Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam memberikan Asuhan keperawatan pada An. U.M dengan diagnosa

medis pnumonia di Ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah

Waikabubak selama 3 hari, mulai tanggal 28 -30 Juni 2016, Penulis

melakukan Asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap, yaitu : Pengkajian,

Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi. Penulis akan

membahas mengenai keterkaitan dan Kesenjangan yang terjadi anatara

teori dan praktek dengan uraian sebagai berikut.

a. Berihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna

mempertahankan jalan napas yang bersih.

1. Batasan karakteristik

Subjektif: Dispnea

Objektif : 1) Bunyi napas tambahan ( misalnya ronchi basah halus,

ronki basah kasar dan ronchi kering).

2) Perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan

3) Batuk tidak efektif

4) Sianosis

5) Kesulitan untuk bersuara

6) Penurunan bunyi napas

7) Kegelisahan ( Nanda, NIC NOC, 2007)

57
2. Pengkajian :

DS: 1) Anak mengeluh sesak saat bernapas

2) Anak mengeluh sesak saat bermain

3) Anak mengeluh batuk

DO: Inpeksi: bentuk dada simetris, frekuensi napas normal 30-50

x/menit, penggunaan otot bantu napas, adanya retraksi

dinding dada, cuping hidung dan tachipnea.

Palpasi: pernapasan teratur, tidak adanya nyeri saat bernapas

dan penurunannya ekspansi paru

Perkusi: sonor atau suara paru normal, hipersonor atau adanya

tahanan udara, pekak atau adanya cairan dalam

rongga pleura, redup atau adanya jaringan padat dan

timpani atau terisi udara.

Auskultasi: adakah terdengar stridor, terdengar bunyi ronchi dan

vesikuler ( Arif Muttaqin, 2008).

Sedangkan pada kasus nyata hasil pengkajian terhadap An. U.M yang

dilakukan dengan metode anamnesa dengan prosedur wawancara,

observasi dan pemeriksaan fisik di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Waikabubak Pada Tanggal 28 Juni jam 14.00 Wita sama dengan

data pengkajian pada teori antara lain :

1. Pengkajian :

DS: Ibu pasien mengatakan anaknya batuk dan sesak napas sejak 2

hari yang lalu.

58
DO: Anaknya bernapas cepat , batuk- batuk, adanya retraksi dinding

dada dan terpasang oksigen 2 liter/menit, RR: 40 x/menit, Nadi :

100 x/menit, Bunyi ronchi.

2. Diagnosa keperawatan

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret

yang kental .

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan jalan napas kembali efektif

KH : a) Jalan napas kembali bersih

b) Tidak bunyi ronchi

c) RR kembali normal (30 x /menit)

d) Dapat batuk efektif dan tidak ada mucus

3. Intervensi keperawatan

Tujuan dan perencanaan tindakan keperawatan dapat dicapai dengan

spesifik (jelas atau khusus), measurable (dapat diukur), achievable

(dapat diterima), rasional dan time (ada kriteria waktu). Pada tahap

perencanaan pada anak pneumonia menurut Ngaistiyah 2008 dan

intervensi keperawatan yang sudah di tetapkan untuk mengatasi

masalah keperawatan yang muncul pada An. U.M dan yang sesuai

dengan teori adalah: Observasi TTV ( suhu,nadi dan pernapasan)

