dewasa
RS Panti Wilasa Citarum
Semarang
n = 55

Variabel n Median Min Max  value Rho


Pengetahuan 55 7,00 2 9
Kepatuhan 55 30,00 15 39 0,025 0,302

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh data variabel (76,4%), responden dengan pengetahuan
pengetahuan nilai medianya 7,00, nilai tidak baik yaitu 13 responden (23,6%).
tertinggi yaitu 9 dan nilai terendah 2. Data
variabel kepatuhan nilai median 30,00, nilai Hasil penelitian menyatakan bahwa
tertinggi 39 dan nilai terendah 15. Berdasarkan sebagian besar pengetahuan perawat baik
hasil analisis statistik dengan uji Spearman, di dengan hasil 42 responden, (76,4%).
dapatkan nilai p value = 0,025 dengan ά = 0,05 Pengetahuan adalah suatu proses dengan
(5%) dan nilai Rho ,302 maka apabila p value menggunakan pancaindra yang dilakukan
< 0,05 Ha diterima, sehingga dapat dikatakan seseorang terhadap objek tertentu dapat
bahwa ada hubungan yang antara pengetahuan menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan
dengan kepatuhan perawat terhadap penerapan (Hidayat, 2007, hlm.78).
standart prosedur operasional menurunkan Pengetahuan di pengaruhi beberapa faktor
resiko jatuh di ruang dewasa RS Panti Wilasa yaitu, umur, pendidikan, pengalaman, sosial
Citarum Semarang dengan arah korelasi positif budaya, lingkungan, informasi.
dan berkekuatan lemah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nanang
Interpretasi dan Hasil Penelitian Yulianto Prabowo dan Azizah Khoiriyati
pada tahun 2014, hubungan antara tingkat
1. Analisa Univariat pengetahuan perawat terhadap pelaksanaan
a. Distribusi Frekuensi Pengetahuan pengkajian resiko jatuh menggunakan skala
Berdasarkan hasil penelitian yang di Morse di RS PKU Muhammadiyah
lakukan oleh peneliti diperoleh bahwa dari Yogyakarta, dengan hasil 22 perawat yang
55 responden, responden dengan memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 17
pengetahuan baik yaitu 42 responden diantaranya tidak melaksanakan dan 5

Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat...... (rishacahyatimur@gmail.com) 5


diantaranya melaksanakan pengkajian 2004). Ada beberapa faktor yang
resiko jatuh menggunakan skala Morse. mempengaruhi tingkat kepetuhan, yaitu
Dari 5 perawat yang memiliki tingkat faktor internal dan eksternal.
pengetahuan sedang semuanya tidak
melakukan pengkajian resiko jatuh skala Penelitian yang dilakukan setiowati,
Morse. Hasil uji spearman rank p value = hubungan supervisi kepala ruangan dengan
0,0254. pelaksanaan pedoman pencegahan pasien
resiko jatuh di Rumah Sakit Jantung
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Diagram Depok. Hasil analisis bivariat
dilakukan oleh octaviani hubungan menunjukkan ada hubungan supervisi
pengetahuan perawat dalam menjalankan kepala ruangan dengan pelaksanaan
SOP pencegahan resiko jatuh pada pasien, pedoman pencegahan pasien resiko jatuh di
perawat sebagian besar mengetahui SOP Rumah Sakit Jantung Diagram Depok tahun
pencegahan resiko jatuh dengan nilai (p – 2014 (OR 13,75 ; 95%CI 1,45-130,24 ; P
value 0.001, 1xy = 0.391) hubungan value 0,018). Diharapkan hasil penelitian
tergolong sedang, kesimpulan terdapat ini dapat menjadi bahan acuan dalam
hubungan yang positif signifikan antara meningkatkan kualitas pelayanan
pengetahuan perawat dalam menjalankan keperawatan, khususnya perawatan
SOP pencegahan resiko jatuh pada pasien. terhadap pasien dengan resiko jatuh.