rasional pada intervensi ini adalah: deteksi dini dalam upaya

pencegahan gagal napas, observasi suara napas tambahan

rasionalnya segera mengetahui ada tidaknya suara napas tambahan,

berikan posisi semi fowler rasionalnya memungkinkan lancarnya

59
pertukaran gas dan dapat mencegah gagal napas, serta memberikan

kenyamanan pada anak, pasang oksigen 2 liter/menit rasionalnya

membantu dalam pemenuhan oksigen dalam tubuh, kaji sputum (

jumlah, frekuensi, warna) rasionalnya segera menentukan intervensi

selanjutnya, lakukan fisioterapi dada ( claping) rasionalnya untuk

merangsang pengeluaran sekret dan pembersihan jalan napas,

lakukan nebolizer ventolin ½ rapsul + NACL 4cc, rasionalnya dapat

mengencerkan dahak, lakukan/ kolaborasi penghisapan lendirMsecara

mekanik rasionalnya merangsang atau membersihkan jalan napas

secara mekanik, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik

rasionalnya mempercepat proses penyembuhan dan pengeluran

sekret. Intervensi yang ada pada tiori dan kasus nyata pada An.U.M

ada kesenjangan. Dan ada 1 intervensi tidak diangkat dalam kasus

nyata yaitu: lakukan tindakan batuk efektif tidak diangakt karena

disesuaikan dengan keadaan pasien.

4. Adapun implementasi yang telah diberikan pada An. U.M adalah :

Mengkaji pola napas, RR 40x/menit, mendengarkan suara napas

tambahan ronchi, memberikan posisi semi fowler, melakukan

pemasangan oksigen 2 liter/menit, mengkaji sputum ( warna,

frekuensi, jumlah), melakukan nebuliser ventolin ½ rapsul + NACL 4

cc, memberikan injeksi cefotaxime, dexametason, ampicilin dan

melayani obat oral ambroxol.

5. Evaluasi yang didapat pada diagnosa pertama setelah melakukan

implementasi pada An. U.M adalah anak batuk-batuk berkurang, jalan

napas kembali bersih, tidak terdengar bunyi ronchi, suara napas

60
kembali normal 30-50 x/menit sesuai tujuan yang diharapkan dan

masalah teratasi sebagian .

b. Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas

rentang normalnya ( 38-40 0C ).

1. Batasan karakteristik

DS : Mual

DO : a) Suhu tubuh meningkat diatas rentang rormal

b) Frekuensi napas meningkat

c) Mukosa kering

d) Kulit hangat bila disentuh

e) Takikardi

2. Pengkajian

DS: Pasien mengeluh badannya panas

DO: Inpeksi : pasien terlihat lemas, mukosa kering

Palpasi : suhu tubuh panas 39-40 Oc ( Carpenito, 2008).

Sedangkan pada kasus nyata hasil pengkajian terhadap An. U.M yang

dilakukan dengan metode anamnesa dengan prosedur wawancara,

observasi dan pemeriksaan fisik di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Waikabubak Pada Tanggal 28 Juni jam 14.00 Wita sama dengan

data pengkajian pada teori antara lain:

61
1. Pengkajian

DS :Ibu pasien mengatahkan badan anaknya panas tinggi.

DO : a) Badan lemas

b) Mukosa kering

c) Badan teraba panas 39 0C

d) Leokosit: 19,940 mm3

e) Anak sering rewel

2. Diganosa keperawatan

Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan

Tujuan : Setelah dialakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam

diharapakan tidak panas.

KH : a) Pasien tidak panas

b) Suhu dalam batas normal ( 36,5 0C -37,2 0C).

c) RR dalam batas normal (30x/menit)

d) Nadi : 100x/menit

3. Intervensi keperawatan

Intervensi yang dilakukan pada An.U.M yaitu yang sesuai dengan tiori

adalah: Observasi TTV (suhu) rasionalnya segera mengetahui

keadaan pasien lebih awal, anjurkan kepada keluarga untuk gunakan

pakaian yang tipis rasionalnya mempermudah menyerap keringat,

berikan kompres hangat rasionalnya membantu menurunkan suhu

tubuh, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiuretik

(paracetamol) rasionalnya mempercepat proses penurunan panas

62
tubuh. Dan ada 1 intervensi yang tidak dilakukan dalam kasus nyta

yaitu: anjurkan minum air putih sebanyak 5 gelas/ hari rasionalnya

untuk memenuhi kebutuhan cairan pada anak karena disesuakan

dengan keadaan anak.

4. Impemntasi keperawatan pada diagnosa pertama yang dilakukan An.

U.M yaitu: mengobservasi suhu 390C, meganjurkan kepada keluarga

untuk menggunakn pakaian yang tipis, melakukan kompres hangat,

melayani pemberian antipiuretik (paracetamol sirup ½ sendok takar).

5. Evaluasi keperawatan pada diagnosa kedua yang di dapatkan pada

An. U.M adalah suhu tubuhnya kembali normal 36,5-37,20C, masalah

teratasi selama 2x 24 jam sesuai tujuan yang diharapkan

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

adalah keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi

untuk memenuhi kebutuhan metabolik

1. Batasan karakteristik

Subjektif: Kurangnya makanan, anak tidak suka makan dan kalau

makan sering muntah

Objektif : a) Tidak tertarik untuk makan

b) Konjungtiva dan membran mukosa pucat

c) Bising usus hiperaktif

d) Kadang muntah dan mual

e) Berat badan menurun

f) Menolak untuk makan

63
2. Pengkajian

DS: Pasien mengeluh susah makan dan kalau makan sering muntah

DO: Inpksi : mukosa bibir kering, abdomen simetris dan tidak ada luka

operasi

Auskultasi : bising usus 15 x/menit

Palpasi : tidak adanya nyeri saat menekan abdomen dan tidak ada

benjolan

Perkusi : timpani ( Wilkinso Judith, 2007).

Sedangkan pada kasus nyata hasil pengkajian terhadap An. U.M yang

dilakukan dengan metode anamnesa dengan prosedur wawancara,

observasi dan pemeriksaan fisik di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Waikabubak Pada Tanggal 28 Juni jam 14.00 Wita sama dengan

data pengkajian pada teori anatara lain:

1. Pengkajian

DS : Ibu pasien mengatahkan anaknya tidak disusui langsung.

DO: a) Badan anaknya lemas dan menggunakan NGT asi yang

dimasukan 1 cc/2 jam

b) Kongjungtiva pucat

c) BB menurun 2600 kg

d) BB beberapa bulan yang lalu 3500 kg

e) Hb: 10,1 gr%

64
2. Diagnosa keperawatan

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang kurang

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan pasien dapat menunjukkan status nutrisi yang

adekuat.

KH : a) Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang baik

b) Dapat asi secara langsung

c) BB meningkat 3500 kg

d) Mukosa kembali lembab

3. Intervensi keperawatan

Intervensi yang dilakukan pada An.U.M yang sesuai dengan teori

yaitu: timbang berat badan rasionalnya berat badan normal

menunjukan status gizi yang baik, ajarkan keluarga pasien tentang

makanan yang bergizi rasionalnya makanan yang bergizi dapat

mencukupi kebutuhan, ciptakan lingkungan yang nyaman rasionalnya

memberikan lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan napsu

makan pada anak, kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet

pada anak rasionalnya dengan kolaborasi tim gizi dapat memenuhi

kebutuhan nutrisi pada anak. Dan ada 1 intervensi yang tidak

dilakukan pada An. U.M yaitu berikan makanan dalam porsi kecil dan

sering termasuk makanan kering ( roti panggang) makanan yang

menarik oleh pasien rasionalnya tindakan ini dapat meningkat

masukan meskipun napsu makan mungkin lambat untuk kembali,

65
intervensi ini tidak dilakukakn karena disesuaikan dengan keadaan

pasien.

4. Implementasi yang telah diberikan pada An.U.M adalah: mengukur

berat badan An. U.M 2600 kg, mengajarkan keluarga pasien tentang

makanan yang bergizi, mengajurkan pada ibu pasien untuk makan

makanan yang bergizi agar asi lancar, menciptakan lingkungan yang

nyaman, memberikan asi dan air putih 10 cc melalui NGT dan

melayani injeksi ranitidin 2 x 5 mg/iv selama perawatan di rumah sakit.