Tingkat pengetahuan yang baik akan Penelitian yang di lakukan oleh Suparna,
mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat Evaluasi penerapan patient safety risiko
dalam melakukan semua tindakan jatuh berdasarkan SOP aspek yang
keperawatan dari pengkajian sampai dilaksanakan 100% yaitu penulisan pada
evaluasi, jika pengetahuan perawat kurang dokumentasi, sedangkan 50% pengkajian
maka akan mempengaruhi pelayanan risiko jatuh, aspek pada pemasangan tanda
terhadap pasien rawat jalan atau rawat inap. risiko jatuh, didapat keterlaksanaannya
hanya 51% .
b. Distribusi Frekuensi Kepatuhan
Berdasarkan hasil penelitian yang di Menurut Depkes (2006) keselamatan pasien
lakukan oleh peneliti diperoleh hasil bahwa rumah sakit adalah suatu sistem di mana
dari 55 responden, responden dengan patuh rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
yaitu 42 responden (76,4%), responden aman. Salah satu tujuan penting dari
dengan kepatuhan, tidak patuh yaitu 13 penerapan sistem keselamatan pasien di
responden (23,6%). rumah sakit adalah mencegah dan
Hasil yang di lakukan dalam penelitian ini mengurangi terjadinya incident
dari 55 responden, 40 perawat patuh dalam Keselamatan Pasien (IKP) dalam pelayanan
menjalankan SOP menurunkan resko jatuh, kesehatan. IKP adalah setiap kejadian atau
Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam situasi yang dapat mengakibatkan atau
melaksanakan suatu aturan dalam dan berpotensi mengakibatkan cidera yang
perilaku yang disarankan (Bart,2004,hlm 66 seharusnya tidak terjadi. IKP ini meliputi
dalam Elizabeth 2012). kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian
Jatuh merupakan suatu kejadian yang nyaris cidera (KNC), kejadian potensial
dilaporkan penderita atau saksi mata, yang cedera (KPC), kejadian centinel (KKP-RS
melihat kejadian mengakibatkan seseorang 2007).
mendadak terbaring/terduduk di lantai /
tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo,

6 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol. .... No. .....


Resiko jatuh dalam pelaynan rawat inap peningkatan komunikasi efektif dan juga
pada rumah sakit sangatlah harus pengurangan resiko infeksi terkait
diperhatikan dengan serius, sebap setiap pelayanan kesehatan karena memiliki nilai
pasien mendapatkan pelayanan yang dapat p < 0,05 dan mempunyai kekuatan korelasi
memberi kenyamanan dan kepuasan yang lemah.
terhadap pasien maupun keluarga pasien,
maka dari itu setiap rumah sakit harus Penelitian ini sejalan dengan penelitian
memperhatikan dari semua aspek salah yang di lakukan oleh simanungllang pada
satunya dari bangunan, fasilitas dan sumber tahun 2014, hubungan pengetahuan perawat
daya manusia atau petugas perawat yang tentang patient safety dengan perilaku
berkompeten. pencegahan pasien risiko jatuh di Rumah
Sakit Puri Cinere, Depok, penelitian yang
2. Analisa Bivariat dilakukan pada 60 responden dengan
Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan Analisis univariat dan bivariat dengan
perawat terhadap penerapan standart menggunakan uji korelasi Pearson Product
prosedur operasional menurunkan resiko Moment. Sebagian besar responden adalah
jatuh di ruang dewasa RS Panti Wilasa berusia antara 21-30 tahun (50%), jenis
Citarum Semarang. kelamin di dominasi oleh perempuan
(91,7%), sebagian berpendidikan D3
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan (66,7%), dan lama bekerja >10 tahun
uji Spearman, di dapatkan nilai p value = sebanyak 40%. Hasil penelitian
0,025 dengan ά = 0,05 (5%) dan nilai Rho menunjukkan skor pengetahuan sebanyak
,302 maka Ha diterima, sehingga dapat 60% kurang baik dan 58,3% perilaku
dikatakan bahwa ada hubungan yang antara kurang baik (p Value < 0,05). Kesimpulan
pengetahuan dengan kepatuhan perawat penelitian ini adalah adanya hubungan yang
terhadap penerapan standart prosedur sangat kuat antara pengetahuan perawat
operasional menurunkan resiko jatuh di tentang patient safety dengan perilaku
ruang dewasa RS Panti Wilasa Citarum pencegahan pasien risiko jatuh. Saran untuk
Semarang, terdapat hubungan yang lemah. Rumah Sakit Puri Cinere adalah salah
satunya meningkatkan pengetahuan perawat
Penelitian yang dilakukan oleh said tentang patient safety melalui pelatihan,
menyebutkan bahwa, analisis bivariat seminar, pendidikan formal dan informal.
digunakan untuk melihat adanya hubungan
pengetahuan dan sikap perawat dengan Perilaku kepatuhan bersifat sementara
penerapan international patient safety karena perilaku ini akan bertahan apabila
goals. Untuk hubungan antara pengetahuan ada pengawasan. Jika pengawasan hilang
dengan penerapan international patient atau mengendur maka akan timbul perilaku
safety goals memiliki nilai p=0,009 dengan ketidak patuhan. (Sarwono, 2007.hlm56).
korelasi sebesar 0,24, artinya semakin patuh di pengaruhi beberapa factor
tinggi pengetahuan maka semakin baik diantarany, pengetahuan, sikap, kemampun,
penerapan international patient safety motivasi, karakteristik organisasi,
goals. Untuk hubungan sikap dengan kelompok, pekerjaan, lingkungan. Dari
penerapan international patient safety goals faktor tersebut peneliti melakukan
memiliki nilai p=0,03 dengan korelasi penelitian hubungan pengetahuan dengan
sebesar 0,20, artinya semakin baik sikap kepatuhan perawat terhadap SOP resiko
maka semakin baik penerapan international jatuh, pengetahuan yang baik akan
patient safety goals. Pengetahuan dan sikap memberikan pelayanan yang baik juga
berhubungan dengan penerapan dalam bidang resiko jatuh pada pasien

Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat...... (rishacahyatimur@gmail.com) 7


rawat inap, dengan sumber daya manusia 3. Peneliti selanjutnya
yang baik diharapkan pelayanan juga akan Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
baik, Ada beberapa hal untuk pencegahan dilakukan dengan metoda yang berbeda,
resiko jatuh yaitu: Identifikasi faktor resiko, tidak hanya di tinjau dari pengetahuan dan
Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan kepatuhan perawat menjalankan SOP resiko
(gait), Mengatur/ mengatasi faktor jatuh.
situasional.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Adapun beberapa simpulan yang dapat peneliti Alimul Hidayat, A. Aziz (2007). Metode
simpulkan yaitu sebagai berikut: Penelitian Keperawatan dan teknik
Analisa Data. Jakarta: Salemba
1. Gambaran tingkat pengetahuan baik Medika
sebanyak 42 responden (76,4%) dan
berpengetahuan tidak baik sebanyak 13 A.M., Sardiman. (2007). Interaksi dan
responden (23,6%). Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
2. Gambaran tingkat pengetahuan patuh
sebanyak 42 responden (76,4%) dan tidak Arief Subyantoro (2009). Karakteristik
patuh sebanyak 13 responden (23,6%). Individu, Karakteristik Pekerjaan,
Karakteristik Organisasi Dan
3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan Kepuasan Yang dimediasi Oleh
kepatuhan perawat terhadap penerapan Motivasi Kerja, Jurnal Aplikasi
standart prosedur operasional menurunkan Manajemen, 11(1). 11-19
resiko jatuh di ruang dewasa RS Panti
Wilasa Citarum Semarang, dengan arah Aziz Alimut Hidayat. (2007). Metode
korelasi positif dengan kekuatan korelasi Penelitian Kebidanan dan Teknik
lemah. Analisis Data. Surabaya : Salemba
Medika.
SARAN Azwar, S, (2009). Sikap Manusia, Teori dan
1. Bagi perawat Pengukurannya.Jakarta : Pustaka
Bagi perawat dalam menjalankan tugas Pelajar.
diharapkan dapat untuk menjalankan tugas
yang sudah menjadi tanggung jawab dalam Budiono, Sugeng, Arief Alamsyah dan Wahyu.
profesinya, perawat harus dapat (2014). Pelaksanaan Program
memberikan pelayanan sesuai SOP yang Manajemen Pasien Dengan Resiko
telah di tetapkan suatu instansi dimana Jatuh di Rumah Sakit Jurnal
perawat itu bekerja. Kedokteran Brawijaya, Vol. 28,
Suplemen No.1
2. Bagi Rumah Sakit
Perlunya pelatihan dan pengawasan Hary Agus Sanjoto, S.Sos, MPH, (2013).
terhadap kinerja perawat harus di lakukan Pencegahan Pasien Jatuh Sebagai
agar dapat menjadikan perawat patuh Strategi Keselamatan Pasien: Sebuah
dengan peraturan yang telah di buat sebuah Sistematik Review.
Rumah Sakit. http://mutupelayanankesehatan.net/in
dex.php/component/content/article/1
9headline/532 diperoleh tanggal 20
januari 2016

8 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol. .... No. .....


Isomi M. Miake-Lye et al. (2013). Inpatient Rahayu, Sri Basuki dan Gendro Pujaningsih S.
Fall Prevention Programs as a 2009. Pengaruh Motivasi,
Patient Safety Strategy. A Systematic Lingkungan Kerja, Kepemimpinan
Review. Annals of Interbal Medicine. Dan Kompetesi Terhadap Kinerja
Vol 158. No 5 Tenaga Tutor Program Paket B
Pendidikan Luar Sekolah Dengan
Ivancevich, Konopaske, Matteson, (2006). Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Perilaku dan Manajemen Organisasi. Pemoderasi Di Kabupaten
Jakarta: PT.Erlangga. Karanganyar. STIE AUB
SURAKARTA.
Kemenkes RI.(2011), Standar Akreditas
Rumah Sakit, Kerjasama Direktorat Stanley, M., & Beare, P. G. (2006). Buku Ajar
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan Komisi Akreditasi Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Rumah Sakit (KARS), Jakarta Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods).
Komariah, S. 2012. Peran Keperawatan Bandung : Alfabeta
Dalam Menurunkan Insiden
Keselamatan Pasien
http://manajemenrumahsakit.net/files
/siti%20komariah%20_PERAN%20
KEP %20DALAM%20IKP.pdf
diperoleh tanggal 29 November 2015

Notoatmodjo. (2007a). Pendidikan dan


perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

___________. (2007b). Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi,
Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika

Prasetyo. (2007). MPKT MODUL 1. Jakarta:


Lembaga Penerbitan FEUI.

Pranoto. (2007). Ilmu Kebidanan. Yogyakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirsohardjo

Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat...... (rishacahyatimur@gmail.com) 9

Anda mungkin juga menyukai