5. Evaluasi yang didapat pada diagnosa ketiga setelah melakukan

implementasi didapatkan hasil bahwa An.U.M berat badan kembali

normal sesuai usianya, masalah teratasi sebagian selama 3 x 24 jam

sesuai tujuan yang di harapkan.

d. Cemas adalah dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan

kepercayaan diri yang tidak jelas asalnya maupun wujudnya

1. Batasan karakteristik

Subjktif : a) Penurunan produktivitas

b) Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam

peristiwa hidup

c) Gelisah

d) Kontak mata kurang

e) Resah

Objektif : a) Gelisah

b) Kesedihan yang mendalam

c) Distres

d) Ketakutan

66
e) Fokus pada diri sendiri

f) Gugup

g) Gembira berlebihan

h) Marah

i) Menyesal

j) Perasaan takut

k) Khawatir

2. Pengkajian

DS: Ibu mengatakan merasa khawatir dengan keadaan anaknya

DO : Ibu tampak cemas (Patricia A, 2005)

Sedangkan pada kasus nyata hasil pengkajian terhadap An. U.M yang

dilakukan dengan metode anamnesa dengan prosedur wawancara,

observasi dan pemeriksaan fisik di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Waikabubak Pada Tanggal 28 Juni jam 14.00 wita sama dengan

teori adalah:

1. pengkajian

DS : Orang tua pasien mengatakan khawatir dengan keadaan penyakit

yang di derita anaknya

DO : a) Orang tua bingung dengan penyakit anaknya

b) Kontak mata kurang

c) Kurang istrahat

67
d) Cemas dan gelisa

2. Diagnosa keperawatan

Cemas orang tua berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam

diharapkan cemas berkurang atau hilang

KH: a) Orang tua dan keluarga dapat diajak bekerja sama dalam

proses perawatan.

b) Orang tua pasien dapat mengerti dengan kondisi anaknya.

c) Orang tua pasien tampak tenang.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi yag diberikan pada keluarga An. U.M yaitu: Kaji penyebab

cemas rasionalnya sebagai dasar tindakan selanjutnya, jelaskan

pada ibu dan keluarga tentang keadaan pasien rasionalnya ibu dan

keluarga pasien dapat mengerti dan cemas berkurang, gunakan

komunikasi terapeutik, kontak mata, serta menjalini hubngan saling

percaya dengan keluarga pasien rasionalnya memberikan kesempatan

pada ibu pasien untuk membagi perasaannya dan mengurangi

kecemasan, libatkan keluarga dalam proses perawatan rasionalnya

keluarga akan memahami perawatan yang diberikan pada anaknya,

anjurkan kepada keluarga banyak berdoa untuk kesembuhan pasien

rasionalnya dengan berdoa keluarga akan merasa lebih tenang.

4. Implementasi keperawatan pada orang tua An. U.M adalah:

menjelaskan kepada orang tua An.U.M tenang pengertian pneumonia,

penyebab pneumonia, tanda dan gejala pneumonia, pencegahan

pneumonia, komplikasi pneumonia, libatkan keluarga dalam perawatan

68
An.U.M dan menganjurka pada keluarga pasien untuk banyak berdoa

untuk kesebuhan pasien.

5. Evaluasi yang didapat penulis setelah melakukan tindakan pada orang

tua An. U.M mengerti tentang pneumonia yang diderita pada An. U.M.

Dari data yang diperoleh bahwa orang tua An. U.M mengerti tentang

merawat An.U.M, masalah teratasi. Pada diagnosa keempat ini dan

intervensi yang dilakukan tidak ada pada teori.

Penulis tidak mengikuti semua intervensi yang terdapat pada teori tetapi

penulis menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi pasien serta

menyesuaikan dengan tersedianya sarana dan prasarana alat - alat medis

yang terdapat di ruangan perawatan.

Adapun dalam teori terdapat 8 diagnosa keperawatan yaitu

1. Bersihan jalan napas yang tidak efektif berhubungan dengan sekresi

mucus yang kental

2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan menurunnya

ekspansi paru sekunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga

pleura

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik,

peningkatan metabolisme umum sekunder dari kerusakan pertukaran

gas

4. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim varul, batuk

menetap

5. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder

terhadap demam dan proses inflamasi,

69
6. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan

dengan kehilangan cairan berlebihan, demam, berkeringat banyak,

nafas mulut, penurunan masukan oral.

7. Resiko infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan

pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit

kronis, malnutrisi.

8. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan

Tetapi hanya 3 diagnosa yang diangkat yaitu : Bersihan jalan napas tidak

efektif b/d produksi sekret yang kental, hipertermi b/d proses

peradangan, gangguan pemenuhankebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang . Sedangkan 5 diagnosa tidak

diangkat karena tidak terdapat data-data yang mendukung dan

manifestasi klinis yang tidak terdapat pada An.U.M. Dan ada diagnosa

baru yang ditemukan pada kasus nyata yaitu: Cemas orang tua b/d

kurang terpaparnya informasi. Diagnosa tersebut muncul karena pada

saat melakukan pengkajian ditemukan data bahwa orang tua pasien

mengatakan kuatir dengan keadaan penyakit yang diderita anaknya.

70
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada An. U.M maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah: asuhan keperawatan yang

dilaksanakan melalui proses keperawatan yaitu dengan melakukan

pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, menentukan intervensi

keperawatan, melakukan implementasi, dan melakukan evaluasi.

1. Pengkajian Keperawatan

Pada pengkajian yang dilakukan pada tanggal 28 Juni 2016 ibu pasien

mengatakan anaknya batuk-batuk, panas tinggi, serta anaknya sesak

napas sudah 2 hari dirumah.Pemeriksaan tanda-tanda vital Nadi:

100x/menit, Respirasi: 40x/menit, Suhu: 39°C

2. Diagnosa keperawatan yang di gunakan pada Ny. M.Badalah :

a) Bersihan jalan napas tidak efektif b/d produksi sekret yang kental

b) Hipertermi b/d proses peradangan

c) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh b/d intake yang kurang

d) Cemas orang tua b/d kurang terpaparnya informasi

3. Intervensi atau perencanaan yang dibuat berdasarkan diagnosa yang

ditegakkan yang sesuai dengan kondisi An. U.M sesuai dengan

kemampuan saran dan prasana di ruangan anak RSUD Waikabubak.

4. Implementasi atau pelaksanaan dibuat sesuai dengan intervensi yang

ditentukan.

71
5. Evaluasi dilakukan selama 3 hari dalam bentuk catatan perkembangan

dan dapat dipakai sesuai tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai.

B. Saran

Demi terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat,

khususnya pada anak dengan kasus pneumonia, untuk dapat mengurangi

angka kematian anak maka diperlukan suatu tindakan yang kooperatif dari

berbagai pihak yang memiliki wewenang tersebut, maka penulis memberikan

saran.

1) Bagi Rumah sakit

Mampu memberikan pelayanan kesehatan yang professional dan

bermutu sesuai dengan wewenang, dapat bekerja sama dengan anak

dan dapat meningkatkan peran perawat dalam fungsinya sebagai

pelaksana, pendidik, pelaksana, motivator sehingga lebih meningkatkan

kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, anak dan

keluarga.

2) Bagi Institusi Pendidikan

Agar dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik teori maupun

praktek sehingga mahasiswa dapat dengan mudah dan mandiri

mengimplementasikan dengan baik dan sesuai langkah-langkah yang

telah ditentukan.

3) Bagi Mahasiswa

Diharapkan mampu menguasai ilmu yang telah dipelajari dan dapat

mengaplikasikan ketika melaksanakan asuhan keperawatan maternitas

langsung dilahan praktek nyata.

72
4) Bagi Keluarga

Diharapkan peran aktif dalam membantu perawat untuk memenuhi

kebutuhan dasar pasien dan memberikan informasi tentang keadaan

pasien.

73

Anda mungkin juga menyukai